Anda di halaman 1dari 19

ATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat Nya
sehingga , Kelompok Kerja Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dapat
membuat Buku Panduan linen dan Laundry.
Dalam pelayanan kesehatan rumah sakit wajib melakukan pencegahan
dan pengendalian infeksi guna meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit yaitu
salah satunya dengan penatalaksanaan linen yang digunakan pasien dengan
baik. Sehingga kami Kelompok kerja membuat buku Panduanlinen dan Laundry .
Buku ini tentunya masih banyak memiliki kekurangan untuk itu kritik dan
saran perbaikan sangat diharapkan guna penyempurnaan buku ini.
Semoga Allah SWT meridoi upaya kita, sehingga buku ini memiliki
manfaat yang besar bagi peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit
Mulyasari

Juni 2015
Rumah Sakit
Mulyasari
Jakarta
Tim Penyusun
BAB I
DEFINISI
A.
Pengertian Salah satu usaha peningkatanmutupelayanankesehatanrumahsakit
adalahmencegahterjadinyainfeksi dirumahsakit. Salah satuusahapencegahan terjadinyainfeksi
dirumahsakitadalahpenyehatan laundrydan linen.Penyehatan laundry dan linen jugamenambah
kenyamananbagipasienuntuktinggal di rumahsakit, sebabpasienhamperselama 24 jamberada di
tempattidurnya. Selainitujugadengantersedianya
linenyangbaikdalamartibebaskumanpatogen,bersihdanrapiakanmenambahcitrasuaturumahsakit.
Untukmenjagakualitas linen yang baiksangattergantungpada
pengelolanya.Jugasangatdipengaruhiolehsaranadanprasarana karena
itupenyehatan laundry danlinen perluditanganisecaraprofesionalolehpengelolanya.
B.Tujuan
1.
Tujuan Umum
Sebagai Pedoman dalam pelayanan pengelolaan linen di laundry.
2.Tujuan Khusus
a.Mencegah terjadinyaHAIs melaluilinen yan
g ada di Rumah sakit
Mulyasari
Jakarta.
b.
Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
c.
Menjaga citra Rumah sakit dengan menciptakan kesediaan linen
di Rumah Sakit Mulyasari Jakarta.
C.
Manfaat
1.
Dapat mencegah terjadinya infeksi di Rumah Sakit Mulyasari Jakarta.
2.
Dapat meningkatkan mutu pelayanan di Rumah sakit Mulyasari
Jakarta.
3.
Dapat meningkatkan citra Rumah Sakit Mulyasari Jakarta
D.
Sasaran
Rawat inap, Rawat Jalan, Kamar Operasi, Unit Sterilisasi, Instalasi Gawat
Darurat,Unit Diagnostik, Laboratorium, Radiologi dan Unit lain yang ada di
rumah saki
BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kegiatan laundry di rumah sakit Mulyasari jakarta meliputi :
1.Lokasi
Didalam pelayanan laundry di rumah sakit Mulyasari jakarta meliputi:
a.Instalasi rawat inap
b.ICU
c.IGD
d.OK
e.H
nstalasi rawat jalan
g.
Instalasi penunjang medis
h.
Unit lain yang ada dan diluar rumah sakit
2.
Kegiatan
Didalam unit laundry mempunyi urutan kegiatan sebagai berikut :
a.
Pemisahan linen kotor
b.
Penempatan
linen kotor
c.
Pengangkutan
linen kotor
d.
Klasifikasi
linen
koto
r
e.
Penanganan
Linen Kotor
Ternoda
/
infeksius
f.
Penanganan
Linen Infeksius
g.
Pengiriman
Linen kotor
ke laundry
h.
Penanganan
Linen di Laundry
i.
Proses Pencucian
j.
Proses pengeringan
k.
Proses Penyeterikaan
l.
Proses Pelipatan
m.
Proses Penyimpanan
n.
Pendistribusian
o.
Penyimpanan Linen
3.
Sumber daya
Tenaga kerja yang berada unit laundry minimal berpendidikan SLTA dan
sudah mendapatkan pelatihan dasar PPI dan laundry yang diperoleh
melalui in house training maupun pelatihan external
BAB III
PENATALAKSANAAN
1.
Penanganan
l
inen diruang
perawatan
Penanganan linen kotor
sudah
harus
dilakukan
sejak
dari
ruang
perawatan
:
a.
Pemisahan linen kotor

Pakai alat pelingung diri: sarung tangan, masker kalau perlu

Segera setelah dilepas dari tem
pat tidur, pisahkan linen kotor
infeksius, linen kotor ternoda atau kontaminasi dan linen kotor
tidak terinfeksi/ternoda.

Segera masukkan dalam kontainer : linen kotor infeksius
kedalam kantong kuning dan diberi tanda “infeksius”, linen kotor
ternoda/tercemar kedalam kontainer dekontaminasi yang telah
dibersihkan terlebih dahulu, linen kotor tidak
ternoda/kontaminasi dalam kontainer linen kotor atau masukkan
ke dalam keranjang linen kotor.

Setelah tiga perempat penuh ikat/tutup kirim ke laundry dengan
menggunakan trolley kain kotor tertutup
b.
Penempatan linen kotor
Penempatan linen kotor harus dibedakan antara linen kotor
terinfeksi dan yang
tidak
terinfeksi.
Linen kotor
harus
dimasukkan
kedalam
kantong yang kedap air untuk
mencegah
kebocoran ,kontaminasi
lingkungan
dan
petugas yang
membawanya.
Linen terinfeksi
dimasukkan
kedalam
kantong
plastic
kuning
untuk
mencegah
kontaminasi
lingkungan
dan
petugas yang membawanya ,
kemudia
diikat
dan linen yang tidak
terinfeksi
diletakkan
dalam trolley
yang ditutup.
c.
Pengangkutan linen kotor

Pengangkutan linen kotor
dilakukan
dengan
kereta
dorong
yang
tertutup

Kereta
dorong yang digunakan
harus
dibedakan
dengan
pengangkutan linen bersih
dan
kotor
untuk
mencegah
kontaminasi

Jangan
menyeret linen di lantai

Jangan
melindas linen dengan
trolley
d.
Klasifikasi linen
kotor
-
Linen Kotor
ternoda/Infeksius
Linen yang terkontaminasi
dengan
pasien
darah
atau
cairan
tubuh
pasien.
-
Linen kotor non infeksius
Linen kotor / yang sudah dipakai, berasal dari ruang perawatan,
administrasi, apot
ek,
ruang
tunggu, dapur , ruang pemeriksaan ,
ruang perawatan yang tidak berpenyakit menular
e.
Penanganan Linen Kotor
Ternoda
/
infeksius

Bersihkan
linen kotor bernoda / terkontaminasi dengan
menggunakan air
mengalir
diruang
cuci ( Spoelhok
)

Lakukan
dekontaminasi dengan menggunakan desinfeksi,
lamanya
tergantung dari disinfektan yang digunakan.

Angkat
linen dari rendaman desinfeksi , masukkan dalam
kantong plastik
kuning
dan
ikat
rapat
jangan
sampai
ada
kebocoran .
f.
Penanganan Linen Infeksius

Pakai
sarung
tangan non steril

Segera
setelah
dilepas
dari
tempat
tidur, masukkan
dalam
kantong
kuning
beritanda
infeksius

Pisahkan
dari linen kotor

Kirim
ke laundry dalam
keadaan
tertutup
dengan
menggunakan
trolley kain
kotor
g.
Pengiriman Linen kotor
ke laundry

Petugas
ruangan mengantar linen kotor ke laundry

Petugas
ruangan masuk dari pintu ruang cucian dan tidak boleh
masuk ke ruangan linen bersih

Penerimaan
linen kotor di laundry harus di bedakan
antara linen
kotor
infeksius
dan non infeksius.

Bagian
penerimaan
di laundry melakukan
pencatatan
jumlah
linen,
kedua
belah
pihak
pengirim
dan
penerima
harus
memaraf
pada
buku
expedisi
.
h.
Penanganan Linen di Laundry
1.
Penilaian Linen kotor
-
Tingkat kotoran ( berat atau ringan )
-
Jenis linen ( tebal, tipis , berwarna atau tidak berwarna ,
wool atau katun )
-
Infeksius
atau
non infeksius
2.
Pengumpulan /Pemisahan linen kotor
-
Pengumpulan
/ pemisahan linen kotor harus menggunakan
alat pelindung diri (sarung tangan , masker dan gaun ).
-
Pisahkan
jenis linen kotor antara linen terkontaminasi dan
yang tidak terkontaminasi.
-
Linen
kotor
dipegang dengan menggunakan sarung tangan
dan digerak-gerakkan sesedikit mungkin untuk mencegah
kontaminasi udara dan petugas.
-
Bila
linen
kena darah atau cairan tubuh linen harus
diirendam dahulu dalam cairan disinfektans sampai noda
pudar, kemudian cairan perendam dibuang dan linen
ditiriskan / diperas dan dimasukan kedalam kantong plastik
kuning diikat dan diberi label infeksi .
-
Tuliskan juga jenis linen dan jumlahnya .
i.
Proses Pencucian

Dekontaminasi

Lakukanpenimbangan
linen

Masukkan
linen kotor ke dalam mesin cuci

Gunakan detergent berdasarkan tingkat cucian :
infeksius
,berat,sedang, ringan , khusus dan linen berwarna

Waktu
pencucian 45 menit ( tergantung mesin cuci )
j.
Proses pengeringan

Periksa
linen
yang perlu di cuciulangsebelumpengeringan

Keluarkan
linen
, pressebelumpengeringan

Jangan
meletakkan
linen panas di troley
k.
Proses Penyeterikaan
Pada proses penyeterikaan dikelompokkan linen yang lembaran dan
bukan lembaran. Penyeterikaan dilakukan dengan menggunakan Roll
Press dan Rotary Press.
Roll Press digunakan untuk jenis lenen lembaran, sedangkan Rotary
Press untuk linen yang bukan lembaran seperti piyama, baju pasien,
gordyn.
Pada proses penyeterikaan petugas harus dalam keadaan
bersih.
l.
Proses Pelipatan
Pada proses pelipatan, dilakukan pensortiran terhadap linen yang
rusak.
Tempat pelipatan harus bersih dan jauh dari daerah kotor agar
linen tidak terkontaminasi. Pelipatan dilakukan sesuai yang sudah
ditentukan.
m.
Proses Penyimpanan
Pada proses penyimpanan linen yang sudah rapi disimpan ke dalam
rak-rak sesuai dengan jenis linen. Sebaiknya pengelolaan linen
dilakukan secara sentralisasi. Tapi bila pengelolaan belum sentralisasi
maka linen disimpan ke dalam rak-rak sesuai dengan ruangan dan
sertakan kartu tanda terima jenis linen. Dilarang memasuki ruang
gudang penyimpanan linen bersih, kecuali oleh petugas laundry.
n.
Pendistribusia
n
Dalam pendistribusian
linen
dilakukan oleh
petugas laundry
.
P
endistribusian di sesuaikan dengan permintaan/ kebutuhan ruangan
berdasarkan bon permintaan.
o.
Pencegahan
terhadap
penanganan Linen kotor

Menyediakan
fasilitas
alat
pelindung
diri
( sarung
tangan
rumah
tangga, masker ,
gaun
pelindung
dan alas kaki ) untuk
mencegah
kontaminasi
pada
petugas.

Gunakan
kantong
yang berbeda
untuk linen terinfeksi
dan yang
tidak
terinfeksi

Jangan
menyeret
linen di lantai

Jangan
meletakkan linen diareal yang lembab
2.
Penanganan linen bersih
a.
Penyimpanan Linen

Linen bersih
selama
dalam
pengangkutan
dari laundry ketempat
penyimpanan
harus
dibawa
dengan
kereta yang tertutup
atau
diberi
penutup / dibungkus
untuk
mencegah
kontaminasi .

Cuci
tangan
sebelum
memegang
linen

Pastikan semua permukaan dalam keadaan bersih / kering

Jangan
mencampur
linen bersih
dengan linen steril

Jangan
menyimpan
peralatan / bahan kimia di ruang linen

Linen
dalam
penyimpanannya hendaknya diberi pelindung
sampai dengan digunakan oleh pasien.
b.
Menggunakan
Linen

Cuci
tangan
sebelum
memegang
linen

Gunakan
linen pertama
masuk ( FIFO= First in First out )

Pastikan
semua
peralatan
dalam
keadaan
bersih
/ kering

Jaga linen jangan sampai jatuh ke lantai

Jangan meletakkan linen bersih pada permukaan kotor /
berdebu
3.
Persyaratan
Pengelolaan Linen
Sesuai dengan Permenkes 986/ Menkes/Per/1992 tentang
persyaratan Kesling Rumah Sakit dan Keputusan Dirjen PPM & PLP
No.HK.00.06.6.44 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Pelaksanaan
Penyehatan Lingkungan Rumah Sakit.
a.
Tata cara pelaksanaannya sebagai berikut:

Lokasi tempat pencucian umum atau laundry hendaknya pada
lokasi yang mudah dijangkau oleh unit yang memerlukan.
Penempatan laundry jauh dari ruangan pasien dan tidak berada
di jalan lintas.

Lantai harus terbuat dari beton atau plester yang kuat, rata, dan
tidak licin dengan kemiringan memadai ( 2-3 %)

Harus disediakan saluran pembuangan air kotor sistem tertutup
dengan ukuran, bahan dan kemiringan yang memadai ( 2-3 %)

Disediakan kran air bersih dengan kualitas dan tekanan yang
memadai.

Untuk laundry perlu disediakan juga
air panas ( steam) untuk
keperluan disinfeksi.

Peralatan
cuci
dipasang
permanan
dan
dibuat
saluran
pembuangan
air kotor.

Apabilamemungkinkan
laundry dilengkapi
dengan
perlengkapan
disinfeksi
lainnya

Perlu
disediakan
ruang sarana/ pengeringan untuk alat-alat yang
telah dicuci

Tempat cucian harus selalu dijaga kebersihannya.

Bangunan
laundry
perlu
disediakan
ventilasi
dan pencahayaan
minimal 200 lux

Pada laundry
harus
disediakan
ruang-ruang yang terpisah
sesuai
dengan
kegunaannya:
-
Ruang linen kotor
-
Ruang linen bersih
-
Gudang
kereta linen
-
Kamar
mandi / WC tersendiri
untuk
petugas
pencucian
umum
-
Ruang
cuci
hendaknya
dilengkapi
dengan
alatcuci yang
mampu
bekerja
satu
hari
habis

Ruang

ruang
diatur
penempatannya
sehingga
perjalanan linen
kotor
sampai
menjadi linen bersih
terhindar
dari
kontaminasi
ulang

Hendaknya
disediakan
mesin
cuci
yang dapat
mencuci
jenis-
jenis linen berbeda yang dipergunakan di rumah
sakit.
Dibedakan
mesin
pencuci
infeksius
dengan non infeksius

Harus
disediakan
tempat
cuci
tangan
dengan
air yang mengalir
bagi
petugas
untuk
mencegah
dekontaminasi linen bersih

Dalam melakukan proses pencucian harus dihindari tumpahan
air

Bak-bak air yang ada harus selalu dibersihkan minimal sekali
seminggu, untuk mencegah berkembang biaknya serangga.
b.
Standarisasi Laundry

Bangunan
laundry harus
terpisah
dari
bagian
pengolaan
makanan

Loket
penerimaan
linen kotor
dengan
loket
pendistribusian linen
bersih
harus
dibedakan

Mesin
pencuci
linen infeksi
dengan non infeksi
harus di bedakan

Ruang
pengolaan
linen bersih
dan
kotor
harus
dibedakan

Tekanan
udara
pada
ruang
penatalaksanaan
linen kotor
harus
negative
untuk
mencegah
sirkulasi
udara
menuju
ruang
linen
bersih

Pencahayaan
harus
cukup
, sirkulasi
udara
harus
baik

Sanitasi
lingkungan
yang baik / bersih

Petugas
pengolaan
linen kotor di ruangan
pelayanan
dan di
ruangan laundry harus
menggunakan
alat
pelindung
diri
seperti
tutupkepala, masker, kacamata, sarung
tangan
rumahtangga,
sepatu boat, apron

Linen kotor
tidak
boleh di kibas

kibaskan
atau
diletakkan di
lantai

Dilarang
memasuki
gudang
penyimpanan
linen bersih
kecuali
oleh
petugas laundry

Kain
kotor
diantar
setiap
hari
ke
laundry

Kereta
dorong
harus
di pisaahkan
antara linen kotorinfeksiusdengan non infeksius.
PANDUAN LINEN DAN LAUNDRY DI RUMAH SAKIT MULYASARI JAKARTA
RUMAH SAKIT MULYASARI JAKARTA Jl. Raya Plumpang Jakarta Utara

2 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
Nya sehingga, Kelompok Kerja Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dapat
membuat Buku Panduan linen dan Laundry. Dalam pelayanan kesehatan rumah sakit wajib
melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi guna meningkatkan mutu pelayanan rumah
sakit yaitu salah satunya dengan penatalaksanaan linen yang digunakan pasien dengan baik.
Sehingga kami Kelompok kerja membuat buku Panduanlinen dan Laundry. Buku ini tentunya
masih banyak memiliki kekurangan untuk itu kritik dan saran perbaikan sangat diharapkan
guna penyempurnaan buku ini. Semoga Allah SWT meridoi upaya kita, sehingga buku ini
memiliki manfaat yang besar bagi peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit Mulyasari
Jakarta. Jakarta, Juni 2015 Rumah Sakit Mulyasari Jakarta Tim Penyusun

3 BAB I DEFINISI A. Pengertian Salah satu usaha peningkatan mutu pelayanan kesehatan
rumah sakit adalah mencegah terjadinya infeksi dirumah sakit. Salah satu usaha pencegahan
terjadinya infeksi dirumah sakit adalah penyehatan laundry dan linen.penyehatan laundry dan
linen juga menambah kenyamanan bagi pasien untuk tinggal di rumah sakit, sebab pasien
hamper selama 24 jam berada di tempat tidurnya. Selain itu juga dengan tersedianya linen
yang baik dalam arti bebas kuman patogen, bersih dan rapi akan menambah citra suatu rumah
sakit. Untuk menjaga kualitas linen yang baik sangat tergantung pada pengelolanya. Juga
sangat dipengaruhi oleh sarana dan prasarana yang ada pada suatu rumah sakit. Oleh karena
itu penyehatan laundry dan linen perlu ditangani secarap rofesional oleh pengelolanya. B.
Tujuan 1. Tujuan Umum Sebagai Pedoman dalam pelayanan pengelolaan linen di laundry. 2.
Tujuan Khusus a. Mencegah terjadinya HAIs melalui linen yang ada di Rumah sakit
Mulyasari Jakarta. b. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. c. Menjaga citra Rumah
sakit dengan menciptakan kesediaan linen di Rumah Sakit Mulyasari Jakarta. C. Manfaat 1.
Dapat mencegah terjadinya infeksi di Rumah Sakit Mulyasari Jakarta. 2. Dapat meningkatkan
mutu pelayanan di Rumah sakit Mulyasari Jakarta. 3. Dapat meningkatkan citra Rumah Sakit
Mulyasari Jakarta D. Sasaran Rawat inap, Rawat Jalan, Kamar Operasi, Unit Sterilisasi,
Instalasi Gawat Darurat,Unit Diagnostik, Laboratorium, Radiologi dan Unit lain yang ada di
rumah sakit

4 BAB II RUANG LINGKUP Ruang lingkup kegiatan laundry di rumah sakit Mulyasari
jakarta meliputi : 1. Lokasi Didalam pelayanan laundry di rumah sakit Mulyasari jakarta
meliputi: a. Instalasi rawat inap b. ICU c. IGD d. OK e. HD

5 f. Instalasi rawat jalan g. Instalasi penunjang medis h. Unit lain yang ada dan diluar rumah
sakit 2. Kegiatan Didalam unit laundry mempunyi urutan kegiatan sebagai berikut : a.
Pemisahan linen kotor b. Penempatan linen kotor c. Pengangkutan linen kotor d. Klasifikasi
linen kotor e. Penanganan Linen Kotor Ternoda / infeksius f. Penanganan Linen Infeksius g.
Pengiriman Linen kotor ke laundry h. Penanganan Linen di Laundry i. Proses Pencucian j.
Proses pengeringan k. Proses Penyeterikaan l. Proses Pelipatan m. Proses Penyimpanan n.
Pendistribusian o. Penyimpanan Linen 3. Sumber daya Tenaga kerja yang berada unit laundry
minimal berpendidikan SLTA dan sudah mendapatkan pelatihan dasar PPI dan laundry yang
diperoleh melalui in house training maupun pelatihan external

6 BAB III PENATALAKSANAAN 1. Penanganan linen diruang perawatan Penanganan


linen kotor sudah harus dilakukan sejak dari ruang perawatan: a. Pemisahan linen kotor Pakai
alat pelingung diri: sarung tangan, masker kalau perlu Segera setelah dilepas dari tem pat
tidur, pisahkan linen kotor infeksius, linen kotor ternoda atau kontaminasi dan linen kotor
tidak terinfeksi/ternoda. Segera masukkan dalam kontainer : linen kotor infeksius kedalam
kantong kuning dan diberi tanda infeksius, linen kotor ternoda/tercemar kedalam kontainer
dekontaminasi yang telah dibersihkan terlebih dahulu, linen kotor tidak ternoda/kontaminasi
dalam kontainer linen kotor atau masukkan ke dalam keranjang linen kotor. Setelah tiga
perempat penuh ikat/tutup kirim ke laundry dengan menggunakan trolley kain kotor tertutup
b. Penempatan linen kotor

Penempatan linen kotor harus dibedakan antara linen kotor terinfeksi dan yang tidak
terinfeksi. Linen kotor harus dimasukkan kedalam kantong yang kedap air untuk mencegah
kebocoran,kontaminasi lingkungan dan petugas yang membawanya. Linen terinfeksi
dimasukkan kedalam kantong plastic kuning untuk mencegah kontaminasi lingkungan dan
petugas yang membawanya, kemudia diikat dan linen yang tidak terinfeksi diletakkan dalam
trolley yang ditutup. c. Pengangkutan linen kotor Pengangkutan linen kotor dilakukan dengan
kereta dorong yang tertutup Kereta dorong yang digunakan harus dibedakan dengan
pengangkutan linen bersih dan kotor untuk mencegah kontaminasi Jangan menyeret linen di
lantai Jangan melindas linen dengan trolley d. Klasifikasi linen kotor - Linen Kotor
ternoda/infeksius Linen yang terkontaminasi dengan pasien darah atau cairan tubuh pasien. -
Linen kotor non infeksius Linen kotor / yang sudah dipakai, berasal dari ruang perawatan,
administrasi, apotek, ruang tunggu, dapur, ruang pemeriksaan, ruang perawatan yang tidak
berpenyakit menular e. Penanganan Linen Kotor Ternoda / infeksius Bersihkan linen kotor
bernoda / terkontaminasi dengan menggunakan air mengalir diruang cuci ( Spoelhok )
Lakukan dekontaminasi dengan menggunakan desinfeksi, lamanya tergantung dari
disinfektan yang digunakan. Angkat linen dari rendaman desinfeksi, masukkan dalam
kantong plastik kuning dan ikat rapat jangan sampai ada kebocoran. f. Penanganan Linen
Infeksius

8 Pakai sarung tangan non steril Segera setelah dilepas dari tempat tidur, masukkan dalam
kantong kuning beritanda infeksius Pisahkan dari linen kotor Kirim ke laundry dalam
keadaan tertutup dengan menggunakan trolley kain kotor g. Pengiriman Linen kotor ke
laundry Petugas ruangan mengantar linen kotor ke laundry Petugas ruangan masuk dari pintu
ruang cucian dan tidak boleh masuk ke ruangan linen bersih Penerimaan linen kotor di
laundry harus di bedakan antara linen kotor infeksius dan non infeksius. Bagian penerimaan
di laundry melakukan pencatatan jumlah linen, kedua belah pihak pengirim dan penerima
harus memaraf pada buku expedisi. h. Penanganan Linen di Laundry 1. Penilaian Linen kotor
- Tingkat kotoran ( berat atau ringan ) - Jenis linen ( tebal, tipis, berwarna atau tidak
berwarna, wool atau katun ) - Infeksius atau non infeksius 2. Pengumpulan /Pemisahan linen
kotor - Pengumpulan / pemisahan linen kotor harus menggunakan alat pelindung diri (sarung
tangan, masker dan gaun ). - Pisahkan jenis linen kotor antara linen terkontaminasi dan yang
tidak terkontaminasi. - Linen kotor dipegang dengan menggunakan sarung tangan dan
digerak-gerakkan sesedikit mungkin untuk mencegah kontaminasi udara dan petugas. - Bila
linen kena darah atau cairan tubuh linen harus diirendam dahulu dalam cairan disinfektans
sampai noda pudar, kemudian cairan perendam dibuang dan linen ditiriskan / diperas dan
dimasukan kedalam kantong plastik kuning diikat dan diberi label infeksi. - Tuliskan juga
jenis linen dan jumlahnya.

9 i. Proses Pencucian Dekontaminasi Lakukanpenimbangan linen Masukkan linen kotor ke


dalam mesin cuci Gunakan detergent berdasarkan tingkat cucian : infeksius,berat,sedang,
ringan, khusus dan linen berwarna Waktu pencucian 45 menit ( tergantung mesin cuci ) j.
Proses pengeringan Periksa linen yang perlu di cuciulangsebelumpengeringan Keluarkan
linen, pressebelumpengeringan Jangan meletakkan linen panas di troley k. Proses
Penyeterikaan Pada proses penyeterikaan dikelompokkan linen yang lembaran dan bukan
lembaran. Penyeterikaan dilakukan dengan menggunakan Roll Press dan Rotary Press. Roll
Press digunakan untuk jenis lenen lembaran, sedangkan Rotary Press untuk linen yang bukan
lembaran seperti piyama, baju pasien, gordyn. Pada proses penyeterikaan petugas harus
dalam keadaan bersih. l. Proses Pelipatan Pada proses pelipatan, dilakukan pensortiran
terhadap linen yang rusak. Tempat pelipatan harus bersih dan jauh dari daerah kotor agar
linen tidak terkontaminasi. Pelipatan dilakukan sesuai yang sudah ditentukan. m. Proses
Penyimpanan Pada proses penyimpanan linen yang sudah rapi disimpan ke dalam rak-rak
sesuai dengan jenis linen. Sebaiknya pengelolaan linen dilakukan secara sentralisasi. Tapi
bila pengelolaan belum sentralisasi maka linen disimpan ke dalam rak-rak sesuai dengan
ruangan dan sertakan kartu tanda terima jenis linen. Dilarang memasuki ruang gudang
penyimpanan linen bersih, kecuali oleh petugas laundry. n. Pendistribusian

Anda mungkin juga menyukai