Asuhan Keperawatan Gerontik Pada TN.P de Bu Nany
Asuhan Keperawatan Gerontik Pada TN.P de Bu Nany
PENGLIHATAN BUTA/KATARAK
Disusun Oleh:
1. M. Ilham Haqiqi
2. Puji Hapsari
koroid dan retina. Sklera merupakan bagian mata yang terluar yang terlihat berwarna
putih, kornea adalah lanjutan dari sklera yang berbentuk transparan yang ada didepan
bola mata, cahaya akan masuk melewati bola mata tersebutsedangkan koroid
merupakan bagian tengah dari bola mata yang merupakan pembuluh darah. Dilapisan
ketiga merupakan retina, cahaya yang masuk dalm retina akan diputuskan leh retina
dengan bantuan aqneous humor,lensa dan vitous humor. Aqueous humor merupakan
cairan yang melapisi bagian luar mata, lensa merupakan bagian transparan yang elastis
Hubungan usia dengan mata Kornea, lensa, iris, aquous humormvitrous humor
akan mengalami perubahan seiring bertambahnya usia., karena bagian utama yang
mengalami perubahan / penurunan sensifitas yang bisa menyebabkan lensa pada mata,
produksi aquous humor juga mengalami penurunan tetapi tidak terlalu terpengaruh
terhadap keseimbangan dan tekanan intra okuler lensa umum. Bertambahnya usia akan
mempengaruhi fungsi organ pada mata seseorang yang berusia 60 tahun, fungsi kerja
pupil akan mengalami penurunan 2/3 dari pupil orang dewasa atau muda, penurunan
tersebut meliputi ukuran-ukuran pupil dan kemampuan melihat dari jarak jauh. Proses
akomodasi merupakan kemampuan untuk melihat benda-bend dari jarak dekat maupun
jauh. Akomodasi merupakan hasil koordianasi atas ciliary body dan otot-otot ins,
apabial sesorang mengalami penurunan daya akomodasi makaorang tersebut disebut
d. Katarak
Katarak adalah tertutupnya lensamata sehingga pencahayaan di fokusing
terganggu (retina) katarak terjadi pada semua umur namun yang sering terjadi pada
usia > 55 tahun. Tanda dan gejalanya berupa : Bertanbahnya gangguan penglihatan,
pada saat membaca / beraktifitas memerlukan pencahayaan yang lebih, kelemahan
melihat dimalam hari, penglihatan ganda. Penanganannya yang tepat adalah
pembedahan untuk memperbaiki lensa mata yang rusak pembedahan dilakukan bila
katarak sudah mengganggu aktifitas namun bila tidak mengganngu tidak perlu
dilakukan pembedahan.
A. LAPORAN PENDAHULUAN
1. Defenisi
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat
hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat keduanya (Ilyas,
2008).Katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang mengubah gambaran
Katarak merupakan keadaan dimana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan
lensa didalam kapsul lensa. Umumnya terjadi akibat proses penuaan yang terjadi pada
2. Anatomi Fisiologi
Bola mata merupakan organ sferis dengan diameter kurang lebih 2,5 cm,
yang terletak pada bagian anterior orbit. Bola mata terdiri dari beberapa lapisan. Kuat
dan tidak elastic yang menyususn sclera ini akan mempertahankan bentuk bola mata dan
1) Sclera
Sklera adalah bagian mata yang berbentuk selaput putih keras dengan jaringan
fibrosa yang menutupi seluruh bola mata Anda (sepanjang jalan di sekitar),
kecuali bagian kornea. Di dalamnya terdapat otot yang menempel guna
menggerakkan mata yang menempel pada sklera.
2) Kornea
Kornea adalah jaringan berbentuk kubah transparan yang membentuk bagian mata
terdepan atau paling luar. Kornea berfungsi sebagai jendela dan sebagai jalan
masuk cahaya ke mata Anda.
b. Lapisan tengah, yang terdiri dari :
1) Koroid
Koroid adalah bagian mata yang berbentuk membran cokelat gelap yang terdapat
banyak pembuluh darah di dalamnya. Posisinya terletak di antara sklera dan
retina.
2) Badan (korpus) siliare
3) Iris
Iris dan pupil adalah bagian dari anatomi mata yang saling berhubungan satu
sama lain. Iris adalah membran berbentuk cincin yang mengelilingi sebuah
bulatan kecil berwarna lebih gelap di tengahnya.
c. Lapisan dalam, yang terdiri dari :
1) Retina
Retina adalah sebuah jaringan yang peka terhadap cahaya. Retina ini melapisi
permukaan bagian dalam mata. Sel di retina bisa mengubah cahaya masuk
menjadi impuls listrik. Impuls listrik ini dibawa oleh saraf optik (yang
menyerupai kabel televisi Anda) ke otak, yang akhirnya menafsirkannya sebagai
gambar atau objek yang mata lihat.
2) Fundus optic ,Lensa dan Badan vitreus
memutar bola mata pada beberapa perintah dan mengkoordinasi pergerakan mata.
Pergerakan mata yang terkoordinasi dan visus yang adekuat diperlukan untuk
gambaran pada waktu yang sama.gambaran berfokus dari fovea masing - masing
mata, ditranmisikan ke area optic darikorteks serebri, tempat otak
3. Etiologi Katarak
a. Fisik
b. Kimia
c. Penyakit predisposisi
f. Usia
(Tamsuri, 2008)
4. Klasifikasi Katarak
1) Katarak congenital, katarak yang sudah terlihatpada usia kurang dari 1 tahun.
1) Katarak traumatika
Katarak terjadi akibat rudapaksa atau trauma baik karena trauma tumpul
maupun tajam. Rudapaksa ini dapat mengakibatkan katarak pada satu mata
(katarak monokular). Penyebab katarak ini antara lain karena radiasi sinar - X,
2) Katarak toksika
Merupakan katarak yang terjadi akibat adanya pajanan dengan bahan kimia
tertentu. Selain itu, katarak ini juga dapat terjadi karena penggunaan obat seperti
3) Katarak komplikata
Katarak terjadi akibat adanya pajanan dengan bahan kimia tertentu. Selai itu,
katarak ini juga dapat terjadi karena penggunaan obat seperti diabetes mellitus,
1) Katarak insipient
Merupakan stadium awal katarak yaitu kekeruhan lensa masih berbentuk bercak
2) Katarak imatur
terjadinya myopia, dan iris terdorong kedepan serta bilik mata depan menjadi
dangkal.
3) Katarak matur
Merupakan proses degenerasi lanjut lensa. Pada stadium ini, terjadi kekeruhan
lensa.
4) Katarak hipermatur
Pada stadium ini, terjadi proses degenerasi lanjut lensa dan korteks lensa dapat
2008).
5. Manifestasi Klinis Katarak
Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipendarkan dan bukannya
ditransmisikan dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada retina. Hasilnya adalah
bayangan dan susah melihat di malam hari. Pupil yang normalnya hitam, akan
tampak kekuningan, abu - abu atau putih. Katarak biasanya terjadi bertahap selama
bertahun - tahun, dan ketika katarak sudah sangat memburuk, lensa koreksi yang
lebih kuat pun tak akan mampu memperbaiki penglihatan (Suddarth, 2001).
6. Komplikasi
Adapun komplikasi yang umumnya terjadi pada pasien yang mengalami penyakit
a. Uveitis, terjadi karena masa lensa merupakan benda asing untuk jaringan uvea,
b. Glaukoma, terjadi karena masa lensa menyumbat sudut bilik mata sehingga
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Uji mata
b. Keratometri
c. Pemeriksaan lampu slit dan oftalmoskopis
e. Dan hitung sel endotel yang sangat berguna sebagai alat diagnostik, khususnya
8. Penatalaksanaan
Tak ada terapi obat untuk katarak, dan tak dapat diambil dengan
prosedur laser baru yang dapat digunakan untuk mencairkan lensa sebelum dilakukan
Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilator pupil dan refraksi kuat
sampai ketitik dimana pasien melakukan aktivitas hidup sehari - hari, maka
sehari - hari pasien. Mengkaji derajat gangguan fungsi sehari - hari, aktivitas,
kemampuan bekerja, ambulasi, dan lain - lain, sangat penting untuk menentukan
akut untuk bekerja ataupun keamanan. Biasanya diindikasikan bila koreksi tajam
penglihatan yang terbaik yang dapat dicapai adalah 20/50 atau lebih buruk lagi.
Pembedahan katarak adalah pembedahan yang paling sering dilakukan pada orang
berusia lebih dari 65 tahun keatas. Kebanyakan operasi dilakukan dengan anastesia
hilangnya penglihatan yang mempengaruhi aktivitas normal pasien atau katarak yang
1. Pengkajian
suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
Tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil (katarak), Pupil menyepit ddan
mata.
(glaukoma kronis), Nyeri tiba –tiba/berat menetap atau tekanan pada dan sekitar
(glaukoma).
2. Diagnosa Keperawatan
manusia ( status kesehatan dan resiko perubahan sosial) dari individu atau kelompok.
kehilangan vitreous.
b. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d prosedur invasif (bedah pengangkatan katarak).
rangsang.s
kognitif.
3. Perencanaan
a. Diagnosa Keperawatan 1
Intervensi:
Mandiri:
1) Diskusi apa yang terjadi pada pasca operasi tentang nyeri, pembatasan
2) Beri pasien posis bersandar, kepala tinggi, atau mirng ke sisi yang tak sakit
sesuai keinginan.
R/Istirahat hanya beberapa menit sampai beberapa jam pada bedah rawat jalan
mata yang sakit, meminimalkan resiko perdarahan atau stres pada jahitan
terbuka
membongkok.
4) Ambulasi dengan bantuan; berikan kamar mandi khusus bila sembuh dari
anestesi.
meningkatkan TIO.
gerakan mata.
sangat rentan).
Observasi hifema (perdarahan pada mata) pada mata dengan senter sesuai
indikasi.
pir.
Kolaborasi:
R/Diberikan untuk melumpuhkan otot siliar untuk dilatasi dan istirahat iris
b. Diagnosa Keperawatan 2
Intervensi
Mandiri:
operasi.
2) Gunakan /tunjukan teknik yang tepat untuk membersihkan mata dari dalam
keluar dengan tisu basah/ bola kapas untuk tiap usap, ganti balutan , dan
silang.
ISK.
R/ Infeksi mata terjadi 2-3 hari setelah prosedur dan memerlukan upaya
Kolaborasi:
1) Beri obat sesuai indikasi:
b) Streoid.
c. Diagnosa Keperawatan 3
Intervensi
Mandiri
penglihatan terjadi lambat dan progresif. Bila bilateral, tiap mata dapat
berlanjut pada laju yang berbeda. Tetapi biasanya hanya saja satu mata
Menurunkan resiko jatuh bila pasien bingung/ tak kenal ukuran tempat tidur.
4) Pendengkatan dari sisi yang tak dioperasi, bicara dan menyentuh sering;
5) Perhatikan tentang suram atau penglihatan kabur dan iritasi mata, dimana
R/ Gangguan penglihatan/ iritasi dapat berakhir 1-2 jam setelah tetesan mata
memperbesar kurang lebih 25%, penglihatan perifer hilang , dan buta titik
mungkin ada.
mengkompensasi.
Intervensi
Mandiri:
pascaoperasi.
penglihatan berawan.
pasien kapsul posterior dapat menebal atau menjadi berkabut dalam 2 minggu
4) Diskusikan kemungkinan efek/ interaksi antara obat mata dan masalah medis
menonton televisi.
waktu lebih mudah bila tak mampu menggunakan penglihatan secara penuh.
kacamata gelap bila keluar / dalam ruangan terang, keramas dengan kepala
menabrak perabot.
12) Identifikasi tanda/ gejala memerlukan upaya evaluasi medis, contoh nyeri
kehilangan penglihatan.
4. Evaluasi
a. Diagnosa Keperawatan 1
b. Diagnosa Keperawatan 2
1) Meningkatkan penyembuhan luka tepat waktu, bebas drainase purulen,
c. Diagnosa Keperawatan 3
d. Diagnosa Keperawatan 4
DAFTAR PUSTAKA
http://warungbidan.blogspot.com/2016/09/asuhan-keperawatan-gerontik-dengan_71.html
diakses pada tanggal 17 Agustus 2019
Brunner & Suddarth, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC : Jakarta
Doengoes A Marylin, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC ; Jakarta
Ilyas, 2008. Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga. FKUI, Jakarta
Istiqomah, 2003. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata. EGC : Jakarta
Muttaqin, 2009.Asuhan Keperawatan Perioperatif Konsep, Proses, dan Aplikasi. Salemba
Medika ; Jakarta
Nursalam, 2001.Proses & Dokumentasi Keperawatan . Salemba Medika : Jakarta
Tamsuri, 2008.Klien Gangguan Mata & Penglihatan Keperawatan Medikal Bedah.EGC :
Jakarta
dikutip dalam:
https://www.academia.edu/9670325/ASUHAN_KEPERAWATAN_GERONTIK_PADA_
Tn.P_DENGAN_GANGGUAN_SISTEM_PENGLIHATAN_KATARAK_DI_WIS
MA_MATAHARI_UPT_PELAKSANA_SOSIAL_LANJUT_USIA_DAN_BALITA
_WILAYAH_BINJAI_MEDAN_OLEH diakses pada tanggal 15 Agustus 2019