Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Listrik sudah menjadi kebutuhan yang sangat penting untuk semua manusia.
Manusia mungkin sudah tidak dapat hidup lagi tanpa listrik. Dalam
menciptakan energi listrik tersebut, dibutuhkan sebuah generator. Generator
adalah converter yang sampai sekarang tetap digunakan untuk mengubah
sebuah energi (dapat berupa energi kimia atau kinetic) menjadi energi listrik
pada sebuah pembangkit listrik, baik pembangkit tenaga air, tenaga panas bumi,
tenaga uap, dan yang lainnya.
Generator yang paling sering digunakan adalah generator AC karena arus
AC yang dihasilkan oleh generator tersebut mudah untuk diubah-ubah, baik
besar tegangannya diubah maupun bentuknya diubah menjadi arus DC. Dari
beberapa jenis generator AC yang ada, generator AC tiga fasa adalah jenis
generator yang sering dipakai karena daya yang dihasilkan lebih stabil.

1.2 Rumusan Masalah


 Prinsip kerja secara umum dari generator?
 Bagaimana proses terjadinya tegangan khususnya pada generator 3 fasa?

1.3 Tujuan Penulisan


Melalui makalah ini, kami berharap pembaca dapat memahami secara
umum mengenai generator serta proses terjadinya tegangan pada generator 3
fasa.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Generator

Generator menggunakan prinsip elektrostatik. Michael Faraday


menemukan perbedaan
potensial dihasilkan antara ujung-
ujung konduktor listrik yang
bergerak tegak lurus
terhadap medan magnet.
Berdasarkan efek ini digunakan
cakram tembaga yang berputar
antara kutub magnet tapal kuda
menghasilkan arus searah yang
kecil. Desain alat ini tidak efisien dikarenakan oleh aliran arus listrik yang
arahnya berlawanan di bagian cakram yang tidak terkena pengaruh medan
magnet. Arus yang diinduksi langsung di bawah magnet akan mengalir
kembali ke bagian cakram di luar pengaruh medan magnet. Arus balik itu
membatasi tenaga yang dialirkan ke kawat penghantar dan menginduksi
panas yang dihasilkan cakram tembaga. Generator homopolar yang
dikembangkan selanjutnya menyelesaikan permasalahan ini dengan
menggunakan sejumlah magnet yang disusun mengelilingi tepi cakram
untuk mempertahankan efek medan magnet yang stabil. Kelemahan yang
lain adalah tegangan listrik yang dihasilkan alat ini kecil, dikarenakan jalur
arus tunggal yang melalui fluks magnetik.

2
 Dinamo
Dinamo menggunakan prinsip elektromagnet untuk mengubah putaran
mekanik menjadi listrik arus bolak-balik. Dinamo pertama berdasarkan
prinsip Faraday dibuat pada 1832 oleh Hippolyte Pixii, seorang pembuat
peralatan dari Perancis. Alat ini menggunakan magnet permanen yang
diputar oleh sebuah "crank". Magnet yang berputar diletakaan sedemikian
rupa sehingga kutub utara dan selatannya melewati sebongkah besi yang
dibungkus dengan kawat. Pixii menemukan bahwa magnet yang berputar
memproduksi sebuah pulsa arus di kawat setiap kali sebuah kutub melewati
kumparan. Lebih jauh lagi, kutub utara dan selatan magnet menginduksi
arus di arah yang berlawanan. Dengan menambah sebuah komutator, Pixii
dapat mengubah arus bolak-balik menjadi arus searah. Dinamo Gramme
dengan kumparan berputar dengan yang "toroidal". Sebagian dari kumparan
terus melewati magnet, membuat arus menjadi lancar.

2.2 Macam-macam Generator

 Berdasarkan tegangan yang dibangkitkan generator dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Generator Arus Bolak-Balik (AC)

Generator arus bolak-balik yaitu generator dimana tegangan yang dihasilkan


(tegangan out put ) berupa tegangan bolak-balik. Hampir semua tenaga listrik
yang dipergunakan saat ini bekerja pada sumber tegangan bolak balik (ac),
karenanya, generator ac adalah alat yang paling penting untuk menghasilkan tenaga
listrik. Generator ac, umumnya disebut alternator, bervariasi ukurannya sesuai
dengan beban yang akan disuplai. Sebagai contoh, alternator pada PLTA
mempunyai ukuran yang sangat besar, membangkitkan ribuan kilowatt pada
tegangan yang sangat tinggi. Contoh lainnya adalah alternator di mobil, yang sangat
kecil sebagai perbandingannya. Beratnya hanya beberapa kilogram dan
menghasilkan daya sekitar 100 hingga 200 watt, biasanya pada tegangan 12 volt.

3
2. Generator Arus Searah (DC)

Generator arus searah yaitu generator dimana tegangan yang dihasilkan


(tegangan out put) berupa tegangan searah, karena didalamnya terdapat sistem
penyearahan yang dilakukan bisa berupa oleh komutator atau menggunakan dioda.

Jenis-Jenis Generator DC

Seperti telah disebutkan diawal, bahwa generator DC berdasarkan dari


rangkaian belitan magnet atau penguat eksitasinya terhadap jangkar (anker) dibagi
menjadi 3 jenis, yaitu:

 Generator Penguat Terpisah

Pada generator penguat terpisah, belitan eksitasi (penguat eksitasi) tidak


terhubung menjadi satu dengan rotor. Terdapat dua jenis generator penguat
terpisah, yaitu:

1. Penguat elektromagnetik

2. Magnet permanent / magnet tetap

Energi listrik yang dihasilkan oleh penguat elektromagnet dapat diatur


melalui pengaturan tegangan eksitasi. Pengaturan dapat dilakukan secara elektronik
atau magnetik. Generator ini bekerja dengan catu daya DC dari luar yang
dimasukkan melalui belitan F1-F2. Penguat dengan magnet permanen
menghasilkan tegangan output generator yang konstan dari terminal rotor A1-A2.
Karakteristik tegangan V relatif konstan dan tegangan akan menurun sedikit ketika
arus beban I dinaikkan mendekati harga nominalnya.

 Generator Shunt

Pada generator shunt, penguat eksitasi E1-E2 terhubung paralel dengan rotor
(A1-A2). Tegangan awal generator diperoleh dari magnet sisa yang terdapat pada
medan magnet stator. Rotor berputar dalam medan magnet yang lemah, dihasilkan
tegangan yang akan memperkuat medan magnet stator, sampai dicapai tegangan

4
nominalnya. Pengaturan arus eksitasi yang melewati belitan shunt E1-E2 diatur
oleh tahanan geser. Makin besar arus eksitasi shunt, makin besar medan penguat
shunt yang dihasilkan, dan tegangan terminal meningkat sampai mencapai tegangan
nominalnya. Jika generator shunt tidak mendapatkan arus eksitasi, maka sisa
megnetisasi tidak akan ada, atau jika belitan eksitasi salah sambung atau jika arah
putaran terbalik, atau rotor terhubung-singkat, maka tidak akan ada tegangan atau
energi listrik yang dihasilkan oleh generator tersebut.

 Generator Kompon

Generator kompon mempunyai dua penguat eksitasi pada inti kutub utama yang
sama. Satu penguat eksitasi merupakan penguat shunt, dan lainnya merupakan
penguat seri. Diagram rangkaian generator kompon. Pengatur medan magnet (D1-
D2) terletak di depan belitan shunt.

 Berdasarkan sistem pembangkitannya generator AC dapat dibagi menjadi 2


yaitu :

1. Generator 1 fasa

Generator yang dimana dalam sistem melilitnya hanya terdiri dari satu kumpulan
kumparan yang hanya dilukiskan dengan satu garis dan dalam hal ini tidak
diperhatikan banyaknya lilitan. Ujung kumparan atau fasa yang satu dijelaskan
dengan huruf besar X dan ujung yang satu lagi dengan huruf U. Jika dua belitan
stator dengan impedansi yang tidak sama dipisahkan sejauh 90 derajat listrik dan
terhubung secara parallel ke sumber satu fasa, medan yang dihasilkan akan tampak
berputar. Ini disebut dengan pemisahan fasa (phase splitting).

Pada motor fasa terpisah (split-phase motor), dipergunakanlah lilitan starting


untuk penyalaan. Belitan ini mempunyai resistansi yang lebih tinggi dan reaktansi

5
yang lebih rendah dari belitan utama. Jika tegangan yang sama VT dikenakan pada
belitan starting dan utama, arus pada belitan utama (IM) tertinggal dibelakang arus
pada belitan starting (IS). Sudut antara kedua belitan mempunyai beda fasa yang
cukup untuk menimbulkan medan putar untuk menghasilkan torque awal (starting
torque). Ketika motor mencapai 70 hingga 80% dari kecepatan sinkron, saklar
sentrifugal pada sumbu motor membuka dan melepaskan belitan starting. Motor
satu fasa biasanya digunakan untuk aplikasi kecil seperti peralatan rumah tangga
(contoh mesin pompa).

2. Generator 3 fasa

Generator yang dimana dalam sistem melilitnya terdiri dari tiga kumpulan
kumparan yang mana kumparan tersebut masing-masing dinamakan lilitan fasa.
Jadi pada statornya ada lilitan fasa yang ke satu ujungnya diberi tanda U – X; lilitan
fasa yang ke dua ujungnya diberi tanda dengan huruf V – Y dan akhirnya ujung
lilitan fasa yang ke tiga diberi tanda dengan huruf W – Z. Untuk lebih memperjelas
lagi, akan di jelaskan mengenai rangkaian 3 fasa itu sendiri.

Rangkaian Tiga Fasa

Rangkaian tiga fasa adalah rangkaian yang menghasilkan tiga tegangan


dengan perbedaan fasa pada tiap tegangannya. Perbedaan fasa pada tiap tegangan
tersebut sebesar 120 derajat. Pengertian dari fasa itu sendiri sebenarnya adalah
perubahan waktu terhadap tegangan yang direpresentasikan dalam sudut. Selain
tiga fasa, dikenal pula satu fasa yang diartikan sebagai satu sumber tegangan yang
langsung dirangkai pada beban.

6
Pada grafik pertama merupakan grafik untuk arus 3 fasa sedangkan pada grafik
kedua merupakan grafik arus dan v biasa untuk satu fasa. Pada kedua grafik juga
terlihat bahwa amplitudo ketiga gelombang tersdebut sama. Hal ini kemudian
menunjukkan bahwa beban yang diberikan pun pada arus fasa simetri. Dari grafik
pertama juga terlihat bahwa beda fasa pada gelombang yang sejajar memiliki selisih
jarak sebesar teta yang merupakan besarnya 120 derajat. Dari grafik juga dapat
disimpulkan bahwa grafik tiga fasa tersebut lebih stabil dan efektif. Dikarenakan
adanya gelombang sinusidal yang saling mengkover satu sama lain akibat beda fasa
yang ada. Hal ini kemudian dapat diandaikan sebagai rangkaian arus DC yang
dimulai dari nol. Atau lebih jelas, memiliki loose yang sama seperti arus dc dan
tidak seperti AC, namun karena sebenarnya dia merupakan arus AC yang saling
mengkover, arus 3 fasa lebih efektif dan tahan lama atau tidak cepat panas dan lebih
awet.
Sehingga kemudian ketika ditinjau lebih mendalam, rangkaian tiga fasa memiliki
beberapa kelebihan yaitu :
- Transmisi rangkaian tiga fasa dibagi menjadi 3 terminal, dimana satu
terminal membutuhkan satu kawat konduktor, sehingga arus yang mengalir
di tiap kawat akan menjadi sepertiga dari rangkaian satu fasa untuk daya
yang sama.
- Lebih ekonomis, disebabkan arus yang mengalir di dalam tiap kawat lebih
kecil daripada kawat rangkaian satu fasa, sehingga kawat yang dibutuhkan
pun akan lebih kecil.
- Lebih efisien, disebabkan daya disipasi yang lebih kecil
- Lebih stabil

7
Sedangkan dari sisi kerugian, biasanya ditinjau dari kerumitan penyusunan
rangkaian dan mahalnya perawatan. Oleh karena kelebihan diatas, mulai banyaklah
digunakannya pembangkitan tiga fasa atau biasa kita sebut sebagai generator tiga
fasa.

Sistem Hubung Rangkaian Tiga Fasa


Sebelum membahas lebih jauh, dalam tiga fasa kita harus mengetahui lebih
mendalam dalam merangkai tiga fasa ini sendiri. Ada dua dasar hubung penyusunan
untuk rangkaian tiga fasa.

Hubung Bintang (Wye)


Hubung bintang juga dapat dikenal sebagai hubung wye atau hubung Y. Elemen
yang dapat dihubungkan pada hubung bintang ini adalah sumber tegangan dan
beban.

Namun biasanya rangkaian ini digunakan pada sumber tegangan dikarenakan


bentuk hubungan dari rangkaian ini. Untuk sumber tegangan tiga fasa memiliki tiga
terminal yang disebut terminal line dan memiliki terminal keempat untuk hubung
netral yang mengalirkan arus berlebih.

Kelebihan dari hubung wye :


- Memiliki kawat netral yang dapat menyalurkan arus yang berlebih sehingga
rangkaian tidak cepat panas

8
- Memiliki nilai hambatan total yang lebih kecil
- Lebih mudah dalam analisi arus dikarenakan arus fasa yang sama dengan
arus Line

Kekurangan dari hubung wye:


- Analsisi tegangan yang kompleks
- Beban tidak dapat diganti secara lansgung dan saling berhubungan satu
sama lain dengan netral
- Diperlukan biaya tambahan untuk kawat netral

Hubung Delta atau segitiga


Hubungan delta adalah hubungan rangkaian yang membentuk hubungan segitiga
atau delta.

Hubungan delta biasa digunakan untuk beban karena tidak adanya kawat netral
untuk mengalirkan arus berlebih. Dan karena hubung ini, beban dapat dilepas secara
bebas tanpa mengganggu rangkaian secara keseleruhuan. Pada hubung delta,
berlaku bahwa besar tegangan line sama dengan tegangan fasa.

Kelebihan dari sistem hubungan delta adalah:


- Lebih mudah menganalisa tegangan karena Tegangan line sama dengan
tegangan fasa
- Beban dapat ditambah, diganti, atau dilepas tanpa mempengaruhi sistem

9
- Membutuhkan kawat yang lebih kecil dibanding hubung wye akibat arus
fasa yang lebih kecil

Kekurangan hubung delta :


- Tidak memiliki kawat netral sehingga ketika ada arus berlebih rangkaian
akan cepat panas, arus tetap berputart dan sistem rusak
- Memiliki hambatan total yang lebih besar

10
2.3 Hukum-Hukum pada proses pembangkitan tegangan 3 fasa

Dalam proses pembentukan tegangan 3 fasa, ada beberapa hukum yang


bekerja yaitu, hukum ohm, hukum induksi faraday, hukum lenz.

 Hukum ohm

Hukum ini sangat sering di gunakan dalam perhitungan mengenai listrik.


Hukum ohm menyatakan bahwa besar kuat arus pada suatu rangkaian
tertutup berbanding lurus dengan tegangan yang diberikan. Dilihat dari
hukum ini dapat simpulkan bahwa arus akan muncul jika di beri beda
potensial serta hambatan pada suatu rangkaian tertutup.
V= I x R
Dimana: V = Tegangan (volt)
I = Besar kuat Arus (ampere)
R = Hambatan (ohm)

 Hukum Induksi Faraday

Hukum utama yang digunakan pada prinsip kerja generator adalah Hukum
Induksi Faraday. Menurut Hukum Induksi Faraday, maka integral garis
suatu gaya listrik melalui garis lengkung yang tertutup adalah berbanding
lurus dengan perubahan tersebut.

Dimana:

e = Gaya Gerak Listrik

11
N = jumlah lilitan

Φ = arus induksi /flux (weber)

 Hukum Lenz

Hukum Lenz menyatakan bahwa “Arus imbas akan muncul di dalam arah
yang sedemikian rupa sehingga arah tersebut menentang perubahan yang
menghasilkannya”. Hukum inilah yang menyebabkan tanda negatif pada
hukum induksi faraday.

12
2.4 Proses pembangkitan tegangan pada generator 3 fasa

Pembangkitan tiga fasa dihubungkan dengan cara kerja generator. Pada


generator sebenarnya telah terpasang 3 set inductor pada stator, di mana pada ketiga
inductor tersebut dipasang dengan beda fasa sebesar 120 derajat. Pada generator
tiga fasa ini, telah dijelaskan sebelumnya bahwa terdapat tiga bagian yaitu ada
bagian stator dan rotor. Maka pada generator tiga fasa ini, untuk menghasilkan
tegangan nominal, tentu dibutuhkan kekuatan magnet pada tiap statornya.
Walaupun pada generator tiga fasa, pada stator sudah terdapat medan magnet
walaupun nilainya sangatlah kecil.

Pada bagian rotor, rotor memiliki kumparan yang kemudian kumparan


tersebut diberikan beda potensial, sehingga pada kumparan akan teralirkan arus hal
ini sesuai dengan berlakunya hukum Ohm itu sendiri.

V= I x R

Dimana di sini, ketika ada tegangan,atau beda potensial, maka akan


dihasilkannya suatu arus, I dengan hubungan kelinearan tertentu. Selanjutnya,
karena terbentuknya arus, akan terbentuknya medan magnet pada rotor menurut
persamaan

Lebih lanjut, medan magnet tersebut kemudian akan menghasilkan proses


lanjutan berupa pembentukan fluks magnetic. Menurut persamaan

13
Rotor tersebut kemudian akan digerakkan oleh turbin yang digerakkan dari energy
luar seperti energy kinetis dari air terjun, energy panas matahari, atau energy nuklir,
dan energy lainnya. Di sini sesuai dan membuktikan prinsip dari generator itu
sendiri yaitu untuk mengubah energi mekanik menjadi energy listrik.

Kemudian, saat rotor berputar, terjadi perubahan sudut, dan menyebabkan


terjadinya perubahan fluks magenetik yang ada terhadap tiap satuan waktu yang
kemudian pada masing-masing stator akan timmbul GGL Induksi atau gaya gerak
listrik. Hal ini kemudian sesuai dengan persamaan

Selanjutnya dari gaya gerak listrik induksi tersebut, akan timbul tegangan
dengan beda fasa sebesar 120 derajat. Di sinilah mengapa disebutkan sebagai
pembangkit 3 fasa.

14
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Generator arus bolak-balik yaitu generator dimana tegangan yang dihasilkan
(tegangan out put ) berupa tegangan bolak-balik. Hampir semua tenaga listrik
yang dipergunakan saat ini bekerja pada sumber tegangan bolak balik (ac),
karenanya, generator ac adalah alat yang paling penting untuk menghasilkan tenaga
listrik. Prinsip dasar generator arus bolak-balik menggunakan hukum Faraday yang
menyatakan jika sebatang penghantar berada pada medan magnet yang berubah-
ubah, maka pada penghantar tersebut akan terbentuk gaya gerak listrik.
Proses kerja
generator arus bolak-balik adalah pertama, rotor menghasilkan medan magnet
dengan diberikan arus DC yang dihasilkan dari catu daya. Kemudian rotor akan
diputar dengan menggunakan sumber-sumber energi seperti air, uap, nuklir dan
lain-lain. Karena perputaran ini, medan magnet yang dihasilkan oleh rotor akan ikut
bergerak dan akan memotong stator yang ada disekitar rotor. Karena perpotongan
flux magnet ini, akan timbul tegangan pada stator sesuai dengan hukum Faraday.
Dalam generator tiga fasa, tiga buah stator akan dipasang dalam generator dan
setiap stator akan diatur sedemikian rupa sehingga tegangan yang dihasilkan di
setiap stator memiliki beda fasa 120ᵒ.

15
DAFTAR PUSTAKA
Sumber bahan:
Sunarlik Wahyu, Prinsip Kerja Generator Sinkron.universitas pawyatan daha
kediri. Jakarta

PT PLN JASDIKLAT. (1997). Generator. PT PLN Persero. Jakarta

http://dosen.narotama.ac.id

Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 9th Edition, Extended


Edition, John Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005.

Sumber gambar:

www.google.com

16

Anda mungkin juga menyukai