1
BAB I
DEFINISI
A. DEFINISI
1. Koma adalah keadaan klinis ketidaksadaran dimana pasien tidak tanggap terhadap
dirinya sendiri dan lingkungan. (Brunner dan Suddart, 2001).
Koma adalah keadaan penurunan kesadaran dan respon dalam bentuk yang berat,
kondisinya seperti tidur yang dalam dimana pasien tidak dapat bangun dari tidurnya.(W.
Sudoyo dkk, 2006).
Mati batang otak adalah suatu kondisi koma yang dalam/koma irreversible dimana
terjadi hilangnya fungsi batang otak yang komplet dan ireversibel.
2. Peralatan bantu hidup dasar adalah peralatan yang diperlukan untuk menunjang
kehidupan dan memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti kebutuhan akan oksigen,
cairan dan nutrisi.
3. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia
dalam mempertahankan keseimbangan fisiologi maupun psikologis. Menurut Teori
Abraham Maslow:Hierarchy of Needs /Hirarki Kebutuhan, manusia memiliki 5 macam
kebutuhan yaitu physiological needs (kebutuhan fisiologis), safety and security needs
(kebutuhan akan rasa aman), love and belonging needs (kebutuhan akan rasa kasih
sayang dan rasa memiliki), esteem needs (kebutuhan akan harga diri), dan self-
actualization (kebutuhan akan aktualisasi diri).
4. Kebutuhan fisiologis (Physiological) dalam hirarki kebutuhan dasar manusia adalah
jenis kebutuhan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar semua
manusia seperti, makan, minum, menghirup udara, dan sebagainya. Termasuk juga
kebutuhan untuk istirahat, buang air besar atau kecil, menghindari rasa sakit, dan seks.
5. Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat
mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama. (Brunner
dan Suddarth, 1996).
.
B. TUJUAN
1. Mampu melakukan skrining dan asesmen terhadap pasien koma yang beresiko
memerlukan peralatan bantu hidup dasar
2. Mampu melakukan tindakan keperawatan dan medis pada pasien yang koma
3. Mampu melakukan monitoring pasien koma dan memberikan rasa nyaman kepada
pasien
4. Mampu mengidentifikasi risiko yang terjadi pada pasien dalam kondisi koma
5. Mampu melakukan upaya pencegahan, pengurangan dan penanganan risiko yang
terjadi pada pelayanan pasien dengan kondisi koma
2
6. Mampu memberikan informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien
7. Mampu melakukan pencatatan atas pengelolaan yang diberikan pada berkas rekam
medis pasien
3
BAB II
RUANG LINGKUP
A. RUANG LINGKUP
Penggolongan Koma Menurut Penyebab Koma:
1. Penyakit Intra Kranial
a. Trauma sistem syaraf pusat
1) Contusio cerebri
2) Commusio cerebri
3) Fraktur cerebri
4) Hematoma epidural
5) Hematoma subdural
6) Hematoma intracerebral
b. Gangguan peredaran darah otak
1) Stroke hemmorhagic
2) Stroke non hemmorhagic (emboli serebri, trombosis serebri)
3) Perdarahan subarakhnoid
c. Infeksi sistem syaraf pusat
1) Meningitis
2) Abses otak
3) Virus enchepalitis
d. Tumor sistem syaraf pusat
1) Perdarahan dalam tumor serebri
2) Edema serebri sekitar tumor serebri
e. Serangan kejang kejang (epilepsi)
f. Penyakit degeneratif sistem syaraf pusat
g. Peningkatan tekanan intra kranial berbagai sebab
2. Penyakit ekstra kranial
a. Vaskuler : syok, payah jantung, hipertensi, hipotensi
b. Metabolik : Asidosis metabolik, hypoglikemia, hyperglikemia, hypokalemia,
hyperkalemia, hipoksia, hiperkarbia, coma diabetikum, dll.
c. Keracunan : alkohol, narkotika, barbiturat, tranquilizer, dll.
d. Infeksi sistemik berat : pneumonia, typoid, dll.
e. Trauma fisik : hypothermia, elektrokoagulasi
4
B. UNIT KERJA
1. Instalasi Gawat Darurat
2. ICU
3. Instalasi Rawat Inap
C. KEWENANGAN PELAKSANA
1. Dokter
2. Perawat
3. PPA lain
5
BAB III
TATALAKSANA
6
3. Diagnostik Tes Dari Koma
a. Tes laboratorium: glukosa darah, nitrogen urea, dan elektrolit (Natrium, kalium,
klorida, kalsium, dan bikarbonat), BGA, hitung darah lengkap, hematokrit, dan waktu
pembekuan, tes fungsi hati, dan kultur darah.
b. Computerized tomography (CT) dan magnetic resonance imaging (MRI).
c. Cerebro spinal test(pemeriksaan cairan tulang belakang/lumbal pungsi).
7
g. Mencegah komplikasi resiko trombus dan pressure ulcer/ ulkus dekubitus dengan
mobilisasi setiap 2 jam, latihan pasif ROM
h. Mengatur posisi kepala head up (jika tidak ada kontra indikasi) untuk mencegah
komplikasi pneumoni, resiko aspirasi, atelektasis, resiko emboli paru.
8
8. Pada pasien yang menggunakan tracheostomy:
a. Monitor frekuensi nafas, irama, suara nafas setiap 2 – 4 jam
b. Lakukan restrain pada pasien yang tidak sadar
c. Lakukan suction jika diperlukan untuk membebaskan jalan nafas
d. Lakukan perawatan tracheostomy setiap pagi dan sore serta ganti kassa jika kotor
e. Batasi gerakan tracheal canule
f. Lakukan humidifikasi dengan nebulizer setiap 4 jam
g. Lakukan oral hygiene setiap 6 jam
h. Ganti anak kanul setiap 4 jam
i. Pada pasien yang sadar, fasilitasi pasien untuk tetap berkomunikasi dengan bahasa
non verbal atau tulisan
10
BAB IV
DOKUMENTASI
1. Edukasi dan pendidikan kepada pasien dan/keluarganya tentang indikasi, dan resiko
didokumentasikan pada lembar rekam medis.
2. Pernyataan persetujuan tindakan.
3. Dokumentasi pelayanan resusitasi pada rekam medis.
4. Dokumentasikan setiap hasil asessmen dan tindakan yang dilakukan pada pasien koma
yang menggunakan bantuan hidup dasar meliputi: waktu pemasangan, jenis dan ukuran
alat yang digunakan, volume cuff yang diberikan, komplikasi/ resiko yang terjadi,
frekuensi dan hasil tindakan suction meliputi karakteristik, jumlah dan warna sputum.
11