Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM


(BIOGRAFI ABU BAKAR ASH SIDIQ)

DISUSUN OLEH : (KELOMPOK 1)


1. AININ FAJRIN
2. DIFA FACHNISA
3. DIAN CAHYANI
4. NADA INTAN NASTITI
5. PUTRI NURUL BAETI
6. RAHMA CAHYANINGSIHKELAS

X IPS 5
MADRASAH ALIYAH NEGERI 02 BANYUMAS

Jl. Jend. Sudirman 791, Purwokerto 53111, Banyumas


Jawa Tengah.
BIOGRAFI ABU BAKAR AS SIDIQ
Nama : Abu Bakar As Siddiq
Lahir : Mekkah, Arab Saudi, 27 Oktober 573 M
Wafat : Madinah, Arab Saudi, 23 Agustus 634 M
Orang Tua : Uthman Abu Quhafa (ayah), Salma Umm-ul-Khair (ibu)
Istri : Habibah bint Kharijah, Asma binti Umays, Ummi Ruman, Qutaylah bint
Abd-al-Uzza
Anak : Aisyah, Muhammad bin Abu Bakar, Asma’ binti Abu Bakar, Abdullah
ibn Abi Bakr, Abdurrahman bin Abi Bakar, Umm Kulthum

Biografi Abu Bakar

Abu Bakar As Siddiq lahir bersamaan dengan tahun kelahiran Nabi


Muhammad Saw. pada 572 Masehi di Mekah, berasal dari keturunan Bani
Taim, suku Quraisy. Nama aslinya adalah Abdullah ibni Abi Quhaafah.
Ayahnya Abu Bakar bernama Uthman Abu Quhafa dan ibunya bernama Salma
Umm-ul-Khair.Berdasarkan beberapa sejarawan Islam, Abu Bakar adalah
seorang pedagang, hakim dengan kedudukan tinggi, seorang yang terpelajar
serta dipercayai sebagai orang yang bisa menafsirkan mimpi.

Sahabat Rasulullah SAW

Berdasarkan keadaan saat itu dimana kepercayaan yang diajarkan Nabi


Muhammad SAW lebih banyak menarik minat anak-anak muda, orang miskin,
kaum marjinal dan para budak. Sulit diterima bahwa Abu Bakar justru termasuk
dalam mereka yang memeluk Islam dalam periode awal dan juga berhasil
mengajak penduduk mekkah dan kaum Quraish lainnya mengikutinya
(memeluk Islam). Abu Bakar berarti ‘ayah si gadis’, yaitu ayah dari Aisyah istri
Nabi Muhammad SAW. Namanya yang sebenarnya adalah Abdul Ka’bah
(artinya ‘hamba Ka’bah’), yang kemudian diubah oleh Rasulullah menjadi
Abdullah (artinya ‘hamba Allah’).Sumber lain menyebutkan namanya adalah
Abdullah bin Abu Quhafah (Abu Quhafah adalah kunya atau nama panggilan
ayahnya). Gelar As-Sidiq (yang dipercaya) diberikan Nabi Muhammad SAW
sehingga ia lebih dikenal dengan nama Abu Bakar ash-Shiddiq.

Assabiqunal Awwalun

Sebagaimana orang-orang yang pertama masuk Islam, cobaan yang


diderita Abu Bakar As-Sidiq cukup banyak. Namun ia senantiasa tetap setia
menemani Nabi dan bersama beliau menjadi satu-satunya teman hijrah ke
Madinah pada 622 Masehi.Menjelang wafatnya Rasullullah, Abu Bakar
ditunjuk sebagai imam shalat menggantikannya. Hal ini diindikasikan bahwa
Abu Bakar kelak akan menggantikan posisi Nabi memimpin umat.

Khalifah Islam Pertama

Setelah wafatnya Rasullullah, maka melalui musyawarah antara kaum


Muhajirin dan Anshar memilih Abu Bakar sebagai khalifah pertama, memulai
era Khulafaur Rasyidin.

Abu Bakar menjadi Khulafaur Rasyidin atau Khalifah Islam pertama meski
ditentang oleh sebagian muslim Syiah. Karena menurut mereka Nabi pernah
memilih Ali bin Abi Thalib sebagai penggantinya. Namun Ali bin Abi Thalib
menyatakan setia dan mendukung Abu Bakar sebagai khalifah.Segera setelah
menjadi khalifah, urusan Abu Bakar banyak disibukkan oleh pemadaman
pemberontakan dan pelurusan akidah masyarakat yang melenceng setelah
meninggalnya Nabi.

Dalam biografi Abu Bakar, diketahui bahwa beliau memerangi


Musailamah Al-Kazab (Musailamah si pembohong), yang mengklaim dirinya
sebagai nabi baru menggantikan Nabi Muhammad Saw, dan juga memungut
zakat kepada suku-suku yang tidak mau membayarnya setelah meninggalnya
Nabi Muhammad SAW.Mereka beranggapan bahwa zakat adalah suatu bentuk
upeti terhadap Rasullullah. Setelah usainya pemberontakan dan berbagai
masalah internal, beliau melanjutkan misi Nabi Muhammad menyiarkan syiar
Islam ke seluruh dunia.

Abu Bakar Wafat

Abu Bakar mengutus orang-orang kepercayaannya ke Bizantium dan


Sassanid sebagai misi menyebarkan agama Islam. Khalid bin Walid juga sukses
menaklukkan Irak dan Suriah dengan mudah.Beliau menjadi khalifah dalam
jangka waktu 2 tahun. Abu Bakar meninggal pada tanggal 23 Agustus 634 di
Madinah. Beliau dimakamkan di samping makam Rasullullah Saw. Selanjutnya
posisi khalifah digantikan oleh Umar bin Khatab

KEISTIMEWAAN ABU BAKAR AS SIDIQ

1. Orang Kepercayaan Rasulullah


Abu Bakar Assiqid ialah seorang sahabat yang dipercaya Rasulullah untuk
menemani beliau ketika berhijrah ke Madinah. Dalam perjalanan tersebut, Abu
Bakar selalu melayani, memuliakan, dan menjaga Rasulullah dengan cara
membiarkan Rasulullah tidur sementara ia selalu menjaga keselamatan dengan
berjaga seolah tidak memiliki rasa letih dan mengorbankan waktu istirahatnya.
perjuangannya tersebut termasuk keutamaan sahabat Rasulullah yang memiliki
kedudukan tinggi di mata Allah.

2. Saling Menguatkan dengan Rasulullah


“Bagaimana pendapatmu wahai Abu Bakar dengan dua orang manusia
sementara yang ketiga ialah Allah?”. (Riwayat Anas bin Malik). Penjelasan
tersebut ialah ketika dalam perjalanan hijrah dan mereka dikepung oleh kaum
musrik yang ingin menangkap mereka dan Abu Bakar merasa khawatir akan
keselamatan Rasulullah kemudian Rasulullah mengucap hadist tersebut
kepadanya untuk saling menguatkan dan memberi kedamaian satu sama lain
serta menguatkan bahwa iman dalam islam akan memudahkan segala urusan
manusia dalam hal apapun.

3. Memiliki Ilmu Paling Dalam


Ketika Rasulullah berkhutbah dengan bercerita bahwa Allah menyuruh untuk
memilih dunia atau memilih ganjaran pahala dan hamba tersebut memilih
pahala.

Mendengar hal itu Abu Bakar menangis dan sahabat lain heran dengan
alasannya karena Rasulullah hanya menceritakan tentang seeorang yang
memilih kebaikan. Akhirnya diketahui bahwa hamba tersebut ialah Rasulullah
itu sendiri dan hanya Abu Bakar yang mengerti karena ilmunya lebih dalam
diantara yang lain. Abu Bakar memahami bahwa keutamaan berilmu dalam
islam akan membawa kebaikan di dunia dan di akherat.

4. Paling Besar Jasanya


“Orang yang paling besar jasanya dalam persahabatan dan kerelaan
mengeluarkan hartanya adalah Abu Bakar”. (Riwayat Abu Sai’id). Rasulullah
bersabda demikian ketika khutbah yang menunjukkan bahwa beliau mengakui
kebaikan dan jasa Abu Bakar sehingga tak diragukan lagi bahwa Abu Bakar
ialah teladan yang sangat mulia. banyak kisah teladan Rasulullahyang terdapat
cerita tentang Abu Bakar di dalamnya, tentang jasa dan keimanannya.

5. Sahabat Terbaik Rasulullah


“Andai saja aku diperbolehkan memilih kekasih selain Rabb ku pastilah aku
akan menjadikan Abu Bakar sebagai kekasih, namun cukuplah persaudaraan se
islam dan kecintaan karenanya”. (Riwayat Abu Sa’id). Masih dari khutbah yang
sama, jelas bahwa Rasul amat mencintai Abu Bakar sebagai sahabat dan
mengakui ketulusan dan kesetiaannya dalam menyertai beliau demi agama
Allah. istiqomah dalam islam selalu diterapkan Abu Bakar dalam kesehariannya
dan dibuktikan dengan akhlak baiknya yang dilakukan secara terus menerus.

SEJARAH MASUK ISLAM

Pada suatu malam, Abu Bakar bermimpi melihat bulan turun ke Makkah lalu
pecah ke seluruh rumah dan tempat di kota Makkah. Setiap rumah dimasuki
oleh sekeping dari bulan itu. Abu Bakar melihat seolah-olah bulan itu menjadi
satu di pangkuannya.
Setelah bangun dari tidurnya, Abu Bakar menceritakan mimpinya kepada
seorang rahib di Syam, Buhaira namanya. Pendeta itu bertanya, “Dari manakah
Anda?”
“Dari Makkah,” jawab Abu Bakar.
“Dari suku apa?”
“Saya dari Quraisy.”
“Apa pekerjaan Anda?”
“Saya pedagang.”
Kemudian kata Buhaira, “Kalau Allah membenarkan mimpi Anda,
sesungguhnya akan diutus seorang nabi dari kaum Anda, sedangkan Anda akan
menjadi pembantu utamanya di masa hidupnya, dan khalifah (pengganti)
sepeninggalnya.”
Keterangan ini disimpan rapat-rapat oleh Abu Bakr, hingga tiba waktunya. Abu
Bakar masih ingat sebagaimana dikisahkan oleh as-Suyuthi ketika dia
mendengar sahabatnya, Muhammad SAW, mulai berdakwah, dia segera
menemuinya dan berkata, “Ya Muhammad, apa buktinya ajaran yang engkau
bawa ini?”
Sahabatnya, Muhammad SAW tersenyum sambil menjawab, “Mimpi yang
engkau lihat di negeri Syam.”
Mendengat jawaban itu, Abu Bakr memeluk sahabatnya dan mencium
keningnya sambil berkata, “Aku bersaksi bahwa engkau adalah Rasul Allah.”
Demikianlah, ketika Rasulullah SAW mengajak Abu Bakar kepada Islam, tanpa
ragu-ragu dan menunda-nunda, Abu Bakar pun menyambut seruan tersebut.
Setelah memeluk Islam, Abu Bakar menampakkannya terang-terangan, bahkan
ikut berdakwah mengajak kaum kerabatnya atau orang-orang yang biasa duduk
bersamanya kepada Islam. Melalui ajakan beliau, masuk Islam pula beberapa
tokoh Quraisy yang termasuk sepuluh orang yang dijamin oleh Rasulullah SAW
masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab

PROSES TERPILIHNYA MENJADI KHALIFAH

Setelah Rasulullah SAW. wafat, kaum muslimin dihadapkan sesuatu


problem yang berat, karena Nabi sebelum meninggal tidak meninggalkan pesan
apa dan siapa yang akan mengganti sebagai pempinan umat.

Ditengah kekosongan pemimpin tersebut, golongan Anshar berkumpul


ditempat Saqifah Bani Sa’idah yang dipimpin oleh Sa’ad bin Ubadah. Pada
waktu Sa’ad bin Ubadah mengajukan wacana dan gagasan tentang siapa yang
pantas untuk menjadi pemimpin sebgai pengganti Rasulullah, ia menyatakan
bahwa kaum Anshar-lah yang pantas memimpin kaum muslimin. Ia berargumen
bahwa golongan Ansharlah yang telah banyak menolong Nabi dan Kaum
Muhajirin dari kejaran dan penindasan orang-orang kafir Quraisy. Dan pada saat
orang-orang Muhajirin dating di Saqifah Bani Sa’idah, kaum Anshar nyaris
bersepakat untuk mengangkat dan membaiat Saad bin Ubadah menjadi
Khalifah. Namun, kaum Muhajirin yang diwakili Abu Bakar menolaknya
dengan tegas. Abu Bakar mengatakan pada golongan Anshar bahwa jabatan
Khalifah Sebaiknya diserahkan kepada kaum Muhajirin. Dengan usulan Abu
Bkar ra. golongan Anshar tidak dapat membantah usulannya.

Abu Bakar menunjuk dua orang Muhajirin, yaitu Umar bin Khattab dan Abu
Ubaidah bin Jarrah. Abu Bkar mengusulkan agar memilih satu diantara
keduannya untuk menjadi khalifah. Namun Umar bin Khattab dan Abu Ubaidah
menolaknya, keduannya justru balik menunjuk dan memilih Abu Bkar. Secara
cepat dan tegas Umar mengayunkan tangannya ketangan Abu Bkar dan
mengangkat tangan Abu Bakar dan membaiatnya. Kemudian diikuti oleh Abu
Ubaidah dan Kaum Anshar untuk membaiat Abu Bakar kecuali Saad bin
Ubadah.

Lalu pada keesokan harinya, Abu Bkar dibaiat secara umum, Abu Bakar
berpidato sebagai berikut : “ Saudara-saudara, saya sudah terpilih untuk
memimpin kalian sementara saya bukanlah orang terbaik diantara kalian. Jika
saya berlaku baik, bantulah saya. Kebenaran adalah suatu kepercayaan dan
dusta merupakan pengkhianatan. Taatilah saya selama saya taat kepada Allah
dan Rasul-Nya. Tetapi bila saya melanggar perintah Allah dan Rasul-Nya, maka
gugurlah ketaatan kepada saya.”

KEBERHASILAN YANG DICAPAI PADA MASA


KHALIFAH

1. Pemberangkatan Pasukan Usamah bin Zaid Sesuai dengan Pesan


Rasulullah
Setelah menjadi khalifah, yang pertama-tama menjadi perhatian Abu Bakar
adalah melaksanakan keinginan Nabi yang hampir tidak bisa terlaksana, yaitu
mengirim suatu ekspedisi di bawah pimpinan Usamah ke perbatasan Syiria
untuk membalas pembunuhan ayah Usamah, yaitu Zaid, dan kerugian yang di
derita umat Islam itu memburuk. Kabar tentang wafatnya Nabi merupakan
isyarat bagi beberapa suku Arab untuk melepaskan kesetiaan mereka kepada
negara-kota Madinah.[13] Banyak sahabat yang mengusulkan agar Abu Bakar
membatalkan pemberangkatan pasukan Usamah ini. Dalam kekhawatiran itu,
ternyata pasukan ini memetik kemenangan yang sangat gemilang. Kemenangan
ini telah membuat banyak orang kokoh berpegang kepada agama Islam.

2. Perang Melawan Orang-Orang Murtad


Setelah Rasulullah wafat, seluruh jazirah Arab murtad dari agama Islam
kecuali Makkah, Madinah, dan Thaif. Sebagian orang murtad ini kembali
kepada kekufuran lamanya dan mengikuti orang-orang yang mengaku sebagai
nabi, sebagian yang lain hanya tidak mau membayar zakat.
Para sahabat menasehati Abu Bakar agar dia tidak memerangi mereka karena
kondisi umat Islam yang sangat sulit dan karena sebagian pasukan Islam sedang
diberangkatkan untuk berperang melawan tentara Romawi yang dipimpin oleh
Usamah bin zaid. Namun, Abu Bakar menolak usulan mereka. Dia mengatakan
sebuah perkataan yang sangat masyhur, ”Demi Allah, andai mereka tidak mau
menyerahkan tali unta yang pernah nereka serahkan kepada Rasulullah, pasti
aku berjihad melawan mereka”.
Kemudian Abu Bakar membentuk sebelas kelompok tentara untuk memerangi
orang-orang yang murtad dari Islam. Khalifah menugasi Ali, Thalha, Zubair,
dan Abdullah bin Mas’ud untuk berada di tempat-tempat yang setrategis untuk
mempertahankan kota Madinah. Musuh-musuh yang berkemah di Dhi-Hassi,
Dhul-Qissa, Daba, dan Abraque mulai maju menuju kota. Khalifah sendiri maju
menyerang mereka (ke arah Dhi-Hassi) dan memukul mundur serangan mereka.
Kemudian dia maju ke arah Dhul-Qissa. Khalifah menyerang pada malam hari
dan berhasil merebut Dhul-Qissa. Setelah Dhul-Qissa jatuh, Daba juga
diduduki. Khalifah kemudian memusatkan sasarannya ke Abraque yang, setelah
pertempuran panjang, juga jatuh ke tangan Khalifah. Dalam pada itu Usamah
kembali dengan memperoleh kemenangan dari ekspedisi Siria. Khalid bin
Walid dikirim untuk melawan Tulaiha, Ikrimah dan Sharabil bin Hasan dikirim
untuk melawan Musailamah, dan Zubair dikirim untuk memerangi Aswad Ansi
di Yaman. Peperangan-peperangan lainnya dilakukan oleh berbagai jendral
Muslim terhadap orang-orang murtad itu di al-Bahrain, Oman, dan Yaman.
Maka berakhirlah seluruh gerakan kemurtadan, yang juga disebut Perang
Riddah.
Dengan demikian, Abu Bakar dapat disebut Penyelamat Islam. Dia tidak hanya
menyelamatkan Islam dari kekacauan dan kehancuran, tetapi juga membuat
Islam menjadi agama dunia. Perang Riddah membuat Islam memperoleh
kembali kesetiaan dari seluruh Jazirah Arabia.

3. Perang Yamamah (11 H/632 M)


Pasukan melanjutkan perjalanan ke Bani Hanifah di Yamamah. Di tempat
itu ada seorang yang mengaku bahwa dirinya adalah seorang nabi, dia adalah
Musailamah al-Kadzdzab. Terjadi pertempuran sangat sengit yang akhirnya
dimenangkan oleh kaum Muslimin dan Musailamah terbunuh. Akhirnya,
penduduk tempat itu bertobat dan kembali ke dalam pangkuan Islam. Pada
perang ini sejumlah sahabat menemui mati syahid. Diantaranya adalah para
penghafal Al-qur’an. Inilah yang membuat Abu Bakar mengambil inisiatif
untuk menghimpun Al-Qur’an dalam satu mushaf.

4. Penaklukan Islam
a. Di wilayah Timur (Persia)
Persia mendominasi wilayah yang sangat luas yang meliputi Irak, bagian barat
Syam, bagian utara Jazirah Arab. Di samping itu, sejumlah besar kabilah-
kabilah Arab juga tunduk di bawah kekuasaan mereka. Kabilah-kabilah ini
bekerja dengan dukungan dari Kaisar Persia.
Untuk melakukan jihad di tempat itu, Abu Bakar mengangkat Khalid bin Walid
dan Mutsanna bin Haritsah sebagai panglima. Mereka mampu memenangkan
peperangan dan membuka Hirah serta beberapa kota di Irak. Di antaranya
adalah Anbar, Daumatul Jandal, Faradh, dan yang lainnya.
b. Di wilayah Barat (Romawi)
Abu Bakar memberangkatkan pasukan-pasukan Islam berikut ini.
1) Pasukan di bawah pimpinan Yazid bin Abu Sufyan ke Damaskus.
2) Pasukan di bawah pimpinan ’Amr bin Ash ke Palestina.
3) Pasukan di bawah pimpinan Syarahbil bin Hasanah ke Yordania.
4) Pasukan di bawah pimpinan Abu Ubaidah ibnul-Jarrah ke Hims (Dia
adalah komandan umum). Pasukan Islam saat itu berjumlah sekitar 12.000
pasukan. Sedangkan, pasukan Ikrimah sebagai pasukan cadangan sejumlah
sekitar 6.000 orang.
Pasukan Romawi menyambut kedatangan pasukan Islam itu dengan pasukan
240.000 personel.

5. Perang Yarmuk (13 H/634 M)


Khalifah Abu Bakar memerintahkan Khalid bin Walid agar berangkat
bersama-sama pasukannya untuk menuju Syam dan menjadi panglima perang
disana. Ia sampai di Syam setelah melakukan perjalanan panjang selama 18
hari. Maka, bergabunglah kaum Muslimin hingga mencapai 26.000 personil.
Dia kemudian mengatur pasukannya dan membaginya dalam beberapa devisi.
Pertempuran ini terjadi di sebuah pinggiran sungai Yordania yang disebut
Yarmuk. Maka, berkecamuklah perang dengan sengitnya. Pada saat perang
sedang berkecamuk dengan sengitnya, datang kabar bahwa Khalifah Abu Bakar
meninggal dunia dan Umar menjadi penggantinya. Khalid diturunkan dari
posisinya sebagai panglima dan segera diganti oleh Abu Ubaidah ibnul-Jarrah.
Peristiwa ini terjadi pada bulan Jumadil Akhir tahun 13 H/634M.
Sedikitnya penaklukkan di masa khalifah Abu Bakar itu terjadi karena adanya
beberapa sebab sebagai berikut:
a. Pendeknya masa pemerintahan Abu Bakar yang hanya berusia 2 tahun tiga
bulan.
b. Karena dia disibukkan dengan perang melawan orang-orang murtad yang
meliputi seluruh Jazirah Arab.
c. Walau demikian, peperangan-peperangan yang terjadi di masa
pemerintahannya dalam melawan orang-orang Romawi dan Persia telah berhasil
menakutkan musuh-musuh Islam dan sekaligus mampu menunjukkan kekuatan
kaum Muslimin.

6. Penghimpunan Al-Qur’an (12 H/633 M)


Satu kerja besar yang dilakukan pada masa pemerintahan Abu Bakar adalah
penghimpunan Al-qur’an. Abu Bakar as-shiddiq memerintahkan kepada Zaid
bin Tsabit untuk menghimpun Al-Qur’an dari pelapah kurma, kulit binatang,
dan dari hafalan kaum Muslimin.
Hal ini dilakukan sebagai usaha untuk menjaga kelestarian Al-Qur’an setelah
syahidnya beberapa orang penghafal Al-Qur’an di Perang Yamamah. Umarlah
yang mengusulkan pertama kali penghimpunan Al-Qur’an ini. Sejak itulah Al-
Qur’an dikumpulkan dalam satu mushaf. Inilah untuk pertama kalinya Al-
Qur’an dihimpun.

WAFATNYA KHALIFAH ABU BAKAR AS SIDIQ

Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata, “Abu Bakar ash-Shiddiq wafat pada hari
senin di malam hari, ada yang mengatakan bahwa Abu Bakar wafat setelah
Maghrib (malam selasa) dan dikebumikan pada malam itu juga yaitu tepatnya 8
hari sebelum berakhirnya bulan Jumadil Akhir tahun 13 H, setelah beliau
mengalami sakit selama 15 hari. Pada waktu itu Umar menggantikan posisinya
sebagai imam kaum muslimin dalam shalat. Ketika sakit beliau menuliskan
wasiatnya agar tampuk pemerintahan kelak diberikan kepada Umar bin al-
Khaththab, dan yang menjadi juru tulis waktu itu adalah Utsman bin Affan,
Setelah surat selesai segera dibacakan kepada segenap kaum muslimin, dan
mereka menerimanya dengan segala kepatuhan dan ketundukan.

Anda mungkin juga menyukai