2018
Masniari, Christin
Univesitas Sumatera Utara
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/7446
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
Tingkat Pengetahuan dan Sikap Pasien Diabetes Melitus
Terhadap Resiko Ulkus Kaki di Poliklinik Penyakit Dalam
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
SKRIPSI
Oleh
Christin Masniari
141101032
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan
Tingkat Pengetahuan dan Sikap Pasien Diabetes Melitus Terhadap Ulkus Kaki di
Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan.”
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
arahan serta telah memberikan waktu, memberi saran serta kritik yang
iv
ini.
telah mendidik penulis selama proses perkuliahan dan staf non akademik
6. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang menjadi motivasi dalam hidup penulis
8. Pihak Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang telah
9. Kepada seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih belum sempurna. Untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak
sehingga skripsi ini menjadi lebih baik lagi bagi perkembangan Ilmu
keperawatan.
Penulis
vi
halaman
Halaman judul ...................................................................................................... i
Lembar pengesahan ............................................................................................. ii
Lembar orisinalitas .............................................................................................iii
Prakata ................................................................................................................ iv
Daftar isi ............................................................................................................ vii
Daftar tabel ......................................................................................................... ix
Daftar gambar...................................................................................................... x
Abstrak ............................................................................................................... xi
vii
viii
Tabel 5.1.1 Distribusi frekuensi dan persentase data demografi responden ..... 56
Tabel 5.1.3 Distribusi frekuensi dan persentase data sikap responden ............. 60
ix
Title oflhe Thesis : The Level of Know/edge and Alli/ude of Diobeles Mellitus
Palienls toward Foot Ulcer in the In/ernul Polyclinic oj
RSVP H. Adam Malik. Medon
Name a/Student .- Christin Marniari
Student ID Number : /4110/032
Study Program .' SI (Undergraduate Degree) Nursing
Academic Year : 20/7120/8
ABSTRACT
xi
Kata kunci : Tingkat pengetahuan, sikap, penderita diabetes melitus, ulkus kaki
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.Latar belakang
permasalahan saat ini adalah penyakit tidak menular yaitu kejadian diabetes
(PERKENI,2011)
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
Insulin adalah hormon yang disekresi dari pankreas dan dibutuhkan dalam
hiperglikemia.(ADA,2013)
melitus tipe 1 adalah tubuh sangat sedikit atau tidak mampu memproduksi
insulin akibat kerusakan sel beta pankreas ataupun adanya proses autoimun.
diabetes melitus tipe 2 adalah hasil dari gangguan sekresi insulin progresif
lain terjadi sebagai hasil kerusakan genetik spesifik insulin dan pergerakan
Prevelensi diabetes melitus tipe 2 paling besar ditemukan pada populasi urban
Di dunia pada tahun 2015, 415 juta orang dewasa dengan diabetes
melitus. Kenaikan empat kali lipat dari 108 juta di tahun 1980an. Pada tahun
2015, persentase orang dewasa dengan diabetes melitus adalah 8,5%. Satu
Pada tahun 2013, salah satu beban pengeluaran kesehatan terbesar di dunia
adalah diabetes melitus yaitu sekitar 612 miliar dolar, diestimasikan sekitar
11% dari total pembelanjaan untuk langsung kesehatan dunia. Pada tahun
jenis kelamin dan penyebab kematian kelima pada perempuan. Pada tahun
2012 gula darah tinggi bertanggung jawab atas 3,7 juta kematian di dunia.
Dari angka ini, 1,5 juta kematian disebabkan oleh diabetes melitus.
(WHO,2015)
Di Asia Tenggara pada tahun 2015, 415 juta orang dewasa dengan
diabetes melitus. Kenaikan empat kali lipat dari 108 juta di tahun 1980an.
Pada tahun 2015, persentase orang dewasa dengan diabetes melitus adalah
8,5%. Satu diantara sebelas orang dewasa menyandang diabetes melitus. Pada
tahun 2040 diperkirakan jumlahnya akan bertambah menjadi 642 juta (IDF
2015). Pada tahun 2014, terdapat 96 juta orang dewasa dengan diabetes
dari 4,1% di tahun 1980an menjadi 8,6% di tahun 2014. Pada tahun 2013,
melitus yaitu sekitar 612 miliar dolar, diestimasikan sekitar 11% dari total
konsekuensi dari gula darah tinggi. Lebih dari 60% laki-laki dan 40%
seperti usia, kelebihan berat badan dan distribusi lemak tubuh. Diabetes
orang-orang dari wilayah Eropa, pada usia dimana merupakan masa paling
produktif. (WHO,2015)
bersama dengan Cina, India, Amerika Serikat, Brazil, Rusia dan Meksiko
dengan jumlah estimasi orang dengan diabetes melitus sebesar 10 juta (IDF
kecenderungan meningkat yaitu dari 5,7% pada tahun 2007 menjadi 6,9 pada
tahun 2013. 2/3 orang dengan diabetes melitus di Indonesia tidak mengetahui
berat badan berlebih atau overweight dan obesitas yang merupakan salah satu
(WHO,2015)
peningkatan dari tahun 2009 sebesar 0,8% menjadi 2,3% pada tahun 2013
penyakit diabetes melitus tertinggi di kabupaten Pakpak Barat yaitu 1,6% dan
dialami pasien diabetes melitus tipe 2 adalah neuropati perifer (10-60%) yang
penyakit akibat diabetes melitus ini baru dirasakan setelah komplikasi yang
penting dari diabates melitus adalah masalah ulkus kaki. Dimana komplikasi
saat ini masih memberikan masalah berupa luka yang sulit sembuh dan resiko
amputasi yang tinggi. Adapun salah satu faktor resiko amputasi adalah
Prevalensi ulkus diabetik berkisar antara 1,0% dan 4,1% di Amerika Serikat
(AS), 4,6% di Kenya, dan 20,4% di belanda. Studi rumah sakit menunjukkan
bahwa prevalensi ulkus diabetik kaki adalah antara 11,7% dan 19,1% di
antara penderita Diabetes di Nigeria. Prevalensi ulkus kaki rawat inap dengan
sebesar 15% dari penderita diabetes melitus. Di RSCM, pada tahun 2003
perawatan diabetes melitus selalu terkait dengan ulkus kaki. Angka kematian
dan angka amputasi masih tinggi. Masing-masing sebesar 32,5% dan 23,5%.
sekitar 15%. Angka amputasi penderita ulkus kaki 30%, angka mortalitas
penderita ulkus kaki 32% dan ulkus kaki merupakan sebab perawatan rumah
sakit yang terbanyak sebesar 80% untuk diabetes melitus. Penderita ulkus
kaki di Indonesia memerlukan biaya yang tinggi sebesar 1,3 juta rupiah
sampai 1,6 juta rupiah perbulan dan 43,5 juta rupiah pertahun untuk seorang
dengan kategori baik hanya 34%. Hal tersebut dapat disebabkan oleh
medikasi. (PERKENI,2011)
untuk mencegah ulkus kaki. Jika pasien memiliki pengetahuan yang memadai
pasien akan dapat memilih alternatif yang terbaik bagi dirinya dan cenderung
luka. Apabila perawatan yang dilakukan dengan tepat maka dapat membantu
proses penyembuhan dan diharapkan pasien menjadi sehat baik fisik, mental,
melitus saja yang perlu diketahui pasien diabetes melitus. Tetapi juga
resiko komplikasi suatu penyakit tersebut secara umum, maka akan merubah
sikap penderita diabetes melitus menjadi sikap yang sehat dan dapat
tentang pengetahuan dan sikap pasien diabetes melitus terhadap resiko ulkus
kaki.
2. Tujuan penelitian
2.1Tujuan umum
ulkus kaki.
kaki.
3.Perumusan masalah
kaki?
4. Manfaat penelitian
Diabetes Melitus.
ulkus kaki.
4.4 Responden
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengetahuan
1.1Defenisi pengetahuan
telinga.
tersebut akan semakin luas pula pengetahuan nya. Akan tetapi perlu
yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan
A.Faktor internal
a.Pendidikan
b.Pekerjaan
kehidupan keluarga.
c.Umur
dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan
B.Faktor eksternal
a.Faktor lingkungan
b.Sosial budaya
sendiri.
1.4Tingkat pengetahuan
a.Tahu (know)
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab
rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa
b.Memahami (Comprehention)
c.Aplikasi (Application)
d.Analisi (Analysis)
e. Sintesis (Syntetis)
ada.
f.Evaluasi ( Evaluation)
Perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang dapat
diamati langsung maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar. Menurut
baik buruknya tindakan terhadap stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini
manusia dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek fisik, psikis dan
2.Sikap
2.1Defenisi sikap
sendiri, orang lain, objek atau issue (Wawan & Dewi, 2011)
(Notoatmodjo,2012)
2.2Komponen sikap
Menurut Wawan dan Dewi (2011) struktur sikap terdiri atas 3 komponen
2.3Ciri-ciri sikap
b.Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap
tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain, sikap itu terbentuk,
d.Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga
2.4Sifat sikap
Menurut Wawan dan Dewi (2011) sikap dapat pula bersifat positif dan
sikap yaitu :
a.Pengalaman pribadi
meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah
c.Pengaruh kebudayaan
d.Media massa
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama
f.Faktor emosional
Menurut Wawan dan Dewi (2011) perubahan sikap dipengaruhi oleh tiga
faktor, yaitu:
a.Kredibilitas
b.Daya tarik
Kredibilitas masih perlu ditambah daya terik agar lebih persuatif dan
suatu pernyataan yang kita terima secara tidak kritis dan pesan
E.Menakuti
Pesan satu sisi paling efektif jika orang dalam keadaan netral atau sudah
menyukai suatu pesan. Pesan Dua Sisi lebih disukai untuk mengubah
G.Penerimaan pesan
penerima kedua.
2.7Tingkatan sikap
a.Menerima (Receiving)
b.Merespon (Responding)
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap karena dengan suatu
diberikan. Lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang itu
c.Menghargai (Valuing)
orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat
tentang gizi adalah suatu bukti bahwa si ibu telah mempunyai sikap
agar terdiri atas pernyataan favorable dan tidak favorable dalam jumlah
semua positif dan tidak semua negatif yang seolah-olah isi skala
hasil pengukuran.
3.Diabetes melitus
tingginya kadar gula dalam darah, yang disertai dengan adanya kelainan
gula di dalam darah. Akan tetapi pada diabetes terjadi defisiensi insulin
yang khas, yakni urine yang terasa manis dalam jumlah yang besar.
berlebihan. “Melitus” dari bahasa Yunani dan latin yang berarti madu.
al, 2015)
&Meida,2009)
melitus yaitu:
kehamilan)
keadaan ini tidak segera diobati, maka akan timbul gejala fase
polidipsi, dan berat badan turun. Ketiga gejala klasik tersebut disebut
pula sebagai “ trias sindrom diabetes akut” yang bila tidak segera diobati
kronis komplikasi diabetes melitus yang sering muncul antara lain lemah
3.4Patofisiologi
baru dan mengganti sel yang rusak. Di samping itu badan juga
memerlukan energi supaya sel badan dapat berfungsi dengan baik. Energi
pada mesin berasal dari bahan bakar yaitu bensin. Pada manusia bahan
bakar itu berasal dari bahan makanan yang kita makan sehari-hari, yang
glukosa, protein menjadi asam amino dan lemak menjadi asam lemak.
Ketiga zat makanan itu akan diserap oleh usus kemudian masuk ke dalam
sebagai bahan bakar, zat makanan itu harus masuk dulu kedalam sel
supaya dapat diolah. Di dalam sel, zat makanan terutama glukosa dibakar
melalui proses kimia yang rumit, yang hasil akhirnya adalah timbulnya
bakar. Insulin ini adalah hormon yang dikeluarkan oleh sel beta di
pankreas.
Dalam keadaan normal yang artinya kadar insulin cukup dan sensitif,
insulin akan ditangkap oleh reseptor insulin yang ada pada permukaan sel
otot, kemudian membuka pintu masuk sel hingga glukosa dapat masuk
meskipun insulin ada dan reseptor juga ada tetapi karena ada kelainan di
dalam sel itu sendiri pintu masuk sel tetap tidak dapat terbuka dan tetap
b.Kadar gula darah puasa (FPG) ≥ 126 mg/dL (7,0 mmol/L). Puasa
c.Kadar glukosa plasma 2 jam setelah tes toleransi glukosa oral (TTOG)
dalam air 250ml dan diminum dalam waktu lima menit. Berpuasa
dua jam sesudah beban glukosa dan selama proses pemeriksaan subjek
yang diperiksa tetap istirahat dan tidak merokok. (Slamet et al, 2015)
a.Penyuluhan
akut dan kronik dari diabetes melitus, perawatan dan pemeliharaan kaki
dibutuhkan, jadwal makan yang harus diikuti, dan jenis makanan yang
220 dikurangi dengan usia (dalam tahun) dan lamanya latihan ialah
d.Pengobatan
Mekanisme kerja insulin short acting, medium acting dan long acting.
4.Ulkus kaki
Ulkus kaki adalah luka yang dialami oleh penderita diabetes melitus
pada area kaki dengan kondisi luka mulai dari luka superficial, nekrosis
kulit, sampai luka dengan ketebalan penuh (full thickness), yang dapat
meluas ke jaringan lain seperti tendon, tulang dan persendian. (Rudy &
lapisan kulit)
sendi, atau fasia dalam (deep fascia) tanpa abses atau osteomielitis.
Alat skrining kaki untuk penggunaan rutin di klinik menurut Rudy dan
kapas takterasa
Menurut Rudy dan Richard (2015) mengkaji kaki pada penderita diabetes
perubahan trofik ( heloma, ulkus, kakus, gangren pada jari), denyut nadi
ujung kaki seperti palu, ujung kaki tabuh, bunion (tonjolan tulang
Menurut Rudy dan Richard (2015) prinsip penanganan ulkus kaki ada
terutama pada ulkus plantar, alas kaki sementara, sepatu yang pas
penyakit makrovaskular.
lembab.
penderita diabetes melitus dan tindak lanjut yang tepat. Hal yang sangat
tanda awal ulkus adalah hal yang krusial, dan bila di temukan riwayat
kembali ke area kulit yang sehat. Metode paling sederhana dari off
loading adalah tirah baring ketat, namun hal ini tidak aplikatif, karena
adalah cara yang paling efektif dan metode berbasis bukti dari off-
mobilitas, namun perlu diubah secara rutin, membatasi pasien seperti saat
mandi, dan ulkus tidak mudah diinspeksi secara teratur. Oleh sebab itu,
alat yang mudah dilepas untuk off-loading dapat digunakan. Akan tetapi,
sepatu.
dan debridemen teratur pada jaringan yang terinfeksi, rusak dan nekrosis.
dengan penyembuhan ulkus yang lebih cepat. Larva serangga dari bahan
dari balutan tidak diketahui pasti dan menurut studi acak berskala kecil,
Menurut Rudy dan Richard (2015) faktor resiko terjadnya ulkus kaki
melitus terdiri atas faktor-faktor resiko yang tidak dapat di ubah dan
a.Umur
adanya robekan atau luka pada kaki penderita diabetes melitus yang
a.Neuropati (sensorik,motorik,perifer)
serabut saraf yang lebih lanjut akan terjadi neuropati. Saraf yang
b.Obesitas
dengan IMT (index massa tubuh) ≥ 25 kg/m² (pria) atau berat badan
obesitas.
c.Hipertansi
subendotel.
nadi pada arteri dorsalis pedis, tibialis dan poplitea. Kaki menjadi
f.Kebiasaan merokok
senam kaki dapat dilakukan dengan posisi berdiri, duduk dan tidur,
aspirin dan lainnya yang sejenis dapat digunakan pada pasien diabetes
kaki yang baik pada kulit kering atau tumit yang retak-retak, supaya
untuk memotong kuku kaki secara lurus dan kemudian mengikir agar
kuku lembut, kuku kaki yang menusuk daging dan kalus, hendaknya
biasa, yang bisa tergelincir, dan ini dapat menyebabkan luka pada
kuku setiap hari apakah terdapat kalus, bula, luka, lecet dan
diawali dari timbulnya lesi pada tungkai kaki, terutama apabila terjadi
sesuai atau sepatu khusus untuk kaki dan nyaman di pakai. Sebelum
memakai sepatu memeriksa terlebih dahulu kalau ada batu dan lain-
terhadap kulit. Sepatu harus terbuat dari kulit, kuat, pas (cukup ruang
untuk ibu jari kaki) dan tidak boleh dipakai tanpa kaos kaki. Sepatu
kaos kaki yang bersih dan mengganti setiap hari. Kaus kaki terbuat
dari bahan wol atau katun. Jangan memakai bahan sintetis, karena
BAB 3
KERANGKA PENELITIAN
3.1.Kerangka Konseptual
hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau
antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin
Pengetahuan dan Sikap Pasien Diabetes Melitus Terhadap Resiko Ulkus Kaki
di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Medan.
BAB 4
METODE PENELITIAN
dan sikap pasien diabetes melitus terhadap resiko terjadinya ulkus kaki di
Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Medan.
adalah pasien diabetes melitus yang sesuai dengan kriteria penelitian yang
Pusat Haji Adam Malik Medan. Berdasarkan survei awal yang dilakukan
oleh peneliti jumlah pasien diabetes melitus yang melakukan rawat jalan
tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri dan ciri atau sifat-sifat populasi
yang sudah diketahui sebelumnya yaitu setiap pasien diabetes melitus yang
Adam Malik medan dan bersedia menjadi responden yang bisa membaca,
menulis dan pasien yang termasuk dalam kategori dewasa (˃17 tahun)
𝑁
n=
1 + 𝑁 (d2 )
330
n=
1 + 330 (0,12 )
330
n=
1 + 330(0,01)
330
n=
1 + 3,3
330
n=
4,3
n=77
N= besar populasi
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan sebagai rumah sakit rujukan dari
memahami isi dan surat persetujuan yang telah dibuat oleh peneliti, lalu
penomoran.
yaitu: Pertama data demografi yang berisi identitas pasien diabetes melitus,
kaki dan ketiga kuesioner sikap pasien diabetes melitus terhadap resiko
ulkus kaki.
responden.
dengan skor 5-8 dan pengetahuan yang kurang dengan skor 0-4.
dengan jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan
sangat tidak setuju (STS). Hasil kuesioner ini adalah nilai tertinggi 48
menjawab soal dengan skor 33-48, cukup dengan skor 17-32 dan
akan di ukur.
secara tepat. Uji Validitas instrumen dilakukan oleh dosen ahli di bidang
Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang memberikan hasil relatif
sama bila digunakan beberapa kali pada kelompok subjek yang sama.
sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Metode pengumpulan data
tempat penelitian.
kuesioner yang terdiri dari tiga bagian yaitu pertama kuesioner demografi
diabetes melitus terhadap resiko ulkus kaki yang terdiri dari pernyataan
dianalisa.
Metode statistik yang digunakan untuk analisa data pada penelitian ini
adalah statistik univariat atau statistik deskriptif yaitu suatu prosedur untuk
persentase.(Notoadmodjo,2012)
BAB 5
tingkat pengetahuan dan sikap pasien diabetes melitus terhadap resiko ulkus
kaki pada pasien diabetes melitus di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Berdasarkan pengumpulan data pada
Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Medan.
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Proses pengambilan
Protestan yaitu 47 orang (61%) dan suku mayoritas adalah Batak Toba
Agama
Islam 25 32,5
Kristen Protestan 47 61,0
Katolik 3 3,9
Hindu 0 0
Budha 2 2,6
Suku
Batak Toba 38 49,4
Batak Karo 23 29,9
Jawa 12 15,6
Melayu 1 1,3
Nias 1 1,3
Cina 2 2,6
Lama Menderita DM
1-5 tahun 30 39,0
6-10 tahun 32 41,6
11-15 tahun 12 15,6
16-20 tahun 3 3,9
Status Pasien
Menikah 77 100
Belum menikah 0 0
Pendidikan
Perguruan tinggi 37 48,1
SMA 25 32,5
SMP 9 11,7
SD 6 7,8
Tidak sekolah 0 0
Malik Medan
Pasien
Baik 68 88,3
Cukup 9 11,7
1,4,6,8,9, dan 10. Sedangkan pernyataan yang banyak salah di jawab oleh
responden yaitu nomor 2,3,5,7,11, dan 12. Hasil penelitian tentang uraian
n % n %
Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dapat dilihat dalam tabel
5.1.2
Baik 65 84,4
Cukup 12 15,6
5.2 Pembahasan
oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
kaki
baik yang dimiliki responden dalam penelitian ini. Hal ini sejalan
pengetahuan nya.
kaki.
semakin lama dan tidak ada responden yang tidak mengetahui hal
resiko ulkus kaki terjadi dari faktor lanjut usia yang terkait dengan
2015).
berkurangnya sensasi rasa sakit pada kaki yang pada umumnya luka
kecil yang terjadi pada tungkai kaki pada umumnya tidak langsung
akan lebih mudah dan memiliki resiko yang lebih tinggi untuk
gula darah adalahlah salah satu mengurangi faktor resiko ulkus kaki.
ke arteri dorsalis pedis, poplitea, dan tibialis juga akan menurun (Rudy
menuju kaki dan juga efektif untuk mencegah rasa dingin dan
2018)
penggunaan alas kaki yang tidak nyaman (Rudy & Richard, 2018)
sebanyak 88,9%.
kondisi kaki yang akan menjadi lebih kering sehingga pasien diabetes
memiliki resiko yang lebih tinggi untuk terjadinya ulkus kaki. Pada
darah sedang atau besar pada tungkai yang menyebkan tungkai akan
2018)
memiliki resiko 3 kali lebih besar terjadinya ulkus kaki. Nikotin yang
poplitea, dan tibialis juga akan menurun (Rudy & Richard, 2018).
peredaran darah yang menuju kaki dan juga efektif untuk mencegah
rasa dingin dan kekakuan pada kaki penderita diabetes melitus. (Rudy
kaki setiap hari dan apabila kotor. Sebanyak 41,6% responden setuju
dan 7,8% responden sangat setuju memakai kaos kaki saat memakai
yang disebabkan oleh penggunaan alas kaki yang tidak nyaman (Rudy
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
sampai tanggal 8 Juni 2018 di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
tentang ulkus kaki masih ada responden dalam kategori cukup, oleh
karena itu penelitian ini diharapkan perawat bisa menjadi edukator dan
baku demi hasil penelitian yang lebih baik lagi. Hasil penelitian ini juga
tiga domain yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan. Untuk itu, peneliti
melitus terhadap ulkus kaki yang mencakup ketiga domain yaitu tingkat
Petunjuk pengisian : Isilah data di bawah ini dengan tepat dan benar. Berilah
tanda checklist (√) pada pilihan yang anda anggap benar.
Nomor responden :
Umur :
Lama menderita diabetes melitus :
1. Jenis kelamin
( ) Laki-laki
( ) Perempuan
2. Pendidikan terakhir
( ) Tidak sekolah
( ) SD
( ) SMP
( ) SMA
( ) Perguruan tinggi
3. Pekerjaan
( ) PNS
( ) Wiraswasta
( ) Buruh
( ) Lainnya, sebutkan...............
4. Agama
( ) Islam
( ) Kristen Protestan
( ) Katolik
( ) Hindu
( ) Budha
( ) Lainnya, sebutkan.................
5. Suku
( ) Batak Toba
( ) Batak Karo
( ) Mandailing
( ) Jawa
6. Status pasien
( ) Menikah
( ) Belum menikah
Petunjuk pengisian :Isilah pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan benar.
Berilah tanda silang (X) pada setiap jawaban yang menurut
anda benar.
3. Di bawah ini adalah salah satu tanda beresiko mengalami ulkus kaki
adalah..........
a. Rasa sakit ketika terluka
b. Tidak merasa sakit ketika terluka
c. Merasakan panas bila terkena air panas
5. Berikut ini adalah tekanan darah yang beresiko mengalami ulkus kaki
adalah..........
a. 140/80 mmHg
b. 130/80 mmHg
c. 120/80 mmHg
7. Berikut ini adalah kebiasaan yang paling beresiko untuk mengalami ulkus
kaki adalah........
a. Merokok
b. Duduk
c. Berdiri
8. Berikut ini adalah makanan yang tidak boleh dimakan oleh pasien diabetes
melitus adalah.........
a. Kentang
b. Dodol
c. Singkong/ubi
9. Berikut ini adalah kegiatan yang tidak boleh dilakukan untuk mencegah
mengalami ulkus kaki adalah.......
a. Lari pagi
b. Senam setiap hari
c. Tidur setelah makan
11. Berikut ini yang harus dilakukan untuk perawatan kaki adalah........
a. Memotong kuku kaki dengan menggunakan pisau silet
b. Memotong kuku kaki secara lurus
c. Mencongkel kotoran di pinggir kuku kaki
12. Berikut ini adalah pemakaian sepatu yang salah untuk pasien diabetes
melitus adalah........
a. Memakai sepatu yang sempit
b. Sebelum memakai sepatu memeriksa terlebih dahulu kalau ada batu
dan lain-lain.
c. Memakai kaos kaki/ alas sepatu
Petunjuk pengisian : Isilah data di bawah ini dengan tepat dan benar. Berilah
tanda pada checklist (√) pada pilihan yang anda anggap
benar. Pilihan jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), tidak
setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).
No Pernyataan SS S TS STS
1. Memperhatikan kondisi kaki yang kering
2. Tidak peduli dengan tubuh yang kegemukan
3. Melakukan pemeriksaan tekanan darah
secara rutin
4. Melakukan pemeriksaan kolesterol secara
rutin
5. Tidak merokok
6. Mematuhi diet diabetes
7. Memperhatikan jadwal makan, jenis
makanan dan jumlah kalori yang
dibutuhkan.
8. Melakukan secara rutin senam kaki
9. Melakukan pemeriksaan kaki dalam tahapan
pengobatan kontrol ulang.
10 Menjaga kebersihan kaki
11. Memakai kaos kaki saat memakai sepatu
12. Memakai sepatu yang nyaman dan pas
dengan ukuran kaki.
N Kegiatan september Oktober November Desember Januari Pebruari Maret April Mei Juni juli
o
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Mengajukan Judul
2 Menetapkan Judul
3 Menyiapkan Proposal
4 Ujian Proposal
5 Revisi Proposal
6 Mengurus Izin
7 Melakukan Uji
Validitas
8 Mengurus Ethichal
clearance
13 Penyusunan Laporan
Skripsi
14 Ujian Skripsi s