2011-03-Perbaikan Gambar PDF
2011-03-Perbaikan Gambar PDF
SEKTOR KONSTRUKSI
SUB SEKTOR ARSITEKTUR
EDISI 2011
BUKU INFORMASI
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Sub Sektor Arsitektur INA.5220.123.01.03.06
DAFTAR ISI
BAB I
PENGANTAR
Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan
Pelatihan Individual / Mandiri :
a) Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang instruktur.
b) Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta
dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan dengan
bantuan dari pelatih.
b) Buku Kerja
Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap
pertanyaan dan kegiatan praktek, baik dalam Pelatihan Klasikal maupun
Pelatihan Individual / Mandiri.
c) Buku Penilaian
Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan
peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :
• Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan
keterampilan.
• Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan
peserta pelatihan.
• Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai
keterampilan.
• Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.
• Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktek.
• Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
1.4.1 Profesi
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta
keterampilan / keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan,
pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi
tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan / jabatan.
1.4.2 Standarisasi
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu
standar tertentu.
1.4.5 Kompetensi
BAB II
STANDAR KOMPETENSI
Materi Pelatihan ini merupakan bagian dari Paket Pelatihan Jabatan Kerja Juru Gambar
Arsitektur yaitu sebagai representasi dari Unit Kompetensi Mendiagnosa gambar
sketsa/draft, sehingga untuk kualifikasi jabatan kerja tersebut diperlukan pemahaman dan
kemampuan mengaplikasikan dari materi pelatihan lainnya, yaitu:
2.1.1. Melaksanakan prosedur K3 dan lingkungan di tempat kerja
2.1.2. Bekerjasama dengan rekan kerja dan lingkungan sosial yang beragam
2.1.3. Mengidentifikasi bahan dan alat yang diperlukan
2.1.4. Membuat jadwal kerja
2.1.5. Melakukan penggambaran
2.1.6. Menyimpan/merapikan gambar dan peralatan yang sudah selesai digunakan
2.1.7. Membuat laporan hasil penggambaran
Salah satu unit kompetensi yang akan dipelajari dalam paket pelatihan ini adalah
“Mendiagnosa gambar sketsa/draft”.
Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta
pelatihan atau siswa untuk dapat :
• Mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.
• Mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan.
• Memeriksa kemajuan peserta pelatihan.
• Menyakinkan, bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja telah
dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.
BATASAN VARIABEL
PANDUAN PENILAIN
2. Konteks penilaian
2.1. Unit ini harus dinilai di dalam tempat kerja.
2.2. Penilaian harus mencakup peragaan praktek baik di tempat kerja maupun melalui
simulasi.
Kompetensi Kunci
6. Memecahkan masalah 1
7. Menggunakan teknologi 2
BAB III
STRATEGI DAN METODE PELATIHAN
3.1.4 Implementasi
Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus,
kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.
BAB IV
IDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN GAMBAR SKETSA/DRAFT
4.1. Umum
Modul ini merupakan langkah pertama dari seorang juru gambar arsitektur di dalam
melaksanakan pekerjaan sesuai tanggung jawabnya. Sebagaimana diketahui fokus juru
gambar arsitektur terutama pada waktu membuat gambar detail pada tahapan DED (Detail
Engineering Design). Pada waktu tahapan konsepsi, pra rancangan dan pengembangan
rancangan maka biasanya penggambaran sepenuhnya dikerjakan oleh seorang arsitek.
Setelah rancangan yang berupa draft tersebut sudah disetujui oleh pemberi kerja, barulah
gambar tersebut dibuat detail gambar kerja yang lazim kerjakan oleh juru gambar
arsitektur.
a) Pengertian skala
Skala adalah suatu metode untuk mentransformasikan ukuran
bangunan sebenamya ke bidang gambar yang dikehendaki. Cara
membacanya adalah ukuran sebenarnya pada bangunan diperkecil
sekian kali sesuai skala dan pada gambar diberi notasi ukuran
sebenarnya, atau sebaliknya ukuran pada gambar diperbesar sekian
kali sesuai skala untuk mengetahui ukuran sebenarnya.
Sebagai contoh ukuran sebenarnya 3 m dalam bangunan bila
diskalakan 1:100, maka pada bidang gambar tergambar 3 cm (300 cm
/100) dengan ditulis notasi 3 m. Atau sebaliknya bila notasi jarak tidak
ditampilkan, 5 cm pada gambar dengan skala 1:100 berarti 500 cm
atau 5 m pada bangunan.
Untuk penggambaran areal yang lebih luas supaya tetap bisa disajikan
dalam bidang gambar yang dikehendaki dapat dipilih skala yang lebih
kecil, misalnya 1.1000 atau lebih. Seperti dalam penggambaran peta /
key plan gambar bisa memakai skala 1:10.000 atau 1:50.000.
Pada gambar-gambar sketsa ilustrasi 2-dimensi atau 3-dimensi
sebagai pelengkap informasi visual bisa diterapkan gambar tanpa
skala/NTS (not to scale), dengan pengertian bahwa gambar tersebut
merupakan pengecilan sekian kali dari wujud aslinya tetapi faktor
pembaginya tidak standar, misalnya 1:95.
Pada gambar tertentu penunjukan skala juga disajikan dalam bentuk
skala garis yang menunjukkan ukuran tertentu pada gambar adalah
berapa panjang pada wujud aslinya. Skala ini umumnya untuk
menunjukkan jarak pada peta atau gambar yang tidak ingin
menampilkan banyak notasi ukuran atau gambar dengan skala relatif
kecil (misalnya diatas skala 1:500). Skala ini dikenal dengan istilah bar
scale atau graphic scale.
LEGEND
Plester + Trowel for exterior point finish
(plester dan trowel untuk finishing
exterior)
Spandek
Catatan : Gambar denah, potongan harus dalam skala yang sama biasanya 1:100 atau 1:200
untuk proyek besar
Glass 6 mm ; clear glass Allumunium composite panel 9 mm
3 3
Edisi : 2011
Cerranic tile ; wall cerramic tile 20x25 cm Expose concrete
4 4
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sektor Konstruksi Sub Sektor Arsitektur
Spondek Gypsum cornice
5 5
Bojo strenght expose with allumunium
6
4 Cerramic 30x30
7 Water proofing
Kode Modul
INA.5220.123.01.03.06
MP-01-01 SUB GAMBAR SITE KAWASAN IN —01 SUB GAMBAR LAYOUT FURNITURE
AR-02-01 SUB GAMBAR TAMPAK IN-03-01 SUB GAMBAR DENAH MATERIAL INTERIOR
SUB GAMBAR POLA PLAFOND DAN SUB GAMBAR SPESIFIKASI TEKNIK MATERIAL
AR-06-01 IN-07-01
DETAIL INTERIOR
a) KAK
Kerangka Acuan Kerja (KAK) adalah pedoman dan persyaratan
perencanaan -perancangan yang disiapkan oleh pemberi kerja /
pengguna jasa untuk penyedia jasa, dalam konteks ini berarti
konsultan perencana - perancang atau arsitek.
Dokumen ini dapat mencakup. latar belakang penugasan, lingkup
pekerjaan, program kebutuhan, persyaratan / kriteria perencanaan -
perancangan dan persyaratan/criteria output antara lain termasuk :
dokumen gambar (hard copy, soft copy, software), laporan-laporan
(pendahuluan, interim, final), Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS),
Rencana Anggaran Biaya (RAB) / Daftar Kuantitas Bahan dan Upah
(BQ).
Substansi dari KAK sebagian merupakan input bagi arsitek perancang
khususnya berkaitan dengan program kebutuhan dan persyaratan /
kriteria perencanaan-perancangan. Sedangkan bagi juru gambar
beberapa hal penting yang perlu menjadi perhatian adalah : bentuk
presentasi (gambar manual atau dengan komputer), jenis soft ware,
skala gambar, ukuran dan format kertas gambar, jumlah dokumen
yang harus diserahkan dan persyaratan-persyaratan lain yang khusus
diminta.
SASARAN
Kegiatan yang dilaksanakan adalah Penyusunan Detail Engineering
Design (DED) Sport Center di Jawa Barat.
1. Lingkup Tugas adalah Membuat Rancangan Teknis Bangunan
Gedung Stadion Sepak Bola bertaraf Internasional (kapasitas
penonton minimal 40.000 orang) berikut sarana dan prasarananya
bangunan dan lingkungannya.
2. Lingkup Pekerjaan adalah Penyusunan Detail Engineering Design
(DED) Sport Centre di Jawa Barat, dengan luas sebagai berikut:
a. Luas Bangunan = 11.776 m2
b. LuasTribun = 16.000 m2 (kapasitas min. = 40.000
orang)
c. Luas Lap.Sepak Bola = 9.616 m2
d. Luas Trek Atletik = 3.785 m2
e. Separator/pematas trek atletik/lapangan sepak bola/tribun =
2.168 m2
Berikut sarana dan prasarana bangunan da lingkungan, jumlah lantai
bangunan 2-3 lantai. Pelaksanaan perencanaan dilakukan dengan
menerapkan " Desain Berulang " sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, DATA DAN F ASILITAS
PENUNJANG.
KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Perencana berdasarkan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini adalah lebih lanjut akan diatur dalam
surat perjanjian yang minimal meliputi:
A. Produk Antara/Draft
Sesuai proses/tahapan pelaksanaan pekerjaan, @ 3 buah, antara
lain :
1. Laporan Pendahuluan
2. Laporan Survei / Pengukuran / Photo
3. Laporan Hasil Penyelidikan Tanah (Sondir dan Boring)
4. Laporan Konsep Perancangan dan Program Bangunan dan
Lingkungan
5. Laporan Draft Pra Rancangan (Gambar + Perkiraan Global)
6. Laporan Hasil Penyelenggaraan Lokakarya VE
7. Laporan Pengembangan Konsep Perancangan, Program dan
Pra Rancangan (gambar-gambar dan Perkiraan Biaya) sesuai
hasil lokakarya.
8. Laporan Pengembangan Rancangan (Gambar + Draft
Perhitungan-perhitungan ASME).
9. Laporan Gambar Detail dan Draft RAB, RKS dan Spesifikasi
Teknis)
10. Bahan pembahasan/presentasi (executive summary)
Gambar-gambar dalam ukuran kertas F4
B. Produk Akhir.
Sesuai petunjuk Pemberi Tugas, @ 10 buah (berikut CD +
Flashdisk), antara lain :
1. Dokumen Perencanaan Lengkap termasuk Perhitungan
perhitungan ASME.
2. Laporan Perencanaan
3. Dokumen Lelang Lengkap
4. Kalkir Dokumen Perencanaan
5. Bahan Presentasi Akhir (termasuk animasinya) untuk pemberi
tugas Gambar-gambar dalam ukuran kertas minimal A2
6. Gambar-gambar Perspektif Eksterior/lnterior dalam figura
kaca.
KRITERIA
A. KRITERIA UMUM.
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan Perencana
seperti yang dimaksud pada Kerangka Acuan Kerja (KAK) harus
memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan berdasarkan
fungsi dan kompleksitas bangunan, yaitu :
1. Persyaratan peruntukan dan intensitas :
a. Menjamin bangunan gedung didirikan berdasarkan
ketentuan tata ruang dan tata bangunan yang ditetapkan di
daerah yang bersangkutan.
b. Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan
fungsinya.
c. Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan
lingkungan.
2. Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan :
d. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang didirikan
berdasarkan karakteristik lingkungan, ketentuan wujud
bangunan dan budaya daerah "Jawa Barat", sehingga
seimbang, serasi dan selaras dengan lingkungannya (fisik,
sosial, dan budaya).
e. Menjamin terwujudnya satu kesatuan bentuk (arsitektur)
bangunan-bangunan yang terdapat dalam kompleks Sport
Jabar.
f. Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat
memberikan keseimbangan dan keselarasan bangunan
terhadap lingkungannya.
g. Menjamin bangunan gedung dibangunan dan
dimanfaatkan dengan tidak menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan.
3. Persyaratan Struktur Bangunan :
a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat
mendukung beban yang timbul akibat perilaku alam dan
manusia (gempa, dll.)
b. Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan
kecelakaan atau luka yang disebabkan oleh kegagalan
struktur bangunan.
c. Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau
kerusakan benda yang disebabkan perilaku struktur.
d. Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan
fisik yang disebabkan oleh kegagalan struktur.
4. Persyaratan Ketahanan terhadap Kebakaran :
a. Menjamin terwujudnya sistem proteksi pasif dan aktif pada
bangunan gedung.
b. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat
mendukung beban yang timbul akibat perilaku alam dan
manusia.
c. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun
sedemikian rupa sehingga mampu secara struktural stabil
selama kebakaran, sehingga :
B. KRITERIA KHUSUS.
Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat
yang khusus, spesifikasi berkaitan dengan bangunan gedung
yang akan direncanakan, baik dari segi fungsi khusus bangunan,
segi teknis lainnya misalnya :
1. Dikaitkan dengan upaya pelestarian atau konservasi
bangunan yang ada.
2. Kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkungan yang
ada di sekitar, seperti dalam rangka implementasi penataan
bangunan dan lingkungan.
3. Solusi dan batasan-batasan kontektual, seperti faktor sosial
budaya setempat, geografi klimatologi dan Iain-Iain.
AZAS-AZAS.
Selain dari kriteria di atas, di dalam melaksanakan tugasnya Konsultan
Perencana hendaknya memperhatikan azas-azas bangunan gedung
daerah sebagai berikut:
A. Bangunan gedung Daerah hendaknya fungsional, efisien, menarik
tetapi tidak berlebihan.
B. Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekankan pada kelatahan
gaya dan kemewahan material, tetapi pada kemampuan
mengadakan sublimasi antara fungsi teknik dan fungsi sosial
bangunan, terutama sebagai bangunan pelayanan kepada
masyarakat.
Spesifikasi Teknis
DIVISION 1 UMUM
Section 01000 PERSYARATAN UMUM
DIVISION 2 SITEWORK
Section 02100 PEKERJAAN PERSIAPAN
Section 02200 PEKERJAAN TANAH
Section 02250 PERLINDUNGAN TERHADAP
RAYAP
Section 02610 INTERLOCK PAVING BETON
Section 02620 BATUAN DAN PERKERASAN
Section 02760 PENYELESAIAN LUAR
BANGUNAN
DIVISION 3 CONCRETE
Section 03100 CONCRETE
Section 03200 GLASS FIBRE REINFORCED
CONCRETE (GFRC)
Section 03325 SCREEDS
DIVISION 4 MASONRY
Section 04100 ADUKAN PASANGAN DAN
PLESTERAN
Section 04200 PASANGAN BATA
Metode Perencanaan
A. Orthographic
Garis proyeksi tegak lurus terhadap bidang gambar.
B. Oblique
Garis proyeksi sejajar dan membentuk sudut terhadap bidang
gambar.
C. Perspektif
Garis proyeksi konvergen menuju titik pengamat (SP=Station
Point)
• Gambar perspektif
Gambar perspektif adalah gambar 3 dimensi yang paling indah
dan tampilannya paling mendekati sosok aslinya sehingga paling
banyak dimanfaatkan sebagai media promosi dan komunikasi
antara arsitek dan pemberi kerja maupun pemberi
kerja/pengembang kepada calon kliennya. Perspektif dapat
menggunakan 1 titik hilang, 2 titik hilang atau 3 titik hilangkan
Pada tahap pekerjaan pra rancangan dan pengembangan rancangan, arsitek sudah
dapat menyajikan gambar tampak, site plan, denah dasar potongan tetapi baru
merupakan gambar draft (lihat contoh).
Baru pada tahap DED maka gambar tersebut akan dilengkapi dan ditambah
dengan gambar detail berupa antara lain denah pola lantai, denah pola plafond,
detail pintu jendela, detail toilet, detail tangga dan lain-lain yang kesemuanya akan
dikerjakan oleh juru gambar arsitektur.
Untuk memberikan gambaran mengenai gambar draft berikut adalah contoh dari
perencanaan gedung pemerintah kota Depok.
Gambar sketsa/draft yang diterima juru gambar arsitektur dari seorang arsitek
dipelajari dulu dengan teliti. Hal-hal yang perlu diperjelas dibuat catatan-catatan
khusus. Kemudian secara rutin juru gambar tersebut mendiskusikan dengan arsitek
mengenai pelaksanaan penggambaran mengenai apa yang harus dilengkapi dan
digambar.
Data-data yang perlu diambil adalah spesifikasi teknik dan gambar detail proyek
terdahulu yang kemungkinan mempunyai spesifikasi yang sama atau mirip. Data
gambar detail tersebut diambil dari data base gambar detail yang terdapat pada
pusat dokumentasi data institusi perencana gedung tersebut.
Untuk dapat menyempurnakan gambar sketsa tersebut, arsitek dapat meminta untuk
memasukan/melengkapi dengan data dari spesifikasi teknis arsitektur yang dibuat arsitek
maupun data dari proyek lain yang sejenis yang diambil dari data base gambar detail.
Spesifikasi teknik arsitektur merupakan spesifikasi teknik yang dibuat arsitek untuk
melengkapi dokumen tender.
Sebagai contoh berikut adalah finish schedule dari proyek gedung. Dari spesifikasi
teknik dapat dibaca material finish apa saja yang ditempatkan pada lantai, dinding,
plafond dan sanitair. Selanjutnya material finish yang akan dipasang di lokasi atau
di tempat mana dapat dibca pada schedule tersebut.
Data base gambar detail merupakan gambar kerja/gambar detail dari proyek-proyek
terdahulu yang pernah dibuat/direncanakan oleh konsultan perencana gedung
tersebut.
Arsitek dapat meminta juru gambar untuk memasukkan data dari gambar kerja
proyek terdahulu yang kemungkinan mirip/sama dengan spesifikasi teknik dari
proyek yang dikerjakan saat ini.
Berikut adalah contoh gambar detail dari proyek gedung di Jogjakarta. Dari contoh
gambar sketsa/draft pada point 4.2.2. dan dibandingkan dengan contoh gambar
detail berikut yang sudah jadi/lengkap, maka begitulah gambaran tugas seorang
juru gambar arsitektur.
Gambar sketsa/draft disiapkan oleh arsitek kemudian digambar lagi menjadi gambar
kerja/gambar detail oleh juru gambar arsitektur.
Dalam penyajian gambar yang diminta, juru gambar arsitektur dapat menerima gambar
sketsa yang spesifik untuk gambar tersebut (misal menggambar denah dengan menerima
sketsa denah) atau menerima suatu gambar sketsa untuk menjadi masukan bagi penyajian
gambar lain (misal menerima gambar sketsa denah dan tampak untuk menggambar
potongan).
Sketsa yang sudah ada klarifikasinya dikoordinasikan dengan arsitek sampai ada
kejelasan. Arsitek harus bisa memberikan jadwal waktu konsultasi dengan juru
gambar sesuai program yang telah dibuat.
Problem bahwa arsitek dapat memegang beberapa proyek sehingga waktu untuk
konsultasi sedikit, perlu dicarikan jalan keluarnya, kalau tidak, pekerjaan juru
gambar arsitektur akan terlambat.
Berikut contoh gambar detail yang dikoreksi oleh arsitek sebagai berikut :
BAB V
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI
5.1.1. Pelatih
Pelatih/ instruktur dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran pelatih adalah
untuk :
a. Membantu peserta untuk merencanakan proses belajar.
b. Membimbing peserta melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap
belajar.
c. Membantu peserta untuk memahami konsep dan praktek baru dan untuk
menjawab pertanyaan peserta mengenai proses belajar.
d. Membantu peserta untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain
yang diperlukan untuk belajar.
e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.
5.1.2. Penilai
Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu
peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi.
Prinsip-prinsip dalam CBT mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumber-sumber
yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan mengijinkan peserta untuk
menggunakan sumber-sumber alternative lain yang lebih baik atau jika ternyata sumber-
sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini tidak tersedia/tidak ada.