Anda di halaman 1dari 13

POLA KOMUNIKASI ORANGTUA TUNGGAL DALAM

MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK


(KASUS DI KOTA YOGYAKARTA)

Yuni Retnowati
Akademi Komunikasi Indonesia (AKINDO)
Jl. Ketandan Wetan No. 30 Yogyakarta
E-mail : yretnowati@yahoo.com

Abstract
Communication is one of aspect that can be considered in transforming children’s inde-
pendency. The aims of this research are: (1) examining communication pattern of single parents
in transforming children’s independency; (2) analyzing the correlation between surroundings
and the characteristic of single parents to communication pattern; (3) analyzing the correlation
between surroundings and the characteristic of single parents to children’s independency. This
research employed qualitative approach and survey method by collecting data through ques-
tionnaire with 25 single parents who are determined by having legal documents issuing by
Yogyakarta Religious Court, in-depth interviewed with 10 single parents. Then, data is analyzed
descriptively. The results of this research showed that: (1) the interaction and transaction com-
munication pattern played a dominant role in transforming children’s independency by internal-
izing consciousness to be independent and giving children some training; (2) there is no correla-
tion between surroundings factor and communication pattern but there is correlation between
the characteristic of single parents and communication pattern; (3) there is correlation between
surroundings factor and the characteristic of single parents to children’s independency.

Keywords : single parent, child independency, communication pattern

Pendahuluan setiap tiga perkawinan di Amerika berakhir dengan


Modernisasi membawa perubahan yang perceraian, di Jerman Barat perbandingannya satu
luas di bidang ekonomi, sosial dan budaya. Di dari tujuh perkawinan, di Jepang satu dari sepuluh.
bidang ekonomi terlihat peran perempuan menjadi Angka perceraian di Indonesia dari tahun ke tahun
penting dalam menjalankan fungsi sentral keluarga, juga menunjukkan peningkatan yaitu satu dari lima
sekaligus merupakan sumber daya ekonomi. Peran perkawinan. (Gunadi, 2006)
mereka tidak terbatas hanya dalam pekerjaan Perceraian menyebabkan struktur keluarga
domestik di rumah tangga namun juga dalam sektor berubah menjadi tidak lengkap dengan hilangnya
usaha ekonomi. Data Badan Pusat Statistik (BPS, salah satu figur orang tua. Bersamaan dengan
2001) memperlihatkan bahwa 44,20 persen fenomena ini istilah single parent atau orang tua
kepemilikan usaha mikro berada di tangan tunggal menjadi populer di kalangan masyarakat.
perempuan sedangkan di sektor usaha skala besar Istilah single parent lebih sering digunakan untuk
mencapai 10,28 persen. menyebut ibu yang berperan sebagai orang tua
Sejalan dengan berubahnya gaya hidup dan tunggal karena kebanyakan anak yang orang
datangnya modernisasi angka perceraian di seluruh tuanya bercerai berada dalam pengasuhan ibu.
dunia mengalami peningkatan. Di Amerika Serikat Ketetapan dalam Kompilasi Hukum Islam
angka perceraian meningkat dengan tajam sejak menyatakan bahwa di dalam suatu perceraian hak
tahun 1960-an. Pada awal tahun 1970-an satu dari asuh anak yang belum akil bhaliq berada di tangan

Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 6, Nomor 3, September - Desember 2008 199


Pola Komunikasi Orangtua Tunggal Yuni Retnowati

ibu. Dari segi budaya, masyarakat menganggap oleh keluarga dan lingkungan, namun faktor yang
mengasuh anak adalah tugas dan kewajiban ibu paling berpengaruh adalah keluarga khususnya
sedangkan mencari nafkah adalah tugas dan peranan orang tua. Orang tua dapat mendorong
kewajiban ayah. Pertimbangan lain yang menda- anak untuk mandiri dengan mengajar dan
sarinya adalah karena secara emosional anak-anak membimbing mereka melakukan rutinitas kecil
lebih dekat dengan ibu. Kecuali bila ibu secara sehari-hari. Dengan demikian mereka merasa
moral dianggap tidak layak mengasuh anak maka diberi kepercayaan sehingga menumbuhkan rasa
hak asuh anak bisa dipindahkan ke pihak lain demi percaya diri dan mengurangi ketergantungannya.
perkembangan jiwa anak. Ibu yang berperan sebagai orang tua
Keluarga tidak utuh memiliki pengaruh tunggal dianggap memiliki keterbatasan dalam
negatif bagi perkembangan anak. Dalam masa proses pembentukan kemandirian anak. Tidak
perkembangan seorang anak membutuhkan adanya figur ayah dalam keluarga membuat anak
suasana keluarga yang hangat dan penuh kasih kurang disiplin dan kurang memiliki kepercayaan
sayang. Di dalam keluarga yang tidak utuh diri. Ibu tunggal sering tidak konsisten dalam men-
kebutuhan ini tidak didapatkan secara memuaskan. jalankan disiplinnya (Frankl, 1972). Di satu sisi
Anak yang diasuh oleh ibu tunggal kehilangan figur diyakini bahwa kedisiplinan dan kepercayaan diri
ayah dalam keluarga. Hilangnya figur ayah akibat merupakan dasar terbentuknya sikap mandiri anak.
perceraian mengakibatkan anak kehilangan tokoh Komunikasi adalah salah satu faktor yang
identifikasi. Tokoh tempat anak belajar bertingkah perlu diperhatikan orang tua yang menginginkan
laku menjadi berkurang. anaknya mandiri. Melalui komunikasi, orang tua
Figur ayah memberikan perlindungan, rasa dapat membentuk kemandirian anak. Bagaimana
aman dan kebanggaan pada diri anak. Ketegasan cara ibu tunggal berkomunikasi dengan anak
seorang ayah memberikan pengaruh kuat dalam menentukan apakah anak tumbuh mandiri atau
menanamkan disiplin dan kepercayaan diri anak. sebaliknya. Sikap dan perilaku mandiri dapat
Menurut Gottman dan DeClaire (1998) keterli- berkembang baik melalui latihan dan dorongan
batan ayah dalam pengasuhan anak penting karena orang tua yang disampaikan melalui komunikasi.
mempengaruhi perkembangan sosial anak. Anak- Beberapa praduga menyatakan bahwa
anak yang mendapatkan kehangatan dari ayah anak yang dibesarkan oleh ibu tunggal dalam
sewaktu kanak-kanak cenderung mempunyai keluarga yang bercerai dianggap tidak mandiri.
hubungan sosial yang lebih baik. Kenyataan yang ditemukan dalam kehidupan
Konsep perkembangan sosial mengacu sehari-hari, tidak semua anak dari ibu tunggal
pada perilaku anak dalam hubungannya dengan menunjukkan sikap dan perilaku tidak mandiri.
lingkungan sosial untuk mandiri dan dapat berin- Interaksi dan komunikasi antara ibu tunggal dan
teraksi atau menjadi manusia sosial. Kemandirian anak menentukan seorang anak akan tumbuh
adalah salah satu komponen dari kecerdasan menjadi anak mandiri atau tidak.
emosional. Para ahli pendidikan dan psikolog Penelitian ini bertujuan : (1). Mengkaji pola
berpendapat bahwa kemandirian menentukan komunikasi orang tua tunggal dalam membentuk
keberhasilan dalam kehidupan seseorang. Sikap kemandirian anak, (2). Menganalisis hubungan
mandiri yang berakar kuat dalam diri seorang anak antara lingkungan dan karakteristik orang tua
akan membuat anak tangguh, tidak mudah tunggal dengan pola komunikasi antara orang tua
diombang-ambingkan keadaan dan mampu tunggal dan anak (3). Menganalisis hubungan
memecahkan masalah tanpa bantuan orang lain. antara lingkungan dan karakteristik orang tua
Hal ini akan memberikan pengaruh yang berarti tunggal dengan kemandirian anak.
dalam kehidupan seorang anak di masa mendatang.
Anak yang memiliki sikap mandiri kelak akan Kerangka Teori
mampu bertahan dalam kehidupan yang penuh Komunikasi dan Perubahan Perilaku
persaingan. Kita mengalami perubahan sebagai hasil
Pembentukan kemandirian dipengaruhi terjadinya komunikasi (Mulyana, 2002). Hal ini

200 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 6, Nomor 3, September - Desember 2008


Yuni Retnowati Pola Komunikasi Orangtua Tunggal

sejalan dengan definisi komunikasi yang dinyatakan Pola Komunikasi Orang Tua Tunggal
oleh Hovland, Janis dan Kelly (1953) dalam Galvin dan Brommel dalam Arliss (1999)
Rakhmat (2001) yaitu proses di mana seseorang menunjukkan bahwa bentuk keluarga telah
(komunikator) menyampaikan stimuli (biasanya berubah, yang salah satunya ditandai dengan
verbal) untuk mengubah perilaku individu lain (au- meningkatnya jumlah single parent family. Balson
dience). (1999) mengungkapkan bahwa peristiwa khas

1 2 3
Komunikator Komunikator Komunikator

Komunikan Komunikan Komunikan Komunikan Komunikan Komunikan

Gambar 1 Komunikasi sebagai aksi, interaksi dan transaksi


Sumber :(Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sudjana, 2000)

Komunikasi antar pribadi dianggap paling yang menimpa keluarga ini berkaitan dengan emosi
efektif untuk mengubah sikap, pendapat dan dan penyesuaian diri. Ditambahkan oleh Ahmadi
perilaku seseorang karena bersifat dialogis. (1999), tidak hadirnya salah satu orang tua, karena
Masing-masing pihak menyadari dirinya sebagai kematian atau perceraian, berpengaruh terhadap
pribadi yang dapat menerima dan juga dapat perkembangan anak. Berdasarkan penelitian para
menyampaikan pesan sehingga terjadi suatu dialog psikolog, anak-anak dari keluarga yang tidak utuh
antara pribadi yang satu dengan pribadi yang memperoleh nilai psikologis yang rendah terutama
lainnya (Effendy, 1996). dalam hal fleksibilitas, penyesuaian diri, pengertian
Behaviorisme melihat bahwa perilaku akan orang dan situasi di luarnya, dan
manusia dipelajari dengan membentuk asosiasi, pengendalian diri.
artinya perilaku manusia terjadi melalui kebiasaan, Komunikasi memainkan peran utama
refleksi, atau hubungan antara respon dan dalam penentuan kualitas kehidupan keluarga.
peneguhan yang memungkinkan dalam lingkungan. Komunikasi dalam keluarga merupakan aspek
Dengan demikian, pada dasarnya perilaku manusia penting karena setiap anggota keluarga terikat satu
lebih ditentukan oleh lingkungan (Rakhmat, 2001). sama lain melalui proses komunikasi. Keluarga
Salah satu Teori Belajar yang dapat mengembangkan serangkaian pesan, perilaku dan
menjelaskan proses belajar seorang individu melalui harapan tertentu melalui proses komunikasi
lingkungannya adalah Teori Belajar Sosial yang (Suleeman, 1990).
dikemukakan oleh Bandura (1995). Senada Keluarga sebagai kelompok sosial yang
dengan pandangan behaviorisme, Bandura terkecil dalam masyarakat mempunyai ciri dan
menyatakan bahwa manusia menciptakan atau bentuk komunikasi yang berbeda dengan
membentuk suatu perilaku melalui interaksi dengan kelompok sosial lainnya. Komunikasi dalam
lingkungan. keluarga biasanya berbentuk komunikasi antar
Menurut Bandura, salah satu lingkungan persona (face to face communication) intinya
yang paling berpengaruh terhadap proses belajar merupakan komunikasi langsung di mana masing-
sosial seseorang adalah keluarga melalui masing peserta komunikasi dapat memilih fungsi
komunikasi interpersonal. Oleh karena itu, baik sebagai komunikator maupun komunikan
keluarga sebagai lingkungan pertama bagi seorang (Effendi,1993). Dalam komunikasi interpersonal
anak, akan memegang peranan penting dalam setiap anggota keluarga dapat dengan bebas
proses belajar sosial serta membentuk perilaku mengungkapkan perasaan-perasaan yang ada
dan kepribadiannya. dalam diri mereka masing-masing (Suleeman,

Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 6, Nomor 3, September - Desember 2008 201


Pola Komunikasi Orangtua Tunggal Yuni Retnowati

1990). lingkungan juga tidak bisa diabaikan. Karena anak


Menurut Sudjana (2000) ada tiga pola berinteraksi dengan lingkungan sosial, yaitu
komunikasi yang dapat digunakan untuk sekolah, teman sebaya dan media massa maka
mengembangkan interaksi dinamis dalam upaya dalam berkomunikasi dengan anak, orang tua
memunculkan penyadaran, yaitu : (1.) Komunikasi dipengaruhi pula oleh lingkungan sosial tersebut.
sebagai aksi atau komunikasi satu arah, Hal ini diperkuat oleh pendapat Festinger (1957)
Komunikator berperan aktif sebagai pemberi aksi dalam Ramdhani (2006) bahwa perilaku manusia
dan komunikan sebagai penerima aksi. Bentuk ini tergantung dari pengetahuan, opini, apa yang di-
adalah ceramah yang pada dasarnya adalah percaya orang mengenai lingkungan dan mengenai
komunikasi satu arah, atau komunikasi sebagai diri sendiri. Jadi perilaku orang tua tunggal dalam
aksi; (2.) Komunikasi sebagai interaksi atau menggunakan suatu jenis pola komunikasi
komunikasi dua arah, Komunikator dan komu- ditentukan baik oleh faktor individu maupun faktor
nikan dapat berperan sama yakni pemberi aksi dan lingkungan.
penerima aksi. Keduanya dapat saling memberi
dan saling menerima; (3.) Komunikasi banyak arah Kemandirian Anak
atau komunikasi sebagai transaksi, Komunikasi Berdasarkan pendapat beberapa ahli
tidak hanya melibatkan interaksi dinamis antara menurut Masrun et al. dalam Rahmah (2004)
komunikator dan komunikan tetapi juga dapat kemandirian mencakup pengertian dari berbagai
melibatkan interaksi dinamis antara unsur-unsur istilah seperti autonomy, independency dan self
komunikan lainnya. reliance. Autonomy adalah tendensi untuk
Komunikasi antar-pribadi mirip dengan mencapai sesuatu, mengatasi sesuatu, bertindak
komunikasi dua arah atau ke semua arah. Jika secara efektif terhadap lingkungan dan
dalam pengertian komunikasi dua arah atau merencanakan serta mewujudkan harapan-
komunikasi ke semua arah perhatian lebih ditekan- harapannya. Independency merupakan perilaku
kan pada arah komunikasi maka dalam komunikasi yang aktivitasnya diarahkan pada diri sendiri, tidak
antar-pribadi lebih memperhatikan pribadi-pribadi mengharapkan pengarahan dari orang lain dalam
yang berkomunikasi. Masing-masing pihak menyelesaikan masalahnya. Self reliance
menyadari dirinya sebagai pribadi yang dapat mempunyai ciri-ciri adanya kebutuhan yang
menerima dan juga dapat menyam-paikan pesan menonjol untuk memperoleh pengakuan orang lain,
sehingga terjadi suatu dialog antar pribadi. merasa mampu mengontrol tindakannya sendiri dan
Seorang komunikator dalam berkomuni- penuh inisiatif.
kasi membawa pengalaman, kepercayaan, nilai- Hetherington dalam Spencer dan Kass
nilai dan sikap tertentu yang diperoleh dan dipelajari (1976) dalam Rahmah (2004) menyatakan bahwa
dari interaksinya dengan orang lain dan lingkungan kemandirian ditunjukkan dengan adanya
sekitar. Pengalaman, kepercayaan, nilai-nilai dan kemampuan untuk mengambil inisiatif, kemampuan
sikap yang dimiliki seseorang menentukan untuk mengatasi masalah, penuh ketekunan,
bagaimana cara seseorang berkomunikasi. memperoleh kepuasan dari usahanya serta
Perspektif perbedaan individu memandang berkeinginan mengerjakan sesuatu tanpa bantuan
bahwa sikap dan organisasi personal psikologis orang lain.
(dalam arti faktor-faktor yang ada dalam diri Ciri-ciri sikap mandiri menurut beberapa
individu) akan menentukan bagaimana individu ahli dalam Djunanah (1999) yaitu: (1) memenuhi
memilih stimuli dari lingkungan dan bagaimana ia diri atau identitas diri, (2) memiliki kemampuan
memberi makna pada stimuli tersebut (Effendy, inisiatif, (3) membuat pertimbangan sendiri dalam
1996). Perspektif ini bisa digunakan untuk bertindak, (4) mencukupi kebutuhan sendiri, (5)
menjelaskan bagaimana faktor individu (karak- bertanggungjawab atas tindakannya, (6) mampu
teristik) orang tua menentukan pola komunikasi membebaskan diri dari keterikatan yang tidak
yang digunakannya. perlu, (7) dapat mengambil keputusan sendiri
Di samping faktor individu, faktor dalam bentuk kemampuan memilih.

202 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 6, Nomor 3, September - Desember 2008


Yuni Retnowati Pola Komunikasi Orangtua Tunggal

Kemandirian, seperti halnya kondisi 2002). Sementara beberapa penelitian lain


psikologis yang lain, dapat berkembang dengan menunjukkan jika ada orang dewasa lain, seperti
baik jika diberikan kesempatan untuk berkembang nenek yang ada di rumah, anak nampaknya akan
melalui latihan yang dilakukan secara terus menerus berperilaku lebih baik dan juga lebih baik di
dan dilakukan sejak dini. Latihan tersebut dapat sekolah. Hal ini disebabkab karena tugas
berupa pemberian tugas-tugas tanpa bantuan, dan mengawasi perilaku anak mungkin lebih sulit
tentu saja tugas-tugas tersebut disesuaikan dengan dilakukan oleh satu orang tua (Cherlin, 2002).
usia dan kemampuan anak. Dengan latihan terus Berbeda dengan temuan penelitian
menerus akan tumbuh sikap mandiri dalam diri tersebut, penelitian Dhamayanti (2006) terhadap
anak yang pada gilirannya dengan sikap mandiri kemandirian anak usia 2,5 – 4 tahun di Yogyakarta
tersebut seorang anak akan mampu menghadapi menyebutkan bahwa faktor banyaknya keluarga
permasalahan (Mutadin, 2002). tidak memberikan kontribusi terhadap kemandirian
Perkembangan kemandirian dapat anak. Tipe keluarga yaitu nuclear family dan ex-
bersumber dari dalam diri anak maupun dari luar. tended family tidak banyak berperan dalam
Perkembangan kemandirian yang bersumber dari perkembangan kemandirian anak. Sementara itu,
dalam diri anak meliputi jenis kelamin, usia dan Olsen (1974) berpendapat bahwa figur otoritas
hereditas, sedangkan yang bersumber dari luar dari extended family yang berperan dalam
adalah pembentukan oleh lingkungan, termasuk membentuk kemandirian anak dengan cara mem-
pola asuh orang tua dan proses belajar mengajar pengaruhi pola pengasuhan yang dilakukan oleh
di sekolah (Suyoto, 1982). ibu.
Hurlock (1991) menyebutkan lima faktor
yang mempengaruhi kemandirian, yaitu: (1) Metode Penelitian
keluarga: misalnya perlakuan ibu terhadap anak, Desain penelitian yang digunakan adalah
(2) sekolah: perlakuan guru dan teman sebaya, (3) survey dengan pendekatan kualitatif, yaitu survai
media komunikasi massa: misalnya majalah, koran, yang digunakan dalam penelitian deskriptif. Survai
televisi dan sebagainya, (4) agama: misalnya sikap bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang
terhadap agama yang kuat, (5) pekerjaan atau orang yang jumlahnya besar dengan cara
tugas yang menuntut sikap pribadi tertentu. mewawancarai sejumlah kecil dari populasi
Selanjutnya Hurlock menyebutkan bahwa (Nasution, 2003). Berdasarkan sampel yang dida-
melalui teman sebaya, anak belajar berpikir secara pat diambil beberapa kasus yang ditindaklanjuti
mandiri, mengambil keputusan sendiri, menerima dengan wawancara mendalam yang dimaksudkan
dan menolak pandangan dan nilai yang berasal dari untuk mengetahui faktor-faktor yang terkait dengan
keluarga. Anak mempelajari pola perilaku yang fenomena komunikasi.
diterima oleh kelompoknya. Hal ini dilakukan Penelitian ini tidak menggambarkan satu
dengan tujuan untuk mendapatkan pengakuan dan unit populasi tetapi membahas unit orang tua
penerimaan oleh teman sebaya. tunggal beretnis Jawa yang tinggal di wilayah kota
Penelitian Suyoto (1982) tentang pola Yogyakarta. Unit penelitian ini adalah perempuan
asuh anak-anak remaja pada berbagai kelas sosial yang berstatus sebagai orang tua tunggal
di Yogyakarta menemukan bahwa kemandirian berdasarkan data perceraian di Pengadilan Agama
remaja berkorelasi secara signifikan dengan Kota Yogyakarta dari tahun 2001 sampai 2005
variabel-variabel pendidikan, usia dan tingkat yang bekerja nafkah dan mempunyai hak asuh
interaksi orang tua. anak berusia antara 7 – 12 tahun.
Penelitian lain yang dilakukan di Amerika Pengumpulan data dilakukan dengan
Serikat menemukan bahwa ketika single mother instrumen utama berupa kuesioner, yaitu daftar
tinggal dengan orang dewasa lain, terutama ibunya, pertanyaan yang relevan dengan peubah-peubah
keduanya bisa menyediakan pengasuhan anak dan indikator yang diteliti. Data yang dikumpulkan
seperti pada keluarga dengan dua orang tua ( meliputi (1) karakteristik personal, (2) perilaku
Kellam, Ensminger dan Turner dalam Cherlin, komunikasi, (3) pola komunikasi, dan (3) keman-

Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 6, Nomor 3, September - Desember 2008 203


Pola Komunikasi Orangtua Tunggal Yuni Retnowati

dirian anak dianalisis sehingga penulisan penelitian ini rinci dari


Analisis data terdiri atas tiga tahap, yaitu awal hinga akhir. Dependability dilakukan oleh
diawali dengan reduksi data yang dilakukan auditor independen, yaitu pembimbing penelitian
dengan proses pemilihan data, penyederhanaan dengan memberikan masukan terhadap seluruh
data, pengabstrakan, dan pemindahan data kasar hasil penelitian pada peneliti. Confirmability
yang muncul dari catatan tertulis di lapangan, dilakukan dengan pemeriksaan dependabilitas yang
kemudian penyajian data dilakukan dengan dilakukan peneliti dengan menghubungi informan
menginterpretasikan secara deskriptif kutipan- jika dirasakan ada hal-hal yang kurang lengkap.
kutipan hasil wawancara dengan orang tua tunggal,
anak dan guru untuk memudahkan melihat pola Pembahasan
komunikasi dan faktor individu serta lingkungan Karakteristik Personal
yang terkait dengan proses pembentukan ke- Sebagian besar orang tua tunggal (48%)
mandirian anak. Data yang diperoleh dari berusia antara 36-46 tahun, berpendidikan SMU
kuesioner disajikan dalam bentuk tabel distribusi, (40 %), bekerja sebagai karyawan swasta (44 %)
kecenderungan pola komunikasi, kecenderungan dengan penghasilan kurang dari Rp. 1 juta (52 %).
kemandirian anak, hubungan karakteristik orang Lama waktu bekerja di luar rumah berkisar antara
tua tunggal dan pola komunikasi, hubungan faktor 8–10 jam (72 %).
lingkungan dan pola komunikasi, hubungan Kebanyakan responden anak berjenis
karakteristik orang tua tunggal dan kemandirian kelamin perempuan dan berusia antara 10 – 12
anak, hubungan faktor lingkungan dan kemandirian tahun. Sebagian besar responden (40 %)
anak., dan terakhir penarikan kesimpulan dengan merupakan anak tunggal. Jika dilihat dari
cara melakukan verifikasi terhadap penyajian data sekolahnya, maka sebagian besar responden anak
penelitian guna memperoleh kebenaran data atau bersekolah di SD, hanya ada tiga orang anak yang
informasi yang valid kemudian diinterpretasikan bersekolah di SMP dengan usia 12 tahun. Jenis
secara deskriptif dan ditarik suatu kesimpulan. sekolah dibedakan menjadi sekolah negeri dan
Validitas dan reliabilitas dalam penelitian sekolah swasta. Jumlah responden yang
kualitatif memiliki dasar kepercayaan yang bersekolah di sekolah negeri tidak berbeda jauh
berbeda. Menurut Lincoln dan Guba dalam dengan yang bersekolah di sekolah swasta.
Moleong (2004), ada empat keabsahan data yang
diperlukan untuk teknik pemeriksaan dalam Perilaku Komunikasi
menjamin keabsahan data hasil penelitian kualitatif, Orang tua tunggal yang menggunakan
yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan media lebih dari 7 jam dan antara 1-3 jam dalam
(transferability), kebergantungan (dependabil- seminggu adalah sama yaitu 28 persen. Rata-rata
ity), dan kepastian (confirmability). Derajat mereka lebih suka membaca dari pada menonton
kepercayaan dilakukan melalui (1) ketekunan televisi, yaitu 31,2 persen suka membaca surat
pengamatan peneliti terhadap interaksi antara orang kabar sementara 20 persen suka menonton berita
tua tunggal dan anak yang diikuti dengan di televisi.
wawancara, serta (2) triangulasi dengan cara Lebih dari setengah jumlah responden
membandingkan data yang diperoleh melalui menghabiskan 2-4 jam seminggu untuk melakukan
kuesioner dengan data hasil wawancara, kegiatan sosial. Responden yang tidak mengikuti
membandingkan apa yang dikatakan orang tua kegiatan sosial hampir setengah dari jumlah
dengan apa yang dikatakan anak untuk responden yaitu 40 persen. Sedangkan jumlah
mendapatkan gambaran pola komunikasi dan responden yang menghabiskan 5-7 jam seminggu
kemandirian anak. Transferability dengan cara untuk berkegiatan sosial hanya sebanyak 8 persen.
menyajikan hasil penelitian ini secara deskripsi Kegiatan sosial yang paling banyak
dengan bahasa yang mudah dimengerti sesuai dilakukan oleh orang tua tunggal adalah kegiatan
penulisan ilmiah. Dalam penelitian ini tranferabilitas di lingkungan sekitarnya yaitu PKK yang dilakukan
setiap data yang diperoleh langsung ditabulasi dan secara rutin sebulan sekali. Kegiatan lain yang juga

204 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 6, Nomor 3, September - Desember 2008


Yuni Retnowati Pola Komunikasi Orangtua Tunggal

banyak diminati oleh orangtua tunggal adalah kan kegiatan olah raga lebih banyak diikuti anak
kegiatan rohani berupa pengajian-pengajian. laki-laki.
Sebanyak 16,2 persen bergabung dengan support- Jenis bacaan yang disukai baik oleh anak
ing group yang dikoordinir oleh LSM perempuan laki-laki maupun anak perempuan adalah komik
dengan tujuan memberikan bantuan dalam yang sering difilmkan sebagai film kartun di televisi,
menghadapi masalah-masalah yang terkait dengan seperti Dora Emon, Tsubasa, Scoby Doo dan
perceraian, konflik dengan mantan pasangan dan Detektif Conan. Selain membaca komik, anak
pengasuhan anak. perempuan juga suka membaca majalah anak.
Jenis bacaan yang paling digemari oleh
orangtua tunggal adalah surat kabar yang Pola Komunikasi Orangtua Tunggal
dimaksudkan untuk mendapatkan berita dan Pola komunikasi yang digunakan oleh
menambah wawasan. Tabloid adalah jenis bacaan orangtua tunggal dapat dikategorikan menjadi
ke dua yang paling digemari. Selebihnya jenis linier, interaksi dan transaksi. Beberapa situasi
bacaan tergantung pada minat seperti filsafat, yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari
kesehatan, hobi dan sebagainya. mendorong penggunaan pola komunikasi yang
Jenis tontonan yang paling digemari adalah berbeda. Dengan demikian satu orangtua tunggal
berita disusul kemudian dengan infotainment, film dapat menggunakan lebih dari satu pola komu-
dan sinetron. Jenis tontonan ini menunjukkan tujuan nikasi.
penggunaan media massa adalah untuk Tabel 1 menunjukkan bahwa secara umum
mendapatkan informasi dan hiburan. penggunaan pola komunikasi interaksi lebih
Sementara itu anak-anak dari orang tua dominan dibandingkan penggunaan pola
tunggal mengisi waktu luang dengan mengikuti komunikasi linier maupun pola komunikasi
kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan minat, transaksi kecuali pada situasi pengaturan uang
ketersediaan waktu serta biaya. Kegiatan Pramuka saku anak dan pemanfaatan waktu luang anak
merupakan kegiatan wajib dari sekolah yang harus penggunaan pola komunikasi transaksi lebih
diikuti anak-anak kelas 4-6 SD. Di luar kegiatan dominan. Sementara itu, pola komunikasi interaksi
tersebut, kebanyakan anak mengikuti kegiatan paling banyak digunakan ketika menghadapi anak
kesenian dan olah raga. Lebih banyak anak yang bermasalah dengan teman, prestasi belajar
perempuan mengikuti kegiatan kesenian sedang- anak menurun dan jika orang tua tidak bisa

Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 6, Nomor 3, September - Desember 2008 205


Pola Komunikasi Orangtua Tunggal Yuni Retnowati

memenuhi permintaan anak. Komunikasi yang diketahui bahwa komunikasi linier dinilai sangat
bersifat dua arah atau dialogis lebih tepat tepat untuk mendisiplinkan anak dalam melakukan
digunakan pada situasi tersebut karena lewat kegiatan sehari-hari.
komunikasi dua arah, orang tua bisa memberikan
pengertian kepada anak tentang situasi yang Hubungan Lingkungan dan Pola Komunikasi
dihadapi. Tabel 2 menunjukkan bagaimana faktor
Meskipun ditemukan variasi penggunaan lingkungan menentukan kecenderungan penggu-
beberapa pola komunikasi sesuai dengan situasi naan suatu jenis pola komunikasi oleh orang tua
yang dihadapi, secara umum bisa ditentukan tunggal. Selanjutnya dilakukan analisis deskriptif
kecenderungan penggunaan pola komunikasi yang untuk memberikan penjelasan terhadap fenomena-
dominan berdasarkan jawaban kuesioner dan hasil fenomena yang muncul di lapangan.
wawancara. Berdasarkan skor pola komunikasi pada
Secara umum pola komunikasi interaksi semua faktor lingkungan maka secara umum pada
paling dominan digunakan oleh orang tua tunggal. semua faktor lingkungan yang dihadapi anak
Pada pola komunikasi interaksi, anak dapat terlihat penggunaan pola komunikasi interaksi.
menyampaikan keinginan dan pendapatnya secara Hanya pada satu orang anak yang berinteraksi
terbuka. Pola komunikasi transaksi menempati rendah dengan teman sebaya ditemukan penggu-
urutan kedua sebagai pola komunikasi yang naan pola komunikasi linier oleh orang tua tunggal.
digunakan orang tua tunggal dalam penelitian ini. Dengan demikian faktor lingkungan anak
Anak diberi kesempatan untuk berperanserta menyebabkan digunakannya pola komunikasi
dalam memutuskan sesuatu dalam porsi yang interaksi oleh orang tua tunggal.
seimbang dengan orang tua.
Pola komunikasi linier ternyata masih Hubungan Karakteristik Orangtua Tunggal
digunakan orang tua sampai saat ini meskipun dan Pola Komunikasi
tingkat penggunaannya oleh orang tua tunggal Penelitian ini mendeskripsikan pengaruh
sedikit. Dari wawancara dengan responden karakteristik orang tua tunggal terhadap pola ko-

206 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 6, Nomor 3, September - Desember 2008


Yuni Retnowati Pola Komunikasi Orangtua Tunggal

munikasi antara orang tua tunggal dan anak Tabel sendiri (tindakan) sedangkan kategori tingkat
3 menunjukkan hubungan antara karakteristik kemandirian anak dibedakan menjadi kurang
orang tua tunggal dengan kecenderungan pola mandiri, cukup mandiri dan sangat mandiri.
komunikasi yang digunakannya. Secara keseluruhan terlihat sebagian besar
anak sangat mandiri. Hanya ditemukan satu anak
Kemandirian Anak yang kurang mandiri dalam aspek tindakan, namun
Gambaran kemandirian anak dilihat dengan mempertimbangkan dua aspek lainnya
berdasarkan aspek inisiatif, kemampuan memutus- maka secara umum anak tetap dikategorikan
kan (keputusan) dan kesediaan mengerjakan cukup mandiri.

Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 6, Nomor 3, September - Desember 2008 207


Pola Komunikasi Orangtua Tunggal Yuni Retnowati

Pola Komunikasi dalam Membentuk membentuk kemandirian anak dengan cara :


Kemandirian Anak menumbuhkan rasa mampu pada diri anak,
Kecenderungan kemandirian anak membiarkan anak membuat keputusan sendiri
berdasarkan pola komunikasi yang digunakan untuk hal-hal yang menyangkut kepentingannya,
orang tua tunggal diperlihatkan pada Tabel 4. melatih anak bertanggungjawab, dan melibatkan
Ternyata pola komunikasi interaksi dan transaksi anak dalam mengerjakan tugas-tugas di rumah.
menghasilkan anak yang sangat mandiri sedang- Sedangkan pola komunikasi transaksi membentuk
kan pola komunikasi linier membuat anak cukup kemandirian anak dengan cara : menanamkan ke-
mandiri. sadaran untuk mandiri, mengajarkan kedisiplin-
Ketiga jenis pola komunikasi yang diguna- an, memberi contoh dengan tindakan, membiarkan
kan oleh orang tua tunggal ternyata bisa membentuk anak belajar dari pengalaman, dan membiarkan
kemandirian anak meskipun dalam tingkat yang anak menentukan sebaya, dan media massa.
berbeda. Pola komunikasi linier membentuk ke- Tabel 8 menunjukkan faktor lingkungan
mandirian dengan cara : menyuruh anak patuh pada dan kecenderungan kemandirian anak. Hasil yang
orang tua, menyuruh anak mengerjakan sen-diri didapat dari kecenderungan kemandirian anak
apa yang bisa dilakukannya, dan mengungkap-kan menunjukkan bahwa anak yang sangat mandiri
kesulitan kepada anak. Pola komunikasi interaksi ditemukan pada interaksi rendah dengan keluarga

208 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 6, Nomor 3, September - Desember 2008


Yuni Retnowati Pola Komunikasi Orangtua Tunggal

Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 6, Nomor 3, September - Desember 2008 209


Pola Komunikasi Orangtua Tunggal Yuni Retnowati

luas, bersekolah di negeri, berinteraksi sedang hubungannya dengan pola komunikasi adalah usia,
dengan teman sebaya dan menggunakan media jumlah anak dan tingkat pendidikan. Makin tua
massa dalam intensitas tinggi. usia, makin banyak jumlah anak dan makin tinggi
pendidikan orangtua tunggal makin cenderung
Hubungan Karakteristik Orangtua Tunggal menggunakan pola komunikasi transaksi, (3.)
dan Kemandirian Anak Faktor lingkungan yang ada hubungannya dengan
Karakteristik orangtua tunggal diduga kemandirian anak adalah keluarga luas, sekolah,
berperan dalam membentuk kemandirian anak. teman sebaya dan media massa. Interaksi rendah
Hubungan karakteristik orangtua tunggal dengan dengan keluarga luas, sekolah negeri, interaksi
tingkat kemandirian anak ditunjukkan pada Tabel sedang dengan teman sebaya dan intensitas
6. penggunaan media massa yang tinggi mendorong
Faktor karakteristik orang tua tunggal tumbuhnya kemandirian anak.
yang ada hubungannya dengan kemandirian anak Karakteristik orang tua tunggal yang
adalah usia, jumlah anak, pendidikan, pekerjaan, berperan dalam membentuk kemandirian anak
pendapatan dan lamanya waktu bekerja. Usia adalah usia, jumlah anak, pendidikan, pekerjaan,
orangtua 36-46 tahun dan 47-57 tahun pendapatan, lama waktu bekerja. Makin tua usia
menunjukkan kebanyakan anak yang sangat orangtua tunggal ternyata menyebabkan anak
mandiri, sedangkan jumlah anak satu orang dan sangat mandiri. Jumlah anak sedikit atau banyak
tiga orang atau lebih cenderung membuat anak berhubungan dengan kemandirian anak. Orangtua
sangat mandiri. Faktor pendidikan, pekerjaan dan tunggal dengan satu orang anak maupun tiga orang
pendapatan menunjukkan kelas sosial ekonomi, anak atau lebih ternyata anak-anak mereka sangat
dan ternyata pada kelas sosial ekonomi rendah mandiri. Pendidikan orangtua tunggal yang rendah,
ditemukan anak yang sangat mandiri. Kesadaran jenis pekerjaan di sektor informal dengan gaji
anak untuk meringankan beban orangtua rendah, atau yang dikategorikan berstatus sosial
mendorong terbentuknya kemandirian anak. ekonomi rendah ternyata menyebabkan anak
Faktor lamanya waktu bekerja juga mendorong menjadi sangat mandiri. Makin lama orangtua
tumbuhnya kemandirian anak yaitu semakin lama bekerja menyebabkan anak makin mandiri.
orangtua bekerja justru anak semakin mandiri.
Partisipasi orangtua tunggal dalam kegiatan sosial Daftar Pustaka
ada hubungannya dengan kemandirian anak tetapi Ahmadi, A., 1999, Psikologi Sosial. Rineka
lamanya waktu mengikuti kegiatan sosial tidak Cipta. Jakarta.
menentukan tingkat kemandirian anak. Arliss, 1999, Gender Communication.
Mc.Graw. Hill Inc. Indiana University.
Kesimpulan USA.
Berdasarkan hasil penelitian dan Balson, M., 1999, Becoming Better Parents
pembahasan menghasilkan kesimpulan sebagai Edisi ke-4. Terjemahan Sr. Alberta.
berikut : (1.) Secara umum pola komunikasi Grasindo. Jakarta
interaksi dan transaksi lebih berperan dominan Bandura, A., 1995, Social Learning Theory.
dalam membentuk kemandirian anak melalui Prentice-Hall. New Jersey.
penanaman kesadaran untuk mandiri kepada anak BPS, 2001, Statistik Sosial Ekonomi 2001. Biro
dan melatih anak mandiri. Pola komunikasi linier Pusat Statistik. Jakarta.
juga bisa membentuk kemandirian anak melalui Cherlin, A.J., 2002, Public and Private Fami-
efek komunikasi berupa ketundukan sedangkan lies : An Introduction. Mc. Graw-Hill.
pola komunikasi interaksi dan transaksi melalui New York
efek internalisasi, (2.) Faktor lingkungan pada Djunanah, 1999, Pengaruh Sikap Penerimaan
umumnya menyebabkan orangtua tunggal meng- Orang Tua dan Kemandirian Siswa
gunakan pola komunikasi interaksi. Sedangkan SMU UII Yogyakarta. Laporan Penelitian
karakteristik orangtua tunggal yang ada (tidak diterbitkan).Lembaga Penelitian Uni-

210 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 6, Nomor 3, September - Desember 2008


Yuni Retnowati Pola Komunikasi Orangtua Tunggal

versitas Islam Indonesia. Yogyakarta. Aksara. Jakarta.


Dhamayanti, L.S., 2006, Kemandirian Anak Olsen, N.J., 1974, Family Structure and
Usia 2,5 – 4 Tahun Ditinjau dari Tipe Socialization Patterns in Taiwan. J.
Keluarga dan Tipe Pra Sekolah. J. American Journal of Sociology. 6 : 1395
Sosiosains. 19 : 42-52 - 1417
Effendy, O.U., 1996, Ilmu, Teori dan Filsafat Rahmah, 2004, Pengaruh Disiplin dan Lamanya
Komunikasi. Citra Aditya Bakti. Menetap di Pondok Pesantren
Bandung. Terhadap Kognisi Sosial dan
Frankl, V.E., 1972, Man’s Search For Meaning Kemandirian Remaja. Tesis. Universitas
: An Introduction to Logotherapy. Bea- Gadjah Mada. Yogyakarta.
con Press. Boston. Rakhmat, Jalaluddin, 2001, Psikologi
Gottman, J dan DeClaire, J., 1998, Kiat-kiat Komunikasi. Remaja Rosdakarya.
Membesarkan Anak yang Memiliki Bandung.
Kecerdasan Emosional. Terjemahan T. Ramdhani, M., 2006, Proses Belajar dan Tingkat
Hermaya. Gramedia Pustaka Utama. Ja- Kecakapan Hidup Remaja Pengrajin
karta. Sandal Desa Cikaret Kecamatan Bogor
Hurlock, E.B., 1991, Perkembangan Anak. Selatan. Tesis. Institut Pertanian Bogor.
Terjemahan M. Tjandrasa dan M. Bogor.
Zarkasih. Erlangga. Jakarta. Suleeman, E., 1990, “Komunikasi dalam
Moleong, L.J., 2004, Metode Penelitian Keluarga.” dalam Ihromi, T.O. “Para
Kualitatif. Remaja Rosdakarya. Bandung Ibu yang Berperan Tunggal dan yang
Mulyana, D., 2002, Pengantar Ilmu Berperan Ganda.” FE. UI. Jakarta.
Komunikasi. Remaja Rosdakarya. Suyoto, 1982, Pola Asuhan Anak-anak Remaja
Bandung Pada Berbagai Kelas Sosial di
Mutadin, Zainun., 2002, Kemandirian Sebagai DaerahYogyakarta. Laporan Penelitian
Kebutuhan Psikologis Pada Remaja. (tidak diterbitkan). FIP – IKIP Yogyakarta
http:// www. e-psikologi.com/remaja/ Sudjana, 2000, Dasar-dasar Proses Belajar
250602.htm Diakses 20-11-2005 Mengajar. Sinar Baru Agensindo.
Nasution, S., 2003, Metode Research. Bumi Bandung

Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 6, Nomor 3, September - Desember 2008 211

Anda mungkin juga menyukai