THT Okee
THT Okee
TEORI
1. Keluhan-keluhan di bawah ini yang sering terdapat pada gangguan hidung, kecuali :
A. Rinore
B. Bersin-bersin
C. Obstruksi nasi
D. Odinofagi
E. Anosmia
2. Rhinitis alergika dan rhinitis vasomotor terkadang memberikan gejala yang sama. Hal di
bawah ini yang paling benar mengenai rhinitis vasomotor:
A. Keluhan hidung buntu paling dominan
B. Bersin-bersin lebih dominan
C. Keluar cairan agak kental
D. Bentuk konka hidung pucat
4. Pada anak-anak yang menderita tonsilitis akut, dapat di duga penyebabnya adalah bakteri
Streptococcus β hemoliticus Grup A apabila ditemukan gejala dan tanda, kecuali :
A. Demam > 38OC
B. Tidak terdapat Batuk
C. Pemukaan tonsil hiperemis
D. Terdapat eksudat pada tonsil
E. Nyeri tekan pada limfadenopati servikal anterior
6. Rhinosinusitis adalah suatu inflamasi dari sinus paranasal dan hidung ditandai dengan gejala.
Gejala utama rhinosinusitis pada anak-anak kecuali :
A. Sumbat hidung
B. Hidung beringus (anterior/posterior nasal drip)
C. Nyeri dan rasa tertekan wajah
D. Hiposmia/anosmia
E. Batuk-batuk
7. Diagnosis Rhinosinutis akut bakterial dapat ditegakkan apabila di temukan gejala dan hasil
pemeriksaan, salah satunya adalah :
A. Post nasal drip
B. Nyeri wajah ringan yang terlokalisir
C. Demam < 38oC
D. Hasil pemeriksaan LED/CRP yang menetap selama 10 hari
E. Double sickening
10. Pada Faringitis akut bakteri, gejala dan tanda yang menjadi penilaian pada skor penentuan
pemberian antibiotik empirik dan pemeriksaan kultur adalah :
A. Demam > 38OC, odinofagia, pembesaran kelenjar leher anterior, eksudat pada tonsil,
usia
B. Demam > 38OC, batuk, pembesaran kelenjar leher anterior, eksudat pada tonsil, usia
C. Demam > 38OC, tidak ada batuk, pembesaran kelenjar leher anterior, eksudat pada
tonsil
D. Demam > 38OC, tidak ada batuk, pembesaran kelenjar leher anterior, eksudat pada
tonsil, usia
E. Demam > 38OC, tidak ada batuk, pembesaran kelenjar leher anterior, tonsil hiperemis,
usia.
11. Gejala Otalgia yang sering terjadi pada pasien tonsilofaringitis disebabkan oleh :
A. Kuman atau bakteri yang secara Perkontinuitatum menginfeksi telinga tengah
B. Komplikasi hematogen
C. Komplikasi limfogen
D. Nyeri alih melalui N IX
E. Pembesaran Tonsil T4-T4
13. Seorang remaja laki-laki, 17 tahun datang berobat ke poli THT. Penderita mengeluh hidung
sering buntu, bersin dan kadang mengeluarkan cairan encer. Penderita oleh dokter di diagnosis
rinitis alergika. Pernyataan yang paling benar tentang rhinitis alergika :
A. Rinitis alergika memberikan gejala yang berat pada laki-laki
B. Pengobatan rhinitis alergika tergantung dari umur penderita
C. Imunoterapi merupakan terapi utama pada rhinitis alergika
D. Rinitis alergika dapat menyebabkan polip hidung
E. Mediator kimia yang paling berperan menyebabkan gejala hanya histamin
Ny SN, umur 54 tahun datang dengan keluhan sering mengalami hidung tersumbat waktu malam
atau udara dingin selama kurang lebih 4 bulan. Selain tersumbat kadang juga disertai keluar
ingus cair, jernih. Keluhan juga terjadi jika penderita terkena asap dan waktu memasak. Bersin
ada tetapi tidak hebat. Hidung gatal tidak ada. Penderita belum pernah berobat ke dokter.
Penderita masih dapat melakukan kegiatan sehari-hari, tetapi dirasakan terganggu dalam
pekerjaanya. Tidak ada gangguan tidur, tidak demam dan tidak batuk. Daya penciuman
berkurang saat keluhan muncul. Riwayat alergi lain seperti asma pada penderita tidak ada.
Penderita menggunakan obat hipertensi dari dokter yang merawatnya sejak 5 bulan yang lalu.
Pada pemeriksaan fisik hidung didapatkan mukosa hidung pucat, konka edem. Septum nasi
deviasi ringan ke kiri.
14. Pemeriksaan penunjang yang paling tepat dilakukan pada pasien ini adalah :
A. Test alergi kulit ( Skin Prick test )
B. Foto polos hidung dan sinus paranasal
C. CT-scan Hidung dan sinus paranasal
D. IgE serum total
E. Eosinophil darah tepi
16. Jika pada pasien diatas mengalami hidung tersumbat terus menerus dan pada pemeriksaan di
temukan Konka Inferior Hipertropi yang tidak respon dengan pemberian obat dekongestan,
maka sebaiknya pada pasien tersebut sebaiknya di lakukan?
A. Pemberian kortikosteroid topikal
B. Pemberian Antihistamin
C. Mengindari Faktor pencetus
D. Tindakan Operatif ( reduksi konka inferior )
E. Cuci hidung dengan NaCl 0,9%
17. Seorang wanita usia 16 tahun datang ke poli THT dengan keluhan hidung tersumbat dan
berkurangnya penciuman disertai sekret hijau dengan bau yang tidak sedap. Dari hasil
pemeriksan rinoskopi anterior di jumpai rongga hidung yang lapang dan konka inferior dan
media yang mengecil (atropi ). Pasien ini diagnosisnya Rinitis kronis atropi (ozaena). Gejala
hidung tersumbat ( obstruksi nasi ) pada pasien ini disebabkan oleh :
A. Atropi Konka inferior dan media
B. Terganggunya turbulensi aliran udara normal rongga hidung
C. Adanya sekret yang hijau yang berbau
D. Hilangnya penciuman sehingga pasien merasa hidung tersumbat
E. Metaplasia epitel kolumner bersilia mukosa rongga hidung menjadi epitel skuamosa
Seorang Laki-laki 20 tahun pekerja bengkel, datang dengan keluhan hidung tersumbat, sering
bersin-bersin, keluar ingus bening terutama dialami pada waktu pagi dan malam hari, keluhan ini
diperberat apabila pasien terhirup debu. Keluhan seperti ini sudah lama dialami sejak 6 bulan
yang lalu. Dalam 2 bulan terakhir keluhan tersebut hampir setiap hari dialami pasien, semakin
memberat, mengganggu tidur dan pekerjaan. Ayahnya penderita asma.
20. Pasien perempuan Usia 30 tahun datang dengan riwayat pilek dan hidung terasa buntu sejak
10 hari yang lalu. Awalnya pasien mengeluh demam, pilek dan hidung tersumbat. Selama
sakit pasien tidak minum obat, hanya menggunakan tetes hidung secara terus menerus supaya
hidungnya tidak tersumbat. Namun sekarang hidungnya terasa bertambah tersumbat walaupun
pasien menggunakan tetes hidung. Apa diagnosis kerja pada pasien ini?
A. Rinitis akut berulang
B. Rinitis alergi
C. Rinitis medikamentosa
D. Rinitis kronik
E. Rinitis vasomotor
Seorang pria 21 tahun, datang ke UGD karena sakit tenggorok, terasa sakit dan sulit untuk
menelan makanan, suara tidak begitu jelas. Pada pemeriksaan temperatur pasien 39,2 OC, Tonsil
kanan hiperemis dan terdorong kearah kiri, uvula terdorong kontralateral,edema dan hiperemis.
Pasien mengalami trismus dan limfadenopati cervical.
22. Pemeriksaan yang harus dilakukan pada pasien ini, untuk mendukung diagnosis adalah:
A. CT-scan
B. Aspirasi jarum
C. Kultur dan sensitifitas
D. Pemeriksaan darah tepi
E. Biopsi jaringan tonsil
24. Seorang pasien perempuan 30 tahun, dengan keluhan sakit tenggorokan dan sulit membuka
mulut, bicara tidak jelas. Pada pemeriksaan temperatur pasien 40 OC, Tonsil kanan hiperemis
dan terdorong kearah kiri, uvula terdorong kontralateral,edema dan hiperemis. Pasien
sebelumnya sudah 2 kali mengalami penyakit seperti ini dan sekarang merupakan yang ke 3
kalinya. Pasien di diagnosis dengan Peritonsiler abses. Tindakan yang paling tepat dilakukan
untuk mencegah rekurensi adalah:
A. Pemberian antibiotika jangka panjang
B. Pemberian antibiotika dosis tinggi
C. Operasi tonsilektomi
D. Insisi dan drainase abses peritonsil
E. Aspirasi jarum abses pertonsil
25. Seorang anak usia 8 tahun sering tersentak tiba-tiba pada saat tidur malam dan merasa sesak
nafas sehingga mengganggu tidur, tidur sering mengorok. Rasa sangkut dan mengganjal saat
makan. Riwayat sakit menelan yang berulang-ulang sejak 2 tahun yang lalu. Dari pemeriksaan
di temukan pembesaran tonsil T3-T4, kripta tonsil melebar dan detritus. Indikasi operasi
tonsilektomi pada pasien ini adalah :
A. Pembesaran tonsil T3-T4
B. Tonsilitis kronis dengan infeksi berulang
C. Terdapatnya kripta tonsil melebar dan detritus
D. Obstruksi jalan nafas dan gangguan tidur
E. Pada pasien ini tidak ada indikasi operasi tonsilektomi
Seorang anak usia 9 tahun datang dengan demam, tidah ada batuk, sakit menelan dan mulut
berbau busuk. Pada pemeriksaan terdapat bercak-bercak putih kekuningan (detritus) yang jelas
dan tersebar berkelompok seperti pulau-pulau di permukaan tonsil, tonsil membesar dan
hiperemis, nyeri tekan pada kelenjar limpe cervical, suhu tubuh 38,5OC .
27. Penyebab tersering dari infeksi tonsil pada pasien ini adalah :
A. Candida
B. Corynebacterium Diphteriae
C. Rhinovirus
D. Streptococcus β hemoliticus Grup A
E. Streptococcus β hemolyticus group B
28. anak laki-laki umur 8 tahun, datang ke poliklinik, keluhan tidur mengorok sejak 1 tahun yang
lalu hilang timbul. Dari pemeriksaan dijumpai adanya pembesaran tonsil dan tonsil tidak
hiperemis, kripta melebar, dan detritus. Hasil pemeriksa mana yang menunjukkan adanya
tonsilitis kronis?
A. Pembesaran tonsil
B. Tonsil tidak hiperemis
C. Detritus
D. Tidur mengorok
E. Kripta melebar
Seorang pasien perempuan 25 tahun datang dengan keluhan hidung tersumbat ( VAS 6 ) sejak 2
minggu yang lalu, terasa ada sekret yang mengalir di tengorokan terutama di waktu pagi dan
dahak kental berwarna putih kekuningan, disertai nyeri pada pipi sebelah kiri dan di sekitar
pangkal hidung ( VAS 4 ) dan tidak disertai demam. Sebelumnya 3 minggu yang lalu pasien
menderita demam, hidung tersumbat dan beringus, bersin-bersin dan sakit kepala. Dari
pemeriksaan rinoskopi anterior ditemukan mukosa hidung yang edema dan hiperemis, terdapat
sekret yang mukopurulen di daerah meatus media. Rinoskopi posterior di jumpai post nasal drip.
31. Jika pada pasien ini dari pemeriksaan di temukan demam 39OC, laju endap darah yang
meningkat, maka diagnosis yang tepat untuk pasien ini adalah:
A. Rhinosinusitis kronis sedang
B. Rhinosinusitis Kronis berat
C. Rhinosinusitis Akut Sedang
D. Rhinosinusitis akut post viral berat
E. Rhinosinutis akut bakterial
32. Terapi yang paling tepat pada pasien ini jika ditemui hasil pemeriksaan seperti soal no.31
adalah :
A. Simptomatik, Cuci hidung Nacl 0,9% dan antibiotika
B. Simptomatik, cuci hidung Nacl 0,9%, steroid topical dan antibiotik
C. Analgetik, mukolitik, dekongestan topical dan antibiotik
D. Simptomatik, Steroid topikal dan antibiotika
E. Cuci hidung Nacl 0,9%, Steroid topikal dan Antibiotika
33. Seorang laki-laki usia 20 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri tengorokan sejak 3
hari yang lalu. Keluhan disertai dengan demam, batuk-batuk, lendir di tengorokan dan sakit
menelan. Keluhan tidah disertai dengan perubahan suara. Dari pemeriksaan di jumpai tonsil
T1-T1 tidak hiperemis, arkus/pilar posterior tonsil hiperemis dan dinding posterior faring
hiperemis, sekret dan granul. Apa diagnosis yang paling mungkin untuk pasien ini :
A. Tonsilitis akut
B. Faringitis akut
C. Abses peritosiler
D. Laringitis akut
E. Tonsilofaringitis akut
Anak laki-laki usia 6 tahun datang dengan keluhan nyeri tengorokan sejak 5 hari yang lalu,
disertai demam, lendir di tengorokan dan sakit menelan. Keluhan tidah disertai dengan perubahan
suara dan tidak disertai batuk. Dari pemeriksaan di jumpai tonsil T2-T2 hiperemis dan terdapat
eksudat yang berbentuk folikularis pada permukaan tonsil, dinding posterior faring hiperemis,
terdapat eksudat/sekret dan bergranul. Suhu tubuh 39,5 OC dan terdapat pembesaran kelenjar
getah bening cervical yang terasa nyeri bila di tekan.
35. Etiologi yang paling mungkin dari diagnosis pasien tersebut adalah :
A. Corynebacterium Diphteriae
B. Rhinovirus
C. Virus influenza
D. Streptococcus β hemoliticus Grup A
E. Streptococcus β hemolyticus group B
Seorang laki-laki usia 35 tahun bekerja di toko bahan bangunan, datang dengan keluhan rasa
tindak nyaman dan rasa terganjal pada tengorokan sejak 4 bulan yang lalu, terasa seperti berdahak
terus menerus, disertai batuk dan suara kadang-kadang serak. Riwayat penyakit dahulu, pasien
sering mengalami rasa tidak nyaman di ulu hati dan nyeri dada, sering kontrol dengan dokter
spesialis penyakit dalam. Pasien merupakan seorang perokok. Dari pemeriksaan di jumpai tonsil
T1-T1 tidak hiperemis, dinding posterior faring sedikit hiperemis dan bergranul, suhu tubuh
normal.