Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kedokteran yang bermutu dan manusiawi


sudah tidak dapat di tunda lagi. Hal ini mengingat bahwa pelayanan kedokteran meskipun
berkembang pesat, tetapi semakin terkotak-kotak dengan munculnya berbagai spesialisasi dan
subspesialisasi. Lebih parah lagi, semakin berkembangnya komersialisasi pelayanan
kesehatan dan kedokteran, menurunnya etos profesionalisme serta banyak di temukan
berbagai pelanggaran norma dan etika kedokteran.
Pelayanan kuratif yang dianggap lebih menguntungkan justru berkembang pesat.
Pendekatan yang di anut lebih ke arah pendekatan individu, salah satunya adalah Ilmu
Kedokteran Kerja , sebenarnya Ilmu Kedokteran Kerja hampir sama dengan ilmu kedokteran
biasa hanya saja dalam ilmu kedokteran kerja ini digunakan kemampuan untuk melihat
potensi dan faktor resiko dari pekerjaan yang dapat mengakibatkan penyakit akibat kerja,
serta dibutuhkan improfisasi dalam melakukan kedokteran kerja.
Dokter keluarga adalah cabang kedokteran komunitas yg memberi perhatian khusus
terhadap kesehatan keluarga sebagai sebuah unit. Kedokteran Keluarga merupakan ilmu yang
menekankan pentingnya pemberian pelayanan kesehatan yang personal, primer,
komprehensif dan berkelanjutan (continuing) kepada individu dalam hubungannya dengan
keluarga, komunitas, dan lingkungannya. Kedokteran Keluarga menekankan keluarga sebagai
unit sosial yang memberikan dukungan kepada individu. Masalah kesehatan pasien sering
disebabkan oleh masalah pada keluarga dan masalah kesehatan pasien dapat menyebabkan
masalah kesehatan keluarga

Hasil Pengamatan Terhadap Keluarga

1. Jenis Pengamatan : Kunjungan


2. Cara Pengamatan : Wawancara dan laporan
3. Waktu Pelaksanaan : Rabu, 13 Januari 2016
4. Lokasi : Jl. H. Usman RT 04 RW 06 no. 44

1
BAB II

STATUS PASIEN

A. STATUS KESEHATAN PASIEN


I.Identitas Penderita

Nama : Ny. Sukarni

Umur : 51 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pekerjaan : Penjahit

Status : Menikah

Tanggal Kunjungan : 13 Januari 2016

II.Anamnesis

1. Keluhan Utama

Pasien datang untuk kontrol gula darah yang dilakukannya secara rutin.

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke Puskesmas Ciputat Timur untuk melakukan pemeriksaan gula darah
yang dilakukannya secara rutin. Hal ini rutin dilakukan pasien setiap bulan karena
pasien juga rajin mengkonsumsi obat gula darah sejak sembilan tahun yang lalu.

Keluhan awal pasien mengenai penyakit gula yang dideritanya baru diketahui dan
dirasakan pasien saat pasien berusia 40 tahun. Pasien merasakan pasien sering
terbangun karena ingin buang air kecil, pasien juga merasakan sering merasa haus.
Dalam sehari pasien dapat menghabiskan 4 aqua botol besar, belum ditambah dengan
minum teh setiap pagi, dan kopi yang dikonsumsi hampir setiap malam. Pasien juga
merasa sering lapar, dan ketika lapar pasien biasanya langsung makan, kadang cemilan
kadang makanan berat seperti nasi, tergantung yang ada di rumah saja. Pasien juga
merasa sering lemas dan mudah lelah, padahal pasien banyak makan dan banyak
minum. Kemudian pasien berobat ke klinik dekat rumah pasien, kemudian dokter

2
menyarankan agar pasien melakukan pemeriksaan gula darah, dan saat di cek gula
darah pasien mencapai 388 mg/dl. Kemudian pasien disarankan untuk meminum obat
dan mengontrol gula darahnya secara rutin. Awalnya pasien tidak percaya mengenai
penyakitnya, namun saat pasien sudah mulai menerima, pasien kemudian menuruti
untuk meminum obat dan mengontrol gula darahnya secara rutin.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

a. Riwayat sakit hipertensi : (-)

b. Riwayat sakit diabetes melitus : (+)

c. Riwayat sakit asma : (-)

d. Riwayat alergi : (-)

e. Riwayat sakit TB : Pasien pernah menderita TB 8 tahun yang lalu,


pasien secara rutin melakukan pengobatan di puskesmas selama 6 bulan tuntas.
Anak pasien yang kedua juga menderita penyakit TB paru namun sudah menjalani
pengobatan dan sudah tuntas juga.

4. Riwayat Penyakit Keluarga

a. Riwayat sakit hipertensi : (-)

b. Riwayat sakit diabetes melitus : (+) Almh. Ibu. Ibu pasien meninggal karena
menderita sakit diabetes melitus.

c. Riwayat sakit asma : (-)

d. Riwayat alergi : (-)

5. Riwayat Kebiasaan

a. Riwayat olahraga : (-)

b. Riwayat merokok : (-)

c. Riwayat alkohol : (-)

6. Riwayat Perkawinan dan Sosial Ekonomi

Pasien adalah perempuan berusia 51 tahun dengan status menikah dengan Tn.
Muhammad Dinillah (60 tahun). Pasien tinggal serumah bersama suami dan kedua
anaknya. Anak pasien sebenarnya ada 3, namun anak yang pertama sudah berkeluarga
dan tinggal di Malang bersama suaminya. Pasien menikah saat berusia 21 tahun. Anak

3
pasien yang pertama bernama Melani Subekti (27 tahun) sudah menikah sejak satu
tahun lalu namun belum dikaruniai anak. Anak kedua pasien bernama Julia Subekti (22
tahun) saat ini sudah bekerja menjadi SPG di salah satu mall di Jakarta. Anak pasien
yang ketiga laki-laki, bernama Muhammad Yevin berusia 12 tahun. Pasien mencari
mata pencaharian dengan menjahit. Pasien menerima jasa jahit di rumahnya. Selain
pasien, pasien juga memiliki 2 orang yang bekerja untuk membantu membuat pakaian
pesanan pelanggan. Suami pasien tidak bekerja, hanya bekerja membantu pasien dalam
menjahit baju untuk pelanggannya. Untuk kebutuhan sehari-hari pasien dan keluarga
dipenuhi dari penghasilannya sendiri dari hasil menjahit baju. Penghasilan yang
diterima pas-pasan namun cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.
Sampai saat ini pasien merasa penghasilan keluarganya memang sedikit dan sebenarnya
mungkin tak dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari, namun keluarga ini berusaha
semaksimal mungkin agar penghasilan keluarganya bisa mencukupi kebutuhan
keluarganya.

7. Riwayat Gizi

Pasien makan tiga kali sehari dengan sayur dan lauk antara lain tahu, tempe dan menu
masakan sederhana. Sebelum mengetahui menderita penyakit diabetes melitus, pola
makan pasien sering tidak terkontrol. Dalam sehari, pasien dapat mengkonsumsi nasi
sampai 5 x, bersama dengan lauk pauk. Hampir setiap pagi pasien selalu
mengkonsumsi teh manis, dan setiap malam pasien mengkonsumsi kopi. Namun pasien
tidak merasakan keluhan sulit tidur setelah mengkonsumsi kopi. Pasien masih dapat
langsung tidur dengan nyenyak.

III.Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum
Tampak sakit ringan
Kesadaran
Composmentis

Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 92 x/menit

4
RR : 19 x/menit
Suhu : 36,10C

Status Generalisata
Kepala : Normochepal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks pupil
(+/+),eksoftalmus (-/-)
Hidung : Septum deviasi (-), sekret (-/-)
Telinga : Serumen (-/-), membran timpani tidak dapat dinilai, tidak terlihat
adanya tanda-tanda inflamasi pada telinga luar
Mulut : Mukosa bibir kering (-), stomatitis (-), mukosa faring hiperemis (-).
Gigi geligi tidak terlihat ada yang bolong
Leher : Pembesaran KGB (-), benjolan (-)
Thorax : Paru : Pergerakan dada simetris, vesikuler (+/+)
Jantung : Ictus cordis teraba di ICS 5, BJ I dan II reguler
Abdomen : Tampak cembung, BU normal, organomegali (-)
Ekstremitas : Akral hangat (+/+), edema (-/-), pitting nails (-/-), kuku kasar (+/+)

IV.Pemeriksaan Penunjang

Dilakukan pemeriksaan kadar gula darah sewaktu pada tanggal 13 Januari 2016, hasil
GDS : 265 mg/dl

B. Patient Centered Diagnosis


1. Diagnosis Holistik

a. Aspek personal

Pasien datang berobat ke Puskesmas karena walaupun jarak yang cukup jauh dari
rumah pasien namun dapat dijangkau dengan menggunakan angkutan umum dan
biaya yg murah. Pasien datang berobat dengan harapan rasa sakit yang dirasakan
dapat berkurang dengan bantuan dokter di puskesmas. Pasien memiliki kekhawatiran
jika penyakitnya dapat menjadi beban keluarga.

b. Aspek klinik

5
Berdasarkan anamnesa dan hasil pemeriksaan penunjang didapatkan hasil
pemeriksaan gula darah pasien 265 mg/dl sehingga didapatkan diagnosis pasien
Diabetes Melitus tipe 2.

c. Aspek risiko internal (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan


pasien)

Pasien rajin kontrol ke puskesmas untuk memeriksakan gula darahnya. Pasien juga
rajin mengkonsumsi obat gula darah yang diberikan oleh puskesmas, sehingga satu
hari sebelum obat habis pasien sudah kontrol lagi ke puskesmas untuk mendapatkan
obat. Namun pasien masih sering mengkonsumsi nasi lebih dari tiga kali sehari jika
pasien sudah tidak tahan lapar. Pasien juga masih sering mengkonsumsi teh manis
hampir setiap pagi. Pasien juga tidak pernah berolah raga.

d. Aspek psikososial keluarga (faktor-faktor eksternal yang memengaruhi masalah


kesehatan keluarga)

Tidak ada keluarga yang mengingatkan pasien untuk berobat, sehingga ketika pasien
sudah mulai merasa bosan dikhawatirkan pasien tidak mau meminum obatnya lagi.
Selain itu keluarga juga tidak memperhatikan pola makan pasien.

e. Aspek fungsional (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik di


dalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)

Aktivitas menjalankan fungsi sosial dalam aktivitas kehidupan sehari-hari tidka ada
kesulitan, dimana pasien dapat hidup mandiri..

2. Diagnosis Sosial, Ekonomi, dan Budaya

Pasien tidak ikut mengurus organisasi yang ada di masyarakat, tetapi tetap ikut
aktif dalam acara yang diselenggarakan bersama masyarakat sekitar. Dapat berinteraksi
dengan orang lain. Tidak memiliki masalah di lingkungan keluarga maupun
masyarakat. Dari segi ekonomi, pekerjaan pasien sebagai penjahit sudah cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk biaya pengobatan sendiri pasien termasuk ke
dalam peserta BPJS. Sedangkan dalam segi budaya, pasien dan keluarga masih
menjunjung budaya setempat, yaitu Budaya Suku Jawa.

6
C. PROFIL KELUARGA DAN STRUKTUR
1. Profil Keluarga
Jumlah Anggota Keluarga 5 orang
inti
Nama Ayah : Muhammad 60 tahun
Dinillah

Ibu : Sukarni 51 tahun


Anak :
- Melani Subekti 27 ahun
- Julia subekti 22 tahun
- M. Yevin 12 tahun
Pekerjaan Ayah Tidak bekerja
Ibu Wiraswasta
Anak :
- Melani Subekti Pegawai Swasta
- Julia subekti Mahasiswi
- M. Yevin Pelajar SMP
Kewarganegaraan WNI
Sudah berkeluarga selama 30 tahun
berapa tahun
Tempat tinggal Rumah Pribadi Jl. H. Sejak tahun 2000 (16
Usman RT 04 RW 06 no. tahun)
44

Agama Islam
Pendidikan terakhir Ayah SMP
Ibu SD

2. Struktur Keluarga
 Bentuk keluarga :
 Keluarga tradisional (keuarga inti)
 Siklus kehidupan keluarga :

7
 The launching family

D. FUNGSI
1. Fungsi Holistik
a. Fungsi Biologis
 Pola asuh yang diterima ayah : demokratis
 Pola asuh yang diterima ibu : demokratis
 Pola asuh yang diterapkan pada anak : demokratis-demokratis
b. Fungsi Psikologis
 Tercipta rasa aman sesama anggota keluarga untuk saling melindungi
 Interaksi yang terjadi dalam keluarga ini cukup baik.
 Pasien masih dapat melaksanakan kehidupannya dengan baik, tampak ceria,
sangat ramah dan akrab dengan orang baru.
c. Fungsi Sosial
 Orang tua merawat dengan penuh kasih sayang dalam tumbuh kembang anak
 Orang tua sebagai figur dalam hal baik bagi anak
 Orang tua mensosialisasikan berbagai aturan ketika berhubungan dengan
orang lain
 Orang tua membiasakan anak untuk bertanggung jawab pada pekerjaannya
d. Fungsi Ekonomi
 Menengah ke bawah, namun kebutuhan seluruh anggota keluarga masih dapat
terpenuhi.
2. Fungsi Fisiologis
1. Adaption
 Keluarga dapat beradaptasi dengan antar sesama keluarga, tetangga, maupun
lingkungan sekitar dengan baik.
2. Partnership
 Ibu Sukarni (pasien) sama sekali bermasalah dalam hal komunikasi dengan
anggota keluarga.
3. Growth
 Pada keluarga ini terlihat saling mendukung antar keluarga, tergambar dari
anggota keluarga, yaitu suami dan anak kedua pasien yang ikut membantu
pasien dalam menjahit sampai dengan mempromosikan pakaian hasil jahitan
pasien di media sosial.

8
4. Affection
 Pada keluarga Ibu Sukarni terlihat hubungan kasih sayang dan interaksi antar
anggota keluarga, terdapat rasa saling menyayangi satu sama lain. Secara
keseluruhan hubungan kasih sayang antar anggota keluaga sudah cukup baik
5. Resolve
 Pada keluarga ibu Sukarni, terdapat kepuasan anggota keluarga tentang
kebersamaan dan waktu yang dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain.

3. Fungsi Patologis
1. Social
Interaksi sosial antar anggota keluarga maupun dengan masyarakat tergolong
baik. Anggota keluarga aktif dalam kegiatan rutin kemasyarakatan meskipun
tidak menjadi petinggi atau pengurus organisasi di wilayahnya. Pasien juga
tidak merasa terganggu dengan penyakit yang di deritanya terhadap
lingkungan sosial, pasien justru ikut membujuk pegawainya untuk bekerja
juga, karena pegawai pasien juga memiliki penyakit hipertensi, namun tidak
ingin berobat.
2. Cultural
Keluarga Ibu Sukarni menerapkan adat-istiadat Jawa dalam kehidupannya,
mereka menjaga nilai-nilai kesopanan dalam interaksinya. Bahasa yang
digunakan untuk komunikasi seharui-hari adalah bahasa Indonesia
3. Religion
Ibu Sukarni dan keluarga menerapkan dan menjaga nilai-nilai islami dalam
hidupnya. Suami ibu Sukarni rajin beribadah di Masjid, yang kebetulan juga
jaraknya sangat dekat dengan rumah Ibu Sukarni.
4. Economy
Penghasilan keluarga Ibu Sukarni memang tidak terlalu banyak, namun masih
cukup untuk mencukupi kehidupan sehari-hari. Penyakit yang diderita Ibu
Sukarni tidak mengganggu ataupun menghambat pekerjaan. Ketika Ibu
Sukarni sudah merasakan lemas, pekerjaan digantikan oleh suami atau anak
keduanya.
5. Education
Tingkat pendidikan Ibu Sukarni hanya mencapai tingkat SD, dan suaminya
hanya sampai SMP.

9
6. Medical
Apabila ada masalah kesehatan, keluarga Ibu Sukarni berobat ke Puskesmas.

Kesimpulan : Fungsi patologis keluarga Ibu Sukarni mengalami gangguan pada area
pendidikan.

E. GENOGRAM KELUARGA

Tn. M. Dinillah Ny. Sukarni (51 tahun)

(60 tahun) (Pasien)

Melani Subekti Julia Subekti M. Yevin

(27 tahun) (22 tahun) (12 tahun)

Keterangan :

: laki – laki

: perempuan

: pasien (penderita diabetes melitus)

: penderita diabetes melitus yang sudah meninggal

10
: meninggal

: tinggal serumah

F. ASPEK PERUMAHAN

a. Aspek perumahan.
1. Luas tanah : 6,5 x 12 m.
2. Luas bangunan : 6,5 x 12 m, 2 ruang tidur, 1 kamar mandi, dapur, ruang tamu.
3. Lantai : Keramik
4. Atap : Genteng
5. Ventilasi : Kurang Baik
6. Pencahayaan : Baik
7. Temperatur : Sejuk
8. Kelembapan : Kurang baik
9. Kebisingan : Tidak bising
10. Fasilitas dalam rumah sehat

Fasilitas Ya Tidak
PAM x
Pembuangan tinja x
Pembuangan air limbah x
Pembuangan sampah x
Fasilitas dapur x
Ruang keluarga x

G. PHBS

Aspek perilaku hidup sehat dan bersih (PHBS)


Indikator PHBS Ya Tidak
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan x
2. Memberikan ASI Eksklusif x
3. Menimbang balita setiap bulan x
4. Memberikan imunisasi balita sesuai jadwal x

11
5. Menggunakan air bersih x
6. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun x
7. Menggunakan jamban sehat x
8. Memberantas jentik di rumah 1x tiap minggu x
9. Makan buah dan sayur setiap hari x
10. Melakukan aktivitas fisik setiap hari x
11. Tidak merokok di dalam rumah x

H. PENATALAKSANAAN

Gejala Klinis Sering merasa haus, lapar, mudah lelah, dan sering terbangun
untuk buang air kecil saat tidur
Diagnosis Diabetes melitus tipe 2
Terapi 1. Melakukan perubahan pola hidup sehat
2. Kurangi makan makanan yang hasil akhirnya glukosa
3. Olahraga yang teratur
4. Obat : glibenclamide
Yang Dilakukan 1. Tindakan yang dilakukan meliputi tindakan terhadap
Dokter Keluarga pasien, keluarga dan lingkungan
2. Lakukan edukasi terhadap keluarga diabetes melitus tipe
2 (penyebab, gejala, terapi) serta pencegahannya
3. Penyuluhan mengenai diabetes melitus pada para warga
4. Selalu mensupport untuk rajin meminum obat

Rujukan Dokter spesialis penyakit dalam


Pencatatan dan Isi :
Pelaporan a. Genogram
b. Family Folder
Rekam Medis :
a. Identitas pasien
b. Pemeriksaan fisik
c. Diagnosis / masalah
d. Tindakan / pengobatan
e. Pelayanan lain yang telah diterima pasien

12
Tindakan Promotif Lakukan penyuluhan kepada masyarakat dan komunitas
kesehatan tentang diagnosis dini dan cara pengobatan pasien
diabetes melitus serta cara pencegahannya
Tindakan Preventif 1. Mengurangi makanan berlemak atau makanan tinggi
kolesterol
2. Memperbaiki pola makan (4 sehat 5 sempurna)
3. Menggunakan alas kaki ketika sedang berada di luar
rumah

13
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

1. Promotif

a. Puskesmas aktif memberikan penyuluhan kepada masyarakat melalui Posyandu


Lansia dan POSBINDU, khususnya di lingkungan sekitar keluarga Ibu Sukarni
tentang penyakit metabolik (dalam hal ini penyakit diabetes melitus) meliputi gejala,
komplikasi, kegawatan, pengobatan dan efek samping pengobatan.

b. Puskesmas turut aktif dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang


makanan sehat gizi seimbang,gaya hidup sehat dan olahraga.

c. Keluarga Ibu Sukarni harus lebih meningkatkan perilaku hidup sehat, dengan
meningkatkan asupan gizi, sadar akan pentingnya kesehatan serta rutin kontrol ke
layanan kesehatan.

2. Preventif

a. Obat diminum secara teratur sesuai dosis yang diberikan dan istirahat yang cukup.

b. Makan teratur dengan makanan bergizi dan menu seimbang.

c. Edukasi keluarga untuk selalu mengingatkan pasien untuk minum obat sesuai aturan.

d. Istirahat yang cukup dan kendalikan stres.

e. Mengurangi aktifitas di luar rumah untuk menghindari paparan

3. Kuratif

a. Mengkonsumsi obat anti hiperglikemik oral

b. Tatalaksana diabetes melitus untuk lansia dengan:

i. OAD golongan sulfonylurea : glibenklamid 5 mg

(Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular Direktorat Jenderal PP & PL


Departemen Kesehatan RI, 2006)

14
4. Rehabilitatif

a. Kontrol rutin penyakit ke dokter minimal sebulan sekali, atau setiap kali ada
keluhan.

b. Mengupayakan pasien untuk tetap terus memeriksakan dirinya ke Puskesmas agar


kadar gula darah tetap terkontrol dan tetap memotivasi pasien agar menelan obat
yang diberi secara teratur

c. Monitoring

i. Kadar gula darah

15
LAMPIRAN

16

Anda mungkin juga menyukai