Anda di halaman 1dari 7

KISI-KISI SEJARAH

1. Pemerintah menolak Kahar Muzakar dan APRIS tergabung dalam komando Gerilya
(Sulawesi Selatan) Dipimpin oleh Kahar Muzakar. Ia berhasil menghimpun dan
memimpin lascar-laskar gerilya di Sulawesi Selatan dengan nama komando
Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS). Pada 30 April 1950 Kahar Muzakar mengirim surat
kepada pemerintah dan pimpinan APRIS yang isinya menuntut agar semua anggota KGSS
dimasukan dalam APRIS dengan nama Brigade Hasanuddin. Tuntutan ini ditolak dengan
alasan yang diterima APRIS hanya mereka yang lulus seleksi. Pemerintah memberikan
tempat bagi para gerilyawan dalam wadah yang dinamakan Korps Cadangan Nasional.
Pendekatan politik pemerintah rupanya membawa hasil. Kahar muzakar menerima
keputusan pemerintah. Ia kemudian diberi pangkat letnan colonel. Akan tetapi ,saat
pelantikan akan dilakukan pada 17 Agustus 1950, ia melarikan diri ke hutan dengan
membawa peralatan yang telah disiapkan untuk pelantikan tersebut. Ia menyatakan
Sulawesi Selatan merupakan bagian NII dibawah pimpinan Kartosuwiryo. Selama 13 th
Kahar Muzakar melakukan berbagai aksi terror dan kekacauan di Sulawesi Selatan.
Pasukan TNI dari Divisi Diponegoro terus enerus melancarkan serangan sehingga lambat
laun memperlemah kedudukan DI/TII. Akhirnya pada bulan Februari 1965 Kahar Muzakar
tertembak mati.
2. Andi Aziz
Pemberontakan Andi Azis meletus di kota Makassar, pada tanggal 8 April 1950.
Pemberontakan ini terjadi akibat kekecewaan para mantan serdadu KNIL. Berdasarkan
kesepakatan Konferensi Meja Bundar, pasukan KNIL digabung kedalam APRIS (Angkatan
Perang Republik Indonesia Serikat) bersama pasukan TNI.
Pemberontakan ini dipimpin oleh Andi Azis, seorang mantan perwira KNIL. Tuntutan
pasukan pemberontak Andi Azis adalah agar pasukan TNI ditarik dari Makassar.
Pemberontakan meletus setelah para bekas serdadu KNIL menyerang markas APRIS dan
menyandera sejumlah perwira APRIS di Makassar. Setelah menguasai Makassar, mereka
mengultimatum pemerintah untuk memenuhi tuntutan mereka.
3. Ultimatum pemerintah kepada Andi Aziz
Menghadapi pemberontakan Andi Azis ini, pada tanggal 8 April 1950, pemerintah
Indonesia mengeluarkan ultimatum yang meminta Andi Azis untuk segera datang ke
Jakarta. Jika Azis mengabaikan ultimatum tersebut, Kapal Laut "Hang Tuah" akan
meyerang Makassar.
Selain itu, ultimatum pemerintah juga meminta Andi Azis untuk bertanggung jawab
atas tindakannya dalam 4 x 24 jam, ultimatum juga diabaikan. Setelah batas waktu berlalu,
pemerintah mengirim pasukan di bawah komando Kolonel Alex Kawilarang.
4. RMS dengan cara damai
Ditempuh melalui perundingan dengan mengirim tokoh asli Maluku, yaitu J.Leimena,
Putuhena, Pelaupessy, dan Rehattu ke Ambon untuk melakukan kompromi dengan
Soumokil dan pengikutnya. Akan tetapi misi ini ditolak oleh Soumokil yang tetap pada
pendiriannya untuk memisahkan diri, baik dari NIT maupun RIS. Akhirnya, pemerintah
menumpas RMS dengan operasi militer.
5. Pimpinan Senopati I dan II
 Senopati I – Kolonel A.E. Kawilarang
 Senopati II – Slamet Riyadi (di bawah komando Kolonel A.E. Kawilarang)
6. Kesulitan menumpas permesta
Karena ketidakpuasan PRRI/Permesta terhadap pemerintah yang hanya
memperhatikan pembagunan di daerah Jawa. Pemberontakan ini mendapat dukungan dari
sejumlah perwira militer. Diantaranya Letnan Kolonel Ahmad Husein, Kolonel Maludin
Simbolon, dan Mayor Somba. Perwira militer tersebut membangun benteng di sejumlah
daerah, oleh karena itu sulit untuk diberantas.
7. Nama operasi pemberotakan PRRI/Permesta
 Operasi Tegas
 Operasi 17 Agustus
 Operasi Saptamarga
 Operasi Sadar
 Operasi Merdeka
 Dipimpin oleh LetKol Ahmad Yani di bawah pantauan Jend. A.H. Nasution
8. Keterlibatan tokoh-tokoh dalam PRRI
 Letnan Kolonel Ahmad Husein – Dewan Benteng di Sumatera Barat
 M. Simbolon - Dewan Gajah di Sumatera Utara
 Letnan Kolonel Barlian - Dewan Garuda di Sumatera Selatan
 Kolonel Ventje Sumual - Dewan Manguni di Sulawesi Utara
9. Pemimpin biro khusus PKI
 Syam Kamaruzaman
10. Akibat rencana pembentukan Angkatan kelima dalam G30S PKI
 Rencana tersebut ditolak oleh Angkatan Darat. Selain itu, AD juga menentang keras
penyusupan kaum komunis dalamangkatan bersenjata. Hal tersebut menyebabkan PKI
menyebarkan isu adanya “Dewan Jenderal” yang berencana merebut kekuasaan dari
tangan Presiden Soekarno.
11. Kegiatan PKI untuk memperoleh simpati dan dukungan luas dari pemerintah dan
masyarakat. (PH Bab 1 Hal. 29 no. 4)
 Menyerobot tanah milik kelompok elite tradisional untuk dibagikan kepada para petani
miskin pendukung PKI
 Berhasil menaruhu pengaruh di jajaran Paspampres Cakrabirawa, Angkatan Udara, dan
beberapa unit Angkatan Udara
 Mengadakan latihan militer bagi anggota dan pengikutnya di Lubang Buaya. Latihan ini
disamarkan sebagai latihan sukarelawan untuk konfrontasi dengan Malaysia
12. Pemimpin penculikan G30S PKI
 Letnan Kolonel Untung Sutopo

13. Nama dua perwira yang dibunuh oleh PKI di asrama Batalion di Desa Kentungan
 Brigjen Katamso
 Letnan Kolonel Sugijono
14. Tujuan G30S PKI
 Menghancurkan NKRI dan menjadikannya sebagai negara komunis.
 Menyingkirkan TNI Angkatan Darat dan ingin merebut kekuasaan pemerintahan.
 Mengkomuniskan Indonesia dan mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi komunis
 Mewujudkan cita-cita dari ideologi komunis yang akan membentuk pemerintah komunis
sebagai alat untuk mewujudkan masyarakat komunis.
15. Operasi militer pertama oleh Mayjen Soeharto untuk mengatasi PKI
 Menetralisir pasukan yang berada di sekitar Lapangan Merdeka
 Merebut gedung PRI dan kantor pusat telekomunikasi yang telah dikuasai PKI (pada
tanggal 1 Oktober 1965)
 Membersihkan pangkalan udara Halim Perdanakusuma dari pasukan PKI (pada tanggal
2 Oktober 1965 sudah dikuasai)
 Membersihkan Lubang Buaya (3 Oktober) Mengambil jenazah (4 Oktober)
16. Tokoh yang terlibat dalam perang medan area, korps spesrale troepen, dan pemimpin
pemberontakan APRA di Bandung
 Pemimpin pemberontakan APRA – Kapten Roymond Westerling
 Medan Area – Brigjen T.E.D Kelly dan Mayor Hasan Achmad
17. Dampak pecahnya pemberontakan APRA di Bandung
 Banyaknya Tentara Yang Gugur
 Meningkatnya Rasa Persatuan dan Kesatuan Masyarakat
 Kehidupan Masyarakat Yang Terganggu
 Keuangan Negara Yang Menurun
 Keamanan Yang Terganggu
18. Komandan tertinggi (Koti) operasi pembebasan Irian Barat
 Presiden Soekarno sebagai Panglima
 Jenderal A.H Nasution sebagai Wakil Panglima
 Jenderal A. Yani sebagai Kepala Staf Tertinggi), merupakan tingkat Komando Tertinggi
(KOTI) yang berperan dalam menetapkan pokok-pokok strategi militer.
19. PKI membentuk suatu kelompok untuk menandingi Dewan Jenderal
 Dewan Revolusi
20. (Penyebab) Demokrasi parlementer jalan pemerintahannya tidak stabil
 Munculnya usulan presiden yang untuk membentuk Dewan Nasional. Hal ini membuat
semua organisasi politik dan organisasi kemasyarakatan yang ada menjadi ikut terlibat.
 Dewan Konstituante gagal menemukan jalan untuk mencapai kesepakatan dalam
merumuskan ideologi nasional. Karena gagal tercapainya titik persetujuan antara dua
kelompok politik, yaitu kelompok yang ingin Islam menjadi ideologi negara dan
kelompok yang menginginkan Pancasila sebagai ideologi.
 Politik aliran terlalu dominan sehingga pengelolaan konflik menjadi terganggu.
21. Indonesia berbentuk serikat karena
 RIS sendiri adalah akal-akalan belanda agar dapat kembali memcah belah wilayah
Indonesia dan menetapkan kembali politik adu domba. RIS terinspirasi dari keberhasilan
Amerika dalam menyelenggrakan tatanan negara dalam bentuk negara federal. RIS
terbentuk lebih karena peran konferensi meja bundar yang juga memaksa belanda untuk
segera mengakui kedaulatan Indonesia.
 Jadi intinya RIS terbentuk agar belanda segera mengakui kedaultan Indonesia dan segera
hengkang walaupun niat awalnya adalah untuk adu domba tapi cara ini berhasil diputar
balikkan menjadi senjata kedaulatan Indonesia.
22. Akibat dari kebijakan Mutual Security Act (MSA)
 Akibat penandatanganan perjanjian MSA antara Menteri Luar Negeri dan Duta Besar AS,
Kabinet Sukiman jatuh. Penandatanganan tersebut menunjukkan Indonesia bersedia
menerima bantuan dari AS dengan syarat yang ditentukan. Tindakan ini dianggap
kebijakan politik luar negeri mendukung blok Barat. Hal ini menyimang dari prinsip
politik luar negeri bebas aktif.
23. Peristiwa 17 Oktober 1952 membubarkan parlemen soekarno oleh AH. Nasution dan TNI
Peristiwa 17 Oktober 1952 adalah peristiwa di mana KSAD (dijabat A.H. Nasution) dan
tujuh panglima daerah meminta Dewan Perwakilan Rakyat Sementara (DPRS) dibubarkan.
Pemicunya adalah pemilu yang tertunda-tunda yang dianggap hanyalah taktik DPRS
(yang didukung Bung Karno) untuk mempertahankan keadaan yang makin parah. Konflik
intern militer dan partai-partai menajam, korupsi meluas, dan keadaan keamanan
memburuk. Pada 13 Juli 1952, Kolonel Bambang Supeno, orang dekat Bung Karno yang
sering keluar-masuk Istana, mengirim surat ke Perdana Menteri Wilopo, Presiden dan
DPRS, menyatakan tak mempercayai lagi pimpinan Angkatan Perang, khususnya Angkatan
Darat (dipimpin Nasution). Bambang Supeno-lah yang melobi Bung Karno
sampai Bambang Sugeng akhirnya mengganti Nasution sebagai KSAD. Nasution dipecat.
Tujuh perwira daerah ada yang ditahan dan digeser kedudukannya.
24. Demokrasi liberal tindakan yang dilakukan kabinet jika sudah tidak ada dukungannya
25. Peran parpol
Pada masa demokrasi liberal:
Partai politik merupakan suatu kelompok terorganisir yang anggota-anggotanya
mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan dibentuknya partai politik
adalah untuk memperoleh, merebut dan mempertahankan kekuasaan secara konstitusional.
Jadi munculnya partai politik erat kaitannya dengan kekuasaan. Keberadaan parlemen,
dalam hal ini DPR dan MPR pada masa demokrasi liberal, tidak terlepas dari kebutuhan
adanya perangkat organisasi politik, yaitu partai politik.
26. Tujuan zaken kabinet
Zaken Kabinet adalah suatu kabinet yang jajarannya diisi oleh para tokoh ahli di dalam
bidangnya dan bukan merupakan representatif dari partai politik tertentu.
 Tujuanya menghindari dari terjadinya korupsi para pejabat.
 Menghindari multiungsi dari para mentri yang akan duduk di kabinet
 Menghindari terjadi nya korupsi
 Memaksimalkan kinerja para mentri
27. Tujuan pemilu tahap pertama 29 September 1955
 Untuk memilih anggota parlemant
28. Parpol pemilu tahun 1955
 Partai Nasionalis Indonesia (PNI)
 Masyumi
 Nahdlatul Ulama
 Partai Komunias Indonesia
29. Penyebab penyusunan UUD menimbulkan perdebatan
Setelah BPUPKI dibubarkan, lalu diganti PPKI, lahirlah Piagam Jakarta yang rencananya
akan jadi teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Dengan sila pertamanya yang terjenal
yaitu “Ketuhanan dengan Kewajiban Menjalankan Syari’at Islam bagi pemeluk-
pemeluknya,” PPKI menyetujui sebulat-bulatnya rancangan pembukaan UUD yang disusun
oleh anggota-anggotanya: Mohammad Hatta, Muhammad Yamin, Ahmad Soebardjo, AA
Maramis, Abdul Kahar Muzakkir, KHA Wahid Hasyim, Soekarno, Abikoesno Tjokrosoejoso,
dan Haji Agus Salim. Karena rancangan pembukaan UUD itu ditandatangani oleh Sembilan
orang tadi di Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945, maka pembukaan itu disebut Piagam Jakarta,
nama yang diperkenalkan pertama kali oleh Yamin.
Ki Bagus Hadikusumo keberatan dengan piagam Jakarta dan ingin menjadikannya lebih
Islami lagi.
Tetapi menjelang tanggal 18 Agustus 1945 Mohammad Hatta mengatakan bahwa ada
perwira Jepang utusan orang Indonesia Timur meminta tujuh kata dalam sila pertama
pancasila versi Piagam Jakarta dihapus. Kalau tidak, orang Indonesia Timur akan
memisahkan diri dari Indonesia. Hatta kemudian melobi Ki Bagus Hadikusumo dan Kasman
SIngodimejo untuk menghapuskan tujuh kata itu.
30. Demokrasi terpimpin kekuasaannya terpusat pada
 Kepemimpinan Presiden Soekarno
31. Arti penting Dekrit Presiden 5 Juli 1959
32. Pada masa demokrasi terpimpin anggota MPR dipilih oleh
 Rakyat (Pemilu)
33. Demokrasi terpimpin kebijakan pemerintah bersifat revolusioner karena
34. Percobaan pembunuhan Soekarno pada tanggal 30 November 1957 disebut peristiwa
 Granat Cikini
35. Nefo adalah kelompok (Hal. 102 no. 39)
 Nefo adalah lambang kelompok negara-negara yang baru merdeka atau yang menentang
imperialisme dan kolonialisme, sosialisme, serta komunis.
36. DPA mengusulkan pidato Soekarno yang berjudul “Penemuan Kembali Revolusi Kita”
dijadikan
 Garis-garis Besar Haluan Negara dan dinamakan “Manifesto Politik Republik Indonesia
(Manipol)”
37. Nasakom
 Ajaran yang dikeluarkan Presiden Soekarno, yaitu Nasionalisme, Agama, dan Komunis
(Nasakom)
 Nasakom dimanfaatkan PKI untuk dekat kepada Presiden Soekarno dan meningkatkan
eksistensi. PKI selalu mendukung kebijakan Presiden.
38. Fakta politik luar negeri bebas dan aktif adalah
39. Kebijakan ekonomi yang gagal setelah dekrit presiden
40. Tugas Dapernas (Hal. 102 no.36)
 Mempersiapkan rancangan undang-undang pembangunan nasional yang berencana
 Menilai penyelenggaraan pembangunan itu.

ESSAY
41. Dekret Presiden 5 Juli 1959
 Pembubaran konstituante
 Tidak berlakunya UUDS 1950 dan berlakunya kembali UUD 1945
 Pembentukan MPRS yang terdiri atas anggota DPR ditambah utusan daerah dan
golongan serta DPAS
42. Fase operasi Romanelo Mandala
 Tahap Infiltrasi (awal tahun 1962)
Tujuan : menyusupkan pasukan TNI danmembentuk daerah2 de facto di Irian Barat
serta mengikut sertakan rakyat Irian Barat dalam perjuangan pembebasan Irian Barat.
Operasi militer tersebut antara lain operasi banteng di Fak-Fak dan Kaimana: Operasi
Serigala di Sorong dan Teminabuan: Operasi Naga di Merauke: Operasi Jatayu di
Sorng, Kaimana, dan Merauke. Pada tanggal 15 Januari 1962 terjadi peristiwa
Pertempuran di Laut Aru antara MTB Macan Tutul, MTB Macan Kumbang, dan MTB
Harimau melawan Belanda yang menggunakan pesawat tempur dan mengakibatkan
Komando Yos Sudarso dan Kapten Wiratno tenggelam.
 Tahap eksploitasi (1963)
Pada tahap ini dilancarkan operasi Jaya Wijaya. tahap ini bertujuan untuk melakukan
serangan terbuka terhadap induk militer lawan dan menduduki semua pos penting yg
menjadi pertahanan musuh.
 Tahap Kosolidasi (1964)
Bertujuan untuk mengakkan kekuasaan RI secara mutlak di Irian Barat.
Tetapi, tahap kedua dan ke tiga gagal dilancarkan karena ketahuan oleh seorang
diplomat AS yaitu Ellsworth Bunker dan dilaksanakan usul perdamaian yang dikenal
dengan nama RencanaBunker/Bunker Planning.
43. Nama-nama korban G30S PKI dari pihak TNI
 Jenderal Ahmad Yani
 Mayor Jenderal R Soeprapto
 Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono
 Mayor Jenderal Suwondo Parman
 Brigadir Jenderal Donald Izacus Panjaitan
 Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo
 Ade Irma Suryani
 Letnan Satu Pierre Tendean
 Karel Sasuit
44. Tritura
Adalah tiga tuntutan kepada pemerintah oleh mahasiswa yang tergabung dalam
kesatuan aksi mahasiswa Indonesia (KAMI). Dilakukan tanggal 12 Januari 1966.
Mendatangi DPR-GR.
 Pembubaran PKI beserta ormas-ormasnya
 Perombakan kabinet dwikora
 Turunkan harga pangan
45. Sanering tanggal 20 Maret 1950
Dilakukan dengan memotong nilai uang (sanering) yang bernilai Rp2,5 ke atas hingga
setengahnya. Kebijakan ini untuk menanggulangi defisit anggaran sebesar Rp5,1 miliar.
Berlaku muali 15 Maret 1950. (BUKU)
Kebijakan Gunting Syafruddin ini bertujuan untuk menyeimbangkan antara jumlah
uang dan barang yang beredar, sehingga tidak akan terjadi inflasi nantinya. Selain itu,
menurut Ki Agus Ahmad Badaruddin, seorang mantan Inspektur Jenderal Kementerian
Keuangan melihat jika arah kebijakan ini menyasar pada penggantian mata uang baru.
Kebijakan tersebut diambil kala itu karena melihat kondisi ekonomi Indonesia yang
memburuk, di mana jumlah uang yang beredar tidak sebanding dengan jumlah barang
yang ada saat itu. Berlaku sejak pukul 20.00 WIB tanggal 10 Maret 1950

Anda mungkin juga menyukai