Anda di halaman 1dari 3

Nama : Aditya Dewa Dewata

NIM : 19/443231/SP/29095

Problematization in Our Everyday Life : Sopan Santun dari Sudut Pandang Dimensi
Sosial Budaya

Dimensi didefinisikan sebagai


ukuran yang meliputi panjang, lebar,
tinggi, luas, dan sebagainya (KBBI,
2016). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa dimensi merupakan patokan
ukuran atau ruang terhadap sesuatu.
Lalu bagaimana dengan dimensi
sosial? Menurut Tommy F. Awuy,
dimensi sosial adalah dimensi yang
mencakup budaya, politik,
pendidikan, dan ekonomi
(pengertianmenurutparaahli.net).
Dapat dipahami secara sederhana
bahwa dimensi sosial merupakan
ruang yang mencakup interaksi
sosial masyarakat yang meliputi
budaya, politik, pendidikan, dan
ekonomi. Ruang yang tersedia
tersebut akan dikaji secara kelimuan
sosiologi.
Dimensi sosial yang akan dibahas dalam tulisan ini akan berfokus pada fenomena
degradasi moral yang semakin banyak terjadi di masyarakat. Moral merupakan (ajaran
tentang) baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan
sebagainya; akhlak; budi pekerti; susila (KBBI, 2016). Sedangkan degradasi merupakan
sebuah situasi dimana manusia dibuat untuk merasa mereka tidak memiliki nilai (Cambridge
Dictionary, 2013). Sehingga berdasarkan kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
degradasi moral merupakan sebuah situasi dimana manusia tidak memiliki perbuatan, sikap,
kewajiban dan pekerti yang baik atau tidak bernilai.
Istilah degradasi moral ini muncul ke permukaan dikarenakan adanya fenomena yang
relevan dengan definisi dari istilah ini sendiri. Salah satu fenomena degradasi moral yang
terjadi di masyarakat adalah hilangnya sopan santun. Sopan santun adalah budi pekerti yang
baik; tata krama; kesusilaan (KBBI, 2016) yang pada dasarnya dimiliki manusia, tidak
semesta-merta memiliki perilaku baik ini, namun kebiasaan yang baik akan membentuk
perilaku manusia pada akhirnya. Sopan santun ini diperlukan di segala lapisan kehidupan
bermasyarakat.

1
Perilaku sopan santun yang semakin berkurang ini ditandai dengan kurangnya rasa saling
menghormati antara sesama masyarakat. Sikap manusia yang semakin mudah dalam
memberikan judge menjadi salah satu faktor menurunnya sikap sopan santun ini. Beberapa
faktor juga mempengaruhi tingkat sopan santun seseorang, seperti pola asuh keluarga,
lingkungan dan pergaulan, serta pengaruh sosial media yang membawa informasi yang tak
terbatas.
Menurunnya sopan santun digambarkan seperti perilaku melawan orang tua, berkata
kasar terhadap orang tua, menyakiti perasaan orang lain, dsb. Sangat disayangkan karena
sikap sopan santun seharusnya ada pada masing-masing individu. Namun justru semakin ke
sini sikap sopan santun semakin menurun. Sopan santun bisa dikatakan sebagai hasil dari
kebiasaan perilaku manusia. Dan kebiasaan perilaku setiap manusia dimulai ketika ia masih
berusia anak-anak. Sehingga dapat disimpulkan untuk mengurangi penurunan sikap sopan
santun di kehidupan bermasyarakat dimulai dari keluarga.
Keluarga sebagai wadah interaksi sosial pertama yang ditemui oleh setiap manusia pada
dasarnya sebagai fondasi akan keberlanjutan sikap dan perilaku manusia tersebut. Seorang
anak yang terlahir di keluarga bahagia akan berbeda sikap dan perilakunya dengan anak yang
terlahir di keluarga broken home, meskipun masih banyak faktor pembentuk sikap dan
perilaku yang lain. Sama halnya dengan sopan santun, ajaran sopan santun kepada anak
sangatlah penting, dan justru hal ini dimulai dari orang tua yang harus memberikan contoh
yang baik untuk anaknya.
Pada usia dini, anak-anak cenderung mencontoh apa yang mereka lihat, dengar, dan
rasakan, oleh karenanya para orang tua harus memberikan dan mengajarkan hal yang baik
kepada anak mereka. Selain memberikan contoh, tindak prevensi orang tua kepada anak
terhadap dunia luar juga penting. Orang tua harus dapat menyaringhal apa saja yang boleh
diketahui oleh anak sesuai dengan jenjang usianya tanpa memberikan contoh kesan bossy
kepada anak. Karena contoh tindakan bossy ini juga dapat menjadi contoh buruk untuk
perkembangan sikap anak pada msa depan.

2
Daftar Pustaka

Cambridge Advanced Learner’s Dictionary - 4th edition. (2013). Cambridge: Cambridge


University Press.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (daring). (2016). Jakarta: Kemdikbud Republik Indonesia.

Pengertian Dimensi Menurut Para Ahli. (n.d). Pengertian Menurut Para Ahli.
https://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-dimensi-menurut-para-ahli/

Sumber gambar

Google,
https://www.kaskus.co.id/thread/5afbb23360e24b38428b457d/pentingnya-sopan-santun-dala
m-kehiupan-sehari-hari/

Anda mungkin juga menyukai