S2 2017 387441 Introduction PDF
S2 2017 387441 Introduction PDF
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan Nasional (JKN) yaitu merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial
No.40 tahun 2004 tentang SJSN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah
dan pemakaian sumber daya yang sama dalam bentuk paket. Hal ini yang
pelayanan.
Dengan adanya era JKN dan beroperasinya BPJS Kesehatan menjadi suatu
peluang dan tantangan untuk rumah sakit dalam meningkatkan kualitas pelayanan
agar mampu berkompetisi baik antar rumah sakit milik pemerintah maupun
1
ANALISIS PROSES PENGELOLAAN OBAT DENGAN PENDEKATAN LEAN HOSPITAL DI RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH SIDOARJO 2
NOVIANTI FATLI A
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
pasien memiliki hak untuk memilih rumah sakit yang akan dipercaya dalam
pasien sebagai konsumen akhirnya. Pelayanan yang cepat, tanggap serta fasilitas
yang lengkap merupakan suatu hal yang dijadikan pertimbangan seseorang dalam
pengadaan obat. Di banyak negara berkembang belanja obat di rumah sakit dapat
Azis, dkk (2002) di RSUD Kabupaten Sidoarjo, biaya operasional rumah sakit
perjalanan dinas dan belanja lain-lain, dimana diketahui bahwa biaya obat adalah
sebesar 43% dari total biaya operasional rumah sakit. Saat ini di Rumah Sakit
Umum Daerah Sidoarjo terdapat sejumlah ±2600 item obat dan alat kesehatan
yang masuk dalam formularium rumah sakit. Dalam hal ini diperlukan
pengelolaan yang baik agar anggaran belanja rumah sakit dapat terserap dengan
Jawa Timur pada Instalasi Farmasi RSUD Sidoarjo tahun 2011, diperoleh hasil
Instalasi Farmasi RSUD Sidoarjo tahun 2015 yang menyebutkan antara lain :
1. Pada bulan Mei dan Oktober terjadi tambahan kebutuhan obat sebesar 0,44%
2. Dari 200 orang responden pasien rawat jalan, diperoleh 31% pasien yang tidak
puas dengan waktu tunggu pelayanan obat dan 19% pasien yang tidak puas
terkait kelengkapan obat di unit farmasi rawat jalan. Ada 3 kejadian keluhan
Instalasi Farmasi RSUD Sidoarjo tersebut tentu saja dapat mengganggu proses
pelayanan, dan memunculkan komplain dari pasien. Jika kondisi ini dibiarkan
berlarut-larut maka bukan tidak mungkin Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo
pelayanan kesehatannya pada rumah sakit lain. Proses pelayanan yang efisien erat
kaitannya dengan proses pengelolaan obat yang efisien. Oleh sebab itu, masalah
yang terjadi dalam proses pengelolaan obat harus diatasi. Untuk mengatasi semua
masalah yang terjadi tentu tidaklah mudah sehingga perlu ada prioritas masalah
dan rekayasa ulang proses bisnis telah diperkenalkan sebagai metode terbaik yang
ANALISIS PROSES PENGELOLAAN OBAT DENGAN PENDEKATAN LEAN HOSPITAL DI RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH SIDOARJO 4
NOVIANTI FATLI A
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
metode tersebut berpotensi saling melengkapi satu sama lain. Sistem lean
enterprise, TQM dan six sigma, khususnya, sangat berhubungan erat dengan
yang berfungsi sebagai kerangka kerja utama. Elemen spesifik dari pendekatan
sering mengatakan bahwa suatu organisasi harus "mulai dari kebutuhan." Dalam
dunia sekarang ini, penerapan lean dalam bidang kesehatan sangat jelas yaitu
dalam hal kualitas dan keselamatan pasien, biaya, waktu tunggu, dan moral
pegawai. Rumah sakit menghadapi tekanan eksternal dan tantangan yang semakin
besar. Pada awalnya, orang mungkin mengeluh bahwa mereka sudah se-ramping
mungkin dan tidak memiliki sumber daya yang cukup. Sebuah rumah sakit yang
orang bekerja lebih hati-hati namun dengan lebih meminta mereka bertindak lebih
cepat. Lean adalah sebuah alat, sistem manajemen, dan filosofi yang merubah
suatu rumah sakit menjadi lebih terorganisir dan teratur, yang memungkinkan
rumah sakit untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pasien dengan cara
mengurangi kesalahan dan waktu tunggu, dimana pendekatan ini mendukung staf
pada penyediaan perawatan terhadap pasien. Lean adalah sistem untuk penguatan
ANALISIS PROSES PENGELOLAAN OBAT DENGAN PENDEKATAN LEAN HOSPITAL DI RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH SIDOARJO 5
NOVIANTI FATLI A
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
organisasi rumah sakit untuk jangka panjang, mengurangi biaya dan risiko selain
itu juga memfasilitasi pertumbuhan dan ekspansi rumah sakit. Lean membantu
memecah hambatan antar-bagian agar bekerja sama dengan lebih baik untuk
Metode lean hospital yang digunakan di instalasi farmasi rumah sakit dan
menuai hasil yang cukup memuaskan antara lain : King Abdullah University
Hospital, Yordania berhasil melakukan penghematan lebih dari 45% dalam siklus
waktu pelayanan obat di unit farmasi rawat inap (Al-Araidah dkk., 2010); sebuah
jalan dengan durasi ≤ 60 menit sebanyak 23%, yaitu rata-rata waktu berkurang 10
menit per-kunjungan, meningkatkan kapasitas menjadi 500 pasien per tahun serta
tambahan pendapatan lebih dari $165.000 per-tahun (Smith dkk., 2011); Klinik
waktu tunggu secara signifikan yaitu 119 menit menjadi 82 menit (Duska dkk.,
persentase value added time dari 30,6% menjadi 66,3% dari keseluruhan waktu
meningkatkan efisiensi, maka diharapkan konsep lean hospital ini dapat pula
ANALISIS PROSES PENGELOLAAN OBAT DENGAN PENDEKATAN LEAN HOSPITAL DI RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH SIDOARJO 6
NOVIANTI FATLI A
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
B. Perumusan Masalah
dan menurunkan waktu tunggu, sambil menjaga perputaran dana. Satu pendekatan
yang sudah terbukti adalah lean (Fine dkk., 2009). RSUD Sidoarjo berada dalam
2. Apa akar penyebab masalah dari waste kritis pada proses pengelolaan obat di
C. Keaslian Penelitian
Sidoarjo. Secara garis besar keseluruhan penelitian yang sudah dilakukan adalah
D. Manfaat Penelitian
2. Bagi peneliti
E. Tujuan Penelitian
hospital.
2. Menganalisa akar penyebab masalah dari waste kritis pada proses pengelolaan
F. Batasan Penelitian
result) dan S (sustain) tidak dilakukan karena harus mendapat persetujuan lebih
lanjut dari pihak manajemen rumah sakit. Dalam rangka menjawab tujuan
penelitian, observasi dilakukan hanya pada proses pengelolaan obat yang meliputi
proses seleksi, pengadaan melalui proses pembelian, dan distribusi melalui resep
perorangan untuk pasien rawat jalan dan IGD serta sistem distribusi obat dosis
unit untuk pasien rawat inap sehingga diperoleh data berupa waktu (menit).