Daftar Isi i
i
BULETIN MANAJEMEN KEWIRAUSAHAAN
PROFIL
Konsentrasi Manajemen Kewirausahaan
VISI
Mensosialisasikan dan menerapkan kewirausahaan dalam segala bidang untuk akselerasi pembangunan.
Kewirausahaan adalah “Way of Thinking” yang mengacu kepada pengidentfikasian peluang (Opportunity
Driven) dan mewujudkannya sehingga memberikan nilai yang signifikan kepada pemrakarsanya dan
masyarakat.
MISI
Menggalakkan pendidikan dan pelathan kewirausahaan seluas‐luasnya kepada masyarakat.
Termasuk masyarakat kampus/para mahasiswa
Konsentrasi kewirausahaan yang dikelola program MM untuk menghasilkan sarjana kualifikasi S2
yang ingin menjadi:
Ultrapreneur yaitu entrepreneur dengan skala nasional dan internasional (Global Entrepreneur)
Intrapreneur: yaitu manajer yang berwawasan entrepreneur, yaitu mengembangkan
entrepreneurship di perusahaan‐perusahaan
Menjadi karyawan pemerintah/perbankan/lembaga non pemerintah yang ditugasi mengembangkan
kewirausahaan
orang yang kreatf. Kemudian, mengetahui dan memahami pula tentang bagaimana cara manajemen
dapat mengembangkan dan mendukung lingkungan yang kreatf, agar karyawan memperlihatkan
kreatvitas, prakarsa, kaya sumber, dan mengerjakan segala sesuatu di luar wewenang tanggung
jawab serta di luar struktur perintah, tapi tetap berada dalam pengendalian manajemen. Dengan
menyadari bentuk‐bentuk kreatf, maka mereka yang berjiwa wirausaha dapat menyesuaikan
kemampuan karyawannya dengan kebutuhan organisasi.
Pembahasan materi tentang manajemen kreatvitas; Pengembangan potensi kreatf; Kreatvitas dan
keselarasan dalam rangka mencari keseimbangan; Mengelola orang‐orang kreatf; dan Menuai
imajinasi untuk memecahkan masalah dengan kreatif. Selanjutnya, membahas juga tentang: keunikan
inovasi berdasarkan pengetahuan; cara manajemen mempengaruhi penciptaan gagasan; merangsang
inovasi agar tumbuh gairah dalam mencari gagasan‐gagasan yang baik dalam suatu organisasi; serta
efektf dalam mengelola inovasi.
TIM PENGAJAR
Ketua : Prof. Dr. Yuyun Wirasasmita, M.Sc.
Sekretaris : Yunizar, S.E., M.Sc., Ph.D.
Pengajar : 1. Prof. Dr. Yuyun Wirasasmita, M.Sc.
2. Prof. Dr. Maman Kusman, S.E., M.B.A.
3. Prof. Dr. Yuyus Suryana, S.E., M.S.
4. Dr. Tatang Sulaeman, S.E.
5. Yunizar S.E., M.Sc., Ph.D.
6.Harry Suharman, S.E., M.A., Ak.
7. Sutsna, S.E., M.S.
2 | Edisi September 2010
BULETIN MANAJEMEN KEWIRAUSAHAAN
PENGELOLAAN INOVASI
MENUJU KEUNGGULAN KOMPETITIF
Oleh :
Yuyun Wirasasmita
memenuhi
kebutuhan pasar.
Telah dicontohkan
oleh Toyota yang
telah meng‐ hasilkan
berbagai jenis
kendaraan untuk
pasar Amerika.
Demikian juga Nokia
yang telah meng‐
hasilkan berbagai
jenis handphone,
atau Sony yang
telah meng‐ hasilkan
50 model portable
audio player.
Penelitan lebih
lanjut
mengemukakan
bahwa
30% dari
penjualan dan
laba karena
keberhasilan inovasi
baik dalam proses
maupun dalam
produk. Tetapi
kemudian difahami
juga bahwa
dampak inovasi
tdak hanya untuk
kemajuan
perusahaan, tetapi
juga berdampak
terhadap kemajuan
negara sebagai
keseluruhan.
Sepert diungkap
oleh Baumol :
“Virtually all of
the economic
growth that has
occured since the
eigh‐ teenth century
is ultimately
attributable to
innovation”. Edisi September 2010 | 3
BULETIN MANAJEMEN KEWIRAUSAHAAN
4. Kerjasama tm.
Mendorong
kerjasama tim.
Gagasan berasal
dari perorangan.
Akan tetapi
untuk sampai
kepada inovasi
diperlukan tm.
Innovation =
invention +
implemen‐
tation/commerci
alization adalah
produk dari suatu
tm.
5. Keterlibatan
yang tnggi
dari semua
bagian.
Inovasi
memerlukan
keterlibatan
semua pihak dan
berbagai disiplin
ilmu.
6. Iklim inovatf
Sikap pimpinan
terhadap
lingkungan,
menciptakan
iklim kreatf
Edisi September 2010 | 3
BULETIN MANAJEMEN KEWIRAUSAHAAN
7. Sumber‐ B
sumber/resource a
s termasuk dana c
yang memadai. a
a
Dengan
n
memperhatkan
unsur‐unsur
tersebut :
organisasi Baumol W (2002):
mempunyai
potensi untuk The Free Market
merealisasikan
Innovation
potensi inovatf.
Machine,
V. Purwa
Wacana Princeton Univer‐
(Final
sity Press
Thought)
Abstrak
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana pengaruh jiwa intrapreneurship
karyawan dan budaya organisasi terhadap produktivitas di PT. Aarti Jaya, baik secara simultan
maupun secara parsial.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif verifikatif. Penelitian
deskriptif bertujuan untuk menjawab dan mengungkapkan bagaimana jiwa intrapreneurship
karyawan, budaya organisasi dan produktivitas di PT. Aarti Jaya. Sedangkan tujuan verifikatif
untuk mengungkap bagaimana pengaruh dari jiwa intrapreneurship karyawan dan budaya
organisasi terhadap produktivitas. Pengumpulan data menggunakan metode survey dengan
sumber data primer dan sekunder, dan diperoleh jumlah sampel sebanyak 126 responden,
yaitu karyawan PT. Aarti Jaya. Metode analisis yang digunakan adalah analisis jalur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh jiwa intrapreneurship karyawan dan budaya
organisasi terhadap produktivitas adalah sebesar 68,26%.
sebagai rasio dari keluaran yang dicapai kondisi variabel penelitan pada saat
dengan sumber daya yang digunakan). dilakukan, sedangkan penelitan verifikatf
untuk menguji kebenaran dari suatu
2.6 Dimensi Produktvitas hipotesis. Untuk memperoleh kesimpulan
dalam menjawab hipotesis penelitan
Whitmore (dalam Sedarmayanti, 2001)
digunakan metode penelitan survey.
menyatakan dimensi produktvitas terbagi
atas :
3.2 Cara Penentuan Data
1. Efektvitas.
2. Efisiensi. Penelitan ini menggunakan sampling jenuh.
Menurut Sugiyono (2003) sampling jenuh
2.7 Kerangka Pemikiran yaitu suatu teknik di mana memilih seluruh
anggota populasi sebagai sampel, yang
menjadi populasi adalah seluruh karyawan
PT. Aart Jaya, yaitu sebanyak 126 orang.
Aart jaya.” }N ∑ X 2
−
∑ X N
∑ Y −
2
∑Y
2. “Jiwa intrapreneurship karyawan berpe‐
ngaruh positf terhadap produktvitas di Bila suatu butir/item pertanyaan mempunyai
PT. Aart jaya.” korelasi Pearson (r) > 0.3 maka butir
“Budaya organisasi berpengaruh positif pertanyaan itu dikatakan valid, jika r < 0.3
terhadap produktvitas di PT. Aart Jaya.” maka tdak valid.
“Jiwa intrapreneurship karyawan dan Reliabilitas adalah tngkat keterpercayaan
budaya organisasi berpengaruh baik hasil suatu pengukuran, yaitu pengukuran
secara simultan maupun parsial terhadap yang mampu memberikan hasil ukur yang
produktvitas di PT. Aart Jaya.” terpercaya (reliabel). Pengujian reliabilitas
menggunakan rumus alpha cronbach, yaitu :
III. Metode Penelitan
3.1 Jenis Penelitian dan Metode Yang
⎡ N ⎤ ⎡ ∑ σite
2
Digunakan ⎤
α= ⎢ N − 1⎥ ⎢ m
Jenis penelitan yang dilakukan ada pene‐
litan ini adalah deskriptf‐verifikatf. Pene‐
14
litan| Edisi
deskriptf untuk mengungkapkan
September 2010
BULETIN MANAJEMEN KEWIRAUSAHAAN
⎥ ⎣
⎣ ⎦
∑ σ⎥ t2
⎦ot
a
l
(probability
dibawah 0,05).
4
. ܲܲ௬ ε√1 െെ
5 0,682 െെൌ
0,5639
P
e
r
s
a
m
a
a
n
Diagram Jalur Jiwa
Intrapreneurship
J Karyawan dan
a Budaya
l Organisasi
Terhadap
u
Produktvit
r as
K
o
e
f
i
s
i
e
n
J
a
l
u
r
C
o
e
f
f
4.6 Pengujian Hipotesis
Hasil Uji‐t Pada Masing‐Masing Variabel
1. Pengujian simultan dengan uji F
• Ho : Pyx1 = Pyx2 = 0 (Tidak terdapat Hasil
Variabel t hitung t tabel
pengaruh yang signifikan antara jiwa Pengujian
intrapreneurship karyawan dan budaya jiwa
intrapreneurship 0,540 1,9794 Ditolak
organisasi terhadap produktivitas). karyawan
• H1 : Sekurang‐kurangnya ada sebuah budaya organisasi 10,891 1,9794 Diterima
minimal Pyxi ≠ 0 ; i = 1, 2 (Terdapat Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa
pengaruh yang signifikan antara jiwa nilai thitung untuk variabel jiwa inrapreneurship
intrapreneurship karyawan dan budaya karyawan (X1) lebih kecil dari nilai ttabel,
organisasi terhadap produktivitas). sedangkan nilai thitung untuk variabel budaya
k
(n − k − 1) ∑ P YX 1 r YX 1
organisasi (X2) lebih besar dari nilai ttabel. Ini
F = i =1 berart variabel jiwa intrapreneurship
k (1 − ∑ P YX 1 r YX 1 ) karyawan (X1) secara parsial tdak
berpengaruh terhadap produktvitas (Y),
Pengujian Hipotesis Jiwa Intrapreneurship
sedangkan variabel budaya organisasi (X2)
Karyawan dan Budaya Organisasi Terhadap
secara parsial berpengaruh terhadap
Produktvitas
produktvitas (Y).
Hipotesis Alternatif F Hitung F Tabel Ket.
4.7 Pengaruh Langsung dan Tidak
X1 dan X2 secara
simultan berpengaruh 131,783 3,0698 Diterima Langsung
terhadap Y
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Jiwa
Intrapreneurship Karyawan dan Budaya Organisasi
• Karena nilai Fhitung = 131,783 > Ftabel = Terhadap Produktivitas
3,0698 maka keputusan uji adalah Varia‐ Koefisien Pengaruh
Pengaruh
Total
Tidak
hipotesis nol ditolak. Hasil uji dapat bel Jalur Langsung
Langsung
Pengaruh
Alexander
Sindoro.
Jakarta :
Prenhallindo.
Sugiyono. 2003 .
Metode Penelitian
Adminis‐
trasi. Bandung :
Alfabeta.
Sugiyono. 2009.
Statistika untuk
Penelitian.
Bandung :
Alfabeta.
Timpe, A Dale. 2002.
Seri Manajemen
Sumber
Daya Manusia :
Seri 7
Produktivitas.
Jakarta
: PT. Gramedia.
Winardi, J.
2008.
Entrepreneur dan
Entrepreneurship.
Jakarta : Kencana.
Winarto, Paulus.
2002. First Step
to be an
Entrepreneur.
Jakarta : Elex
Media
Komputndo.
KEWIRAUSAHAAN SOSIAL: SEBUAH TINJAUAN ANALITIS
Oleh:
Tubagus Alan Satria Nugraha ‐
Tent Utami ‐
Yunizar ‐
“Di atas sendi yang ketiga dapat didirikan tonggak demokrasi ekonomi. Tidak lagi orang
seorang atau satu golongan kecil yang mesti menguasai penghidupan orang banyak seperti
sekarang, melainkan keperluan dan kemauan rakyat yang banyak harus menjadi pedoman
perusahaan dan penghasilan. Sebab itu, segala tangkai penghasilan besar yang mengenai
penghidupan rakyat harus berdasar pada milik bersama dan terletak di bawah penjagaan
rakyat dengan perantaraan badan‐badan perwakilannya” (Mohammad Hatta, 1932).
PENDAHULUAN
Konsep kewirausahaan sosial pertama kali
Kemiskinan, polusi, buta‐huruf, atau pema‐ 2
berkembang di Inggris pada tahun 1840an .
nasan global adalah sebagian dari permasa‐ Di Indonesia konsep ini menjadi sesuatu yang
lahan‐permasalahan sosial yang dihadapi “baru tapi lama”, dimana konsep kewira‐
masyarakat dunia. Dalam perspektf ekono‐ usahaan sosial sebenarnya identk dengan
mi, permasalahan‐permasalahan tersebut konsep koperasi yang merupakan perwu‐
sesungguhnya adalah bentuk dari kegagalan judan ideal dari UUD 1945 Pasal 33 Ayat 1,
pasar (market failures). Intervensi pemerin‐ yang ironisnya semakin tenggelam seiring
tah dalam perekonomian baik di negara ber‐ perjalanan sejarah perekonomian Indonesia.
kembang ataupun di negara maju seringkali Kebanyakan masyarakat Indonesia dan juga
gagal menyelesaikan permasalahan‐perma‐ para pengambil kebijakannya cenderung
salahan yang ada secara menyeluruh. melihat tujuan kewirausahaan sebatas pada
Namun menyelesaikan masalah adalah sifat economic value creation dan profit maxi‐
1
alamiah manusia . Fenomena yang terjadi mization dengan ttk berat kepentngan pada
adalah selalu muncul individu‐individu yang shareholders sepert cara pandang ekonomi
memiliki inisiatf untuk menyelesaikan neoklasik. Padahal kewirausahaan juga
permasalahan‐permasalahan di sekitarnya, mempunyai potensi social value creation jika
baik secara perorangan atau berkelompok, ttk berat kepentngan dialihkan kepada
dimana motfnya bukanlah untuk mendapat‐ kepentingan bersama (masyarakat), yaitu
kan profit namun terpenuhinya social utility. penyelesaian permasalahan‐permasalahan
Untuk dapat menyelesaikan suatu perma‐ sosial.
salahan tentunya individu‐individu tadi Makalah ini akan mengulas kewirausahaan
membutuhkan cara‐cara yang spesifik, salah sosial pertama‐tama dengan menjelaskan
satunya adalah dengan menggunakan konsepsi pengertan dan pendefinisiannya,
kegiatan usaha (business) sebagai alat untuk kemudian melakukan tnjauan analits
menciptakan nilai‐nilai (sosial) dalam rangka berdasarkan sejarah perkembangannya dan
mencapai tujuan‐tujuan sosial yang permasalahan‐permasa‐ lahan yang dihadapi
diharapkan. Hal inilah yang biasa disebut terutama berdasarkan pengalaman empiris di
dengan istlah kewirausahaan sosial (social Inggris sebagai negara yang pertamakali
entrepreneurship). melembagakan kewirausahaan sosial. Terakhir
akan dianalisis potensi kontribusi
1
http://en.wikipedia.org/wiki/Problem_solving 2
Li & Wong, Social Enterprise Policies of The UK, Spain,
and Hong Kong, Legislatve Council of Hong Kong, 2007,
hal 3.
16 | Edisi September 2010
5
kewirausahaan sosial di Indonesia. Diharapkan Deakins & Freel, 2009 dalam http://en.wikipedia.org/
makalah ini dapat memberikan sudut pandang
baru mengenai bentuk lain kewirausahaan
untuk kemudian menjadi inspirasi bagi para
pelaku wirausaha, pengambil kebijakan, serta
masya‐ rakat pada umumnya dalam
menghadapi permasalahan‐permasalahan sosial
yang ada.
Makalah ini disusun dengan metode pene‐
litan sekunder melalui studi kepustakaan
(termasuk pencarian data dengan internet)
dengan pendekatan deskriptif‐analits, yang
biasa digunakan dalam penelitan‐penelitian
sosial. Tujuan metode penelitan dengan pen‐
dekatan deskriptf‐analits adalah memberi‐
kan gambaran secara sistemats, faktual, dan
akurat mengenai fakta‐fakta, sifat‐sifat serta
hubungan diantara fenomena‐fenomena
3
yang diselidiki .
3
Kenneth D. Bailey, Methods of Social Research, The
Free Press, London, 1987, hal 38.
4
Martn & Osberg, Social Entrepreneurship: The Case for
Definition, Stanford Social Innovaton Review, 2007, hal
31. BULETIN MANAJEMEN KEWIRAUSAHAAN |
17
produk dan jasa baru. Faktor lain adalah salahan sosial adalah kemiskinan, polusi,
adanya keinginan (wants) dan kebutuhan pelanggaran hak asasi manusia, diskriminasi,
(needs) serta peluang (opportunity) sepert atau pemanasan global.
dalam definisi kewirausahaan yang dinyata‐
6 Dalam kata lain, ketka seseorang berusaha
kan oleh Robbin dan Coulter . Dapat kita
menyelesaikan sebuah permasalahan sosial
simpulkan inti dari kewirausahaan adalah
dengan bersikap sebagai seorang wirausaha,
value creation untuk pemenuhan kebutuhan
dengan karakter yang dikatakan oleh Peter
dimana kebutuhan ini dilihat sebagai sebuah Drucker: selalu melihat perubahan (termasuk
peluang. adanya masalah sosial); melakukan respons
Dari pengertan diatas kita melangkah atas perubahan itu; serta mengelolanya
8
kepada pengertan kewirausahaan sosial. sebagai sebuah peluang , maka proses
Sama dengan pengertan kewirausahaan, tersebut adalah sebuah bentuk kewira‐
kewirausahaan sosial adalah juga mengenai usahaan sosial. Beberapa definisi baku dari
value creation untuk pemenuhan kebutuhan. kewirausahaan sosial diantaranya dikemuka‐
Namun secara lebih spesifik, pemenuhan kan dalam laporan Global Entrepreneurship
9
kebutuhan yang dimaksud adalah penye‐ Monitor , yaitu: kewirausahaan sosial adalah
lesaian permasalahan‐permasalahan sosial
(social issues), yaitu suatu permasalahan, 6
Robbin & Coulter, Management, Prentce Hall, 2007,
kontroversi, atau keduanya, yang berkaitan hal 44.
dengan norma sosial, yang secara langsung 7
http://en.wikipedia.org/wiki/Social_issues
8
atau tidak langsung mempengaruhi sese‐ Gorgi Filipov, Entrepreneurship And The Commerciali‐zation of
Inventions And Research Results, WIPO‐IFIA Internatonal
orang, beberapa, atau semua anggota dari Symposium on The Commercializaton of Inventons In The
7
suatu masyarakat . Beberapa contoh perma‐ Global Market, 2002, hal 2.
9
Harding & Harding, Social Entrepreneurship in the UK, Delta
wiki/Entrepreneur. Economics Report, 2008, hal 9.
22
Institute, dan Abu Syauqi dengan Rumah
Li & Wong, Social Enterprise Policies of The UK, Spain,
20 and Hong Kong, Legislatve Council of Hong Kong, 2007,
http://en.wikipedia.org/wiki/Cooperatve
hal 3.
21
http://en.wikipedia.org/wiki/Social_entrepreneurship 23
Ibid, hal 3.
24
Ibid, hal 7‐8.
1. Kurangnya l sebagai suatu buhan usaha‐usaha
pemahaman . pilihan karir. 25
sosial . Selain itu
akan pe‐ranan • Penyedia pada undang‐
kewirausahaan 2. Kurangnya data‐ undang tentang
jasa data empiris
sosial dari pihak‐ perusahaan tahun
pihak yang mengenai 2004, Pemerintah
keuangan/penda
terkait dengan kewirausahaan Inggris
sektor ini, naan sosial, sepert menambahkan suatu
akibatnya: tdak jumlah dan bentuk perusahaan
memiliki
keyakinan pertumbuhan, atau enttas legal
atas
• Para sehingga baru yang
kepastan
pemerintah dinamakan
usaha dan
mengalami Community Interest
pengambil resiko dari
kesulitan dalam Companies, dengan
usaha‐
melakukan aturan dan
usaha sosial,
kebijakan meng‐ perencanaan ketentuan yang
sehingga ragu
dan penyediaan diper‐ untukkan
dalam
dukungan. khusus sesuai
abai‐ memberikan
Selain itu belum dengan karakteristik
kan potensi pinjaman.
sektor ini adanya bentuk
dalam • Lembaga yang dibutuhkan
menye‐ enttas legal 26
usaha‐usaha sosial .
lesaikan sosial tidak dengan aturan Hasilnya,
masalah‐ yang spesifik
menyadari usaha‐usaha sosial
masalah untuk usaha tumbuh hingga
sosial dan sosial
potensi mencapai populasi
ekonomi. menimbulkan
kewirausahaa yang relatif besar
• Pelaku n sosial kebingungan
sebagai cara dan memberikan
untuk
usaha tdak terutama bagi dampak yang cukup
mandiri dan calon‐calon
melepaskan signifikan pada
melihat usaha wirausahawan pereko‐ nomian
sosial diri dari
sebagai sosial. secara makro. Pada
rekana ketergantung
n an terhadap tahun 2007 di Inggris
potensi Sebagai upaya
al. terdapat lebih dari
dana pihak dalam menghadapi
• Penyedia jasa 55.000 usaha sosial,
ketiga. masalah‐ masalah
• Kebanyakan 5% dari total jumlah
pendukung ini, pada tahun 2002 usaha yang ada di
usaha tdak anggota pemerintah Inggris seluruh negara.
mengeluarkan Dengan kontribusi
melihat masyarakat
usaha sosial kebijakan stratejik lebih dari £8 milyar
sebagai
klien belum untuk pada tahun 2006,
terinspirasi
p untuk mempromosikan atau hampir
mendirikan
o usaha‐usaha sosial, mencapai 1% dari
usaha‐usaha
t kemudian pada 2006
27
PDB Inggris .
sosial dan
e mengeluarkan
belum
n kebijakan lainnya POTENSI
melihat
s untuk mendukung KEWIRAUSAHAAN
bekerja di
i perkembangan dan SOSIAL DI
sektor ini
a pertum‐ INDONESIA
e
UUD 1945 Pasal 33 r I
Ayat 1 berbunyi: s b
“Pereko‐ nomian a i
disusun sebagai m d
usaha bersama dan a ,
berdasarkan atas .
azas kekeluargaan”,
dimana sebelumnya h
Tanpa
ayat ini memiliki a
mengaitkannya l
penjelasan dengan dengan koperasi,
kalimat yang ke‐
berbunyi: “Bangun 4
wirausahaan sosial
perusahaan yang .
justru dapat men‐
sesuai dengan itu jadi 28
R. Baswir,
ialah koperasi”,
Selamatkan
yang dihapuskan 2 Koperasi!,
pada aman‐
5 Bisnis
demen Pasal 33
In
UUD 1945 di tahun
28 do
2002 . I ne
Jika kita kaitkan hal b sia
ini dengan i O
penjelasan di d nli
bagian sebelumnya , ne
bahwa konsep
,
koperasi h 13
sama dengan a /0
konsep dasar l 7/
kewirausahaan
20
sosial, maka
3 09
kewirausahaan
. .
sosial sesung‐
guhnya adalah jiwa 2
dari ekonomi 6
kerakyatan
yang dimaksud oleh
founding fathers I
bangsa b
Indonesia. Dimana i
kegiatan‐kegiatan d
usaha, ,
yang
menghidupkan h
perekonomian, a
diba‐ l
ngun untuk
menyelesaikan 1
permasalahan‐ 0
permasalahan sosial .
yang menjadi 2
kebutuhan 7
b
alternatf dalam masyarakat muslim nilai sosial yang karena mampu
menyelesaikan di Indonesia, yang diciptakan. memberikan daya
permasa‐ lahan‐ kemudian menjadi cipta nilai‐
permasalahan sosial tujuan dalam Selain sebagai solusi nilai sosial maupun
di Indonesia dengan mendirikan sebuah permasalahan ekonomi, yaitu :
30