Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN DI


INDUSTRI PERTAMBANGAN BATUBARA

NAMA : HENDRIANSYAH
KELAS : XI-GP 1
NO ABSEN : 15

SMK Negeri 1 Balikpapan


Jl. Marsma R. Iswahyudi, Sepinggan, Kecamatan Balikpapan Selatan, Kota Balikpapan, Kalimantan
Timur 76115
K3LH
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN DI
INDUSTRI PERTAMBANGAN BATUBARA

Dikeberagaman negara Indonesia saat ini adalah tugas semua lapisan masyarakat untuk menjaga
kerukunan yang menjadi prioritas utama. Di era globalisasi ini, hal yang terpenting untuk
dilakukan adalah mengarahkan sahabat, teman atau saudara kita untuk memilih masa depan
mereka yang terbaik. Banyak profesi yang dapat menjadikan teman, sahabat, dan saudara kita
menjadi saluran berkat bagi negara.

Saat ini penulis ingin berbagi bahwa profesi keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan (K3L)
atau disebut juga health, safety and environment (HSE) berkontribusi di pertambangan batubara.
Bekerja di lapangan pertambangan memang membutuhkan kesediaan waktu anda untuk jauh dari
keluarga dalam jangka waktu berminggu-minggu, dengan jumlah populasi yang minim dan tidak
seperti bekerja di kota besar seperti Jakarta. Pertambangan batubara sangat drastis naik dan
menarik kaum pengusaha di Indonesia pada awal tahun 2000-an. Dampak perubahan pada kontur
alam dan terhadap manusia membuat kegiatan pertambangan sangat membutuhkan perhatian
K3L sangat intensif.

Berikut ini pengalaman penulis dalam waktu singkat di pertambangan batubara. Paling umum
operasi penambangan batubara dilakukan dengan metode tambang terbuka (strip mining) yaitu
metode penambangan dengan jenjang-jenjang penambangan pada pengupasan tanah penutup dan
penggalian batubara. Keuntungan dari metode ini secara aspek K3L memiliki risiko dibawah
pertambangan bawah tanah (underground). Sedangkan secara operasional tanah penutup dapat

langsung diangkut ke blok yang telah selesai ditambang (back filling digging method) yang
berfungsi sebagai inpit dump.
Dengan demikian jarak dari area penambangan ke inpit dump relatif tetap. Dengan adanya inpit
dump, maka blok yang telah ditambang berada dalam keadaan terbuka dalam waktu yang relatif
pendek, sehingga memungkinkan kita untuk membentuk lereng dengan kemiringan cukup besar
(highwall), sehingga batubara yang dapat diambil juga bertambah besar. Areal yang akan
ditambang dibagi-bagi ke dalam blok-blok penambang dengan lebar 125 m. Metode penggalian
yang digunakan adalah cara konvensional yaitu kombinasi alat-alat pemindahan tanah mekanis
(alat gali, muat dan angkut) yaitu excavator dengan alat angkut dump truck.
Untuk lebih jelasnya seperti inilah tahapan-tahapan dalam kegiatan penambangan batubara yang
dilakukan sebagai berikut:
Proses Tambang Batubara
1. Pembukaan Lokasi Penambangan dan Pembersihan Lahan

Pembukaan dan pembersihan lahan dilakukan untuk mempersiapkan lokasi penambangan


sebelum ditambang yang kegiatannya meliputi pembersihan dari vegetasi (semak-semak dan
pohon-pohonan) yang akan dibuang ke tempat tertentu dan pembuatan jalan masuk ke medan
kerja. Alat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah gergaji mesin (chainsaw)
dan bulldozer. Dari faktor K3L terdapat bahaya pada prosesnya yakni:
 Bahaya biologi: binatang liar (wild animal) dan binatang melata, oleh karena itu
perlengkapan medis dan sistem perencanaan penanganan darurat sangat diperlukan.
 Bahaya mekanis: mesin gergaji berpotensi rantai putus dan terkena tubuh pekerja, mesin
gergaji harus dipastikan kesiapan rantai dan mesinnya. Bulldozer alat berat ini memiliki
risiko tinggi pada daerah titik buta atau yang tidak dapat dilihat oleh operator, sehingga
rekan kerja berada disekelilingnya rawan terlindas.
 Bahaya gravitasi: bahaya ini adalah kemungkinan pohon yang tumbang sehingga menimpa
perkerja atau peralatan. Oleh karena itu teknik pemotongan dan posisi karyawan harus
diperhatikan dalam pembuatan (Job Safety Analysis).
 Dan lain sebagainya

2. Pengupasan Lapisan Penutup


Setelah kegiatan pembukaan dan pembersihan lahan selesai dilakukan maka akan dilanjutkan
dengan kegiatan pengupasan lapisan penutup. Kegiatan ini dilakukan untuk memindahkan
lapisan tanah penutup sebelum penambang menambang batubara. Kegiatan ini dibagi menjadi
dua yaitu pengupasan lapisan tanah pucuk yang terdiri dari unsur hara (top soil) dan pengupasan
lapisan tanah keras atau batu (over burden). Dari pengendalian lingkungan, lokasi penimbunan
dua jenis lapisan penutup ini tidak boleh pada suatu tempat yang sama. Penimbunan top
soil harus pada tempat khusus yang sudah disediakan. Hal ini bertujuan untuk memudahkan
pengambilan kembali top soil tersebut untuk kegiatan reklamasi lahan bekas penambangan.
Dalam kegiatan pengupasan tanah penutup ini perlu diketahui jenis materialnya. Bila material
tanah penutup ini merupakan lapisan yang relative lunak maka material tersebut langsung dimuat
dengan menggunakan alat muat excavator (ekskavator). Untuk proses pengangkutan menuju ke
lokasi penimbunan lapisan tanah penutup, alat angkut yang digunakan adalah dump truck (truk
bak besar). Pada lokasi penimbunan di tempatkan bulldozer yang berguna untuk mengatur
timbunan yang ada dengan cara mendorong material yang ditumpahkan oleh alat angkut. Dari
faktor K3L terdapat bahaya:
 Kepadatan lalulintas alat berat tambang yang berisiko untuk terjadinya kecelakaan
tabrakan atau alat terguling atau bahkan terperosok ke dalam lubang galian. Kompetensi
dan latihan yang cukup perlu diperhatikan pada operator alat berat yakni ekskavator, dump
truck dan bulldozer.
 Aktifitas pekerja atau mobil disekitar alat berat atau peralatan besar seperti
ekskavator, bulldozer dan dump truck sangat berisiko untuk tertabrak atau terlindas akibat
berada di titik blind spot atau titik buta dimana posisi yang terhalang dan tidak terjangkau
oleh pandangan operator. Oleh karena itu karyawan dan mobil harus dilengkapi alat
komunikasi dan harus mudah terlihat atau visible terhadap operator. Komunikasi dua arah
sangat diperlukan sebelum mendekati alat berat.
 Ketidak-stabilan struktur dan permukaan galian tanah berisiko untuk peralatan dan
operator tertimbun dalam tanah longsor.
 Dan lain sebagainya.

Sedangkan bila material tanah penutup relatif keras maka perlu diadakan pembongkaran dengan
peledakan sebelum penggalian dengan alat berat. Peledakan yang dilakukan adalah dengan
menggunakan sistem peledakan non elektrik. Kegiatan ini sangat berisiko tinggi untuk fataliti.
Oleh karena itu semua yang telibat harus memiliki kompetensi yang telah dipersyaratkan dan
memiliki waktu dan jadwal khusus yang telah diinformasikan dan diketahui oleh semua warga
tambang. Pengangkutan dan penyimpanan bahan peledak pun harus sangat terkontrol dan
diawasi oleh pengusaha dan pihak berwajib.

3. Penggalian dan Pengangkutan Batubara dari Pit Menuju Stock Yard

Proses penggalian batubara mengikuti arah kemajuan pengupasan material tanah penutup.
Sebelum proses pengambilan batubara, terlebih dahulu dilakukan pembersihan dengan
menggunakan ekskavator untuk menghilangkan overburden atau tanah yang masih tertinggal
diatas lapisan batubara. Setelah itu penggalian batubara baru dilakukan dengan menggunakan
alat gali ekskavator khusus batubara dan diangkut menuju ke tempat penimbunan sementara
(stock yard) dengan menggunakan alat muat dump truck. Dari faktor K3L terdapat bahaya:
 Interaksi dan kepadatan lalulintas alat berat tambang yang berisiko untuk terjadinya
kecelakaan tabrakan atau alat terguling atau bahkan terperosok ke dalam lubang galian.
Kompetensi dan latihan yang cukup perlu diperhatikan pada operator alat berat yakni
ekskavator, dump truck dan bulldozer. Pengaturan rambu-rambu dan persimpangan jalan
harus dipertimbangkan oleh pihak manajemen tambang, engineering dan personal K3L.
Pengarahan atau pertemuan K3L harus senantiasa mengingatkan topik keselamatan
lalulintas tambang. Faktor pencahayaan atau lampu penerangan wajib diperhatikan
diaktifitas penambangan malam hari (night shift).
 Bahaya kebakaran spontan yang timbul dari akibat debu batubara yang terakumulasi
menempel pada mesin ekskavator. Perawatan rutin pada alat tambang dengan
meminimalisir debu batubara yang terakumulasi menempel pada ekskavator ataupun truk
yang mengangkut batubara.
 Aktifitas pekerja atau mobil disekitar alat berat atau peralatan besar seperti
ekskavator, bulldozer dan dump truck sangat berisiko untuk tertabrak atau terlindas akibat
berada di titik blind spot atau titik buta dimana posisi yang terhalang dan tidak terjangkau
oleh pandangan operator. Oleh karena itu karyawan dan mobil harus dilengkapi alat
komunikasi dan harus mudah terlihat atau visible terhadap operator. Komunikasi dua arah
sangat diperlukan sebelum mendekati alat berat.
 Bahaya fisik yang timbul pada kegiatan ini adalah debu batubara ataupun debu dari jalan
tanah, tentu risiko ini efeknya tidak terlihat segera namun bersifat kronik yang terlihat
beberapa tahun kedepan. Oleh karena itu penggunaan APD masker diwajibkan untuk
pekerja di lokasi dan penyiraman jalan rutin dapat mengurangi paparan debu.
 Dan lain sebagainya

4. Pengangkutan dan pengolahan Batubara

Pengangkutan batubara dari lapangan penyimpanan batubara (stock yard) ke pabrik


penghancuran batubara (crushing plant) dilakukan dengan menggunakan truk trailer melalui
jalan tambang. Jalan tambang ini selalu dirawat dengan menggunakan menggunakan alat yang
disebut grader agar jalan tidak bergelombang dan disiram agar tidak berdebu sehingga tidak
berbahaya bagi pengemudi truk dan warga yang tinggal disekitar jalan tambang tersebut. Pada
proses pemuatan batubara ke truk trailer dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut wheel
loader.
Pengolahan dilakukan dengan cara kering. Run of material (ROM) di masukkan melalui hopper,
kemudian peremukan sehingga didapat produk batubara dengan ukuran lebih kecil.
Bahaya fisik yang timbul pada kegiatan ini adalah debu batubara ataupun debu dari jalan tanah,
tentu risiko ini efeknya tidak terlihat segera namun bersifat kronik yang akan terlihat beberapa
tahun ke depan. Penggunaan APD masker diwajibkan untuk pekerja di lokasi dan penyiraman
jalan rutin dapat mengurangi paparan debu.

 Kepadatan lalulintas alat truk trailer berisiko untuk terjadinya kecelakaan tabrakan atau
truk terguling atau bahkan terperosok ke pinggir jalan. Kompetensi dan latihan yang cukup
perlu diperhatikan pada pengemudi truk trailer. Pengaturan rambu-rambu jalan dan
persimpangan jalan harus dipertimbangkan oleh pihak management
tambang, engineering dan personal K3L. Pengarahan atau pertemuan K3L harus
senantiasa mengingatkan topik keselamatan lalulintas tambang.
 Bahaya fatigue/kelelahan sangat mungkin terjadi pada kegiatan ini. Oleh sebab itu
pengemudi harus dengan benar mengatur jadwal istirahat dan pola hidup karena
pengemudi dihadapkan dengan bekerja shift dan bekerja lembur.
 Dan lain sebagainya.
5. Reklamasi

Areal yang telah selesai ditambang akan dilapisi dengan lapisan top soil dengan ketebalan antara
1 sampai dengan 2 meter. Tumbuhan yang digunakan untuk mereklamasi lahan bekas tambang
dapat berupa tanaman produktif seperti karet dan sawit atau tanaman pohon seperti akasia yang
pertumbuhannya lebih cepat.

6. Aktifitas Pemeliharaan Alat dan Pengelasan


Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa setiap proses kerja di dalam pengerjaan tambang
menggunakan peralatan alat berat berteknologi tinggi, yakni: back hoe, excavator, truk angkut
alat berat, bulldozer, grader. Semua peralatan tersebut memiliki struktur utama adalah logam
atau metal atau baja dengan mekanisme pergerakan elektrik dan oli hidrolik. Untuk menjaga
ketersediaannya dilapangan maka periode pemeliharaan secara teratur dilakukan oleh
departemen pemeliharaan (maintenance) dengan tim mekanik, juru las, juru listrik tegangan
rendah.
Usaha pemeliharaan yang dimaksudkan adalah perbaikan-perbaikan peralatan secara mekanikal,
elektrikal, dan penggantian pelumas atau penambahan bahan bakar. Perbaikan mekanikal dapat
berupa penggantian komponen atau spare part seperti bucket excavator, blade dozer, perbaikan
tangga atau modifikasi pelindung mesin (engine guard), dll. Disini peranan juru las dalam
aktifitas pengelasan sangat diperlukan. Bahaya dalam kegiatan mekanikal ini juga sangat
beragam seperti: bahaya listrik, bahaya bekerja di ketinggian, bahaya tubuh (jari, tangan, kaki)
masuk dalam titik jepit, bahaya bahan kimia berbahaya dan beracun, bahaya permukaan licin,
bahaya objek panas pada mesin, bahaya bising pada alat bubut/gerinda melebihi 85 db, bahaya
kelelahan dan lain sebagainya.
7. Peraturan dan Perundang-Undangan K3 Pertambangan
Tujuan pengelolaan keselamatan kerja ditambang sangat penting diantaranya: menyelamatkan
karyawan, menyelamatkan properti perusahaan,meningkatkan keuntungan perusahaan,
memenuhi peraturan perundang-undangan, menjaga reputasi perusahaan, menjadi yang terbaik di
bidang pekerjaannya.

Di Indonesia, regulasi peraturan dan perundang-undangan pertambangan ini telah diatur hingga
pada bagian spesifik diantaranya:

 MPR No. 341 TAHUN 1930


 UU No. 11 TAHUN 1967 – Ketentuan Pokok Pertambangan
 UU No. 1 TAHUN 1970 – Keselamatan Kerja
 UU No. 13 TAHUN 2003 – Ketenagakerjaan
 PP No. 32 TAHUN 1969 – Juklak UU No.11 Th ‘67
 PP No. 19 TAHUN 1973 – Pelimpahan Kelola K3
 KEP MPE No. 2555K/201/M.PE/1993 – PIT
 KEP MPE No. 555K/26/M.PE/1995 – Tentang K3 Pertambangan Umum
Berdasarkan Kepmen 555 bahwa ada beberapa jabatan di pertambangan yang diatur yakni:

Kepala Teknik Tambang (KTT):


seseorang yang memimpin dan bertanggungjawab atas terlaksananya serta ditaatinya peraturan
perundangan K3 pada suatu kegiatan usaha pertambangan di wilayah yang menjadi
tanggungjawabnya.
Pengawas Operasional & Pengawas Teknis:
Seseorang yang diangkat/ditunjuk oleh pihak pengusaha atau Kepala Teknik Tambang, yang
bertanggungjawab untuk membantu KTT dalam menjalankan tugas & fungsinya dalam bidang
operasional dan teknis pertambangan. Dalam prakteknya dilapangan bahwa seorang pengawas
K3 atau safety supervisor di pertambangan harus dilengkapi dengan sertifikasi sebagai Pengawas
Operasional Pratama (POP) dengan kewajiban sebagai berikut:

 Bertanggungjawab atas keselamatan pekerja/bawahannya.


 Bertanggungjawab atas keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan dari semua orang yang
ditugaskan kepadanya.
 Melaksanakan inspeksi, pemeriksaan & pengujian.
 Membuat dan menandatangani laporan.
DAFTAR PUSTAKA
 https://shefocus.wordpress.com/tag/k3l-tambang/

Anda mungkin juga menyukai