Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN (KMB)

HERNIA INGUINAL LATERAL

DIBUAT OLEH :

NAMA : FATHUR RIZKI BAROKAH

NIM : 17020028

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr. SOEBANDI JEMBER
2017
1.1. Pengertian
Hernia merupakan tonjolan suatu bagian dari satu atau beberapa organ lewat
lubang yang abnormal (Hockenberry, 2008). Hernia inguinalis adalah prolaps
sebagian usus kedalam annulus inguinalis diatas kantong skrotum, yang disebabkan
oleh kelemahan atau kegagalan menutup konginetal. (Betz, 2009).
Hernia inguinalis, terdiri dari 2 macam (Giri Made Kusala, 2009) yaitu: hernia
inguinalis indirect atau disebut juga hernia inguinalis lateralis yaitu hernia yang
terjadi melalui cincin inguinal dan korda spermatika. Hernia inguinalis direct yang
disebut juga hernia inguinalis medialis yaitu disebabkan tonjolan langsung melalui
dinding posterior inguinal.
1.2. Etiologi
1. Umur
Penyakit ini dapat diderita oleh kalangan tua, muda, pria maupun wanita.
Pada anak-anak penyakit ini disebabkan karena kurang sempurnanya
procesus vaginalis untuk menutup siring dengan turunnya testis. Pada orang
dewasa khususnya yang telah berusia lanjut disebabkan oleh melemahnya
jaringan penyangga usus atau karena adanya penyakit yang menyebabkan
peningkatan tekanan dalam rongga perut.
2. Jenis kelamin
Hernia yang sering diderita oleh laki-laki biasanya jenis hernia inguinalis. Hal
ini disebabkan oleh proses perkembangan alat reproduksi.
3. Keturunan
Resiko lebih besar jika ada anggota keluarga yang pernah terkena hernia.
4. Obesitas
Berat badan yang berlebihan menyebabkan tekanan berlebih pada tubuh,
termasuk bagian perut.
5. Pekerjaan
Beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan daya fisik dapat menyebabkan
hernia. Hal tersebut terjadi karena peningkatan tekanan dalam rongga perut
sehingaa mendorong isi hernia keluar dari otot yang lemah tersebut.
6. Kelahiran prematur
Bayi yang lahir prematur lebih beresiko menderitas hernia inguinal daripada
bayi lahir normal karena penutupan kanalis inguinalis belum sempurna (Giri
Made Kusala, 2009).
1.3. Manifestasi klinis
1. Penonjolan di daerah inguinal
2. Nyeri pada benjolan bila terjadi strangulasi/tekanan
3. Obstruksi usus yang ditandai dengan muntah, nyeri abdomen seperti kram dan
distensi abdomen
4. Terdengar bising usus pada benjolan
5. Kembung
6. Perubahan pola eliminasi BAB
1.4. Patofisiologi
Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan seperti
tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar atau
batuk yang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus kedaerah otot abdominal,
tekanan yang berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja akan menyebabkan
suatu kelemahan mungkin disebabkan dinding abdominal yang tipis atau tidak
cukup kuatnya pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada sejak atau terjadi dari
proses perkembangan yang cukup lama, pembedahan abdominal, kemudian terjadi
hernia (Giri Made Kusala, 2009).
1.5. Pathway
1.6. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan ultrasonografi
2. Serum elektrolit meningkat
3. Laboratorium
1.7. Diagnosa banding
1. Nyeri akut b.d agen cedera fisik
2. Resiko infeksi b.d prosedur invasif
1.8. Komplikasi
Komplikasi hernia inguinalis menurut Mansjoer (2007):
a. Terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi
hernia tidak dapat dikembalikan lagi (hernia inguinalis ireponibilis).

b. Terjadi penekanan terhadap cincin hernia akibat makin banyaknya usus yang
masuk. Keadaan ini menyebabkan gangguan aliran isi usus diikuti dengan
gangguan vaskuler (proses strangulasi) hernia inguinalis strangulate.
1.9. Penatalaksanaan
Menurut Mansjoer, (2007) penatalaksanaan Hernia Inguinalis Lateralis adalah:
a. Secara konservatif
1) Reposisi, dilakukan secara bimanual dengan tangan kiri memegang isi hernia
membentuk corong sedangkan tangan kanan mendorongnya ke arah cincin
hernia dengan tekanan lambat tapi menetap sampai terjadi reposisi.
2) Pemakaian bantalan - bantalan penyangga atau penunjang untuk
mempertahankan isi hernia yang telah direposisi dan tidak pernah
menyembuhkan sehingga harus dipakai seumur hidup.
b. Secara operatif
1) Herniotomi : pembebasan kantong hernia sampai kelehernya, kantong dibuka
dan diisi hernia dibebaskan kalau ada perlengketan kemudian direposisi
kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong.
2) Hernio plastic : dilakukan tindakan-tindakan memperkecil annulus inguinalis
iterus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.
3) Hernioraphy : memotong seluruh kantong hernia atau dengan menjepit defek
(bagian lemak di dinding rongga yang bersangkutan) didalam fasia
1.10. Konsep keperawatan
1.1.1. Pengkajian
a. Posisi yang terlihatkan dari pasien
1) Pasien tampak takut bergerak, dan berusaha merusak posisi yang
memberikan rasa nyaman
b. Ekspresi umum
1) Tampak meringis, merintih
2) Cemas, wajah pucat
3) Ketakutan bila nyeri timbul mendadak
4) Keluar keringat dingin
5) Kedua rahang dikatupkan erat-erat dan kedua tangan tampak dalam
posisi menggenggam
6) Pasien tampak mengeliat karena kesakitan
7) Pasien dengan nyeri perlu diperhatikan saat pengkajian adalah
8) Lokasi nyeri
9) Waktu timbulnya nyeri
10) Reaksi fisik/psikologis pasien terhadap nyeri
11) Karakteristik nyeri
12) Faktor pencetus timbulnya nyeri
13) Cara-cara yang pernah dilakukan untuk mengatasi nyeri
1.1.2. Diagnosa keperawatan
1) Nyeri akut b.d agen cedera fisik
2) Resiko infeksi b.d prosedur invasif
1.1.3. Perencanaan
1) Nyeri akut b.d agen cedera fisik
a. NOC dan indikator serta skor awal dan skor akhir
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam
diharapkan nyeri akut teratasi dengan kriteria hasil:
Tingkat nyeri (2102)
21021 nyeri yang dilaporkan SA:2 ST:5
21026 ekspresi nyeri wajah SA:2 SA:5
210225 mengeluarkan keringat SA:3 ST:5
210210 frekwensi nafas SA:3 ST:5
210212 tekanan darah SA:3 ST:5
Keterangan indikator (2102):
1= Berat
2= Cukup berat
3= Sedang
4= Ringan
5= Tidak ada
b. NIC uraian aktivitas rencana tindakan
Manajemen nyeri (1400)
1. Kaji tingkat nyeri meliputi lokasi, karakteristik, dan onset, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, faktor-faktor presipitasi.
2. Berikan informasi tentang nyeri.
3. Ajarkan teknik relaksasi.
4. Tingkatkan tidur/istirahat yang cukup.
5. Turunkan dan hilangkan faktor yang dapat meningkatkan nyeri.
Monitor tanda tanda vital (6680)
1. Monitor tekanan darah, suhu, nadi
Pemberian analgesik (2210):
1. Cek adanya riwayat alergi obat.
2. Cek perintah pengobatan meliputi obat, dosis dan frekwensi obat
yang diberikan.
1) Resiko infeksi b.d prosedur invasif
a. NOC dan indikator serta skor awal dan skor akhir
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam
diharapkan resiko infeksi teratasi dengan kriteria hasil:
Keparahan infeksi (0703)
070301 kemerahan SA:3 ST:5
070303 cairan/luka yang berbau busuk SA:3 ST:5
070307 demam SA:3 ST:5
070326 peningkatan sel darah putih SA:3 ST:5
Keterangan indikator (0703):
1= Berat
2= Cukup berat
3= Sedang
4= Ringan
5= Tidak ada
b. NIC uraian aktivitas rencana tindakan
Kontrol infeksi (6540)
1. Anjurkan pasien mengenali teknik cuci tangan dengan tepat.
2. Pastikan penanganan aseptik dari semua saluran IV.
3. Berikan terapi antibiotik yang sesuai.
4. Anjurkan pasien untuk meminum antibiotik seperti yang
direncanakan.
Monitor tanda tandas vital (6680)
1. Monitor tekanan darah, suhu, nadi
Perawatan luka (3660)
1. Posisikan untuk menghindari menempatkan ketegangan pada
luka dengan tepat.
2. Pertahankan teknik balutan steril ketika melakukan perawatan
luka.
3. Periksa luka setiap kali perubahan balutan.
4. Bandingkan dan catat setiap perubahan luka.
5. Anjurkan pasien dan anggota keluarga pada prosedur perawatan
luka.
DAFTAR PUSTAKA

Wilson D & Hockenberry M. 2008. Wong’s Clinical Manual of Pediatric Nursing 7th
Edition. Jakarta: EGC

Betz, CL & Sowden, LA. 2009. Buku Saku keperawatan Pediatric Edisi 5. Primary
care, 3rd Edition

Giri Made Kusala, 2009. Kumpulan Penyakit Dalam. Jakarta:EGC

Mansjoer, A. (2007). Kapita Selekta Kedokteran. (Jilid I). FKUI . Jakarta


Nanda International. (2017). Nursing Diagnoses: Definition & Classifications 2015-
2017. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Johnson M., Meridean, M., Moorhead,dkk. 2013. NANDA, NIC, NOC. PENERBIT:
MOSBY

Anda mungkin juga menyukai