PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh manusia sebagai
organ pengatur keseimbangan tubuh dan organ pembuangan zat-zat yang tidak
berguna serta bersifat toksis. Fungsi ginjal yang terpenting adalah untuk
mempertahankan homeostasis bio kimiawi yang normal dalam tubuh, hal ini
dilakukan dengan cara mengeksresikan zat-zat yang tidak diperlukan lali melalui
proses filtrasi glomerulus, reabsorbsi dan sekresi tubulus. Sindrom Nefrotik
merupakan salah satu penyakit ginjal yang sering dijumpai pada anak, merupakan
suatu kumpulan gejala-gejala klinis yang terdiri dari proteinuria masif,
hipoalbuminemia, hiperkolesteronemia serta edema.
Sindrom nefrotik pada anak dapat terjadi pada semua usia, tetapi lebih banyak
terjadi pada usia 1-2 tahun dan 8 tahun.3,4 Pada anakanak yang onsetnya dibawah
usia 8 tahun, ratio antara anak laki-laki dan perempuan bervariasi dari 2:1 hingga
3:2. Pada anak yang lebih tua, remaja dan dewasa, prevalensi antara laki-laki dan
perempuan kira-kira sama.
Batu ginjal (renal lithiasis) adalah penyakit yang berasal dari gumpalan kecil
dan keras yang terbentuk di dalam ginjal. Batu ginjal dapat disebabkan oleh
berbagai hal. Pada skenario yang umum, batu ginjal terbentuk ketika urin
berkonsentrasi, mineral mengkristal dan menggumpal. Sakit batu ginjal biasanya
dimulai pada sisi tubuh atau punggung, dibawah pinggul serta bergerak ke perut
bagian bawah dan pangkal paha. Rasa nyeri sering berubah seiring pergerakan
batu ginjal pada saluran urin.
Batu, terutama yang kecil, bisa tidak menimbulkan gejala. Batu di dalam
kandung kemih bisa menyebabkan nyeri di perut bagian bawah. Batu yang
menyumbat ureter, pelvis renalis maupun tubulus renalis bisa menyebabkan nyeri
punggung atau kolik renalis (nyeri kolik yang hebat). Kolik renalis ditandai
dengan nyeri hebat yang hilang-timbul, biasanya di daerah antara tulang rusuk dan
tulang pinggang, yang menjalar ke perut, daerah kemaluan dan paha sebelah
dalam.
Batu Ginjal di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah massa keras
seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan
nyeri, pendarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu ini bisa terbentuk
di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu kandung
kemih). Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis (litiasis renalis,
nefrolitiasis).
Batu ginjal dapat ataupun tidak menyebabkan tanda dan gejala sampai batu
tersebut bergerak didalam ureter pipa yang menghubungkan ginjal dan kandung
kemih. Batu ginjal terbentuk ketika komponen urin cairan dan berbagai mineral
dan asam hilang keseimbangan. Ketika hal ini terjadi, urin terdapat lebih banyak
zat yang mengkristal, seperti kalsium, oxalate dan uric acid, daripada cairan.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi sindrom nefrotik dan batu ginjal
2. Untuk mengetahui tanda-tanda klinis sindrom nefrotik dan batu ginjal
7. Untuk mengetahui etiologi sindrom nefrotik dan batu ginjal
8. Untuk mengetahui patofisiologi sindrom nefrotik dan batu ginjal
3. Untuk mengetahui penatalaksaan diet penyakit sindrom nefrotik dan
batu ginjal
D. Manfaat
1. Memahami defenisi sindrom nefrotik dan batu ginjal
2. Memahami tanda-tanda klinis sindrom nefrotik dan batu ginjal
3. Memahami etiologi sindrom nefrotik dan batu ginjal
4. Memahami patofisiologi sindrom nefrotik dan batu ginjal
5. Memahami penatalaksaan diet penyakit sindrom nefrotik dan batu
ginjal
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1.1.1 Etiologi
Glomerulonefritis primer:
Infeksi
Keganasan
Manifestasi utama sindrom nefrotik adalah edema. Edema biasanya lunak dan
cekung bila pitting, dan umumnya ditemukan disekitar mata (preorbital), pada
area ekstremitas (sakrum, tumit, dan tangan), dan pada abdomen (asites). Gejala
lain seperti malese, sakit kepala, iritabilitas dan keletihan umumnya terjadi.
1.1.3 Patofisiologi
a. Uji urine
b. Uji darah
c. Diagnostik
Biopsi ginjal merupakan uji diagnostik yang tidak dilakukan secara rutin.
Sumber Protein : Daging, ikan, ayam, susu rendah lemak, kacang-kacangan, dan
hasil olahannya seperti tahu, tempe, oncom.
Sumber Serat : semua sayuran segar, sayur yang diawet tanpa garam dapur,
natrium benzoate, dan soda, semua buah segar, buah yang diawet tanpa garam
dapur.
Sumber energi : roti, biskuit, dan kue-kue yang diolah dengan garam dapur, soda
kue, margarin, mentega.
Sumber Protein : Otak, ginjal, lidah, keju,daging, ikan dan telur yang diawetkan
dengan garam, atau ikatan natrium lainnya. Seperti : daging asap, ham bacon,
ebi,dendeng, abon, ikan asin,kornet, serden, telur asin, telur pindang dan
sebagainya. Kacang-kacangan yang diawet dengan garam atau ikatan natrium
lainnya seperti: keju, kacang tanah, tahu asin, tauco.
Sumber serat : sayuran yang diawetkan dengan garam dapur dan ikatan natrium
lainnya seperti : sayuran dalam kaleng, sawi asin, asinan,acar, buah-buahan yang
diawetkan dengan garam dapur dan ikatan natrium lainnya seperti : buah dalam
kaleng, manisan buah dan sebagainya.
Penuntun diet :
b). Tujuan
Batu Ginjal di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah massa keras seperti
batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri,
pendarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu ini bisa terbentuk di
dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu kandung
kemih).
Kolik renalis ditandai dengan nyeri hebat yang hilangtimbul, biasanya di daerah
antara tulang rusuk dan tulang pinggang, yang menjalar ke perut, daerah
kemaluan dan paha sebelah dalam. Gejala lainnya adalah mual dan muntah, perut
menggelembung, demam, menggigil dan darah di dalam air kemih. Penderita
mungkin menjadi sering berkemih, terutama ketika batu melewati ureter. Batu
bisa menyebabkan infeksi saluran kemih.
Jika batu menyumbat aliran kemih, bakteri akan terperangkap di dalam air kemih
yang terkumpul diatas penyumbatan, sehingga terjadilah infeksi. Jika
penyumbatan ini berlangsung lama, air kemih akan mengalir balik ke saluran di
dalam ginjal, menyebabkan penekanan yang akan menggelembungkan ginjal
(hidronefrosis) dan pada akhirnya bisa terjadi kerusakan ginjal.
1.2.3 Pencegahan
Upaya pencegahan merupakan stategi yang dilakukan secara individu
dalam menghalangi sesuatu hal yang buruk dapat terjadi. Upaya pencegahan pada
penyakit batu saluran kemih dapat dilakukan dengan meningkatkan asupan cairan
untuk mengurangi resiko pembentukan batu di saluran cerna.
Hindari mengkonsumsi tomat kaya akan sodium dan anggur juga
cranberry kaya akan oksalat, meningkatkan jumlah konsumsi makanan yang
mengandung asam sitrat seperti lemon, jeruk dan melon3 juga meningkatkan
asupan kalium tubuh dengan mengonsumsi produk susu, ikan sarden, dan kacang
almond, mengurangi konsumsi makanan yang mengandung senyawa oksalat
seperti bayam dan kentang serta mengonsumsi minyak ikan sebanyak 1.200
mg/hari.
1.2.5 Patofisiologi
Batu saluran kemih biasanya timbul karena adanya kerusakan pada sistem
keseimbangan organ ginjal kita. Dua aktivitas yang berlawanan pada fungsi ginjal
yaitu ginjal harus mengolah air, dan ginjal juga harus mengekskresikan materi
yang derajat kelarutannya rendah. Dua aktivitas berlawanan ini harus
diseimbangkan dalam adaptasi terhadap diet, iklim dan aktivitas (Wortmann,
2012).
Secara teori batu saluran kemih terbentuk di saluran kemih terutama
daerah-daerah yang sering mengalami penghambatan aliran urin (Purnomo, 2011).
Ada beberapa teori yang menerangkan proses pembentukan batu saluran kemih.
1). Teori Supersaturasi
Kalsium, oksalat dan fosfat membentuk banyak senyawa kompleks terlarut
yang stabil dengan komposisinya terdiri atas zat itu sendiri dan substansi urin
lainnya. Akibatnya, aktivitas ion bebas dari zat itu lebih rendah dari pada
konsentrasi kimiawinya, dan hanya dapat diukur melalui teknik tidak langsung.
Penurunan ligan seperti sitrat dapat meningkatkan aktivitas ion tanpa mengubah
konsentrasi kalsium dalam urin.
Supersaturasi urin dapat ditingkatkan melalui dehidrasi atau melalui
ekskresi yang berlebihan dari pada kalsium, oksalat, fosfat sistin atau asam urat.
Selain itu pH urin juga perlu diperhatikan karena fosfat dan asam urat merupakan
asam lemah yang akan meningkatkan konsentrasi pada pH yang rendah
(Wortmann, 2012).
Inisiasi dan pembentukan batu ini menggambarkan bahwa pembentukan
kristal-kristal diawali dari dalam ginjal. Agar kristal terbentuk urin harus jenuh
sehubungan dengan materi batu yang akan terbentuk, hal inilah yang disebut
supersaturasi. Tingkat kejenuhan ini berkorelasi dengan pembentukan batu, maka
menurunkan tingkat kejenuhan ini efektif untuk mencegah kekambuhan batu
(Worcester et al, 2008).
2). Nukleasi
Batu terbentuk di dalam saluran kemih karena adanya inti batu (nucleus).
Pertikel yang kelewat supersaturasi akan mengalami pengendapan dan memulai
nukleasi sehingga akhirnya membentuk batu (Purnomo, 2011).
3). Penghambat Kristalisasi
Inti yang stabil harus tumbuh dan berkelompok untuk membentuk sebuah
batu yang mempunyai arti klinis. Urin mempunyai banyak inhibitor poten pada
proses pertumbuhan dan pengelompokan kalsium oksalat dan kalsium fosfat,
tetapi tidak berfungsi untuk penghambatan asam urat, sistin atau struvit.
Piroposfat anorganik adalah inhibitor poten untuk kalsium fosfat dari pada
kalsium oksalat. Glikoprotein menghambat pembentukan kalsium oksalat (Favus
et al, 2000).
Batu saluran kemih pada umumnya mengandung unsur kalsium oksalat, kalsium
fosfat, asam urat, magnesium-amonium-fosfat, xanthyn, sistin, silikat dan unsur
lainnya :
a. Batu Kalsium
Batu jenis ini paling banyak di jumpai, yaitu sekitar 70 sampai 80 persen dari
seluruh kasus batu saluran kemih. Kandungan batu jenis ini bisa tunggal atau
gabungan terdiri atas kalsium oksalat saja atau dengan kalsium fosfat. (Purnomo,
2011).
Faktor terjadinya batu kalsium adalah:
1). Hiperkalsiuri adalah kadar kalsium di dalam urin lebih besar dari 250-300
mg/24 jam. Penyebab terjadinya hiperkalsiuri ini bisa berupa hiperkalsiuri
idiopatik yang bersifat hereditar. Selain itu pada beberapa pasien hal ini terjadi
karena tingginya absorpsi kalsium (Wortmann, 2012).
2). Hiperoksaluri adalah ekskresi oksalat urin yang melebihi 45 gram per hari.
Pasien yang mengalami gangguan ini banyak terjadi pada pasien sehabis
menjalani pembedahan usus dan yang banyak mengkonsumsi diet kaya oksalat
(Purnomo, 2011).
3). Hiperurikosuria adalah kadar asam urat dalam urin melebihi 850 mg/24 jam
(Purnomo, 2011). Sekitar 20% kalsium oksalat pembentuk batu karena
hiperurikosuria (Aspilin et al, 2010).
4). Hipositraturia di temukan pada 20% sampai 40% pembentukan batu kalsium
(Aspilin et al, 2010).
b. Batu Struvit
Akibat infeksi saluran kemih akan menyebabkan terbentuk batu struvit.
Bakteri yang menyerang umumnya dari spesies Proteus, yang mempunyai urase,
yaitu enzim yang mendegradasi urea menjadi NH3 dan CO2 . NH3 mengalami
hidrolisis menjadi NH4+ dan menaikkan pH menjadi 8 sampai 9.
CO2 mengalami hidrasi menjadi H2CO3 dan selanjutnya berdisosiasi
menjadi CO32- yang mengalami presipitasi dengan kalsium menjadi CaCO3.
NH4+ terpresipitasi dengan PO43- dan Mg 2+ membentuk MgNH4PO4. Hasilnya
adalah batu kalsium karbonat tercampur dengan struvit (Favus et al, 2000).
c. Batu Sistin
Sistinuria bisa terbentuk melalui defek transpor asam amino yang
terganggu pada sikat pembatas di tubulus ginjal dan sel epitel di intersitium. Batu
ini hanya terbentuk pada pasien dengan sistinuria (Favus et al, 2000).
d. Batu Asam urat
Batu asam urat biasanya berkaitan dengan penyakit gout arthritis, yaitu
penyakit yang mempunyai sifat malignant serta penyakit yang menyerang
gastrointestinal yang disertai dengan diare. Batu asam urat ini paling sedikit
diderita pasien batu ginjal tetapi secara signifikan lebih umum di antara
pembentuk batu dengan sindrom metabolik.
Urin yang terlalu asam merupakan salah satu penyebab kelainan utama
nefrolitiasis asam urat selain itu bisa juga disebabkan hiperurikemia dan dehidrasi.
Batu asam urat ini merupakan 5 – 10% dari seluruh batu saluran kemih.