Anda di halaman 1dari 7

Dimensi Standar Kompetensi Lulusan

1. Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap:


1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
2. berkarakter, jujur, dan peduli,
3. bertanggungjawab,
4. pembelajar sejati sepanjang hayat, dan
5. sehat jasmani dan rohani
sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, kawasan regional, dan internasional.

2. Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan


metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan
kompleks berkenaan dengan:
1. ilmu pengetahuan,
2. teknologi,
3. seni,
4. budaya, dan
5. humaniora.
Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri
sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam
sekitar, bangsa, negara, serta kawasan regional dan
internasional.

Istilah pengetahuan Faktual, Konseptual, Prosedural, dan


Metakognitif pada masing-masing satuan pendidikan
dijelaskan sebagai berikut :
Faktual
Pengetahuan teknis dan spesifik, detail dan kompleks
berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya terkait dengan masyarakat dan lingkungan alam
sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan internasional.
Konseptual
Terminologi/ istilah dan klasifikasi, kategori, prinsip,
generalisasi, teori,model, dan struktur yang digunakan
terkait dengan pengetahuan teknis dan spesifik, detail dan
kompleks berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, dan budaya terkait dengan masyarakat dan lingkungan
alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan
internasional.

Prosedural
Pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu atau kegiatan
yang terkait dengan pengetahuan teknis, spesifik, algoritma,
metode, dan kriteria untuk menentukan prosedur yang sesuai
berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya, terkait dengan masyarakat dan lingkungan alam
sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan internasional.

Metakognitif
Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri
dan menggunakannya dalam mempelajari pengetahuan
teknis, detail, spesifik, kompleks, kontekstual dan
kondisional berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, dan budaya terkait dengan masyarakat dan lingkungan
alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan
internasional.

3. Keterampilan Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak:


1. kreatif,
2. produktif,
3. kritis,
4. mandiri,
5. kolaboratif, dan
6. komunikatif
melalui pendekatan ilmiah sebagai pengembangan dari yang
dipelajari di satuan pendidikan dan sumber lain secara
mandiri

Fungsi dan Tujuan Ekstrakurikuler


Fungsi kegiatan ekstrakurikuler pada SMAN 12 Bone adalah untuk mengembangkan
kemampuan potensi dan rasa tanggung jawab memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk memperluas pengalaman sosial dalam kesiapan karir peserta didik melalui
pengembangan kapasitas. Terdapat empat fungsi kegiatan ekstrakurikuler pada SMAN 12
Bone yaitu: Fungsi pengembangan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk
mendukung perkembangan personal peserta didik melalui perluasan minat, pengembangan
potensi, dan pemberian kesempatan untuk pembentukan karakter dan pelatihan
kepemimpinan. Fungsi sosial, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk memperluas pengalaman sosial, praktik keterampilan sosial, dan
internalisasi nilai moral dan nilai sosial. Fungsi rekreatif, yakni bahwa kegiatan
ekstrakurikuler dilakukan dalam suasana rilek, menggembirakan, dan menyenangkan
sehingga menunjang proses perkembangan peserta didik. Kegiatan ekstrakulikuler harus
dapat menjadikan kehidupan atau atmosfer sekolah lebih menantang dan lebih menarik bagi
peserta didik. Dan Fungsi persiapan karir, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi
untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik melalui pengembangan kapasitas.
Kegiatan ekstrakurikuler memiliki tujuan berikut : Siswa dapat memperdalam dan
memperluas pengetahuan keterampilan mengenai hubungan antara berbagai mata pelajaran,
menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya yang:
a) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. b) Berbudi pekerti luhur. c)
Memiliki pengetahuan dan keterampilan. d) Sehat rohani dan jasmani. e) Berkepribadian
yang mantap dan mandiri. f) Memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Siswa mampu memanfaatkan pendidikan kepribadian serta mengaitkan pengetahuan yang
diperolehnya dalam program kurikulum dengan kebutuhan dan keadaan lingkungan.
Dalam buku Panduan Pengembangan Diri Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22
Tahun 2006 juga menjelaskan tentang prinsip-prinsip kegiatan ekstrakurikuler sebagai
berikut:
1) Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan potensi, bakat, minat
peserta didik masing-masing.
2) Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan keinginan dan diikuti
secara sukarela peserta didik.
3) Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang menuntut keikutsertaan
peserta didik secara penuh.
4) Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam suasana yang disukai dan
menggembirakan peserta didik.
5) Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang membangun semangat peserta didik
untuk bekerja dengan baik dan berhasil.
6) Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan untuk
kepentingan masyarakat.

Layanan bimbingan dan konseling dalam implementasi kurikulum 2013 dilaksanakan oleh
konselor atau guru bimbingan dan konseling sesuai dengan tugas pokoknya dalam upaya
membantu tercapainya tujuan pendidikan nasional, dan khususnya membantu
siswa/konseli mencapai perkembangan diri yang optimal, mandiri, sukses, sejahtera dan
bahagia dalam kehidupannya. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan kolaborasi dan
sinergisitas kerja antara guru bimbingan dan konseling, guru matapelajaran, pimpinan
sekolah/madrasah, staf administrasi, orang tua, dan pihak lain yang dapat membantu
kelancaran proses dan pengembangan peserta didik/konseli secara utuh dan optimal
dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir.

Apa. fungsi layanan bimbingan dan konseling. Layanan Bimbingan dan Konseling berfungsi
untuk :
a. Perluasan pemahaman diri dan lingkungan
b. Pendorong pertumbuhan dan perkembangan
c. Proses penyesuaian diri dengan lingkungan
d. Penyaluran pilihan pendidikan,pekerjaan da karir
e. Solusi atas masalah
f. Perbaikan dan penyembuhan
g. Pemeliharaan kondisi pribadi dan situasi yang kondusif
h. Pengembangan potensi diri secara optimal

Apa Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling. Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling
adalah Membantu konseli/siswa agar dapat mencapai perkembangan optimal dan
kemandirian secara utuh dalam aspek pribadi,belajar,social dan karir

Asas layanan bimbingan dan konseling adalah


1. Kerahasiaan sesuai kode etik bimbingan dan konseling
2. Kesukarelaan dalam mengikuti layanan yang diperlukan
3. Keterbukaan dalam memberikan dan menerima informasi
4. Keaktifan dalam penyelesaian masalah
5. Kemandirian dalam pengambilan keputusan
6. Kekinian dalam penyelesaian masalah pada kehidupan konseli
7. Kedinamisan dalam memandang konseli
8. Keterpadian kerja antarpemangku kepentingan pendidikan
9. Keharmonisan layanan dengan visi dan misi sekolah serta nilai dan norma kehidupan yang
berlaku
10. Kehadiran dalam pelayanan yang sesuai kaidah akademik dan professional
11. Alih tangan kasus untuk layanan di luar keahlian dan kewenangan
12. Tut wuri handayani dalam memfasilitasi setiap peserta didik

Sedangkan Prinsip Layanan Bimbingan Dan Konseling


1. Pelayanan bimbingan dan konseling untuk semua siswa dan tidak diskriminatif
2. Bimbingan sebagai proses pelayanan individu karena setiap peserta didik memiliki
keunikan masing-masing
3. Bimbingan konseling memberikan bantuan untuk membangun pandangan positif pada diri
dan lingkungan
4. Bimbingan dan konseling berlangsung dalam konteks kehidupan
5. Bimbingan dan konseling dalam bingkai budaya Indonesia
6. Bimbingan dan konseling bersifat fleksibel, adaptif, dan berkelanjutan
7. Pelayanan bimbingan dan konseling ditangani tenaga professional
8. Pelayanan bimbingan dan konseling berlandaskan program yang berbasis hasil analisis
kebutuhan siswa sesuai dengan perkembangannya
9. Bimbingan dan konseling dievaluasi secara berkala untuk sebagai dasar perbaikan proses
layanan dan untuk mengukur hasil yang dicapai.

Komponen Layanan Bimbingan dan Konseling, meliputi


a. Program Layanan
b. Bidang Layanan
c. Struktur dan bidang Layanan
d. Format layanan
e. Kegiatan dan Alokasi waktu

Program Layanan dalam kelas maupun di luar kelas yang dirumuskan dalam bentuk program
tahunan dan program semester meliputi kegiatan:
a. Layanan dasar (guidance curriculum) merupakan layanan penyiapan pengalaman
terstruktur dan sistematis agar dapat menyesuaikan diri dengan tugas tugas perkembangan
secara alamiah dan normal
b. Layanan peminatan perencanaan individual agar peserta didik belajar sesuai dengan
minatnya dan mengikuti proses sistematik untuk merencanakan masa depannya. Layanan
responsif, merupakan pemberi bantuan dalam menghadapi masalah dalam proses
perkembangannya

KKM di SMAN 12 Bone mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dengan
mempertimbangkan karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi
satuan pendidikan. KKM dirumuskan setidaknya dengan memperhatikan 3 (tiga) aspek, yaitu
kompleksitas materi/kompetensi, intake (kualitas peserta didik), serta guru dan daya dukung
satuan pendidikan.
a. Aspek karakteristik materi/kompetensi yaitu memperhatikan kompleksitas KD dengan
mencermati kata kerja yang terdapat pada KD tersebut dan berdasarkan data empiris dari
pengalaman guru dalam membelajarkan KD tersebut pada waktu sebelumnya. Semakin tinggi
aspek kompleksitas materi/kompetensi, semakin menantang guru untuk meningkatkan
kompetensinya.
b. Aspek intake yaitu memperhatikan kemampuan peserta didik yang dapat diidentifikasi
antara lain berdasarkan hasil ujian nasional pada jenjang pendidikan sebelumnya, hasil tes
awal yang dilakukan oleh sekolah, atau nilai rapor sebelumnya. Semakin tinggi aspek intake,
semakin tinggi pula nilai KKMnya.
c. Aspek guru dan daya dukung antara lain memperhatikan ketersediaan guru, kesesuaian
latar belakang pendidikan guru dengan mata pelajaran yang diampu, kompetensi guru
(misalnya hasil Uji Kompetensi Guru), rasio jumlah peserta didik dalam satu kelas, sarana
prasarana pembelajaran, dukungan dana, dan kebijakan sekolah. Semakin tinggi aspek guru
dan daya dukung, semakin tinggi pula nilai KKM-nya.
Secara teknis prosedur penentuan KKM mata pelajaran pada satuan pendidikan dapat
digambarkan sebagai berikut:
1) menetapkan KKM setiap kompetensi dasar (KD), yang menggunakan kriteria analisis
dengan mempertimbangkan aspek karakteristik peserta didik (intake), karakteristik mata
pelajaran (kompleksitas materi/kompetensi), serta guru dan kondisi satuan pendidikan (daya
dukung);
2) menetapkan KKM mata pelajaran yang merupakan rata-rata dari semua KKM kompetensi
dasar yang terdapat dalam satu mata pelajaran sesuai dengan tingkat kelas;
3) menetapkan KKM pada tingkat kelas yang merupakan rata-rata dari semua KKM mata
pelajaran pada setiap tingkat kelas; dan
4) Menetapkan KKM satuan pendidikan yang merupakan rata-rata dari semua KKM pada
setiap tingkat kelas X, XI, dan XII dalam satu tahun pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai