Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kandidiasis merupakan infeksi jamur yang umumnya disebabkan oleh

mikroorganisme Candida sp. Salah satu adalah dari spesies Candida albicans.

Candida albicans merupakan jamur golongan khamir yang hidup sebagai flora

normal dalam rongga mulut, traktus genitalia wanita, dan kulit. Penyakit ini

beresiko menyerang wanita dan sering terjadi pada ibu hamil dan menyusui

dengan frekuensi kejadian kandidiasis vulvovaginitis pada tahun 2014 antara 45%
3
dan 75%. Berdasarkan data di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ulin

Banjarmasin tahun 2010-2012, didapatkan jumlah penderita kandidiasis sebanyak

143.4

Kasus kandidiasis baik di negara maju maupun negara berkembang

mendorong para peneliti untuk terus mengembangkan obat untuk mencegah atau

menyembuhkan penyakit ini. Penggunaan obat antifungi yang terbuat dari bahan

kimia seperti ketokonazol telah banyak yang berhasil.5 Namun, dalam penggunaan

jangka panjang obat ini dapat menyebabkan resisten. Oleh karena itu diperlukan

usaha untuk pengobatan tradisional berbahan herbal seperti tanaman obat yang

dapat menghambat pertumbuhan jamur dan menghindari terjadinya resistensi.6

Tanaman obat tradisional yang sering digunakan untuk pengobatan infeksi jamur

adalah daun katuk dan daun kelakai.8,9

Universitas Lambung Mangkurat


2

Tanaman Kelakai (Stenochlaena palustris) dan tanaman katuk (Sauropus

androgynus) merupakan tanaman rawa yang dapat tumbuh di Kalimantan Selatan.

Daun kelakai dan daun katuk selain mengobati penyakit kulit juga berkhasiat

mencukupi zat besi terhadap ibu hamil dan menyusui. Daun kelakai mengandung

senyawa aktif yaitu flavonoid, alkaloid, dan steroid sedangkan daun katuk

mengandung senyawa aktif yaitu flavonoid, saponin, dan tannin. Kedua tanaman

tersebut mempunyai efek sebagai antijamur.10,11,12

Hasil penelitian Sumanthy (2010), diketahui bahwa ekstrak daun kelakai

memiliki efek antijamur terhadap Aspergillus niger dengan nilai konsentrasi

hambat minimum sebesar 50mg/ml.13 Hasil penelitian Hani (2016) menyatakan

bahwa ekstrak etanol daun katuk terbukti berefek terhadap pertumbuhan Candida

albicans dengan diameter zona hambat terbesar ada pada konsentrasi 95%.15

Sedangkan efek terhadap daun katuk terhadap Candida albicans berdasarkan

penelitian Kadek et al (2017) dengan konsentrasi 5% sampai 40% didapatkan

daya hambat terhadap Candida albicans.16 Dari hasil penelitian Mirwa et al

(2015) uji daya hambat daun katuk dilakukan terhadap konsentrasi 5% sampai

10% tidak menunjukan aktivitas daya hambat terhadap pertumbuhan jamur

Candida albicans.17

Selain menggunakan sediaan tanaman obat tunggal, juga dapat

menggunakan sediaan kombinasi. Bentuk sediaan kombinasi diduga dapat

menghasilkan efek yang lebih besar, yaitu efek sinergisme. Hasil penelitian

menyebutkan bahwa efek antijamur kombinasi infus daun sirih dan tanaman

Universitas Lambung Mangkurat


3

delima mempunyai efek antijamur yang lebih besar daripada efek antijamur

tunggalnya.

Hasil penelitian di atas menunjukan bahwa, baik daun katuk (Sauropus

androgynus) dan daun kelakai (Stenochlaena palustris) memiliki efek sebagai

antijamur. Namun, belum diketahui perbandingan aktivitas daya hambat kedua

tanaman ini jika dikombinasikan terhadap pertumbuhan Candida albicans. Pada

penelitian ini diharapkan dapat diketahui apakah ada daya senergistik dan

ketepatan konsentrasi optimum sediaan tunggal dan kombinasi daun katuk dan

daun kelakai dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans, serta dapat

memberikan masukan kepada masyarakat sebagai salah satu pengobatan alternatif

terhadap kandidiasis.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada

penilitan ini adalah apakah terdapat perbedaan zona hambat dari perlakuan

tunggal dan kombinasi infus daun kelakai dan daun katuk terhadap Candida

albicans ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah menjelaskan perbandingan aktivitas

daya hambat sediaan tunggal dan kombinasi infus daun kelakai (Stenochlaena

palustris) dan daun katuk (Sauropus androgynous) terhadap pertumbuhan

Candida albicans.

Universitas Lambung Mangkurat


4

Tujuan khusus penelitian ini adalah menguji dan menganalisis zona hambat

sebagai efek dari sediaan tunggal dan kombinasi beberapa perlakuan infus daun

kelakai (Stenochlaena palustris) dan daun katuk (Sauropus androgynous) yang

memberikan efek sinegisme terhadap Candida albicans.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi ilmiah tentang

aktivitas sediaan tunggal dan kombinasi infus daun katuk dan daun kelakai dalam

menghambat Candida albicans. Dengan diketahui ada atau tidaknya efek

sinergisme dari kombinasi ini, diharapkan dapat menjadi dasar guna penelitian

lebih lanjut.

Universitas Lambung Mangkurat


5

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Aktivitas Daya Hambat Ekstrak Methanol

Daun Kelakai (Stenochlaena palustris) dan Daya Hambat Ekstrak Methanol Daun

Katuk (Sauropus androgynys) terhadap Candida albicans.

No Nama Judul Penelitian Persamaan Perbedaan


Peneliti
(Tahun)
(a) (b) (c) (d) (e)
1. Sumath Effects of Menggunakan Candida albicans
y V et al Stenochlaena daun sebagai jamur uji
(2010) palustris Leaf kelakai,sebagai
15
Extract on bahan uji Menggunakan
Growth and antijamur sediaan tunggal
Morphogenesis of Diekstraksi dan kombinasi
Food Borne dengan metanol daun kelakai dan
Pathogen, daun katuk
Aspergillus niger
Menggunakan
sediaan infus
2. Z.zurain Antimicrobial and Menggunakan Menggunakan
i et.al Antifungal ekstrak metanol sediaan tunggal
(2010) Activities of Local dan kombinasi
17
Edible Fern infus daun
Stenochlaena kelakai dan daun
Palustris (Burm. katuk
F.) Bedd
Untuk meneliti
efek sinergisme
dan daya hambat
terhadap Candida
albicans

3. Hani Pengaruh Ekstrak Meneliti Menggunakan


Natalie Etanol Daun Ekstrak. kombinasi infus
(2016) Katuk (Sauropus Daun Katuk daun katuk dan
(18)
androgynus [L.] Menggunakan daun kelakai.
Merr.) terhadap Candida
Pertumbuhan albicans sebagai
Candida albicans jamur uji.
secara In Vitro

Universitas Lambung Mangkurat


6

4. Kadek The difference of Menggunakan Menggunakan


et al inhibitory zone Candida sediaan tunggal
(2017) between katuk albicans sebagai dan kombinasi
(19)
(Sauropus jamur uji. daun katuk dan
androgynous L. Meneliti daun kelakai.
merr.) leaf aktivitas daya
infusion and hambat terhadap Menggunakan
roselle (Hibiscus Candida sediaan infus
sabdariffa L.) albicans
petals towards
oral Candida
albicans

5. Mirwa Comparison Meneliti Meneliti efek


et.al Inhibition Test of perbandingan sinegistik daun
(2015) Katuk (Sauropus dua tanaman kelakai dan daun
(20)
androgynus), terhadap katuk terhadap
Beluntas (Pluchea pertumbuhan Candida albicans
indica), jamur.
Marigold(Cosmos Menggunakan
caudatus) and Candida
Basil (Ocimum albicans sebagai
sanctum) Toward jamur uji.
The Growth of
Candida albicans

Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya yang

mengkaji tentang aktivitas antimikroba tanaman kelakai dan tanaman katuk. Pada

penelitian ini menggunakan infus daun katuk dan daun kelakai serta untuk

mengetahui daya sinergisme.

Universitas Lambung Mangkurat

Anda mungkin juga menyukai