Teknik Elektro
Universitas Diponegoro
Semarang
ABSTRAK
Isolasi adalah salah satu bentuk peralatan tegangan tinggi yang berfungsi memisahkan dua atau lebih penghantar listrik
yang bertegangan, sehingga antara penghantar tidak terjadi lompatan api atau percikan api. Secara umum isolasi dibagi menjadi
3 (tiga) macam yaitu isolasi padat, cair dan gas. Kemampuan isolasi dalam menahan tegangan mempunyai batas-batas tertentu
sesuai dengan material penyusun dan lingkungan sekitarnya. Apabila tegangan yang diterapkan melebihi kuat medan isolasi
maka akan terjadi tembus atau breakdown yang menyebabkan terjadinya aliran arus antara peralatan tegangan tinggi.
Kekuatan isolasi gas dipengaruhi beberapa hal antara lain temperatur, kelembaban, angin, tingkat kontaminasi udara
dan tegangan yang diterapkan. Adanya kenaikan temperatur, kontaminasi udara dari bahan organik atau anorganik akan
mempengaruhi kekuatan isolasi dalam mencegah terjadinya tembus antar dua peralatan tegangan tinggi yang diisolasi.
Pemodelan peralatan tegangan tinggi dengan elektroda bola homogen dimaksudkan untuk mengetahui tegangan tembus udara
antara keduanya jika terjadi perubahan terhadap lingkungan sekitar berupa ionisasi thermis dan tekanan udara melalui
pengujian di laboratorium tegangan tinggi. Penerapan peralatan tegangan tinggi yang menggunakan elektroda homogen untuk
melindungi isolator dari tegangan lebih eksternal yang disebabkan oleh petir atau tegangan lebih internal yang disebabkan oleh
switching surge.
Teknik analisis data menggunakan cara analisis data kualitatif interpretatif dan analisis statistik secara elementer, yang
digunakan sejak awal penelitian dimulai, diantaranya dalam memilih obyek, sample, mengklasifikasikan simbol hingga
kesimpulan akhir penelitian. Analisis data secara statistik digunakan untuk memperkirakan kemungkinan tembus yang terjadi.
2
Ps = tekanan parsial uap air dalam keadaan jenuh (kPa) mengurangi penggunaan isolasi dan faktor keamanan dari
Kelembaban relatif ( ) diperoleh dari pengukuran peralatan serta lingkungan sekitar laboratorium uji tegangan
langsung dengan hygrometer. tinggi.
2.7 Tekanan
Pengukuran tekanan pengujian menggunakan
manometer air pipa U. Prinsip kerja manometer berdasarkan
tekanan hidrostatis yang disebabkan oleh fluida diam.
pA
Udara luar
po
h Akhir
Gambar 3.1 Elektroda bola
h Awal
3.1.3 Temperatur Pengujian
H2O Temperatur pengujian didasarkan pada data temperatur
rata-rata harian di Indonesia oleh stasiun Geofisika Bandung.
Temperatur pengujian diatur berdasarkan data diatas, mulai
Gambar 2.1 Manometer H2O pipa U dari 30 oC sampai dengan 52 oC pada kondisi kering dengan
pA = po + p . g . h .......................................................... (2.8) cara menyalakan lampu hingga temperatur udara dalam box
Dimana : uji sesuai dengan yang diharapkan.
p = massa jenis air = 1000 kg /m3
po = tekanan udara luar (N /m2) 3.1.4 Massa Udara
pA = tekanan absolut yang diukur (N /m2) Massa udara yang dimasukkan dalam box uji ditentukan
g = gravitasi, (9,8 m /detik2) dengan melihat beda tekanan ruang uji. Gas udara yang
ditambahkan bervariasi dengan tekanan 2 – 22 mm H2O.
2.8 Standarisasi Untuk Isolasi Udara
Di Indonesia dan Eropa, frekuensi yang digunakan 3.1.5 Pengukur Tekanan
adalah 50 Hertz. Sejumlah standar baku (IEC-Publication 52 Prinsip pengukurannya dengan mengukur beda
tahun 1960) telah menyatakan jarak bebas yang minimum ketinggian sebelum dan sesudah gas dimasukkan dalam ruang
serta nilai tegangan tembus pada kondisi baku (b = 1013 mbar, uji dengan bantuan fluida pengukur berupa air (H2O) dengan
t = 20 o C) untuk berbagai diameter bola D sebagai fungai massa jenis ( ) 1000 kg /m3.
besar bola s adalah :
Udo = f (D,s) .................................................................... (2.9) 3.2 Pengesetan Peralatan Dan Perencanaan Pengujian
Kelembaban udara tidak mempengaruhi tegangan Sebelum pengujian peralatan perlu diperiksa untuk
tembus dari sela bola, tetapi nilainya perlu dicantumkan saat memastikan rangkaian terpasang dengan benar. Perencanaan
pengukuran. Standarisasi uji kegagalan dalam gas hanya untuk untuk mempermudah dan mengurutkan proses pengujian agar
benda uji dengan elektroda bola oleh karena perbandingannya waktu pelaksanaan pengujian menjadi lebih cepat.
didasarkan pada besarnya tegangan tembus.
IV. DATA DAN ANALISA
III. SPESIFIKASI PERALATAN DAN Proses pengambilan data dilakukan di laboratorium
METODOLOGI PENGUJIAN tegangan tinggi dengan beberapa kondisi pengujian untuk
mengetahui karakteristik masing-masing keadaan pengujian.
3.1 Peralatan Dan Bahan
Peralatan yang digunakan meliputi unit pembangkit Hasil pengujian.
tegangan tinggi bolak-balik, elektroda bola, thermometer, box Pengujian isolasi udara menggunakan lampu 25W
uji, heater yang berupa lampu 25, 60, 75 dan 100 watt, Philips, 0,25 Klux.
tegangan rendah bolak balik 220 VF-N frekuensi 50 Hz, Tabel 4.1 Data pengujian isolasi udara menggunakan lampu
manometer air dan pompa udara. 25 W Philips.
sela Tegangan puncak / 2 (kV)
3.1.1 Ruang Uji No (mm) Udara normal, tekanan 991mbar, kelembaban 50%
Ruang uji dari bahan plastik acrylic yang tahan 1 10 20 30 45 60
terhadap temperatur sampai 180 oR. Box uji mempunyai menit menit menit menit menit menit
300 C 320 C 330 C 340 C 350 C 360 C
dimensi luar yaitu panjang 180 mm, lebar 100 mm dan tinggi 1 10 21,55 21,9 21,98 21,6 22,1 22,21
260 mm. Volume ruang uji adalah 4680 cm3 atau sama dengan 2 10 21,89 22,07 21,27 21,35 21,72 21,72
0,004680 m3. Box uji digunakan untuk meletakkan elektroda 3 10 21,94 22,18 21,25 22,23 21,78 21,55
bola, heater dan sebagai boundary gas serta panas yang 4 10 22,29 22,13 21,87 21,34 21,93 21,87
dimasukkan dalam sistem saat pengujian tegangan tembus.
5 10 22,21 21,78 22,87 22,15 21,38 21,70
6 10 22,30 21,93 22,13 22,25 21,93 21,70
3.1.2 Elektroda Bola
Mean 22,03 21,99 21,89 21,82 21,80 21,79
Elektroda bola yang digunakan untuk pengukuran
Standar 0,2935 0,1532 0,6033 0,4385 0,2476 0,2286
tegangan tembus dielektrik udara dibuat dengan menggunakan deviasi
bahan alumunium dengan diameter 50 mm dan panjang 70
mm. Jarak elektroda akan mempengaruhi tegangan tembus
yang diterapkan pada isolasi udara. Jarak elektroda pada
pengujian adalah 10 mm. Jarak yang pendek digunakan untuk
3
Pengujian isolasi udara menggunakan lampu 60 W 4 10 21,61 21,29 22,04 22,96 23,30 24,30
Philips, 0,80 Klux. 5 10 21,44 21,72 21,93 23,19 23,73 24,30
Tabel 4.2 Data pengujian isolasi udara menggunakan lampu 60 W Philips 6 10 21,29 21,81 22,15 22,90 23,44 24,33
pada waktu 1- 60 menit. Mean 21,48 21,71 22,28 23,14 23,54 24,42
Standar 0,1776 0,2463 0,2959 0,1740 0,3119 0,1892
deviasi
sela Tegangan puncak / 2 (kV)
No (mm) Udara normal, tekanan 991mbar, kelembaban 50%
Kemudian data diatas diolah sehingga dapat diperoleh
1 menit 10 20 30 45 60
nilai perhitungan yang diinginkan.
30 0 C menit menit menit menit menit 4.2 Data perhitungan tegangan tembus yang telah
360 C 38 0 C 430 C 450 C 460 C dikoreksi terhadap tekanan dan temperatur
1 10 21,36 21,18 21,69 20,46 20,55 20,57 Kondisi Temperatur Kepadatan VB Vs Rasio
2 10 21,36 21,81 21,15 20,84 20,69 20,97 pengujian ( oC) udara (kV) (kV) kelembaban
3 10 21,41 21,43 21,87 21,12 20,75 20,72 relatif (d) (kg uap air
/kg udara
4 10 21,55 21,55 20,92 20,92 20,75 20,8
kering)
5 10 21,26 21,21 20,61 21,09 21,16 21,09
lampu 30 0,94682 22,03 23,268282 0,027813008
6 10 21,47 21,15 20,75 20,89 21,03 20,79
25W 32 0,94682 21,99 23,2260295
Mean 21,40 21,38 21,16 20,88 20,82 20,82 Philips, 33 0,94682 21,89 23.1204086
Standar 0,1002 0,2598 0,5124 0,2371 0,2277 0,1839 0,25 34 0,94682 21,82 23.046474
deviasi
Klux 35 0,94682 21,80 23.0253499 0,037407507
4.1.3 Pengujian isolasi udara menggunakan lampu 75W 36 0,94682 21,79 23.0147878
Philips, 1,0 Klux. lampu 30 0,94682 21,40 22.60286 0,027813008
Tabel 4.3 Data pengujian isolasi udara menggunakan lampu 75 W Philips 60W 36 0,94682 21,38 22.581742
pada waktu 1- 60 menit.
Philips, 38 0,94682 21,16 22.349376
sela Tegangan puncak / 2 (kV) 0,80 43 0,94682 20,88 22.053637
No (mm) Udara normal, tekanan 991mbar, kelembaban 50%
Klux 45 0,94682 20,82 21.990265
1 menit 10 20 30 45 60
Tanpa
30 0 C menit menit menit menit menit 46 0,94682 20,82 21.990265
0 0 0 0
37 C 40 C 45 C 47 C 500 C tambahan
1 10 20,83 20,44 20,31 20,27 20,15 20,44 lampu 30 0,94682 20,47 21.620586 0,027813008
tekanan
2 10 20,81 20,61 20,41 20,16 20,29 20,55 75W 37 0,94682 20,36 21.504409
3 10 20,32 20,28 20,25 20,25 20,19 20,04 Philips, 40 0,94682 20,24 21.377664 0,050018983
4 10 20,38 20,23 19,87 20,19 20,22 20,04 1,0 45 0,94682 20,23 21.367102 0,066674496
5 10 20,25 20,38 20,27 20,26 20,25 20,12 Klux 47 0,94682 20,22 21.356540
6 10 20,27 20,23 20,33 20,25 20,22 20,05 50 0,94682 20,20 21.335415 0,088564985
Mean 20,47 20,36 20,24 20,23 20,22 20,20 lampu 33 0,94682 20,24 21.377664
Standar 0,2697 0,1479 0,1896 0,0442 0,0481 0,2280
100W 37 0,94682 20,23 21.367102
deviasi
Philips, 40 0,94682 20,21 21.345978 0,050018983
4.1.4 Pengujian isolasi udara menggunakan lampu 100W 1,4 46 0,94682 20,16 21.293167
Philips, 1,4 Klux. Klux 50 0,94682 20,14 21.272043 0,088564985
Tabel 4.4 Data pengujian isolasi udara menggunakan lampu 100 W Philips
52 0,94682 20,12 21.250919
pada waktu 1- 60 menit.
Tekanan
sela Tegangan puncak / 2 (kV)
tambahan 30
No (mm) Udara normal, tekanan 991mbar, kelembaban 50% 0,947018387 21,48 22.681713 0,027813008
1 menit 10 20 30 45 60 (2 mm
33 0 C menit menit menit menit menit H2O)
370 C 400 C 460 C 500 C 520 C
1 10 20,55 20,9 20,68 20,22 22,1 22,21 Tekanan
tambahan 30 0,947392922 21,71 22.91551,
2 10 20,09 20,07 20,27 20,55 19,72 19,72 0,027813008
(6mm H2O)
3 10 20,04 20,18 20,15 20,13 19,78 19,55
Tekanan
4 10 20,29 20,13 20,17 19,84 19,93 19,87
tambahan 30
0,947767584 22,28 23.50787, 0,027813008
5 10 20,21 20,18 19,87 20,15 19,38 19,7
(10 mm
6 10 20,3 19,93 20,13 20,1 19,93 19,7 H2O)
Mean 20,24 20,23 20,21 20,16 20,14 20,12 Tekanan
Standar 0,1818 0,3404 0,2652 0,2291 0,2476 0,1015
tambahan 30
deviasi 0,948142207 23,14 24.40562 0,027813008
(14 mm
4
Faktor koreksi (d) digunakan untuk mendapatkan nilai besar pula tegangan tembus pada sela udara. Besarnya
tegangan tembus standar terhadap temperatur standar (20 oC) kenaikan tekanan udara yang masuk belum tentu se-linier atau
dan tekanan standar (760 mm Hg). Perumusan nilai kepadatan berbanding lurus dengan tegangan tembus. Hal ini karena
udara relatif sesuai dengan IEC 52 tahun 1960. Nilai tegangan tembus dipengaruhi faktor lain seperti kelembaban,
kelembaban dicantumkan hanya sebagai informasi sesuai tekanan, komposisi udara. Menurut (IEC 52 tahun 1960
dengan pernyataan yang tertera sub bab 2.5. kelembaban udara akan menyebabkan tegangan tembus
Pengaruh temperatur terhadap tegangan tembus udara semakin besar (The distruptive voltage of a sphere-gap
dapat digambarkan sebagai berikut. increases with increases humidity of the air).
GRAFIK PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP TEGANGAN TEMBUS
TEGANGAN TEMBUS
Nilai Pengaruh Tekanan Udara Dan Temperatur
(kilo Volt)
Terhadap Tegangan Tembus
22,50
Kenaikan temperatur akan menyebabkan tegangan
22,00 tembus sela bola dengan media udara menjadi semakin
mudah. Sebaliknya, apabila jumlah massa udara yang berada
21,50
dalam ruang uji dinaikkan maka akan terjadi perubahan
21,00 besarnya nilai tegangan tembus, dengan kata lain tegangan
tembus berbanding lurus dengan kenaikan tekanan tetapi
20,50
berbanding terbalik dengan kenaikan temperatur. Peningkatan
20,00
tekanan menunjukkan bahwa kadar udara yang berada dalam
36 40 44 48 52 56 60
ruang uji semakin banyak.
28 32
TEMPERATUR (DERAJAT CELCIUS) Dari data yang telah ada dapat diketahui nilai
Lampu 25 W (tekanan =0 mmH2O) Lampu 75 W (tekanan =0 mmH2O)
perkiraan (estimate value) sebagai berikut.
Lampu 60 W (tekanan =0 mmH2O) Lampu 100 W (tekanan =0 mmH 2O) a. Kondisi 1. Lampu 25 W Philips, 0,25 Klux tanpa
tambahan tekanan.
Gambar 4.1 Grafik pengaruh temperatur terhadap tegangan tembus udara. 1) Tegangan tembus akan turun sebesar 0,026544 kV
setiap terjadi kenaikan temperatur 1 (satu) derajat
Massa total udara adalah massa udara awal ditambah celcius.
massa udara yang dimasukkan dalam ruang uji. Massa udara 2) Kenaikan range temperatur antara 30 oC - 52 oC.
awal dan massa udara total dapat diketahui melalui b. Kondisi 2. Lampu 60 W Philips, 0,8 Klux tanpa tambahan
perhitungan. Laju aliran massa udara secara umum dapat tekanan.
digambarkan dalam diagram Sankey. 1) Tegangan tembus akan turun sebesar 0,0398 kV
setiap terjadi kenaikan temperatur 1 (satu) derajat
Massa udara yang m2 celcius.
dimasukkan 2) Kenaikan range temperatur antara 30 oC - 52 oC
c. Kondisi 3. Lampu 75 W Philips; 1,0 Klux tanpa tambahan
Massa mula-mula mout tekanan.
udara campuran m1 Massa akhir udara 1) Tegangan tembus akan turun sebesar 0,013876 kV
campuran setiap terjadi kenaikan temperatur 1 (satu) derajat
celcius.
2) Kenaikan range temperatur antara 30 oC - 52 oC.
Gambar 4.2 Diagram Sankey laju aliran massa udara. d. Kondisi 4. Lampu 100 W Philips; 1,4 Klux tanpa
Semakin besar jumlah udara maka tegangan tembus tambahan tekanan.
juga akan semakin besar. Hal ini karena udara bersifat non 1) Tegangan tembus akan turun sebesar 0,0085 kV
konduktif. Secara grafik tekanan udara dengan tegangan setiap terjadi kenaikan temperatur 1 (satu) derajat
tembus standar pada beberapa kondisi dapat digambarkan celcius.
sebagai berikut. 2) Kenaikan range temperatur antara 30 oC - 52 oC.
e. Kondisi 5. Tanpa lampu dengan tekanan udara 22 – 2 mm
GRAFIK TEGANGAN TEMBUS SAAT PENGUJIAN TERHADAP
TEKANAN PADA SUHU 300 C air.
TEGANGAN TEMBUS (kilo Volt)
24,25
1) Tegangan tembus akan turun sebesar 0,0294 kV
setiap terjadi penurunan tekanan udara 1 (satu) mm
23,75 air.
2) Temperatur konstan 30 oC.
23,25
Secara tabel kenaikan tegangan tembus untuk
22,75
beberapa kondisi diatas sebagai berikut.
Tabel 4.4 Data nilai perkiraan penurunan tegangan tembus standar
terhadap tekanan dan temperatur.
22,25
Kondisi pengujian Penurunan Tegangan tembus
(kV)
21,75
1. Lampu 25W Philips, 0,25 Klux 0,0265
21,25
tanpa tambahan tekanan
2 6 10 14 18 22 26 2. Lampu 60W Philips, 0,8 Klux 0,0398
TEKANAN ( mmH2O) tanpa tambahan tekanan
Tegangan tembus saat pengujian
3. Lampu 75W Philips; 1,0 Klux 0,0138
tanpa tambahan tekanan
Grafik 4.3 Pengujian isolasi udara dengan tekanan udara 2, 6, 10, 14, 18, 22 4. Lampu 100W Philips; 1,4 Klux 0,0085
tanpa tambahan tekanan
mmH2 O.
5. Tanpa lampu dengan tekanan 0,0294
Dari data diatas terlihat bahwa kenaikan tekanan udara 22 – 2 mm air
udara tiap satuan massa akan mempengaruhi tegangan tembus Dari tabel diatas terlihat jelas bahwa perubahan
sela bola. Semakin besar kenaikan tekanan udara maka makin massa udara dalam volume tertentu akan mengakibatkan
5
perubahan terhadap tegangan tembus elektroda yang berada DAFTAR PUSTAKA
dalam volume tersebut. Semakin besar massa udara yang 1. Arismunandar, A, “ Teknik Tegangan Tinggi Suplemen “,
dimasukkan maka diperlukan tegangan yang lebih tinggi untuk Ghalia, 1982
proses terjadinya tembus udara. Tabel dibuat berdasarkan 2. ___________, “ Teknik Tegangan Tinggi “, PT. Pradnya
nilai rata-rata. Hal ini dapat dilakukan jika data yang ada Paramita, Jakarta, 2001
bersifat relatif homogen dan dapat dilihat dari nilai standar 3. Hilton, Nils. “ High Voltage Laboratory Planning “, Emil
deviasi. Haefely and Cie AG, Bassel-Switzerland, 1986
4. Kind, Dieter, “ An Introduction ti High Voltage
V PENUTUP Experimental Technique “, Willev Eastern Limited 1993
5.1 Kesimpulan 5. __________, “ Pengantar Teknik Eksperimental
Dari hasil pengukuran dan perhitungan tegangan Tegangan Tinggi “ terjemahan K.T. Sirait, ITB, Bandung
tembus gas dengan dielektrik udara, maka dapat disimpulkan 1993
sebagai berikut : 6. __________, “ High Voltage Insulation Technology “,
1. Kenaikan temperatur dan tekanan sekitar elektroda Indian Institut of Technology, India 1993
mengakibatkan tegangan tembus udara semakin kecil 7. Maller and Naidu, et al, “ High voltage Engeneering “,
karena elektron memperoleh energi panas, sehingga second edition, Tata McGraw-Hill Publishing Company
terjadinya proses ionisasi semakin cepat. Limited, New Delhi, 1995
2. Tegangan tembus udara berbanding lurus dengan tekanan 8. Sirait “ Teknik Tegangan Tinggi “, ITB, 1986
dan prosentase udara, akan tetapi berbanding terbalik 9. Syakur, Abdul, “ Modul Praktikum Gejala Medan &
dengan kenaikan temperatur. Hal ini karena udara sebagai Tegangan Tinggi “, Laboratorium Konversi Energi dan
gas elektronegatif memiliki sifat elektrik non konduktif. Sistem Tenaga Listrik Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Tegangan tembus berbanding lurus dengan kelembaban Teknik – UNDIP, Semarang, 2004
udara (International Electrotechnical Commission
Publication 52 tahun 1960 : 23).
3. Pada kondisi 1. Lampu 25W Philips, 0,25 Klux tanpa Arif Wibowo (L2F 303426)
tambahan tekanan, tegangan tembus akan turun sebesar Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro,
0,026544 kV setiap terjadi kenaikan temperatur 1 (satu) Fakultas Teknik universitas Diponegoro
derajat celcius. Semarang dengan pilihan Konsentrasi
4. Pada kondisi 2. Lampu 60W Philips, 0,8 Klux tanpa Tenaga Liatrik
tambahan tekanan, tegangan tembus akan turun sebesar
0,0398 kV setiap terjadi kenaikan temperatur 1 (satu)
derajat celcius.
5. Pada kondisi 3. Lampu 75W Philips; 1,0 Klux tanpa
tambahan tekanan, tegangan tembus akan turun sebesar
0,013876 kV setiap terjadi kenaikan temperatur 1 (satu)
derajat celcius.
6. Pada kondisi 4. Lampu 100W Philips; 1,4 Klux tanpa Menyetujui,
tambahan tekanan, tegangan tembus akan turun sebesar Dosen Pembimbing
0,0085 kV setiap terjadi kenaikan temperatur 1 (satu)
derajat celcius. Pembimbing I Pembimbing II
7. Pada kondisi 5. tanpa lampu temperatur konstan 30 oC
dengan tekanan udara 22 – 2 mm air, tegangan tembus
akan turun sebesar 0,0294 kV setiap terjadi penurunan
tekanan udara 1 (satu) mm air.
Abdul Syakur, ST.MT. Ir. Agung Nugroho
5.2 Saran NIP. 132 231 132 NIP. 131 668 508
Saran yang dapat dikemukakan bagi para pembaca dan
peminat dalam bidang isolasi gas yang berupa udara, dapat
meneruskan penelitian ini dengan tegangan searah dan atau
tegangan impuls.