Aspek Legal Etik
Aspek Legal Etik
A. Latar Belakang
Salah satu tugas dan tanggungung jawab perawat adalah melakukan pendokumentasian.
Dokumentasi adalah suatu catatan yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan
hukum. Sedangkan proses pendokumentasian adalah kegiatan mencatat atau merekam peristiwa
baik dari objek maupun pemberi jasa yang dianggap penting atau berharga.
Tanpa adanya dokumentasi yang jelas dan benar, kegiatan keperawatan yang telah
dilakukan oleh perawat tidak dapat dipertanggungjawabkan dalam upaya peningkatan mutu
pelayanan keperawatan dan perbaikan status klien. Dokumentasi dapat dijadikan sarana
komunikasi antara petugas kesehatan dalam rangka pemulihan kesehatan klien.Perawat
memerlukan standar dokumentasi sebagai petunjuk dan arah terhadap petunjuk terhadap teknik
pencatatan yang sistematis dan mudah diterapkan, agar tercapai catatan keperawatan yang akurat
dan informasi yang bermanfaat. Aspek legal yang sering disebut dasar hukum praktik
keperawatan mengacu kepada hukum nasional yang berlaku pada suatu negara.
Hukum adalah aturan tingkah laku yang ditetapkan dan diberlakukan oleh pemerintahan
suatu masyarakat. Hukum bermaksud melindungi hak publik, misalnya undang-undang
keperawatan bermaksud melindungi hak publik dan kemudian melindungi hak perawatan. Jadi
hukum dapat dipandang sebagai standar perilaku yang melindungi hak publik dan
memungkinkan orang banyak hidup bersama secara damai.
BAB II
PEMBAHASAN
3.Moral perjanjian
Merupakan suatu pertimbangan etik yang digunakan dalam melaksanakan dokumentasi
keperawatan. Yang termasuk dalam moral perjanjian adalah etik perizinan yang mencakup;
perizinan yang tak lansung seperti pengambilan darah, perizinan langsungseperti pasien dengan
kemauannya sendiri datang ke rumah sakit dan perizinan yang perlu pemberitahuan seperti
pasien perlu membuat keputusan yang rasional sebelum menentukan keputusan, pasien perlu
tindakan harus ada penjelasan terlebih dahulu.
Sedangkan menurut Serri (2010), hal yang perlu diperhatikan dalam perizinan atau
perjanjian yang sesuai dengan standar dokumentasi keperawatan adalah:
1. Surat perjanjian yang telah diterima harus diarsipkan pada tempat yang tepat untuk
menghindari hal yang tidak diinginkan. Surat perjanjian harus mencantumkan tanggal, waktu,
prosedur, tanda tangan yang lengkap dan jelas serta beberapa format yang memuat atau mencatat
sejumlah adanya alergi sesuai keadaan pasien saat itu.
2. Jika persetujuan diberikan secara lisan maka fakta harus disaksikan dan dicatat oleh dokter
dan perawat serta harus ada saksi lain. Dapat juga berupa rekaman.
3. Catatan perkembangan pasien harus memuat pernyataan tentang penjelasan yang telah
diberikan, termasuk media apa yang digunakan, tanggaldan waktu surat perjanjian tersebut
ditandatangani. Dalam kaitan aspek legal dan standar keperawatan perlu dijembatani dengan
manajemen keperawatan. Salah satu manajemen yang harus dipahami adalah manajemen kasus.
Menurut Brokopp (1992), manajemen kasus adalah sistem yang dirancang sebagai
proses kontinu identifikasi dan penyelesaian masalah dengan tujuan mempengaruhi biaya dan
kualitas populasi klien tertentu. Manajemen kasus mengalami pengembangan dan menurut Cesta
(1993), perkembangan manajemen kasus dipengaruhi oleh:
1. Perubahan pada pendekatan pelayanan kesehatan yang lebih berorientasi kepada
konsumen.
2. Pembayaran prospektif yang mengubah kecepatan lingkup dan finansial dari pemberian
pelayanan kesehatan.
3. Makin meningkatnya pendidikan konsumenperawatan kesehatan sehingga penghargaan
perawatan akan lebih meningkat.
4. Kenyataan bahwa tekhnik yang berhasil dimasa lampau tidak lagi layak secara finansial.
C. Strategi Manajement Resiko
Manajemen risiko merupakan perilaku dan intervensi proaktif untuk mengurangi
kemungkinan cedera serta kehilangan. Dalam perawatan kesehatan, manajemen risiko bertujuan
untuk mencegah cedera pada pasien dan menghindari tindakan yang merugikan profesi. Asuhan
keperawatan yang bermutu tinggi dan sistem pelaksanaannya yang aman, merupakan kunci bagi
manajemen risiko yang efektif dalam keperawatan kedaruratan.
Mayoritas cedera pada pasien dapat ditelusuri sampai kepada ketidaksempurnaan sistem
yang dapat menjadi penyebab primer cedera atau yang membuat perawat melakukan kesalahan
sehingga terjadi cedera pada pasien. Begitu terjadi cedera, manajemen risiko harus
memfokuskanperhatiannya pada upaya mengurangi akibat cedera tersebut untuk memperkecil
kemungkinan diambilnya tindakan hukum terhadap petugas.Tugas dan pelanggaran diukur oleh
standar perawatan. Standar perawatan menurut hukum merupakan derajat perawatan yang harus
diwujudkan oleh seorang perawat yang cukup bijaksana dalam kondisi yang sama atau
serupa.“Derajat perawatan” mengharuskan pembandingan perilaku perawatyang nyata dengan
standar pelaksanaan profesi (seperti standar yang diterbitkan oleh Emergency Nurses
Association). Selain itu, kebijakan rumah sakit, prosedur dan protokol pelaksanaan di samping
pelbagai standar yang ditetapkan oleh organisasi akreditisasi, seperti Joint Commission of
Healthcare Hospital Organization(JCAHO) digunakan untuk menjangkau derajat perawatan yang
dipersyaratkan. Di pengadilan, saksi perawat ahli akan menyampaikan kesaksiannya sebagai
bukti derajat keperawatan yang seharusnya diwujudkan oleh seorang perawat yang bijaksana
dalam situasi atau keadaan ketika perawat yang dituntut oleh hukum mewujudkan derajat
tersebut dalam pekerjaannya.
Dokumentasi keperawatan akan sangat berperan dalam menghadapi tindakan hukum
terhadap petugas dan dokumentasi keperawatan adalah bagian dari manajemen risiko. berbagai
risiko yang dihadapi dalam ruang perawatan di bawah ini:
1. Tidak dipasangnya side-rail.
2. Bel pasien tidak berfungsi.
3. Bel pintu masuk berbunyi tidak ada yang peduli.
4. Selang waktu antara panggilan pasien/bel dengan datangnya perawat lama.
5. Tabung oksigen kosong.
6. Kunjungan diluar jam besuk.
7. Brandkar tidak dilengkapi tabung O2 atau tidak ber-hek.
8. Pemberian obat tidak menerapkan prinsip-prinsip pemberian obat yang benar.
9. Kurang perhatian terhadap laporan penunggu pasien atau tenaga penunjang.
10. Pemberian transfusi.
Aditama, Tjandra Yoga. 2004. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakarta : UIP
Alimul Aziz. 2000. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta: EGC
Ali, Zaidin. 2001. Dasar – Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta : Widya Medika
Nursalam. 2008. Proses Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika
Wahid Abd. 2012. Dokumentasi Proses Keperawatan. Yogjakarta: Nuha Medika
Kozier, et al., (1995). Fundamentals of nursing: concepts process and practice, fourth edition,
Addison Wesley, California
Jasun. ( 2006). Aplikasi proses keperawatan dengan pendekatan , Nanda NIC, NOC dalam
sistem informasi manajemen keperawatan . Disampaikan pada seminar di RSU
Banyumas.Baturaden,11 Desember 2006.