KEGIATAN
PENYEDIA JASA :
A. UMUM
A.1. Lingkup Pekerjaan
• Divisi I Umum
1.2 Mobilisasi
1.8.1 Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
1.17 Pengamanan Lingkungan Hidup
1.20.2 Sondir termasuk Laporan
• Divisi 2. Drainase
2.1.1 Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
2.2.1 Pasangan Batu dengan Mortar
2.3.5 Pemasangan gorong-gorong Pipa Baja Bergelombang
2.3.34 Beton fc'20 untuk saluran beton minor
• Divisi 7. Struktur
7.16a Beton Struktur fc' = 25 Mpa
7.1.7a Beton Struktur fc' = 20 Mpa
7.1.8 Beton Mutu Rendah fc' = 15 Mpa
7.1.10 Beton Mutu Rendah fc' = 10 Mpa
7.3.2 Baja Tulangan Sirip BjTP 280
7.3.3 Baja Tulangan Sirip BjTS 420
7.6.8b Penyediaan Tiang Pancang Baja Diameter 152 mm dengan tebal 4.80mm
7.6.14b Pemancangan Tiang Panjang baja Diameter 152 mm
7.9.(1) Pasangan Batu
7.10.1 Pasangan Batu Kosong yang Diisi Adukan
Tahap yang pertama dilakukan yaitu Mobilisasi Personil, Peralatan yang ditempatkan di parking yard dimana
peralatan tersebut akan digunakan dalam pelaksanaan Jasa Pemborongan Proyek ini.
I. Pekerjaan Persiapan
1.3. Demobilisasi
Demobilisasi lapangan pada akhir kontrak juga merupakan bagian dari mobilisasi yaitu
meliputi kegiatan pembongkaran semua instalasi (direksi keet, guudang dsb) dan peralatan
yang sudah tidak digunakan, serta pemulihan lokasi pekerjaan seperti kondisi semula.
Pekerjaan ini dilaksanakan secara bertahap, untuk peralatan yang sudah tidak dibutuhkan
dalam peleksanaan akan segera dikembalikan ke pool dengan persetujuan Direksi/Pimpro.
Untuk kebersihan lokasi pekerjaan dari material, peralatan yang mengganggu pelaksanaan
pekerjaan, pembongkaran instalasi, dsb pada prinsipnya dilaksanakan sebelum pekerjaan
dilaksanakan, selama pekerjaan dan sesudah pekerjaan selesai dilaksanakan sesuai dengan
kontrak kerja.
1.4. Pekerjaan Persiapan Lainnya
1.4.1. Barak / Base camp Kontraktor
Sebelum pekerjaan dimulai, dibangun base camp, tempat tinggal / barak, kamar
mandi, bengkel kerja, gudang, ruang laboratorium beserta kelengkapannya (jika
ditentukan lain sesuai spesifikasi, pengujian dapat dilakukan dilabortorium
Kebupaten atau peopinsi), dsb ( sesuai yang diminta dalam dokumen
pelelangan/spesifikasi teknis) yang didirikan pada lokasi disekitar / tidak jauh dari
proyek (lahan telah disewa / telah dikordinasikan dengan pihak pemilik proyek).
Semua kegiatan, monitoring dan administrasi proyek dikerjakan di lokasi.didalam
base camp.
Untuk jalan kerja sementara dalam lokasi pekerjaan, kontraktor akan membuat
dengan meratakan / menimbun tanah existing, jika diperlukan akan melapis dengan
sirtu. Jalan kerja dibuat dengan lebar yang memadai.
1.5. Pekerjaan Pengukuran
Pelaksanaan pengukuran akan dilakukan team pengukuran yang dikordinis=r oleh seorang
surveyor yang sudah berpengalaman pada bidangnya dengan menggunakan peralatan -
peralatan antara lain :
Hasil pengukuran akan dilaporkan kepada Konsultan Pengawas dan Pimpro untuk
mendapatkan comments atau approval.
Untuk selanjutnya pada detail pengukuran /survey lapangan tersebut dapat dipakai sebagai
bahan untuk menyiapkan rekayasa engineering, dan perhitungan voluem MC0, serta
sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan fisik Pekerjaan sesuai dengan pekerjaan
yang dilelangkan.
Uraian :
- Tahap yang pertama dilakukan adalah Mobilisasi Personil, Peralatan yang ditempatkan diparking yard
dimana peralatan tersebut akan digunakan dalam pelaksanaan Pekerjaan , pembuatan Fasilitas Base
Camp, kantor, Barak, bengkel, Gudang, Fasilitas Laboratorium serta pengukuran Awal.
a. Penyewaan Lahan
- Penyewaan atau pembelian sebidang lahan yang diperlukan untuk base camp Penyedia Jasa dan
kegiatan pelaksanaan.
c. Mobilisasi Personil
- Mobilisasi semua Personil Penyedia Jasa sesuai dengan struktur organisasi pelaksana yang telah
disetujui oleh Direksi Pekerjaan termasuk para dan pekerja yang diperlukan dalam pelaksanaan dan
penyelesaian pekerjaan dalam Kontrak
d. Mobilisasi Peralatan
- Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang tercantum dalam
Penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan dimana peralatan tersebut akan digunakan
menurut Kontrak ini.
1 BULLDOZER 100-150 HP
2 CONCRETE MIXER 0.3-0.6 M3
3 DUMP TRUCK 3.5 TON
4 EXCAVATOR 80-140 HP
5 FLAT BED TRUCK
6 GENERATOR SET
7 MOTOR GRADER >100 HP
8 TANDEM ROLLER 6-8 T.
9 VIBRATORY ROLLER 5-8 T.
10 CONCRETE VIBRATOR
11 WATER PUMP 70-100 mm
12 WATER TANKER 3000-4500 L.
13 PEDESTRIAN ROLLER
14 TAMPER
15 WELDING SET
16 BREAKER
17 MESIN LAS
18 MOBIL PICK UP
19 ALAT PANCANG MANUAL
d. Fasilitas Laboratorium,
- Penyediaan dan pemeliharaan laboratorium uji mutu bahan dan pekerjaan di lapangan harus
memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 1.4 dari Spesifikasi.
e. Mobilisasi lainnya,
- Komunikasi Lapangan Lengkap.
- Pembuatan Papan Nama Proyek
Setelah Kantor Kontraktor & Base Camp / Barak selesai selanjutnya dipasang papan nama proyek yang terbuat dari
papan dan rangka dari kayu balok yang bertuliskan nama proyek, nomor proyek, biaya proyek, tahun anggaran dan
nama kontraktor pelaksana.
METODE PELAKSANAAN
NAMA PAKET : PENANGANAN PASCA BENCANA ALAM RUAS PALLANGGA - SAPAYA - BTS.
JENEPONTO DI KAB. GOWA
PROPINSI : SULAWESI SELATAN
URAIAN :
-- Penyedia Jasa harus menjaga seluruh panjang dari proyekkegiatan dalam kondisi sedemikian
hingga lalu lintas dapat ditampung dengan aman dan karyawan Penyedia Jasa, Direksi
Pekerjaan, dan pengguna jalan dapat dilindungi.
-- Sebelum memulai pekerjaan apapun, Penyedia Jasa harus menyiapkan dan mengajukan
kepada Direksi Pekerjaan, Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (RMKL) untuk
pengoperasiannya selama periode pelaksanaan. RMKL harus berdasarkan analisa aliran lalu
lintas tingkat makro dan juga mikro dan tidak hanya terfokus di daerah konstruksi. RMKL harus
dimutakhirkan secara regular berdasarkan pengalaman dan kondisi tempat pekerjaan. RMKL
harus memperhitungkan Prosedur Keselamatan yang berlaku (klausa 4.8 Syarat – Syarat
Umum Kontrak). RMKL harus memperhitungkan dan menyediakan fasilitas khusus untuk
pejalan kaki dan kendaraan tidak bermotor jika berada di sekitar daerah kerja.
METHODE KERJA :
Pemeliharaan dan pengaturan lalu lintas ditujukan untuk meminimalkan gangguan terhadap arus lalu
lintas yang disebabkan oleh pekerjaan di lapangan selama kegiatan konstruksi. Pada prinsipnya
kegiatan konstruksi tidak akan membuat terjadinya penutupan arus lalu lintas secara penuh. BIla
terpaksa, yang dilakukan adalah penyempitan jalur lalu lintas, dengan terlebih dahulu mendapat
persetujuan dari pengguna jasa.
Untuk lokasi - lokasi dimana terjadi gangguan lalu lintas akibat kegiatan konstruksi maka akan
dilakukan traffic management dengan memasang rambu - rambu petunjuk jalan dan rambu - rambu
peringatan, menempatkan falgman, serta hal - hal lain yang di anggap perlu. Termasuk pembuatan
detaour jika pekerjaan yang dilakukan membuat jalan yang akan menjadi tertutup. Adapun
keperluan lalu lintas tersebut antara lain :
1. Rambu peringatan
2. Rambu petunjuk
3. Kerucut (Rubber cone ) lalu lintas.
4. Lampu Putar (rotary lamp ) dengan tiang
5. Pagar sementara
6. Lampu rangkaian
7. Radio Komunikasi 2 arah
8. Bendera merah, tongkat pada pelaksanaan konstruksi, kontraktor akan berkordinasi
dengan aparat terkait dari pihak Satlantas dan Dinas Perhubungan untuk pengaturan lalu
lintas.
METODE PELAKSANAAN
NAMA PAKET : PENANGANAN PASCA BENCANA ALAM RUAS PALLANGGA - SAPAYA - BTS. JENEPONTO DI KAB. GOW
PROPINSI : SULAWESI SELATAN
METODE PEKERJAAN
Uraian :
1. Untuk mencapai hasil produk yang sesuai dengan persyaratan Pemilik Proyek PENANGANAN
PASCA BENCANA ALAM RUAS PALLANGGA - SAPAYA - BTS. JENEPONTO DI KAB. GOWA
, maka pekerjaan harus dilaksanakan melalui proses manajemen mutu, memanfaatkan sumber
daya Pemilik, Direksi Pekerjaan, Kontraktor dan pihak ketiga, sebagaimana diperlukan
2. Pengendalian Mutu (QC, Quality Control): Proses memeriksa hasil produk atau jasa pelayanan
tertentu untuk menentukan apakah hasil-hasil tersebut memenuhi standar mutu yang terkait,
memperbaiki kesalahan-kesalahan dan mutu yang lebih rendah serta cara-cara untuk
mengidentifikasi untuk menghilangkan sebab-sebab produk atau kinerja jasa pelayanan yang
tidak memenuhi syarat.
3. Jaminan Mutu (QA, Quality Assurance): Proses mengevaluasi seluruh produk atau jasa
pelayanan, oleh orang-orang atau peusahaan-perusahaan yang mandiri terhadap mereka yang
melakukan Pekerjaan, secara teratur untuk menyediakan keyakinan bahwa produk atau jasa
pelayanan itu memenuhi standar mutu yang relevan
Pelaksanaan :
RENCANA PENGENDALIAN MUTU
--- Kontraktor harus menyiapkan Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) sesuai dengan ketentuan-
ketentuan Kontrak dan harus menyerahkan Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) yang
lengkap kepada Direksi Pekerjaan minimum dua minggu sebelum dimulainya setiap elemen
Pekerjaan yang dicakup oleh perencanaan
--- Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) harus tersusun sebagaimana program ISO 9001:2000 /
SNI 19-9001-2001 (meskipun registrasi ISO tidak diperlukan), dan dapat menunjukkan
pemahaman dan komitmen Kontraktor terhadap delapan prinsip manajemen mutu dari ISO:
--- Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) harus juga termasuk seksi-seksi yang merinci
metodologi Kontraktor yang berhubungan dengan masing-masing seksi yang relevan dari ISO
9001:2000 / SNI 19-9001-2001 sebagai berikut :
- Sistem Manajemen Mutu
- Ketentuan-ketentuan Umum
- Ketentuan-ketentuan Dokumentasi
- Tanggung-jawab Manajemen
- Komitmen Manajemen
- Berfokus pada Pelanggan
- Kebijakan Mutu
- Perencanaan
- Administrasi
- Telaah Manajemen
- Majnajemen Sumber Daya
- Ketentuan-Ketentuan Sumber Daya
- Sumber daya manusia
- Fasilitas-fasilitas
- Lingkungan kerja
- Realisasi Produk
- Perencanaan proses-proses realisasi
- Proses-proses yang berhubungan dengan pelanggan
- Rancangan dan/atau pengembangan
- Pembelian
- Operasi produksi dan jasa pelayanan
- Pengendalian dan pemantau alat-alat pengukur
- Pengukuran, Analisa dan Peningkatan
- Perencanaan
- Pengukuran dan Pemantauan
- Pengendalian ketidak-sesuaian
- Analisa Data
- Peningkatan
-- Rencana Jaminan Mutu (QC Plan) harus mencakup Pekerjaan secara keseluruhannya,
termasuk tanpa pembatasan terhadap semua bahan yang dipasok Kontraktor dan Sub-
kontraktor, dan semua jenis dan tahap pelaksanaan pada Kegiatan.
-- Rencana itu dapat dioperasikan seluruhnya atau sebagian oleh Sub-kontraktor atau badan/
organisasi mandiri yang memenuhi syarat (qualified). Akan tetapi, administrasi perencanaan
(termasuk kesesuaian dengan rencana dan perubahan-perubahannya) dan mutu dari Pekerjaan
tetap menjadi tanggung-jawab Kontraktor.
-- Kontraktor juga harus memastikan bahwa semua pekerja terbiasa dengan Rencana
Pengendalian Mutu, tujuannya, dan peran mereka menurut Rencana Pengendalian Mutu (QC
Plan), demikian juga dengan spesifikasi Kontrak yang berhubungan dengan Pekerjaan yang
mereka kerjakan.
AUDIT MUTU
-- Tujuan Audit Mutu adalah adanya suatu pendapat yang mandiri baik kegiatan Pengendalian
Mutu maupun Jaminan Mutu dan menjadi proaktif untuk menghindari atau mengurangi mutu
terkait dengan isu-isu yang memerlukan proses verifikasi kesesuaian menjadi sistematis.
-- Menindak lanjuti Laporan Ketidak-sesuaian (NCR) tersebut, dalam waktu yang ditentukan,
dengan usulan pemecahan dan tindakan perbaikan.
-- Jaminan pengujian dan inspeksi akan dilaksanakan untuk menentukan jika tindakan perbaikan
telah disediakan dan produk tersebut telah diterima. Penerimaan atau penolakan akan berlanjut
sampai Direksi pekerjaan menentukan bahwa mutu produk tersebut telah dicapai.
PELUANG PENINGAKATAN
-- Tinjauan Jaminan Mutu harus mengindikasikan bahwa Pekerjaan tidak dalam kesesuaian,
tetapi jika perbedaan dipandang minor oleh Direksi Pekerjaan, maka Direksi Pekerjaan dapat
menerbitkan laporan Peluang untuk Peningkatan (Opportunity for Improvement, OFI).
-- Suatu laporan Peluang untuk Peningkatan (Opportunity for Improvement, OFI) tidak akan
Mulai
Permintaan Undangan
Penjelasan Rapat
Pengajuan Rapat
Evaluasi,
Evaluasi Proses Dokumen Draft Dokumen
klarifikasi dan
Kontrak Kontrak
keputusan
Penerapan Rencana
Rencana Mutu Verifikikasi Penandatanganan
Jaminan Mutu diterima Proyek Kontrak
oleh
Proyek
Auditing
Permintaan Tindakan
Tindakan perbaikan dan Penyelesaian Revisi Rencana
kepada tindakan perbaikan Jaminan Mutu
Quality optimasi
pengendalian Proyek
mutu oleh
SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN MEKANISME OPERASIONAL
SISTEM PENGUKURAN DAN PENGENDALIAN
Mulai
tidak
Periksa oleh
ya
Konsultasi antara :
1. Engineer
ya 2. Pekerja
ya tidak
Mutual Check Keputusan
ya
Program konstruksi
ya
Persetujuan
ya
Implementasi
SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN MEKANISME OPERASIONAL
PERSIAPAN GAMBAR KONSTRUKSI
START
Mobilisasi
tidak
Diperiksa Masalah?
tidak
Konsultasi :
a. Engineer
b. Pekerja
ya
Keputusan
tidak
Keputusan
Implementasi
LAMPIRAN - 1 : MANAJEMEN MUTU
IV. Timbunan
a. Elevasi Subgrade Supervisor Chief Inspector Gen. Spec. 3.3 < + 2 cm Spes. Teknik
b. Kepadatan Lapisan Tanah Supervisor Chief Inspector AASHTO T191-86 95% Y-dmax Spes. Teknik
dibawah Rencana Hamparan
c. Kepadatan Lapisan Top Supervisor Chief Inspector AASHTO T191-86 100% Y-dmax Spes. Teknik
Timbunan
d. Kadar Air Supervisor Chief Inspector AASHTO T239-90 +3%, -1% OMC Spes. Teknik
V. Aggregate Base
a. Toleransi Elevasi Supervisor Chief Inspector Gen. Spec. 5.1 < + 1 cm Spes. Teknik
b. Tebal Penghamparan (padat) Supervisor Chief Inspector Gen. Spec. 5.1 < 20 cm Spes. Teknik
c. Kepadatan Aggregat Base Supervisor Chief Inspector AASHTO T191-86 100 % Ydmax Spes. Teknik
d. Kadar Air Supervisor Chief Inspector AASHTO T239-90 95% OMC Spes. Teknik
Vi. AC - WC dan AC - BC
a. Toleransi Elevasi Supervisor Chief Inspector Gen. Spec. 6.3 Spes. Teknik
b. Tebal Nominal Minimum Supervisor Chief Inspector Gen. Spec. 6.3 Spes. Teknik
c. Analisis Saringan Supervisor Chief Inspector SNI 03-1968-1990 Spes. Teknik
d. Tata Cara Pengambilan Supervisor Chief Inspector SNI 06-6890-2002 Spes. Teknik
Contoh Aspal
METODE PELAKSANAAN
NAMA PAKET : PENANGANAN PASCA BENCANA ALAM RUAS PALLANGGA - SAPAYA - BTS.
JENEPONTO DI KAB. GOWA
PROPINSI : SULAWESI SELATAN
Pekerjaan ini harus meliputi semua galian dalam batas DAMIJA, pemindahan, pengangkutan,
pengangkutan atau pembuangan, pembentukan bidang galian dan penyempurnaan bidang galian
terbuka, sesuai spesifikasi dan garis ketinggian, kelandaian, ukuran dan penampang melintang yang
tercantum dalam gambar dan petunjuk konsultan Pengawas.
Urutan Pekerjaan :
2. Pekerjaan Pengukuran
Sebelum penggalian dimulai, harus dilakukan pekerjaan pengukuran untuk mengetahui lokasi, panjang, arah
aliran, kelandaian, batas - batas elevasi rencana penggalian dengan memasang tanda - tanda (patok - patok yang
ditandai dengan cat. )
3. Penggalian
• Lokasi yang diperlukan, panjang, arah aliran dan kelandaian dan pengaturan pembuangan dari semua selokan dan
semua lubang penampung (catch pits) dan selokan pembuang yang berhubungan, harus ditandai dengan cermat oleh
Penyedia Jasa sesuai dengan Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan harus disetujui
atau diubah oleh Direksi Pekerjaan sebelum pelaksanaan tersebut dimulai.
• Material hasil galian yang tidak memenuhi syarat diangkut dengan Dump Truck dibuang ke disposal area yang
disetujui direksi.
• Penggalian, penimbunan dan pemangkasan harus dilakukan sebagaimana yang diperlukan untuk membentuk selokan
baru atau lama sehingga memenuhi kelandaian yang ditunjukkan pada gambar yang disetujui dan memenuhi profil jenis
selokan yang ditunjukkan dalam Gambar atau bilamana diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan
• Setelah formasi selokan yang telah disiapkan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, pelapisan selokan pasangan batu dengan
mortar harus dilaksanakan seperti yang disyaratkan dalam Seksi 2.2 dari Spesifikasi Proyek ini
• Seluruh bahan hasil galian harus dibuang dan diratakan oleh Penyedia Jasa sedemikian rupa sehingga dapat mencegah
setiap dampak lingkungan yang mungkin terjadi, di lokasi yang ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan
STAR
SURVEYING
WORK
EXCAVATION CHECK
MATERIAL
HASIL
GALIAN
PERBAIKAN Material Tidak
Material terpakai/ terpakai/ tidak dapat
ISPEC dapat dimanfaatkan dimanfaatkan
TION
TIDAK
OK
FINISH
BAGIAN INI
Penimbunan Penimbunan langsung
TIDAK TERPAKAI
di Lokasi di lokasi Pek.
penimbunan Penimbunan
sementara/st
Untuk Proyek ini, ok area
seluruh material
hasil galian
Pekerjan
dibuang / tidak Timbunan
terpakai Urugan Tanah
Asumsi :
1. Pekerjaan menggunakan alat bantu (cara mekanik) dan tenaga manusia.
2. Lokasi Pekerjaan : Pada lokasi drainase / saluran air
Uraian :
1. Material batu didatangkan ke lokasi pekerjaan. Batu terdiri atas batu alam atau batu dari
sumber bahan yang terbelah , yang utuh (sound), keras, awet, padat tahan terhadap udara dan
air.
Mutu dan ukuran batu telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan
2. Semen, pasir, dan air dengan perbandingan / komposisi sesuai dengan spesifikasi teknis dicampur
dan diaduk menjadi mortar dengan menggunakan Concrete Mixer.
3. Material batu dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaan dengan air sebelum dipasang.
4. Suatu landasan dari adukan semen paling sedikit setebal 3 cm harus dipasang pada formasi yang
telah disiapkan. Landasan adukan ini harus dikerjakan sedikit demi sedikit sedemikian rupa sehingga
permukaan batu akan tertanam pada adukan sebelum mengeras
5. Batu harus ditanam dengan kuat di atas landasan adukan semen sedemikian rupa sehingga satu batu
berdekatan dengan lainnya sampai mendapatkan tebal pelapisan yang diperlukan dimana tebal ini akan
diukur tegak lurus terhadap lereng. Rongga yang terdapat di antara satu batu dengan lainnya harus disi
adukan dan adukan ini harus dikerjakan sampai hampir sama rata dengan permukaan lapisan tetapi
tidak sampai menutupi permukaan lapisan.
6. Pekerjaan harus dimulai dari dasar lereng menuju ke atas, dan permukaan harus segera diselesaikan
setelah pengerasan awal (initial setting) dari adukan dengan cara menyapunya dengan sapu yang kaku
7. Permukaan yang telah selesai dikerjakan harus dirawat seperti yang disyaratkan untuk Pekerjaan
Beton dalam Spesifikasi Proyek ini
8. Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan dirapikan untuk memperoleh
bidang antar muka yang rapat dan rata dengan pasangan batu dengan mortar sehingga akan
memberikan drainase yang lancar dan mencegah gerusan pada tepi pekerjaan pasangan batu dengan
mortar dan tidak menimbulkan sedimentasi pada dasar saluran
Dicampur dan
diaduk dengan Material Batu
concrete mixer
dibersihkan &
Material mortar
dibasahi air
Pelaksanaan
Pekerjaan
Perapihan
MULAI
Pengukuran &
Pembersihan Lokasi
Pemasangan Batu
(pencampuran
mortar dengan
Concrete Mixer 300
liter)
Check Tidak
Pengukura
Perbaikan
Ya
Finishing dan
Pembersihan
SELESAI
METODE PELAKSANAAN
NAMA PAKET : PENANGANAN PASCA BENCANA ALAM RUAS PALLANGGA - SAPAYA - BTS.
JENEPONTO DI KAB. GOWA
Pekerjaan ini meliputi semua galian dalam batas rencana yang ada dalam gambar, pemindahan,
pengangkutan, pemanfaatan atau pembuangan, pembentukan bidang galian dan penyempurnaan
bidang galian terbuka, sesuai spesifikasi dan garis, ketinggian, kelandaian, ukuran dan penampang
melintang yang tercantum dalam gambar dan petunjuk konsultan Pengawas.
Urutan Pekerjaan :
2. Pekerjaan Pengukuran
Sebelum penggalian dimulai, harus dilakukan pekerjaan pengukuran untuk mengetahui lokasi, panjang, arah aliran,
kelandaian, batas - batas elevasi rencana penggalian dengan memasang tanda - tanda (patok - patok yang ditandai
dengan cat. )
3. Penggalian
• Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan dalam Gambar atau ditunjukkan
oleh Direksi Pekerjaan dan harus mencakup pembuangan semua material/bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai,
termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan batu, bahan organik dan bahan perkerasan lama
• Penggalian dilakukan sesuai dengan garis ketinggian dan elevasi yang ditunjukkan dalam gambar. Material hasil
galian yang memenuhi syarat diangkut dengan Dump Truck langsung ke lokasi timbunan atau dikumpulkan dan
stock di tempat penampungan sementara.
• Material hasil galian yang tidak memenuhi syarat diangkut dengan Dump Truck dibuang ke disposal area yang
disetujui direksi.
• Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin terhadap bahan di bawah dan di luar
batas galian.
Bilamana material/bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau pondasi dalam keadaan lepas atau
lunak atau kotor atau menurut pendapat Direksi Pekerjaan tidak memenuhi syarat, maka bahan tersebut harus seluruhnya
dipadatkan atau dibuang dan diganti dengan timbunan yang memenuhi syarat, sebagaimana yang diperintahkan Direksi
• Bilamana batu, lapisan keras atau bahan yang sukar dibongkar dijumpai pada garis formasi untuk selokan yang diperkeras,
pada tanah dasar untuk perkerasan maupun bahu jalan, atau pada dasar galian pipa atau pondasi struktur, maka bahan
tersebut harus digali 15 cm lebih dalam sampai permukaan yang mantap dan merata. Tonjolan-tonjolan batu yang runcing
pada permukaan yang terekspos tidak boleh tertinggal dan semua pecahan batu yang diameternya lebih besar dari 15 cm
harus dibuang. Profil galian yang disyaratkan harus diperoleh dengan cara menimbun kembali dengan bahan yang
dipadatkan sesuai persetujuan Direksi Pekerjaan
Contoh : Salah Satu Galian Pada Lokasi Pekerjaan Pelebaran dan Bahu Jalan
1. Material hasil galian yang memenuhi syarat diangkut dengan Dump Truck langsung ke lokasi timbunan atau
dikumpulkan dan di stock ditempat penampungan sementara untuk dipergunakan pada pekerjaan lainnya.
2. Material hasil galian yang tidak memenuhi syarat diangkut dengan dump truck dibuang ke disposal area yang
disetujui direksi.
FLOW CHART :
STAR
SURVEYING
WORK
EXCAVATION CHECK
MATERIAL
PERBAIKAN HASIL
GALIAN
Material Tidak
Material terpakai/ terpakai/ tidak dapat
ISPEC dapat dimanfaatkan dimanfaatkan
TIDAK TION
OK Pembuangan
Hasil galian ke
FINISH disposal area
Pekerjan
Timbunan
Urugan Tanah
METODE PELAKSANAAN
NAMA PAKET : PENANGANAN PASCA BENCANA ALAM RUAS PALLANGGA - SAPAYA - BTS.
JENEPONTO DI KAB. GOWA
PROP. / KAB. KODYA : SULAWESI SELATAN
Pekerjaan ini meliputi semua galian dalam batas rencana yang ada dalam gambar, pemindahan,
pengangkutan, pemanfaatan atau pembuangan, pembentukan bidang galian dan penyempurnaan bidang galian
terbuka, sesuai spesifikasi dan garis, ketinggian, kelandaian, ukuran dan penampang melintang yang
tercantum dalam gambar dan petunjuk konsultan Pengawas.
Urutan Pekerjaan :
2. Pekerjaan Pengukuran
Sebelum penggalian dimulai, harus dilakukan pekerjaan pengukuran untuk mengetahui lokasi, panjang,
arah aliran, kelandaian, batas - batas elevasi rencana penggalian dengan memasang tanda - tanda (patok
- patok yang ditandai dengan cat. )
3. Penggalian
• Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan dalam Gambar atau
ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan harus mencakup pembuangan semua material/bahan dalam bentuk
apapun yang dijumpai, termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan batu, bahan organik dan bahan
perkerasan lama
• Penggalian dilakukan sesuai dengan garis ketinggian dan elevasi yang ditunjukkan dalam gambar.
Material hasil galian yang memenuhi syarat diangkut dengan Dump Truck langsung ke lokasi timbunan
atau dikumpulkan dan stock di tempat penampungan sementara.
• Material hasil galian yang tidak memenuhi syarat diangkut dengan Dump Truck dibuang ke disposal
area yang disetujui direksi.
• Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin terhadap bahan di bawah dan
di luar batas galian.
Bilamana material/bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau pondasi dalam keadaan
lepas atau lunak atau kotor atau menurut pendapat Direksi Pekerjaan tidak memenuhi syarat, maka bahan
tersebut harus seluruhnya dipadatkan atau dibuang dan diganti dengan timbunan yang memenuhi syarat,
sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.
• Bilamana batu, lapisan keras atau bahan yang sukar dibongkar dijumpai pada garis formasi untuk selokan yang
diperkeras, pada tanah dasar untuk perkerasan maupun bahu jalan, atau pada dasar galian pipa atau pondasi
struktur, maka bahan tersebut harus digali 15 cm lebih dalam sampai permukaan yang mantap dan merata.
Tonjolan-tonjolan batu yang runcing pada permukaan yang terekspos tidak boleh tertinggal dan semua
pecahan batu yang diameternya lebih besar dari 15 cm harus dibuang. Profil galian yang disyaratkan harus
diperoleh dengan cara menimbun kembali dengan bahan yang dipadatkan sesuai persetujuan Direksi
Pekerjaan
Contoh : Salah Satu Galian Pada Lokasi Pekerjaan Pelebaran dan Bahu Jalan
1. Material hasil galian yang memenuhi syarat diangkut dengan Dump Truck langsung ke lokasi timbunan atau
dikumpulkan dan di stock ditempat penampungan sementara untuk dipergunakan pada pekerjaan
2. lainnya.
Material hasil galian yang tidak memenuhi syarat diangkut dengan dump truck dibuang ke disposal area
yang disetujui direksi.
FLOW CHART :
STAR
SURVEYING
WORK
EXCAVATION CHECK
MATERIAL
PERBAIKAN HASIL
GALIAN
Material Tidak
Material terpakai/ terpakai/ tidak dapat
ISPEC dapat dimanfaatkan dimanfaatkan
TIDAK TION
OK Pembuangan
Hasil galian ke
FINISH disposal area
Pekerjan
Timbunan
Urugan Tanah
3.1.2. Galian Batu
Urutan Pekerjaan :
1. Pekerjaan Persiapan meliputi
- Penyiapan Shop Drawing hingga mendapat approval dari Engineer
- Penyiapan peralatan kerja dan tenaga
- Pengendalian lalu lintas
2. Pekerjaan Pengukuran
Sebelum penggalian dimulai, harus dilakukan pekerjaan pengukuran untuk mengetahui lokasi, panjang,
arah aliran, kelandaian, batas - batas elevasi rencana penggalian dengan memasang tanda - tanda (patok
- patok yang ditandai dengan cat. )
3. Penggalian :
Giant Breaker
Excavator
1. Pemecahan Batu dengan Giant Breaker
Excavator 0.90 m3
Pekerjaan ini meliputi semua galian dalam batas rencana yang ada dalam gambar, pemindahan,
pengangkutan, pemanfaatan atau pembuangan, pembentukan bidang galian dan penyempurnaan bidang galian
terbuka, sesuai spesifikasi dan garis, ketinggian, kelandaian, ukuran dan penampang melintang yang
tercantum dalam gambar dan petunjuk konsultan Pengawas.
Urutan Pekerjaan :
1. Pekerjaan Persiapan meliputi
- Penyiapan Shop Drawing hingga mendapat approval dari Engineer
- Penyiapan peralatan kerja dan tenaga
- Pengendalian lalu lintas
2. Pekerjaan Pengukuran
Sebelum penggalian dimulai, harus dilakukan pekerjaan pengukuran untuk mengetahui lokasi, panjang,
arah aliran, kelandaian, batas - batas elevasi rencana penggalian dengan memasang tanda - tanda (patok
- patok yang ditandai dengan cat. )
3. Penggalian :
- Pekerjaan galian perkerasan aspal yang dilaksanakan dengan atau tanpa menggunakan mesin Cold Milling.
Maka penggalian terhadap material di atas atau di bawah batas galian yang ditentukan haruslah seminimum
mungkin. Bilamana pembongkaran dilaksanakan tanpa mesin cold milling maka tepi lokasi yang digali haruslah
digergaji atau dipotong dengan jack hammer sedemikian rupa agar pembongkaran yang berlebihan dapat
dihindarkan. Bilamana material pada permukaan dasar hasil galian terlepas atau rusak akibat dari pelaksanaan
penggalian tersebut, maka material yang rusak atau terlepas tersebut harus dipadatkan dengan merata atau
dibuang seluruhnya dan diganti dengan material yang cocok sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan. Setiap lubang
pada permukaan dasar galian harus diisi dengan material yang cocok lalu dipadatkan dengan merata sesuai
- Pada pekerjaan galian pada perkerasan aspal yang ada, material yang terdapat pada permukaan dasar galian,
menurut petunjuk Direksi Pekerjaan, adalah material yang lepas, lunak atau tergumpal atau hal hal lain yang
tidak memenuhi syarat, maka material tersebut harus dipadatkan dengan merata atau dibuang seluruhnya dan
diganti dengan material yang cocok sesuai petunujuk Direksi Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi semua galian dalam batas rencana yang ada dalam gambar, pemindahan,
pengangkutan, pemanfaatan atau pembuangan, pembentukan bidang galian dan penyempurnaan bidang galian
terbuka, sesuai spesifikasi dan garis, ketinggian, kelandaian, ukuran dan penampang melintang yang
tercantum dalam gambar dan petunjuk konsultan Pengawas.
Urutan Pekerjaan :
lapis penopang (capping layer) untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar, juga digunakan di daerah
saluran air dan lokasi serupa dimana bahan yang plastis sulit dipadatkan dengan baik.
• Excavator sebagai alat gali material pilihan pada lokasi borrow / borrow pit.
• Dump Truck sebagai alat angkut material timbunan menuju lokasi pekerjaan
timbunan.
• Motor Grader sebagai alat penghampar material timbunan pada lokasi timbunan
• Vibrator Roller sebagai alat pemadat timbunan
• Water Tank Truck sebagai alat suplay air untuk penyiraman timbunan (jika
diperlukan ).
1. Material
• Material diambil dari lokasi yang telah disetujui oleh konsultan pengawas berdasarkan
persyaratan dan ketentuan yang ada.
• Timbunan yang digunakan pada lokasi atau untuk maksud dimanatimbunan pilihan telah
ditentukan atau disetujui secara tertulis oleh direksi pekerjaan.
• Timbunan terdiri dari bahan timbunan tanah atau batu yang memiliki sifat - sifat tertentu dari
maksud penggunaannya.
• Pengujian material dengan menggunakan standar sesuai dengan yang ditentukan dalam
2. Pengukuran
Pengukuran dan penempatan garis batas pada lokasi timbunan, sesuai dengan jarak - jarak dan elevasi
rencana yang telah ditentukan, dimana pekerjaan pengukuran harus mengikuti prosedur yang telah
ditentukan dan dapat dimengerti oleh pelaksana lapangan.
3. Pembersihan Lokasi
Sebelum timbunan, dilakukan penggalian tanah berumput, sampah Lumpur dan bahan lainnya yang tidak
terpakai dengan kedalaman sesuai gambar. Mengurung kembali segala lubang didaerah yang sudah
dibersihkan, dan disesuaikan kerataannya serta ketinggiannya.
Metode pemadatan dari tempat yang rendah ke tempat yang tinggi dan dimulai dari sepanjang tepi dan
bergerak sedikit demi sedikit ke arah sumbu timbunan, arah memanjang.
Untuk pemadatan yang tidak dapat dicapai dengan alat pemadat mesin gilas pemadatan dapat dilakukan
dengan mesin penumbuk loncat mekanis atau timbres (hand stamper). Penghamparan dalam horizontal
dengan ketebalan lebar gembur tidak lebih dari 15 cm.
5. Kadar Air
Apabila tanah timbunan tidak mengandung kadar air yang mencukupi, perlu disiram air menggunakan
water tank sampai mencapai kadar air optimum. Jika tanah terlalu basah maka perlu dikeringkan dulu
sebelum dipadatkan.
6. Jumlah Passing Compaction.
Passing alat pemadat ditentukan berdasarkan hasil Trial Compaction yang telah disetujui, sesuai dengan
jenis tanah dan jenis alat yang dipergunakan.
7. Pekerjaan Drainase
Saluran / parit dipersiapkan untuk menjatuhkan air dari lokasi timbunan
8. Stok material
Material timbunan sebelum dihampar ditimbun dulu pada lokasi tertentu, (jika ada kotoran dibuang)
agar memudahkan pelaksanaan penghamparan.
Bsk
Bsk
Dump Truck 8 ton menumpahkan Kadar air bahan timbunan Penghamparan tanah timbunan
2 muatan tanahnya dilokasi timbunan. harus berkisar pada range dilakukan dengan Motor Grader
Penumpahan diatur sedemikian rupa 3 % dibawah OMC dan 1% Ketebalan lapisan timbunan se-
(disesuaikan dengan ketebalan lapis diatas OMC bila materialnya suai dengan yang disyaratkan
timbunan yang disyaratkan) agar me- terlalu basah maka harus dalam Spesifikasi.
mudahkan penghamparannya. dikeringkan (dijemur) dulu,
bila terlalu kering akan di-
basahi dengan Water Tank
Truck
Bsk
3
Pemadatan dilakukan dengan Setelah penimbunan selesai maka permukaannya
Compactor 15 ton atau sekelasnya. dibentuk sesuai dengan kemiringan yang direnca-
Pemadatan dilakukan sampai men- nakan dengan menggunakan Motor Grader
capai kepadatan yang disyaratkan
Apabila tanah timbunan tidak mengandung kadar air yang mencukupi, perlu disiram air menggunakan
4
water tank sampai mencapai kadar air optimum. Jika tanah terlalu basah maka perlu dikeringkan dulu
sebelum dipadatkan.
FLOW CHART
PEKERJAAN TIMBUNAN BIASA
MULAI
Penimbunan dilapangan
Test Kepadatan
Lapangan &
Pengukuran Tidak
Perbaikan
Ya
SELESAI
METODE KERJA
tinggi atau lebih rendah satu sentimeter dari yang disyaratkan / disetujui dan sesuai gambar rencana.
3. Pembentukan elevasi dari permukaan tanah dasar / sub grade dibentuk/diratakan dengan motor grader.
Selanjutnya dipadatkan dengan alat pemadat getar (Vibratory Roller.)
4. Hasil pekerjaan cukup halus dan rata serta memiliki kelandaian yang cukup, untuk menjamin berlakunya
aliran bebas dari permukaan.
Metode Pelaksanaan :
a. Persiapan pelaksanaan pekerjaan meliputi : pemasangan tanda - tanda pengaturan lalu lintas, ada personil yang
ditugaskan untuk mengatur lalu lintas pada saat penebangan pohon.
b. Pemotongon Pohon dilakukan menggunakan peralatan alat bantu Chainsaw, Kampak dan parang
c. Ikatkan tali pada bagian atas pohon untuk mengarahkan jatuhnya pohon dengan menggunakan tenaga
manusia untuk menariknya. Tali ditarik perlahan - lahan pada saat pemotongan dan ditarik keras pada saat
pemotongan batang pohon hampir lepas/putus.
d. Bilamana diperlukan untuk mencegah kerusakan terhadap struktur, bangunan (property) lainnya atau untuk
mencegah bahaya atau gangguan terhadap lalu lintas, bila diperlukan, pohon yang telah ditetapkan untuk ditebang
harus dipotong mulai dari atas ke bawah. Penyedia Jasa harus menimbun kembali lubang-lubang yang disebabkan
oleh pembongkaran tunggul dan akar-akarnya dengan bahan yang cocok dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
e. Semua pohon, tunggul, akar, dan sampah lainnya yang diakibatkan oleh operasi ini harus dibuang oleh Penyedia
Jasa di luar Ruang Milik Jalan (Rumija) atau di lokasi yang ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan dengan menggunakan
Dump Truck.
METODE PELAKSANAAN
NAMA PAKET : PENANGANAN PASCA BENCANA ALAM RUAS PALLANGGA - SAPAYA - BTS.
JENEPONTO DI KAB. GOWA
PROP. / KAB. KODYA : SULAWESI SELATAN
Uraian :
Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan/pengadaan, pemprosesan, watering dan pemadatan crushed
graded aggregate di atas permukaan yang telah dipersiapkan dan disetujui sesuai dengan detail
yang ditunjukkan pada gambar.
Urutan Kerja :
1. Material base
Material Base A, B dan S harus bebas dari bahan organik dan gumpalan lempung setelah pemadatan akan
memenuhi persyaratan yang diberikan dalam spesifikasi.
2. Placeng / Spreading
a. Persiapan Tanah dasar
b. Penebaran
-- Aggregate yang ditebarkan harus mempunyai kandungan air dalam batas - batas yang
dipersyaratkan dalam spesifikasi.
-- Tiap Layer harus ditebarkan dalam satu kali operasi dengan ketebalan yang sama.
-- Apabila penebaran lebih dari satu layer, tebal masing - masing layer harus sedapat mungkin
seragam.
-- Aggregat Base harus ditebarkan tanpa menyebabkan segregasi.
-- Minimum ketebalan lapisan padat adalah dua kali ukuran butiran terbesar aggregat.
3. Compacting / Pemadatan
-- Tiap layer dipadatkan dengan ketebalan minimum 100% max. modified dry density seperti yang
ditetapkan SNI 03-1743 - 1989 Methode D.
-- Pemadatan akan dilaksanakan hanya bila kandungan air dari bahan berada dalam rentang 3% di
bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air yang ditentukan oleh SNI 03 - 1743 - 1989,
metode D.
-- Operasi pemadatan akan dimulai dari tepi, kemudian secara berangsur ke tengah.
-- Disepanjang kerbs, walls yang tidak dapat dilalui oleh Roller, pemadatan akan menggunakan alat
mekanik yang disetujui.
4. Testing
Paling sedikit tiap 1000 m3 material produced harus ditest paling tidak meliputi :
-- 5 PI test
-- 5 particle grading test
-- 1
maximum Dry Density determination using SNI 03-1743 - 1989, methode D
Methode D CBR tests harus dilaksanakan dari waktu ke waktu atas perintah Engineer. Kepadatan dan kandungan
air dari material yang dipadatkan harus secara rutin ditentukan / ditetapkan.
GAMBAR PELAKSANAAN PEKERJAAN AGGREGATE KELAS A / B
Bsk
Bsk
Bsk
3. Pemadatan dilakukan dengan Compactor
15 ton atau yang setara sampai mencapai
kepadatan yang disyaratkan.
MULAI
Pengupasan dan
Pemadatan Subgrade pada
Pendirian Crushing Plant di Quarry
lokasi tanpa timbunan
baru
Penimbunan dilapangan
Test
Kepadatan
Lapangan &
Tidak
Perbaikan
SELESAI
METODE PELAKSANAAN
NAMA PAKET : PENANGANAN PASCA BENCANA ALAM RUAS PALLANGGA - SAPAYA - BTS.
JENEPONTO DI KAB. GOWA
PROP. / KAB. KODYA : SULAWESI SELATAN
Pekerjaan CTSB yang dihampar secara manual dengan persyaratan yang telah ditetapkan dengan
ketebalan sesuai design.
Pekerjaan Beton Semen yang dihampar secara manual dengan persyaratan yang telah ditetapkan
dengan ketebalan sesuai design.
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan CTSB selesai dihampar dengan uraian langkah -
langkah sebagai berikut :
I. Pelaksanaan Semi Manual
• Dilakukan pemasangan plastik sheet serta penulangan pada joint - joint sesuai dengan
rencana segmentalnya yang telah disetujui oleh Konsultan.
• Dowel diletakkan dengan kaku sebelum beton dihamparkan atau pada kedalaman tertentu
setelah penghamparan sesuai gambar atau petunjuk konsultan pada saat keadaan beton
masih dalam tahap plastis.
• Baja Tulangan yang akan dipasang dibersihkan dari kotoran yang akan mengganggu
kelekatan baja tulangan dengan beton.
• Pemasangan penulangan joint dapat dilihat pada gambar desain.
• Material beton yang akan dituang diperiksa nilai slumpnya dan selama penghamparan nilai
slump beton harus stabil kemudian diambil sample untuk pemeriksaan kuat tekan di
laboratorium, penghamparan material beton dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan
dan teknisi laboratorium dan Konsultan pengawas.
• Penghamparan secara semi manual dilakukan dengan Concrete Paver, dengan tenaga
manusia dengan tangan dan alat bantu sekop atau pelepa manual, beton baru tidak boleh
diinjak dengan sepatu yang kotor. Pelaksanaan penghamparan secara manual harus dijaga
sedemikian sehingga segregasi material dapat dihindarkan.
• Pemadatan dilakukan secara manual dengan menggunakan balok vibrator yang harus
digetarkan sampai pada level tertentu sedemikian sehingga setelah kandungan udara
dibuang melalui pemadatan permukaan perkerasan lebih tinggi dari acuan samping. Balok
diangkat dan digerakkan maju sedikit demi sedikit sejauh tidak melebihi lebar balok. Setelah
panjang pemadatan mencapai 1,5 m, balok dikembalikan ke tempat semula dan pemadatan
diulang lagi secara pelan - pelan untuk memperhalus permukaan.
• Perataan permukaan perkerasan secara manual dilakukan dengan menggunakan mistar
lurus tidak kurang dari 1,8 meter dan dilakukan paling sedikit 2 kali lintasan, Bila terdapat
permukaan yang terkelupas karena tidak rata,maka harus dipadatkan dengan balok
vibrator dan diikuti perataan dengan mistar lurus.
• Penghalusan permukaan perkerasan secara manual dapat dilakukan dengan alat pelepa
memanjang yang dioperasikan secara manual yang dilengkapi dengan pengaku agar tidak
melengkung atau melentur, Alat pelepa digerakkan di atas jembatan yang dipasang
membentang di kedua sisi form work tanpa menyentuh permukaan perkerasan dan
digerakkan maju mundur searah sumbu perkerasan dengan pergeseran akibat bleeding
harus dibuang ke sisi form work tanpa menyentuh permukaan perkerasan dan digerakkan
maju mundur searah sumbu perkerasan dengan pergeseran tidak lebih dari setengah
panjang pelepa.Kelebihan air permukaan perkerasan akibat bleeding harus dibuang ke sisi
form work pada setiap lintasan.
• Dilakukan perbaikan permukaan perkerasan yang amblas atau menonjol setelah dilakukan
pemadatan dan pelepaan dengan cara menutup bagian yang amblas dengan beton
baru,ditempa,dipadatkan dan difinishing lagi. Sementara bagian yang menonjol dipotong
dan difinishing lagi. Perbaikan dilakukan sampai diperoleh permukaan yang benar - benar
rata dan sesuai dengan kelandaian yang dipersyaratkan.
• Diperiksa kerartaan permukaan perkerasan menggunakan straight edge dengan toleransi
kerataan kurang dari 3 mm.
• Dilakukan pembentukan tepi perkerasan disepanjang acuan dan sambungan dengan
membentuk permukaan seperempat lingkaran yang halus dengan radius tertentu sesuai
dengan gambar atau petunjuk Konsultan pengawas.
• Dialkukan pembongkaran form work untuk sideform dan endform + 6 - 8 jam setelah selesai
penghamparan atau sesuai dengan petunjuk konsultan pengawas.
• Jika setelah pembongkaran acuan terdapat daerah rongga (honey comb),harus dilakukan
perbaikan. Daerah rongga yang besar harus dilakukan pembongkaran dan diganti satu
segemntal dimana terdapat kerusakan tersebut.
• Dilakukan permbersihan joint hasil pemotongan dengan menggunakan kompressor,baik
pada transversal joint maupun longitudinal joint,kemudian dipasang joint sealent sesuai
dengan spesifikasi atau petunjuk Konsultan Pengawas.
• Dilakukan penutupan permukaan perkerasan dengan karung goni atau bahan lain yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas dan dilakukan penyiraman 3 - 4 kali sehari selama 7
hari berturut - turut.
• Perkerasan beton boleh dialui setelah kekuatan 90% kekuatan beton umur 28 hari, dan
dapat dilalui kendaraan ringan setelah umur 3 hari.
Inspeksi dan pengetesan yang dilakukan pada pekerjaan perkerasan beton ini dalah sebegai
berikut :
NAMA PAKET : PENANGANAN PASCA BENCANA ALAM RUAS PALLANGGA - SAPAYA - BTS.
JENEPONTO DI KAB. GOWA
PROP. / KAB. KODYA : SULAWESI SELATAN
METODE PEKERJAAN
Pekerjaan Beton
Asumsi :
1. Pekerjaan dilakukan dengan alat berat (secara mekanik),
2. Lokasi Pekerjaan : Pada Pekerjaan Struktur
Uraian :
A. Pekerjaan Persiapan
1. Pekerjaan yang termasuk dalam hal ini adalah pekerjaan struktur beton
2. Material campuran beton (semen, pasir, aggregat) yang dicampur dalam Concrete Mixer
di lokasi pekerjaan.
Untuk semen, saat ini penyampaian material semen dilakukan perlakuan khusus yaitu
tempat penyimpanan yang tahan cuaca, yang kedap udara dan mempunyai lantai
kayu yang lebih tinggi dari tanah sekitar.
3. Jenis semen Portland yang digunakan sesuai dengan permintaan dokumen lelang
yang diminta dan juga mengacu pada :
-- AASHTO T141, T23, T126, T22
-- Standar lain yang diminta/ditunjukkan pada dokumen lelang.
4. Jenis semen Portland yang digunakan sesuai dengan permintaan dokumen lelang
(memenuhi AASHTO M85)
5. Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian lainnya
digunakan air bersih dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam,
asam, basa, atau organic. Air diuji sesuai dan harus memenuhi ketentuan dalam
AASHTO T26.
6. Aggregat kasar dan halus yang digunakan (ukuran/dimensi) sesuai dengan
permintaan dan spesifikasi dokumen lelang dan telah mendapat persetujuab direksi.
4. Pencampuran untuk beton dengan pertimbangan lain pada bagian - bagian tertentu
dapat menggunakan beton konvensional dengan persetujuan dari konsultan
pengawas.
a ). Beton dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis (concrete
mixer).
b ). Pencampuran dilengkapi dengan tangki air bersih yang memadai dan yang
digunakan dalam setiap penakaran.
c ). Pertama-tama alat pencampur diisi dengan aggregat, pasir dan semen yang
telah ditakar, selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air
ditambahkan.
d ). Waktu pencampuran diukur pada saat air mulai dimasukkan dalam
campuran bahan kering. Seluruh air yang diperlukan dimasukkan
pencampuran untuk mesin kapasitas 3/4 m3 atau kurang selama 1,5 menit;
Untuk mesin lebih besar waktu yang ditingkatkan 15 detik untuk tiap
penambahan 0,5 m3.
C. Pelaksanaan Pengecoran.
-- Sebagai persiapan, lokasi pengecoran dibersihkan dari sampah, potongan kayu,
bendrat, paku dan sampah lainnya dengan menghisap debu, kompressor dan
atau air.
-- Bekisting dilumuti mould oil hingga rata. Kebocoran bekisting telah dicek dan
disumbat. Sambungan dengan pengecoran sebelumnya telah disiram dengan
calbond atau air semen serta bekisting dibebaskan dari genangan air. Sebelum
instruksi pengecoran segala persetujuan yang diperlukan telah diurus dan
disetujui pleh direksi/owner dan pengawas lapangan.
-- Penuangan dilakukan secra mekanik, dengan cara beton dari truck selanjutnya
dituangkan langsung ke bak penampungan pada concrete pump untuk
selanjutnya dituangkan langsung ke tempat bekisting (untuk lokasi yang tidak
memerlukan concrete pump dapat langsung dituang dari truck mixer melalui
talang cor). Tinggi jatuh beton pada saat pengecoran tidak lebih dari 1,5 m agar
tidak terjadi pemisahan antara batu pecah yang berat dengan pasta beton,
(segregasi)
-- Pemadatan dibantu dengan vibrator mekanikal type tertentu dalam jumlah yang
memadai, Selang vibrator dibenamkan sampai batas kedalaman beton
sebelumnya dan agar tidak terjadi kantong udara. Vibrator tidak mengenai
tulangan atau penutup (shutter) kecuali penutup dari beton.
-- Lama penggetaran suatu tempat yang sama secara manual dapat dideteksi
dengan indera pendengaran. Jika alat vibrator di dalam beton frekwensi suara
yang dihasilkan rendah dan semakin meninggi. Saat frekwensi suara yang
dihasilkan konstan dimungkinkan pemadatan cukup.
-- Selanjutnya dilakukan perawatan beton sesuai spesifikasi teknis.
PERSIAPAN
Pemeriksaan Material
Tidak
APPROVED
Tidak Test
Persiapan Cor :
PEKERJAAN - Alat Pencampur Beton
PEMERIKSAAN
BETON - Tenaga kerja
Pengadukan campuran
Ambil kubus beton
beton
Pemeliharaan
Bongkar cetakan
Pemeriksaan Hasil
Keropos Bagus
Perbaikan
Pekerjaan diterima
PEKERJAAN PEMERIKSAAN BETON
Tidak
Hasil
Baik
Evaluasi
Perbaikan
Test umur 28 hari Pekerjaan diteruskan
Campuran
Tidak Baik
Hasil
Evaluasi
Pekerjaan diterima
Bangunan Catatan :
dibongkar - Perbaikan campuran
- Perbaikan cara kerja
- Dll
Pembangunan
Kembali
METODE PEKERJAAN
Metode Pelaksanaan :
i Persiapan Pondasi
a). Pondasi untuk struktur pasangan batu harus disiapkan sesuai dengan syarat untuk Pek. Galian
pada Spesifikasi Proyek ini.
b). Terkecuali disyaratkan lain atau ditunjukkan pada Gambar, dasar pondasi untuk struktur dinding
penahan harus tegak lurus, atau bertangga yang juga tegak lurus terhadap muka dari dinding. Untuk
struktur lain, dasar pondasi harus mendatar atau bertangga yang juga horisontal.
c). Lapis landasan yang rembes air (permeable) dan kantung penyaring harus disediakan bilamana
disyaratkan sesuai dengan ketentuan dalam Seksi 2.4, Drainase Porous.
d). Bilamana ditunjukkan dalam Gambar, atau yang diminta lain oleh Direksi Pekerjaan, suatu pondasi
beton mungkin diperlukan. Beton yang digunakan harus memenuhi ketentuan dari Spesifikasi ini.
ii Pemasangan Batu
a). Landasan dari adukan baru paling sedikit 3 cm tebalnya harus dipasang pada pondasi yang
disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu pada lapisan pertama. Batu besar pilihan
harus digunakan untuk lapis dasar dan pada sudut-sudut. Perhatian harus diberikan untuk
menghindarkan pengelompokkan batu yang berukuran sama.
b). Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang tampak harus
dipasang sejajar dengan muka dinding dari batu yang terpasang.
c). Batu harus ditangani sedemikian hingga tidak menggeser atau memindahkan batu yang telah
terpasang. Peralatan yang cocok harus disediakan untuk mema-sang batu yang lebih besar dari
ukuran yang dapat ditangani oleh dua orang. Menggelindingkan atau menggulingkan batu pada
pekejaan yang baru dipasang tidak diperkenankan.
iii Penempatan Adukan
a). Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan dalam waktu yang
cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan yang akan menerima
setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya landasan dari adukan harus disebar pada sisi batu
yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang.
b). Tebal dari landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm sampai 5 cm dan merupakan
kebutuhan minimum untuk menjamin bahwa seluruh rongga antara batu yang dipasang terisi penuh
c). Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu waktu haruslah dibatasi sehingga
batu hanya dipasang pada adukan baru yang belum mengeras. Bilamana batu menjadi longgar atau
lepas setelah adukan mencapai pengerasan awal, maka batu tersebut harus dibongkar, dan
adukannya dibersihkan dan batu tersebut dipasang lagi dengan adukan yang baru.
a). Dinding dari pasangan batu harus dilengkapi dengan lubang sulingan. Kecuali ditunjukkan lain pada
Gambar atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, lubang sulingan harus ditempatkan dengan jarak
antara tidak lebih dari 2 m dari sumbu satu ke sumbu lainnya dan harus berdiameter 50 mm.
b). Pada struktur panjang yang menerus seperti dinding penahan tanah, maka delatasi harus dibentuk
untuk panjang struktur tidak lebih dari 20 m. Delatasi harus 30 mm lebarnya dan harus diteruskan
sampai seluruh tinggi dinding. Batu yang digunakan untuk pembentukan sambungan harus dipilih
sedemikian rupa sehingga membentuk sambungan tegak yang bersih dengan dimensi yang
disyaratkan di atas.
c) Timbunan di belakang delatasi haruslah dari bahan Drainase Porous berbutir kasar dengan gradasi
menerus yang dipilih sedemikian hingga tanah yang ditahan tidak dapat hanyut jika melewatinya, juga
bahan Drainase Porous tidak hanyut melewati sambungan
v. Pekerjaan Akhir Pasangan Batu
a.) Sambungan antar batu pada permukaan harus dikerjakan hampir rata dengan permukaan
pekerjaan, tetapi tidak sampai menutup batu, sebagaimana pekerjaan dilaksanakan.
b). Terkecuali disyaratkan lain, permukaan horisontal dari seluruh pasangan batu harus dikerjakan
dengan tambahan adukan tahan cuaca setebal 2 cm, dan dikerjakan sampai permukaan tersebut rata,
mempunyai lereng melintang yang dapat menjamin pengaliran air hujan, dan sudut yang dibulatkan.
Lapisan tahan cuaca tersebut harus dimasukkan ke dalam dimensi struktur yang disyaratkan.
c). Segera setelah batu ditempatkan, dan sewaktu adukan masih baru, seluruh permukaan batu harus
dibersihkan dari bekas adukan.
d). Permukaan yang telah selesai harus dirawat seperti yang disyaratkan untuk Pekerjaan Beton dari
Spesifikasi Proyek ini
e). Bilamana pekerjaan pasangan batu yang dihasilkan cukup kuat, dan dalam waktu yang tidak lebih
dini dari 14 hari setelah pekerjaan pasangan selesai dikerjakan, penimbunan kembali harus
dilaksanakan seperti disyaratkan, atau seperti diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, sesuai dengan
ketentuan yang berkaitan dengan Pek. Timbunan
f) Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan untuk memperoleh bidang antar
muka rapat dan halus dengan pasangan batu sehingga akan memberikan drainase yang lancar dan
mencegah gerusan pada tepi pekerjaan pasangan batu.
METODE PELAKSANAAN SONDIR
Sondir dilakukan dengan alat sondir ringan yang mempunyai kapasitas tekan maksimal 2,5 ton.
Sondir tersebut dilengkapi dengan 4 buah angker ulir dengan diameter 40 cm dan biconus type
Bagemann yang mempunyai luas penampang konus 10 cm² dan luas selubung gesek 150 cm².
Grafik sondir disajikan dalam tekanan konus qc, dan jumlah hambatan pelekat (JHP), versus
kedalaman. Pembacaan sondir dilakukan selang interval 20 cm. Spesifikasi pelaksanaan Sondir
adalah sebagai berikut :
a) Sondir dilakukan untuk tiap titik sampai ditemukannya tanah keras.
b) Tanah keras didefinisikan dari bacaan konus, yaitu jika diperoleh tekanan konus qc >
c) 150 kg/cm2.
d) Jika hasil bacaan konus telah didapat qc > 150 kg/cm2, sondir dihentikan. Jika tidak,
e) akan dilakukan terus sampai mencapai tanah keras.
f) Tiap interval 20 cm, dilakukan bacaan tekanan konus dan tekanan friksi.
g) Hasil bacaan ini diplot pada formulir yang telah disediakan.
h) Hasil bacaan sondir dilapangan dan grafik sondir disajikan pada lampiran B
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN GORONG-GORONG PIPA BAJA
BERGELOMBANG
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan untuk ini meliputi pekerjaan
pengukuran, pemasangan patok/ bowplang,
galian, penyiapan alat, tenaga serta tempat pembuangan hasil galian, pengadaan gorong-gorong
pipa baja bergelombang, penimbunan kembali, pemadatan dan perapihan hasil pekerjaan.
2. Persiapan Pekerjaan
a) Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja,
schedule, perlatan, personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk
memperoleh persetujuan dari Konsultan dan Direksi sebelum pekerjaan dimulai.
b) Mengajukan persetujuan penggunaan bahan material.
c) Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan (Request For Work)
3. Tahapan Pekerjaan
6. Analisa K3
1. Personil
• Pelaksana
• Petugas K3L
• Tenaga Kerja
2. Aspek K3
Memasang Rambu Peringatan
• Rambu Perinagatan : “HATI-HATI ALAT BERAT SEDANG BEROPERASI”
Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )
• Sarung Tangan
• Helm
• Sepatu Safety
PENGAMANAN LINGKUNGAN HIDUP
Pengamanan terhadap lingkungan hidup akan dilakukan dengan test/uji akibat /dampak hasil
pekerjaan dilapangan, dan juga ditempatkan tenaga ahli yang berpengalaman terhadap
pengamanan lingkungan hidup sehingga dampak terhadap lingkungan hidup dapat
dipertanggung jawabkan dan sesuai dengan spesifikasi.
a. Uji Udara Emisi dan Ambien
b. Pengukuran Kebisingan
c. Pengukuran Kualitas Air
d. Mobilisasi dan Demobilisasi Personil
Metode pelaksanaan
Menentukan batas pembersihan dan pengupasan lahan rencana.
Setelah batas ditentukan, dilanjutkan dengan pengupasan lahan menggunakan
Excavator 80-140 HP, tenaga orang dan alat bantu dan pada akhir pekerjaan
dilaksanakan pembersihan lahan dengan menggunakan tenaga mekanis dan tenaga
manusia.
Kedalaman dan penampang dikerjakan sesuai dengan gambar pelaksanaan.
Tanah sisa hasil pekerjaan untuk sementara dibuang disekitar lokasi galian yang akan
dipakai untuk timbunan dan apabila tidak bisa dipakai kembali sesuai persetujuan
Direksi/Pengawas, maka tanah akan dibuang pada lokasi yang telah ditentukan
menggunakan dump truk.
Pemadatan dilaksanakan pada lokasi / lahan yang telah dilaksanakan pengupasan lahan
sehingga tanah menjadi padat.
3. Gundukan tanah atau metode berdasarkan rekomendasi Pabrik harus digunakan untuk
menahan Geotextile pada tempatnya sampai bahan timbunan penutup telah ditempatkan.
4. Jika Geotextile robek atau berlubang atau sambungan rusak, seperti ditunjukkan oleh
Geotextile yang rusak secara kasat mata, pemompaan (pumping) tanah dasar, intrusi, atau
distorsi badan jalan, urugan di sekeliling daerah yang rusak atau berdeformasi harus dibongkar
dan daerah yang rusak harus diperbaiki oleh Kontraktor tanpa beban biaya pada Direksi
Pekerjaan. Perbaikan harus meliputi suatu tambalan Geotextile dengan jenis yang sama yang
ditempatkan di atas daerah yang rusak. Tambalan harus dijahit pada semua tepi.
5. Konstruksi timbunan harus dilakukan secara simetris sepanjang waktu untuk mencegah
keruntuhan kapasitas daya dukung lokal di bawah timbunan atau geser lateral atau gelincir
timbunan. Setiap urugan yang ditempatkan di atas Geotextile harus segera disebarkan.
Gundukan persediaan tanah urugan di atas Geotextile tidak diperbolehkan.
6. Pemadat getar atau pemadat kaki domba tidak boleh digunakan untuk memadatkan timbunan
hingga sekurang-kurangnya 0,5 m timbunan telah menutupi lapisan Geotextile terbawah dan
sampai sekurang-kurangnya 0,3 m timbunan telah menutupi lapisan Geotextile selanjutnya di
atas Geotextile terbawah.
Metode Pelaksanaan
Setelah pembuatan lantai kerja (jika dibutuhkan), lapis pertama Geotextile dihamparkan
dengan arah melintang timbunan dan dijahit bersama. Geotextile diregangkan secara manual
untuk meyakinkan bahwa kerutan tidak terbentuk pada Geotextile. Penghamparan timbunan
harus dengan cara penumpahan ujung (end dumping) dan disebarkan dari tepi Geotextile.
Penghamparan pertama harus ditempatkan sepanjang tepi luar Geotextile, untuk mengurung
gelombang lumpur dan membuat jalan akses yang diperlukan untuk menempatkan timbunan
di tengah timbunan. Lebar jalan akses ini harus sekitar 5m. Jalan akses di ujung Geotextile
harus mempunyai tinggi minimum terpasang 0,6 m. Setelah jalan akses mencapai panjang 15
m, penimbunan untuk jalan akses harus terus dilakukan sebelum penimbunan bagian tengah.
Panjang jalan akses ini harus dipertahankan tetap 15 m di depan timbunan bagian tengah seperti
ditunjukkan pada gambar rencana. Dengan menjaga gelombang lumpur berada di depan
timbunan dan dengan mencegah pergerakan tepi Geotextile, maka Geotextile akan tertarik
secara efektif. Geotextile harus digelar tidak lebih dari 6m di depan jalan akses untuk mencegah
terjadinya tegangan berlebihan pada jahitan Geotextile.
METODE PEMANCANGAN TIAN PANCANG BAJA
Langkah - langkah dari pekerjaan untuk dimensi kubus/ ukuran dan tiang pancang:
Proses Pengangkatan
1. Pengangkatan tiang untuk disusun ( dengan dua tumpuan )
Metode pengangkatan dengan dua tumpuan ini biasanya pada saat penyusunan tiang
beton, baik itu dari pabrik ke trailer ataupun dari trailer ke penyusunan lapangan.
Persyaratan umum dari metode ini adalah jarak titik angkat dari kepala tiang adalah 1/5
L. Untuk mendapatkan jarak harus diperhatikan momen maksimum pada bentangan,
haruslah sama dengan momen minimum pada titik angkat tiang sehingga dihasilkan
momen yang sama. Pada prinsipnya pengangkatan dengan dua tumpuan untuk tiang
beton adalah dalam tanda pengangkatan dimana tiang beton pada titik angkat berupa
kawat yang terdapat pada tiang beton yang telah ditentukan dan untuk lebih jelas dapat
dilihat oleh gambar. pengangkatan tiang dengan dua tumpuan
2. Pengangkatan dengan satu tumpuan
Metode pengangkatan ini biasanya digunakan pada saat tiang sudah siap akan
dipancang oleh mesin pemancangan sesuai dengan titik pemancangan yang telah
ditentukan di lapangan. Adapun persyaratan utama dari metode pengangkatan satu
tumpuan ini adalah jarak antara kepala tiang dengan titik angker berjarak L/3. Untuk
mendapatkan jarak ini, haruslah diperhatikan bahwa momen maksimum pada tempat
pengikatan tiang sehingga dihasilkan nilai momen yang sama.
Proses Pemancangan
1. Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga as hammer jatuh pada patok titik
pancang yang telah ditentukan.
2. Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada setiap lubang.
3. Tiang didirikan disamping driving lead dan kepala tiang dipasang pada helmet yang
telah dilapisi kayu sebagai pelindung dan pegangan kepala tiang.
4. Ujung bawah tiang didudukkan secara cermat diatas patok pancang yang
telahditentukan.
5. Penyetelan vertikal tiang dilakukan dengan mengatur panjang backstay sambil
diperiksa dengan waterpass sehingga diperoleh posisi yang betul-betul vertikal.
Sebelum pemancangan dimulai, bagian bawah tiang diklem dengan center gatepada
dasar driving lead agar posisi tiang tidak bergeser selama pemancangan, terutama untuk
tiang batang pertama.
6. Pemancangan dimulai dengan mengangkat dan menjatuhkan hammer secara kontiniu
ke atas helmet yang terpasang diatas kepala tiang
Quality Control
1. Kondisi fisik tiang, a. Seluruh permukaan tiang tidak rusak atau retak b. Umur beton
telah memenuhi syarat c. Kepala tiang tidak boleh mengalami keretakan selama
pemancangan
2. Toleransi, Vertikalisasi tiang diperiksa secara periodik selama proses pemancangan
berlangsung. Penyimpangan arah vertikal dibatasi tidak lebih dari 1:75 dan
penyimpangan arah horizontal dibatasi tidak leboh dari 75 mm.
3. Penetrasi, Tiang sebelum dipancang harus diberi tanda pada setiap setengah meter di
sepanjang tiang untuk mendeteksi penetrasi per setengah meter. Dicatat jumlah pukulan
untuk penetrasi setiap setengah meter.
4. Final set, Pamancangan baru dapat dihentikan apabila telah dicapai final set sesuai
perhitungan.
METODE PELAKSANAAN BAJA TULANGAN
Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan
disimpan. Jika tidak sesuai, maka material akan dikembalikan ke supplier.
Material yang telah difabrikasi akan dirakit oleh para pekerja sehingga membentuk komponen
struktur seperti kolom, balok, pelat, atau shear wall. Kemudian, material yang telah dirakit akan
di pindahkan dengan menggunakan tower crane dari lokasi perakitan ke lokasi pemasangan.
Pemasangan komponen tulangan dilakukan dengan menggunakan tower crane serta koordinasi
dengan para pekerja yang bertugas melakukan pemasangan tulangan. Pemasangan dilakukan
dengan hati-hati agar akurat dan tidak terjadi dislokasi.
5. Pengecekan Tulangan
Setelah seluruh tulangan terpasang, maka perlu
dilakukan pengecekan tulangan oleh tim Quality
Control apakah jumlah dan posisi tulangan sudah
terpasang dengan benar sesuai dengan gambar
rencana.
METODE PELAKSANAAN PATOK PENGARAH DAN REL PENGAMAN
A. Patok Pengarah
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan bahu jalan selesai dilaksanakan. Patok pengarah
terbuat dari beton dengan mutu K-250.
1. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuk
disetujui.
2. Areal patok pengarah di gali sampai kedalaman tertentu sesuai dengan rencana kedalaman
patok.
3. Patok yang telah jadi dan diterima dilokasi pekerjaan, untuk pemasangannya dilakukan
dengan menggali tanah lalu memasang patok dan menimbunkan kembali tanah agar patok
dapat berdiri dengan benar.
4. Pengecatan patok dapat dilakukan sebelum atau sesudah patok pengarah dipasang
5. Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.
Tahapan Pelaksanaan
1. Membuat shop drawing, metode pelaksanaan dan membuat request Patok Pengarah
2. Pengadaan Patok Pengarah sesuai shop drawing
3. Pemasangan Patok Pengarah dengan jarak dan jumlah sesuai shop drawing. Semua patok
harus dipasang dengan akurat pada lokasi dan ketinggian sedemikian rupa sehingga dapat
menjamin bahwa patok tersebut tertanam kuat di tempatnya, terutama selama pengerasan
(setting) beton.
4. Semua patok harus diberi satu lapis cat dasar (primer), satu lapis cat bawah permukaan
dan satu lapis akhir sebagai lapis permukaan sesuai shopdrawing.
B. Rel Pengaman (Guardrail)
Guardrail-Pagar Pengaman Jalan yaitu alat keselamatan jalan yang terbuat dari baja lembaran
yang dibuat/diforming dengan mesin cold-roll hingga hasilkan beam baja profil atau dimaksud
W-Beam. Ketebalan baja juga sudah ditetapkan untuk hindari kemungkinan terburuk untuk
kendaraan yang menabraknya. Dengan ketebalan itu, jadi beam bakal lentur/flexible pada
bentrokan keras dari kendaraan. Untuk kendaraan yang melintas pada jalan di
perbukitan/tebing atau jalan yang menanjak di mana kontur tanah di sekitaran tubuh jalan itu
lebih rendah atau bahkan juga curam.
Spesifikasi.
Spesifikasi teknisnya merujuk pada Ketentuan Menteri Perhubungan Nomor KM 3 Th. 1993
Mengenai Alat Ingindalian serta Pengaman Pengguna Jalan serta Surat Direktur Jenderal
Perhubungan Darat Nomor AJ. 409/1/1/DRJD/2007 tanggal 15 Januari 2007 tentang panduan
penyelenggaraan peralatan jalan di jalan Nasional.
Pemasangan
1. Pemasangan Tiang Penyangga
Pembuatan lubang pondasi kedalaman serta basic lubangnya sesuai dengan gambar (1.
145 x 600 x 600) mm.
Di bagian tiang yang tertanam ditanah mesti dipasang angkur paling sedikit 3 (tiga)
buah.
Membuat perlindungan tiang dari peluang turun, basic lubang mesti dikeraskan dengan
susunan pasir padat minimum setebal 100 mm.
Tiang penyangga mesti dipasang pada posisi tegak lurus.
Lubang dicor dengan adukan perbandingan semen, pasir serta koral 1 : 2 : 3.
Tanah di tepi pondasi dipadatkan dengan alat pemadat (stamper).
Sisi pondasi yang menonjol di atas permukaan tanah 100 mm.
Pemasangan tiang penyangga mesti dikerjakan dengan cara jeli serta cermat, karenanya
butuh pemerikasaan ketinggian serta jarak hingga akurasi 10 mm (1 cm).
3. Penyetelan
Pada ke-2 ujung pagar pengaman jalan bisa dilekukkan hingga permukaan tanah atau di beri
pengaman untuk keselamatan pengguna jalan.
4. Kontrol Akhir
Kemampuan berdirinya tiang penyangga.
Ketepatan penyambungan pada lempeng besi dengan lempengan besi atau lempengan
besi dengan lengan lempengan besi (sleeve beam).
METODE PEKERJAAN
LAYANAN PEMELIHARAAN JALAN
NAMA PAKET : PENANGANAN PASCA BENCANA ALAM RUAS PALLANGGA - SAPAYA -
BTS. JENEPONTO DI KAB. GOWA
PROPINSI : SULAWESI SELATAN
Layanan Jalanan berdasarkan Indikator Kinerja dengan Batas Waktu Tanggap Penanganan.
a. Lubang
Tidak Boleh ada lubang dengan diameter lebih dari 10 cmdan kedalaman lebih dari 4 cm pada
bagian jalan.
• Waktu Tanggap penanganan :
Harus selesai diperbaiki dalam waktu 5 (lima) hari.
b. Retakan
Tidak Boleh ada lubang dengan diameter lebih dari 10 cmdan kedalaman lebih dari 4 cm pada
bagian jalan.
- Tidak boleh ada retakan yang lebih lebar dari 3 mm untuk permukaan aspal / fleksibel.
- Tidak boleh ada retakan yang lebih lebar dari 5 mm untuk permukaan kaku
- Luas retakan tidak boleh lebih besar 10% setiap 100 m panjang jalan
• Waktu Tanggap penanganan :
Harus selesai diperbaiki dalam waktu maksimum 7 (tujuh) hari.
c. Amblas :
Tidak boleh ada bagian yang amblas lebih dari 3 cm dengan luasan permukaan yang lebih besar
5% setiap 100 meter jalur jalan.
• Waktu Tanggap penanganan :
Harus selesai diperbaiki dalam waktu maksimum 5 (lima) hari.
d. Pelepasan Butir
Tidak boleh ada bagian yang permukaan jalan yang mengalami pelepasan butir.
METHODE PELAKSANAAN,
Perbaikan Lubang :
• Semua lubang harus ditambal. Semua perkerasan struktural yang tidak utuh (unsound) harus digali
dan diisi kembali. Tepi dan dasar lubang harus digali sampai bahan yang utuh (sound).
• Pada permukaan yang telah disiapkan harus bersih dan bebas dari air yang tergenang sebelum
penambalan dimulai.
• Setiap lapisan harus diisi dan dipadatkan dalam satu operasi, dimulai dari lapisan yang paling
bawah. Pengisian dan pemadatan umumnya harus sesuai dengan Spesifikasi yang berkaitan
dengan bahan yang digunakan, kecuali cara manual boleh digunakan untuk pengisian dan
pemadatan. Lapis perekat harus digunakan sesuai takaran dan disemprotkan sampai merata untuk
melapisi semua permukaan yang akan diisi oleh campuran aspal.
• Setelah penambalan selesai, mesin gilas mekanis atau pelat berpenggetar harus digunakan untuk
memadatkan lapisan teratas.
Perkerasan Tanpa Penutup Aspal :
• Untuk perkerasan tanpa penutup aspal yang berlubang banyak dan keriting (corrugation),
permukaan jalan itu harus dipangkas sedikit dengan motor grader secara rutin, terutama pada
musim kemarau, agar dapat mengendalikan ketidak-rataan dan keriting (corrugation). Bilamana
SK, 10.1(2). Layanan Pemeliharaan Bahu Jalan
a. Lubang
Tidak Boleh ada lubang dengan diameter lebih dari 15 cm dan kedalaman lebih dari 5 cm pada
bagian jalan.
• Waktu Tanggap penanganan :
Harus selesai diperbaiki dalam waktu 7 (tujuh) hari.
b. Kemiringan melintang
Kemiringan melintang bahu harus sesuai desain / rencana,
• Waktu Tanggap penanganan :
Perbaikan harus selesai paling lambat 28 (dua puluh delapan) hari.
c. Elevasi / Ketinggian :
Beda tinggi bahu jalan dengan tepi perkerasan jalan tidak lebih dari 5 cm.
• Waktu Tanggap penanganan :
Harus selesai diperbaiki dalam waktu maksimum 7 (tujuh) hari.
d. Amblas :
Tidak boleh ada bagian yang amblas lebih dari 5 cm dengan luasan permukaan yang lebih besar
5% setiap 100 meter bahu jalan.
• Waktu Tanggap penanganan :
Harus selesai diperbaiki dalam waktu maksimum 7 (tujuh) hari.
e. Kebersihan
Bahu jalan harus selalu bersih dan bebas dari tanaman, lapukan, sampah dan benda lainnya yang
mengganggu fungsi bahu jalan.
• Waktu Tanggap penanganan :
Harus selesai diperbaiki dalam waktu maksimum 1 (satu) hari.
METHODE PELAKSANAAN,
• Bahu jalan memerlukan perataan kembali untuk menghilangkan lubang-lubang kecil atau
memerlukan pembentukan kembali untuk meningkatkan kerataan atau drainase;
• Bahu jalan memerlukan pemadatan tambahan agar dapat memberi pelayanan yang lebih baik;
• Bahu jalan tertutup rumput/gulma yang tinggi (lebih dari 5cm tinggi) dan/atau semak-semak
sehingga akan mengurangi keamanan jalan atau jarak pandang.
• Bahu jalan dengan bahan-bahan yang lepas, benda-benda yang tidak dikehendaki atau bahan-
bahan lainnya yang tidak berkaitan dengan fungsi jalan;
• Bahu jalan yang tidak memerlukan penggalian atau pembongkaran bahan tepi memerlukan
perataan kembali untuk mengalirkan air yang lancar dari perkerasan berpenutup aspal ke selokan
samping.
METHODE PELAKSANAAN,
• Selokan dan saluran air lama maupun yang baru dibuat harus dijaga agar bebas dari semua bahan
yang lepas, sampah, endapan dan pertumbuhan tanaman yang tidak dikehendaki yang mungkin
akan menghalangi aliran air permukaan. Pemeliharaan semacam itu harus dilaksanakan secara
teratur berdasarkan rutinitas dan segera setelah aliran permukaan akibat hujan lebat telah berhenti
mengalir
• Selama periode hujan lebat, Penyedia Jasa harus menyediakan regu pemeliharaan yang akan
berpatroli di lapangan dan mencatat setiap sistem drainase yang kurang berfungsi akibat
penyumbatan atau karena hal lain. Setiap kelainan pada drainase dicatat pada saat tersebut, seperti
luapan air, kekurangan kapasitas, erosi, alinyemen struktur drainase yang kurang tepat atau
rancangan lainnya yang kurang cocok, harus dilaporkan kepada Direksi Pekerjaan, dan Direksi
Pekerjaan akan mengeluarkan perintah yang sesuai dengan langkah yang harus diambil.
• Pekerjaan pemeliharaan rutin untuk timbunan dan galian harus mencakup pemotongan rumput,
semak-semak, dan pohon-pohon kecil yang tingginya sudah lebih dari 5 cm dan/atau sudah
berumur 2 minggu sejak pemotongan terakhir, mana yang lebih dulu tercapai, untuk memperbaiki
penampilan di dalam atau di samping jalan yang dibangun atau memperbaiki jarak pandang atau
tikungan selama Periode Pelaksanaan fisik
Pekerjaan memotong tersebut harus tersisakan tidak lebih tinggi dari 5 cm. Pekerjaan lain yang
mencakup perbaikan lereng yang tidak stabil, pekerjaan pengembalian kondisi atau perbaikan
drainase yang bersangkutan dan stabilitas dengan tanaman harus dilaksanakan dan dibayar
menurut ketentuan dalam Spesifikasi.
Zulfiani Dahlan
Direktris