Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
I – PENDAHULUAN
Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019
Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari
BAB.I – PENDAHULUAN
1.3. SASARAN
Sasaran dari kegiatan ini adalah :
1) Mempersiapkan sumber daya manusia, alat dan bahan pemeriksaan,
termasuk didalamnya K3L dan kalibrasi alat
2) Menyusun rencana kerja pelaksanaan survei,
3) Melakukan Survei Pendahuluan,
4) Melaksanakan Survei Kondisi Jalan, Jembatan dan Lereng.
5) Melaksanakan pengolahan data kondisi jalan, lereng, dan jembatan.
6) Melaksanakan seluruh prosedur yang terdapat dalam manajemen mutu
pengumpulan data.
7) Survei yang akan harus diselesaikan antara lain:
a. Survei Kapasitas Struktur Perkerasan;
b. Survei IRI;
c. Survei Jembatan;
d. Survei Lalulintas;
e. Survey Kondisi Lereng;
Pengukuran nilai IRI dilakukan untuk setiap lajur ruas jalan sebanyak 1
kali panjang lajur jalan yang akan disurvei adalah berdasarkan hasil
Survei linkdesc dan titik referensi.
Atribut Acuan.
Metoda Pengolahan IRI ASTM E 1926 - 08
Metoda Pengolahan IRI RSNI 03 – 3426 – 2017 : Cara Uji Survey
Cara Pengujian Ketidakrataan Permukaan Perkerasan Jalan
dengan Alat Tipe Respon.
untuk Jalan Unpaved menggunakan MDP
2017 pada lampiran Q – 5.
Interval Data Per 100 lajur
Satuan M / km
Alat Profilometer class III tipe responsif dengan
menggunakan accelerometer dilengkapi
Distance Measuring Instruments (DMI), GPS
dan Kamera ber – GPS.
Untuk jalan yang masih dalam tahap konstruksi, selama masih dapat
dilalui maka tetap dilakukan survei namun diberikan tanda/event bahwa
dilokasi sedang ada perbaikan.
Survei linkdesc, titik referensi dan Survei Ketidakrataan Jalan (IRI)
dan Survei Inventarisasi dan Kondisi Jalan dilakukan pada seluruh
ruas jalan nasional di lingkungan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional
XXI Kendari Sebanyak 95 ruas, dengan rincian seperti pada tabel
berikut ini:
KONDISI JALAN :
Atribut Acuan.
Metoda Perhitungan Lendutan ASTM D4695 - 03
Cara Pengujian Berdasarkan Pedoman yang berlaku
Interval Data Per 500 m lajur
Arah Pengukuran 2 arah Lalu Lintas
Alat Pengukuran Lendutan
1.4.4. Survei Pencacahan Lalu Lintas (Traffic Counting) dan Beban Lalu lintas
Penghitungan volume lalu lintas dilakukan pada ruas-ruas yang telah
ditentukan. Metoda penghitungan volume lalu lintas yang dipakai yaitu secara
otomotis dan manual.Penghitungan volume lalu lintas secara manual
dilakukan pada pos penghitungan selama 7 hari. Klasifikasi kendaraan yang
dihitung menggunakan klasifikasi kendaraan dari BINA MARGA (12 klasifikasi
kendaraan)
Survei lereng dilakukan terhadap 39 lereng dengan tingkat resiko tinggi yang
tersebar di Provinsi Sulawesi Tenggara.
1.5. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah:
1) Data mentah
2) Data hasil survei lapangan yang telah valid dan terinput dalam
GEODATABASE BINA MARGA.
3) Data Dokumentasi (Foto dan Video)
1.6. LAPORAN
Jenis laporan yang harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen/Pengguna Jasa:
a. Rencana Mutu Kontrak (RMK)
RMK harus dibahas dan diserahkan selambat-lambatnya 7 hari kalender
sejak ditetapkannya tanggal mulai pelaksanaan pekerjaan yang tercantum
dalam SPMK.
b. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan sekurang-kurangnya mencakup:
Peralatan yang akan digunakan;
Sertifikat kalibrasi dan metodologi validasi;
Daftar pendek seksi jalan untuk validasi;
Metodologi survei;
Sumber daya dan jadwal;
Laporan Pendahuluan Akan memperbaiki metodologi yang diusulkan
sesuai dengan kondisi lapangan.
c. Laporan Bulanan/Progress
Laporan ini memuat outline progress yang telah dicapai dan memberikan
pemutakhiran program pada tiap akhir bulan. Laporan ini diserahkan
selambat-lambatnya tanggal 5 setiap pada bulan berikutnya.
Laporan progress sekurang-kurangnya mencakup :
Ruas jalan yang disurvei pada bulan tersebut;
Kerusakan pada peralatan survei atau kendaraan, termasuk prosedur
untuk menjamin kualitas data setelah perbaikan;
Rincian pada validasi survei on-going yang selesai pada bulan
tersebut;
Quality Control, Quality Assurance dan Quality Management Plan;
Progress secara keseluruhan termasuk bar chart dll.
PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC. I - 14
Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019
Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari
Laporan ini dan data hasil survei dari laporan tersebut diatas diserahkan
selambat – lambatnya pada 31 Desember 2019
e. Laporan Final
Laporan Akhir harus memuat ringkasan keseluruhan pekerjaan termasuk :
Rincian pelaksanaan kalibrasi dan validasi;
Survei lapangan dan backup data dan arsip yang diambil;
Statistik survei secara keseluruhan termasuk waktu-waktu terjadi
kerusakan;
Permasalahan utama dan isu yang dihadapi dan tindakan yang
diambil;
Statistik data seperti panjang survei harian dalam bentuk bar chart;
Pembelajaran yang diambil dan rekomendasi untuk pelaksaaan
pengumpulan data ke depan.
g. Ringkasan Eksekutif
Ringkasan Eksekutif Hardisk selambat-lambatnya pada tanggal 31
Desember 2019 sejak ditetapkannya tanggal mulai pelaksanaan
pekerjaan yang tercantum dalam SPMK sebanyak 5 (lima) buku
Selain laporan-laporan tersebut di atas yang berupa buku (hard copy),
Penyedia Jasa juga harus mengunggah laporannya ke dalam e-dokumen
PUPR.
PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC. I - 15
BAB.II – METHODOLOGI PENDEKATAN
2.1. SURVEY KAPASITAS STRUKTUR
PERKERASAN
Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019
Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari
Pada perkerasan yg cukup tebal retak biasanya dimulai dari atas pada
lokasi tensile tress yg tinggi yg dihasilkan dari interaksi ban dan asphalt
binder aging (to-down cracking). Setalah beban berulang retak memanjang
akan saling tersambung membentuk bersudut banyak dan terbentuk seperti
kulit buaya.
Masalah yg timbul : indikasi kerusakan struktural, retak dapat dimasuki
air, roughness, dapat berlanjut menjadi rusak berlobang.
Penyebab yg mungkin : tidak cukup menanggung struktur, yg dapat
disebabkan hal-hal berikut :
a) Menurunnya karakteristik menanggung beban, pada base, subbase
akibat drainese yg buruk atau kualitas base yg mengandung clay.
b) Stripping pada dasar hot mix, bagian yg tripping berkontribusi
melemahkan kekuatan perkerasan akibatnya efektif tebal perkerasan
berkurang.
c) Meningkatnya beban (ump beban berlebih dibanding dgn disain)
d) Tidak memadainya disain struktur perkerasan.
e) Pelaksanaan yg tidak baik umpamanya pemadatan yg tidak tercapai
sesuai ketentuan.
b. Bleeding
Deskripsi : suatu film asapal pada permukaan perkerasan, yg biasanya
terlihat licin dan seperti kaca yg seterusnya dapat lengket pada roda
kendaraan.
c. Block Cracking
Deskripsi : retak yg saling
terhubung yg membagi perkerasan
menjadi beberapa bagian persegi,
blok berukuran kira-kira 0,1 m2 – 9
m2. Blok yg luas diklasifikasi
sebagai retak memanjang dan
melintang,. Blok cracking unmumnya
terjadi pada bagian perkerasan yg
jarang dilalui lalu lintas.
Masalah : raoughness
e. Depression (Melendut)
Deskripsi; daerah setempat
perkerasan yg lebih rendah dari
elevasi yg sesungguhnya,
lendutan ini umumnya terjadi
setelah hujan dan air masuk ke
tepi perkerasan.
g. Longitudinal Cracking
Deskripsi: retak yg paralel terhadap as jalan atau arah penghamparan,
biasanya jenis fatigue cracking.
Masalah yg timbul: bisa kemasukan air, roughness, indikasi akan terjadi
retak buaya dan kerusakan struktur.
Penyebab yg mungkin: pelaksanaan sambungan yg jelek atau salah
lokasinya,sambungan merupakan
daerah perkerasan yg kurang
padat, oleh sebab itu harus dibuat
diluar jejak roda sehingga beban
berkurang, b) refektif retak dari
lapisan dibawahnya c) fatigue hot
mix yg dapat berlanjut menjadi
retak buaya d) top-down cracking.
h. Patching (Tambalan)
Deskripsi : Daerah Perkerasan yang telah diganti dengan Material baru
untuk memperbaiki Perkerasan Lama.
Masalah : roughness
Kemungkinan penyebab : kerusakan perkerasan setempat yg dibuang
dan ditambal, pemotongan utilitas
i. Potholes (Berlubang)
Deskripsi : penurunan berbentuk
cekungan dari permukaan perkerasan
sampai seluruh lapisan hotmix sampai
ke base coursenya,umumnya
mempunyai sisi yg tajam dan vertikal
dekat sisi dari lobang, lobang biasa
terjadi pada jalan yg mempunyai
hotmix yg tipis 25 sampai 50 mm dan
jarang terjadi pada jalan hot mix yg
tebal 100 mm.
k. Rutting (Beralur)
Deskripsi: depresi permukaan
perkerasan pada jejak roda, terjadi
jembulan sepanjang sisi yang beralur
tersebut, alur akan nampak setelah turun
hujan dan terisi air, ada dua jenis rutting
yaitu rutting campuran dan rutting
subgrade. Ritting campuran terjadi bila
subgrade belum rutting, tetapi terjadi
deprise permukaan pada jejak roda
sebagai akibat masalah pemadatan/
disain campuran. Subgrade rutting
terjadi bila menunjukan subgrade
depresi akibat beban, dalam hal ini
perkerasan settle pada subgrade yg
diikuti oleh depresi permukaan pada
jejak roda.
m. Stripping
Deskripsi :hilangnya ikatan antara
agregat dan aspal pengikat yg umunya
dimulai pada dasar hotmix dan berlanjut
kearah atas, apabila stripping mulai dari
permukaan dan berlanjut ke bawah hal ini
dinamakan ravelling.
1. Lean concrete
Kesalahan:permukaan terlalu kasar, terjadi retak, tidak
menggunakan lapis pemisah
Akibat : proses shrinkage (penyusutan) terganggu
Kerusakan : retak acak
2. Pelat beton
kesalahan : slump terlalu tinggi
akibat : dapat menurunkan mutu beton
kerusakan : kualitas tekstur rendah
kesalahan : pemadatan kurang sempurna
akibat : kepadatan kurang homogen
kerusakan : keropos
PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC. II - 12
Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019
Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari
Penanganan :
1. Sambungan (Joint)
Fungsi : Membatasi tegangan dan pengendalian retak yang
diakibatkan oleh penyusutan, pengaruh lenting serta beban lalu-lintas.
Jenis sambungan antara lain : sambungan memanjang ; sambungan
melintang; sambungan isolasi
BAIK < 50
SEDANG 50 – 100
RUSAK RINGAN 100 – 150
RUSAK BERAT > 150
Sumber : Mulyono (2007)
Dari hasil pengamatan tersebut, maka di dapat nilai dari tiap jenis
kerusakan yang diidentifikasi, sehingga untuk menentukan penilaian
kondisi jalan didapat dengan cara menjumlahkan seluruh nilai
kerusakan perkerasan yang terjadi dengan bobot yang sudah
ditentukan, dan kemudian akan didapat nilai SDI. Contoh menghitung
SDI dapat kita lihat pada tabel dibawah.
7. Keausan
8. Pengelupasan
b) Roughometer NAASRA
Alat ukur roughometer NAASRA adalah alat pengukur ketidakrataan
permukaan jalan yang dibuat oleh NAASRA (SNI 03-3426-1994). Alat ini
dipasangkan pada kendaraan jenis station wagon, apabila tidak tersedia
jenis kendaraan tersebut maka dapat diganti dengan kendaraan Jeep 4
wheel drive, atau pick up dengan penutup pada baknya.
1,220920
RCI = 10*exp(-0,0501*IRI ) ......................... (1)
Pada Gambar diatas terlihat bahwa hampir seluruh data, terlewati oleh
garis persamaan korelasi. Apabila nilai ketidakrataan permukaan
mendekati nilai nol, maka nilai indeks kondisi jalan akan mendekati nilai
10. Hal ini tentunya sesuai dengan batasan dari nilai indeks kondisi jalan,
seperti yang diperlihatkan pada Tabel 1 diatas. Untuk nilai ketidakrataan
permukaan lebih besar dari 25,0 m/km, maka nilai indeks kondisi jalan
akan mendekati nilai nol.
a. Persiapan Survey
• Melakukan penelaahan terhadap norma, pedoman dan manual
yang berhubungan dengan jalan, lalu lintas dan dimensi
kendaraan, serta metode perencanaan teknis perkerasan jalan
yang berlaku di Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian
PUPR;
• Melakukan pengumpulan data sekunder dari berbagai
badan/instansi yang terkait seperti data ruas jalan yang akan
disurvey, lokasi pos perhitungan lalu lintas pada ruas jalan yang
bersangkutan, tipe perkerasan, jumlah lajur, kelas dan fungsi jalan
dan sebagainya;
• Membuat dan menyiapkan formulir-formulir yang diperlukan untuk
survey yang relevan dengan lingkup kegiatan ini;
• Pengumpulan peta-peta jaringan jalan;
• Mempelajari metode analisa vehicle damage factor (VDF) dari
peraturan dan analisa beban sumbu kendaraan, acuan standar dan
panduan yang berlaku di Indonesia beserta modifikasinya
• Penyusunan rencana kerja untuk memantapkan langkah kerja
selanjutnya, berdasarkan lingkup pekerjaan yang disepakati
beserta kelengkapan alat survey
b. Perlengkapan Survey
1. Form Survey (Beban sumbu statis)
5. Alat Survey
1) Alat Survey Volume lalu lintas otomatis dengan Golden River M400 / M420
1. Instalasi WIM-TRS :
Line 4 2.4mtr
3 mtr
Line 3 2.4mtr
MEDIAN
Line 2 2.4mtr
3 mtr
2.4mtr
Line 1
Sensor WIM
Logger
2. Instalasi WIM-TRS :
2. Ahli Geodesi
Sarjana Teknik Strata satu (S1) Jurusan Geodesi
Tugasnya adalah:
Mempersiapkan posisi geografis titik referensi untuk setiap survei
jalan dan jembatan;
Mempersiapkan tabel data geografis:
Mempersiapkan platform basis data berbasis Geografis sesuai
sistem manajemen data yang dipergunakan pengguna jasa
Mempersiapkan tampilan antar muka untuk menampilkan informasi
5. Ahli Geoteknik
Sarjana (S-1) jurusan Teknik Sipil atau jurusan Geologi
Tugasnya adalah :
Mengkoordinir kegiatan sistem manajemen lereng;
Memberikan pengarahan dan bimbingan teknis personil survei:
Melakukan koordinasi dengan P2JN/BBPJN/BPJN;
Validasi hasil inventarisasi, inspeksi berkala, analisis risiko dan
mitigasi risiko lereng jalan.
Melakukan penilaian tingkat risiko lereng jalan berdasarkan
pemeringkatan nilai bahaya dan konsekuensi lereng jalan yang
telah disurvey;
Membuat peta tingkat risiko lereng jalan;
Menyusun pelaporan;
3. Ahli Geoteknik
Sarjana (S-1) jurusan Teknik Sipil atau jurusan Geologi
Tugasnya adalah:
Melakukan ujicoba peralatan survei khususnya terkait dengan
Inspeksi Jembatan;
Mengkoordinasikan tim pelaksana survei terkait Inspeksi
Jembatan;
Melaksanakan kompilasi data dan melaksanakan validasi data
mandiri;
Melakukan pengolahan data sesuai spesifikasi data yang
dipersyaratakan.
D. Tenaga Pendukung
Selain tenaga-tenaga tersebut di atas, juga diperlukan tenaga-tenaga
pendukung/tenaga lainnya seperti surveyor, Teknisi, operator, supir dan
lainnya untuk membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan.
Jumlahnya menyesuaikan sesuai dengan kebutuhan dan metode
pelaksanaan kegiatan survei.