Anda di halaman 1dari 15

KEPADA YTH.

BAPAK PERRY YOSO


DI TEMPAT

PENYAMPAIAN KRONOLOGI TANAH KOSAMBI TIMUR


MILIK KELOMPOK TANI MELAYU
KECAMATAN : KOSAMBI
KABUPATEN : TANGERANG
PROVINSI : BANTEN
SELUAS 240 HA

DISAMPAIKAN OLEH :

MARUHUM PANJAITAN
KRONOLOGI TANAH KOSAMBI

Kronologi ini dibuat dalam rangka menjelaskan hak-hak masyarakat Kosambi


Timur yang belum memperoleh kompensasi atas tanahnya yang digunakan untuk
pembangunan oleh Pengembang yang diduga adalah Agung Sedayu Grup

HISTORIS KEPEMILIKAN TANAH

Masyarakat adalah merupakan masyarakat yang tinggal di wilayah Kosambi


Timur Tangerang Banten sejak dahulu.

Pada tahun 1992 sesuai dengan Surat Keterangan Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Direktorat Jenderal Pengendalian Das dan Hutang Lindung Balai
Pengelolaan das dan Hutan Lindung Citarum – Ciliwung No.
S.2262/BPDAS.CTW.1/12/2017 bahwa masyarakat sebanyak 60 orang /kepala
rumah tangga adalah Kelompok Tani Melayu TMR Kosambi Kecamatam Teluk
Naga dan Kosambi Kabupaten Tangengarang ditunjuk untuk mengelola Hutan
Bakau.

Pengelolaan Hutan bakau dimaksud adalah merupakan Program Pengembangan


Hutan Bakau Rakyat dan Balai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah wilayah
IV tahun 1992.

Untuk Melaksanakan program tersebut maka berdasarkan Surat Keterangan Izin


Menggarap Kabupaten Tingkat II Tangerang Kecamatan Kosambi Desa Kosambi
Timur No..masing2 petani/Des/KET/SIM/TH/1992 dan Surat Pernyataan
Kesanggupan Penggarap maka masing masing petani diberi lahan garapan seluas
4 ha sehingga luas keseluruhan adalah 240 ha.(dokumen masing-masing
terlampir)
Dalam rangka pengelolaan Hutan Bakau tersebut, Para petani dibagi dalam 5
Kelompok Tani yang masing masing ketua kelompok memiliki 12 anngota. Untuk
setiap kelompok diberi pelatihan. Hal ini dibuktikan setiap ketua kelompok
mendapat sertifikat pelatihan.(terlampir).

Menurut keterangan para petani sekitar tahun 2015 dengan adanya proyek
pembangunan Bandara dan pembangunan Jalan perancis berdampak abrasi yang
sangat besar yang mengakibatkan lahan bakau petani yang dahulu merupakan
tanah timbul menjadi tergenang air laut yang mengakibatkan sebagian tanaman
bakau rusak sehingga para petani tidak dapat berbuat apa apa.

Sekitar tahun 2016 lahan petani dikuasai oleh pengembang, dimana para petani
dilarang dan tidak dapat memasuki wilayahnya sendiri dengan dijaga preman dan
aparat keamanan.

Kemudian lahan tersebut ditimbun/reklamasi oleh pengembang yang diduga


adalah PT Kukuh Mandiri Lestari/Agung Sedayu Grup tanpa ada ijin kepada
masyarakan pemilik tanah .

Bahkan saat ini wilayah tersebut telah dibangun jalan yang cukup besar dan
direncanakan akan dibangun fasos /LRT dan Properti rumah mewah dan
bangunan bangunan busines lainnya.

Para petani tidak keberatan terhadap pembangunan itu yang, namun kebertan
karena karena tanah nya belum diberikan ganti rugi.

UPAYA – UPAYA YANG DILAKUKAN PETANI

Sehubungan dengan lahan para petani dikuasai oleh pihak pengembang, petani
sangatlah menderita, karena selain mengelola tanaman bakau mereka menjadikan
wilayah tersebut tempat mencari nafkah yaitu ikan, udang sebagai mata
pencaharian mereka.

Mereka tidak tahu kemana harus mengadu karena mereka adalah masyarakat
kecil dan berpendidikan rendah .

Semula upaya yang dilakukan oleh petani adalah mencari pembuktian dari pihak
instansi pemerintah seperti Kehutanan dan Pemerintah Daerah, tetapi hanya Pihak
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang menanggapi dan yang
memberi keterangan yang menunjukkan adanya hak para petani yaitu :

1. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Direktorat Jenderal


Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Balai Pemantapan Kawasan
Hutan Wilayah XI Yogyakarta No. S 366/BPKH.XI-4/2017 tanggal 5
September 2017 tentang Telaahan Lokasi Lahan Garapan bahwa wilayah
petani adalah merupakan wilayah lampiran Keputusan Menteri Kehutanan
No 419/Kpts-II/1999 tanggal 15 Juni 1999 dan wilayah Pemutakhiran
Kawasan Hutan Provinsi Banten, titik lokasi lahan garapan petani berdada
pada Lahan Penggunaan Lain ( APL)

2. Surat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Direktorat Jenderal


Pengendalian DAS dan Hutan Lindung, Balai Pengelolaan Das dan Hutan
Lindung Citarum-Ciliwung. No. S 2262/BPDAS.CTW.1/12/2017 tanggal 21
Desember 2017. Menerangkan bahwa :

a. Para Petani adalah Benar sebagai Kelompok Petani Melayu TMR


Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang dan telah mengikuti
Pelatihan Pegembangan Hutan Bakau Rakyat dari Balai Rehabilitas Lahan
dan Konservasi Tanah wilayah IV Tahun 1992.
b. Petani adalah merupakan Kelompok Petani Melayu TMR Desa Kosambi
Kecamatan Teluk Naga dan Kecamatan Kosambi Kabupaten Tangerang
sebagai penggarap diareal 240 ha pada 5 kelompok Tani yang masing
masing seluar 48 ha per kelompok tani Hal ini sesuai dengan Surat
keterangan Ijin Menggarap dan sesuai dengan Surat Balai Pemantauan
Kawasan hutan Wilayah XI Yogyakarta No S 366/BPKH.XI-4/2017
tanggal 5 September 2017.

Pada tanggal 2 April 2018 telah dibuat surat permohonan Kepada Presiden
Republik Indonesia Bpk Ir. Joko Widodo untuk membantu penyelesaian Ganti
Rugi atas lahan masyarakat yang digunakan oleh pengembang yang diduga
Agung Sedayu Grup.

Berdasarkan permohonan tersebut telah di tindak lanjuti oleh Kementerian


Sekretariat Negara Republik Indonesia melalui Deputi Bidang Hubungan
Kelembagaan dan Kemasyarakatan yang meminta klarifikasi dan keterangan
melalui surat kepada :

a. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang di Tigaraksa,Provinsi


Banten Surat No.B. 2123/Kemensetneg /D-2/DM.05/2018.
Berdasarkan surat tersebut maka Kepala Kantor pertanahan Kabupaten
Tangerang memberi tanggapan melalui Surat No.1824/36.03/VII/2018 sbb:
1). Terkait Pemberian Ganti Rugi merupakan kesepakatan antara subyek
sebagai pemilik bidang tanah dengan pengembang/perusahaan yang
memerlukan tanah.
2). Untuk Mendukung proses pemberian ganti rugi diperlukan alas hak
kepemilikan tanah dalam hal ini disediakan oleh pemilik.
3). Terkait lokasi yang berupa Perairan hal tersebut diluar kewenangan
kami.
b. Tampaknya tanggapan dari Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten
Tangerang ini belum cukup, diman KementerianSekretariat Negara
Republik Indonesia Ingin mengetahui instansi yang memberikan ijin
reklamasi/pembangunan diwilayah yang dimaksud.
Sehubungan dengan itu Kementerian Sekretariat Negara Republik
Indonesia mengeluarkan Surat Nomer : B. 3842/Kemensetneg/D-
2/DM.05/09/2018 tanggal 18 September 2018 yang ditujukan kepada :
- Bupati Tangeran di Tigaraksa Provinsi Banten
- Direktur Pendayagunaan Pulau pulau kecil Direktorat Jenderal
Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan Di Jakarta.

Bupati Tangerang dalam menanggapi surat tersebut mengadakan 2 kali


rapat yaitu:

1). Rapat pertama diadakan pada hari Selasa tanggal 23 Oktober 2018 di
Kantor Kecamatan Kosambi melaui dengan Surat Undangan Rapaat oleh
Sekretaris Daerah No.: 005/499 Pem&Otda/2018 tanggal 18 Oktober
2018.

Rapat tersebut dihadiri oleh seluruh para petani,Camat dan beberapa


pejabat Daerah. Pihak PT Kukuh diundang tidak hadir.

Rapat tersebut adalah bertujuan untuk memastikan apakah benar ada


pengaduan dari masyarakat tentang lahan garapan yang
diserobot/dikuasasi pihak Agung Sedayu Grup, dan mengklarifikasi
kepemilikan lahan/garapan para petani dengan menunjukkan bukti dan
dokumen yang ada.
2). Rapat kedua dilakukan pada hari Senin tanggal 12 November 2018 di
Kantor Bupati Ruang Cituis Tangerang berdasarkan Surat undangan
Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang No. : 005/581 Pem &
Otda/2018 tanggal 9 Novemer 2018 yang dihadiri oleh Perwakilan
petani/penggarap, Kepala Desa dan Sekretaris Desa, Camat Kosambi
Timur, Badan Pertanahan , Kadin Perumahn dan Pemukiman dan
pemakaman, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersingan , Kepala
dinas Tata Ruang dan Bangunan dan Direktur PT Kukuh /Agung Sedayu
Grup.

Rapat tersebut adalah mengklarifikasi pengaduan penguasaan dan


penggunaan lahan masyarakat, juga melakukan klarifikasi kepada pihak
pengembang apakah benar sedang melakukan pembangunan di wilayah
lahan petani/penggarap.
Secara lisan perwakilan Direktur PT Kukuh Bapak Billy Jalil meminta
kepada kami untuk menyediakan /mengirimkan data data dan peta
wilayah yang dimaksud agar ganti rugi yang akan diberikan tepat
sasaran mengingat banyak masyarakat yang mengaku.
Atas permintaan tersebut kami sudah mengirim peta, dokumen hak
garap kepemilikan para petani kepada PT Kukuh up Bapak Bily Jalil ,
melalui surat kami tanggal 28 Nopember 2018 dan diterima oleh staff
PT Kukuh yang ada diwilayah Kosambi Timur yaitu Bapak Sandi , yang
selanjutnya kami konfirmasi melalui Telepon dengan Bapak Billy yang
menyatakan sedang dipelajari oleh Legal PT Kukuh. Namun sampai
dengan saat ini kami belum mendapat tanggapan/tindak lanjut.
c. Terkait dengan surat kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan Direktur
Pendayagunaan Pulau Pulau Kecil , Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang
Laut, saat ini Sekretariat negara sedang melakukan koordinasi dengan
kementerian tersebut untuk memperoleh tanggapannya.

Demikian Kronologi ini dibuat, sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan


keputusan

Jakarta, 5 April 2019

Kuasa Petani

Maruhum Panjaitan

Anda mungkin juga menyukai