PEMBELAJARAN KOOPERATIF
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 8
DOSEN :
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT.yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kami,sehingga dapat menyusun makalah ini dengan baik. Tidak lupa
shalawat dan salam kami curahkan kepada Nabi Muhammad saw, karena berkat bimbingan
beliau kami tetap di jalan-Nya.
Penyusun berharap,makalah Belajar dan Pembelajaran yang kami susun dapat memberi
manfaat dan dapat mengambil hikmah dari hal-hal yang telah kami susun ini.
Tidak lupa pula dalam kesempatan kali ini kami ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kami kepada Ibu Kinkin Suartini M.Pd selaku dosen Belajar dan Pembelajaran,yang telah
memberikan kami kesempatan untuk membahas materi ini. Tidak lupa kami ucapkan terima
kasih kepada teman-teman atas dukungannya dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak seutuhnya sempurna,untuk itu kritik dan saran
dari berbagai pihak sangat kami harapkan,agar ke depan kami bisa menyusun makalah dengan
lebih baik. Harapan kami,semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan para pembaca
Penyusun
Kelompok III
ii
DAFTAR ISI
Kesimpulan .................................................................................................21
Daftar Pustaka .................................................................................................23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jika disusun dengan baik, belajar kompetitif dan individualistis akan efektif dan
merupakan cara memotivasi siswa untuk melakukan yang terbaik. Meskipun demikian,
terdapat beberapa kelemahan pada belajar kompetitif dan individualistis yaitu, (a)
kompetisi siwa kadang tidak sehat. Sebagai contoh jika seorang siswa menjawab
pertanyaan guru, siswa yang lain berharap agar jawaban yang di berikan salah, (b) siswa
berkemampuan rendah akan kurang termotivasi, (c) siswa berkemampuan rendah sulit
untuk sukses dan semakin tertinggal dan (d) dapat membuat frustasi siswa lainnya. Untuk
menghidari hal-hal tersebut dan agar siswa dapat membantu siswa lain untuk mencapai
sukses, maka jalan keluarnya adalah dengan belajar kooperatif.
Pada pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam
menyelesaikan tugas tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Jadi, setiap
anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan
kelompoknya. Pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori konstruktivisme.
Pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan
memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya.
iii
bentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa
untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berfikir dan kegiatan belajar. Selama
bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi
yang di sajikan oleh guru, dan saling membantu teman sekelompoknya untuk mencapai
ketuntasan belajar.
B. Tujuan
C. Rumusan Masalah
Dalam peyusunan makalah ini penulis membatasi masalah yang akan dibahas
hanya meliputi :
1. Apa tujuan dari pembelajaran kooperatif?
2. Apa konsep dasar pembelajaran kooperatif?
3. Apa saja karakteristik pembelajaran kooperatif?
4. Apa saja manfaat pembelajaran kooperatif?
5. Apa saja unsur-unsur pembelajaran kooperatif?
6. Apa prinsip pembelajaran kooperatif?
7. Apa saja langkah-langkah pembelajaran kooperatif?
8. Apa saja variasi model pembelajaran kooperatif?
D. Metode Penulisan
iv
Metode yang kami lakukan dalam penyusunan makalah ini adalah dengan metode
studi pustaka, yaitu mencari data dari beberapa buku referensi dan data dari internet, yang
berkaitan dengan materi yang diberikan.
v
BAB II
PEMBAHASAN
6
Johnson & Johson (1994) menyatakan bahwa tujuan pokok belajar kooperatif
adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan
pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok. Karena siswa bekerja dalam
suatu team,maka dengan sendirinya dapat memperbaiki hubungan diantara para siswa
dari berbagai latar belakang etnis dan kemampuan, mengembangkan keterampilan-
keterampilan proses kelompok dan pemecahan masalah (Louisell & Decamps,1992).
Struktur tujuan kooperatif terjadi jika siswa dapat mencapai tujuan mereka hanya
jika siswa lain dengan siapa mereka bekerja sama sampai mencapai tujuan tersebut.
Tujuan-tujuan pembelajaran ini mencakup tiga jenis tujuan penting,yaitu hasil belajar
akademik,penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan
sosial(Ibrahim,dkk,2000:7)
7
Pembelajaran kooperatif (cooperative Learning) merupakan bentuk pembelajaran
dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif
yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang
bersifat heterogen.
Pada hakikatnya cooperative learning sama dengan kerja kelompok. Oleh karena
itu, banyak guru yang mngatakan tidak ada sesuatu yang aneh dalam cooperative learning
karena mereka beranggapan telah biasa melakukan pembelajaran cooperative learning
dalam bentuk belajar kelompok. Walaupun sebenarnya tidak semua belajar kelompok
dikatakan cooperative learning, seperti dijelaskan Abdulhak (2001:19-20) bahwa
“pembelajaran cooperative dilaksanakan melalui sharing proses antara peserta belajar,
sehingga dapat diwujudkan pemahaman bersama diantara peserta belajar itu sendiri.”
Dalam pembelajaran ini akan tercipta sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu
interaksi dan komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa,
dan siswa dengan guru (multi way traffic comunication).
Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi.
Kegiatan interaksi ini akan memberi siswa bentuk sinergi yang menguntungkan semua
anggota. Guru menjadwalkan waktu bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja
kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama lebih efektif.
Model pembelajaran kooperatif sangat berbeda dengan model pmbelajaran
langsung. Di samping model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai
hasil belajar kompetensi akademik, model pembelajaran kooperatif juga efektif untuk
mengembangkan kompetensi sosial siswa. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini
unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit. Para pengembang
model ini telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat
8
meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik, dan perubahan norma yang
berhubungan dengan hasil belajar. Dalam banyak kasus, norma budaya anak muda
sebenarnya tidak menyukai siswa-siswa yang ingin menonjol secara akademis. Robert
Slavin dan pakar lain telah berusaha untuk mengubah norma ini melalui penggunaan
pembelajaran kooperatif. Di samping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil
belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada siswa
kelompok bawah maupun kelompok atas kerja bersama menyelesaikan tugas-tugas
akademik, siswa kelompok atas akan menjadi tutor bagi siswa kelompok bawah, jadi
memperoleh bantuan khusus dari teman sebaya, yang memiliki orientasi dan bahasa yang
sama. Dalam proses tutorial ini, siswa kelompok atas akan meningkat kemampuan
akademiknya karena memberi pelayanan sebagai tutor membutuhkan pemikiran lebih
dalam tentang hubungan ide-ide yang terdapat di dalam materi tertentu.
9
berikut.
1. Pembelajaran Secara Tim
Pebelajaran kooperatif adalah pembelajaran dilakukan
secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan.
Oleh karena itu, tim harus mampu membuat setiap siswa
belajar. Setiap anggota tim harus saling membantu untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
2. Didasarkan Pada Manajemen Kooperatif
Manajemen seperti yang telah kita pelajari pada bab sebelumnya mempunyai tiga
fungsi, yaitu : (a) Fungsi manajemen sebagai perencanaan pelaksanaan menunjukkan
bahwa pembelajaran kooperatif dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, dan
langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan. Misalnya tujuan apa yang
harus dicapai, bagaimana cara mencapainya, apa yang harus digunakan untuk
mencapai tujuan, dan lain sebagainya. (b) Fungsi manajemen sebagai organisasi,
menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang
agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif. (c) Fungsi manajemen sebagai
kontrol, menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria
keberhasilan baik melalui bentuk tes maupun nontes.
3. Kemauan untuk Bekerja Sama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara
kelompok, oleh karenanya prinsip kebersamaan atau kerja sama perlu ditekankan
dalam pembelajaran kooperatif. tanpa kerja sama yang baik, pembelajaran kooperatif
tidak akan mencapai hasil yang optimal.
4. Keterampilan Bekerja Sama
Kemampuan bekerja sama itu dipraktikkan
elalui aktifitas dalam kegiatan pembelajaran secara
berkelompok. Dengan demikian, siswa perlu
didorong untuk mau dan sanggp berinteraksi dan
berkomunikasi dengan anggota lain dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaan yang telah
ditetapkan.
10
Pembelajaran kooperatif adalah suatu aktivitas pembelajaran yang menggunakan
pola belajar iswa berkelompok untuk menjalin kerja sama dan saling ketergantungan
dalam struktur tugas, tujuan, dan hadiah. (Muslim Ibraim, 2000:3)
Pembelajaran kooperatif dicirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan penghargaan
kooperatif. Siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong dan/atau
dikehendaki untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama dan mereka harus
mengoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugasnya. Dalam penerapan
pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling bergantung satu sama lain untuk
mencapai satu penghargaan bersama.
11
bahwa: (1) penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa dan skaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleranis,
dan menghargai pendapat orang lain, (2) pembelajaran kooperatif dapat memenuhi
kebutuhan siswa dalam berpikir kritis, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan
pengetahuan dengan pengalaman. Dengan alasan tersebut, strategi pembelajaran
kooperatif diharapkan mampu meningktkan kualitas pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif akan efektif digunakan apabila : (1) guru menekankan
pentingnya usaha bersama di samping usaha secara individual, (2) guru menghendaki
pemerataan perolehan hasil dalam belajar, (3) guru ingin menanamkan tutor sebaya atau
belajar melalui teman sendiri, (4) guru menghendaki adanya pemerataan partisipasi aktif
siswa, (5) guru menghendaki kemampuan siswa dalam memecahkan berbagai
permaalahan. (Sanjaya,2006)
Manfaat khusus dari pembelajaran kooperatif adalah :
12
hubungan rasial bahkan seringkali mendorong terjadinya persahabatan lintas ras
hingga tingkatan yang signifikan.
13
dengan tingkat yang lebih dalam ketika mereka membantu mengajarkannya pada
orang lain(Thomas:2013).
Menurut Johnson & Johnson (1994) dan Sutton (1992), terdapat 5 unsur penting
dalam belajar koperatif yaitu :
1. Pertama , saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa. Dalam belajar
kooperatif siswa merasa bahwa mereka sedang bekerja sama untuk mecapai satu
tujuan yag terikat satu sama lain. Seorang siswa tidak akan sukses kecuali semua
anggota kelompoknya juga sukses. Siswa akan merasa bahwa dirinya merupakan
bagian dari kelompok yang juga mempunyai andil terhadap suksesnya kelompok.
2. Kedua, interaksi antara siswa yang semakin meningkat.Belajar kooperatif akan
meningkatkan interaksi antara siswa. Hal ini,terjadi dalam hal seorang siswa akan
membantu siswa lain untuk sukses sebagai anggota kelompok saling memberikan
bantuan ini akan berlangsung secara alamiah karena kegagalan seseorang dalam
kelompok memengaruhi suksesnya kelompok. Untuk mengatasi masalah ini,siswa
yang membutuhkan bantuan akan mendapatkan dari teman sekelompoknya. Interaksi
yang terjadi dalam belajar kooperatif adalah dalam hal tukar-menukar ide mengenai
masalah yang sedang dipelajari bersama.
3. Ketiga, Tanggung jawab individual. Tanggung jawab individual dalam belajar
kelompok dapat berupa tanggung jawab siswa dalam hal : (a) membantu siswa yang
membutuhkan bantuan dan (b) siswa tidak dapat hanya sekedar “membonceng” pada
14
hasil kerja teman jawab siswa dan teman sekelompoknya.
5. Kelima, Proses kelompok. Belajar kooperatif tidak akan berlangsung tanpa proses
kelompok. Proses kelompok terjadi jika anggota kelompok mendiskusikan bagaimana
mereka akan mencapai tujuan dengan baik dan membuat hubungan kerja yang baik.
1. Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok mencapai kriteria yang
ditentukan.
3. Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah membantu
kelompok dengan cara meningkatkan belajar mereka sendiri. Hal ini memastikan
bahwa siswa berkemampuan tinggi,sedang,dan rendah sama-sama tertantang untuk
melakukan yang terbaik dan bahwa kontribusi semua anggota kelompok sangat
bernilai.
Menurut Roger dan David Johnson (Lie,2008) ada 5 unsur dasar dalam
pembelajaran kooperatif yaitu sebagai berikut yaitu :
16
danbelajar
17
1. Perangkat pembelajaran
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran ini perlu dipersiapkan perangkat
pembelajaran, yang meliputi rencana pembelajaran(RP), buku siswa, Lembar
Kegiatan Siswa (LKS) beserta lembar jawabannya.
2. Membentuk kelompok koopratif
Membentuk anggota kelompok diusahakan agar kemampuan siswa dalam
kelompok adalah heterogen dan kemampuan antar satu kelompok dengan kelompok
lainnya yang relative homogen.
3. Menentukan skor awal
Skor awal yang dapat digunakan dalam kelas kooperatif adalah nilai ulangan
sebelumnya. Skor awal ini dapat berubah setelah kuis. Misalnya pada pembelajaran
lebih lanjut dan setelah diadakan tes, maka hasil tes masing-masing individu dapat
dijadikan skor awal.
4. Pengaturan Tempat Duduk
Pengaturan tempat duduk dalam kelas kooperatif perlu juga diatur dengan baik,
hal ini dilakukan untuk menunjang keberhasilan pembelajaran kooperatif apabila
tidak ada pengaturan tempat duduk dapat menimbulkan kekacauan yang
menyebabkan gagalnya pembelajaran pada kelas kooperatif.
5. Kerja kelompok
19
sementara konsep-konsep yang lain ia dapatkan melalui diskusi dengan teman
segrupnya. Pada tipe II ini setiap siswa memperoleh kesempatan belajar secara
keseluruhan konsep (scan read) sebelum ia belajar spesialisasinya untuk menjadi
expert. Hal ini untuk memperoleh gambaran menyeluruh dari konsep yang akan
dibicarakan.
Langkah-langkah Pembelajaran dengan jingsaw II
1) Orientasi
2) Pengelompokkan
3) Pembentukan dan Pembinaan kelompok expert
4) Diskusi (Pemaparan) kelompok ahli dalam grup)
5) Tes (Penilaian)
6) Pengakuan Kelompok
20
a. Memilih Topik
Siswa memilih subtopik khusus di dalam suatu daerah masalah yang biasanya
diitetapkan oleh guru. Kemudian siswa diorganisasikan menjadi dua sampai enam
anggota tiap kelompok menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi tugas.
Komposisi kelompok hendaknya secara kademik maupun etnis.
b. Perencanaan koperatif
Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tuggas dan tujuan khusus yang
konsisten dengan subtopik yang telah dipiilih pada tahap pertama.
c. Implementasi
Siswa menerapkaan rencana yang telah mereka kembangkan di dalam tahap kedua.
Kegiatan pembelajaran hendaknya melibatkan ragam aktivitas dan keterampilan yang
luas dan hendaknya mengarahkan siswa kepada jeniis-jenis hasil belajar yang berbeda
baik di dalam atau di luar sekolah. Guru secara ketat mengikuti kemajuan tiap
kelompok dan menawarrkan bntuan bila diperlukan.
d. Analisis dan sintetis
Siswa menganalisis dan menyintesis informasi yang diperoleh pada tahap ketiga dan
merencakaan bagimana informasi tersebut diringkas dan disajikan dengan cara yang
menarik sebagai bahan untuk dipresentasikan kepad seluruh siswa.
e. Presentasi hasil final
Beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil penyelidiknya dengan cara yang
menarik kepada seluruh kelas, dengan tujuan agar siswa yang lain saling terlibat satu
sama lain dalam pekerjaan mereka dan memperoleh perspektiif luas pada topik itu.
Presentasikan dikoordinasi oleh guru.
f. Evaluasi
Dalam hal kelompok-kelompok menangani aspek yang berbeda-beda dari topik yang
sama, siswa dan guru mengevaluasi tiap kontribusi kelompok terhadap kerja kelas
sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi yang dilakukkan dapat berupa penilaian
individual atau kelompok.
21
melengkapi penyajian singkat atau siswa membaca tugas, atau situasi yang menjadi
tanda tanya. Sekarang guru mengiginkan siswa mempertimbangkan lebih banyak apa
yang telah dijelaskan dan dialami. Guru memilih menggunakan think-pair-share
untuk membandingkan tanya jawab kelompok keseluruhan. Guru menggunakan
langkah-langkah (fase) berikut.
Langkah 1 : Berpikir (Thinking)
Langkah 2 : Berpasangan (Pairing)
Langkah 3 : Berbagi (Sharing)
22
dapat diadaptasi untuk digunakan dengan tujuan yang dirumuskan dengan kurang
tajam dengan menggunakan penilaian yang bersifat terbuka, misalnya esai atau
kinerja.
A. Langkah-langkah Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)
Secara rumit implementasinya TGT terdiri dari 4 komponen utama, antara lain : (1)
Presentasi guru (sama dengan STAD); (2) Kelompok belajar (sama dengan STAD);
(3) Turnamen; dan (4) Pengenalan Kelompok.
a. Guru menyiapkan :
Kartu soal
Lembar Kerja Siswa
Alat/Bahan
b. Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5 orang)
c. Guru mengarahkan aturan permainannya
B. Aturan (Skenario) permainan
C. Sistem Perhitungan Poin Turnamen
23
Siswa dapat Siswa Siswa menyelesaikan Siswa mengerjakan
menggunakan mempelajari inkuiri kompleks tugas-tugas yang
lembar kegiatan materi dalam diberikannsecara
Tugas utama dan saling kelompok ‘ahli’ sosial dan kognitif
membantu untuk kemudian
menuntaskan membantu
materi belajarnya anggota
kelompok asal
mempelajari
materi itu
Penilaian Tes mingguan Bervariasi dapat Menyelesaikan proyek Bervariasi
berupa tes dan menulis laporan,
mingguan dapat menggunakan tes
essay
Pengakuan LembarPengetahu Publikasi lain Lembar pengakuan dan Bervariasi
an dan publikasi publikasi lain
lain
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tujuan pokok belaja kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan
prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok.
2. Konsep dasar cooperative learning adalah suatu pendekatan yang menekankan kerja sama
dalam kelompok.
3. Karakteristik umum pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :
a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi
belajarnya.
b. Kelompok dibentuk dan siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan
rendah.
c. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dan ras, budaya, suku, jenis
kelamin berbeda beda.
d. Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.
4. Manfaat pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :
24
a. Pembelajaran Kooperatif mengajarkan nilai kerja sama.
b. Pembelajaran Kooperatif dapat membangun komunitas di dalam kelas.
c. Pembelajaran kooperatif mengajarkan keterempilan dasar kehidupan.
d. Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan pencapaian akademis,penghargaan
diri, dan sikap terhadap sekolah.
e. Pembelajaran kooperatif menawarkan sebuah alternative untuk pengelompokan
siswa.
f. Pembelajaran Kooperatif berpotensi mengurangi aspek-aspek persaingan.
5. Unsur-unsur pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :
a. Saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa.
b. Interaksi antara siswa yang semakin meningkat.
c. Tanggung jawab individual.
d. Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil.
e. Proses kelompok.
6. Prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
a. Prinsip ketergantungan positif ,
b. Tanggung jawab perseorangan,
c. Interaksi tatap muka ,
d. Partisipasi dan komunikasi
e. Evaluasi proses kelompok.
7. Langkah-langkah pembelajaran kooperati adalah sebagai berikut :
a. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
b. Menyajikan informasi
c. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok koooperatif
d. Membimbing kelompok bekerja danbelajar
e. Evaluasi
f. Memberikan penghargaan
8. Variasi Dalam Model Cooperative Learning terdiri dari
a. Student Teams Achivemeans Devision (STAD)
b. Tim Ahli (Jingsaw)
c. Investigasi Kelompok (Group Investigation)
25
d. Think Pair Share
e. Numbered Head Together (NHT)
f. Teams Games Tournament (TGT)
DAFTAR PUSTAKA
26
27