PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
BAB II
STATUS PASIEN
Umur : 51 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Penjahit
Status : Menikah
II.Anamnesis
1. Keluhan Utama
Pasien datang untuk kontrol gula darah yang dilakukannya secara rutin.
Pasien datang ke Puskesmas Ciputat Timur untuk melakukan pemeriksaan gula darah
yang dilakukannya secara rutin. Hal ini rutin dilakukan pasien setiap bulan karena
pasien juga rajin mengkonsumsi obat gula darah sejak sembilan tahun yang lalu.
Keluhan awal pasien mengenai penyakit gula yang dideritanya baru diketahui dan
dirasakan pasien saat pasien berusia 40 tahun. Pasien merasakan pasien sering
terbangun karena ingin buang air kecil, pasien juga merasakan sering merasa haus.
Dalam sehari pasien dapat menghabiskan 4 aqua botol besar, belum ditambah dengan
minum teh setiap pagi, dan kopi yang dikonsumsi hampir setiap malam. Pasien juga
merasa sering lapar, dan ketika lapar pasien biasanya langsung makan, kadang cemilan
kadang makanan berat seperti nasi, tergantung yang ada di rumah saja. Pasien juga
merasa sering lemas dan mudah lelah, padahal pasien banyak makan dan banyak
minum. Kemudian pasien berobat ke klinik dekat rumah pasien, kemudian dokter
2
menyarankan agar pasien melakukan pemeriksaan gula darah, dan saat di cek gula
darah pasien mencapai 388 mg/dl. Kemudian pasien disarankan untuk meminum obat
dan mengontrol gula darahnya secara rutin. Awalnya pasien tidak percaya mengenai
penyakitnya, namun saat pasien sudah mulai menerima, pasien kemudian menuruti
untuk meminum obat dan mengontrol gula darahnya secara rutin.
b. Riwayat sakit diabetes melitus : (+) Almh. Ibu. Ibu pasien meninggal karena
menderita sakit diabetes melitus.
5. Riwayat Kebiasaan
Pasien adalah perempuan berusia 51 tahun dengan status menikah dengan Tn.
Muhammad Dinillah (60 tahun). Pasien tinggal serumah bersama suami dan kedua
anaknya. Anak pasien sebenarnya ada 3, namun anak yang pertama sudah berkeluarga
dan tinggal di Malang bersama suaminya. Pasien menikah saat berusia 21 tahun. Anak
3
pasien yang pertama bernama Melani Subekti (27 tahun) sudah menikah sejak satu
tahun lalu namun belum dikaruniai anak. Anak kedua pasien bernama Julia Subekti (22
tahun) saat ini sudah bekerja menjadi SPG di salah satu mall di Jakarta. Anak pasien
yang ketiga laki-laki, bernama Muhammad Yevin berusia 12 tahun. Pasien mencari
mata pencaharian dengan menjahit. Pasien menerima jasa jahit di rumahnya. Selain
pasien, pasien juga memiliki 2 orang yang bekerja untuk membantu membuat pakaian
pesanan pelanggan. Suami pasien tidak bekerja, hanya bekerja membantu pasien dalam
menjahit baju untuk pelanggannya. Untuk kebutuhan sehari-hari pasien dan keluarga
dipenuhi dari penghasilannya sendiri dari hasil menjahit baju. Penghasilan yang
diterima pas-pasan namun cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.
Sampai saat ini pasien merasa penghasilan keluarganya memang sedikit dan sebenarnya
mungkin tak dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari, namun keluarga ini berusaha
semaksimal mungkin agar penghasilan keluarganya bisa mencukupi kebutuhan
keluarganya.
7. Riwayat Gizi
Pasien makan tiga kali sehari dengan sayur dan lauk antara lain tahu, tempe dan menu
masakan sederhana. Sebelum mengetahui menderita penyakit diabetes melitus, pola
makan pasien sering tidak terkontrol. Dalam sehari, pasien dapat mengkonsumsi nasi
sampai 5 x, bersama dengan lauk pauk. Hampir setiap pagi pasien selalu
mengkonsumsi teh manis, dan setiap malam pasien mengkonsumsi kopi. Namun pasien
tidak merasakan keluhan sulit tidur setelah mengkonsumsi kopi. Pasien masih dapat
langsung tidur dengan nyenyak.
III.Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Tampak sakit ringan
Kesadaran
Composmentis
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 92 x/menit
4
RR : 19 x/menit
Suhu : 36,10C
Status Generalisata
Kepala : Normochepal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks pupil
(+/+),eksoftalmus (-/-)
Hidung : Septum deviasi (-), sekret (-/-)
Telinga : Serumen (-/-), membran timpani tidak dapat dinilai, tidak terlihat
adanya tanda-tanda inflamasi pada telinga luar
Mulut : Mukosa bibir kering (-), stomatitis (-), mukosa faring hiperemis (-).
Gigi geligi tidak terlihat ada yang bolong
Leher : Pembesaran KGB (-), benjolan (-)
Thorax : Paru : Pergerakan dada simetris, vesikuler (+/+)
Jantung : Ictus cordis teraba di ICS 5, BJ I dan II reguler
Abdomen : Tampak cembung, BU normal, organomegali (-)
Ekstremitas : Akral hangat (+/+), edema (-/-), pitting nails (-/-), kuku kasar (+/+)
IV.Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan pemeriksaan kadar gula darah sewaktu pada tanggal 13 Januari 2016, hasil
GDS : 265 mg/dl
a. Aspek personal
Pasien datang berobat ke Puskesmas karena walaupun jarak yang cukup jauh dari
rumah pasien namun dapat dijangkau dengan menggunakan angkutan umum dan
biaya yg murah. Pasien datang berobat dengan harapan rasa sakit yang dirasakan
dapat berkurang dengan bantuan dokter di puskesmas. Pasien memiliki kekhawatiran
jika penyakitnya dapat menjadi beban keluarga.
b. Aspek klinik
5
Berdasarkan anamnesa dan hasil pemeriksaan penunjang didapatkan hasil
pemeriksaan gula darah pasien 265 mg/dl sehingga didapatkan diagnosis pasien
Diabetes Melitus tipe 2.
Pasien rajin kontrol ke puskesmas untuk memeriksakan gula darahnya. Pasien juga
rajin mengkonsumsi obat gula darah yang diberikan oleh puskesmas, sehingga satu
hari sebelum obat habis pasien sudah kontrol lagi ke puskesmas untuk mendapatkan
obat. Namun pasien masih sering mengkonsumsi nasi lebih dari tiga kali sehari jika
pasien sudah tidak tahan lapar. Pasien juga masih sering mengkonsumsi teh manis
hampir setiap pagi. Pasien juga tidak pernah berolah raga.
Tidak ada keluarga yang mengingatkan pasien untuk berobat, sehingga ketika pasien
sudah mulai merasa bosan dikhawatirkan pasien tidak mau meminum obatnya lagi.
Selain itu keluarga juga tidak memperhatikan pola makan pasien.
Aktivitas menjalankan fungsi sosial dalam aktivitas kehidupan sehari-hari tidka ada
kesulitan, dimana pasien dapat hidup mandiri..
Pasien tidak ikut mengurus organisasi yang ada di masyarakat, tetapi tetap ikut
aktif dalam acara yang diselenggarakan bersama masyarakat sekitar. Dapat berinteraksi
dengan orang lain. Tidak memiliki masalah di lingkungan keluarga maupun
masyarakat. Dari segi ekonomi, pekerjaan pasien sebagai penjahit sudah cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk biaya pengobatan sendiri pasien termasuk ke
dalam peserta BPJS. Sedangkan dalam segi budaya, pasien dan keluarga masih
menjunjung budaya setempat, yaitu Budaya Suku Jawa.
6
C. PROFIL KELUARGA DAN STRUKTUR
1. Profil Keluarga
Jumlah Anggota Keluarga 5 orang
inti
Nama Ayah : Muhammad 60 tahun
Dinillah
Agama Islam
Pendidikan terakhir Ayah SMP
Ibu SD
2. Struktur Keluarga
Bentuk keluarga :
Keluarga tradisional (keuarga inti)
Siklus kehidupan keluarga :
7
The launching family
D. FUNGSI
1. Fungsi Holistik
a. Fungsi Biologis
Pola asuh yang diterima ayah : demokratis
Pola asuh yang diterima ibu : demokratis
Pola asuh yang diterapkan pada anak : demokratis-demokratis
b. Fungsi Psikologis
Tercipta rasa aman sesama anggota keluarga untuk saling melindungi
Interaksi yang terjadi dalam keluarga ini cukup baik.
Pasien masih dapat melaksanakan kehidupannya dengan baik, tampak ceria,
sangat ramah dan akrab dengan orang baru.
c. Fungsi Sosial
Orang tua merawat dengan penuh kasih sayang dalam tumbuh kembang anak
Orang tua sebagai figur dalam hal baik bagi anak
Orang tua mensosialisasikan berbagai aturan ketika berhubungan dengan
orang lain
Orang tua membiasakan anak untuk bertanggung jawab pada pekerjaannya
d. Fungsi Ekonomi
Menengah ke bawah, namun kebutuhan seluruh anggota keluarga masih dapat
terpenuhi.
2. Fungsi Fisiologis
1. Adaption
Keluarga dapat beradaptasi dengan antar sesama keluarga, tetangga, maupun
lingkungan sekitar dengan baik.
2. Partnership
Ibu Sukarni (pasien) sama sekali bermasalah dalam hal komunikasi dengan
anggota keluarga.
3. Growth
Pada keluarga ini terlihat saling mendukung antar keluarga, tergambar dari
anggota keluarga, yaitu suami dan anak kedua pasien yang ikut membantu
pasien dalam menjahit sampai dengan mempromosikan pakaian hasil jahitan
pasien di media sosial.
8
4. Affection
Pada keluarga Ibu Sukarni terlihat hubungan kasih sayang dan interaksi antar
anggota keluarga, terdapat rasa saling menyayangi satu sama lain. Secara
keseluruhan hubungan kasih sayang antar anggota keluaga sudah cukup baik
5. Resolve
Pada keluarga ibu Sukarni, terdapat kepuasan anggota keluarga tentang
kebersamaan dan waktu yang dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain.
3. Fungsi Patologis
1. Social
Interaksi sosial antar anggota keluarga maupun dengan masyarakat tergolong
baik. Anggota keluarga aktif dalam kegiatan rutin kemasyarakatan meskipun
tidak menjadi petinggi atau pengurus organisasi di wilayahnya. Pasien juga
tidak merasa terganggu dengan penyakit yang di deritanya terhadap
lingkungan sosial, pasien justru ikut membujuk pegawainya untuk bekerja
juga, karena pegawai pasien juga memiliki penyakit hipertensi, namun tidak
ingin berobat.
2. Cultural
Keluarga Ibu Sukarni menerapkan adat-istiadat Jawa dalam kehidupannya,
mereka menjaga nilai-nilai kesopanan dalam interaksinya. Bahasa yang
digunakan untuk komunikasi seharui-hari adalah bahasa Indonesia
3. Religion
Ibu Sukarni dan keluarga menerapkan dan menjaga nilai-nilai islami dalam
hidupnya. Suami ibu Sukarni rajin beribadah di Masjid, yang kebetulan juga
jaraknya sangat dekat dengan rumah Ibu Sukarni.
4. Economy
Penghasilan keluarga Ibu Sukarni memang tidak terlalu banyak, namun masih
cukup untuk mencukupi kehidupan sehari-hari. Penyakit yang diderita Ibu
Sukarni tidak mengganggu ataupun menghambat pekerjaan. Ketika Ibu
Sukarni sudah merasakan lemas, pekerjaan digantikan oleh suami atau anak
keduanya.
5. Education
Tingkat pendidikan Ibu Sukarni hanya mencapai tingkat SD, dan suaminya
hanya sampai SMP.
9
6. Medical
Apabila ada masalah kesehatan, keluarga Ibu Sukarni berobat ke Puskesmas.
Kesimpulan : Fungsi patologis keluarga Ibu Sukarni mengalami gangguan pada area
pendidikan.
E. GENOGRAM KELUARGA
Keterangan :
: laki – laki
: perempuan
10
: meninggal
: tinggal serumah
F. ASPEK PERUMAHAN
a. Aspek perumahan.
1. Luas tanah : 6,5 x 12 m.
2. Luas bangunan : 6,5 x 12 m, 2 ruang tidur, 1 kamar mandi, dapur, ruang tamu.
3. Lantai : Keramik
4. Atap : Genteng
5. Ventilasi : Kurang Baik
6. Pencahayaan : Baik
7. Temperatur : Sejuk
8. Kelembapan : Kurang baik
9. Kebisingan : Tidak bising
10. Fasilitas dalam rumah sehat
Fasilitas Ya Tidak
PAM x
Pembuangan tinja x
Pembuangan air limbah x
Pembuangan sampah x
Fasilitas dapur x
Ruang keluarga x
G. PHBS
11
5. Menggunakan air bersih x
6. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun x
7. Menggunakan jamban sehat x
8. Memberantas jentik di rumah 1x tiap minggu x
9. Makan buah dan sayur setiap hari x
10. Melakukan aktivitas fisik setiap hari x
11. Tidak merokok di dalam rumah x
H. PENATALAKSANAAN
Gejala Klinis Sering merasa haus, lapar, mudah lelah, dan sering terbangun
untuk buang air kecil saat tidur
Diagnosis Diabetes melitus tipe 2
Terapi 1. Melakukan perubahan pola hidup sehat
2. Kurangi makan makanan yang hasil akhirnya glukosa
3. Olahraga yang teratur
4. Obat : glibenclamide
Yang Dilakukan 1. Tindakan yang dilakukan meliputi tindakan terhadap
Dokter Keluarga pasien, keluarga dan lingkungan
2. Lakukan edukasi terhadap keluarga diabetes melitus tipe
2 (penyebab, gejala, terapi) serta pencegahannya
3. Penyuluhan mengenai diabetes melitus pada para warga
4. Selalu mensupport untuk rajin meminum obat
12
Tindakan Promotif Lakukan penyuluhan kepada masyarakat dan komunitas
kesehatan tentang diagnosis dini dan cara pengobatan pasien
diabetes melitus serta cara pencegahannya
Tindakan Preventif 1. Mengurangi makanan berlemak atau makanan tinggi
kolesterol
2. Memperbaiki pola makan (4 sehat 5 sempurna)
3. Menggunakan alas kaki ketika sedang berada di luar
rumah
13
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Promotif
c. Keluarga Ibu Sukarni harus lebih meningkatkan perilaku hidup sehat, dengan
meningkatkan asupan gizi, sadar akan pentingnya kesehatan serta rutin kontrol ke
layanan kesehatan.
2. Preventif
a. Obat diminum secara teratur sesuai dosis yang diberikan dan istirahat yang cukup.
c. Edukasi keluarga untuk selalu mengingatkan pasien untuk minum obat sesuai aturan.
3. Kuratif
14
4. Rehabilitatif
a. Kontrol rutin penyakit ke dokter minimal sebulan sekali, atau setiap kali ada
keluhan.
c. Monitoring
15
LAMPIRAN
16