Anda di halaman 1dari 56

BAB 3

PENULANGAN STRUKTUR
SISTEM GANDA (DUAL SYSTEM)

Pada analisis pembebanan gempa sistem ganda, telah didapat gaya gempa
desain untuk perencanaan struktur. Setelah dilakukan analisis untuk persyaratan
sistem ganda (dual system) maka diperlukan 2 pemodelan, yaitu untuk Interaksi
Sistem Ganda lengkap dengan elemen struktur penahan gempa yang dibebani 100%
gaya geser gempa desain, selanjutnya disebut sebagai Model 1 dan analisis terpisah
untuk frame yang menahan 25% gaya geser gempa desain, selanjutnya disebut
sebagai Model 2. Gaya-gaya dalam untuk penulangan struktur frame diambil
berdasarkan kondisi yang memberikan nilai paling maksimum.

1. KOMBINASI PEMBEBANAN
Kombinasi Permbebanan untuk setiap elemen struktur diatur dalam SNI 1726
– 2012 Pasal 7.4. Berikut ini adalah kombinasi pembebanan yang akan digunakan
untuk analisis struktur :
SDS (g) = 1,002 (Sukabumi, Tanah Sedang)
ρ = 1,3 (faktor redundansi, lihat pasal 7.3.4.2)
U1 = 1,4 DL
U2 = 1,2 DL + 1,6 LL
U3 = (1,2 + 0,2 SDS) DL + 1,0 LL + ρ Ex + 0,3 ρ Ey
U4 = (1,2 + 0,2 SDS) DL + 1,0 LL + ρ Ex – 0,3 ρ Ey
U5 = (1,2 + 0,2 SDS) DL + 1,0 LL – ρ Ex + 0,3 ρ Ey
U6 = (1,2 + 0,2 SDS) DL + 1,0 LL – ρ Ex – 0,3 ρ Ey
U7 = (1,2 + 0,2 SDS) DL + 1,0 LL + 0,3 ρ Ex + ρ Ey
U8 = (1,2 + 0,2 SDS) DL + 1,0 LL – 0,3 ρ Ex + ρ Ey
U9 = (1,2 + 0,2 SDS) DL + 1,0 LL + 0,3 ρ Ex – ρ Ey
U10 = (1,2 + 0,2 SDS) DL + 1,0 LL – 0,3 ρ Ex – ρ Ey

95
U11 = (0,9 – 0,2 SDS) DL + ρ Ex + 0,3 ρ Ey
U12 = (0,9 – 0,2 SDS) DL + ρ Ex – 0,3 ρ Ey
U13 = (0,9 – 0,2 SDS) DL – ρ Ex + 0,3 ρ Ey
U14 = (0,9 – 0,2 SDS) DL – ρ Ex – 0,3 ρ Ey
U15 = (0,9 – 0,2 SDS) DL + 0,3 ρ Ex + ρ Ey
U16 = (0,9 – 0,2 SDS) DL – 0,3 ρ Ex + ρ Ey
U17 = (0,9 – 0,2 SDS) DL + 0,3 ρ Ex – ρ Ey
U18 = (0,9 – 0,2 SDS) DL – 0,3 ρ Ex – ρ Ey

Dengan menggunakan nilai SDS dan ρ, maka hasil perhitungan kombinasi


pembebanan yang akan digunakan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.1 Kombinasi Pembebanan


Comb. 1 = 1.4 DL
Comb. 2 = 1.2 DL + 1.6 LL
Comb. 3 = 1.4004 DL + 1 LL + 1.3 Ex + 0.39 Ey
Comb. 4 = 1.4004 DL + 1 LL + 1.3 Ex - 0.39 Ey
Comb. 5 = 1.4004 DL + 1 LL - 1.3 Ex + 0.39 Ey
Comb. 6 = 1.4004 DL + 1 LL - 1.3 Ex - 0.39 Ey
Comb. 7 = 1.4004 DL + 1 LL + 0.39 Ex + 1.3 Ey
Comb. 8 = 1.4004 DL + 1 LL - 0.39 Ex + 1.3 Ey
Comb. 9 = 1.4004 DL + 1 LL + 0.39 Ex - 1.3 Ey
Comb. 10 = 1.4004 DL + 1 LL - 0.39 Ex - 1.3 Ey
Comb. 11 = 0.6996 DL + 1.3 Ex + 0.39 Ey
Comb. 12 = 0.6996 DL + 1.3 Ex - 0.39 Ey
Comb. 13 = 0.6996 DL - 1.3 Ex + 0.39 Ey
Comb. 14 = 0.6996 DL - 1.3 Ex - 0.39 Ey
Comb. 15 = 0.6996 DL + 0.39 Ex + 1.3 Ey
Comb. 16 = 0.6996 DL - 0.39 Ex + 1.3 Ey
Comb. 17 = 0.6996 DL + 0.39 Ex - 1.3 Ey
Comb. 18 = 0.6996 DL - 0.39 Ex - 1.3 Ey

Kombinasi pembebanan tersebut akan digunakan untuk mencari nilai gaya-


gaya dalam struktur, oleh karena itu input kombinasi pembebanan ini pada kedua
pemodelan struktur yang masing-masing akan dianalisis.

96
Cara membuat kombinasi pembebanan dalam ETABS adalah : pilih menu
Define – Load Combinations – klik Add New Combo – pada kotak Define
Combination of Load Case/Combo Results masukkan nilai scale factor pada
masing-masing load case sesuai koefisien beban yang telah dihitung, untuk
menambahkan load case lainnya pilih Add di sebelah kanan – OK. Buat 18
kombinasi pembebanan sesuai perhitungan di atas, untuk menambahkan kombinasi
lainnya klik Add New Combo pada kotak dialog Load Combinations.

Gambar 3.1 Input Combo 2

Gambar 3.2 Load Combination

97
Selain dari kombinasi-kombinasi pembebanan tersebut, dibuat juga
kombinasi envelope. Kombinasi envelope bertujuan untuk mendapatkan nilai
maksimum dan minimum dari semua kombinasi yang ada.

Gambar 3.3 Kombinasi Envelope

Pada bagian Combination Type pilih “Envelope” dan isikan load name sesuai
kombinasi – kombinasi yang telah dibuat sebelumnya dengan faktor skala (scale
factor) = 1, dengan kombinasi ini maka ETABS akan mencari otomatis nilai/ output
maksimum dan minimum dari 18 kombinasi yang telah dibuat secara cepat.

2. CONCRETE FRAME DESIGN – CODE


Berdasarkan SNI Beton 2847 – 2013 Pasal 9.3, Kekuatan desain yang
disediakan oleh suatu komponen struktur, sambungannya dengan komponen
strukturr lain, dan penampangnya, sehubungan dengan lentur, beban normal, geser,
dan torsi, harus diambil sebesar kekuatan nominal dihitung sesuai dengan
persyaratan dan asumsi dari standar yang dikalikan dengan faktor reduksi kekuatan

98
ϕ. Cara input nilai faktor reduksi kekuatan ini pada ETABS adalah : pilih menu
Design – Concrete Frame Design – View/Revise Preferences.

Gambar 3.4 Concrete Frame Design ACI 318 – 11

- Design Code : ACI 318-11 (SNI Beton 2847-2013)


- Multi-Response Case Design : Step-by-step – All
- Number of Interaction Curves : 24
- Number of Interaction Points : 11
- Consider Minimum Eccentricity : Yes
- Seismic Design Category : Kategori Desain Seismik D
- Design System Omega0 : 2,5 (over strength factor sistem ganda)
- Design System Rho : 1,3 (faktor redundansi)
- Design System Sds : 1,002 (parameter spektral desain)
- Phi (Tension Controlled) : 0,9
- Phi (Compression Controlled Tied) : 0,65
- Phi (Compression Controlled Spiral) : 0,75
- Phi (Shear and/or Torsion) : 0,75
- Phi (Shear Seismic) : 0,6

99
- Phi (Joint Shear) : 0,85
- Pattern Live Load Factor : 0,75
- Utilization Factor Limit :1

3. DESIGN/CHECK STRUCTURE
Pilih menu Design – Concrete Frame Design – Select Design Combinations
– pindahkan kombinasi pada list combinations yang ingin dicek ke kotak design

combinations sebelah kanan – klik icon pada jendela atas – tunggu proses
design/check structure.

Gambar 3.5 Cek Struktur Akibat Kombinasi Beban Gravity (1,2 DL + 1,6 LL)

4. PENULANGAN LENTUR BALOK


Contoh perhitungan tulangan lentur balok induk B 30 x 60 akan diambil
sample balok pada As 2/ C – D seperti gambar di bawah ini.

100
Gambar 3.6 B 30 x 60 As 2/ C – D (Model 1)

Gambar 3.7 B 30 x 60 As 2/ C – D (Model 2)

Untuk menampilkan diagram momen (units untuk momen forces diambil


kgf–m) adalah dengan cara : pilih menu Display – Force/Stress Diagrams –
Frame/Pier/Spandrels/Link Forces – isi kotak dialog seperti gambar di bawah ini –
OK.

Gambar 3.8 Kotak Dialog Diagram Momen Balok

101
- Load Combination : Comb Envelope (Max and Min)
- Component : Moment 3-3
- Scaling : Automatic untuk skala otomatis
- Display Options : Fill Diagram
- Include : Frames (tipe frame untuk balok)

Arahkan kursor mouse ke frame balok As 2/ C – D, kemudian klik kanan


hingga tampil kotak dialog Diagram for Beam.

Gambar 3.9 Diagram Gaya Dalam Frame Balok Comb Envelope

Gambar 3.10 Diagram Momen Balok As 2/C – D pada Story 1 – Model 1

Gambar 3.11 Diagram Momen Balok As 2/C – D pada Story 1 – Model 2

102
Hasil data momen envelope balok As 2/C – D di semua lantai pada kedua
pemodelan ini dapat dilihat pada tabel di berikut ini.

Tabel 3.2. Momen Ultimit Envelope Tumpuan – Lapangan B 30 x 60 As 2/C – D


Model 1 Model 2
Momen Max (+) Momen Min (-) Momen Max (+) Momen Min (-)
Story
Lapangan Tumpuan Lapangan Tumpuan
(kN - m) (kN - m) (kN - m) (kN - m)
1 154.1536 211.5756 154.9524 234.6394
2 154.9512 223.9768 154.1516 242.024
3 154.3302 230.9191 154.3282 238.5713
4 154.5139 233.0184 154.5116 230.6302
5 155.0084 232.7886 154.9958 217.3022
6 102.3984 161.3308 102.3832 140.9724

Melihat dari nilai momen balok di setiap lantainya, maka pada perhitungan
penulangan balok ini akan dibuat menjadi 2 tipe yaitu penulangan balok untuk story
1 – story 5 dan penulangan balok atap/ story 6. Tipe penulangan balok merupakan
keputusan engineer dalam desain, oleh karena itu untuk desain aktual penulangan
balok dapat dibagi kedalam beberapa zona lantai dengan distribusi jumlah tulangan
yang halus.
Data momen ultimit didapat dari output gaya dalam ETABS sesuai tabel di
atas. Momen ultimit yang digunakan adalah momen yang menghasilkan nilai
paling besar diantara kedua pemodelan.

Gambar 3.12. Analisis Penulangan Balok

103
Analisis Balok Persegi Tulangan Tarik Tunggal :
Momen nominal (Mn) :
𝑀𝑢
Mn =
𝜙

Koefisien tahanan (Rn) : 2


𝑀𝑛
Rn =
𝑏×𝑑2
Rasio tulangan (ρ) :
0,85×f'c 2×Rn
ρ= (1-√1- 0,85×f'c)
fy

Luas tulangan yang dibutuhkan :


As = ρ×b×d
Momen tahanan nominal (Mn) :
𝑎
Mn = ϕ× As× fy (𝑑 − 2)
As× fy
a=
0,85×f'c×b

Rasio tulangan minimum pada komponen struktur lentur :


1,4
ρmin =
fy

Rasio tulangan maksimum pada komponen struktur lentur :


ρmax = 0,75 ρbalance
0,85×𝑓′𝑐×𝛽1 600
ρmax = 0,75 ( × )
𝑓𝑦 600+𝑓𝑦

Analisis Balok Persegi Tulangan Rangkap :


Gaya Compressive yang dihasilkan oleh beton tekan adalah :
CC = 0,85f’c bamaks
Maksimum tinggi stress blok yang diperkenankan :
a = 0,75β1c
Tinggi garis netral dalam keadaan seimbang batas :
0,003Es
c= d, Es = 200000 MPa
0,003Es+fy

104
600
c= d
600+fy

Momen yang ditahan oleh potongan beton tekan dan tulangan tarik adalah :
amaks
Muc = CC (d ̶ )ϕ
2

Momen yang ditahan oleh tulangan tekan adalah :


Mus = Mu – Muc
Sehingga tulangan tekan yang diperlukan adalah :
Mus
As’ =
fs’ (d−d’)𝜙
𝑐−d’
fs’ = 0,003Es ( )
𝑐

Tulangan tarik yang diperlukan untuk mengimbangi tekanan pada beton adalah :
Muc
As1 = amaks
fy (d− )𝜙
2

dan tulangan tarik untuk mengimbangi tulangan tekan diberikan oleh rumus :
Mus
As2 =
fy (d−d’)𝜙

Sehingga Total Tulangan Tarik, As = As1 + As2


Faktor Reduksi Kekuatan ϕ = 0,90

Parameter yang digunakan dalam perencanaan tulangan balok adalah


sebagai berikut :
Mutu beton f’c = 24,9 MPa (K-300),
β1 = 0,85
Baja tulangan fy = 300 Mpa
Faktor reduksi lentur ϕ = 0,9
Faktor reduksi momen ϕ =1
Faktor reduksi geser ϕ = 0,75
Bentang Balok (L) = 8000 mm
Lebar Balok (b) = 300 mm
Tinggi Balok (h) = 600 mm
Selimut Beton/ Cover (p) = 40 mm

105
a. Penulangan Lentur Balok Story 1 – 5
Mu max = 155,0084 kN – m = 15500,84 Kgf – m (Story 5 – Model 1)
Mu min = - 242,0240 kN – m = - 24202,4 Kgf – m (Story 2 – Model 2)
Momen positif maksimum digunakan untuk penulangan daerah lapangan
sedangkan momen negatif maksimum digunakan untuk penulangan daerah
tumpuan.

 Penulangan Tumpuan Atas


Mu = 24202,4 Kgf – m
d = 700 mm – 60 mm = 640 mm (60 mm adalah asumsi clear cover to
rebar center)
24202,4 ×104
Rn = 2
0,9×300×640
Rn = 2,1884
0,85×24,9 2×2,1884
ρ = (1-√1- 0,85×24,9)
300

ρ = 0,0077
1,4
ρmin = = 0,0047
300
0,85×24,9×0,85 600
ρmax = 0,75 ( × ) = 0,0299
300 600+300
Karena nilai ρmin < ρ < ρmaks, maka yang digunakan adalah ρ = 0,0077.
As perlu = ρ×b×d
As perlu = 0,0077×300×640
As perlu = 1478,4 mm2

Gunakan tulangan D22 dengan As = 3,14 x 222/4 = 379,94 mm2


1478,4
n= = 3,9 maka digunakan 4D22 (As aktual = 1519,76)
379,94

Cek Momen Tahanan Nominal :


1519,76× 300
a= = 71,8053 mm
0,85×24,9×300

106
71,8053
ϕMn = 0,9×1519,76× 300× (640 − 2
)×10-4

ϕMn = 24788,2427 kgf-m


Mu < ϕMn
24202,4 < 24788,2427 ….. OK

 Penulangan Tumpuan Bawah


As perlu = 0,5 × As perlu tump. Atas
As perlu = 0,5×1478,4 mm2
As perlu = 739,2 mm2 maka digunakan 3D22 (As aktual = 1139,82)

 Penulangan Lapangan Bawah


Mu = 15500,84 Kgf – m
d = 700 mm – 60 mm = 640 mm (60 mm adalah asumsi clear cover to
rebar center)
15500,84×104
Rn = 2
0,9×300×640
Rn = 1,4016
0,85×24,9 2×1,4016
ρ = (1-√1- 0,85×24,9 )
300

ρ = 0,0048
1,4
ρmin = = 0,0047
300
0,85×24,9×0,85 600
ρmax = 0,75 ( × ) = 0,0299
300 600+300
Karena nilai ρmin < ρ < ρmaks, maka yang digunakan adalah ρ = 0,0048.
As perlu = ρ×b×d
As perlu = 0,0048×300×640
As perlu = 921,6 mm2

Gunakan tulangan D22 dengan As = 3,14 x 222/4 = 379,94 mm2

107
921,6
n= = 2,43 maka digunakan 3D22 (As aktual = 1139,82)
379,94
Cek Momen Tahanan Nominal :
1139,82 × 300
a= = 53,854 mm
0,85×24,9×300
53,854
ϕMn = 0,9×1139,82× 300× (640 − 2
)×10-4

ϕMn = 18867,4074 kgf-ms


Mu < ϕMn
15500,84 < 18867,4074 ….. OK

 Penulangan Lapangan Atas


As perlu = 0,5 × As perlu lap. bawah
As perlu = 0,5× 921,6 mm2
As perlu = 460,8 mm2 maka digunakan 2D22 (As aktual = 759,88)

4D22 2D22 4D22


3D22 3D22 3D22

Kebutuhan luasan tulangan balok maksimum juga dapat dicocokan dengan


hitungan program ETABS menggunakan kombinasi envelope dengan cara : pilih
menu Design – Concrete Frame Design – Select Design Combinations – pindahkan
Comb Envelope pada kotak List of Combinastions ke kotak sebelah kanan atau
kotak Design Combinations – OK – pilih menu Design kembali – Concrete Frame
Design – Start Design/Check.

Gambar 3.13 Kebutuhan Luas Tulangan dari ETABS (Model 1 dan Model 2)

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa :

108
Daerah tumpuan atas :
As hitung > As ETABS
1478,4 mm2 > 1336 mm2 ………. OK (desain menggunakan hasil hitungan)
Daerah lapangan bawah :
As hitung < As ETABS
921,6 mm2 < 1109 mm2……… NO OK (desain menggunakan hasil ETABS)

Gunakan tulangan D22 dengan As = 3,14 x 222/4 = 379,94 mm2


1109
n= = 2,92 maka digunakan 3D22 (As aktual = 1139,82)
379,94
Cek Momen Tahanan Nominal :
1139,82 × 300
a= = 53,854 mm
0,85×24,9×300
53,854
ϕMn = 0,9×1139,82× 300× (640 − 2
)×10-4

ϕMn = 18867,4074 kgf-ms


Mu < ϕMn
15500,84 < 18867,4074 ….. OK

Penulangan Lapangan Atas


As perlu = 0,5 × As perlu lap. bawah
As perlu = 0,5× 1109 mm2
As perlu = 554,5 mm2 maka digunakan 2D22 (As aktual = 759,88)

4D22 2D22 4D22


3D22 3D22 3D22

b. Penulangan Lentur Balok Story 6/ Atap


Mu max = 102,3984 kN – m = 10239,84 Kgf – m (Model 1)
Mu min = - 161,3308 kN – m = - 16133,08 Kgf – m (Model 1)

109
Momen positif maksimum digunakan untuk penulangan daerah lapangan
sedangkan momen negatif maksimum digunakan untuk penulangan daerah
tumpuan.
 Penulangan Tumpuan Atas
Mu = 16133,08 Kgf – m
d = 700 mm – 60 mm = 640 mm (60 mm adalah asumsi clear cover to
rebar center)
16133,08×104
Rn = 2
0,9×300×640
Rn = 1,4588
0,85×24,9 2×1,4588
ρ = (1-√1- 0,85×24,9)
300

ρ = 0,005
1,4
ρmin = = 0,0047
300
0,85×24,9×0,85 600
ρmax = 0,75 ( × ) = 0,0299
300 600+300
Karena nilai ρmin < ρ < ρmaks, maka yang digunakan adalah ρ = 0,005.
As perlu = ρ×b×d
As perlu = 0,005×300×640
As perlu = 960 mm2

Gunakan tulangan D19 dengan As = 3,14 x 192/4 = 283,385 mm2


960
n= = 3,39 maka digunakan 4D19 (As aktual = 1133,54)
283,385

Cek Momen Tahanan Nominal :


1133,54× 300
a= = 53,5573 mm
0,85×24,9×300
53,5573
ϕMn = 0,9×1133,54× 300× (640 − 2
)×10-4

ϕMn = 18767,9951 kgf-m


Mu < ϕMn
16133,08 < 18767,9951 ….. OK

110
 Penulangan Tumpuan Bawah
As perlu = 0,5 × As perlu tump. Atas
As perlu = 0,5×960 mm2
As perlu = 480 mm2 maka digunakan 3D19 (As aktual = 850,155)

 Penulangan Lapangan Bawah


Mu = 10239,84 Kgf – m
d = 700 mm – 60 mm = 640 mm (60 mm adalah asumsi clear cover to
rebar center)
10239,84×104
Rn = 2
0,9×300×640
Rn = 0,9259
0,85×24,9 2×0,9259
ρ = (1-√1- 0,85×24,9)
300

ρ = 0,0032
1,4
ρmin = = 0,0047
300
0,85×24,9×0,85 600
ρmax = 0,75 ( × ) = 0,0299
300 600+300
Karena nilai ρmin > ρ, maka yang digunakan adalah ρmin = 0,0047.
As perlu = ρ×b×d
As perlu = 0,0047×300×640
As perlu = 902,4 mm2

Gunakan tulangan D19 dengan As = 3,14 x 192/4 = 283,385 mm2


902,4
n= = 3,18 maka digunakan 4D19 (As aktual = 1133,54)
283,385
Cek Momen Tahanan Nominal :
1133,54 × 300
a= = 53,5573 mm
0,85×24,9×300
53,5573
ϕMn = 0,9×1133,54× 300× (640 − 2
)×10-4

111
ϕMn = 18767,9951 kgf-ms
Mu < ϕMn
10239,84 < 18767,9951 ….. OK

 Penulangan Lapangan Atas


As perlu = 0,5 × As perlu lap. bawah
As perlu = 0,5 × 902,4 mm2
As perlu = 451,2 mm2 maka digunakan 2D19 (As aktual = 566,77)

Cek kebutuhan luas tulangan balok yang ditinjau pada Story 6/Atap dengan
program ETABS adalah sebagai berikut :

Gambar 3.14 Kebutuhan Luas Tulangan dari ETABS

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa :


Daerah lapangan bawah :
As hitung >As ETABS
902,4mm2 > 745 mm2………… OK (desain menggunakan hasil hitungan)
Daerah tumpuan atas :
As hitung < As ETABS
960 mm2 < 1157 mm2 ………. NO OK (desain menggunakan hasil ETABS)

Gunakan tulangan D19 dengan As = 3,14 x 192/4 = 283,385 mm2


1157
n= = 4,08 maka digunakan 5D19 (As aktual = 1416,925)
283,385

Cek Momen Tahanan Nominal :


1416,925× 300
a= = 66,9466 mm
0,85×24,9×300

112
66,9466
ϕMn = 0,9×1416,925× 300× (640 − 2
)×10-4

ϕMn = 23203,8768 kgf-m


Mu < ϕMn
16133,08 < 23203,8768 ….. OK

Penulangan Tumpuan Bawah


As perlu = 0,5 × As perlu tump. Atas
As perlu = 0,5×960 mm2
As perlu = 480 mm2 maka digunakan 3D19 (As aktual = 850,155)

5D19 2D19 5D19


3D19 4D19 3D19

5. PENULANGAN GESER BALOK


Tulangan geser/sengkang daerah tumpuan pada balok induk harus tetap
berperilaku elastis pada saat terjadi sendi plastis maka harus diperhitungkan gaya
lintang tambahan berdasarkan tulangan nominal balok terpasang (Desain
Kapasitas/Capacity Design), sehingga penulangan geser/sengkang didaerah
tumpuan balok induk dihitung berdasarkan gaya lintang :
1 Mprkiri + Mprkanan
Ve = ( ×q×L) + ( )
2 ln
Atau maksimum diperhitungkan berdasarkan gaya lintang yang timbul
akibat pembebanan : U = (1,2 + 0,2 SDS) DL + 1,0 LL ± ρ E (dipilih mana yang
lebih kecil). Pada pembebanan tetap harus diperhitungkan juga gaya lintang akibat
pembebanan : U = 1,2 DL + 1,6 LL untuk dipilih yang lebih besar. Step-step
perancangan tulangan geser adalah sebagai berikut :

113
1) Menentukan gaya geser desain
Veb = max (Veb1 , Veb2) Vu
M-pr,I + M+pr,J 1
Veb1 = + wu Ln
Ln 2
M+pr,I + M-pr,J 1
Veb2 = + wu Ln
Ln 2

2) Kuat geser beton Vc


Di daerah sendi plastis : Vc = 0 bilamana :
M-pr,I + M+pr,J 1
Veb1 = + wu Ln  Vu atau
Ln 2
M+pr,I + M-pr,J 1
Veb2 = + wu Ln  Vu dan
Ln 2
Pu < Agf’c / 20
Di luar daerah sendi plastis atau bilamana kondisi di atas tidak terpenuhi :
√f’c
Vc = ( )bwd
6

3) Menentukan tulangan geser yang diperlukan


Di daerah sendi plastis (luas/unit panjang) :
Veb
Av =
ϕfysd
Di luar daerah sendi plastis (luas/unit panjang) :
Ve/ ϕ - Vcb
Av =
fysd
Faktor reduksi kekuatan :
ϕ = 0,75

4) Persyaratan tulangan geser


Di daerah sendi plastis harus digunakan tulangan sengkang tertutup, yaitu :
- Di daerah 2h dari muka kolom;
- Di daerah 2h pada sendi plastis di tengah bentang

114
Jarak sengkang di daerah sendi plastis, s, tidak boleh lebih besar dari
persyaratan di bawah ini :
- 16 x diameter tulangan longitudinal
- 48 x hoop bar diameter
- d/4
- 6 x smallest longitudinal bar diameter
- 150 mm

5) Momen Primer (Mpr)


Desain Kapasitas (Capacity Design) – untuk menjamin bahwa struktur tidak
runtuh pada gempa kuat. Momen kapasitas dari sendi plastis atau yang disebut
dengan ‘the probable flexural strength’, Mpr, adalah momen nominal berdasarkan
tulangan yang terpasang. Dalam menghitung momen Mpr didasarkan pada tegangan
tarik fs = 1,25 fy, dimana nilai fy adalah kuat leleh yang disyaratkan dengan faktor
reduksi ϕ = 1. Kedua momen harus diperhitungkan untuk 2 arah, yaitu searah jarum
jam dan berlawanan arah jarum jam.
apr 1,25Asfy
Mpr = 1,25Asfy (𝑑 − ), dimana apr =
2 0,25f’cd

Gaya lintang ultimit akibat pembebanan gempa yang telah dijelaskan di atas
harus dipilih yang lebih kecil, oleh karena itu pada model 1 dan model 2 buat
kombinasi envelope gempa yang terdiri dari Comb. 3 – Comb. 10 dan buat
kombinasi Wu = 1,2 DL + 1,0 LL.

Gambar 3.15 Kombinasi Envelope Gempa untuk Geser Balok

115
Gambar 3.16 Kombinasi Wu

Gambar 3.17 Gaya Geser Negatif Max (Vmin) Tumpuan Kiri

Gambar 3.18 Gaya Geser Positif Min (Vmin) Tumpuan Kanan

116
Gambar 3.19 Gaya Geser Kombinasi Wu = 1,2 DL + 1,0 LL

Tabel 3.3 Gaya Geser Ultimit Desain Tumpuan B 30 x 60 As 2/C – D

MODEL 1 MODEL 2
Envelope Minimum Wu = 1,2 DL + 1,0 LL Envelope Minimum Wu = 1,2 DL + 1,0 LL
Story
Vtump.kiri Vtump.kanan Vtump.kiri Vtump.kanan Vtump.kiri Vtump.kanan Vtump.kiri Vtump.kanan
(Kgf) (Kgf) (Kgf) (Kgf) (Kgf) (Kgf) (Kgf) (Kgf)
1 14243.4212 14240.7329 13084.4365 13084.4365 13605.0276 13606.2024 13083.7619 13083.7619
2 13925.8207 13920.9025 13085.4117 13085.4117 13424.2976 13423.5794 13083.5931 13083.5931
3 13731.6722 13724.7583 13086.2836 13086.2836 13522.5287 13513.8671 13087.0575 13087.0575
4 13670.631 13661.8307 13087.1079 13087.1079 13749.2905 13727.6666 13092.7213 13092.7213
5 13664.0908 13654.7651 13087.3391 13087.3391 14097.4051 14081.6462 13090.1626 13090.1626
6 8875.6271 8868.903 8658.9697 8658.9697 9429.8669 9433.5913 8657.6646 8657.6646

117
a) Penulangan Geser/Sengkang Balok pada Story 1 – 5

4D22 2D22 4D22


3D22 3D22 3D22

As terpasang pada tumpuan atas 4D22, (As aktual = 1519,76 mm2)


1,25×1519,76×300
apr =
0,85×24,9×640

apr = 42,0734

apr
Mn atas = 1,25Asfy (𝑑 − )
2
42,0734
Mn atas = 1,25×1519,76×300×(640 − )×10-4
2
Mn atas = 35275,3374 kgf-m

As terpasang pada tumpuan bawah 3D22, (As aktual = 1139,82 mm2)


1,25×1139,82×300
apr =
0,85×24,9×640

apr = 31,555

apr
Mn bawah = 1,25Asfy (𝑑 − )
2
31,555
Mn bawah = 1,25×1139,82×300×(640 − )×10-4
2
Mn bawah = 26681,2984 kgf-m

Kondisi Akibat Gempa ke Arah Kanan (E )


Wu = 1,2 DL + 1,0 LL
(Kondisi Gravity)

13092,7213 kgf 13092,7213 kgf

118
26681,2984 kgf-m 35275,3374 kgf-m
(Kondisi Gempa Kanan)

(Gravity + Gempa)

5348,1418 kgf 20837,3 kgf

- (26681,2984+35275,3374)
Veb1 = +13092,7213
8
Veb1 = 5348,1418 kgf
26681,2984+35275,3374
Veb2 = +13092,7213
8
Veb2 = 20837,3 kgf

Kondisi Akibat Gempa ke Arah Kiri (E )


Wu = 1,2 DL + 1,0 LL
(Kondisi Gravity)

13092,7213 kgf 13092,7213 kgf

35275,3374 kgf-m 26681,2984 kgf-m


(Kondisi Gempa Kanan)

(Gravity + Gempa)

20837,3 kgf 5348,1418 kgf

119
26681,2984+35275,3374
Veb1 = +13092,7213
8
Veb1 = 20837,3 kgf
- (26681,2984+35275,3374)
Veb2 = +13092,7213
8
Veb2 = 5348,1418 kgf

Berdasarkan tabel 3.3 Gaya Geser ultimit balok terbesar akibat kombinasi
gempa/ envelope minimum gempa dihasilkan oleh balok pada Story 1 Model 1
dengan VTump Kiri = 14243,4212 Kgf dan VTump Kanan = 14240,7329 Kgf.
Maka gaya geser desain adalah :
Veb > Vu
20837,3 > 14243,4212

Veb = 20837,3
Ambil nilai maksimum sebagai gaya geser desain, Veb = 20837,3 kgf
Vu = 14240,7329 kgf
0,5Vu = 7120,3665 kgf
Veb > 0,5 Vu, sehingga nilai Vc pada daerah sendi plastis (2d) = 0

Tulangan geser pada daerah sendi plastis atau tumpuan :


20837,3×104
Av =
0,75×300×640
Av = 1447,035 mm2
Gunakan tulangan ulir sengkang tertutup D10, karena 1 sengkang tertutup
dihitung 2 loop, maka luas sengkang, As = 2 x 3,14 x 102/4 = 157 mm2
Av
n=
As
1447,035
n=
157
n = 9,22 ≈ 11

120
Jarak sengkang, s dalam 1 meter (1000 mm) :
1000
s=
(n-1)
1000
s=
10
s = 100 mm

Jadi pada daerah sendi plastis/ tumpuan digunakan sengkang D10 – 100.

Tulangan geser pada daerah luar sendi plastis :


√24,9
Vc = ( )×300×640×10-1
6
Vc = 15967,97 kgf
(20837,3/0,75 - 15967,97)×104
Av =
300×640
Av = 615,369 mm2
Gunakan tulangan ulir sengkang tertutup D10, karena 1 sengkang tertutup
dihitung 2 loop, maka luas sengkang, As = 2 x 3,14 x 102/4 = 157 mm2
Av
n=
As
615,369
n=
157
n = 3,92 ≈ 5

Jarak sengkang, s dalam 1 meter (1000 mm) :


1000
s=
(n-1)
1000
s=
4
s = 250 mm

Jadi pada daerah luar sendi plastis digunakan sengkang D10 – 250.

121
D10-100 D10-250 D10-100

Tumpuan Lapangan Tumpuan

b) Penulangan Geser/Sengkang Balok pada Story 6/Atap

5D19 2D19 5D19


3D19 4D19 3D19

As terpasang pada tumpuan atas 5D19, (As aktual = 1416,925 mm2)


1,25×1416,925×300
apr =
0,85×24,9×640

apr = 39,227

apr
Mn atas = 1,25Asfy (𝑑 − )
2
39,227
Mn atas = 1,25×1416,925×300×(640 − )×10-4
2
Mn atas = 32964,0428 kgf-m

As terpasang pada tumpuan bawah 3D19, (As aktual = 850,155 mm2)


1,25×850,155×300
apr =
0,85×24,9×640

apr = 23,5359

apr
Mn bawah = 1,25Asfy (𝑑 − )
2
23,5359
Mn bawah = 1,25×850,155×300×(640 − )×10-4
2
Mn bawah = 20028,5482 kgf-m

122
Kondisi Akibat Gempa ke Arah Kanan (E )
Wu = 1,2 DL + 1,0 LL
(Kondisi Gravity)

8658,9697 kgf 8658,9697 kgf

20028,5482 kgf-m 32964,0428 kgf-m


(Kondisi Gempa Kanan)

(Gravity + Gempa)

2034,896 kgf 15283.044 kgf

- (20028,5482+32964,0428)
Veb1 = +8658,9697
8
Veb1 = 2034,896 kgf
20028,5482+32964,0428
Veb2 = +8658,9697
8
Veb2 = 15283.044 kgf

Kondisi Akibat Gempa ke Arah Kiri (E )


Wu = 1,2 DL + 1,0 LL
(Kondisi Gravity)

8658,9697 kgf 8658,9697 kgf

123
32964,0428 kgf-m 20028,5482 kgf-m
(Kondisi Gempa Kanan)

(Gravity + Gempa)

15283.044 kgf 2034,896 kgf

20028,5482+32964,0428
Veb1 = +8658,9697
8
Veb1 = 15283.044 kgf
- (20028,5482+32964,0428)
Veb2 = +8658,9697
8
Veb2 = 2034,896 kgf

Berdasarkan tabel 3.2 Gaya Geser ultimit balok terbesar akibat kombinasi
gempa/envelope minimum gempa dihasilkan oleh balok atap pada Model 2 dengan
VTump Kiri = 9429,8669 Kgf dan VTump Kanan = 9433,5913 Kgf.
Maka gaya geser desain adalah :
Veb > Vu
15283,044 > 9429,8669

Veb = 15283,044

Ambil nilai maksimum sebagai gaya geser desain, Veb = 15283,044 kgf
Vu = 9429,8669 kgf
0,5Vu = 4714,933 kgf
Veb > 0,5 Vu, sehingga nilai Vc pada daerah sendi plastis (2d) = 0.

124
Tulangan geser pada daerah sendi plastis atau tumpuan :
15283,044×104
Av =
0,75×300×640
Av = 1061,323 mm2
Gunakan tulangan ulir sengkang tertutup D10, karena 1 sengkang tertutup
dihitung 2 loop, maka luas sengkang, As = 2 x 3,14 x 102/4 = 157 mm2
Av
n=
As
1061,323
n=
157
n = 6,76 ≈ 8

Jarak sengkang, s dalam 1 meter (1000 mm) :


1000
s=
(n-1)
1000
s=
7
s = 142,86 mm

Jadi pada daerah sendi plastis/ tumpuan digunakan sengkang D10 – 150.

Tulangan geser pada daerah luar sendi plastis :


√24,9
Vc = ( )×300×640×10-1
6
Vc = 15967,97 kgf
(15283,044/0,75 - 15967,97)×104
Av =
300×640
Av = 229,657 mm2

125
Gunakan tulangan ulir sengkang tertutup D10, karena 1 sengkang tertutup
dihitung 2 loop, maka luas sengkang, As = 2 x 3,14 x 102/4 = 157 mm2

Av
n=
As
229,657
n=
157
n = 1,463 ≈ 3

Jarak sengkang, s dalam 1 meter (1000 mm) :


1000
s=
(n-1)
1000
s=
2
s = 500 mm

Jadi pada daerah luar sendi plastis digunakan sengkang D10 – 500.

D10-150 D10-500 D10-150

Tumpuan Lapangan Tumpuan

6. PENULANGAN LONGITUDINAL KOLOM


Penulangan utama kolom pada umumnya di cek berdasarkan diagram
interaksi dimana Mu < ϕMn berdasarkan kombinasi maksimum dan minimum.
Pada pengecekan tulangan utama dengan diagram interaksi akan digunakan
program PCACOL.
Data gaya dalam mayor – minor yang dibutuhkan sebagai pengecekan
kapasitas kuat tulangan kolom pada diagram interasi biaxial momen adalah :
(Pmaks, Mx , My); (P, Mx maks, My); (P, Mx, My maks); dan (Pmin, Mx, My).

126
Perjanjian tanda untuk gaya aksial P adalah KN (ganti pada unit forces) dan
untuk satuan momen adalah KN – m (ganti pada unit momen).
Untuk mendapatkan gaya-gaya dalam tersebut dapat dilihat dari hasil output
ETABS dengan cara : pilih menu Display – Show Tables – Analysis – Results –
Frame Results – ceklis kotak Column Forces – OK – klik kanan pada tabel – Export
To Excel – Lakukan Sort and Filter untuk mendapatkan nilai gaya dalam yang
dibutuhkan sesuai zona masing-masing kolom.
Penulangan kolom dibagi menjadi 2 zona yaitu, Zona 1 (Story 1 – 5), dan
Zona 2 (Story 6). Data gaya dalam maksimum yang diperlukan adalah sebagai
berikut :

Tabel 3.4 Gaya Dalam Desain Kolom K 60 x 60 Model 1


P M2 M3
Zona Story Column Combo
(KN) (KN-m) (KN-m)
Story1 C11 Comb3 -2993.0134 -19.5096 37.6935
Story2 C7 Comb8 -2175.8417 131.507 15.4399
1
Story2 C11 Comb6 -2368.0344 -81.9805 -110.5119
Story4 C3 Comb18 -55.6567 29.3603 -10.7447

Tabel 3.5 Gaya Dalam Desain Kolom K 60 x 60 Model 2


P M2 M3
Zona Story Column Combo
(KN) (KN-m) (KN-m)
Story1 C11 Comb3 -3002.7678 28.6669 127.2638
Story1 C21 Comb5 -1241.5557 373.6968 31.4182
1
Story1 C24 Comb8 -1392.6223 -7.4713 410.7333
Story4 C3 Comb18 -86.9969 44.5123 -7.5341

Tabel 3.6 Gaya Dalam Desain Kolom K 60 x 40 Model 1

P M2 M3
Zona Story Column Combo
(KN) (KN-m) (KN-m)
Story5 C11 Comb3 -871.6404 -36.4745 2.8404
Story6 C12 Comb10 -319.0466 107.2977 -23.2535
2
Story6 C11 Comb6 -313.2962 70.9278 117.2726
Story6 C3 Comb18 -3.7434 45.1634 -12.9724

127
Tabel 3.7 Gaya Dalam Desain Kolom K 60 x 40 Model 2

P M2 M3
Zona Story Column Combo
(KN) (KN-m) (KN-m)
Story5 C11 Comb7 -865.2728 -20.9194 -32.0368
Story5 C21 Comb5 -376.3127 -151.3427 -27.3091
2
Story5 C24 Comb8 -395.9619 40.2789 -185.6272
Story6 C20 Comb16 -20.8919 -21.9323 -17.0402

Berikut ini akan dijelaskan contoh penggunaan program PCACOL V3.63


untuk desain tulangan kolom K 60 x 60 pada Zona 1 (Story 1 – 4).

a) Buka program PCACOL

Gambar 3.20 Tampilan Program PCACOL

b) Pilih menu Input – General Information

Gambar 3.21 General Information

128
c) Pilih menu Input – Material Properties

Gambar 3.22 Material Properties

d) Pilih menu Input – Section – Rectangular

Gambar 3.23 Rectangular Section K 60 cm x 60 cm

e) Pilih menu Options – Rebar Database

Gambar 3.24 Bar Set : ASTM A615M

129
f) Pilih menu Input – Reinforcement – Sides Different
Asumsi rasio tulangan kolom akibat kombinasi gempa = 1,5% - 3%
As = 1,5% x 600 x 600
As = 5400 mm2
Gunakan tulangan utama D25 (As = 3,14 x 252/4 = 490,625 mm2)
5400
n=
490,625
n = 11,0064 ≈ 12D25

Gambar 3.25 Asumsi Jumlah Tulangan

Rasio
1,5%
Gambar 3.26 Rasio Tulangan Kolom K 60 x 60

130
g) Pilih menu Input – Reinforcement – Confinement

Gambar 3.27 Confinement

h) Pilih menu Input – Loads – Factored


(Pmaks, Mx, My) Model 1 dan Model 2

Gambar 3.28 Input Load Koordinat (Pmaks, Mx, My) Model 1 dan Model 2

131
(P, Mx maks, My) Model 1 dan Model 2

Gambar 3.29 Input Load Koordinat (P, Mxmaks, My) Model 1 dan Model 2

(P, Mx, My maks) Model 1 dan Model 2

Gambar 3.30 Input Load Koordinat (P, Mx, Mymaks) Model 1 dan Model 2

132
(Pmin, Mx, My) Model 1 dan Model 2

Gambar 3.31 Input Load Koordinat (Pmin, Mx, My) Model 1 dan Model 2

i) Pilih menu Solve – Execute – View – P-M Diagram

Gambar 3.32 Diagram Interaksi K 60 x 60

Titik gaya dalam yang ditinjau berada di dalam diagram interaksi sehingga
kolom masih mampu menahan beban ultimit yang terjadi.

133
Asumsi rasio tulangan kolom 60x40 akibat kombinasi gempa = 1,5% - 3%
As = 1,5% x 600 x 400
As = 3600 mm2
Gunakan tulangan utama D25 (As = 3,14 x 252/4 = 490,625 mm2)
5400
n=
490,625
n = 7,338 ≈ 8D25

Gambar 3.33 Diagram Interaksi K 40 x 60

Hasil Desain:

12D25 8D25
K 60×60 K 60×40

134
7. STRONG COLUMN WEAK BEAM (BEAM SWAY)
Persyaratan mekanisme Strong Column Weak Beam (Kolom Kuat Balok
Lemah) adalah :

Definisi sesuai SNI 03-2847-2002 Pasal 23 :

∑Mc = jumlah momen pada muka join, yang berhubungan dengan kuat lentur
nominal kolom-kolom yang merangka pada join tersebut, yang dihitung untuk
beban aksial terfaktor, konsisten dengan arah gaya-gaya lateral yang ditinjau
yang menghasilkan kuat lentur yang terendah.
∑Mg = jumlah momen pada muka join, yang berhubungan dengan kuat lentur
nominal balok-balok (termasuk pelat yang berada dalam kondisi tarik) yang
merangka pada join tersebut.

Berikut ini akan diberikan contoh perhitungan cek strong column weak beam
untuk join balok – kolom di tengah-tengah bangunan pada model interaksi ganda
(model 1) akibat gempa arah ke kanan :

Gambar 3.34 Potongan Portal As 2

135
Story 4
Kolom atas

K 60x60
join

Story 3

K 60x60
Kolom bawah
Story 2

Gambar 3.35 Join Balok – Kolom

M n-

M n+

Gambar 3.36 Momen Balok Akibat Gempa ke Arah Kanan // sb-x (+Ex)

Kondisi Akibat Gempa ke Arah Kanan (E )


Momen Nominal balok :
Mpr kiri + Mpr kanan = Mn- + Mn+
= 35275,3374 kgf-m + 26681,2984 kgf-m
= 61956,636 kgf-m
= 619,57 KN–m

Momen Nominal Kolom :


Pu kolom ≥ 0,1 f’c Ag
Pu kolom ≥ 0,1 x 29,05 x 600 x 600 x 10-3
Pu kolom ≥ 1045,8 KN

136
Momen nominal kolom atas dan bawah harus dicek terhadap beban aksial
maksimum dan beban aksial minimum.
Kombinasi beban aksial maksimum :
U3 = (1,2 + 0,2 SDS) DL + 1,0 LL + ρ Ex + 0,3 ρ Ey
U4 = (1,2 + 0,2 SDS) DL + 1,0 LL + ρ Ex – 0,3 ρ Ey
Kombinasi beban aksial minimum :
U11 = (0,9 – 0,2 SDS) DL + ρ Ex + 0,3 ρ Ey
U12 = (0,9 – 0,2 SDS) DL + ρ Ex – 0,3 ρ Ey

Hasil ETABS kolom atas :


Pu max = 1966,99 KN; Mx = 70,71 KN-m
Pu min = 867,81 KN; Mx = 39,03 KN-m

Hasil Diagram Interaksi About – X Axis :

700

587,3

Gambar 3.38 Diagram Interaksi Kolom Atas

Mn kolom atas = 587,3 KN – m. (tahanan lentur yang terkecil)

137
Hasil ETABS kolom bawah :
Pu max = 2505,26 KN; Mx = 91,49 KN-m
Pu min = 1102,27 KN; Mx = 49,12 KN-m

Hasil Diagram Interaksi About – X Axis :

675,7

637,5

Gambar 3.39 Diagram Interaksi Kolom Bawah

Mn kolom bawah = 673,5 KN – m. (tahanan lentur yang terkecil)

Cek Syarat Strong Column Weak Beam :

∑Mc ≥ ∑Mg
(587,3 + 673,5) ≥ 1,2 (619,57)
1260,8 ≥ 743,484 …….…. OK!

Cat : pengecekan kapasitas kolom harus dilakukan dalam arah mayor dan minor
kolom sesuai dengan kondisi gempa pada masing-masing arah.

138
8. PENULANGAN GESER/SENGKANG KOLOM
Gaya lintang yang harus dapat diterima oleh kolom harus diperhitungkan
berdasarkan :
Momen primer adalah probable kapasitas momen positive dan negative pada
ujung-ujung kolom menggunakan tegangan yield baja sebesar αfy dan ϕ = 1, dan α
= 1,25, dari komponen struktur tersebut yang terkait dengan rentang bebanbeban
aksial berfaktor yang bekerja.
Akan tetapi jika gaya lintang yang timbul akibat kombinasi pembebanan : U
= (1,2 + 0,2 SDS) DL + 1,0 LL ± ρ E lebih kecil, maka boleh dipilih yang lebih
kecil. Setelah itu dapat juga dibandingkan dengan kombinasi pembebanan gravity:
U = 1,2 DL + 1,6 LL untuk dipilih yang lebih menentukan/lebih besar.
Pada contoh perhitungan akan diambil kolom-kolom pada tengah bangunan
untuk desain tulangan geser seperti tampak gambar di bawah ini.

Gambar 3.40. Tinjauan Tulangan Geser Kolom

Berdasarkan label kolom, maka daerah tengah bangunann memiliki label


kolom C5, C6, C7, C9, C10, C11, C12, C13. Karena ditinjau dalam arah mayor dan
minor, maka kombinasi pembebanan yang digunakan sesuai dengan arah gempa
yang ditinjau sehubungan dengan arah major – minor kolom yang menghasilkan
nilai maksimum dan minimum.

139
Contoh Penulangan Sengkang Kolom K 60 x 60 (Zona 1)
Data Gaya Dalam ETABS Model 1 akibat kombinasi maksimum – minimum
gempa arah X (kanan-kiri) :
P max = 3052,02 KN ; Mx = 19,89 KN – m (Comb.3)
P min = 483,16 KN ; Mx = 12,51 KN – m (Comb.15)
Vu max = 63,49 KN (Comb.6)

Momen Primer Desain dari analisis diagram interaksi :


P ( kN)
(Pmax)

6000

4000

2000

-800 -600 -400 -200 200 400 600 800

M (0°) (k N -m)

(Pmin)
-2000

Gambar 3.41 Range Momen Primer Kolom (X)

Mpr = Nilai momen maksimum dalam range beban aksial


Dari hasil analisis diagram interaksi, didapat momen nominal maksimum akibat Pu
= 3052,02 KN dengan Mpr = 600 KN – m.

2×Mpr
Ve =
hn
2×600
Ve =
(3,8-0,6)

Ve = 375

140
Nilai Ve > Vu maks, maka untuk desain pakai Vu maks
Vu = 63,49 KN

Pada daerah tumpuan/join dengan menganggap nilai Vc = 0, maka Kebutuhan


tulangan geser :
 Vu 
  Vc  s

Av = 
fysd
63,49
( -0) ×1000×1000
0,75
Av =
(300×600)

Av = 470,3 mm2 /m

Gunakan tulangan ulir sengkang tertutup D10, karena 1 sengkang tertutup


dihitung 2 loop, maka luas sengkang, As = 2 x 3,14 x 102/4 = 157 mm2
470,3
n =
157
= 3 = maka digunakan 4 tulangan
Maka digunakan jarak sengkang = 1000 mm/4 = 250 mm, (D10 – 250).

Data Gaya Dalam ETABS Model 1 akibat kombinasi maksimum – minimum


gempa arah Y (kanan-kiri) :
P max = 3052,02 KN ; My = 38,44 KN – m (Comb.3)
P min = 483,16 KN ; My = 41,08 KN – m (Comb.15)
Vu max = 77,86 KN (Comb.8)

Momen Primer Desain dari analisis diagram interaksi :

141
P ( kN)
(Pmax)

6000

4000

2000

-800 -600 -400 -200 200 400 600 800

M (90°) (k N -m)

(Pmin)
-2000

Gambar 3.42 Range Momen Primer Kolom (Y)

Mpr = Nilai momen maksimum dalam range beban aksial


Dari hasil analisis diagram interaksi, didapat momen nominal maksimum akibat Pu
= 3052,02 KN dengan Mpr = 650 KN – m.

2×Mpr
Ve =
hn
2×650
Ve =
(3,8-0,6)

Ve = 406,25

Nilai Ve > Vu maks, maka untuk desain pakai Vu maks


Vu = 77,86 KN

Pada daerah tumpuan/join dengan menganggap nilai Vc = 0, maka Kebutuhan


tulangan geser :
 Vu 
  Vc  s

Av = 
fysd

142
77,86
( -0) ×1000×1000
0,75
Av =
(300×600)

Av = 576,74 mm2 /m

Gunakan tulangan ulir sengkang tertutup D10, karena 1 sengkang tertutup


dihitung 2 loop, maka luas sengkang, As = 2 x 3,14 x 102/4 = 157 mm2
576,74
n =
157
= 4 = maka digunakan 5 tulangan
Maka digunakan jarak sengkang = 1000 mm/5 = 200 mm, (D10 – 200).

Dari hasil analisis gempa arah X dan arah Y (arah mayor – minor kolom), maka
jarak sengkang yang digunakan pada daerah tumpuan/join adalah yang
menghasilkan jarak paling rapat, atau dalam hal ini digunakan sengkang D10 – 200.

Pada daerah dengan nilai Vc ≠ 0, maka Vc harus dihitung berdasarkan : Kolom


tekan :

Untuk nilai Nu adalah beban aksial terfaktor yang terjadi bersamaan dengan Vu.
Nilai Vu = 77,86 KN, maka Nu = -1275,89 KN (gaya dalam dari ETABS)
-1275,89 ×103 √29,05
Vc = (1+ )( )×600×600
14×600×600 6

Vc = 241,5 kN

143
Kebutuhan tulangan geser/sengkang :

 Vu 
  Vc  s

Av =  
fysd
77,86
( 0,75 - 241,5) ×1000×1000
Av =
(300×600)
Av = - 765,04 mm2 /m

Gunakan tulangan ulir sengkang tertutup D10, karena 1 sengkang tertutup dihitung
2 loop, maka luas sengkang, As = 2 x 3,14 x 102/4 = 157 mm2
765,04
n =
157
= maka digunakan 4 tulangan
Maka digunakan jarak sengkang = 1000 mm/4 = 250 mm, (D10 – 250).

Cat : untuk daerah persambungan tulangan utama kolom (Tension Lap Splice) pada
daerah lapangan/pertengahan bentang kolom digunakan sengkang D10 – 200 sesuai
persyaratan tulangan transversal – rectangular hoop reinforcement pada Sistem
Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK)

Hasil desain tulangan sengkang kolom K 60 x 60 :

D10-200
Tumpuan

D10-250 Lapangan

D10-200

144
9. ANALISIS SHEAR WALL
Penampang dan sengkang shear wall harus diperhitungkan mampu dalam
menahan beban geser berdasarkan kombinasi pembebanan :
U = 1,2 DL + 1,6 LL
U = (1,2 + 0,2 SDS) DL + 1,0 LL ± ρ E
Tetapi terhadap beban momen lentur harus dilakukan pengecekan sehingga
shear wall tidak akan gagal terlebih dahulu dalam geser dibandingkan dalam
momen. Analisa kekuatan shear wall dilakukan dengan melihat diagram interaksi
dengan mengambil gaya-gaya dalam yang dihasilkan dalam pemodelan.
Vt Mt
>
Vu Mu
Dimana :
Vt = gaya geser pada penampang shear wall berdasarkan tulangan terpasang
Vu = gaya geser ultimit
Mt = momen pada penampang shear wall berdasarkan tulangan terpasang
Mu = momen ultimit

Analisis Shear Wall dengan program ETABS disebut Wall Pier Design
Sections, yang mencakup 3 metode, yaitu :
1) Simplified C & T
- Planar Piers
- Design Only
2) Uniform Reinforcing
- 3D
- Design or Check
- Uniform Reinforcing
3) General Reinforcing
- 3D
- Design or Check
- Section Designer
Pada analisis ini akan digunakan metode ke-3, yaitu General Reinforcing.

145
Gambar 3.43 Penamaan Pier Shear Wall

a) Desain Shear Wall P1


Pilih menu Design – Shear Wall Design – Define General Pier Sections –
Click to Add Pier Section – isi kotak dialog di bawah ini.

Gambar 3.44 Pier Section Data P1

Kemudian pilih Section Designer, masukkan tulangan asumsi yang akan


digunakan untuk penulangan shear wall pier 1. Setelah muncul section

146
designer pier, hapus gambar shear wall tersebut untuk menggantinya dengan
shear wall boundary elements, dengan cara klik shear wall tersebut kemudian
delete.

Menggambar elemen shear wall dengan boundary adalah sebagai berikut :


Pada kotak dialog Section Designer ini pilih menu Draw – Concrete Shape –
Flanged Wall – gambar di tepat sumbu axis – pilih shear wall yang telah
digambar kemudian klik kanan sehingga muncul kotak dialog Section Object
Data Flanged Wall.

Gambar 3.45 Section Data Pier 1

Asumsikan jumlah tulangan yang akan digunakan :


- Tulangan Boundary Element = dengan menganggap tulangan boundary
sama halnya seperti tulangan pada kolom struktur maka diambil rasio
penulangan sekitar 1,5% untuk perkiraan awal.
As = 1,5% x (350 x 1300)

147
As = 6825 mm2
Gunakan tulangan utama D25, dengan (As = 490,625 mm2)
Jumlah tulangan yang dibutuhkan = 6825 : 490,625 = 13,9 ≈ 14 D25

Gambar 3.47 Asumsi Tulangan Boundary Element Pier 1

Left Flange Rebar = Right Flange Rebar


- Tie Bar (Tulangan Ties Geser) = D16
- Corner Bar 1 (Tulangan Pojok 1) = 1 D25
- Corner Bar 2 (Tulangan Pojok 2) = 1 D25
- Corner Bar 3 (Tulangan Pojok 3) = 1 D25
- Corner Bar 4 (Tulangan Pojok 4) = 1 D25
- Edge Bar 1 = 1 D25
- Edge Bar 2 = 7 D25
- Edge Bar 3 = 1 D25 7 + 7 = 14
- Edge Bar 4 = 7 D25
Total = 20 D25

148
- Tulangan Web/Badan = asumsi jumlah tulangan utama pada bagian
web/badan dinding geser ditentukan berdasarkan spasi antar tulangan, pada
bagian boundary spasi tulangan yang terpasang adalah 150 mm, maka untuk
tulangan badan diambil spasi tulangan utama 2 x 150 = 300 mm. Klik kanan
salah satu tulangan badan – pada kotak dialog Edge Reinforcing, isikan Max
Bar Spacing (mm) = 300 – OK.

Gambar 3.48 Tulangan Web/Badan Dinding Geser Pier 1

Gambar 3.49 Desain Tulangan Shear Wall P1

149
Data nilai gaya dalam Envelope untuk shear wall P1 dapat dilihat pada tabel
di bawah ini.

Tabel 3.9 Gaya Dalam Envelope Max - Min Pier 1


Pu Mu2 Mu3
Combo
(KN) (KN-m) (KN-m)
Enve Max -4226.745 -303.109 -28926.58
Enve Min -3914.916 -137.934 29035.456

Setelah itu gaya dalam tersebut di plot ke dalam diagram interaksi dinding
dari hasil analisis etabs dengan masing-masing arahnya yaitu Mu2 dan Mu3.
Output diagram interaksi dapat dilihat dengan cara klik icon Interaction
Surface pada kotak dialog Section Designer Shear Wall.

150

Anda mungkin juga menyukai