Anda di halaman 1dari 13

TOKOH SOSIALIS YANG MEMPENGARUHI PEMIKIRAN ANTONIO

GRAMSCI TENTANG TEORI HEGEMONI

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Teori Sosial Budaya
Yang dibina oleh Bapak Deny Yudo Wahyudi,S.Pd,M.Hum

Oleh :
Triani Agustina
150732604163

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
SEPTEMBER 2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang tokoh sosialis yang mempengaruhi pemikiran Antonio Gramsci tentang
teori Hegemoni . Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Deny Yudo
Wahyudi,S.Pd,M.Hum selaku Dosen mata kuliah Teori Sosial Budaya yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka


menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai siapa saja tokoh – tokoh
sosialis yang memengaruhi Antonio Gramsci untuk mencetuskan teori Hegemoni.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Malang, September 2015


Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………… 2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………… 3

BAB I : PENDAHULUAN………………………………………………………...4
A. LATAR BELAKANG………………………………………………...4
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………..4
C. TUJUAN……………………………………………………………...4
BAB II:PEMBAHASAN…………………………………………………………. 5
A. PENGERTIAN HEGEMONI…………………………………………5
B. TOKOH YANG MEMPENGARUHI;
1. KARL MARX……………………………………………………..6
2. VLADIMIR LENIN………………………………………………8
3. BENEDETTO CROCE …………………………………………..9
C. CARA KERJA……………………………………………………….10
BAB III: PENUTUP…………………………………………………………….. 12
A. KESIMPULAN………………………………………………………12
B. SARAN………………………………………………………………12

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 13

3
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah .

“pertentangan antar kelas dalam masyarakat kapitalis lanjut


secara efektif acapkali telah dinetralisir kelasyang berkuasa ,
sebab dengan pengawasan yang ketat dari kaum
borjuis ,pertentangan kelas itu cenderung akan melemah dan
menjadi keinginan akan gaji atau upah yang lebih baik.”
Didunia ini banyak sekali teori – teori yang di cetuskan oleh para ahli
terutama mengenai keadaan social masyarakat. Pencetus teori sosial biasanya
berasal dari kaum yang kurang berada atau tertindas yang berani menentang kaum
penguasa seperti karl marx penggagas aliran marxisme mencetuskan teori
structural konflik. Sama halnya dengan Antonio Gramsci yang menentang kaum
penguasa karena hidupnya tertindas, dia menentang pengaruh marximisme yang
memberatkan rakyat karena pemaksaan walau nantinya demi rakyat juga tetap
saja itu memberatkan karena untuk hidup sehari-hari saja susah.
Kutipan sebelum paragraph satu diatas adalah bentuk dari pertentangan
penganut aliran marxisme melalui ajaran ideology yang diajarkannya tentang
hegemoni. Menurut Antonio Gramsci semua solusi permasalahan yang
digelutkan oleh masyarakat adalah hegemoni. Dalam mencetuskan teori
hegemoni ,Antonio gramsci pasti selalu ada sebab- sebabnya seperti tokoh
sebelum hegemoni dicetuskan dan gramsci belajar dari tokoh tertentu yang ada
hubungannya mengapa teori itu dicetuskan.

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan membahas mengenai salah satu dari teori social
hegemoni yang terjadi di masyarakat.
1. Apa yang dimaksud dengan hegemoni?
2. Apa saja orang yang berpengaruh dalam pemikiran Antonio gramsci
tentang hegemoni?
3. Bagaimana hegemoni bekerja?

C.Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk menjabarkan serta menjelaskan kepada
pembaca kalangan umum tentang apa yang dimaksud hegemoni, siapa saja awal
mula tokoh sosialis yang mempengaruhi pemikiran Antonio gramsci dalam
mencetuskan teori hegemoni ,dan bagaimana hegemoni bekerja. Maka dari itulah
makalah ini di buat berdasarkan sumber sumber yang ada. Apa bila ada kesalahan
dalam makalah ini maka harap maklum karena masih dalam tahap belajar dan
tiada yang sempurna karena kesempurnaan hanya milik tuhan.

4
BAB II : PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Hegemoni (bahasa Yunani: ἡγεμονία hēgemonía) pada awalnya merujuk
pada dominasi (kepemimpinan) suatu negara-kota Yunani terhadap negara-kota
lain dan berkembang menjadi dominasi negara terhadap negara lain. Ahli
politik Antonio Gramsci(Antonio Gramsci (lahir di Ales, Italia, 22 Januari 1891 –
meninggal 27 April 1937 pada umur 46 tahun) adalah filsuf Italia, penulis,
dan teoritikus politik. Anggota pendiri dan pernah menjadi pemimpin Partai
Komunis Italia, Gramsci sempat menjalani pemenjaraan pada masa berkuasanya
rezim Fasis Benito Mussolini. Tulisan-tulisannya menitikberatkan pada analisis
budaya dan kepemimpinan politik. Ia dianggap sebagai salah satu pemikir orisinal
utama dalam tradisi pemikiran Marxis. Ia juga dikenal sebagai penemu
konsep hegemoni budaya sebagai cara untuk menjaga keberlangsungan negara
dalam sebuah masyarakat kapitalisme.) mengembangkan makna awal tersebut
untuk merujuk pada dominasi suatu kelas sosial terhadap kelas sosial lain
dalam masyarakat melalui hegemoni budaya. Hegemoni juga merupakan suatu
bentuk kekaisaran yang mengendalikan negara-negara bawahannya dengan
kekuasaan (persepsi bahwa ia dapat memaksakan tujuan politiknya), dan
bukannya dengan kekuatan (tindakan fisik langsung untuk memaksakan tujuan
politiknya).
Dalam hubungan internasional, hegemon (pemimpin) menentukan politik
negara bawahannya melalui imperialisme budaya, misalnya bahasa (lingua
franca penguasa) danbirokrasi (sosial, ekonomi, pendidikan, pemerintahan), untuk
memformalkan dominasinya. Hal ini membuat kekuasaan tidak bergantung pada
seseorang, melainkan pada aturan tindakan. Segala pemberontakan karenanya
dapat ditindas dengan polisi dan militer lokal tanpa campur tangan langsung
hegemon, misalnya pada imperium Spanyol danBritania, serta penyatuan Jerman.
Istilah "hegemoni" sudah umum digunakan oleh lingkaran sosialis sejak awal
abad 20. Penggunaannya menunjukkan bahwa bila suatu kelompok digambarkan
sebagai "hegemonik" maka ia menempati posisi kepemimpinan dalam suatu ranah
politik tertentu (Boothman, 2008). Simon (2001:19-20) menyatakan bahwa titik
awal konsep Gramsci tentang hegemoni berkaitan dengan adanya suatu kelas dan
anggotanya menjalankan kekuasaan terhadap kelas-kelas yang ada di bawahnya
dengan cara kekerasan dan persuasi. Hegemoni bukanlah hubungan dominasi
menggunakan kekuasaan, melainkan hubungan persetujuan dengan
mempertimbangkan kepemimpinan politik dan ideologis. Hegemoni adalah suatu
organisasi konsensus. Dalam beberapa paragraf dari karyanya, Prison
Notebooks, Gramsci menggunakan kata direzione (kepemimpinan, pengarahan)
secara bergantian dengan hegemonia (hegemoni) dan berlawanan
dengandominazione (dominasi).

5
B. TOKOH YANG MEMPENGARUHI

1. Karl Marx
Prinsip-prinsip dasar dalam materialisme sejarah adalah kenyataan-
kenyataan dasar bagi awal mula proses penafkahan pada diri manusia sebelum
keterlibatan manusia, antara lain, di bidang pengetahuan, politik, seni, dan sastra.
Menurut Masnur (2003:12), logika inilah yang dipakai oleh Marx dan Engels
dalam memandang negara sebagai cerminan dari kebutuhan dasar manusia,
dengan maksud keharusan negara untuk bersifat sosialistik. Lebih lanjut, negara
menjadi kumpulan orang-orang yang berderajat sama dengan status dan
kepemilikan yang sama pula.Basis struktur, berupa kegiatan produksi, pada
formasi sosial itu menentukan bangunan atasnya, yaitu cerminan keadaan struktur
bawah. Negara adalah alat untuk menjamin kedudukan kelas atas, yang fungsinya
secara politik meredam usaha-usaha kelas bawah untuk membebaskan diri dari
pengaruh kelas atas. Sedangkan, ”superstruktur ideologis”—istilah marxis bagi
pandangan moral, filsafat, hukum, agama, estetika, dan lain-lainnya—berfungsi
untuk memberikan legitimasi pada hubungan kekuasaan itu (Magnis-Suseno,
1922:266 dalam Patria & Arief, 2003:4). Dengan kata lain, perkembangan
masyarakat ditentukan oleh bidang produksi sebagai infrastruktur. Sedangkan,
superstruktur diasumsikan merupakan hasil dari kondisi material objektif
(hubungan-hubungan produksi).( Infrastruktur dan superstruktur adalah konsep
digunakan oleh Marx dengan Marxisme untuk membedakan dasar-dasar
perubahan tatanan sosial yang penting.
Dalam pengertian Karl Marx bahwa superstruktur berarti semua produksi
yang bersifat non-materi yang berasal dari ide masyarakat antara lain, Lembaga-
lembagapolitik,Hukum atau Undangundang , Agama,Pemikiran, Filsafat dan Etik
a Sedangkan infrastruktur bagi Karl Marx bersifat yang mengacu pada sumber
daya antara lain: kondisi produksi (iklim, sumber daya alam), alat-alat produksi
(alat, mesin) dan hubungan produksi (kelas sosial, dominasi, keterasingan dan
upah dsbnya)Korelasi antara Infrastruktur sebagai sebab yang dapat mengatur
kegiatan produksi sedangkan peran suprastruktur (lembaga-lembaga politik,
hukum, agama, pikiran, filsafat, moralitas) yang menjadi akibat dalam kegiatan
produksi. dalam hal ini Marxis bermaksud untuk menjelaskan adanya perubahan
sosial akibat dari dorongan oleh perubahan-perubahan dalam produksi sistem
Sebaliknya pada struktur yang akan tetap menjaga sistem produksi. Marx
menjelaskan ini berdasarkan teori dari filsafat Hegel (dan idealisme Jerman pada
umumnya) dalam pergerakan ide-ide yang membahas borjuis konvervatif dengan
kapitalis produksi.).Hal tersebut itulah yang kemudian diperdebatkan dan
dikoreksi oleh Gramsci melalui ide sentralnya: hegemoni.Gramsci menolak
fatalisme positivis dan marximisme vulgar,serta berusaha merangkul sifat formasi
social yang spiritual dan berkehendak . kekuatan mekanistik,menurut gramsci tak
akan pernah menang dalam sejarah :manusia,kesadaran dan semangat yang
membentuk penampakan eksternalselalu menang pada akhirnya(bellamy,171-173)
Gramsci menolak pandangan tersebut dan menganggap materialisme
sejarah ortodoks itu telah mereduksi metode dialektik kritis terhadap masyarakat

6
menjadi seperangkat prinsip-prinsip partai yang bersifat dogmatis dengan
mengorbankan pembebasan diri proletariat. Penolakan Gramsci itu dipahami
dalam pengertian metafisika tradisional (Patria & Arief, 2003:58). Bahkan,
Gramsci berkeberatan dengan maksud Bukharin yang dibuat untuk komunitas
pembaca elit yang disebut Gramsci “bukan intelektual profesional”. Akibat dari
hal tersebut, menurut Gramsci, tercipta kekeliruan besar karena mengabaikan
“filsafat massa rakyat” (filsafat yang lahir dari akal sehat rakyat sendiri). Dengan
kata lain, pandangan Bukharin tersebut adalah sebuah sistem filsafat
(materialisme sejarah) yang asing dan tidak dikenal oleh massa rakyat dan hendak
dipaksakan begitu saja dari luar kesadaran diri proletar.

Perbedaan antara Karl Marx dan Antonio Gramscy yang lain adalah
mengenai jalan menuju tujuan mereka yang sama yakni runtuhnya kapitalisme
dan kemunculan classless society sebagai gantinya. Menurut Marx, revolusi
dalam upaya mencapai tujuan akan menunngu runtuhnya kapitalisme akibat
sitemasi kapitalisme itu sendiri baru proletariat mampu menyadari kalau selama
ini mereka terjebak dalam false consiousness yang sama sekali tidak
berkorespondensi dengan realitas material kemudian melalui revolusi itu classless
societybarulah dapat terbentuk. Sebaliknya, Gramscy berpendapat bahwa revolusi
yang diidamkan dapat tercapai tidak hanya dengan satu jalan, karena sekalipun
ideologi telah dilangggengkan dengan hegemoni dari kepentingan kaum pemilik
modal sejatinya masih terdapat rongga. Rongga tersebut tidak lain adalah ruang
dimana organic intelectual dapat mengisinya,yang kemudian dapat memimpin
perlawanan. Disinilah pentingnya peran partai politik menurut Gramscy yakni
mengisi celah sempit tersebut dan mempersiapkan organic intelectual yang
diharapkan menjadi penyadar bagi proletariat dan memahami sekaligus
menemukan kesadaraan kelas sesunggunya ataupun kepentingan ekonomi mereka.
Sehingga pada akhirnya organic intelectual kaum buruh akibat telah memiliki
kesadaran yang sesungguhnya dan mampu mengidentifikasi hegemoni yang
menjerat mereka selama ini, berangkat dari situ kaum buruh sesuai dengan
terminologi yang diperkenalkan Antonio Gramscy terlebih dulu dipersiapkan
sebelum pada akhirnya bermanoevre pada perang sesungguhnya, revolusi. Jadi,
menurut Gramscy upaya mewujudkan revolusi yang diidamkan tidak berhenti
samapai menunggu kegagalan kapitalisme,melainkan haruslah ada tindakan aktif
yang pada akhirnya secara tidak langsung akan menetapkan kapan revolusi
berlangsung berdasar pada kesiapan kaum buruh bukan lagi ditentukan oleh
blunder kaum kaiptalis. Ideologi jelas bukanlah satu-satunya cara.
Apa yang membuat Antonio Gramscy begitu berbeda dengan konsepsi
awal Marx adalah, Gramscy menwarkan terminologi dalam pemikirannya yang
lebih dalam tendensi kedekatan akan aspek kultural yang juga menekankan aspek
moral dan intellectual tidak melulu lagi layaknya Karl Marx yang terlalu
menekankan aspek ekonomi sebagai keutamaan pemikirannya. Gramscy menolak
determinisme (berasal dari bahasa Latin determinare yang artinya menentukan
atau menetapkan batas atau membatasi.) ekonomi yang mekanistis. Namun
sekalipun pemikiran Gramscy dalam upaya penyempurnaan terhadap apa yang
dianggapnya “kurang” dari konsepsi Marx, apa yang ditawarkannya sebagai jalan

7
keluar ternyata masih mengandung berbagai kelemahan terkusus
permasalahan intelectual organicyang dipersiapkan lewat rongga dari heggemoni
kaum pemiklik modal oleh partai komunis, di rongga itu diharapkan partai
komunis mampu mempersiapkan, namun sejauh mana Partai Komunis
memberikan didikan yang “benar-benar benar”. Karena bukankah dengan
penggantungan harapan pada partai komunis seperti yang diutarakan Gramscy
sama artinya mempercayai bahwa Partai komunis layaknya Dewa yang mampu
memutus dengan kesempurnaan, paling tidak mana yang baik dan mana yang
buruk bagi masyrakat. Tidak hanya sampai disitu, ada keraguan bagaimana partai
komunis mampu lepas dari jebakan akan hegemoni yang dikritiknya,hegemoni
yang sarat(penuh atau berat) kepentingan satu pihak dan “memaksa” pihak lain.

2. Vladimir Lenin

Lenin mengindikasikan teori memiliki peranan sentral dalam membangun


opini masyarakat. Gagasan atau ide-ide dalam hegemoni sangat dipengaruhi oleh
kesadaran ideologi, dan kepemimpinan teoritis sangat penting dalam persoalan ini.
Lebih lanjut Lenin menyatakan; ...peran pejuang barisan depan hanya dapat
dipenuhi oleh suatu partai yang dibimbing oleh teori yang paling maju.Vladimir
Ilyich Lenin (Rusia: Владимир Ильич Ленин; terlahir sebagai Vladimir Ilyich
Ulyanov, Rusia: Владимир Ильич Ульянов;22 April [K.J.: 10 April] 1870 – 21
Januari 1924) adalah revolusioner komunis, politikus, dan penggagas teori politik
berkebangsaanRusia. Nama Lenin sebenarnya adalah nama samaran yang diambil
dari nama Sungai Lena di Siberia. Ia menjabat sebagai pemimpin RSFS
Rusia sejak tahun 1917, lalu Perdana Menteri Uni Soviet sejak tahun 1922 hingga
kematiannya. Lenin berhaluan politik Marxis dan telah ikut menyumbangkan
gagasan politiknya dalam pemikiran Marxis yang disebut sebagai Leninisme.
Gagasannya itu bila digabung dengan teori ekonomi Marx dikenal dengan
sebutan Marxisme–Leninisme. Penggunaan istilah gegemoniya (istilah Rusia
untuk hegemoni, sering diterjemahkan sebagai "vanguard") oleh Lenin tampak
menyiratkan suatu proses yang lebih mirip dengan apa yang digambarkan oleh
Gramsci. Dalam upayanya mengkatalisis(meningkatkan laju reaksi tetapi tidak
mengambil suatu bagian langsung dalam reaksi, sehingga masih utuh setelah
reaksi telah terjadi.) Revolusi Rusia, Lenin (1902/1963) melakukan pengamatan
bahwa ketika dibiarkan mengurus sendiri, kaum pekerja cenderung hanya
mencapai kesadaran serikat buruh, memperjuangkan keadaan yang lebih baik
dalam sistem yang ada. Untuk menghadirkan perubahan revolusioner, ia
berargumen bahwa kaum Bolshevik perlu menempati posisi hegemonik dalam
perjuangan menentang rejim tsaris. Ini artinya bukan saja memberdayakan
berbagai serikat pekerja dengan menyatukan mereka, tapi juga melibatkan semua
"strata oposisi" dalam masyarakat ke dalam gerakan, menarik hubungan-
hubungan di antara semua bentuk "penindasan politik dan kesewenang-wenangan
otokratik" (Lenin, 1963, pp 86-87) dengan demikian ,pemikiran gramci sendiri
berkembang dibawah pengaruh kuat lenin.
Gramsci mengubah makna hegemoni dari strategi (sebagaimana
dikemukakan Lenin) menjadi sebuah konsep (seperti halnya konsep Marxisme
tentang kekuatan dan hubungan produksi, kelas, dan negara) yang menjadi sarana

8
untuk memahami masyarakat dengan tujuan untuk mengubahnya (Sugiono, 1999).
Ia mengembangkan gagasan tentang kepemimpinan dan pelaksanaanya sebagai
syarat untuk memperoleh kekuasaan. Hegemoni merupakan hubungan antara
kelas dengan kekuatan sosial lain. Kelas hegemonik, atau kelompok kelas
hegemonik, adalah kelas yang mendapatkan persetujuan dari kekuatan dan kelas
sosial lain dengan cara menciptakan dan mempertahankan sistem aliansi melalui
perjuangan politik dan ideologi (Semon, 2001: 22).

3. Benedetto Croce
Benedetto Croce (Pescasseroli, 25 Februari 1866 - Naples, November
20 tahun1952) adalahseorang filsuf, sejarawan, politik,kritikussastra dan penulis It
alia, utama ideolog dari liberalisme abad kedua puluh Italia dan eksponen neo-
idealisme . Gramsci belajar dari croce belajar menghargai ilmu sejarah sebagai
usaha intelektual yang mencangkup moralitas ,politik dan seni serta untuk
mewaspadai terhadap jacobinisme dan mesianisme. Budaya yang selalu berbicara
dengan abstraksi tentang
kejahatan ,kebaikan,penindasan,kebebasan,pencerahan,dan kegelapan yang ada
secara absolute,generic,dan tidak dalam bentuk konkret dan historis ,seperti
institusi ekonomi dan politik yang mendisiplinkanmasyarakat dan ditakuti atau
dilawan masyarakat dalam perkembanganya. Croce sedikit banyak membuat
gramsci sadar akan keterbatasan positivism yang hanya mau mengakui fakta
objektif. Gramsci menolak klaim positivtik yang menyatakan suprastruktur hanya
merupakan cerminan dari proses proses objektif. Yang menjadi basis ekonomi.
Dalam sebuah polemic dengan nikolai bukharain –seorang anggota politburo Uni
Soviet-,gramsci menolak gagasan bahwa marxisme menyediakan seperangkat
hokum ilmiah tentang perkembangan ekonomi yang membuat semua prilaku
manusia bias direduksi menjadi mistisme atau takhayul. Melawan kaum marxis
evolusioner, gramsci mengulangi pernyataan Labriola “ bahwa manusia berdiri
diluar proses alamiah,dan membentuknya sesuai kehendak nya.” Dengan kata
lain ,dimata gramsci manusia tidak memasuki hubungan dengan alam hanya
karena mereka merupakan bagian dari alam , melainkan secara aktif melalui kerja
dan teknologi.
Dalam pemikiran inilah gramsci berhutang budi pada croce. Namun,
gramsci disaat yang sama sebetulnya juga mengkritik croce yang dinilai hanya
berhenti pada pemikiran democrat-liberal teoritis dan tidak berani menarik lebih
jauh untuk kepentingan praksis revolusioner. Menurut gramsci , croce melakukan
kekeliruan yang sama dengan Bukharin,yakni mengansumsikan realitas diluar
manusia,diluar kebutuhan dan tujuannya. selain marx dan croce,gramsci disebut
sebut juga terpengaruh oleh georges sorel (Georges Eugène Sorel adalah seorang
filsuf Perancis. Gagasannya tentang kekuasaan dan mitos dalam kehidupan
manusia telah menginspirasi tokoh terkemuka seperti Karl Marx dan dan para
penganut fasisme), khususnya ketidak setujuannya terhadap demokrasi liberal
formal dan oleh penegassannya bahwa hanya kelas buruh yang memiliki
keutamaan – keutamaan moral yang perlu untuk pembaharuan masyarakat.

9
C. CARA KERJA HEGEMONI

Hegemoni adalah sebuah rantai kemenangan yang didapat melalui


mekanisme konsensus (consenso) dari pada melalui penindasan terhadap kelas
sosial lain. Ada berbagai cara yang dipakai, misalnya melaluiyang ada di
masyarakat yang menentukan secara langsung atau tidak langsung struktur-
struktur kognitif dari masyarakat iu. Itulah sebabnya hegemoni pada hakekatnya
adalah upaya untuk menggiring orang agar menilai dan memandang problematika
sosial dalam kerangka yang ditentukan (Gramsci, 1976:244). Dalam konteks
tersebut, Gramsci lebih menekankan pada aspek kultural (ideologis).

Hal ini menunjukkan suatu totalitas yang didukung oleh kesatuan dua
konsep, yaitu kepemimpinan (direction) dan dominasi (dominance). Hubungan
antara dua konsep menyiratkan tiga hal, yaitu: (1) dominasi dijalankan atas
seluruh musuh, sedang bentuk kepemimpinannya dilakukan terhadap segenap
sekutu-sekutunya, (2) kepemimpinan adalah prakondisi untuk menakhlukkan
aparat negara, dan (3) sekali kekuasaan negara dapat dicapai, dua aspek supremasi
kelas, baik pengarahan maupun dominasi (hegemoni) dapat dilanjutkan dengan

mudah (Patria, 2003: 115-118).


Kepentingan yang begitu besar yang dibawa oleh ruling class membuat
mereka berusaha mencari celah bagaimana kepentingan mereka bisa terlaksana.
Satu cara yang efektif untuk dapat melanggengkan kepentingan dan kekuasaan
ialah dengan bekerja sama atau bahkan mengatur regulasi dan kebijakan atayu
tingkah laku daripolitical society, yang dalam hal ini merupakan Negara atau
pemerintah. Pemerintah mempunyai hubungan yang ‘supra’ terhadap masyarakat
sehingga kebijakan yang dikeluarkan oleh Negara, apapun sistem politiknya, akan
dituruti oleh masyarakat dengan konsekuensi hukuman bagi mereka yang
melanggar. Pola hubungan pemerintah dengan masyarakat dapat terbagi dua, yaitu
hegemoni dan dominasi. Dominasi merupakan hubungan yang koersif dari
pemerintah dengan masyarakat.
Sedangkan hegemoni merupakan proses membangun persetujuan orang
lain atau masyarakat dengan cara persuasif, seperti ide-ide tentang kecintaan tanah
air, kemajuan bangsa, dan berbagai macam. Hegemoni dapat dengan langgeng
mengatur pikiran orang.

10
Menurut Gramsci, ruling class tidak cukup hanya menguasai ekonomi
karena untuk melakukan hegemoni haris bisa mengatur pikiran orang lain. Kelas
penguasa harus memiliki kepemimpinan moral dan intelektual, tidak hanya politis.
Dalam mengatur pikiran, efektif di dalam civil society atau dalam artian langsung
terjun ke bawah, ke tengah-tengah kehidupan masyarakat. Hegemoni
menggambarkan kuatnya pengaruh kepemimpinan dalam bentuk moral maupun
intelektual, yang membentuk sikap kelas yang dipimpin. Konsensus yang terjadi
antara dua kelas ini diciptakan melalui pengaruh terselubung lewat pengetahuan
yang disebarkan melalui perangkat-perangkat kekuasaaan.

11
BAB III : PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari bahasan makalah ini adalah bahwa
segala teori yang tercipta atau tercetuskan pasti ada sebab-sebab nya termasuk
teori hegemoni yang dicetuskan Antonio gramsci yang mempengaruhi
pemikirannya. Dimulai dari gramsi yang belajar dengan croce hingga akhirnya
tertarik kedunia politik melalui dunia marxisme oleh karl marx tentang
Perkembangan masyarakat ditentukan oleh bidang produksi sebagai infrastruktur.
Sedangkan, superstruktur diasumsikan merupakan hasil dari kondisi material
objektif (hubungan-hubungan produksi). Hal tersebut itulah yang kemudian
diperdebatkan dan dikoreksi oleh Gramsci melalui ide sentralnya: hegemoni.
Kemudian Lenin strategi untuk revolusi yang harus dijalankanoleh kelas
pekerja dan anggota-anggotanya guna memeroleh dukungan dari
mayoritas.gramsci membedakan dominasi (kekerasan) dengan kepemimpinan
moral dan intelektual.berbeda dengan lenin yang melihat hegemoni dalam
pengertian antar kelas atau kelompok kelas,gramsci menambahkan dimensi baru
yang amat penting dengan mengajukan konsep kerakyatan. Menurut
gramsci,suatu kelas tidak dapat meraih kepemimpinan nasional,dan menjadi
hegemonic jika kelas itu hanya membatasi pada kepentingan mereka sendiri.
Sebaliknya, mereka harus memerhatikan tuntutan dan perjuangan rakyat yang
tidak memiliki karakter kelas yang bersifat murni. Jadi, hegemoni memiliki
dimensi nasional kerakyatan,disamping dimensi kelas. Hegemoni memerlukan
penyatuan berbagai kekuatan sosial yang berbeda kedalam sebuah aliansi yang
luas, yang mengungkapkan kehendak kolektif semua rakyat ,sehingga masing-
masing kekuatan ini dapat mempertahankan otominya sendiri dan memberikan
sumbangan dalam gerak menuju menuju sosialisme. Strategi semacam inilah
yang disebut gramsci sebagai perang posisi

B. SARAN

Sehubungan dengan makalah yang sudah saya


paparkan,makalah ini berguna untuk mengetahui bebagai upaya agar
pemerintahan itu sejahtera sehingga masing – masing kekuatan otonomi
dapat dipertahankan tanpa ada penyengsaraan rakyat yang tertindas serta
semua rata mangkanya ada teori hegemoni . makalah ini cocok untuk
kalangan yang menyukai politik baik siswa ,mahasiswa, guru,
pengusaha,maupun kalangan umum.

12
Daftar pustaka

 https://politeetics.wordpress.com/2013/05/06/demokrasi-elit-dan-hegemoni/
 https://id.wikipedia.org/wiki/Hegemoni
 http://repo.isi-
dps.ac.id/226/1/Teori_Hegemoni_Sebuah_Teori_Kebudayaan_Kontemporer.pdf
 Frans Magnis-Suseno,dalam bayangan lenin,enam pemikir marxisme dari lenin
sampai tan malaka (Jakarta : gramedia,2013),173
 http://abizarpurnama.blogspot.co.id/2008/12/dasar-pemikiran-antonio-gramsci-
tentang.html
 https://kanankirikirikanan.wordpress.com/2010/06/07/karl-marx-dan-antonio-
gramscy-menyoal-kapitalisme-ideologi-dan-hegemoni/
 http://www.kompasiana.com/wajiran/konsep-hegemoni-dalam-kebudayaan-
modern_5516da4ca33311847aba7d57
 Murtiningsih,wahyu ;2014;para filsuf dari plato sampai ibnu bajjah192-
200;IRCiDoD

13

Anda mungkin juga menyukai