Anda di halaman 1dari 8

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BANDUNG

Teologi Kerajaan Allah

Mata Kuliah

Teologi Perjanjian Baru

Dosen

Ir. Iwan Tanusaputra, M.Th

Oleh

Viyane Y. Moniung

2014.10805

Maret, 2016

1
I. Pendahuluan

Inti dari pengajaran Yesus ketika Ia berada di dunia ini, ialah memberitakan tentang
Kerajaan Allah atau Kerajaan Sorga yang akan datang. Namun, ketika orang percaya
menaruh harapan mereka akan keberadaan kerajaan yang akan datang tersebut, apa
sebenarnya yang di maksud Yesus dengan kerajaan itu sendiri?. Banyak bagian Alkitab yang
memaparkan mengenai kerajaan itu, namun apakah kerajaan yang di maksud oleh Yesus
dalam pemberitaanNya sama dengan yang dimengerti selama ini oleh orang percaya? Dan
sejauh mana pemberitaan mengenai kerajaan itu mempengaruhi kehidupan orang percaya?

Hal-hal inilah yang akan di bahas oleh penulis sebagai tujuan dari tulisan ini, sehingga
penulis dan pembaca setidaknya akan sedikit lebih mengerti mengenai pemberitaan Yesus
tentang Kerajaan Allah dan keberadaannya yang dapat di jelaskan, apakah merupakan suatu
kondisi yang akan di alami ataukah merupakan tempat yang akan di didapatkan. Dalam
tulisan ini, penulis akan melihat dari sudut pandang yang dikemukakan oleh Injil Sinoptik,
beberapa bagian Perjanjian Baru dan beberapa bagian dari Surat-surat untuk dapat
mendeskripsikan tentang Kerajaan Allah tersebut.

II. Pengertian Kerajaan Allah

Berbicara mengenai hal kerajaan, orang akan secara langsung memikirkan mengenai
hal kedudukan di tempat tinggi dan itu merupakan hal yang wajar dan berkaitan dengan
kerajaan. Inti dari pengajaran Yesus ketika Ia ada di dunia ini seperti yang di tuliskan dalam
Injil Sinoptik adalah pengajaran tentang Kerajaan Allah. Ada beberapa perbedaan penyebutan
kerajaan Allah dan kerajaan sorga yang digunakan dalam Matius dan Injil Sinoptik yang lain,
namun keduanya menunjuk pada hal yang sama.

Injil Matius menuliskan kerajaan itu sebagai ‘kerajaan sorga’ karena di sesuaikan
dengan pembaca Matius itu sendiri yang adalah orang kristen Yahudi, yang menganggap tabu
untuk menyebutkan nama Allah. Sedangkan bagian Injil Markus dan Lukas menyebutkan
kerajaan itu ‘kerajaan Allah’, karena sesuai dengan konteks para pembaca yang adalah orang
kristen non-Yahudi. Perbedaan budaya dan kepercayaan inilah yang mempengaruhi
penekanan dalam pengajaran pada jemaat saat itu.

2
Injil Matius

Injil ini menunjukkan mengenai kedatangan Kerajaan Sorga (Mat 3:2), kerajaan yang
dimaksud disini adalah pelayanan Kristus yang sebentar lagi akan di mulai, perbuatan yang
akan dilakukan Yesus nantinya (Mat 4:17)1, maka kerajaan itu merupakan suatu penyataan
akan pekerjaan Allah melalui Kristus yang beberapa saat lagi akan dilakukan Yesus. Di
bagian lain (Mat 6:10) menggambarkan kerajaan itu merupakan sesuatu yang akan datang/
dinyatakan, situasi tertentu yang akan terjadi.

Injil Markus

Tidak jauh berbeda dengan Matius, Markus melihat kerajaan Allah juga merupakan
suatu kondisi yang akan datang, lewat apa yang nantinya akan dilakukan Kristus serta
dampaknya yaitu mempertobatkan dunia (Mrk 1:15)2, menunjuk pada kondisi yang akan
datang ketika Yesus melakukan pelayananNya. Namun sekaligus juga menunjuk pada tempat
(Mrk 10:23) masuk ke dalam kerajaan Allah, sulit untuk mencapai tempat itu.

Injil Lukas

Bagian dari kitab ini, menunjukkan Kerajaan Allah itu bukan hanya sebagai suatu
kondisi melainkan suatu tempat, dimana Anak Allah menduduki tempat dimana Allah
bertahta berkaitan dengan kedudukan. Tempat yang kepadaNya Allah Bapa
mempercayakannya pada AnakNya Yesus (Luk 22:29, 30), sekaligus suatu hal yang menjadi
upah dari setiap yang mau percaya lebih dulu apa Tuhan3

Dalam bahasa apokaliptis, ‘Kerajaan Allah’ berarti suatu kenyataan tatanan transenden
di luar jangkauan waktu dan ruang yang telah menerobos ke dalam sejarah misi Yesus.4
Sedangkan menurut kebanyakan ahli mengatakan bahwa sesuai dengan bahasa yang dipakai

1
T. Desmond Alexander and Brian S. Rosner, New Dictionary of Biblical Theology, electronic ed.
(Downers Grove, IL: InterVarsity Press, 2001).
2
Ibid.
3
John Ashton Savage, The Kingdom of God and of Heaven (Galaxie Software, 2004; 2004), 37-38.
4
George Eldon Ladd and Donald A. Hagner, A Theology of the New Testament (Grand Rapids, MI:
William B. Eerdmans Publishing Company, 1993), 56.

3
oleh Yesus pada zaman itu (Aram) maka kerajaan Allah yang di maksud Yesus disini ialah
pemerintahan Allah sebagai Raja dan bukan wilayah kekuasaanNya.5

Kerajaan Allah juga merupakan janji penggenapan dari Allah untuk mendirikan
kerajaan Daud, Allah berjanji akan mengokohkan kerajaan orang-orang yang diberkatiNya
dan kepada orang yang dikasihiNya. Janji akan keturunan daripada Daud yang akan
memegang pemerintahan. Kerajaan yang penuh dengan kebenaran dan kemakmuran6,
kerajaan yang memperlihatkan penegakkan kerajaan Allah di dalam Kristus Yesus yang telah
hadir di dunia. Kerajaan yang berrati pemerintahan dan kekuasaan yang dari Allah.

Dalam Matius 4 : 8 dan Lukas 4 : 5 ketika iblis mencobai Tuhan, ia menawarkan


‘kerajaan dunia’ sebagai imbalan jika Yesus mau menyembah padanya. Inilah yang di
maksudkan dengan hal ‘kerajaan’ dalam bahasa yang di pakai Yesus pada zaman itu,
menyiratkan kerajaan dalam arti daerah teritorial.7 Sedangkan dalam literatur para rabi
mengembangkan dari segi eskatologi yang mengartikan kerajaan Allah adalah pemerintahan
Allah – pelaksanaan kedaulatan Allah melalui hukumNya.8

Akhirnya, orang-orang akan melihat kerajaan Allah sebagai manifestasi duniawi dari
kedaulatan Allah yang universal. Kerajaan adalah sebuah dunia di mana Allah memerintah,
sehingga kerajaan dipahami sebagai pemerintahan baik spiritual dan material.9 Pemerintahan
yang tidak memiliki batasan secara fisik maupun rohani.

Dari beberapa definisi di atas, pengertian dari ‘kerajaan Allah’ memiliki beberapa
perbedaan, namun perbedaan pengertian ini merupakan penyesuaian pengertian sesuai
dengan konteks penyampaian berita tentang Kerajaan Allah tersebut, agar lebih mudah untuk
dipahami oleh umat.

5
John Drane, Memahami Perjanjian Baru Pengantar Historis-Teologis (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2012), 128.
6
Joel B. Green, Scot McKnight and I. Howard Marshall, Dictionary of Jesus and the Gospels (Downers
Grove, Ill.: InterVarsity Press, 1992), 418.
7
Gerhard Friedrich, Ronald Pitkin, Gerhard Kittel, Geoffrey William Bromiley and Gerhard Friedrich
Editor, Theological Dictionary of the New Testament, Vols. 5-10 (Grand Rapids, MI: Eerdmans, 1964-c1976),
1:580.
8
George Eldon Ladd and Donald A. Hagner, 58.
9
J. Dwight Pentecost, Thy Kingdom Come : Tracing God's Kingdom Program and Govenant Promises
Throughout History, Originally Published: Wheaton, Ill. : Victor Books, c1990 (Grand Rapids, MI: Kregel
Publications, 1995), 11.

4
III. Tujuan Pemberitaan tentang ‘Kerajaan Allah’
a. Mengembalikan Umat
Pemberitaan tentang kerajaan Allah merupakan fokus Yesus Kristus ketika Ia
menjalankan tugasNya di dunia. Membawa kembali setiap orang yang percaya untuk
menyadari apa yang sedang menunggu di hadapan mereka. mengembalikan fokus umat yang
seringkali tertuju pada hal-hal yang dapat hilang di dunia ini, dan menggantikannya pada hal
yang bernilai kekal. 1 Tes 2:12, 1 Kor 15:50

b. Mengokohkan Tahta Keturunan Daud

Yesus adalah pewaris takhta Daud, yang telah dinubuatkan nabi-nabi, yang menggenapi
“perjanjianNya yang kudus, yaitu sumpah yang diucapkan-Nya kepada Abraham” (Kej 12:7)
dan sebagai pewaris dinasti Daud (1 Raj 2:33), Yesus datang menawarkan pembebasan dari
penindas yg menghalangi kebebasan beribadah kepada Allah, pengharapan, damai sejahatera,
kesempatan untuk mengejar kebenaran, dan untuk mengalami keselamatan ketika dosa
diampuni dan pembebasan dari perhambaan serta hukuman mati, sebagaimana janji Allah
pada keturunan Daud yang akan selalu mendapt selamat sampai selama-lamanya.

“Dan Ia telah memberikan kuasa kepadaNya untuk menghakimi karena Ia adalah Anak
Manusia” (Yoh 5:27).

Yesus juga mengatakan keputusan untuk semua “dihari” dimana anak manusia datang
untuk mendirikan kerajaanNya dalam (Mat 7:22; Lk 17:30–35)10. Allah Bapa yang
menugaskan AnakNya untuk datang kedunia, melakukan tugas tanggung jawabNya terkhusus
untuk pemulihan kerajaan yang Bapa berikan pada Anak. Maka tujuan pemberitaan Kerajaan
Allah adalah untuk mengingatkan akan ada saat dimana Allah menegakkan pemerintahan
AnakNya, Kristus untuk berada di kursi pemerintahan dan akan mengadili setiap kita.

c. Kesulitan Masuk Kerajaan Allah


Hidup menjadi manusia yang baru, di lahirkan dan di baharui di dalam Kristus,
membuat kita dapat menikmati Kerajaan yang tak tergoyahkan tersebut. “Jawab Yesus: Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak
dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah” (Yoh 3:5). Ada tuntutan yang terlebih dulu harus kita
penuhi ketika ingin menikmati Kerajaan itu. Dan karena Kerajaan itu bukanlah kerajaan yang

10
Joel B. Green, Scot McKnight and I. Howard Marshall, 409.

5
sama seperti kerajaan manapun di dunia ini (Yoh 18:36), maka akan selalu ada konsekuensi
yang harus dibayarkan oleh setiap manusia yang memperolehnya.

Keseluruhan Injil sinoptik menekankan kehadiran dari kerajaan Allah dan pemenuhan
semua janji yang telah ada sejak zaman Perjanjian Lama, membuat setiap manusia mengingat
bahwa Kerajaan Allah itu telah ada dihadapan kita namun belum dapat kita nikmati.11

d. Upah Orang Percaya


(Mat 6:33) Tuhan Yesus mengatakan kita tidak perlu mencemaskan yang akan dihadapi
atau cemas tidak dapat atau kehilangan hal yang penting atau kita perlukan didunia ini: tapi
pertama mencari Kerajaan Allah dan kebenaranNya dan semua yang kita perlukan akan di
tambahkan .”12 (Yak 2:5, Gal 5:21
IV. Bentuk Kerajaan Allah
a. Injil

Dalam memahami bentuk Kerajaan Allah adalah hal yang sedikit membingungkan,
namun Injil Sinoptik cukup menolong dalam memberikan penggambaran mengenai Kerajaan
Allah. Sinoptik memudahkan penggambaran kerajaan melalui perumpamaan-perumpaan
(Mat 13, Mrk 4, Luk 13, 15 & 16), sehingga kita memiliki gambaran yang cukup untuk
menjelaskan bentuk kerajaan itu walaupun masih terlalu abstrak.

“Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya
Kerajaan Allah sudah datang padamu” (Mat 12:28).
Yesus menyatakan melalui perbuatan yang setelah Ia lakukan, mempertegas
keberadaan Kerajaan Allah itu di tengah-tengah mereka. Faktanya bagi setiap orang percaya
bahwa saat ini kita telah berada dalam Kerajaan Allah, namun kita masih berada di dalam
dunia menunggu saat kita akan menerima penyataan Kerajaan Allah itu secara sempurna
ketika kedatangan Kristus yang kedua kalinya.13 Ini menunjukkan kerajaan Allah merupakan
suatu masa atau kondisi yang sedang kita nantikan penggenapannya.

11
T. Desmond Alexander and Brian S. Rosner, New Dictionary of Biblical Theology, electronic ed.
(Downers Grove, IL: InterVarsity Press, 2001).
12
F. P. Moller, vol. 4, Kingdom of God, Church and Sacraments, Words of light and life (Pretoria: Van
Schaik Religious Books, 1998).
13
Ibid.

6
b. Surat-Surat
Dalam surat-surat, penggambaran bentuk Kerajaan Allah lebih terlihat pada hal-hal
yang kongkret. Berbeda dengan apa yang digambarkan dalam Injil Sinoptik. Kerajaan Allah
digambarkan bukan merupakan kebutuhan jasmani melainkan kebutuhan rohani setiap
manusia, pemuasan yang hanya akan di dapatkan jika berdiri pada titik yang benar (Rom
14:17). Kerajaan Allah juga di gambarkan sebagai kuasa yang dari Allah (1 Kor 4:20)
sehingga setiap yang percaya pun harus dapat mempertanggung jawabkan apa yang telah di
dapatkan dari Kerajaan itu.

Dari perbedaan ini, kita dapat melihat bahwa bentuk Kerajaan Allah dapat dikatakan
adalah sebuah situasi atau kondisi yang sedang di nantikan atau bahkan suatu tempat dimana
setiap yang percaya akan menuju kesana. Tidak ada penjelasan yang gambling mengenai
Kerajaan Allah ini, namun setidaknya kita dapat mengerti bagaimana bentuk dari Kerajaan
itu mempengaruhi cara pandang dan gaya hidup setiap orang percaya yang sedang
menyiapkan diri untuk menerima Kerajaan itu.

V. Kesimpulan
Dari deskripsi tulisan diatas, maka penulis menyimpulkan pembahasan mengenai
Kerajaan Allah yang menjadi pokok permasalahan seperti di kemukakan di awal, telah di
jelaskan seperti dalam isi tulisan ini. Penulis dapat dan pembaca dapat mengetahui bahwa
pengertian mengenai Kerajaan Allah itu dipengaruhi oleh konteks pemberitaan Kerajaan
tersebut dan pemberitaan mengenai kerajaan ini adalah hal yang penting, agar setiap orang
yang percaya tidak hanya mengetahui keberadaan Kerajaan Allah itu dengan bentuk yang
tidak dapat di mengerti, melainkan setidaknya dapat sedikit lebih memahami bentuk maksud
dari pemberitaan tentang Kerajaan Allah tersebut.
Walaupun sejatinya hal Kerajaan Allah ini tidak dapat dijelaskan secara gambling,
tetapi dari penjelasan dalam Injil Sinoptik dan beberapa bagian dari surat-surat sedikit
membantu kita untuk memahami maksud sebenarnya dari Allah menyampaikan tentang
Kerajaan Allah dan mengapa kita perlu mengetahui dan mengerti bahwa Kerajaan itu tidak
hanya dilihat sebagai suatu bentuk penegakan kekuasaan tetapi juga merupakan suatu masa/
kondisi/ situasi yang sedang dialami manusia dimasa penantian zaman akhir ini.

7
Daftar Pustaka

Ashton Savage, The Kingdom of God and of Heaven (Galaxie Software, 2004; 2004).

F. P. Moller, vol. 4, Kingdom of God, Church and Sacraments, Words of light and life (Pretoria: Van Schaik
Religious Books, 1998).

George Eldon Ladd and Donald A. Hagner, A Theology of the New Testament (Grand Rapids, MI: William B.
Eerdmans Publishing Company, 1993).

Gerhard Friedrich, Ronald Pitkin, Gerhard Kittel, Geoffrey William Bromiley and Gerhard Friedrich Editor,
Theological Dictionary of the New Testament, Vols. 5-10 (Grand Rapids, MI: Eerdmans, 1964-c1976).

J. Dwight Pentecost, Thy Kingdom Come : Tracing God's Kingdom Program and Govenant Promises
Throughout History, Originally Published: Wheaton, Ill. : Victor Books, c1990 (Grand Rapids, MI:
Kregel Publications, 1995).

Joel B. Green, Scot McKnight and I. Howard Marshall, Dictionary of Jesus and the Gospels (Downers Grove,
Ill.: InterVarsity Press, 1992).

John Drane, Memahami Perjanjian Baru Pengantar Historis-Teologis (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2012).
T. Desmond Alexander and Brian S. Rosner, New Dictionary of Biblical Theology, electronic ed. (Downers
Grove, IL: InterVarsity Press, 2001).

Anda mungkin juga menyukai