123dok - Pengaruh Hutang Terhadap Laba Usaha Pada Perusahaan Barang Konsumsi
123dok - Pengaruh Hutang Terhadap Laba Usaha Pada Perusahaan Barang Konsumsi
123dok - Pengaruh Hutang Terhadap Laba Usaha Pada Perusahaan Barang Konsumsi
PENGARUH HUTANG TERHADAP LABA USAHA PADA PERUSAHAAN
BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BEI
OLEH:
RICKY SIHOMBING
060503174
PROGRAM STUDI S‐1 AKUNTANSI
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Hutang
Terhadap Laba Usaha Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia (BEI)” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul belum pernah
dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan
Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan
dengan jelas, benar, apa adanya, dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak
benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera
Utara.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hutang secara baik secara
parsial maupun simultan terhadap laba usaha. Penelitian ini merupakan jenis
penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan
populasi penelitian adalah perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI selama
periode 2010-2011. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling
dan dari 35 perusahaan barang konsumsi diperoleh 33 perusahaan sampel.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik
dokumentasi. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari
Indonesian Capital Market Directory. Metode statistik yang digunakan adalah regresi
linear berganda dengan bantuan SPSS 17.0.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah Hutang Jangka Pendek dan Hutang
Jangka Panjang berpengaruh signifikan terhadap Laba Usaha baik secara parsial
maupun simultan. Pengujian hipotesis dilakukan melalui uji t (parsial) dan uji F
(simultan)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel hutang jangka
pendek (CL) dan hutang jangka panjang (NCL) berpengaruh signifikan terhadap laba
usaha (OP) serta secara simultan baik variabel hutang jangka pendek (CL) dan hutang
jangka panjang (NCL) berpengaruh signifikan terhadap laba usaha (OP) pada
perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI.
The Effect of Debt to Operating Profit in the Consumer Goods Company Listed
on the Indonesia Stock Exchange (IDX)
Puji dan Syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
serta kekuatan kepada saya sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini
berjudul “Pengaruh Hutang terhadap Laba Usaha pada Perusahaan Barang Konsumsi
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”, disusun dalam rangka memenuhi
dorongan semangat, nasehat, dan bantuan lain baik secara moril maupun materiil dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak. selaku Ketua Departemen
Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak. selaku Sekertaris Departemen
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi
dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak. selaku Sekertaris Program Studi S1
5. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak. selaku Dosen Pembaca atas segala masukan
6. Kedua orang tua penulis, T. Sihombing dan P. br Sitorus. Terima kasih banyak
untuk kasih sayang, didikan, dukungan berupa nasehat, doa, dan materi yang
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua
PERNYATAAN ...................................................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
ABSTRACT .......................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian .........................................................1
1.2. Rumusan Masalah .....................................................................5
1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................5
1.4. Manfaat Penelitian .....................................................................5
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hutang secara baik secara
parsial maupun simultan terhadap laba usaha. Penelitian ini merupakan jenis
penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan
populasi penelitian adalah perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI selama
periode 2010-2011. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling
dan dari 35 perusahaan barang konsumsi diperoleh 33 perusahaan sampel.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik
dokumentasi. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari
Indonesian Capital Market Directory. Metode statistik yang digunakan adalah regresi
linear berganda dengan bantuan SPSS 17.0.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah Hutang Jangka Pendek dan Hutang
Jangka Panjang berpengaruh signifikan terhadap Laba Usaha baik secara parsial
maupun simultan. Pengujian hipotesis dilakukan melalui uji t (parsial) dan uji F
(simultan)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel hutang jangka
pendek (CL) dan hutang jangka panjang (NCL) berpengaruh signifikan terhadap laba
usaha (OP) serta secara simultan baik variabel hutang jangka pendek (CL) dan hutang
jangka panjang (NCL) berpengaruh signifikan terhadap laba usaha (OP) pada
perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI.
The Effect of Debt to Operating Profit in the Consumer Goods Company Listed
on the Indonesia Stock Exchange (IDX)
PENDAHULUAN
Dewasa ini perusahaan dituntut untuk memiliki manajemen yang baik agar dapat
usaha yang semakin meningkat dan banyaknya persaingan dalam dunia usaha.
Manajemen yang baik tidak saja diperlukan untuk dapat berhasil dalam menghadapi
persaingan dalam dunia usaha, tetapi juga agar perusahaan dapat melakukan
pembelanjaan secara ekonomis, hal ini berkaitan erat dengan tujuan dari setiap
tersebut mencapai tujuan utamanya, yaitu tercapainya laba perusahaan yang telah
Besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan dapat dilihat dari laporan
dalam membuat keputusan yang akan dijalankan oleh perusahaan. Laporan keuangan
1. laporan laba/rugi merupakan laporan hasil operasi yang dapat dicapai perusahaan
perusahaan,
neraca dapat diketahui nilai aktiva, hutang, dan modal yang dimiliki perusahaan.
3. laporan arus kas memberikan suatu informasi mengenai arus kas masuk (cash in
flow) dan arus kas keluar (cash out flow) selama periode tertentu.
Laporan keuangan juga digunakan oleh pihak kreditor untuk menentukan apakah
kerjasama yang telah dijalankan dapat terus dijalankan atau tidak, namun untuk
memperoleh laba yang optimal tidaklah mudah, karena terdapat banyak faktor yang
dapat mempengaruhi besar kecilnya laba usaha yang akan diterima perusahaan, antara
lain besar kecilnya biaya, volume penjualan, pendapatan, modal, dan sebagainya.
Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya laba usaha yang diterima perusahaan
adalah modal. Modal bagi perusahaan merupakan sumber dana yang mendukung dan
2. modal luar, yaitu modal yang diperoleh perusahaan dari pihak luar yang disebut
hutang.
Bagi beberapa perusahaan yang memiliki modal besar, tidak akan mengalami
perusahaan memiliki dua pilihan, yaitu menerbitkan saham baru atau melakukan
pinjaman dari pihak luar baik dalam hutang jangka pendek maupun hutang jangka
panjang, apabila manajemen memilih hutang sebagai alternatif sumber modal, maka
manajemen perusahaan dituntut untuk bekerja keras agar penggunaan modal tersebut
dapat berkembang dengan baik dan mampu membayar hutang tersebut kepada
kreditor, baik pokok maupun bunganya. Terlebih lagi untuk perusahaan barang
konsumsi yang memiliki banyak pesaing, manajemen perusahaan harus lebih bekerja
keras dalam menentukan penggunaan hutang yang dimiliki perusahaan agar dapat
mengembangkan usahanya.
karena mengalami kerugian dan tidak mampu membayar hutangnya. Oleh karena itu,
terpenuhi, maka perusahaan dapat beroperasi dengan baik dan dapat meningkatkan
tercapai.
Penelitian ini merupakan penelitian replikasi atas penelitian yang dilakukan oleh
Proborini (2012) dengan judul : Pengaruh Hutang Jangka Panjang terhadap Laba
Data yang digunakan oleh Proborini adalah laporan keuangan perusahaan tahun 2009.
hanya menggunakan periode pengamatan 1 tahun saja dan 1 jenis variabel idependen
(hutang jangka panjang). Oleh karena keterbatasan penelitian terdahulu tersebut, saya
selaku penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan menambah periode
pengamatan menjadi 2 tahun, yaitu tahun 2010 dan 2011. Peneliti juga menambah
dapat mempengaruhi laba usaha, maka penulis tertarik untuk membuat suatu karya
ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul : “Pengaruh Hutang Terhadap Laba
Usaha Pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI)”.
penulis merumuskan masalahnya, yaitu apakah hutang jangka pendek dan hutang
jangka panjang berpengaruh signifikan terhadap laba usaha baik secara parsial
maupun simultan?
Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh signifikan hutang jangka pendek dan hutang jangka
TINJAUAN PUSTAKA
1. Hutang
dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan
Barang dan jasa yang diperoleh perusahaan merupakan transaksi yang dapat
suatu transaksi sebagai hutang atau bukan sangat tergantung pada kemampuan
Concept No.6 yang terdapat pada buku Chariri dan Ghozali (2005 : 157), yaitu
yang mendatang yang mungkin timbul dari kewajiban sekarang dari suatu entitas
b. Berasal dari transaksi atau peristiwa masa yang lalu (telah terjadi).
Dua karakteristik yang penting dari hutang adalah kewajiban tersebut sudah
ada pada saat itu dan harus merupakan hasil transaksi masa lalu, serta timbulnya
hutang tergantung pada terjadinya suatu transaksi atau kejadian yang bersifat
eksternal. Transaksi tersebut dapat berupa transaksi keuangan atau kejadian non
keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, di mana hutang ini
merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor”,
sedangkan dalam hal ini Hongren, et al. (2006 : 505) menyatakan bahwa “hutang
bahwa hutang adalah kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang
harus dibayar dengan uang, barang, atau jasa pada saat jatuh tempo.
Gozali (2005 : 160) bahwa hutang adalah suatu jumlah yang harus dibayar dalam
bentuk uang, barang, atau jasa khususnya hutang yang memiliki kriteria sebagai
berikut :
Kewajiban legal adalah hutang yang timbul karena adanya ketentuan formal
berupa peraturan hukum untuk membayar kas atau menyerahkan barang atau
jasa kepada entitas tertentu, misalnya hutang dagang dan hutang bank.
untuk tujuan atau kondisi tertentu, meskipun secara formal tidak dilakukan
melalui perjanjian tertulis untuk mebayar sejumlah tertentu di masa yang akan
datang, contoh jenis kewajiban ini adalah bonus yang akan diberikan kepada
karyawan.
c. Kewajiban Ekuitabel
yang diambil oleh perusahaan karena alasan moral atau etika dan
yang terjual.
berasal dari hutang atau kewajiban yang sah menurut aturan hukum saja, tapi
hutang atau kewajiban yang timbul karena tujuan tertentu atau untuk alasan moral
atau etika juga harus dicatat ke dalam laporan keuangan perusahaan. Berdasarkan
dapat dibedakan menjadi 2, yaitu hutang jangka pendek (lancar) dan hutang
jangka panjang (tidak lancar). Hutang dianggap selesai atau lunas apabila suatu
kewajiban yang ada sekarang dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya
dengan:
a. pembayaran kas,
b. penyerahan aktiva,
c. pemberian jasa,
d. penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban yang lain atau,
e. konversi kewajiban ekuitas.
kegiatan operasi perusahaan yang biasa disebut dengan hutang (kewajiban) jangka
pendek atau lancar. IAI (2004 : 44) mengatakan bahwa suatu kewajiban
perusahaan, atau
adalah hutang yang diharapkan akan dibayar (1) dalam jangka waktu satu tahun
atau siklus akuntansi operasi normal perusahaan, (2) dengan menggunakan aktiva
lancar atau hasil pembentukan kewajiban lancar yang lain”. Lebih jelas lagi
kewajiban yang harus dibayar dengan aktiva lancar serta jatuh tempo dalam
jangka pendek, biasanya satu tahun”. Sebagian besar kewajiban lancar berasal
b. pembayaran yang telah diterima tetapi barang atau jasa tersebut belum
dikirimkan.
jangka pendek adalah kewajiban yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun
atau siklus operasi normal perusahaan dan harus dilunasi dengan menggunakan
aktiva lancar, serta kewajiban tersebut berdasarkan transaksi yang telah terjadi.
Husnan (1998 : 499) mengelompokkan dana jangka pendek menjadi dua tipe,
a. Pendanaan Spontan
Sumber pendanaan ini biasanya berasal dari bank dalam bentuk kredit jangka
pendek.
kewajiban lancar menjadi dua bagian, yaitu kewajiban lancar dengan jumlah yang
1) Hutang Usaha
Hutang usaha adalah jumlah yang dipinjam untuk pembelian produk atau
beli barang yang dijual, maka pengecer akan berutang pada negara atas
Beberapa wesel bayar jangka panjang dan utang obligasi dibayar secara
pokok utang dengan jangka waktu kurang dari satu tahun kewajiban
lancar. Bagian sisi dari pinjaman jangka panjang itu adalah kewajiban
jangka panjang.
Semua beban yang harus dibayar dalam waktu kurang dari satu tahun.
Kewajiban ini tidak bisa diabaikan begitu saja, karena itu kewajiban ini harus
salah satu contoh dari kewajiban lancar yang harus diestimasikan. Banyak
pendek dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu (1) hutang jangka pendek yang
jumlahnya sudah pasti dan (2) hutang jangka pendek yang jumlahnya harus
diperkirakan.
Hutang jangka panjang menurut Kieso (2002 : 242) “terdiri dari pengorbanan
manfaat ekonomi yang sangat mungkin di masa depan akibat kewajiban sekarang
yang tidak dibayarkan dalam satu tahun atau siklus operasi perusahaaan, mana
yang lebih lama”. Pengertian hutang jangka panjang oleh Dyckman, et al. (2000 :
218) adalah “kewajiban dengan jangka waktu yang melebihi satu tahun dari
waktu lebih dari satu tahun atau akan dilunasi dari sumber-sumber yang bukan
dari kelompok aktiva lancar”. Senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh
Gunadi (2005 : 83) bahwa “kewajiban jangka panjang merupakan hutang yang
tidak akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau yang pengeluarannya tidak
menggunakan sumber aktiva lancar”. Sementara itu Agus (2002 : 45) memberikan
definisi hutang jangka panjang, yaitu “kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga,
yang jatuh tempo atau harus dilunasi dalam waktu lebih dari satu tahun yang akan
datang”.
membeli perusahaan lain atau mungkin juga untuk melunasi hutang-hutang yang
lain, dengan kata lain, hutang jangka panjang diperlukan oleh setiap perusahaan
berlanjut, tetapi hutang yang dimiliki perusahaan harus lebih kecil dari aktiva
perusahaan tersebut, seperti yang diungkapkan oleh Kohler dalam buku Chariri
perusahaan dari pihak ketiga atau kreditor, yang jatuh temponya lebih dari satu
tahun, dan dilunasi dengan sumber-sumber yang bukan dari aktiva lancar, serta
jumlah hutang jangka panjang tersebut tidak boleh melebihi jumlah modal
sendiri.
berubah menjadi hutang jangka pendek atau hutang lancar, dengan ketentuan
apabila hutang jangka panjang tersebut akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun
atau kurang, tetapi jika hutang tersebut pada tanggal jatuh tempo tidak dibayar
Lebih lanjut Kieso, et al. (2002 : 242) dalam bukunya mengatakan bahwa :
tanggal jatuh tempo, provisi penarikan, properti yang digadaikan sebagai jaminan,
ini penting untuk memahami secara menyeluruh posisi keuangan dan hasil
operasi, maka semua ini harus dijelaskan dalam laporan keuangan atau catatan
yang menyertainya
Jenis-jenis hutang jangka panjang, antara lain hutang obligasi, wesel bayar
jangka panjang, hutang hipotik, hutang sewa guna usaha (leasing), hutang bank
a. Hutang Obligasi
untuk meminjam uang dalam jangka panjang, apabila jumlah modal yang
yang akan datang dan juga bunga peiodik pada tingkat tertentu. Surat
bunga tertentu. Wesel tidak dapat langsung dijual seperti obligasi di pasar
c. Hutang Hipotik
Hutang yang dijamin dengan aktiva tetap tertentu atau hutang jangka
suatu barang tidak bergerak, agar bila pihak debitur tidak memenuhi
tetap (dalam bentuk capital lease) dan biasanya dicicil dalam jangka
panjang. Bagian dari hutang leasing yang diperoleh yang jatuh tempo
Pinjaman yang diterima perusahaan dari sebuah bank dalam jumlah yang
f. Hutang Bunga
panjangnya.
4. Laba Usaha
laba semaksimal mungkin. Proses untuk memperoleh laba tergantung dari jenis
untuk mendapatkan laba adalah dengan membeli bahan baku dan bahan
pendukung lainnya yang kemudian diolah lebih lanjut dalam proses produksi,
tersebut nantinya akan dijual, dan hasil dari penjualan tersebut akan diperoleh
laba, seperti yang diharapkan perusahaan. Laba tersebut diperoleh apabila jumlah
mengenai pengasilan yang diperoleh, biaya-biaya yang terjadi, serta laba atau rugi
sebagai hasil dari kegiatan perusahaan selama periode tertentu. Informasi tersebut
kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan
dibuatnya. Pengertian laba secara konsep yang terdapat di dalam buku Harnanto
(2002 : 91), “laba adalah suatu pengembalian dari dan dalam jumlah di atas
investasinya”.
Secara umum laba diperoleh setelah pendapatan dikurangi biaya, seperti yang
dikemukakan oleh Soemarso (2005 : 230), “laba adalah selisih lebih pendapatan
biaya yang dikeluarkan berarti perusahaan mendapatkan laba dan sebaliknya jika
biaya melebihi pendapatan berarti perusahaan menderita rugi. Oleh karena itu,
laba adalah hasil pengurangan antara pendapatan dengan biaya, maka manajemen
perusahaan harus dapat menentukan jumlah pendapatan yang akan dihasilkan dan
Lebih luas lagi Stice, et al. (2004 : 226) mengemukakan bahwa “laba adalah
jumlah yang dapat diberikan kepada investor (sebagai hasil investasi) dan kondisi
perusahaan di akhir periode masih sama baiknya atau kayanya (well off) dengan
antara pendapatan dengan biaya pada suatu periode dan jumlah tersebut diberikan
adalah laba usaha atau laba operasi, karena laba ini merupakan keuntungan yang
97), “laba usaha (laba operasi) meliputi, semua pendapatan dan beban, serta
untung dan rugi yang berasal dari on going operations atau transaksi-transaksi
mengurangkan beban operasi dari laba kotor”. Senada dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Dyckman, et al. (2000 : 115), yaitu “laba operasi atau hasil
marjin kotor”, dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa laba usaha
adalah laba yang diperoleh dari kegiatan utama perusahaan, dimana laba usaha
tersebut diperoleh dari selisih laba kotor dengan beban operasi (beban usaha).
Soemarso (2005 : 226) juga berpendapat bahwa “selisih antara laba bruto
dan biaya usaha disebut laba usaha (income from operation) atau laba operasi
(operating income). Laba usaha adalah laba yang diperoleh semata-mata dari
kegiatan utama perusahaan”. Oleh karena itu, akun-akun pendapatan dan beban
sehingga menghasilkan :
b. laba usaha, yaitu merupakan selisih antara laba kotor dengan beban
c. laba sebelum pajak adalah hasil pengurangan atau penambahan laba usaha
dengan beban dan pendapatan lain-lain, pos luar biasa dengan pengaruh
d. laba bersih adalah laba yang diterima perusahaan setelah dikurangi pajak
panghasilan.
usaha pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI. Data yang
hutang jangka panjang dengan laba usaha dan hasil analisis koefisien regresi
1. Kerangka Konseptual
Hubungan antara hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang terhadap
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
untuk mengembangkan usahanya. Dana tersebut ada yang berasal dari pemilik
atau modal sendiri ataupun yang berasal dari pihak luar atau modal asing yang
sumber modal, maka manajemen perusahaan dituntut untuk bekerja keras agar
perusahaan adalah modal. Modal bagi perusahaan merupakan sumber dana yang
lain telah memberikan jaminan keamanan bagi perusahaan dalam jangka waktu
yang cukup lama. Laba usaha adalah laba yang diperoleh perusahaan dari
kegiatan pokoknya dan didapat dari hasil pengurangan laba kotor dengan beban
2. Hipotesis
METODDOLOGI PENELITIAN
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
perusahaan. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006 : 56), dari populasi yang ada, maka
2. perusahaan tersebut memiliki laba usaha positif yang konsisten pada tahun
2010-2011,
3. perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan yang telah diaudit pada tahun
2010-2011.
Berikut ini merupakan hasil pengolahan data dari jumlah perusahaan yang
sebelumnya.
Penelitian ini, penulis menggunakan data kuantitatif, yaitu data yang diukur
dalam suatu skala numerik (Sugiyono 2006 : 60). Menurut jenisnya, data yang
digunakan adalah data sekunder. Menurut Umar (2003 : 60) “data sekunder
merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk
tabel, grafik, diagram, gambar, dan sebagainya sehingga lebih informatif jika
digunakan oleh pihak lain”. Data diperoleh dari Indonesian Capital Market
Directory (ICMD).
Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja
variabel lain (Umar, 2003 : 44). Variabel independen dalam penelitian ini
adalah hutang jangka pendek (X1) dan hutang jangka panjang (X2).
menjadi akibat dari variabel bebas (Umar, 2003 : 44). Variabel dependen
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis statistik dengan menggunakan SPSS versi 16.0. Peneliti melakukan uji
asumsi klasik yang dilakukan terdiri atas uji normalitas, uji multikolinearitas, uji
1. Uji Normalitas
distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak
Smirnov, dimana data yang berdistribusi normal akan memiliki nilai yang
lebih besar dari 0,05, selain itu, uji normalitas dapat juga dilihat melaui grafik
2. Uji Multikolinearitas
2005 : 91). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolineritas dapat dilihat
dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF).
independen lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF
c. Uji Heterokedastisitas
yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
Menurut Ghozali (2005 : 105), ada beberapa cara untuk mendeteksi ada
Melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu
ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya
heteroskesdatisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana
sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual
(Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized.
Dasar analisis :
a) jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
d. Uji Autokorelasi
berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini
sering ditemukan pada time series. Cara yang dapat digunakan untuk
2. Pengujian Hipotesis
jangka panjang secara parsial terhadap laba usaha digunakan analisis regresi linier
diterima, dan jika probabilitas variabel dibawah 5% maka H0 ditolak dan terima
Ha.
jangka panjang secara bersama terhadap laba usaha digunakan analisis regresi
Y=α+β1X1+ β2 X2 + e
Dimana :
Y = Laba Usaha
α = konstanta
2013. Pengumpulan data direncanakan akan dilakukan pada bulan Juli 2013
selama ± 1,5 bulan, sehingga pada bulan Agustus 2013 bisa dilakukan pengolahan
data yang terkumpul, dan diharapkan pada bulan September 2013 skripsi bisa
merupakan data statistik secara umum dari seluruh data yang digunakan :
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif
1. rata-rata dari CL (X1) adalah 12,4263 dengan standar deviasi sebesar 1,57736
dan jumlah data yang ada sebanyak 66. Nilai CL (X1) terendah adalah 9,53
2. rata-rata dari NCL (X2) adalah 11,3056 dengan standar deviasi sebesar
1,91713 dan jumlah data yang ada sebanyak 66. Nilai NCL (X2) terendah
dan jumlah data yang ada sebanyak 66. Nilai OP (Y) terendah adalah 8,3 dan
a. Uji Normalitas
Hasil dari uji normalitas dengan grafik histogram, normal probability plot
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi Data
CL NCL OP
N 66 66 66
Normal Parameters(a,b) Mean 1043563,29 457982,71 541876,89
Std. Deviation 2369520,249 1005341,044 1125769,749
Most Extreme Absolute
,367 ,326 ,373
Differences
Positive ,367 ,315 ,373
Negative -,332 -,326 -,316
Kolmogorov-Smirnov Z 2,982 2,647 3,031
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Hasil pengolahan data tersebut, diperoleh bahwa data dalam penelitian ini
signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu variabel CL sebesar 0,000, variabel
NCL sebesar 0,000, dan variabel OP sebesar 0,000. Ada beberapa cara mengubah
c) lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai
tertentu.
itu, data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas. Berikut ini adalah hasil
Tabel 4.3
Uji Normalitas Setelah Transformasi Data
Tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi telah
signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu CL sebesar 0,442, NCL sebesar 0,492,
Untuk lebih jelas berikut ini dilampirkan grafik histogram dan grafik p-plot
10
8
Frequency
Mean =-8.68E-15
Std. Dev. =0.984
0 N =66
-2 -1 0 1 2 3
Regression Standardized Residual
Gambar 4.1
Uji Normalitas (2)
1.0
0.8
Expected Cum Prob
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
Gambar 4.2
Uji Normalitas (3)
b. Uji Multikolinearitas
adanya korelasi antar variabel independen. Hasil dari uji multikolinearitas dapat
Dari hasil pengujian diatas, dapat dilihat bahwa angka tolerance CL (X1) dan
NCL (X2) > 0,10 dan VIFnya < 10. Ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi
c. Uji Heteroskedastisitas
variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain dalam model regresi.
Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi
Ghozali (2005 : 105) “dapat dilihat dari grafik Scatterplot antara nilai prediksi
variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID”. Jika ada pola
tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka
telah terjadi heteroskedasitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-
Scatterplot
3
Regression Studentized Residual
-1
-2
-2 -1 0 1 2 3
Regression Standardized Predicted Value
Gambar 4.3
Grafik Scatterplot
acak serta tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur. Hal ini
Uji Autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi
linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun
yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Cara yang dapat digunakan untuk
Tabel 4.5
Uji Autokorelasi
Tabel 4.5, memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1,853. Angka ini terletak
diantara -2 dan +2, dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
2. Pengujian Hipotesis
sampai dengan 1. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel-
nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen
variabel dependen.
Tabel 4.6
Model Summary
korelasi atau hubungan antara laba usaha (Y) dengan CL (X1) dan NCL (X2) erat
atau kuat karena > 0,5 (50%). Angka R square atau koefisien determinasi adalah
0,727. Angka ini mengindikasikan bahwa 72,7% variasi atau perubahan dalam
sebesar 27,3% dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam
0,89550. Semakin kecil angka ini akan membuat model regresi semakin tepat
dianggap sah secara parsial berpengaruh terhadap OP, dilakukan uji statistik t.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS, maka diperoleh hasil
Tabel 4.7
Uji statistik t
a
Coefficients
koefisien regresi dan nilai t hitung yang paling besar dibandingkan koefisien
regresi dan nilai t hitung NCL (X2). Berdasarkan hasil tersebut dapat
terhadap OP.
OP digunakan uji statistik F. Hasil uji statistik F dengan program SPSS dapat
Tabel 4.8
Uji Statistik F (1)
ANOVA(b)
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 134,656 2 67,328 83,959 ,000(a)
Residual 50,521 63 ,802
Total 185,177 65
a Predictors: (Constant), LN_NCL, LN_CL
b Dependent Variable: LN_OP
kesalahan model yang diajukan. Nilai ini menunjukkan tingkat kesalahan yang
akan ditanggung sebagai peneliti bila menolak hipotesa nol. Dengan demikian,
maka tingkat kesalahan yang akan ditanggung kalau peneliti mengatakan bahwa
jauh di bawah nilai α yang sudah ditetapkan di muka yaitu 5%. Berdasarkan hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa CL (X1) dan NCL (X2), secara bersama
Tabel 4.9
Uji Statistik F (2)
Coefficientsa
Dari nilai-nilai koefisien di atas, persamaan regresi yang dapat disusun untuk
Keterangan :
0.585 atau 58.5%. NCL memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,319,
artinya apabila terjadi perubahan variabel NCL sebesar 1% akan menaikkan laba
terhadap variabel dependen yaitu Laba Usaha (OP). Hal ini sesuai dengan nilai
signifikansi t sebesar 0,001, nilai ini jauh lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
terhadap variabel dependen yaitu Laba Usaha (OP). Hal ini sesuai dengan nilai
signifikansi t sebesar 0,000, nilai ini jauh lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05.
NCL. Selain itu pula, nilai t hitung dan koefisien regresi CL juga menunjukkan
nilai yang terbesar dari variabel NCL. Ini mengindikasikan bahwa CL paling
dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.
mengandung arti bahwa apabila nilai koefisien regresi variabel lainnya tetap
sebesar 0,585 atau 58,5%. NCL memiliki koefisien regresi bertanda positif
sebesar 0,319. Hal ini mengandung arti bahwa apabila nilai koefisien regresi
variabel lainnya tetap (tidak berubah) maka perubahan variabel NCL sebesar 1
5.1. Kesimpulan
1. NCL berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, yaitu OP. Hal ini
sesuai dengan nilai signifikansi t sebesar 0,001, nilai ini jauh lebih kecil dari
sesuai dengan nilai signifikansi t sebesar 0,000, nilai ini jauh lebih kecil dari
variabel NCL sebesar 0,001, selain itu, nilai t hitung dan koefisien regresi CL
juga menunjukkan nilai yang terbesar yaitu 5,520 dari variabel NCL yaitu
2. Periode pengamatan dalam penelitian ini hanya mencakup 2 tahun yaitu 2010-
2011.
5.3. Saran
Chariri, Anis dan Imam Gozali, 2005. Teori Akuntansi, Edisi 3, Cetakan 1,
Universitas Diponegoro, Semarang.
Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi 3,
Cetakan 5, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Niswonger, Rollin, C., Carl S. Warren, James M. Reeve, Philip E. Fess, 2000.
Prinsip-Prinsip Akuntansi, Edisi 19, Cetakan 1, Jilid 2, Penerjemah
Alfonsus Sirait dan Helda Gunawan, Erlangga, Jakarta
Proborini, Olive, 2012. “Pengaruh Hutang Jangka Panjang Terhadap Laba Usaha
Pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI)”, (Skripsi Akuntansi), Universitas Persada Indonesia, Jakarta.
Stice, Earl K., James D. Stice, K. Fred Skousen, 2004. Akuntansi Keuangan
Menengah, Edisi 1, Cetakan 1, Buku 1, Tim Penerjemah Penerbit Salemba
Empat, Salemba Empat, Jakarta.
Warren, Carl, S., James M. Reeve, Philip E. Fess, 2006. Pengantar Akuntansi, Edisi
21, Cetakan 1, Buku 1, Penerjemah Aria Farahmita, Amanugrahani., dan
Taufik Hendrawan, Salemba Empat, Jakarta.
Yusuf, Haryono AL., 2005. Dasar-dasar Akuntansi, Edisi 6, Cetakan 1, STIE YKPN,
Yogyakarta.