Anda di halaman 1dari 11

PANDUAN PENETAPAN BESARAN NILAI

KRITIS DAN HASIL DIAGNOSTIK


KRITIS

RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU


Jl. MERDEKA NO 17 Telp: (0645) 48713
LHOKSEUMAWE
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa segala Rahmat-Nya sehingga
buku panduan Penetapan Besaran Nilai Kritis Dan Hasil Diagnostik Kritis di Rumah Sakit
Umum Kasih Ibu Ini Dapat Tersusun.
Buku panduan Penetapan Besaran Nilai Kritis Dan Hasil Diagnostik Kritis di Rumah
Sakit Umum Kasih Ibu ini di susun dengan tujuan untuk menjadi panduan bagi seluruh unsur
yang terkait di Rumah Sakit Umum Kasih Ibu dalam memberikan asesmen pelayanan pasien
berbasis mutu dan keselamatan pasien. Rumah Sakit Umum Kasih Ibu merupakan sarana
pelayanan kesehatan yang senantiasa memprioritaskan mutu pelayanan dan keselamatan pasien
dalam semua bentuk kegiatan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Sangat di sadari bahwa buku panduan Penetapan Besaran Nilai Kritis Dan Hasil
Diagnostik Kritis di Rumah Sakit Umum Kasih Ibu ini masih sangat jauh dari kata
kesempurnaan.Oleh sebab itu, perbaikan akan di lakukan secara berkala untuk mendukung visi
Rumah Sakit Umum Kasih Ibu.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
buku panduan Penetapan Besaran Nilai Kritis Dan Hasil Diagnostik Kritis di Rumah Sakit
Umum Kasih Ibu ini dapat tersusun.

Ditetapkan di Lhokseumawe
Pada tanggal 04 Januari 2019
Direktur

dr.M. Saiful Ahyar


DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I. PANDUAN .......................................................................................... 1
A. Pendahuluan ........................................................................................ 1
B. Latar Belakang ................................................................................... 1
C. Tujuan .................................................................................................. 1
BAB II DEFINISI............................................................................................ 2
A. Pengertian ............................................................................................ 2
B. Ruang Lingkup .................................................................................... 2
BAB III KEBIJAKAN .................................................................................... 3
A. Kebijakan Umum .............................................................................. 3
B. Kebijakan Khusus ............................................................................. 3
BAB IV TATALAKSANA .............................................................................. 4
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 5
BAB I
PANDUAN

A. Pendahuluan

Hasil pemeriksaan laboratorium merupakan informasi yang berharga untuk


membedakan, mengkonfirmasikan diagnosis, menilai status klinik pasien, mengevaluasi
efektivitas terapi dan munculnya reaksi obat yang tidak diinginkan. Dalam melakukan
uji laboratorium diperlukan bahan, seperti : darah lengkap (vena, arteri), plasma, serum,
urine, feses, sputum, keringat, saliva, sekresi saluran cerna, cairan vagina, cairan
serobrospinal dan jaringan yang didapat melalui tindakan invansif atau non invansif.
Hasil pemeriksaan laboratorium dapat dinyatakan sebagai angka kuantitatif, kualitatif
atau semi kuantitatif. Angka kuantitatif yang dimaksud berupa angka pasti atau rentang nilai,
sebagai contoh nilai hemoglobin pada wanita adalah 12– 16 g/dL. Sedangkan angka
kualitatif dinyatakan sebagai nilai positif atau negatif tanpa menyebut angka pasti,
sedangkanangka semi kuantitatif dinyatakan sebagai contoh 1+,2+,3+.

B. Latar Belakang
Nilai kritis dari suatu hasil pemeriksaan laboratorium yang mengindikasikan kelainanatau
gangguan yang mengancam jiwa, memerlukan perhatian atau tindakan. Nilai abnormal
suatu hasil pemeriksaan tidak selalu bermakna secara klinik, sebaliknya nilai normal
dianggap tidak normal pada kondisi klinik tertentu. Oleh karena itu perlu diperhatikan
nilai rujukan sesuai kondisi khusus pasien. Karena nilai kritis merupakan gambaran
keadaan rujukan sesuai kondisi khusus pasien.Karena nilai kritis merupakan gambaran
keadaan patofisiologis yang mengancam jiwa dan harus segera mendapat tindakan, maka
Rumah Sakit Umum Kasih Ibu menetapkan pelaporan hasil kritis pemeriksaan
laboratorium sebagai salah satu indicator utama di rumah sakit.

C. Tujuan
1. Pasien segera memperoleh tatalaksana pengobatan segera sesuai dengan indikasi yang
tepat.
2. Petugas dari Unit terkait segera waspada dan memberikan laporan berjenjang kepada
dokter yang bertuga/DPJ
BAB II
DEFINISI

A. Pengertian
1. Proses penyampaian hasil kritis kepada dokter yang merawat pasien.
2. Nilai Hasil Kritis adalah hasil pemeriksaan diagnostic penunjang yang memerlukan
penanganan segera.
3. Pelaporan Hasil Kritis adalah proses penyampaian nilai hasil pemeriksaan yang
memerlukan penanganan segera dan harus dilaporkan ke DPJP /Dokter Jaga dalam waktu
kurang dari 1 (satu) jam.
4. Pelaporan Nilai Kritis sebelum disampaikan sudah melalui konsultasi dengan Dokter
Penanggung Jawab Laboratorium .

B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Panduan ini diterapkan kepada Pelaksana yang terkait yaitu semua
tenaga kesehatan (medis, perawat, farmasi, dan tenaga kesehatan lainnya); staf di ruang
IGD, rawat inap, rawat jalan, ICU/ICCU, unit medik terkait, dengan prinsip :
1. Terlaksananya proses pelaporan nilai-nilai yang perlu di waspadai (alert values
interpretasi laboratorium, kardiologi, dan radiologi untuk tenaga kesehatan).
2. Mencegah keterlambatan penatalaksanaan pasien dengan hasil kritis.
3. Hasil kritis dapat diterima oleh DPJP yang merawat dan di informasikan pada pasien sesuai
waktu
BAB III
KEBIJAKAN

Kebijakan Panduan pelaporan nilai kritis berdasarkan:


1. PMK No. 1691/MENKES//PER/VIII/2011 tentang keselamatan pasien rumah sakit
2. Peraturan kepala Rumah Sakit Umum Kasih Ibu tentang kebijakan pelayanan rumah sakit

Kebijakan Umum.
1. Nilai kritis adalah nilai hasil laboratorium yang segera memerlukan intervensi dokter,
sehingga nilai kritis adalah nilai laboratorium yang harus segera diketahui oleh dokter di
Rumah Sakit Umum Kasih Ibu
2. Penetapan nilai kritis dilakukan oleh :
a. Penanggungjawab laboratorium yang berdasarkan sumber yang berlaku / standar yang
berlaku (text book ).
b. Dirumuskan oleh dokter di Rumah Sakit Umum Kasih Ibu diberitahukan kepada
petugas/analis laboratorium.

Kebijakan Khusus.
1. Hasil dari perumusan nilai kritis ditetapkan oleh Kepala Rumah Sakit Umum Kasih Ibu
2. Hasil dari penetapan nilai kritis dibuat dalam satu daftar dan diletakkan dilaboratorium,
di poli umum, poli spesialis dan poli KIA/KB sehingga mudah diakses oleh petugas medis /
petugas kesehatan / analis laboratorium.
3. Nilai Kritis dilaporkan segera setelah hasil didapatkan dengan tata cara sesuai Standar
Operasional Prosedur Pelaporan Nilai Kritis.
4. Monitoring Pelaporan Nilai Kritis dilakukan melalui pelaporan indikator klinis KMKP
yang berlaku di Rumah Sakit Umum Kasih Ibu
BAB IV
TATA LAKSANA

1. Dokter/ petugas laboratorium, radiologi dan perawatan yang melakukan perekaman


EKG menyampaikan hasil kritis ke DPJP. Bila DPJP tidak bisa dihubungi, dokter/
petugas laboratorium, radiologi dan perawatan yang melakukan perekaman EKG langsung
menghubungi dokter/ perawat unit rawat inap, rawat jalan dan unit gawatdarurat.
2. Dokter/ petugas yang melaporkan hasil kritis mencatat Tanggal dan Waktu Menelpon,
Nama Lengkap Petugas Kesehatan yang dihubungi dan Nama Lengkap yang Menelepon.
3. Dokter/ perawat ruangan yang menerima hasil kritis menggunakan teknik komunikasi verbal
Tulis (write back)/ Baca (read back) Konfirmasi (Confirmation), proses pelaporan ini
ditulis di dalam rekam medis (form catatan perkembangan terintegrasi).
4. Dokter/ perawat ruangan yang menerima laporan hasil kritis langsung menghubungi
DPJP/ PPDS yang merawat pasien.
5. Dokter/ perawat ruangan yang menerima laporan hasilkritis dan menghubungi DPJP/PPDS
yang merawat pasien harus mencatat tindakan yang diambil untuk pasien atau informasi lain
terkait klinis
6. Semua nilai kritis/ interpretasi selanjutnya disampaikan melalui formulir hasil
pemeriksaan sesuai dengan SPO Penyerahan Hasil.
7. Untuk pasien rawat jalan, hasil kritis harus dilaporkan kepada dokter yang meminta
pemeriksaan dan harus menyampaikan hasil kritis kepasien.
8. Dokter/ perawat di ruangan yang menerima hasil kritis menerapkan mekanisme
pelaporan hasil kritis sebagai berikut:
a. 15 menit pertama: harus segera melaporkan pada DPJP bila belum berhasil
menghubungi, ke langkah berikut:
b. 15 menit ke dua: harus melaporkan pada DPJP, bila belum berhasil menghubungi, ke
langkah berikut:
c. 15 menit ke tiga: Bila hari kerja dapat menghubungi : Divisi departemen terkait
Bila di luar jam kerja/ hari libur menghubungi konsulen jaga yang bertugas, bila
belum berhasil menghubungi ke langkah berikut:
d. 15 menit ke empat: menghubungi konsulen jaga yang bertugas, bila belum berhasil
juga maka dapat menghubungi urutan pimpinan sebagai berikut:
- Kepala IGD, jika tidak dapat dihubungi,
- Kepala ICU, jika tidak dapat dihubungi
- Direktur Medik Keperawatan
e. Dokter yang dilaporkan tentang hasil kritis yang perlu diwaspadai tersebut,
bertanggung jawab terhadap interpretasi hasil dan pengambilan tindakan terhadap pasien.
BAB V
PENUTUP

Demikian buku Panduan Pelaporan Nilai Kritis ini dibuat sebagai acuan dalam
pelaksanaan asuhan dan pelayanan bagi petugas dan pemberi layanan pada pasien dan
keluarga dilingkungan Rumah Sakit Umum Kasih Ibu
RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU
JL. MERDEKA NO.17. LHOKSEUMAWE
Telp : (0645) 48713
E-mail : rski_lsm@yahoo.com

KodeRs : 1174064 KodePos : 24300


KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU
NOMOR : 025 /SK/DIR / I /2019

TENTANG
PANDUAN PENETAPAN BESARAN NILAI KRITIS DAN HASIL DIAGNOSTIK
KRITIS DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU

Menimbang :
a. Bahwa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit Umum Kasih
Ibu maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan laboratorium yang bermutu
tinggi
b. Bahwa agar pelayanan laboratoriun di Rumah Sakit Umum Kasih Ibu dapat
terlaksana dengan baik perlu adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit Umum
Kasih ibu sebagai landasan bagi penyelenggaraan laboratorium di Rumah
Sakit Umum Kasih Ibu.
c. Berdasarkan pertimbangan yang dimaksud huruf a dan b perlu ditetapkan
dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Kasih Ibu

Mengingat :
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012
tentang Penyelenggaraan Laboratorium pusat kesehatan masyarakat
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2013
Tentang Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014
Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Kesatu : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU TENTANG
LAPORAN HASIL LABORATORIUM MENGENAI PELAPORAN NILAI
KRITIS DI RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU

Kedua : Memberlakukan Penetapan Besaran Nilai Kritis Dan Hasil Diagnostik Kritis di
Rumah Sakit Umum Kasih Ibu sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Lhokseumawe
Pada tanggal 04 Januari 2019
Direktur

dr. M.Saiful Ahyar


RSU KASIH IBU
PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN KRITIS
HASIL PEMERIKSAAN KRITIS

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


Jl. Merdeka No. 17

LHOKSEUMAWE SPO/SKP/025/I / 2019 A 1/2

Ditetapkan
Tanggal Terbit :
Direktur

SPO
04 –1– 2019
dr. M.Saiful Ahyar

Pelaporan hasil pemeriksaan kritis adalah proses penyampaian nilai hasil


PENGERTIAN pemeriksaan kritis dari diagnostik / penunjang kepada DPJP yang
memerlukan penanganan segera di Unit Rawat Inap .
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
TUJUAN 1. Penanganan kepada pasien rawat inap dengan nilai hasil kritis dapat
dilakukan dengan segera.
2. Memastikan pasien sudah mendapatkan terapi/perawatan yang
benar.
3. Menghindari kesalahan medis yang dapat berakibat kejadian yang
tidak diharapkan pada pasien (pasien safety).
 Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Nomor 022/ SK /
KEBIJAKAN DIR / I/ 2019 tentang Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Umum Kasih Ibu.
 Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Kasih IbuNomor 023/ SK /
DIR /I/ 2019 tentang Buku Panduan Komunikasi Efektif Rumah Sakit
Umum Kasih Ibu.

1. Setelah perawat menerima hasil pemeriksaan kritis dari Unit


PROSEDUR Laboratorium / Radiologi maka :
a. Pada 15 menit pertama : Perawat harus segera melaporkan pada
DPJP. Bila DPJP tidak bisa dihubungi, perawat harus
melaporkan hasil tersebut kepada dokter ruangan atau dokter
UGD untuk penanganan kegawat-daruratan.
b. Pada 15 menit kedua dan seterusnya : perawat harus kembali
menghubungi DPJP untuk pelaporan pemeriksaan kritis tersebut.
2. Setelah DPJP menerima laporan tentang nilai hasil pemeriksaan
kritis maka :
a. DPJP segera memberikan instruksi kepada dokter ruangan /
dokter UGD atau perawat.
b. Dokter ruangan / dokter UGD atau perawat melaksanakan
tindakan, mencatat / mendokumentasikan ke dalam berkas rekam
medis tentang instruksi DPJP.
c. Dokter ruangan / dokter UGD atau perawat memantau dan
melaporkan perkembangan pasien.
No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :

SPO/ SKP / 025/ I / 2019 A 2/2

3. Dokter ruangan / dokter UGD atau perawat melaporkan nilai hasil kritis
PROSEDUR
dari diagnostik/penunjang tetap menggunakan teknik TULBAK (Tulis
(Lanjutan) Lengkap,Baca Ulang dan Konfirmasi) dan SBAR (Situation-Background-
Assessment-Recommendation).

UNIT TERKAIT 1. Unit Gawat Darurat


2. Unit Rawat Inap
3. Unit Kamar Bersalin
4. Unit Kamar Operasi
5. Unit Radiologi
6. Unit Laboratorium
7. Unit Farmasi
8. Unit Rawat Intensif

Anda mungkin juga menyukai