Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
1
Berdasarkan sifat permanensinya, transportasi vertikal pada gedung
yang berupa tangga, bisa dibedakan menjadi dua macam, yaitu tangga
permanen dan non permanen. Tangga permanen digunakan untuk
menghubungkan dua bidang horizontal pada bangunan dan atau lantai
bangunan yang berbeda. Sedangkan tangga non permanen biasanya
digunakan untuk mencapai bidang horizontal yang lebih tinggi dan
digunakan pada saat tertentu saja, misalnya tangga bamboo dan tangga
lipat. Konstruksi tangga dapat dibuat dengan berbagai material seperti
kayu, baja, beton dan batu bata. Jenis transportasi vertikal selanjutnya yaitu
eskalator. Eskalator adalah transportasi vertikal untuk mengangkut orang
yang terdiri dari tangga terpisah yang dapat bergerak ke atas dan ke bawah
dengan mengikuti jalur atau rail yang digerakkan dengan motor. Eskalator
biasa digunakan di tempat ramai seperti pusat perbelanjaan, tempat transit,
dan bandara. Transportasi vertikal yang sering kali digunakan pada
bangunan dengan 3 lantai lebih yaitu berupa lift/ elevator. Lift ini memiliki
bentuk berupa tabung yang dapat mengangkut penumpang dan bergerak
dari atas kebawah atau dari bawah keatas secara mekanis dengan bantuan
tenaga mesin. Lift sendiri juga memiliki bermacam jenisnya, yang pertama
adalah Passanger Elevator atau lift yang digunakan untuk mengangkut
orang. Kedua adalah Service elevator yaitu lift untuk pelayanan dan
ketiga Freight Elevator atau lift untuk barang. Lift terdiri dari bagian-bagian
seperti kereta (elevator car), kabel, mesin elevator, alat pengontrol, beban
pengimbang, rel (guide reil), ruang mesin, dan pit lift (sumur per penahan).
Pembangunan sebuah gedung di ibukota, Jakarta, merupakan
pembangunan suatu gedung tinggi dikarenakan permintaan akan hunian,
hiburan, maupun sebuah pusat kantor untuk kordinasi yang tinggi, namun
ketersediaan lahan yang sangat minim. Maka dari itu, tak heran bila saja di
kota ini banyak sekali ditemukan gedung-gedung pencakar langit, dengan
ketinggian dan jumlah lantai tersebut, maka kebutuhan terhadap elevator/
lift sebagai kelengkapan transportasi vertikal merupakan sesuatu yang
mutlak dan merupakan persyaratan teknis yang harus dipenuhi.
2
Pembuatan salah satu unsur utilitas gedung yang berupa elevator ini
tentu akan terdapat beberapa permasalahan, baik dalam proses
pembuatannya maupun ketika sudah mulai dioperasikan. Seperti pada
contoh terdapat insiden jatuhnya lift di Gedung Nestle Perkantoran Hijau
Arkadia, Jalan TB Simatupang, Kebagusan, Pasar Minggu, Jakarta
Selatan. Berdasarkan latar belakang dari permasalahan tersebut, maka
laporan ini berfokus pada “Keruntuhan Sistem Transportasi Vertikal Berupa
Lift pada Gedung Nestle Perkantoran Hijau Arkadia”. Pembahasan dari
judul tersebut yaitu mengenai sistem transportasi vertikal dan dikaitkan
dengan salah satu peristiwa kegagalan dari sistem transportasi vertikal
tersebut berupa runtuhnya lift pada salah satu gedung di Jakarta Selatan.
3
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika dalam penulisan Tugas Besar Utilitas Bangunan ini
dimaksudkan untuk memberikan gambaran singkat dari inti penjelasan di
setiap bab pada laporannya. Adapun Tugas Besar Utilitas Bangunan ini
disajikan dalam sistematika sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang penulisan Tugas Besar
Utilitas Bangunan, rumusan masalah, tujuan penulisan, batasan
masalah, dan sistematika penulisan laporan.
BAB 3 PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang kronologi kejadian permasalahan
berupa runtuhnya lift pada gedung Nestle, penyebab permasalahan
serta dampak dari kerusakan yang terjadi.