Anda di halaman 1dari 4

M. K Teknologi Industri Dosen : Dr. Eng. Uju, S.Pi, M.

Si
Tumbuhan Laut

APLIKASI KARAGINAN

Kelompok 2
Edi ridwanda C34150048
Fildza C34160017
Rahmadiana C34160019
Wafa Istiqomah C34160021
Mustika M C34160027
Hani Aditya C34160023
Fafa Rizkon C34160099
M Arief B C34160100

Pendahuluan
Elektrolit polimer padat pada umumnya digunakan dalam perangkat elektrokimia
untuk menjaga stabilitas dimensi, fleksibilitas, stabilitas elektrokimia, keamanan dan
daya tahan lama. Pengembangan polimer konduktor elektrolit telah difokuskan untuk
sel bahan bakar. Nafion umumnya digunakan sebagai membran untuk konduksi
proton. Nafion memiliki harga yang mahal sehingga membuat harga sel bahan bakar
mahal pula. Solusi untuk mengurangi biaya sel bahan bakar, kini telah dikembangkan
membran proton dengan kemampuan konduktivitas ionik yang lebih tinggi, kekuatan
mekanik yang lebih baik, biaya lebih murah, dan daya tahan lebih lama. Sistem
elektrolit polimer telah dipelajari secara ekstensif didasarkan pada poli (etilena
oksida, vinil pirolidon, vinil alkohol, akrilonitril, metil metakrilat, dan vinil klorida).
Biopolimer elektrolit ramah lingkungan mulai dikembangkan dari polimer
yang berasal dari sumber daya alam terbarukan. Biopolimer elektrolit ini memiliki
keuntungan berupa hemat biaya dan biodegradble serta menjanjikan untuk dijadikan
pengganti polimer sintetik dalam sel bahan bakar. Biopolimer ini dapat berasal dari
pati, selulosa, kitosan, pectin, agar-agar, dan karaginan. Karaginan bersifat
biokompatibel, hemat biaya, dan dapat terbarukan. Karaginan merupakan polisakarida
linier yang diekstraksi dari rumput laut Chondrus crispus. Karakteristik karaginan
yaitu mudah larut dalam air panas, mudah membentuk film, tidak beracun, dan
biodegradble.
Karaginan banyak dimanfaatkan dalam industri pangan, farmasi, dan
kosmetik. Jenis karaginan ada tiga yaitu kappa karaginan, iota karaginan, dan lambda
karaginan. Jenis karaginan tersebut dibedakan berdasarkan posisi gugus ester
sulfatnya. Karaginan memiliki banyak gugus hidroksil dalam strukturnya dan
memiliki atom oksigen yang penting untuk membentuk ikatan terkoordinasi dengan
kation. Nilai konduktivitas kappa karginan yaitu 3,25x10-4 s/cm untuk polimer
elektrolit dan turunan selulosa untik aplikasi sel surya. Nilai konduktivitas iota
karaginan yaitu sebesar 4,87x10-6 s/cm. Nilai konduktivitas lambda karaginan yaitu
sebesar 2,19x10-8 s/cm untuk karboksil selulosa. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mempersiapkan membran polimer iota karaginan dengan konsentrasi
ammonium nitrat (NH4NO3) berbeda melalui teknik analisis difraksi sinar-x (XRD),
transformasi spektrofotometer infra merah (FTIR), analisis kalorimetri melalui
pemindaian diferensial (DSC), linier sweep voltammetry (LSV), dan analisis
impedansi air conditioner (AC).

METODELOGI
Elektrolit polimer telah dipreparasi dengan teknik solusi penuangan. Iota
karaginan dan amonium nitrat digunakan sebagai bahan baku penelitian ini. Pola
difraksi dari polimer elektrolit ini telah dicatat pada suhu ruang oleh sistem
difraktometer XPERT-PRO menggunakan radiasi Cuk α pada jarak dari 20 = 100 -
900. Pengukuran FTIR dilakukan dengan IR SHIMAZDU. Instrumen spektrometer
afinitas-1 dalam kisaran nomor gelombang 400–4000 cm − 1 dengan resolusi 1 cm − 1.
Baterai solid tetap dengan konfigurasi (Zn + ZnSO4 · 7H2O + C) (anoda) / (Ι-
karagenan + NH4NO3) / (PbO2 + C + Elektrolit + V2O5) (katoda) telah dibuat pada
suhu sekitar lingkungan dan karakteristik pelepasan telah dipelajari pada suhu sekitar.
Persiapan proporsi anoda yang diinginkan (3: 1: 1) seng (logam) bubuk,
ZnSO4 · 7H2O dan bubuk grafit diambil dan dicampur bersama, selanjutnya digiling
dengan baik. Kemudian, campura ditekan membentuk pelet tipis. Persiapan katoda
rasio (8: 2: 1: 0,5) PbO2, V2O5, grafit dan elektrolit polimer diambil dan dicampur
bersama, dan digiling dengan baik. Campuran di atas dibuat menjadi pelet tipis.
Grapit C ditambahkan dan diperkenalkan elektronik konduktivitas, sedangkan
penambahan elektrolit polimer membantu mengurangi polarisasi elektroda. Elektrolit
bio-polimer yang mengandung (1,0 g Ι-karagenan: 0,4% berat NH4NO3) kemudian
diapit antara anoda dan katoda.

HASIL
Hasil penelitian pada iota karagenan menggunakan fraksi sinar-X (XRD) telah
dilakukan untuk menyelidiki sifat amorf pada struktur kompleks polimer karagenan.
Puncak fraksi pada data uji pada Gambar 1 telah diamati dalam pola XRD, dan
menunjukkan kandungan Ι-karagenan murni sebesar (1,0 g) pada 31,70° dan 45,66°.
Pola sinar-X XRD murni Ι-karagenan (1,0 g) menunjukkan puncak luas pada 2θ = 23.
Sifat yang terdeteksi pada hasil XRD dengan luas puncak sesuai dengan sifat amorf
karaginan. Diamati bahwa 1,0 g Ι-karagenan: 0,4% berat NH4NO3 polimer elektrolit
memiliki ukuran kristalit yang kecil.
Analisis spektroskopi Fourier transform infra-red (FTIR) juga dilakukan dan
didapatkan hasil yang sangat kuat. FTIR digunakan karena alat ini mampu
menyelidiki pembentukan kompleks antara polimer inang dan garam. Interaksi antara
atom atau ion dalam sistem elektrolit menginduksi perubahan pada tingkat molekul.
Elektrolit biopolimer telah berhasil diproduksi 0-0,5% berat dari NH4NO3 dengan
iota-karagenan (Ι-karagenan) . Pola XRD dari elektrolit polimer yang disiapkan telah
menunjukkan peningkatan sifat amorf film dengan penambahan konsentrasi garam.
Analisis FTIR dilakukan untuk mengetahui hasil dari pembentukan kompleks antara
polimer dan garam. Studi DSC menunjukkan bahwa peningkatan suhu transisi gelas
dengan peningkatan konsentrasi garam NH4NO3.
Hasil dari literatur pembanding yang juga dilakukan uji menggunakan FTIR,
didapatkan hasil bahwa serbuk ῑ-karaginan murni digunakan untuk membentuk film
elektrolit polimer. Asam asetat digunakan sebagai pelarut dalam polimer ini sistem
elektrolit. Asam asetat terdisosiasi menjadi H + dan CH3COO yang terperangkap
dalam sistem elektrolit; dan dengan demikian, mereka berperan dalam membantu
mekanisme konduksi ionik dengan polimer. Koordinasi terjadi antara ion H+ dan
beberapa gugus fungsi.
Biopolimer iota karagenan yang dihasilkan dengan penambahan larutan
NH4NO3 juga melalui pengujian differential scanning calorimetry (DSC), yang
dilakukan untuk mengetahui termperatur transisi gelas pada elektrolit polimer yang
diamati (Moniha et al. 2018). Pengujian DSC pada biopolimer NH4NO3 menunjukkan
bahwa terjadi kenaikan temperatur transisi gelas seiring dengan meningkatnya
konsentrasi garam pada larutan NH4NO3. Hasil analisis impedansi AC menunjukkan
bahwa konduktivitas elektrolit yang terdapat dalam biopolimer tersebut meningkat 10-
5
hingga 10-3 S/cm, sementara konsentrasi larutan amonium nitrat meningkat dari
0,1% menjadi 0,4% dari bobot NH4NO3 dengan karagenan.
Konduktivitas maksimum yang diperoleh mencapai 1,46 x 10-3 S/cm pada
komposisi 1,0 g iota karagenan, dengan perlakuan 0,4% bobot sistem elektrolit
polimer NH4NO3 (Moniha et al. 2018). Sementara itu, iota karagenan yang melalui
purifikasi dengan air memiliki nilai konduktivitas sebesar 1,57 x 10-5 S/cm (Ghani et
al. 2019). Peningkatan konduktivitas iota-karagenan tersebut terjadi pada jarak 10-6
hingga 10-5 S/cm. Peningkatan konduktivitas maksimum pada iota karagenan yang
diberikan perlakuan elektrolit polimer NH4NO3 terjadi akibat adanya peningkatan
mobilitas ionik dan jumlah ion bermuatan didalamnya. Konduktivitas elektrolit
polimer yang sangat dipengaruhi oleh temperatur tersebut sesuai dengan hukum
Arrhenius. Hukum tersebut menjelaskan energi aktivasi yang sangat rendah (0,14 eV)
pada sampel 1 g iota karagenan dengan nilai konduktivitas tertinggi.
Total angka transfer ion pada komposit polimer elektrolit juga dilakukan
menggunakan teknik polarisasi DC (Moniha et al. 2018). Teknik dilakukan untuk
menganalisis spesies bergerak dalam elektrolit, yang dapat berupa ion atau elektron.
Data nomor transeferensi yang diperoleh menunjukkan bahwa konduktivitas lebih
dipengaruhi oleh keberadaan ion dibandingkan elektron. Hasil pengujian linear sweep
voltametry menunjukkan bahwa elektrolit polimer telah stabil, hingga mencapai 2,46
V dan cocok untuk diaplikasikan. Baterai proton pun telah dibangun menggunakan
sampel 1 g karagenan dengan 0,4wt% NH4NO3. Baterai tersebut memiliki nilai open
circuit voltage (OCV) yang cukup konstan, yaitu 1,04 V selama 120 jam. Bahan
bakar berupa single PEM fuel cell juga telah dibuat dengan OCV sebesar 442 mV.

Daftar Pustaka
Moniha V, Alagar M, Selvasekarapandian S, Sundaresan B, Boopathi G. 2018.
Conductive bio-polymer electrolyte iota-carrageenan with ammonium. nitrate
for application in electrochemical devices. Journal of Non-Crystalline Solids.
48: 424–434.
Ghani NA, Othaman R, Ahmad A, Anuar FH, Hassan NH. 2019. Impact of
purification on iota carrageenan as solid polymers electrolytes. Arabian
Journal of Chemistry. 12. 370-376.

Anda mungkin juga menyukai