Anda di halaman 1dari 14

PENANGANAN PERTAMA GAWAT DARURAT

No. Dokumen : /SOP/PKML/XII/2015 Ditetapkan oleh Kepala


No. Revisi : Puskesmas Lurasik
Tanggal terbit : 30 Desember 2015
SOP Halaman : 1/3
Puskesmas
Lurasik Simon Luan,Asa,A.Md.Kep
NIP.19700803 199403 1 009

1. Pengertian Penanganan pertama gawat darurat adalah tindakan yang dilakukan adalah
tindakan awal yang dilakukan oleh tenagakesehatan pada pasien yang
datang ke Unit Gawat Darurat dengan kasus Emergensi untuk mencegah
kematian atau cacat menetap.
2. Tujuan Sebagai pedoman bagi petugas kesehatan dalam melakukan tindakan
pertama bila ada pasien yang mengalami keadaan gawat.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Lurasik Nomor : /SK/Kapus/XII/2015
tentang Standar dan SOP Layanan Klinis
4. Referensi Buku Pedoman Penanganan Gawat darurat 1999

5. Prosedur APA PASIEN GAWAT DARURAT ITU ?


Adalah pasien yang perlu pertolongan tepat, cermat, cepat untuk
mencegah kematian / kecacatan.
Doktrin dasar : Time saving is life saving (Waktu adalah nyawa)
Ukuran keberhasilan : Response time (Waktu tanggap)
Kedaruratan sehari-hari
- Tenggelam
- Stroke
- Obstruksi/benda asing
- Inhalasi asap
- Reaksi analfilaksis
- Overdosse obat
- Sengatan listrik
- Trauma (mekanik/kinetik, kimia, panas/suhu, listrik, radiasi)
- Infark miocard
- Sambaran petir
- Koma karena berbagai sebab
PENANGANAN PERTAMA GAWAT DARURAT

No. Dokumen : /SOP/PKML/XII/2015 Ditetapkan oleh Kepala


No. Revisi : Puskesmas Lurasik
Tanggal terbit : 30 Desember 2015
Halaman : 2/3
Puskesmas SOP
Lurasik
Simon Luan,Asa,A.Md.Kep
NIP.19700803 199403 1 009

5. Prosedur URUTAN BLS (Basic Life Support)


- SADAR - kah ?
Bila tidak sadar, langsung BEBASKAN JALAN NAFAS
- Ber - NAFAS - kah ?
- Ber - DENYUT -kah ?
1. Peralatan
1.1. Dispossible spuit
1.2. Bisturi
1.3. Klem Hemsat lengkung
1.4. Kanul plastic
2. Bahan medis.
2.1. Larutan antiseptic
2.2. Lidocain 0,5 %
2.3. Pembalut steril
2.4. Saleb antibiotic topical
2.5. Sarung tangan
Cara mengetahui kesadaran penderita :
1. disapa/diajak bicara
2. Dirangsang nyeri
Cara membuka jalan nafas (airway) :
1. Head tilt (tengadahkan kepala)
2. Chin lift (tarik dagu ke depan)
3. Jaw trust ( tarik rahang bawah ke depan)
4. Neck lift ( tarik leher ke atas)
Mengatasi sumbatan jalan nafas sebagian :
1. Abdominal trust/Heimlich manuver (Hentakan mendadak pada ulu
hati)
2. Back blow (Hentakan mendadak dan keras pada titik silang garis antar
belikat dan garis punggung tulang belakang).
Cara memberi nafas buatan :
1. Buka sedikit mulut pasien
2. Ambil nafas panjang dan tempelkan rapat bibir penolong melingkari
mulut pasien, lalu tiup selama 1,5 - 2 detik.
PENANGANAN PERTAMA GAWAT DARURAT

No. Dokumen : /SOP/PKML/XII/2015 Ditetapkan oleh Kepala


No. Revisi : Puskesmas Lurasik
Tanggal terbit : 30 Desember 2015
Halaman : 3/3
Puskesmas SOP
Lurasik
Simon Luan,Asa,A.Md.Kep
NIP.19700803 199403 1 009

6. Prosedur 3. Tetap pertahankan ‘head tilt-chin lift’, lepas mulut penolong dari mulut
pasien lihat apakah dada pasien turun waktu ekshalasi.
4. Ambil nafas lagi dan ulangi meniup.
Cara melakukan pijat jantung :
Titik tumpu : dua jari di atas processus xyphoideus.
1. Tumit tangan diletakkan di titik tumpu, tangan satunya diletakkan
diatasnya, jari-jari kedua tangan dirapatkan dan diangkat agar tidak
ikut menekan.
2. Lengan lurus, kekuatan pada badan.
3. Tekanan dilakukan dengan kedalaman kira-kira 3 - 4 cm.
Cara mengangkat/memindahkan pasien :
Cara HUMAN CRUTCH (dipapah).
1. Dengan kursi
2. Dengan tandu
3. Pada penderita trauma dengan kecurigaan trauma pada tulang
belakang, pemindahan harus dilakukan dengan cara LOG ROLL dan
diletakkan pada papan keras dan datar.
Pembidaian pada patah tulang dilakukan dengan prinsip bidai melampaui
2 sendi.
Bila ada luka terbuka/perdarahan terlihat dilakukan tindakan menghentikan
perdarahan.
TINDAKAN PERTAMA PADA WAKTU MENEMUKAN PENDERITA
Pastikan, korban sadar atau tidak pada waktu disapa

Pasien sadar ? Pasien tidak sadar

Ajak bicara, jika suara jelas - Look lihat gerak nafas


 airway bebas - Listendengar suara nafas
- Feel raba udara nafas
7. Unit Terkait Rawat jalan,rawat inap,apotik,Laboratorium
MERAWAT LUKA

No. Dokumen : /SOP/PKML/XII/2015 Ditetapkan oleh Kepala


No. Revisi : Puskesmas Lurasik
Tanggal terbit : 30 Desember 2015
Halaman :½
Puskesmas SOP
Lurasik
Simon Luan,Asa,A.Md.Kep
NIP.19700803 199403 1 009

1. Pengertian Merawat luka adalah tindakan yang dilakukan oleh Perawat,Bidan,Dokter


di ruang tindakan atau UGD Puskesmas mulai dari membersihkan
luka,merawat luka sesuai instruksi untuk mempercepat proses
penyembuhan.
2. Tujuan Sebagai acuan Bagi Petugas untuk melakukan perawatan luka pada pasien,
Agar tidak terjadi infeksi yang disebabkan oleh luka tersebut,dan
Mencegah cacat menetap.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Lurasik Nomor : /SK/Kapus/XII/2015
tentang Standar dan SOP Layanan Klinis
4. Referensi Siregar BM, Bachsinar B. Atlas Berwarna dan Dasar-Dasar Teknik Bedah
Minor. Jakarta :Penerbit Widya Medika, 1993
5. Prosedur A. Persiapan Alat
1. Gunting Jaringan dan Gunting Perban
2. Pinset chirugis dan pinset anatomis
3. Arteri klem
4. Nearbeken
5. Sarung tangan steril Kasa steril
6. Duk bolong steril
7. Plester / perban
8. Cairan antiseptic (H2O2, Betadine, Rivanol, NaCl 0,9%)
9. Supratul
B. Langkah Kegiatan
1. Membaca Instruksi dokter tentang tindakan yang akan dilakukan
kepada pasien.
2. Melakukan anamnesa kepada pasien
Apakah sudah makan / belum
Adakah riwayat alergi terhadap makanan dan obat-obatan
3. Menjelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
4. Menyiapkan alat-alat dan obat yang akan dipergunakan
5. Menyiapkan posisi pasien sehingga mempermudah petugas
melakukan tindakan perawatan luka.
6. Petugas mencuci tangan sesuai prosedur
7. Memakai sarung tangan
MERAWAT LUKA

No. Dokumen : /SOP/PKML/XII/2015 Ditetapkan oleh Kepala


No. Revisi : Puskesmas Lurasik
Tanggal terbit : 30 Desember 2015
Halaman : 2/2
Puskesmas SOP
Lurasik
Simon Luan,Asa,A.Md.Kep
NIP.19700803 199404 1 009

5. Prosedur 8. Pasang duk steril pada daerah luka yang akan dibersihkan
9. Membersihkan luka dari kotoran dengan cairan antiseptic (Rivanol,
H2O2, NaCl 0,9%
10. Jika luka sudah bersih olesi dengan betadine dan supratul
11. Tutup luka dengan menggunakan kasa steril dan di plester /
menggunakan perban.
12. Persilahkan pasien untuk bangun atau berdiri
13. Petugas melepas sarung tangan dan membuang ke tempat sampah
infeksius
14. Cuci tangan petugas
15. Pasien di observasi selama 10 menit, jika tidak terjadi apa-apa pasien
dipersilahkan pulang.
16. Lakukan pendokumentasian keperawatan dalam buku status dan buku
register

6. Unit Terkait Apotik


MENJAHIT LUKA

No. Dokumen : /SOP/PKML/XII/2015 Ditetapkan oleh Kepala


No. Revisi : Puskesmas Lurasik
Tanggal terbit : 30 Desember 2015
SOP Halaman :½
Puskesmas
Lurasik Simon Luan,Asa,A.Md.Kep
NIP.19700803 199404 1 009

1. Pengertian Menjahit luka adalah tindakan menutup kembali luka terbuka dengan cara
menjahit menggunakan benang dan jarum khusus yang dilakukan oleh
dokter,perawat,Bidan di ruang Unit Gawat Darurat Puskesmas
2. Tujuan 1. Sebagai Pedoman kerja bagi petugas.
2.Menyatukan kembali jaringan kulit dan otot.
3.Mencegah infeksi dan cacat menetap.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Lurasik Nomor : /SK/Kapus/XII/2015
tentang Standar dan SOP Layanan Klinis
4. Referensi Siregar BM, Bachsinar B. Atlas Berwarna dan Dasar-Dasar Teknik Bedah
Minor. Jakarta :Penerbit Widya Medika, 1993
5. Prosedur A. Persiapan Alat
1. Minor surgery set
2. Jarum jahit
3. Benang jahit (plain catgut, chromic catgut, silk, nylon,
polypropylene)
4. Nearbeken
5. Gunting Plester
6. Kapas bulat
7. Kasa steril
8. Sarung tangan steril
9. Spuit 3 cc,Alkohol 70 % dan Betadin
B. Intruksi Kerja
1. Baca Instruksi Dokter ( khusus untuk Perawat ) dan minta form
persetujuan tindakan medik yang sudah ditanda tangani oleh
pasien/keluarga pasien dan dokter.
2. Beritahukan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Tanyakan pada pasien adakah riwayat alergi obat
4. Atur posisi pasien sehingga luka mudah dirawat
5. Letakan minor surgery set di dekat pasien atau daerah yang mudah
dijangkau
6. Cuci tangan petugas
7. Gunakan sarung tangan steril
8. Disinfeksi daerah sekitar luka dengan menggunakan alcohol 70%
dan olesi daerah luka dengan cairan bethadine 10%
MENJAHIT LUKA

No. Dokumen : /SOP/PKML/XII/2015 Ditetapkan oleh Kepala


No. Revisi : Puskesmas Lurasik
Tanggal terbit : 30 Desember 2015
SOP Halaman : 2/2
Puskesmas
Lurasik Simon Luan,Asa,A.Md.Kep
NIP.19700803 199404 1 009

5. Prosedur 9. Pasang duk steril pada daerah luka yang akan dijahit
10. Anastesi sekitar luka dengan teknik ”field blok” dengan menggunakan
lidokain 2% dengan adrenalin. Gunakan lidokain 2% tanpa adrenalin
pada luka di daerah akral (telinga, jari, hidung).
11. Bersihkan luka dari kotoran dengan cairan antiseptic (Rivanol, H2O2,
NaCl 0,9%)
12. Pada luka kotor dapat dilakukan debridemant pada tepi luka, hingga
tepi luka berdarah.
13. Perdarahan yang terjadi diligasi
14. Bila luka dalam dilakukan jahitan dalam dengan catgut. Gunakan
chromic catgut untuk menjahit fasia, atau pada luka yang tegangan
kulitnya tinggi (misal di punggung)
15. Jahit kulit luar luka dengan silk/nylon, dengan teknik jahit terputus
sederhana atau matras tergantung kebutuhan. Bila menggunakan
teknik jahit terputus, jarak antar simpul kurang lebih 1 cm, jarak
masuknya benang jahit di kulit dengan tepi luka kurang lebih 3-5 mm.
Gunakan benang polypropylene (prolene) untuk daerah wajah
16. Khusus untuk luka di kelopak mata penusukan jarum terlalu dalam.
17. Tutup luka dengan menggunakan kassa yang telah dibasahi dengan
betadine 10 %
18. Bereskan alat-alat
19. Buang sampah yang ada dalam nearbeken ke tempat sampah
infeksius.Melepas sarung tangan dan buang ke tempat sampah
infeksius
20. Cuci tangan petugas
21. Anjurkan pada pasien bahwa luka tidak dapat terkena air dulu, pasien
diminta kontrol 5-7 hari kemudian, kecuali luka di wajah kontrol 2-3
hari kemudian
22. Dokumentasikan pada catatan mutu, buku status dan register
Indikator Kerja
Luka tertutup, hasil jahitan tampak baik
Kontra Indikasi : -
6. Unit Terkait Loket,Apotik,Poli Rawat Jalan, Rawat Inap
MEMBUKA JAHITAN

No. Dokumen : /SOP/PKML/XII/2015 Ditetapkan oleh Kepala


No. Revisi : Puskesmas Lurasik
Tanggal terbit : 30 Desember 2015
SOP Halaman : 1/2
Puskesmas
Lurasik Simon Luan,Asa,A.Md.Kep
NIP.19700803 199403 1 009

1. Pengertian Tindakan yang dilakukan untuk melepaskan benang dari luka yang dijahit
setelah tujuh hari yang dilakukan oleh Bidan,Perawat,Dokter di Ruang
Unitt Gawat Darurat atau ruang perawatan Puskesmas bagi pasien yang
pernah di jahit lukanya.
2. Tujuan Sebagai pedoman bagi petugas kesehatan dalam melakukan tindakan .
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Lurasik Nomor : /SK/Kapus/XII/2015
tentang Standar dan SOP Layanan Klinis
4. Referensi Siregar BM, Bachsinar B. Atlas Berwarna dan Dasar-Dasar Teknik Bedah
Minor. Jakarta : Penerbit Widya Medika, 1993.
5. Prosedur A. PERSIAPAN ALAT
1. Pinset anatomis
2. Pinset cirhurgis
3. Gunting aff hecting
4. Nearbeken
5. Gunting Plester
6. Kapas bulat
7. Kasa steril
8. Sarung tangan steril
9. Alkohol 70 %
10. Bethadine 10%
B. LANGKAH KEGIATAN
1. Membaca instruksi dokter ( untuk perawat )
2. Memberitahukan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Mengatur posisi pasien sehingga luka mudah dirawat
4. Meletakan satu set angkat jahitan di dekat pasien atau daerah yang
mudah dijangkau
5. Mencuci tangan petugas
6. Menggunakan sarung tangan steril
7. Membuka set jahitan dengan tehnik steril
8. Membuka balutan dengan hati-hati dan balutan dibuang ke
nearbeken, bersihkan bekas-bekas plester dengan menggunakan
alkohol 70 %.
9. Mendesinfeksi daerah sekitar luka dengan menggunakan alcohol
70% dan olesi daerah luka dengan cairan bethadine 10%
MEMBUKA JAHITAN

No. Dokumen : /SOP/PKML/XII/2015 Ditetapkan oleh Kepala


No. Revisi : Puskesmas Lurasik
Tanggal terbit : 30 Desember 2015
Puskesmas Halaman : 2/2
Lurasik SOP

Simon Luan,Asa,A.Md.Kep
NIP.19700803 199404 1 009

5. Prosedur 10. Melepaskan jahitan satu persatu selang seling, dengan cara: jepit simpul
jahitan dengan pinset anatomis dan tarik sedikit ke atas, kemudian
menggunting benang tepat di bawah simpul yang berdekatan dengan kulit
atau pada sisi lain yang tidak ada simpul
11. Membersihkan luka dan daerah sekitar dengan menggunakan cairan
bethadine 10%
12. Menutup luka dengan menggunakan kassa yang telah dibasahi dengan
betadine 10 %
13. Membereskan alat-alat
14. Membuang sampah yang ada dalam nearbeken ke tempat sampah
infeksius
15. Melepas sarung tangan dan buang ke tempat sampah Infeksius
16. petugas mencuci tangan.
17. Menganjurkan pada pasien bahwa luka tidak dapat terkena air dulu,
pasien diperbolehkan membuka verban pada daerah luka setelah 1 x 24
jam
18. Dokumentasikan pada catatan mutu

Kontra Indikasi : -

6. Unit Terkait Loket,Apotik


MENGUKUR TEKANAN DARAH
No. Dokumen : /SOP/PKML/XII/2015 Ditetapkan oleh Kepala
No. Revisi : Puskesmas Lurasik
Tanggal terbit : 30 Desember 2015
SOP Halaman : 1/2
Puskesmas
Lurasik Simon Luan,Asa,A.Md.Kep
NIP.19700803 199404 1 009

1. Pengertian Mengukur tekanan darah pasien adalah Indikator untuk menilai Sistem
Kardiovaskular
2. Tujuan Sebagai Acuan Penerapan Langkah-Langkah Untuk Mengetahui Nilai
Tekanan Darah.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Lurasik Nomor : /SK/KAPUS/XII/2015
tentang Standar dan SOP Layanan Klinis
4. Referensi Buku Saku Praktikum Kebutahan Dasar Manusia,A.Aziz Alimul Hidayat

5. Referensi A. Persiapan Alat dan Bahan


1. Sfigmomanometer (Tensimeter) yang terdiri dari
1) Manometer Air raksa + Klep Penutup dan Pembuka
2) Manset Udara
3) Slang Karet
4) Pompa Udara dari Keret + Sekrup Pembuka dan Penutup
2. Stetoskop dan Pena
3. Lembar Observasi
B. Prosedur Kerja
1. Petugas Memberikan penjelasan kepada pasien tentang tindakan
yang akan dilakukan.
2. Petugas mencuci tangan sebelum melakukan tindakan.
3. Petugas Meletakan lengan yang hendak diukur pada posisi telentang.
4. Petugas Membuka atau gulung lengan baju pasien, apabila baju tipis
usahakan untuk tidak digulung
5. Petugas Memasang manset tensimeter pada lengan ( lengan
kiri/kanan), 3 (tiga) jari di atas persendian siku (arteri brachialis)
dengan pipa karet berada di sisi luar lengan, buka kran air raksa
6. Dalam memasang manset tidak terlalu keras atau terlalu longgar
7. Petugas Meraba denyut nadi arteri brachialis, lalu tempatkan
stetoskop diatas denyut nadi arteri brachialis
MENGUKUR TEKANAN DARAH

No. Dokumen : /SOP/PKML/XII/2015 Ditetapkan oleh Kepala


No. Revisi : Puskesmas Lurasik
Tanggal terbit : 30 Desember 2015
Puskesmas Halaman : 2/2
Lurasik SOP

Simon Luan,Asa,A.Md.Kep
NIP.19700803 199403 1 009

5. Prosedur 8. Petugas memutar sekrup balon searah jarum jam dan pompa hingga denyut
arteri tidak terdengar lagi dan air raksa naik lebih dari 30 mmHg dari
denyut terakhir
9. Petugas memutar berlawanan jarum jam secara perlahan-lahan dengan
kecepatan 2-3 mmHg perdetik sehingga air raksa turun secara perlahan
sambil perhatikan turunnya air raksa, dengarkan bunyi denyutan pertama
dan terakhir
10. Petugas mencatat hasil observasi di laporan observasi status pasien
11. Tensi selesai dipakai tutup kran air raksa, manset dilipat dan tensi ditutup
dengan rapi kemudian diletakkan kembali ketempat semula
12. Petugas Mencuci tangan
6. Unit Terkait Rawat Inap,Rawat Jalan,UGD.
PEMASANGAN INFUS
No. Dokumen : /SOP/PKML/XII/2015 Ditetapkan oleh Kepala
No. Revisi : Puskesmas Lurasik
Tanggal terbit : 30 Desember 2015
SOP Halaman : 1/2
Puskesmas
Lurasik Simon Luan,Asa,A.Md.Kep
NIP.19700803 199404 1 009

1. Pengertian Pemasangan infus adalah tindakan untuk memberikan atau memasukkan


cairan parenteral (obat/makanan) ke dalam tubuh dalam jumlah dan waktu
tertentu melalui selang infus secara intravena

2. Tujuan 1. Untuk menghindari terjadinya infeksi dan komplikasi pada saat


memasang infus dan setelah memasang infus
2. Membantu pasien selama dalam proses perawatan dalam hal pemberian
nutrisi, therapy, dan menyeimbangkan cairan dan elektrolit
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Lurasik Nomor : /SK/Kapus/XII/2015
tentang Standar dan SOP Layanan Klinis
4. Referensi Buku Saku Praktikum Kebutahan Dasar Manusia,A.Aziz Alimul Hidayat
5. Referensi A. PERSIAPAN ALAT
1. Handscoon
2. Kapas alkohol 70 %
3. Standar infus
4. Cairan steril sesuai dengan instruksi
5. Set infus steril sesuai dengan kebutuhan
6. IV kateter dengan nomor yang sesuai
7. Bidai dan pembalut (jika diperlukan) dan pengikat pembendung
(torniquet)
8. Perlak, plester, gunting, bengkok, kassa steril / hansaplast
B. LANGKAH-LANGKAH
1. Petugas memberikan penjelasan kepada pasien /keluarga pasien
tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Petugas Mencuci Tangan
3. Sebelum dan sesudah melakukan tindakan petugas mencuci tangan
dan memakai handscoon, kemudian periksa etiket yang tertera pada
kantong infus setelah itu gantungkan botol infus
4. Tutup pengatur tetesan dengan jarak  5-10 cm di bawah tempat
tetesan dan masukkan set infus steril ke dalam botol infus, kemudian
isi ruang tetesan setengahnya dan usahakan jangan sampai terendam
PEMASANGAN INFUS

No. Dokumen : /SOP/PKML/XII/2015 Ditetapkan oleh Kepala


No. Revisi : Puskesmas Lurasik
Tanggal terbit : 30 Desember 2015
Puskesmas Halaman : 2/2
Lurasik SOP

Simon Luan,Asa,A.Md.Kep
NIP.19700803 199404 1 009

6. Prosedur 5. Isi selang infus dengan cairan infus steril dan keluarkan udara di dalam
selang infus
6. Tentukan vena / lokasi pemasangan infus ( vena yang besar dan lurus )
7. Jika akan dilakukan di lengan, lipat lengan baju atas
8. Jika dilakukan di kaki, lepaskan pakaian bagian bawah seperti celana
panjang, rok dan lain-lain
9. Letakkan perlak kecil di bawah bagian yang akan di Infus . Kemudian
gunakan sarung tangan oleh perawat dan lakukan pembendungan ( jika
sendiri gunakan torniquet )
10. Desinfeksi area yang akan di tusuk dengan kapas alkohol 70 %,
kemudian tusukkan jarum /IV kateter ke dalam vena hingga darah keluar
11. Buka pembendung dan sambungkan dengan selang serta buka pengatur
tetesan. Evaluasi ada tidaknya pembengkakan, setelah itu fiksasi IV
kateter dengan plester
12. Daerah Infus ditutup dengan menggunakan kassa steril /hansaplast serta
plester atau hypavix yang telah ditulis tanggal dan waktu pemasangan
infus
13. Pasang bidai dan balut jika diperlukan, kemudian atur tetesan dalam
waktu 1 menit sesuai dengan instruksi
14. Catat waktu pemberian cairan dan macam cairan pada form observasi
dan catatan asuhan keperawatan serta tuliskan nama perawat yang
melakukannya
15. Observasi reaksi pasien selama kurang lebih 15 menit pertama
16. Petugas Mencuci Tangan
7. Unit Terkait Rawat Inap,Rawat Jalan,UGD.

Anda mungkin juga menyukai