Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KASUS

Varicella ( Cacar Air )

Oleh :
dr. Putu Akopita Devi

Pembimbing :
dr. I Nyoman Putra Nurartha
dr. Kadek Wibawa

LAPORAN KASUS DOKTER INTERNSIP


RSU PREMAGANA GIANYAR
2019 - 2020
Nama Peserta: Putu Akopita Devi, dr.
Nama Wahana:RSU Premagana
Topik: Varicella
Tanggal (kasus): 7 Juni 2019
Nama Pasien: An. PF No. RM :02.45.74
Tanggal Presentasi: 24 Juni 2019 Nama Pendamping: I Nyoman Putra
Nuratha, dr.
Tempat Presentasi: RSU Premagana
Obyektif Presentasi:
 Keilmuan O Keterampilan O Penyegaran O Tinjauan Pustaka
 Diagnostik O Manajemen O Masalah O Istimewa
O Neonatus Anak O Bayi O Remaja  Dewasa O Lansia O Bumil
Deskripsi:
Pasien datang ke Poli klinik umum pukul 19.53 diantar oleh kedua orang tuanya dengan
keluhan muncul bintil-bintil merah berisi cairan pada beberapa bagian pada tubuhnya.
Bintil kemerahan itu dikatakan sudah muncul sejak 2 hari yang lalu. Bintil yang pertama di
katakan muncul pada punggung pasien. Dikatakan bintil yang pertama kali muncul
berukuran kecil, berwarna merah dan berisi cairan dan saat itu jumlahnya tidak banyak. Ibu
pasien mengatakan keesokan harinya bintil tersebut mulai menyebar ke area tangan kanan
dan kiri, perut, dan wajah pasien. Dan dikatakan beberapa bintil tersebut sudah ada yang
pecah dan meninggalkan bekas. Saat ditanya pasien mengatakan tidak ada menggaruk
bintil tersebut. Ibu pasien mengatakan sebelum muncul bintil kemerahan pasien sempat
mengeluh demam selama 5 hari. Dan setelah demam turun, lalu timbul bintil kemerahan
pada pasien. Ibu pasien sempat mengajak anaknya pergi ke bidan untuk berobat, dan di
bidan pasien diberikan obat penurun panas, dan antibiotik. Keluhan lain seperti mual dam
muntah di sangkal. Keluhan serupa belum pernah dialami pasien sebelumnya. Pemeriksaan
fisik, BB : 30kg. Pasien dalam kondisi Compos Mentis, dengan, nadi 89x/menit, kecepatan
respirasi 20x/menit suhu 36,7oC dan Sp O2 98%. a/i/c/d : -/-/-/-, kepala normochepal, THT
: telinga dalam batas normal, hidung dalam batas normal, faring tidak tampak adanya
vesikel dan tonsil dalam batas normal, leher KGB tidak ada pembesaran.Thorax
normochest, suaranafasvesikuler, RH tidakada, Wh tidakada, sonor. Abdomen BU (+)
Normal, perkusi tympani, nyeri tekan (-), soefel, lien, hepar, ginjal tidakteraba. Akral

2
teraba hangat, CRT <2s.
Status Dermatologis :
Lokasi : Tangan kanan, tangan kiri dan wajah
Efloresensi : Tampak vesikel multiple bergerombol diatas kulit yang eritematosa berbatas
tegas, berbentuk bulat dengan ukuran yang bervariasi dari 0,2 cm hingga 0,4 cm
Lokasi : Punggung dan perut
Efloresensi : Tampak vesikel mukltiple bergerombol diatas kulit yang ertitematosa berbatas
tegas beebentuk bulan dengan ukuran dari 0,3 cm x 0,3 cm dan ukuran 0,4 cm x 0,5 cm dan
pada beberapa tempat tampak vesikel yang telah pecah dan meninggalkan krusta yang
berwarna kecoklatan.

Tujuan: mendiagnosis, menatalaksana, dan menganalisis permasalahan yang dialami


pasien
Bahan bahasan: Tinjauan O Riset  Kasus O Audit
Pustaka
Cara membahas: O Diskusi Presentasi & diskusi O Email O Pos

Data pasien: Nama: An. PF Nomor Registrasi: 02.45.74


Nama ruangan: Instalasi Gawat Telp: - Terdaftar sejak: -
Darurat
Data untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/gambaran klinis:
Pasien An. PF usia 10 tahun datang dengan keluhan bintil-bintil merah berair pada
sebagian tubuhnya. Keluhan dirasakan sudah 2 hari yang lalu. Awalnya bintil muncul
pada punggung saja dan saat ini sudah mulai menyebar ke tangan kanan dan kiri, wajah,
hingga perut. Pasien sempat mengeluh demam sejak 5 hari yang lalu, dan setelah
demam turun kemudian uncul bintil merah tersebut. Bintil dikatakan muncul setelah
keluhan demam yang ia rasakan. Ibu pasien mengatakan pada beberapa bagian sudah
ada bintil yang pecah dan menjadi luka.
Pemeriksaan Fisik
BB : 30 kg
TTV: N 89x/menit, RR 20x/menit, S 36,7oC, spo2 : 98%
Tampak Compos Mentis, E4 V5 M6
3
Kepala : normosefali, rambut hitam lurus
Mata : cekung -/-, anemis -/-, ikterik -/-, pupil 3mm/3mm, RC +/+
Leher : KGB tidak ada pembesaran
THT : telinga tidak ada secret, faring tidak tampak adanya vesikel dan tonsil
dalam batas normal
Hidung ; deviasi septum -, PCH -, epistaksis -, sekret –
Mulut : sianosis -, lidah kotor -, bibir kering -, perdarahan mukosa -
Thorax : Bentuk geraksimetris, retraksi intercostalis -/-, sonor, wh -/-, rh -/-, S1, S2
tunggal reguler, murmur (-)
Abdomen : BU (+) normal, tympani, soefel, nyeritekan(-), hepar lien ginjal tidakteraba.
Ekstremitas : Akral terabahangat , CRT < 2 s
Status Dermatologis :
Lokasi : Tangan kanan, tangan kiri dan wajah
Efloresensi : Tampak vesikel multiple bergerombol diatas kulit yang eritematosa berbatas
tegas, berbentuk bulat dengan ukuran yang bervariasi dari 0,2 cm hingga 0,4 cm
Lokasi : Punggung dan perut
Efloresensi : Tampak vesikel mukltiple bergerombol diatas kulit yang ertitematosa berbatas
tegas beebentuk bulan dengan ukuran dari 0,3 cm x 0,3 cm dan ukuran 0,4 cm x 0,5 cm dan
pada beberapa tempat tampak vesikel yang telah pecah dan meninggalkan krusta yang
berwarna kecoklatan.

2. Riwayat pengobatan:
- Paracetamol syr 3 x 1 cth
- Amoksilin syr 3 x 1 cth
3. Riwayat kesehatan/penyakit:
Disangkal
4. Riwayat keluarga:
Riwayat keluhan yang sama pernah di alami oleh kakak kandung pasien sekitar 2
minggu yang lalu.
5. Riwayat Alergi :
Disangkal
6. Kondisi lingkungan sosial dan fisik:
Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya, kakak dan juga adiknya di lungkungan

4
tempat tinggal yang bersih dan nyaman.

Hasil Pembelajaran:
1. Varicella

Rangkuman
1. Subyektif:
Pasien An. PF usia 10 tahun datang dengan keluhan bintil-bintil merah
berair pada sebagian tubuhnya. Keluhan dirasakan sudah 2 hari yang lalu.
Awalnya bintil muncul pada lengan tangan saja dan saat ini sudah mulai
menyebar ke tangan kiri, wajah, perut hingga punggung. Sebelumnya pasien
sempat mengeluh demam sejak 5 hari yang lalu. Bintil dikatakan muncul
setelah keluhan demam yang ia rasakan. Ibu pasien mengatakan pada
beberapa bagian sudah ada bintil yang pecah dan menjadi luka.

2. Obyektif:
Pada pemeriksaan fisik, BB : 30 kg. Pasien tampak sakit sedang CM,
dengan, nadi 89x/menit, kecepatan respirasi 20x/menit suhu 36,7oC dan Sp O2
98%. a/i/c/d : -/-/-/-, kepala normochepal, THT : telinga dalam batas normal,
hidung dalam batas normal, faring dan tonsil dalam batas normal, leher KGB
tidak teraba. Thorax normochest, suaranafasvesikuler, rhonki tidak ada,
Whezzing tidak ada, sonor. Abdomen tampak flat, BU (+) Normal, perkusi
tympani, , soefel, lien, hepar, ginjal tidak teraba. Nyeritekan (-). Akral teraba
hangat, CRT <2s.
Status Dermatologis :
Lokasi : Tangan kanan, tangan kiri dan wajah
Eflores ensi : Tampak vesikel multiple diatas kulit yang eritematosa berbatas
tegas, berbentuk bulat dengan ukuran yang bervariasi dari 0,2 cm hingga 0,4
cm
Lokasi : Punggung dan perut
Efloresensi : Tampak vesikel mukltiple diatas kulit yang ertitematosa berbatas
tegas beebentuk bulan dengan ukuran dari 0,3 cm x 0,3 cm dan ukuran 0,4 cm
x 0,5 cm dan pada beberapa tempat tampak vesikel yang telah pecah dan
meninggalkan krusta yang berwarna kecoklatan.
5
3. Assessment :
Varicella atau cacar air disebabkan oleh Varicella Zoster Virus dimana
ini merupakan penyakit kulit menular yang biasanya paling banyak terjadi
pada anak-anak. Dimana keluhan klinis yang ditemukan pada pasien dengan
varicella seperti timbul vesikel – vesikel berisi cairan bening didalamnya,
terutama berlokasi di seluruh tubuh. Biasanya munculnya varicella ini ditandai
dengan adanya demam tinggi lalu beberapa harinya akan muncul bintil – bintil
merah pada kulit.
Patogenesis
Virus varicella masuk dalam mukosa nafas atau orofaring, kemudian
replikasi virus menyebar melalui pembuluh darah dan limfe (viremia pertama), dan
organ viscera diseluruh tubuh, respon imunitas humoral memiliki peran untuk
menekan jumlah virus dan manifestasi klinis pada tahapan viremia pertama.
Kemudian, virus hanya mampu bereplikasi di sel retikuloendotelial, dan menyebar
melalui pembuluh darah, termasuk mukosa saluran respirasi dan epidermis pada kulit
(viremia kedua), sehingga akan tampak manifestasi klinis varicella. maka timbul
demam dan malaise.1,2

Gambar 2.1. Patogenesis varicella pada fase prodormal hingga nampak


manifestasi klinis.5

6
Permulaan bentuk lesi pada kulit adalah infeksi dari kapiler endotelial pada
lapisan papila dermis menyebar ke sel epitel pada epidermis, folikel kulit dan
glandula sebasea dan terjadi pembengkakan. Lesi pertama ditandai dengan adanya
makula yang berkembang cepat menjadi papula, vesikel dan akhirnya menjadi krusta.
Jarang lesi yang menetap dalam bentuk makula dan papula saja. Vesikel ini akan
berada pada lapisan sel dibawah kulit. Dan membentuk atap pada stratum korneum
dan lusidum, sedangkan dasarnya adalah lapisan yang lebih dalam. Degenarasi sel
keratinosit diikuti dengan terbentuknya sel raksasa berinti banyak atau multinucleated
giant cells yang tampak pada pemeriksaan Tzanck’s. Virus dapat menetap dan laten
pada sel saraf dan mengakibatkan terjadinya reaktivitas menjadi herpes zoster.3,4

Gambar 2.2. (a) Gambaran multinucleated giant cells pada pemeriksaan


Tzanck's. (b) Gambaran histologi dari preparat biopsi pada varicella, tampak
vesikel yang terbentuk intraepidermis.4

4. Diagnosis
a. Anamnesis
- Pastikan terdapat ruam yang muncul pada kulit
- Pastikan adanya riwayat demam sebelumnya
- Riwayat terpapar virus varicella 1 – 2 minggu sebelumnya
b. Pemeriksaanfisik
- Terdapat vesikel berisikan bula pada seluruh tubuh
- Terdapat peningkatan suhu ±5 hari sebelumnya
c. Pemeriksaanpenunjang
Gambaran Histologis 4,5
- Prosedur laboratorium dengan pemeriksaan sitologis cairan
vesikuler dengan menggunakan metode Tzank (mengerok
dasar lesi) yang diwarnai giemsa akan menunjukkan sel
raksasa multinuklear.

7
- Pemeriksaan biopsi untuk menentukan letak defek dan
membedakan dengan gambaran vesikubulosa lainnya.
Laboratorium
- Isolasi virus melalui tes kultur yang diambil dari darah, cairan
vesikel, atau cairan serebrospinal.
- Polymerase Chain Reaction : Deteksi DNA virus varicella
zoster.
- Latex agglutination test : Deteksi antibodi pada membrane
antigen virus.
- ELISA: Enzyme linked immunosorbent assay : Deteksi
immunoglobulin.

5. Tatalaksana
Terapi Varisela bersifat terapi simptomatik, namun pada kondisi
tertentu misalnya pada penderita yang mengalami imunosupresi atau pada
komplikasi berat sebaiknya digunakan obat antivirus. Obat antivirus yang bisa
digunakan adalah Asiklovir 800 mg 3 kali sehari untuk 5-7 hari.
Asiklovir oral yang digunakan dengan dosis tinggi untuk 800 mg, 5
kali sehari untuk 7-10 hari dapat memperpendek waktu penyakit dan
mengurangi sedikit nyeri bagi orang dewasa.
Bagi anak, dosis yang sering digunakan adalah 20 mg/kgBB 4 kali
sehari untuk 5 hari. Asiklovir termasuk kedalam golongan antivirus yang
disebut synthetic nucleoside analogues yang bekerja dengan cara
menghentikan penyebaran virus di dalam tubuh dan acsiklovir diberikan sedini
mungkin setelah gejala-gejala mulai muncul.4-6
Terapi topikal bagi penderita varisela anak-anak dianjurkan adalah
simptomatik, yaitu menggunakan antipiretik non aspirin untuk mencegah
komplikasi Reye syndrome. Selain itu, kompres dingin, mandi dengan air
panas, lotion kalamin secara topikal dan diphenhydramine sistemik/topikal
untuk mendapatkan efek penurunan demam dan rasa gatal.
Pasien disarankan untuk makan makanan yang bergizi dan banyak
minum. Mengingat varicella merupakan self-limiting disease, maka stimulant

8
terhadap sistem pertahanan tubuh sangat penting. Pemberian antibiotik juga
dapat mengontrol dan mencegah infeksi sekunder.4-6
6. Pencegahan
Vaksin varicella dianjurkan untuk semua anak tanpa kontraindikasi pada 12
hingga 15 bulan. Vaksin ini dapat diberikan kepada semua anak pada usia ini, tanpa
atau dengan riwayat varicella. Dosis kedua vaksin varicella harus diberikan pada usia
4 sampai 6 tahun, pada saat yang sama mengunjungi kedua dosis vaksin MMR. Dosis
kedua dapat diberikan lebih awal dari usia 4 sampai 6 tahun, minimal 3 bulan interval
setelah dosis pertama (yaitu, minimum interval antara dosis vaksin varicella untuk
anak-anak bawah 13 tahun 3 bulan). Jika kedua dosis diberikan paling tidak 28 hari
setelah dosis pertama, dosis kedua tidak akan terulang. Dosis kedua vaksin varicella
ini juga dianjurkan bagi orang yang lebih tua dari 4 sampai 6 tahun yang telah
menerima hanya dosis. Dosis vaksin varicella diberikan pada orang 13 tahun atau
lebih untuk lepas dari 4 sampai 8 minggu. Semua vaksin yang mengandung varicella
harus diberikan melalui subkutan.6

9
Daftar Pustaka
1. Djuanda Adhi, dkk. Varisela. Dalam: Il mu Penyak it Kulit
dan Kelamin; edisi Keenam.Jakarta: Balai Penerbit
FKUI;2016.H.115-116
2. Anonymous.Varicella zoster virus-chicken pox (
serial on the internet ).2013 Available from:
htpp//health.howstuffworks.com/skin-care/problems/medical/htm.
3. World Health Organization (WHO). Immunization, Vaccinantion, and
Biologicals of Varicella. Update on April 4, 2015.
4. Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C. Chapter 33. Virus
Infection; dalam Rook’s Textbook of Dermatology. 8th Ed. Wiley
Blackwell. United Kingdom. 2007. P.1512
5. Kirsten A Bechtel, Pediatric Chickenpox; dalam Medscape Drugs,
Diseases & Procedures Reference. 2012
(http://emedicine.medscape.com/article/969773-overview)
6. Papaloukas O, dkk. Succes and challenges in varicella vaccine. Journal
of Therapeutic Advances in Vaccines, vol 22. 2014. P.39-55.

10

Anda mungkin juga menyukai