X IPS 5
MADRASAH ALIYAH NEGERI 02 BANYUMAS
Assabiqunal Awwalun
Abu Bakar menjadi Khulafaur Rasyidin atau Khalifah Islam pertama meski
ditentang oleh sebagian muslim Syiah. Karena menurut mereka Nabi pernah
memilih Ali bin Abi Thalib sebagai penggantinya. Namun Ali bin Abi Thalib
menyatakan setia dan mendukung Abu Bakar sebagai khalifah.Segera setelah
menjadi khalifah, urusan Abu Bakar banyak disibukkan oleh pemadaman
pemberontakan dan pelurusan akidah masyarakat yang melenceng setelah
meninggalnya Nabi.
Mendengar hal itu Abu Bakar menangis dan sahabat lain heran dengan
alasannya karena Rasulullah hanya menceritakan tentang seeorang yang
memilih kebaikan. Akhirnya diketahui bahwa hamba tersebut ialah Rasulullah
itu sendiri dan hanya Abu Bakar yang mengerti karena ilmunya lebih dalam
diantara yang lain. Abu Bakar memahami bahwa keutamaan berilmu dalam
islam akan membawa kebaikan di dunia dan di akherat.
Pada suatu malam, Abu Bakar bermimpi melihat bulan turun ke Makkah lalu
pecah ke seluruh rumah dan tempat di kota Makkah. Setiap rumah dimasuki
oleh sekeping dari bulan itu. Abu Bakar melihat seolah-olah bulan itu menjadi
satu di pangkuannya.
Setelah bangun dari tidurnya, Abu Bakar menceritakan mimpinya kepada
seorang rahib di Syam, Buhaira namanya. Pendeta itu bertanya, “Dari manakah
Anda?”
“Dari Makkah,” jawab Abu Bakar.
“Dari suku apa?”
“Saya dari Quraisy.”
“Apa pekerjaan Anda?”
“Saya pedagang.”
Kemudian kata Buhaira, “Kalau Allah membenarkan mimpi Anda,
sesungguhnya akan diutus seorang nabi dari kaum Anda, sedangkan Anda akan
menjadi pembantu utamanya di masa hidupnya, dan khalifah (pengganti)
sepeninggalnya.”
Keterangan ini disimpan rapat-rapat oleh Abu Bakr, hingga tiba waktunya. Abu
Bakar masih ingat sebagaimana dikisahkan oleh as-Suyuthi ketika dia
mendengar sahabatnya, Muhammad SAW, mulai berdakwah, dia segera
menemuinya dan berkata, “Ya Muhammad, apa buktinya ajaran yang engkau
bawa ini?”
Sahabatnya, Muhammad SAW tersenyum sambil menjawab, “Mimpi yang
engkau lihat di negeri Syam.”
Mendengat jawaban itu, Abu Bakr memeluk sahabatnya dan mencium
keningnya sambil berkata, “Aku bersaksi bahwa engkau adalah Rasul Allah.”
Demikianlah, ketika Rasulullah SAW mengajak Abu Bakar kepada Islam, tanpa
ragu-ragu dan menunda-nunda, Abu Bakar pun menyambut seruan tersebut.
Setelah memeluk Islam, Abu Bakar menampakkannya terang-terangan, bahkan
ikut berdakwah mengajak kaum kerabatnya atau orang-orang yang biasa duduk
bersamanya kepada Islam. Melalui ajakan beliau, masuk Islam pula beberapa
tokoh Quraisy yang termasuk sepuluh orang yang dijamin oleh Rasulullah SAW
masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab
Abu Bakar menunjuk dua orang Muhajirin, yaitu Umar bin Khattab dan Abu
Ubaidah bin Jarrah. Abu Bkar mengusulkan agar memilih satu diantara
keduannya untuk menjadi khalifah. Namun Umar bin Khattab dan Abu Ubaidah
menolaknya, keduannya justru balik menunjuk dan memilih Abu Bkar. Secara
cepat dan tegas Umar mengayunkan tangannya ketangan Abu Bkar dan
mengangkat tangan Abu Bakar dan membaiatnya. Kemudian diikuti oleh Abu
Ubaidah dan Kaum Anshar untuk membaiat Abu Bakar kecuali Saad bin
Ubadah.
Lalu pada keesokan harinya, Abu Bkar dibaiat secara umum, Abu Bakar
berpidato sebagai berikut : “ Saudara-saudara, saya sudah terpilih untuk
memimpin kalian sementara saya bukanlah orang terbaik diantara kalian. Jika
saya berlaku baik, bantulah saya. Kebenaran adalah suatu kepercayaan dan
dusta merupakan pengkhianatan. Taatilah saya selama saya taat kepada Allah
dan Rasul-Nya. Tetapi bila saya melanggar perintah Allah dan Rasul-Nya, maka
gugurlah ketaatan kepada saya.”
4. Penaklukan Islam
a. Di wilayah Timur (Persia)
Persia mendominasi wilayah yang sangat luas yang meliputi Irak, bagian barat
Syam, bagian utara Jazirah Arab. Di samping itu, sejumlah besar kabilah-
kabilah Arab juga tunduk di bawah kekuasaan mereka. Kabilah-kabilah ini
bekerja dengan dukungan dari Kaisar Persia.
Untuk melakukan jihad di tempat itu, Abu Bakar mengangkat Khalid bin Walid
dan Mutsanna bin Haritsah sebagai panglima. Mereka mampu memenangkan
peperangan dan membuka Hirah serta beberapa kota di Irak. Di antaranya
adalah Anbar, Daumatul Jandal, Faradh, dan yang lainnya.
b. Di wilayah Barat (Romawi)
Abu Bakar memberangkatkan pasukan-pasukan Islam berikut ini.
1) Pasukan di bawah pimpinan Yazid bin Abu Sufyan ke Damaskus.
2) Pasukan di bawah pimpinan ’Amr bin Ash ke Palestina.
3) Pasukan di bawah pimpinan Syarahbil bin Hasanah ke Yordania.
4) Pasukan di bawah pimpinan Abu Ubaidah ibnul-Jarrah ke Hims (Dia
adalah komandan umum). Pasukan Islam saat itu berjumlah sekitar 12.000
pasukan. Sedangkan, pasukan Ikrimah sebagai pasukan cadangan sejumlah
sekitar 6.000 orang.
Pasukan Romawi menyambut kedatangan pasukan Islam itu dengan pasukan
240.000 personel.
Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata, “Abu Bakar ash-Shiddiq wafat pada hari
senin di malam hari, ada yang mengatakan bahwa Abu Bakar wafat setelah
Maghrib (malam selasa) dan dikebumikan pada malam itu juga yaitu tepatnya 8
hari sebelum berakhirnya bulan Jumadil Akhir tahun 13 H, setelah beliau
mengalami sakit selama 15 hari. Pada waktu itu Umar menggantikan posisinya
sebagai imam kaum muslimin dalam shalat. Ketika sakit beliau menuliskan
wasiatnya agar tampuk pemerintahan kelak diberikan kepada Umar bin al-
Khaththab, dan yang menjadi juru tulis waktu itu adalah Utsman bin Affan,
Setelah surat selesai segera dibacakan kepada segenap kaum muslimin, dan
mereka menerimanya dengan segala kepatuhan dan ketundukan.