Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Persepsi adalah daya mengenal barang, kualitas atau hubungan serta perbedaan antar
hal yang terjadi melalui proses mengamati, mengetahui dan mengartikan setelah
mendapat rangsang melalui indera. Sedangkan sensori adalah stimulus atau rangsangan
yang datang dari dalam maupun luar tubuh. Stimulus yang bermakna memungkinkan
seseorang untuk belajar, berfungsi secara sehat dan berkembang dengan normal. Beragam
stimulus tersebut merupakan dasar dalam pembentukan persepsi yang datang dari banyak
sumber melalui panca indera (visual, auditori, taktil, olfaktori, serta gustatori)
Persepsi merupakan proses yang menggabungkan dan mengorganisir data-data indera
kita untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari di sekeliling
kita, termasuk sadar dengan diri kita sendiri dengan katalain proses diterimanya rangsang
sampai rangsang itu disadari atau dimengerti penginderaan.
Menurut kamus lengkap psikologi, persepsi adalah proses mengetahui atau mengenali
objek dan kejadian objektif dengan bantuan indra, kesadaran dari proses-proses organis,
titchener/satu kelompok penginderaan dengan penambahan arti-arti yang berasal dari
pengalaman dimasa lalu, variabel yang menghalangi atau ikut campur tangan, berasal
dari kemampuan organisasi untuk melakukan pembedaan diantara perangsang-
perangsang, kesadaran intuitif mengenai kebenaran langsung atau keyakinan yang serta
merta mengenai sesuatu (Chaplin, 2005).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi persepsi-sensori?


2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi-sensori?
3. Bagaimana proses terbentuknya persepsi-sensori?
4. Bagaimana persepsi-sensori mempengaruhi individu?

1
C. TUJUAN PENULISAN

1. Memahami dan Mengetahui pengertian persepsi-sensori


2. Memahami dan Mengetahui faktor yang mempengaruhi persepsi-sensori
3. Memahami dan Mengetahui proses terbentuknya persepsi-sensori
4. Memahami dan Mengetahui pengaruh persepsi-sensori terhadap individu

D. MANFAAT PENULISAN
Dengan dibuatnya makalah yang menjelaskan tentang “Persepsi-Sensori” ini,
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembacanya, baik dalam segi
pemahaman, gambaran, dan juga informasi yang diberikan di dalam makalah ini. Semoga
makalah ini dapat lebih membuka wawasan khususnya dalam pengambilan keputusan di
dunia keperawatan.

E. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari III bab utama. Bab I berisi tentang latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan makalah, manfaat penulisan dan
sistematika penulisan makalah ini. Bab II merupakan bagian yang berisi penjelasan yang
membahas materi dengan menggunakan berbagi sumber, seperti buku-buku referensi dan
media elektronik (internet). Bab III merupakan bagian terakhir dari isi makalah ini yang
berisi kesimpulan dan saran.

2
BAB II
ISI

A. Definisi
Sensori adalah stimulus atau rangsang yang datang dari dalam maupun luar tubuh.
Stimulus tersebut masuk ke dalam tubuh melalui organ sensori (panca indera) ditambah
dengan dua sistem lain, yaitu sistem vestibular (sistem dalam tubuh yang bertanggung
jawab untuk menjaga keseimbangan, postur, dan orientasi tubuh dalam ruangan) dan
sistem propioseptif (kemampuan seseorang untuk memahami keberadaan tubuhnya dalam
ruang).
Persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan-hubungan
yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. (Rahmat, 2005).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) mengartikan persepsi sebagai tanggapan
(penerimaan) langsung dari suatu serapan/proses seseorang mengetahui beberapa hal
melalui panca inderanya. Jadi persepsi sensori adalah kemampuan setiap individu untuk
menafsirkan rangsang atau stimulus yang datang dari dalam maupun luar tubuh.
Menurut kamus lengkap psikologi, persepsi adalah proses mengetahui atau
mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indra, kesadaran dari proses-
proses organis, titchener/satu kelompok penginderaan dengan penambahan arti-arti yang
berasal dari pengalaman dimasa lalu, variabel yang menghalangi atau ikut campur
tangan, berasal dari kemampuan organisasi untuk melakukan pembedaan diantara
perangsang-perangsang, kesadaran intuitif mengenai kebenaran langsung atau keyakinan
yang serta merta mengenai sesuatu (Chaplin, 2005).
Fieldman (1999) menyatakan “Perception a constructive process by which we go
beyond the stimuli that are presented to us and attempt to construct a meaningful
situation.” Persepsi menurut Fieldman merupakan sebuah proses konstruktif dimana kita
menerima stimulus dan berusaha untuk memahami situasi yang bermakna. Sedangkan
Morgan (1987) menyatakan “Perception refers to the way the work, sound, feel, tastes,
or smell.in other works, perception can be defined as whatever is experienced by a
person” yaitu persepsi mengacu pada cara kerja, suara, rasa, selera, atau bau. Dengan
kata lain, persepsi dapat didefinisikan apa pun yang dialami oleh seseorang.

3
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi- Sensori
1. Usia
a. Bayi tidak bisa membedakan stimulus sensori karena jalur sarafnya belum matang
b.Lansia mengalami perubahan degeneratif pada organ sensori dan fungsi persyarafan
sehingga mengalami penurunan ketajaman & lapang pandang, penurunan
pendengaran, perubahan gustatori dan olfaktori, dll.

2. Medikasi
a. Beberapa antibiotika (mis: streptomisin, gentamisin) bersifat ototoksik dan secara
permanen dapat merusak syaraf pendengaran
b. Kloramfenikol dapat mengiritasi syaraf optic
c. Obat analgesik, narkotik, sedatif dan antidepresan dapat mengubah persepsi
stimulus

3. Lingkungan
a. Stimulus lingkungan yang terlalu berlebih (ramai/bising) dapat menimbulkan
beban sensori yang berlebih, yang biasanya ditandai dengan kebingungan,
disorientasi dan tidak mampu membuat keputusan
b. Stimulus lingkungan yang terbatas (mis: isolasi) dapat mengarah pada deprivasi
sensori
c. Kualitas lingkungan yang buruk juga dapat memperparah keruakan sensori. Mis:
penerangan yang buruk, lorong yang sempit.

4. Tingkat kenyamanan
a. Nyeri dan kelelahan mengubah cara seseorang berpersepsi dan bereaksi terhadap
stimulus

5. Penyakit yang diderita


a. Katarak dapat menyebabkan penurunan penglihatan
b. Infeksi pada telinga dapat menyebabkan gangguan pendengaran, dll.

4
6. Merokok
a. Penggunaan tembakau yang kronik dapat menyebabkan atrofi ujung2 saraf
pengecap sehingga mengurangi persepsi rasa

7. Tindakan medis
a. Intubasi endotrakea menyebabkan kehilangan kemampuan bebicara sementara.

Sedangkan menurut Walgito (2002:70), faktor- faktor yang berperan dalam persepsi
dapat dikemukakan adanya beberapa faktor, yaitu :

1. Objek yang dipersiapkan Objek menimbulkan stimulus yang mengenai


alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang
mempersiapkannya tetapi juga dapat datang dari dalam individu yang
bersangkutan yang langs ung mengenai syaraf yang bekerja sebagai
reseptor.
2. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf Alat indera atau reseptor
merupakan alat untuk menerima stimulus di samping itu juga harus ada
syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima
reseptor ke pusat susunan syaraf yaitu otak sebagai pusat kesadaran.
3. Perhatian Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan
adanya perhatian yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu
persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhat ian merupakan
pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang
ditunjukkan kepada sesuatu atau sekumpulan objek. Dari uraian di atas
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa banyak faktor yang mampu
mempengaruhi persepsi seseorang yaitu faktor i nternal yang berasal dari
diri sendiri dan faktor eksternal yang berasal dari objek yang diperhatikan.

5
C. Proses Terjadinya Persepsi
Individu mengenali suatu objek dari luar dan ditangkap melalui inderanya.
Bagaimana individu menyadari, mengerti apa yang diindera ini merupakan suatu proses
terjadinya persepsi. Proses terjadinya persepsi menurut Walgito (2010: 102) dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Objek menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor.
Objek dan stimulus itu berbeda, tetapi ada kalanya bahwa objek dan stimulus itu
menjadi satu, misalnya dalam hal tekanan. Benda sebagai objek langsung mengenai
kulit, sehingga akan terasa tekanan tersebut.
2. Proses kealaman atau proses fisik
Proses kealaman atau proses fisik merupakan proses ketika stimulus mengenai
alat indera.
3. Proses fisiologis
Proses fisiologis merupakan proses ketika stimulus yang diterima oleh alat indera
diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak.
4. Proses psikologis
Proses psikologis merupakan ketika terjadilah proses di otak sebagai pusat
kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat, atau apa yang didengar,
atau apa yang diraba.
5. Taraf terakhir dari proses persepsi ialah individu menyadari tentang misalnya apa
yang dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang diraba, yaitu stimulus yang
diterima melalui alat indera.
Sebelumnya Thoha (2003: 145) menyatakan bahwa proses terbentuknya persepsi
seseorang didasari pada beberapa tahapan:
1. Stimulus dan Rangsang
Terjadi persepsi diawali ketika seseorang dihadapkan pada suatu stimulus atau
rangsangan yang hadir dari lingkungannya.
2. Registrasi
Dalam proses registrasi, suatu gejala yang nampak adalah mekanisme fisik yang
berupa penginderaan dan saraf seseorang berpengaruh melalui alat indera yang
dimilikinya.

6
3. Interpretasi
Merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang sangat penting yaitu proses
memberikan arti kepada stimulus yang diterimanya. Proses interpretasi bergantung
pada cara pendalamannya, motivasi dan kepribadian seseorang.
4. Umpan Balik (feed back)
Setelah melalui proses interpretasi informasi yang sudah diterima dipersepsikan
oleh seseorang dalam bentuk umpan balik terhadap stimulus.
Sementara itu menurut Sobur (2003: 447), dalam proses persepsi terdapat tiga
komponen utama, yaitu:
1. Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari luar,
intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.
2. Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti
bagi seseorang. Interpretasi dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pengalaman
masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi, kepribadian, dan kecerdasan.
Interpretasi juga bergantung pada kemampuan sseorang untuk mengadakan
pengkategorian informasi yang diterimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang
kompleks menjadi sederhana.
3. Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam tingkah laku sebagai reaksi.
Jadi proses persepsi adalah melakukan seleksi, iterpretasi, dan pembulatan terhadap
informasi yang sampai.

Proses sensori adalah proses masuknya rangsang melalui alat indera ke otak (serebral)
kemudian kembali melalui syaraf motoris dan berakhir dengan perbuatan

RANGSANG INDERA OTAK

MOTORIS PERBUATAN

7
1. PENGAMATAN
Proses sensori disebut juga pengamatan, yaitu gejala mengenal benda-
benda di sekitar dengan mempergunakan alat indra. Pengamatan terjadi pada saat
stimulus (rangsangan) mengenai indra dan menghasilkan kesadaran dan pikiran.
Proses awal dari pengamatan disebut perhatian, sedangkan proses akhir disebut
persepsi yang menyebabkan kita mempunyai pengertian tentang situasi sekarang
atas dasar pengalaman yang lalu.
Persepsi merupakan bentuk pengalaman yang belum disadari sebelumnya
sehingga individu belum mampu membedakan dan melakukan pemisahan apa
yang sedang dihayati. Apabila pengalaman tersebut telah disadari sehingga
individu sudah mampu membedakan dan melakukan pemisahan antara subjek dan
objek disebut apersepsi. Dalam pengamatan yang diutamakan adalah kualitas
bukan kuantitas objek. Secara psikologi perbedaan benda yang diamati bersifat
kualitatif, dengan tidak mengabaikan proses fisiologi. Secara psikologi sikap
seseorang dalam situasi itulah yang akan memberi arti
Contoh;
Secara fisiologis jarak antara purwokerto- jakarta kurang lebih 400 km,
kita rasakan jauh karena dimana pun memiliki jarak tetap yaitu 400.000 m. Secara
psikologis, jarak 400 km dapat memiliki arti dekat maupun jauh. Memiliki arti
dekat apabila yang berada di jakarta adalah orang yang berarti bagi orang yang
ada di purwokerto, misalnya orang yang disayangi atau dicintai. Sebaliknya,
apabila yang berada di jakarta adalah orang yang dibenci atau tidak disenangi
akan memiliki arti jauh.
Secara fisiologis, indera merupakan alat penerima rangsang yang diproses
oleh organ-organ tubuh lain yang dibawa ke otak, sedangkan secara psikologis
yang penting adalah kesan yang telah terjadi setelah ditemukan situasi yang
berarti bagi subjek.
Proses pengamatan (penyerapan atau persepsi) melalui 3 proses, yaitu:
a. Proses fisik, stimulus mengenai alat indra
b. Proses fisiologis, Stimulus diteruskan oleh saraf sensori ke otak

8
c. Proses psikologis, proses dalam otak sehingga individu menyadari apa yang
diterima oleh alat indra
2. ALAT-ALAT TUBUH YANG MEMBANTU PROSES SENSORI

Rangsang (stimulus) Penerima(Reseptor) Perasaan (sensitivitas)

1. Cahaya Mata Penglihatan

2. Suara Telinga Pendengaran

3. Panas dingin dan Kulit Perabaan


tekanan

4. Gas Hidung Penciuman

5. Bahan kimia Lidah Pengecapan

MATA

Terjadinya proses pengamatan sbb:

Sumber cahaya  kornea  aquos humor pada kamera okuli anterior  pupil  aquos
humor pada kamera okuli posterior lensa kristalina  korpus vitreum  retina 
nervus optikus  otak  terjadi kesadaran dan kesan-kesan apa yang telah dilihat.

Ada tiga bentuk pengamatan melalui indra mata, yaitu:

1. Pengamatan warna, terdiri dari warna dasar (merah, kuning dan biru) dan warna yang
mempengaruhi perasaan kejiwaan

Contoh: warna hijau dan biru memberi suasana tenang dan warna orange
menimbulkan suasana riang

Buta warna, yaitu individu yang tidak dapat membedakan warna satu dengan warna
yang lainnya. Buta warna merupakan kelainan yang dibawa sejak lahir sehingga
sampai saat ini belum dapat disembuhkan. Penyebab buta warna adalah tidak ada atau

9
kurang sempurnanya alat yang berfungsi untuk membedakan warna pada retina yang
disebut cones.

2. Pengamatan bentuk:
Yaitu benda terlihat bulat, lonjong, runcing, kubus dan balok
3. Pengamatan ruang:
Meliputi tempat dan jarak (mis. Berada di ruang kelas, ruang terbuka dan tempat yang
berjarak dari satu tempat ke tempat lain).

TELINGA

Menurut W.F ganong (1991) di dalam telinga terdapat dua reseptor sensorik untuk
pendengaran dan keseimbangan. Di dalam telinga terdapat dua reseptor sensorik untuk
pendengaran dan keseimbangan. Proses pengamatan suara melalui tiga bagian telinga, yaitu:

1. Telinga bagian luar (Acusticus externus) sebagai tempat penerima stimulus yang
terdiri dari daun telinga (auricle) dan saluran telinga luar (meatus acusticus
eksterna). Bagian yang memisahkan telinga luar dan tengah disebut gendangan
telinga (membrana timpani).
2. Telinga bagian tengah (acusticus medialis), berfungsi meneruskan stimulus ke
telinga bagian dalam, terdiri dari:
a. Tulang-tulang pendengaran (Occicula medialis); yaitu tulang martil ( os.
Malleus), tulang landasan (os incus) dan tulang sanggurdi (os stapes)
b. Saluran udara dari telinga (tuba eustahius)
c. Saluran telinga bagian dalam (meatus acusticus internus)
3. Telinga bagian dalam (acusticus internus) merupakan reseptor saraf penerima
rangsang suara yang berbentuk labirin, terdiri dari :
a. Labirin tulang saluran berbentuk tulang, berisi perilimfe
b. Labirin membran berisi endolimfe
c. Coclea, yang terdiri dari scala vestibuli bagian atas berisi perilimfe, scala media
bagian tengah berisi endolimfe dan scala timpani berisi perilimfe
d. Membrana basalis
e. Organ corti yang terdapat reseptor pendengaran

10
PROSES PENGAMATAN SUARA

Sumber suara - auricula  meatus acusticus eksternus menggetarkan membran


timpani menggerakkan tulang-tulang pendengaran: malleus, incus dan stapes
menggetarkan perilimfe dalam skala vestibuli dan scala timpani menggetarkan
endolimfe pada scala media  menggetarkan membrana basalis  merangsang sel-
sel berambut  organ corti ke otak  kemudian kita mendengar.

Perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh bunyi atau suara :

1. Mendengar lagu-lagu mars membuat kita menjadi semangat


2. Mendengar lagu-lagu dangdut membuat kita ingin berjoget
3. Mendengar lagu-lagu slow membuat kita merasa tenang

KULIT

Kulit merupakan indra stimulus mekanik (raba dan tekan), panas, dingin dan nyeri.
Menurut hasil penelitian tiap rasa mempunyai tempat yang berbeda-beda pada kulit kita.
Rasa panas, dingin, nyeri dan tekanan tidak terdapat pada satu tempat di kulit kita.
Macam-macam reseptor pada kulit :

1. Corpus culla tactus dari meisner, terdapat pada papila terutama pada pucuk bibir,
pucuk jari dan pailla mamae. Rangsangan yang diterima adalah tactil (rabaan)

2. Corpus culla ruffini, terdapat pada batas subcutis (bawah kulit) dan corium (kulit
jangat), rangsangan yang diterima adalah panas

3. Corpus cula bullo idea krausa. Terdapat pada corium. Rangsangan yang diterima
adalah dingin

4. Corpus cula lamellasa pacceni, terdapat di subcutis terutama di ujung jari yang
berfungsi untuk meraba benda

5. Rangsangan nyeri; terdapat pada ujung-ujung saraf (reseptor) yang terdapat pada
hampir seluruh jaringan tubuh

11
HIDUNG

Hidung pembau yang terdapat pada mukosa (selaput lender) hidung hanya dapat di
rangsang oleh gas. Menurut W.F Ganong manusia dapat mengenal 2000 sampai 4000 bau
yang berbeda. Saraf yang menerima rangsang pembau, yaitu:

a. Nervus olfactorius, rangsangannya adalah wangi-wangian, bensol, lisol dan gas yang
busuk
b. Nervus trigeminus, rangsangannya adalah minyak kayu putih, kamper, kloroform dan
ether. Bau dapat mempengaruhi perilaku seseorang, misalnya dekat orang yang
wangi, menimbulkan keinginan mendekat atau sebaliknya

LIDAH

Reseptor pengecap terletak pada epiglotis, palatum, faring, papila fungiformis dan circum
vallate lidah. Lidah hanya dapat berfungsi apabila zatnya berbentuk larutan. Macam-
macam rangsang yang diterima oleh lidah yaitu: manis, asin, asam dan pahit. Rasa yang
lain merupakan kombinasi dari keempat rasa tersebut. Perangsang pada indra pengecap
adalah semua benda yang dapat larut.

Lokasi kepekaan pada lidah:

1. Pucuk lidah; dapat merasakan semua rasa, terutama asin dan manis

2. Tepi lidah, terutama rasa asin dan asam

3. Pangkal lidah, terutama rasa pahit

4. Punggung lidah, relatif kurang dapat menerima rangsang rasa

Campuran rasa lain terdapat pada palatum (tekak) yaitu campuran rasa asam,
pahit, manis dan asin dan faring campuran empat rasa tersebut

12
PERUBAHAN SENSORI

1. Defisit Sensori
suatu kerusakan dalam fungsi normal penerimaan. Klien tidak mampu menerima stimulus
tertentu (mis: buta, tuli) atau stimulus menjadi distorsi (mis: penglihatan kabur karena
katarak).Klien dengan defisit sensori dapat berperilaku dalam cara2 yang adaptif atau
maladaptive.
2. Deprivasi sensori
Klien mengalami stimulasi yang tidak adekuat kualitas dan kuantitasnya seperti stimulus
yang monoton atau tidak bermakna. Tiga jenis deprivasi sensori adalah:
a. Kurangnya input sensori, mis: kehilanganpenglihatan/pendengaran
b. Eliminasi perintah/makna dari input,mis: berada di lingkungan asing
c. Restriksi dari lingkungan, mis: tirah baring, lingkungan yang monoton

3. Beban sensori yang berlebihan

a. Suatu keadaan dimana seseorang menerima banyak stimulus


b. sensori dan tidak dapat secara persepsual untuk menghiraukan
c. stimulus tertentu atau secara selektif mengabaikan beberapa stimulus
d. Stimulasi sensori yang berlebihan mencegah otak untuk berespons secara tepat atau
mengabaikan stimulus tertentu

Efek Deprivasi Sensori

1. Kognitif
Penurunan kapasitas belajar, ketidakmampuan berpikir atau menyelesaikan
masalah, disorientasi, berpikir aneh,peningkatan kebutuhan untuk sosialisasi
2. Afektif
Kobosanan, kelelahan, kecemasan, kelabilan emosional, peningkatan kebutuhan
untuk stimulasi fisik
3. Persepsi
Terjadi disorganisasi persepsi pada koordinasi visual, persepsi warna, pergerakan
nyata, keakuratan taktil, kemampuan menilai ruang dan waktu.

13
Gangguan Mental Karena Faktor Proses Sensori Terhadap Perilaku
Ada dua jenis gangguan mental yang dapat mempengaruhi perilaku akibat penyimpangan
proses sensori

1. Osilasi (ayunan) terjadi karena perhatian atau pengamatan yang mudah beralih
sehingga menyebabkan kesan yang selalu berubah

2. Illusi, terjadi karena kesalahan persepsi sehingga terjadi kesalahan kesan. Dalam illusi
terjadi kesalahan pengamatan

Contoh: Pada saat berjalan di kegelapan, ada daun pisang yang patah, terlihat seperti
sosok orang jahat

Penyebab terjadinya ilusi:

1. Keadaan fisik, adapun penyebab rangsangan yang keliru, misalnya kita bercermin
di depan cermin cembung maka diri kita kelihatan gemuk

2. Kebiasaan mempercayai suatu objek yang serupa, misalnya tebangan pohon


pisang dikira mayat

3. Harapan-harapan tertentu sehingga menimbulkan berbagai prasangka,

4. Tidak adanya analisis terhadap kesan yang diterima dan adanya kesan secara
keseluruhan

Perubahan Persepsi

Halusinasi

Halusinasi terjadi apabila ybs mempunyai kesan tertentu tentang sesuatu, padahal dalam
kenyataannya tidak terdapat rangsangan apapun atau tidak terjadi sesuatu apapun atau bentuk
kesalahan pengamatan tanpa objektivitas pengindraan dan tidak disertai stimulus fisik yang
adekuat. Halusinasi dapat dijumpai pada orang sakit panas, mabuk, terkena racun tertentu dan
penderita psikosis tertentu. Halusinasi dapat berupa penglihatan maupun suara.

14
Kamuflase

Kamuflase terjadi apabila dalam suatu objek yang diamati dibuat sedemikian rupa
sehingga rangsangannya menyerupai rangsang latar belakang

Contoh:

1. Tentara berbaju hijau, untuk menyesuaikan keadaan hutan sehingga dari kejauhan
terlihat seperti semak-semak
2. Tentara di daerah padang pasir memakai baju coklat, untuk menyesuaikan dengan
warna padang pasir yang kecoklat-coklatan

D. Sensori-Persepsi Mempengaruhi Perilaku Individu


Syarat Terjadinya Persepsi.
Menurut Walgito (1989:54) ada tiga syarat terjadinya persepsi yaitu :

1. Adanya objek yang dipersepsi.


2. Adanya alat indra atau reseptor.
3. Adanya perhatian.

Adanya objek atau peristiwa sosial yang menimbulkan stimulus, dan stimulus
mengenai alat indra (reseptor). Dalam hal ini objek yang diamati adalah perilaku
keterampilan guru dalam penggunaan media pembelajaran, di sini siswa diminta
memberikan suatu persepsi terhadapnya. Alat indra merupakan alat utama dalam
individu mengadakan persepsi dan merupakan alat untuk menerima stimulus, tetapi
harus ada pula syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima
reseptor ke pusat syaraf yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Adanya perhatian dari
individu merupakan langkah pertama dalam mengadakan persepsi. Tanpa perhatian
tidak akan terjadi persepsi. Individu harus mempunyai perhatian pada objek yang
bersangkutan. Bila telah memperhatikannya, selanjutnya individu mempersepsikan
apa yang diterimanya dengan alat indra.

15
Selanjutnya Walgito (1989:56) menambahkan bahwa persepsi dipengaruhi banyak
faktor diantaranya faktor perhatian dari individu, yang merupakan aspek psikologis
individu dalam mengadakan persepsi.

Menurut Parek (1984:14) persepsi dipengaruhi faktor interen yang berkaitan dengan
diri sendiri (misalnya latar belakang pendidikan, perbedaan pengalaman, motivasi,
kepribadian dan kebutuhan) dan faktor ekstern yang berkaitan dengan intensitas dan
ukuran rangsang, gerakan, pengulangan dan sesuatu yang baru. Dengan demikian,
membicarakan persepsi pada dasarnya berkenaan dengan proses perlakuan seseorang
terhadap informasi tentang suatu objek yang masuk pada dirinya melalui pengamatan
dengan mengunakan panca indra yang dimilikinya.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah diatas dapat diartikan kesimpulan bahwa sensori adalah stimulus atau
rangsangan yang datang dari dalam maupun luar tubuh. Sedangkan persepsi adalah
pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan yang diperolehdengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan. Sensori persepsi ini dapat mempengaruhi perilaku
seseorang

B. Saran
Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari sempurna, hal ini karena keterbatasan kemampuan
dan pengetahuan kami oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk dapat menyempurnakan makalah ini.semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita.

17
DAFTAR PUSTAKA

Rahmat, Jallaludin. 1990. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Karya.


Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta
https://dosen.ikipsiliwangi.ac.id/wp-content/uploads/sites/6/2018/03/3.Proses-Sensorik-dan-
Persepsi.pdf

18

Anda mungkin juga menyukai