DIBUAT OLEH :
NIM : 17020028
b. Terjadi penekanan terhadap cincin hernia akibat makin banyaknya usus yang
masuk. Keadaan ini menyebabkan gangguan aliran isi usus diikuti dengan
gangguan vaskuler (proses strangulasi) hernia inguinalis strangulate.
1.9. Penatalaksanaan
Menurut Mansjoer, (2007) penatalaksanaan Hernia Inguinalis Lateralis adalah:
a. Secara konservatif
1) Reposisi, dilakukan secara bimanual dengan tangan kiri memegang isi hernia
membentuk corong sedangkan tangan kanan mendorongnya ke arah cincin
hernia dengan tekanan lambat tapi menetap sampai terjadi reposisi.
2) Pemakaian bantalan - bantalan penyangga atau penunjang untuk
mempertahankan isi hernia yang telah direposisi dan tidak pernah
menyembuhkan sehingga harus dipakai seumur hidup.
b. Secara operatif
1) Herniotomi : pembebasan kantong hernia sampai kelehernya, kantong dibuka
dan diisi hernia dibebaskan kalau ada perlengketan kemudian direposisi
kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong.
2) Hernio plastic : dilakukan tindakan-tindakan memperkecil annulus inguinalis
iterus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.
3) Hernioraphy : memotong seluruh kantong hernia atau dengan menjepit defek
(bagian lemak di dinding rongga yang bersangkutan) didalam fasia
1.10. Konsep keperawatan
1.1.1. Pengkajian
a. Posisi yang terlihatkan dari pasien
1) Pasien tampak takut bergerak, dan berusaha merusak posisi yang
memberikan rasa nyaman
b. Ekspresi umum
1) Tampak meringis, merintih
2) Cemas, wajah pucat
3) Ketakutan bila nyeri timbul mendadak
4) Keluar keringat dingin
5) Kedua rahang dikatupkan erat-erat dan kedua tangan tampak dalam
posisi menggenggam
6) Pasien tampak mengeliat karena kesakitan
7) Pasien dengan nyeri perlu diperhatikan saat pengkajian adalah
8) Lokasi nyeri
9) Waktu timbulnya nyeri
10) Reaksi fisik/psikologis pasien terhadap nyeri
11) Karakteristik nyeri
12) Faktor pencetus timbulnya nyeri
13) Cara-cara yang pernah dilakukan untuk mengatasi nyeri
1.1.2. Diagnosa keperawatan
1) Nyeri akut b.d agen cedera fisik
2) Resiko infeksi b.d prosedur invasif
1.1.3. Perencanaan
1) Nyeri akut b.d agen cedera fisik
a. NOC dan indikator serta skor awal dan skor akhir
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam
diharapkan nyeri akut teratasi dengan kriteria hasil:
Tingkat nyeri (2102)
21021 nyeri yang dilaporkan SA:2 ST:5
21026 ekspresi nyeri wajah SA:2 SA:5
210225 mengeluarkan keringat SA:3 ST:5
210210 frekwensi nafas SA:3 ST:5
210212 tekanan darah SA:3 ST:5
Keterangan indikator (2102):
1= Berat
2= Cukup berat
3= Sedang
4= Ringan
5= Tidak ada
b. NIC uraian aktivitas rencana tindakan
Manajemen nyeri (1400)
1. Kaji tingkat nyeri meliputi lokasi, karakteristik, dan onset, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, faktor-faktor presipitasi.
2. Berikan informasi tentang nyeri.
3. Ajarkan teknik relaksasi.
4. Tingkatkan tidur/istirahat yang cukup.
5. Turunkan dan hilangkan faktor yang dapat meningkatkan nyeri.
Monitor tanda tanda vital (6680)
1. Monitor tekanan darah, suhu, nadi
Pemberian analgesik (2210):
1. Cek adanya riwayat alergi obat.
2. Cek perintah pengobatan meliputi obat, dosis dan frekwensi obat
yang diberikan.
1) Resiko infeksi b.d prosedur invasif
a. NOC dan indikator serta skor awal dan skor akhir
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam
diharapkan resiko infeksi teratasi dengan kriteria hasil:
Keparahan infeksi (0703)
070301 kemerahan SA:3 ST:5
070303 cairan/luka yang berbau busuk SA:3 ST:5
070307 demam SA:3 ST:5
070326 peningkatan sel darah putih SA:3 ST:5
Keterangan indikator (0703):
1= Berat
2= Cukup berat
3= Sedang
4= Ringan
5= Tidak ada
b. NIC uraian aktivitas rencana tindakan
Kontrol infeksi (6540)
1. Anjurkan pasien mengenali teknik cuci tangan dengan tepat.
2. Pastikan penanganan aseptik dari semua saluran IV.
3. Berikan terapi antibiotik yang sesuai.
4. Anjurkan pasien untuk meminum antibiotik seperti yang
direncanakan.
Monitor tanda tandas vital (6680)
1. Monitor tekanan darah, suhu, nadi
Perawatan luka (3660)
1. Posisikan untuk menghindari menempatkan ketegangan pada
luka dengan tepat.
2. Pertahankan teknik balutan steril ketika melakukan perawatan
luka.
3. Periksa luka setiap kali perubahan balutan.
4. Bandingkan dan catat setiap perubahan luka.
5. Anjurkan pasien dan anggota keluarga pada prosedur perawatan
luka.
DAFTAR PUSTAKA
Wilson D & Hockenberry M. 2008. Wong’s Clinical Manual of Pediatric Nursing 7th
Edition. Jakarta: EGC
Betz, CL & Sowden, LA. 2009. Buku Saku keperawatan Pediatric Edisi 5. Primary
care, 3rd Edition