Oleh:
Anisa Rizca Putri
NIM 142011101035
Dokter Pembimbing:
dr. Justina Evy Tyaswati, Sp.KJ
1
LAPORAN KASUS
Oleh:
Anisa Rizca Putri
NIM 142011101035
DokterPembimbing:
dr. Justina Evy Tyaswati, Sp.KJ
2
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Sulinah
Usia : 63 th
Tgl Lahir : 9 Januari 1962
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : dsn Sulakdono 003/007, Desa Lojejer, Wuluhan, Jember
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pembuat Besek Ikan
Agama : Islam
Suku : Jawa
Status pernikahan : Menikah
Status Pelayanan : BPJS NPBI
Tanggal Periksa Poli : 22 Juli 2019
Tanggal Home Visite : 24 Juli 2019
A. KELUHAN UTAMA
Anamnesis Poli (22-07-2019)
Autoanamnesis : Pasien mengeluhkan sulit tidur
Heteroanamnesis : Menurut anak pasien, pasien mengalami sulit tidur, gelisah,
dan merasa cemas akan penyakitnya.
3
B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG
Anamnesis Poli (22-07-2019)
Autoanamnesis :
Pemeriksaan pertama dilakukan di Poli Psikatri RSD Soebandi tanggal 22 Juli 2019.
Pasien datang diperiksa dengan posisi duduk menghadap pemeriksa memakai pakaian warna
hijau dan kerudung kuning sesuai dengan usia serta gender-nya. Penampilan pasien saat
datang cukup rapi dari mulai rambut hingga sandal yang dikenakan. Saat perkenalan, pasien
dapat dengan benar mengucapkan nama, dimana ia sekarang dan tanggal hari pemeriksaan
tersebut.
Ketika ditanya keadaan pasien saat ini, pasien menjawab dengan volume normal dan
intonasi sedang. Pasien mampu mengadakan kontak mata dengan pemeriksa, namun sesekali
menghindar. Pasien mengatakan bahwa ia sulit tidur sejak 6 bulan lalu dan sering kambuh-kambuhan.
Pasien kesulitan tidur sepanjang hari. Dalm sehari pasien hanya bisa tidur 3 jam bahkan pernah
tidak tidur sama sekali. Saat tidak bisa tidur pasien mengaku fikirannya bingung memikirkan
penyakitnya dan apa yang akan terjadi pada tubuhnya nanti. Saat kambuh pasien mengatakan
tiba-tiba badannya panas, jantung berdebar, berkeringat, perut terasa sakit, dan dada terasa
sesak. Pasien menghindari untuk melakukan aktifitas sehari-hari karena takut akan terjatuh
atau meninggal saat ia melakukan aktifitas tersebut.
Pasien makan 3x sehari dengan aktivitas BAB dan BAK dalam batas normal. Pasien
mengatakan sudah mandi,makan dan BAK pagi hari ini sebelum berangkat.
Heteroanamnesis :
Anak kandung pasien mengatakan bahwa saat serangan terjadi pasien menjadi gelisah, cemas
serta linglung. Pasien sering mondar-mandir di dalam rumah saat tidak bisa tidur. Saat
fikirannya jernih atau tidak sedang kambuh pasien dapat melakukan pekerjaan sehari-hari
membuat besek ikan namun apabila kambuh pasien sudah tidak mau melakukan kegiatan apa
pun. Saat kambuh pasien juga serinng meminta untuk di periksakan ke dokter. Anak pasien
sudah membawa pasien ke mantri desa namun hanya diberikan vitamin karena dari hasil
pemeriksaan gula darah, kolesterol, dan asam urat normal. Anak pasien juga sering
memanggil kyai atas permintaan pasien untuk mengobati penyakitnya.
4
bercerita dengan adik pasien. Kemudian pasien mengajak pemeriksa bersalaman
mempersilahkan pemeriksa untuk duduk ke dalam rumah. Pasien diperiksa dalam kondisi
duduk menghadap pemeriksa, dengan posisi bersandar pada kursi. Pasien memakai baju motif
bunga, mengenakan jaket warna orange bergaris dan rok berwarna biru. Secara umum,
penampilannya tampak rapi dan cara berpakaiannya sesuai dengan umur dan jenis
kelaminnya.
Pemeriksaan dilakukan di ruang tamu didampingi oleh anak kandung pasie yang ke
dua. Pasien dapat menyebutkan namanya, mengenali tempat dan waktu saat ini dengan benar.
Pasien mengatakan bawa saat ini yang dirasakan adalah masih sulit tidur. Pasien hanya bisa
tidur mulai pukul 24.00 hingga pukul 03.00 walaupun sudah meminum obat yang diberikan
saat periksa di poli psikiatri tanggal 22 Juli 2019. Pasien mengatakan kesulitan tidur lagi saat
terbangun. Pasien mengatakan bahwa saat tidak bisa tidur pasien memikirkan penyakitnya
dan takut akan terjadi sesuatu pada dirinya. Keluhan ini dirasakan pasien sejak 6 bulan
terakhir sering kambuh-kambuhan. Pasien pernah mengalami hal serupa saat pasien berusia
remaja dan yang kedua pada saat usia pasien 30 tahun. Saat kambuh pasien mengatakan
bahwa tiba-tiba merasa kepala, tangan serta kakinya terasa panas, sakit pada lambung, dada
berdebar, keluar keringat dingin serta sesak nafas. Namun hal tersebut tidak dirasakan
sepanjang hari. Menurut pasien pasien memiliki gangguan pada lambungnya sudah bertahun-
tahun dan hanya berobat pada mantri desa. Saat sedang kambuh pasien merasa cemas,
gelisah, dan seperti orang linglung. Pasien juga sering melamun dan terlihat murung. Saat
kambuh pasien sudah tidak mau melakukan pekerjaannya membuat besek karena merasa
pikirannya sedang tidak jernih. Pasien sering menghindari aktifitas sehari-hari. Saat diinta
anaknya untuk membeli tempe diwarung pasien menolak, pasien takut apabila pasien akan
meninggal sebelum sampai ke toko tersebut karena pingsan atau serangan jantung di jalan.
Pasen juga menolak untuk diajak anak pasien ke sawah untuk melihat-lihat kondisi sawah
takut akan terjadi sesuatu hal pada dirinya. Pasien menyangkal pernah mendapat bisikan atau
melihat bayangan sosok. Pasien tidak memiliki fobia terhadap suatu hal maupun kondisi
tertentu.
Pasien sangat takut terjadi suatu hal pada dirinya akibat penyakitnya. Dalam makan
sehari-hari pasien selalu pilih-pilih makanan. Pasien hanya mau makanan yang direbus.
Menurut pikiran pasien makanan yang digoreng akan membuat rasa panas dalam tenggorokan
dan lambungnya dan akan semakin memperberat penyakitnya. Pernah sekali pasien ingin
memakan tahu goreng, pasien harus memeras tahu tersebut menggunakan tissue sampai
minyak dalam tahu tersebut tiris.
5
Pasien mengatakan hal ini sudah kambuh ketiga kalinya. Kambuh yarakhir menurut
pasien dipicu oleh kelelahan akibat acara peringatan 100 harian siaminy a6 bulan lalu. Saat
ditanya apakah pasien memikirkan suami pasien, pasien menyangkalnya karena saat ini
pasien sudah iklas dan pasien sudah memiliki anak dan menantu yang bisa mencukupi
kebutuhan hidupnya. Pasien memiliki 5 orang anak perempaun dan kedua anak laki-laki
pasien yang meninggal saat masih kecil. Kelima anak perempuan pasien tinggal berdekatan.
Pasien tinggal pada anak kedua pasien, namun pasien juga sering ingin menginap ke rumah
anak pasien yang lain. 5
Heteroanamnesis :
Anak kandung pasien mengatakan bahwa saat serangan terjadi pasien menjadi gelisah, cemas
serta linglung. Pasien sering mondar-mandir di dalam rumah saat tidak bisa tidur. Saat
fikirannya jernih atau tidak sedang kambuh pasien dapat melakukan pekerjaan sehari-hari
membuat besek ikan namun apabila kambuh pasien sudah tidak mau melakukan kegiatan apa
pun. Saat kambuh pasien juga serinng meminta untuk di periksakan ke dokter. Anak pasien
sudah membawa pasien ke mantri desa namun hanya diberikan vitamin karena dari hasil
pemeriksaan gula darah, kolesterol, dan asam urat normal. Anak pasien juga sering
memanggil kyai atas permintaan pasien untuk mengobati penyakitnya.
6
Menurut anak pasien, pasien memiliki kepribadian yang tertutup. Saat ada masalah
pasien selalu memikirkan sendiri atau memendam masalahnya. Pasien enggan untuk
menceritakan masalahnya kepada anaknya. Saat ada masalah pasien selalu berlebihan dalam
memikirkannya. Namun pasien merupakan orang yang senang bersosialisasi, dengan
keluarga, tetangga, maupun dengan rekan kerja di sekolah.
C. RIWAYAT KELUARGA
Pasien merupakan anak pertama dari 4 bersaudara. Pasien menikah dengan Tn. Pardi,
sejak tahun 1965 . Saat ini sudah memiliki lima anak perempuan berusia 54th, 50 th, 43 th, 37
th, dan 30 th. Pasien pernah memiliki anak laki-laki yaitu nomor dua dan terakhir yang meninggal
saat masih kecil karena sakit. Kelima anak pasien tinggal bersebelahan dan selalu rukun. Tidak
pernah terdapat perselisihan yang mengganggu pikiran pasien. Suami pasien, Tn. Pardi meninggal
1 tahun lalu karena sakit.
7
GENOGRAM
Keterangan:
: Perempuan
: Laki-laki
putih: hidup
hitam: meninggal
abu-abu: pasien
8
3. RIWAYAT MASA KANAK PERTENGAHAN (3-11 TAHUN)
Menurut pasien, saat kecil pasien gemar bermain bersama dengan teman-teman
seusianya, dan pasien tidak pernah tinggal kelas. Pasien memiliki rasa percaya diri yang
cukup saat tampil di hadapan banyak orang.
4. RIWAYAT MASA KANAK AKHIR DAN REMAJA
Pasien hanya bersekolah sampai lulus SD. Pasien mengaku tidak ada kendala alam
belajarnya. Saat remaja pasien pernah mengalami keluha serupa yang dialami sekarang.
Pekerjaan :
Pasien bekerja membuat besek ikan untuk dijual kepada pengusaha ikan di daerah
pantai Puger.
9
5.2 RIWAYAT PERKAWINAN
Pasien menikah dengan suaminya, Tn. Pardi sejak tahun 1965, dan telah dikaruniai oleh 5
orang anak perempuan. Pasien pernah memiliki konflik dengan suaminya namun dapat
diselesaikan dengan baik
Pasien beragama Islam, menurut anak pasien saat ini pasien mengaku sholat bila ingin
melaksanakan sholat.
10
Secara umum pasien merasa penyakit yang dideritanya saat ini mengancam nyawanya.
A. DESKRIPSI UMUM
1. PENAMPILAN
Pasien adalah seorang perempuan, raut muka tampak sesuai dengan umur, tampak
berpenampilan rapi dan sesuai dengan usia pasien, diperiksa dalam posisi duduk
bersandar dan berhadapan dengan pemeriksa, selama wawancara pasien melakukan
kontak mata.
2. PERILAKU DAN AKTIVITAS PSIKOMOTORIK
Secara umum pasien tampak nyaman, terbuka, dan menjawab secara spontan. Tidak
ada gerakan stereotipik yang dilakukan pasien.
3. SIKAP TERHADAP PEMERIKSA
Pasien kooperatif selama pemeriksaan, karena pasien selalu menjawab pertanyaan-
pertanyaan pemeriksa, meskipun beberapa kali pemeriksa sempat menanyakan apa
maksud dari yang disampaikan oleh pasien, pasien mau menjawab.
B. PEMBICARAAN
Pasien menjawab pertanyaan dengan Bahasa Indonesia secara spontan, artikulasinya
jelas dengan volume sedang kadang meningkat. Kecepatan berbicara meningkat.
Selama pemeriksaan pasien tidak tampak tersenyum tanpa sebab, pasien merespon
saat disapa oleh pemeriksa maupun oleh saudara sepupu pasien.
C. MOOD DAN AFEK
1. MOOD/AFEK : eutimik
2. KESERASIAN : appropriate
D. PROSES PIKIR
1. BENTUK PIKIR : logis, non-realistis
11
2. ARUS PIKIR : asosiasi longgar (+)
3. ISI PIKIR : delusion of control (+)
E. GANGGUAN PERSEPSI
Halusinasi visual (-)
Depersonalisasi (-), Derealisasi (-), Ilusi (-)
F. KOGNISI DAN SENSORIUM
1. TINGKAT KESADARAN DAN KESIAGAAN : Kompos Mentis
2. ORIENTASI
2.1 Tempat : baik, mengetahui sedang berada di rumahnya sendiri.
2.2 Waktu : baik, mengetahui hari, tanggal, dan jam.
2.3 Orang : baik, dapat mengenali keluarga yang ada di sekitarnya.
3. DAYA INGAT
Jangka segera : Baik, dapat mengulang tiga kata yang tidak
berhubungan
Jangka pendek : Baik, dapat menceritakan aktivitasnya sejak bangun
hingga diperiksa dengan benar
Jangka : Baik, dapat menceritakan baju yang dipakai pemeriksa
menengah dan aktivias pemeriksa pada 1 hari sebelumnya dengan
benar
Jangka panjang : Secara umum baik. Pasien dapat mengingat tanggal
lahirnya berserta usianya.
4. Intelegensi : sesuai dengan tingkat pendidikan
5. Konsentrasi dan perhatian : Baik
G. TILIKAN
Derajat 3, pasien menyadari bahwa dirinya mengalami gangguan, tetapi menyalahkan
faktor luar atas sakitnya.
H. PENGENDALIAN IMPULS
Saat ini tidak ada gangguan.
I. TARAF DAPAT DIPERCAYA
Secara keseluruhan pasien dapat dipercaya.
12
IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
A. STATUS INTERNA
Status present : Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Temperatur axilla : 36,6o C
B. STATUS NEUROLOGIS
GCS : E4V5M6
Meningeal Sign : tidak ada
Pemeriksaan nervus cranialis: dalam batas normal
Pemeriksaan sensoris: dalam batas normal
Pemeriksaan motorik
Refleks patologis - - Tenaga 555 555
- - 555 555
Trofik N N
N N
13
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien diperiksa dalam kondisi duduk menghadap pemeriksa, dengan posisi
bersandar pada kursi. Pasien memakai baju motif bunga, mengenakan jaket warna
orange bergaris dan rok berwarna biru. Secara umum, penampilannya tampak rapi dan
cara berpakaiannya sesuai dengan umur dan jenis kelaminnya.
Pemeriksaan dilakukan di ruang tamu didampingi oleh anak kandung pasie
yang ke dua. Pasien dapat menyebutkan namanya, mengenali tempat dan waktu saat ini
dengan benar. Pasien mengatakan bawa saat ini yang dirasakan adalah masih sulit tidur.
Pasien hanya bisa tidur mulai pukul 24.00 hingga pukul 03.00 walaupun sudah
meminum obat yang diberikan saat periksa di poli psikiatri tanggal 22 Juli 2019. Pasien
mengatakan kesulitan tidur lagi saat terbangun. Pasien mengatakan bahwa saat tidak bisa
tidur pasien memikirkan penyakitnya dan takut akan terjadi sesuatu pada dirinya.
Keluhan ini dirasakan pasien sejak 6 bulan terakhir sering kambuh-kambuhan. Pasien
pernah mengalami hal serupa saat pasien berusia remaja dan yang kedua pada saat usia
pasien 30 tahun. Saat kambuh pasien mengatakan bahwa tiba-tiba merasa kepala, tangan
serta kakinya terasa panas, sakit pada lambung, dada berdebar, keluar keringat dingin
serta sesak nafas. Namun hal tersebut tidak dirasakan sepanjang hari. Menurut pasien
pasien memiliki gangguan pada lambungnya sudah bertahun-tahun dan hanya berobat
pada mantri desa. Saat sedang kambuh pasien merasa cemas, gelisah, dan seperti orang
linglung. Pasien juga sering melamun dan terlihat murung. Saat kambuh pasien sudah
tidak mau melakukan pekerjaannya membuat besek karena merasa pikirannya sedang
tidak jernih. Pasien sering menghindari aktifitas sehari-hari. Saat diinta anaknya untuk
membeli tempe diwarung pasien menolak, pasien takut apabila pasien akan meninggal
sebelum sampai ke toko tersebut karena pingsan atau serangan jantung di jalan. Pasen
juga menolak untuk diajak anak pasien ke sawah untuk melihat-lihat kondisi sawah takut
akan terjadi sesuatu hal pada dirinya. Pasien menyangkal pernah mendapat bisikan atau
melihat bayangan sosok. Pasien tidak memiliki fobia terhadap suatu hal maupun kondisi
tertentu.
Pasien sangat takut terjadi suatu hal pada dirinya akibat penyakitnya. Dalam
makan sehari-hari pasien selalu pilih-pilih makanan. Pasien hanya mau makanan yang
direbus. Menurut pikiran pasien makanan yang digoreng akan membuat rasa panas
dalam tenggorokan dan lambungnya dan akan semakin memperberat penyakitnya.
Pernah sekali pasien ingin memakan tahu goreng, pasien harus memeras tahu tersebut
menggunakan tissue sampai minyak dalam tahu tersebut tiris.
14
VI. DIAGNOSIS BANDING
a. F40.1 Gangguan Panik
15
VII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : F40.1 Gangguan Panik
Aksis II : Tidak ada
Aksis III : Tidak ada
Aksis IV : Masalah penyakit yang di derita
Aksis V : GAF saat melakukan home visite: 60-51 (gejala sedang, disabilitas
sedang)
VIII. PROGNOSIS
Secara umum, Dubia ad bonam karena:
16
2. Memiliki efek sekunder (efek sedatif, otonom, antikolinergik,dan endokrin) minimal
dibandingkan golongan antipsikotik lain.
B. PSIKOTERAPI
Pada pasien ini, psikoterapi suportif ditujukan untuk membantu pasien untuk lebih bisa
terbuka terhadap keluarga sehingga pasien tidak menutup diri jika ada masalah yang di
hadapi. Selain psikoterapi suportif, psikoedukasi keluarga juga penting. Di sini pasien
menjadi lebih tertutup setelah sakit, sehingga keluarga diedukasi untuk mengambil inisiatif
untuk menanyakan keadaan pasien jika memang hal itu diperlukan untuk kebaikan pasien,
dan disarankan pula untuk lebih mengapresiasi saat pasien mulai berkeluh kesah.
PLANNING MONITORING
-Observasi tanda-tanda efek sekunder (efek samping) anti psikosis
-Observasi kegawatan bidang psikiatri
17
XII. LAMPIRAN/DOKUMENTASI
18