PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan adalah suatu kondisi seorang wanita memiliki janin yang
tengah tumbuh dalam tubuhnya.Umumnya janin tumbuh di dalam rahim.Waktu
hamil pada manusia sekitar 40 minggu atau 9 bulan.Kurun waktu tersebut,
dihitung saat awal periode menstruasi yang terakhir hingga melahirkan.Kehamilan
adalah proses reproduksi yang memerlukan perawatan secara khusus agar
berlangsung dengan baik. Lantaran, hamil memiliki risiko yang sifatnya
dinamis.Dalam hal ini, ibu hamil yang semula normal, tiba-tiba menjadi berisiko
tinggi.
Periode antepartum (kehamilan) adalah periode kehamilan yang dihitung
sejak hari pertama haid terakhir (HPHT) sampai dimulainya persalinan. Periode
antepartum dibagi tiga trimester yang masing-masing terdiri dari trimester I pada
minggu pertama hingga minggu ke 12, trimester II pada minggu ke 13 sampai
minggu ke 28, dan trimester III pada minggu ke 29 sampai 40 minggu.
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan
kehamilan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pelayanan antenatal
care merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu
hamil dan mendeteksi adanya kehamilan resiko tinggi. Dengan adanya antenatal
care sebagai deteksi dini adanya kehamilan yang beresiko tinngi sebagai salah
satu penyebab kematian ibu hamil, sehingga antenatal care diharapkan dapat
mengurangi angka kematian ibu.
Ibu hamil tersebut harus sering dikunjungi jika terdapat masalah dan
hendaknya disarankan untuk menemui petugas kesehatan bila merasakan tanda-
tanda kehamilan. Untuk itu ibu hamil lebih sering memeriksakan diri sejak dini
dengan tujuan untuk mengurangi penyulit saat inpartu.
Untuk itulah tenaga kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan
antenatal, intranatal, postnatal dan neonatal, khususnya bidan harus mampu dan
terampil memberikan pelayanan sesuai dengan standar yang diterapkan.
1
B. Tujuan Praktik
Adapun tujuan dari praktik terintegrasi ini adalah agar mahasiswa
memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Memahami proses adaptasi, fisiologi, dan psikologi dalam kehamilan.
2. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan
3. Mengidentifikasi kebutuhan dasar ibu hamil sesuai tahap perkembangannya
(trimester I, II, dan III)
4. Memahami penyulit dan komplikasi kehamilan
5. Memahami konsep dasar asuhan kehamilan
6. Mempraktikkan asuhan pada ibu hamil
7. Melakukan dokumentasi asuhan kehamilan.
C. Sistematika Laporan
Sistematika penulisan laporan akhir praktik terintegrasi mata kuliah
Asuhan Kebidanan Kehamilan ini disusun layaknya penyusunan makalah.
Laporan ini diawali dengan kata pengantar yang disampaikan oleh penulis dan
ditujukan kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan
laporan pendahuluan ini. Di halaman berikutnya, disisipkan daftar isi yang akan
mempermudah pembaca untuk menemukan halaman yang akan dituju. Laporan
pendahuluan praktik terintegrasi ini terdiri dari dua bab. Bab pertama membahas
mengenai latar belakang pentingnya penerapan mata kuliah Asuhan Kebidanan
Kehamilan dalam memberikan pelayanan kebidanan sesuai dengan tujuan praktik
yang ingin dicapai. Adapun tujuan praktik yang ingin dicapai dalam praktik
terintegrasi ini antara lain adalah mahasiswa mampu memahami proses adaptasi,
fisiologi, dan psikologi dalam kehamilan, memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi kehamilan, mengidentifikasi kebutuhan dasar ibu hamil sesuai
tahap perkembangannya (trimester I, II, dan III), memahami penyulit dan
komplikasi kehamilan, memahami konsep dasar asuhan kehamilan,
mempraktikkan asuhan pada ibu hamil, dan melakukan dokumentasi asuhan
kehamilan.
2
Adapun lahan praktik yang dituju untuk mencapai tujuan dari praktik
terintegrasi mata kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan di lapangan adalah
Puskesmas 1 Denpasar Timur.
Sedangkan bab kedua dari laporan ini membahas mengenai kajian teori
yang dijadikan sebagai dasar dalam melakukan praktik di lapangan. Kemudian
bab ketiga dari laporan ini membahas mengenai kasus dan pembahasannya. Bab
keempat membahas mengenai penutup yang berisi kesimpulan dari laporan dan
saran. Pada akhir laporan akhir ini dilampirkan daftar pustaka yang menjadi
pedoman serta acuan dari kajian teori yang menjadi dasar penerapan mata kuliah
Asuhan Kebidanan Kehamilan.
3
BAB II
KAJIAN TEORI
4
3) Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum
graviditatum, korpus ini bediameter kira-kira 3 cm, kemudian korpus ini akan
mengecil setelah plasenta dibentuk. Korpus luteum ini mengeluarkan
hormone estrogen dan progesterone.
4) Serviks Uteri
Servik uteri pada awak kehamilan mengalami perubahan karena
hormone estrogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan adanya
hipervaskularisasi serta meningkatnya suplei darah maka konsistensi servik
menjadi lebih lunak yang disebut tanda Goodle.
5) Payudara
Mammae akan membesar dan tegah akibat pengaruh hormone
somatomamotropin, estrogen, dan progesterone, akan tetapi belum
mengeluarkan ASI. Estrogen menimbulkan hipertropi sistremm saluran,
sedangkan progesterone menambah sel-sel asinus pada mammae. Papilla
mammae akam membesar,lebih tegang, dan lebih hitam seperti seluruh areola
mammae karena hiperpigmentasi.
Rasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa geli, dan rata-rata berat di
payudara mulai timbul sejak minggu keenam gestasi.Perubahan payudara ini
adalah tanda mungkin hamil.Sensitivitas payudara bervariasi dari rasa geli
ringan sampai nyerti tajam.
6) Sistem endokrin
Perubahan besar pada sistem endokrin yang penting untuk
mempertahankan kehamilan, pertumbuhan normal janin, dan pemuliha
pascapartum (nifas). Tes HCG positif dan kadar HCG meningkat cepat 2 kali
lipat setiap 48 jam sampai usia kehamilan 6 minggu. Berikut perubahan
hormonal selam kehamilan (dari trimester I sampai trimester III).
5
a) Estrogen
Produksi estrogen plasenta terus naik selama kehamilan dan pada
akhir kehamilan kadarnya kira-kira 100 kali sebelum hamil.
b) Progesterone
Produksi progesterone lebih banyak dari pada estrogen.Pada akhir
kehamilan produksinya kira-kira 250 mg/hari.Progesterone menyebabkan
tonus otot polos menurun dan juga dieresis. Progesterone menyebabkan
lemak disimpan dalam jarinagn sub kutan di abdomen, punggung, dan paha
atas. Lemak berfungsi sebagai cadangan energi baik pada masa kehamilan
atau menyusui nanti.
c) Human Choronic Gonadotropin (HCG)
Hormone ini dapat terdeteksi beberapa hari setelah perubahan dan
merupakan dasar tes kehamilan.Puncak sekresinya terjadi kurang lebih 60
hari setelah konsepsi.Fungsi utamnya adalah mempertahankan korpus luteum.
d) Human Placental Lactogen (HPL)
Hormon ini diproduksi terus naik dan pad asaat aterm mencapai 2
gr/hari. Efeknya mirip dengan hormone pertumbuhan.HPL juga bersifat
diabetogenik, sehingga kebutuhan insulin wanita hamil naik.
e) Pituitary Gonadotropin
FSH dan LH berada dalam keadaan sangat rendah selama kehamilan
karena ditekan oleh estrogen dan progesterone plasenta.
f) Prolaktin
Produksinya terus meningkat, sebagai akibat kenaikan sekresi
estrogen. Sekresi air susu sendiri terhambat oleh estrogen di tingkat target
organ.
7) Sistem kekebalan
Peningkatan pH sekresi vagina wanita hamil membuat wanita tersebut
rentan terhadap infeksi. IgG merupakan satu-satunya immunoglobulin yang
dapat menembus plasenta sehingga imunitas pasif akan diperoleh oleh bayi.
6
8) Sistem perkemihan
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan karena
adanya pembesaran uterus sehingga sering timbul kencing. Keadaan ini akan
hilang dengan semakin tuanya kehamilan. Pada kehamilan normal, fungsi
ginjal sangat banyak berubah.
Filtrasi glomerulus meningkat sekitar 50% selama kehamilan,
peningkatannya dari awal kehamilan relative tinggi sampai aterm dan akan
kembali pada 20 minggu postpartum. Glukosuria pada kehamilan tidak
selamanya abnormal, hal ini mungkin berhubungan dengan peningkatan
kortikosteroid.Bila sering terjadi harus diwaspadai terjadi diabetes mellitus.
Peningkatan kadar glukosa ini juga mempermudah peningkatan infeksi pada
saluran kencing. Protein urine dieksresikan 200-300 mg/hari, bila melebihi
300 mg/hari maka harus diwaspadai terjadinya komplikasi.
9) Sistem pencernaan
Perubahan rasa tidak enak di ulu hati disebabkan karena posisi
lambung dan aliran balik asam lambung ke esophagus pagian bawah.Produksi
asam lambung menurun.Sehingga sering terjadi nausea dan muntah karena
pengaruh HCG, tonus otot traktus digestivus menurun sehingga motilitas
seluruh traktus digestivus juga berkurang. Makanan lebih lama berada di
lambung dan apa yang dicerna lebih lama di dalam usus-usus. Saliva atau
pengeluaran liur berlebihan dari biasa.Rasa mual baik yang sedang maupun
berat dengan atau tanpa terjadinya muntah setiap siang atau
malam.Hipersalivasi sering terjadi sebagai kompensasi dari mual dan muntah
yang terjadi.
7
semakin membesarnya uterus menyebabkan perubahan drastis kurva tulang
belakang yang menjadi salah satu ciri ibu hamil.
13) Metabolisme
Pada wanita hamil basal metabolic rate (BMR) meningkat.
Peningkatan BMR mencerminkan peningkatan kebutuhan oksigen di unit
janin, plasenta, uterus serta peningkatan komsumsi oksigen akibat
peningkatan kerja jantung ibu. Pada kehamilan awal banyak wanita mengeluh
merasa lelah dan letih setelah melakukan aktivitas ringan.
8
14) Berat badan dan indeks massa tubuh
Seorang wanita yang sedang hamil sudah mengalami penambahan
berat badan, namun penambahan tersebut masih tergolong rendah, kira-kira 1-
2 kg. karena pada masa ini saat dimana otak, alat kelamin, dan panca indra
janin sedang dibentuk.
b. Trimester II
1) Uterus
Pada usia kehamilan 16 minggu cavum uteri sama sekali diisi oleh
ruang amnion yang terisi janin dan ithmus menjadi bagian korpus uteri. Pada
saat ini uterus mulai memasuki rongga peritoneum.
a) 16 minggu : fundus uteri kira-kira terletak diantara setengah jarak pusat ke
simpisis.
b) 20 minggu : fundus uteri kira-kira terletak di pinggir bawah pusat.
c) 24 minggu : fundus uteri berada tepat di pinggir atas pusat.
Uterus yang membesar ini menyentuh dinding abdomen anterior dan
mendesak usus halus ke kedua sisi abdomen.Segera setelah bulan keempat
kehamilan, kontraksi mulai dapat dirasakan.Kontraksi ini disebut tanda
Braxton hiks.Kontraksi memfasilitasi aliran darah ke uterus sehingga
meningkatkan pengangkutan oksigen ke uterus.
2) Vulva dan vagina
Karena hormone estrogen dan progesterone terus meningkat dan
terjadi hipervaskularisasi mengakibatkan pembuluh-pembuluh darah alat
9
genetalia membesar.Hal ini dapat dimengerti karena oksigenasi dan nutrisi
pada alat-alat genetalia meningkat.
Peningkatan vaskularisasi vagina dan visera panggul lain
menyebabkan peningkatan sensitivitas yang menyolok. Peningkatan
sensitivitas dapat meningkatkan keinginan seksual khususnya pada trimester
II kehamilan. Peningkatan kongesti ditambah relaksasi dinding pembuluh
darah dan uterus yang berat dapat menyebabkan timbulnya edema dan varies
vulva.
3) Ovarium
Pada usia kehamilan 16 minggu plasenta mulai terbentuk dan
menggantikan fungsi korpus luteum graviditatum.
4) Serviks uteri
Konsistensi serviks menjadi lunak dan kelenjar-kelenjar di serviks
akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak.
5) Payudara
Pada kehamilan 12 minggu ke atas dari putting susu dapat keluar
cairan berwarna putih agak jernih disebut colostrums. Colostrums ini berasal
dari asinus yang mulai bersekresi.
Sela trimester II dan III, pertumbuhan kelenjar mammae membuat
ukuran payudara meningkat secara progresif.Kadar hormone nluteal dan
plasenta pada masa hamil meningkat proliferasi duktus laktiferus dan jaringan
lobules-alveolar sehingga pada palpasi payudara teraba penyerapan nodul
kasar.
6) Sistem pencernaan
Biasanya terjadi konstipasikarena pengaruh hormone progesterone
yang meningkat.Selain itu perut kembung juga terjadi karena adanya tekanan
uterus yang membesar dalam rongga perut mendesak organ-organ dalam
perut khususnya saluran pencernaan, usus besar, kearah atas dan lateral.Wasis
10
(hemorrhoid) cukup sering terjadi pada kehamilan sebagian besar akibat
konstipasi dan naiknya tekanan vena-vena dibawah uterus termasuk vena
hemorrhoid.
7) Sistem pernapasan
Karena adanya penurunan tekanan CO2seorang wanita hamil sering
mengeluhkan sesak napas sehingga meningkatkan usaha napas.
8) Sistem kardiovaskuler
Pada usia kehamilan 16 minggu, mulai jelas kelihatan terjadi proses
hemodilusi. Setelah 24 minggu tekanan darah sedikit demi sedikit naik
kembali pada tekanan darah sebelum aterm.
9) Sistem perkemihan
Kandung kemih tertekan oleh uterus yang membesar mulai berkurang,
karena uterus sudah mulai keluar dari panggul. Pada trimester ke II , kandung
kemih tertarik ke atas dan keluar dari panggul sejati ke arah abdomen.
11
trimester II ini seorang wanita yang sedang hamil akan mengalami
penambahan berat badan kira – kira 0,35 – 0,4kg per minggu. Kenaikan berat
badan yang baik memang secara bertahap dan kontinyu. Bisa jadi catatan
bahwa adanya penambahan berat badan yang berlebih dan secara cepat bisa
jadi indikasi awal keracunan kehanilan atau diabetes.
c. Trimester III
1) Uterus
Pada trimester III ithmus lebih nyata menjadi bagian korpus uteri dan
berkembang menjadi segmen bawah rahim (SBR).Pada kehamilan tua karena
kontraksi otot-otot bagian atas uterus, SBR menjadi lebih lebar dan tipis,
tampak batas yang nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan segmen
bawah yang lebih tipis.Batas itu di dikenal sebagai lingkaran retraksi
fisiologis dinding uterus, diatas lingkaran ini jauh tebah dari pada dinding
SBR.
a) 28 minggu : fundus uteri terletakkira-kira tiga jari di atas pusat atau sepertiga
jarak antara pusat ke prosesus xifoideus (25cm)
b) 32 minggu : fundus uteri terletak kira-kira antara setenga jarak pusat dan
prosesus xifoideus (27cm)
c) 36 minggu : fundus uteri kira-kira 1 jari di bawah prosesus xifoideus (30 cm).
d) 40 minggu : fundus uteri terletak kira-kira 3 jari di bawah prosesus xifoideus
(33cm)
Setelah usia kehamilan 28 minggu kontaksi Braxton hicks semakin
jelas. Umumnya akan hilang bila melakukan latihan fisik atau berjalan.
2) Sistem perkemihan
Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul
(PAP) sehingga sering kencing karena kandung kemih tertekan oleh bagian
terendah dari janin.Selain itu hemodilusi menyebabkan metabolism air lancer.
12
3) Sistem pernapasan
Pada minggu ke-32 ke atas karena usus-usus tertekan uterus yang
membesar kea rah diafragma sehingga diafragma kurang leluasa bergerak
mengakibatkan kebanyakan wanita hamil mengalami derajat kesulitan
bernapas.
4) Sistem kardiovaskuler
Hemodelusi penambahan volume darah sekitar 25% dengan puncak
pada usia kehamilan 32 minggu, sedangkan hematokrit mencapai level
terendah pada minggu 30-32 karena setelah 34 minggumasa RBC terus
meningkat tetapi volume plasma tidak. Peningkatan RBC menyebabkan
penyaluran oksigen pada wanita hamil lanjut mengeluh sesak napas dan
pendek napas.
Terkanan arteri maternal, kontraksi uterus dan posisi maternal
mempengaruhi aliran darah.
5) Sistem musculoskeletal
Peningkatan distensi abdomen yang membuat panggul miring ke
depan, penurunan tonus otot perut dan peningkatan beban berat badan pada
akhir kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang kurvatura spinalis. Pusat
gravitasi wanita bergeser ke depan.
Postur tubuh wanita mengalami perubahan secara bertahap karena
janin membesar dalam abdomen sehingga untuk mengkompensasi perubahan
berat ini, bahu lebih tertarik ke belakang dan tulang lebih melengkung, sendi
tulang belakang lebih lentur dan dapat menyebabkan nyeri punggung pada
beberapa wanita.
Lordosis progresif merupakan gambaran yang karakteristik pada
kehamilan normal.Untuk mengkompensasi posisi anterior uterus yang
semakin membesar, lordosis menggeser pusat gravitasi ke belakang pada
tungkai bawah.
13
6) Berat badan dan indeks massa tubuh
Terjadi kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg, penambahan BB dari mulai awal
kehamilan sampai akhir kehamilan adalah 11 – 12 kg.
Kemungkinan penambahan BB hingga maksimal 12,5 kg adalah :
Jaringan dan Cairan Berat badan (kg)
Janin 3-4
Plasenta 0,6
Cairan amnion 0,8
Peningkatan berat uterus 0,9
Peningkatan berat payudara 0,4
Peningkatan volume darah 1,5
Cairan ekstra seluler 1,4
Lemak 3,5
Total 12,5 kg
14
kehamilannya, hampir 80% wanita ahamil kecewa, menolak, gelisah, depresi,
dan murung. Ibu hamil trimester II akan merenungkan dirinya. Hal tersebut
akan muncul kebingungan tentang kehamilannya, kebingungan secara normal
berakhir spontan ketika ibu hamil menerima kehamilannya.
Trimester I merupakan masa kekahwatiran dari penantian kehamilan
menjadi aman.Terutama bagi wanita yang pernah mengalami keguguran.
15
B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEHAMILAN
1. Faktor Fisik
a. Status Kesehatan
1) Faktor usia
a) Kehamilan pada usia tua
(1) Segi negatif kehamilan di usia tua
(a) Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat
menentukan proses kelahirannya. Hal ini turut memengaruhi kondisi janin.
(b) Pada proses pembuahan, kualitas sel telur perempuan pada usia ini telah
menurun jika dibandingkan dengan sel telur pada perempuan dengan usia
reproduksi sehat (25-30 tahun).
(c) Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu. Jika ibu
mengalami penurunan kondisi, terlebih pada primitua (hamil pertama dengan
usia lebih dari 40 tahun), keadaan ini harus benar-benar diwaspadai.
(2) Segi positif kehamilan di usia tua
(a) Kepuasan peran sebagai ibu
(b) Merasa lebih siap
(c) Pengetahuan mengenai perawatan kehamilan dan bayi lebih baik
(d) Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan
(e) Mampu mengambuil keputusan
(f) Karir baik, status ekonomi lebih baik
(g) Perkembangan intelektual anak lebih tinggi
(h) Periode menyusui lebih lama
(i) Toleransi pada kelahiran lebih besar
b) Riwayat kesehatan
Penyakit yang pernah diderita ibu dapat memengaruhi kehamilannya.
Sebagai contoh penyakit yang akan memengaruhi dan dapat dipicu dengan
adanya kehamilan adalah :
(1) Hipertensi
(2) Penyakit Jantung
(3) Diabetes Mellitus
16
(4) Anemia
(5) Penyakit Menular Seksual
b. Status Gizi
Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang adekuat sangat mutlak dibutuhkan
oleh ibu hamil agar dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bagi pertumbuhan dan
perkembangan bayi yang dikandungnya dan persiapan fisik ibu untuk
menghadapi persalinan dengan aman.
Selama proses kehamilan bayi sangat membutuhkan zat-zat penting
yang hanya dapat dipenuhi dari ibu. Penting bagi bidan untuk memberikan
informasi ini kepada ibu karena terkadang pasien kurang memperhatikan
kualitas makanan yang dikonsumsinya. Biasanya masyarakat di era sekarang
ini lebih mementingkan selera dengan mengabaikan kualitas makanan yang
dikonsumsi.
Pemenuhan gizi seimbang selama hamil akan meningkatkan kondisi
kesehatan bayi dan ibu, terutama dalam menghadapi masa nifas sebagai
modal awal untuk menyusui.
c. Gaya Hidup
1) Subtance abuse
Beberapa jenis obat-obatan bisa menghambat terjadinya kehamilan
atau membahayakan bayi dalam kandungan. Jika ibu minum obat secara
17
teratur, misalnya untuk mengatasi epilepsy atau diabetes, mintalah nasihat
dokter saat memutuskan untuk hamil. Aspirin dan sulfanilamide cukup aman
pada awal kehamilan, namun banyak yang belum diketahui mengenai efek
jangka panjang pada janin. Hindari obat-obatan yang diduga membahayakan.
2) Perokok
Ibu hamil yang merokok akan sangat merugikan diri sendiri dan
bayinya. Bayi akan kekurangan oksigen dan racun yang dihisap melalui rokok
bisa ditransfer melalui plasenta ke dalam tubuh bayi. Pada ibu hamil dengan
perokok berat kita harus waspada akan risiko keguguran, kelahiran premature,
BBLR bahkan kematian janin.
2. Faktor Psikologis
a. Stresor internal
Stressor internal meliputi factor-faktor pemicu stress ibu hamil yang
berasal dari diri ibu sendiri. Adanya beban psikologis yang ditanggung oleh
ibu dapat menyebabkan gangguan perkembangan bayi yang nantinya akan
terlihat ketika bayi lahir. Anak akan tumbuh menjadi seseorang dengan
kepribadian yang tidak baik, bergantung pada kondisi stress yang dialami
oleh ibunya, seperti anak yang menjadi temperamental, autis atau orang yang
terlalu rendah diri (minder). Ini tentu saja tidak diharapkan. Oleh karena itu,
pemantauan kesehatan psikologis pasien sangat perlu dilakukan.
18
b. Stresor eksternal
Pemicu stress yang berasal dari luar bentuknya sangat bervariasi,
misalnya masalah ekonomi, konflik keluarga, pertengkaran dengan suami,
tekanan dari lingkungan (respon negative dari lingkungan pada kehamilan
lebih dari 5 kali), dan masih banyak kasus yang lain.
c. Dukungan keluarga
Setiap tahap usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan baik
yang bersifat fisik maupun psikologis. Ibu harus melakukan adaptasi pada
setiap perubahan yang terjadi dimana sumber stress terbesar terjadi dalam
rangka melakukan adaptasi terhadap kondisi tertentu.
Dalam menjalani prosesitu ibu hamil sangat membutuhkan dukungan
yang intensif dari keluarga dengan cara menunjukkan perhatian dan kasih
sayang.
d. Partner abuse
Hasil penelitian menunjukkan bahwa korban kekerasan terhadap
perempuan adalah wanita yang telah bersuami. Setiap bentuk kekerasan yang
dilakukan oleh pasangan harus selalu diwaspadai oleh tenaga kesehatan
jangan sampai kekerasan yang terjadi akan membahayakan ibu dan bayinya.
Efek psikologis yang muncul gangguan rasa aman dan nyaman pada pasien.
Sewaktu-waktu pasien akan mengalami perasaan terancam yang akan
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janinnya.
19
mengesampingkan adanya kebiasaan yang sebenarnya menguntungkan bagi
kesehatan. Jika kita menemukan adanya adat yang sama sekali tidak
berpengaruh buruk terhadap kesehatan, tidak ada salahnya jika memberikan
respon yang positif dalam rangka menjalin hubungan yang sinergis dengan
masyarakat.
b. Fasilitas kesehatan
Adanya fasilitas kesehatan yang memadai akan sangat
menguntungkan kualitas pelayanan kepada ibu hamil. Deteksi dini terhadap
kemungkinan adanya penyulit akan lebih tepat, sehingga langkah antisipatif
akan lebih cepat diambil. Fasilitas kesehatan ini sangat menentukan atau
berpengaruh terhadap upaya penurunan angka kesehatan ibu (AKI).
c. Ekonomi
Tingkat social ekonomi terbukti sangat berpengaruh terhadap kondisi
kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil. Pada ibu hamil dengan tingkat
social ibu hamil yang baik otomatis akan mendapatkan kesejahteraan fisik
dan psikologis yang baik pula. Status gizi pun akan meningkat karena nutrisi
yang didapatkan berkualitas, selain itu ibu tidak akan terbebani secara
psikologis mengenai biaya persalinan dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari
setelah bayinya lahir.
20
2. Nutrisi
a. Kalori
Jumlah kalori yang diperlukan ibu hamil setiap harinya adalah 2500
kalori.Jumlah kalori yang berlebihan dapat menyebabkan obesitas dan ini
merupakan faktor predisposisi atas terjadinya preeklamsia. Total pertambahan
berat badan sebaiknya tidak melebihi 10-12 kg selama hamil.
b. Protein
Jumlah protein yang diperlukan oleh ibu hamil adalah 85 gram per
hari. Sumber protein tersebut bisa diperoleh dari tumbuh-tumbuhan (kacang-
kacangan), atau hewani (ikan, ayam, keju, susu, telur). Defisiensi protein
dapat menyebabkan kelahiran premature, anemia dan edema.
c. Kalsium
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 kg per hari. Kalsium
diperlukan untuk pertumbuhan janin, terutama bagi pengembangan otot dan
rangka. Sumber kalsium yang mudah diperoleh dari susu, yoghurt, dan
kalsium karbonat. Defisiensi kalsium dapat menyebabkan riketsia pada bayi
dan osteomalasia.
d. Zat besi
Diperlukan asupan zat besi bagi ibu hamil dengan jumlah 30 mg per
hari terutama setelah trimester II.Bila tidak ditemukan anemia pemberian zat
besi per minggu telah cukup.Zat besi yang diberikan bisa berupa ferrous
gluconate, ferrous fumarate atau ferrous sulphate.Kekurangan zat besi pada
ibu hamil dapat menyebabkan anemia defisiensi zat besi.
e. Asam folat
Jumlah asam folat yang diperlukan ibu hamil sebesar 400 mikro gram
per hari.Kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia
megaloblastikpada ibu hamil.
21
f. Air
Selama hamil, terjadi perubahan nutrisi dan cairan pada membrane
sel. Air menjaga keseimbangan sel, darah, getah bening, dan cairan vital
tubuh lainnya. Air menjaga keseimbangan suhu tubuh, karena itu dianjurkan
untuk minum 6-8 gelas (1500-2000 ml) air, susu dan jus tiap 24 jam.
3. Personal hygiene
Kebersihan diri selam kehamilan penting dijaga oleh ibu
hamil.Pesonal hygiene yang buruk dapat berdampak terhadap kesehatan ibu
hamil.
a. Sebaiknya ibu hamil mandi, gosok gigi dan mengganti pakaian minimal 2 kali
sehari.
b. Menjaga kebersihan genetalia dan pakaian dalam.
c. Menjaga kebersihan payudara
22
4. Pakaian
Hal yang perlu diperhatikan untuk pakaian ibu hamil :
a. Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat di daerah perut
b. Bahan pakaian usahakan mudah menyerap keringat.
c. Memakai bra yang menyokong payudara
d. Memakai sepatu dengan hak rendah
e. Pakaian dalam harus selalu bersih.
5. Eliminasi
Ibu hamil seing buang air kecil terutama pada trimester I dan III
kehamilan. Sementara frekuensi buang air besar menurunakibat adanya
konstipasi. Kebutuhan ibu hamil akan rasa nyaman terhadap masalah
eliminasi perlu mendapat perhatian.
a. Ibu hamil akan sering kencing ke kamar mandi terutama saat malam sehingga
mengganggu tidur ibu, sebaiknya intake cairan sebelum tidur dikurangi.
b. Setiap habis BAB dan BAK, cebok dengan baik dari vagina ke anus bukan
sebaliknya.
6. Seksual
Wanita hamil masih dapat melakukan hubungan seksual dengan
suaminya sepanjang hubungan seksual tersebut tidak mengganggu kehamilan.
23
8. Exercise/Senam hamil
Senam hamil bukan merupakan suatu keharusan. Namun, dengan
melakukan senam hamil akan memberikan banyak manfaat dalam membantu
kelancaran proses persalinan, antara lain dapat melatih pernapasan,
menguatkan otot-otot panggul dan perut, serta melatih cara mengejan yang
benar.
Manfaat senam hamil yaitu :
a. Memperbaiki siklus darah
b. Mengurangi pembengkakan
c. Memperbaiki keseimbangan otot
d. Mengurangi risiko gangguan gastro intestinal termasuk sembelit
e. Mengurangi kram atau kejang kaki
f. Menguatkan otot perut
g. Mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan
9. Istirahat/tidur
Beberapa wanita mempunyai kekhawatiran mengenai posisi tidur dan
kebiasaan tidur selama kehamilan.Ibu hamil dianjurkan merencanakan
periode istirahatnya terutama saat hamil tua. Posisi berbaring miring
dianjurkan untuk meningkatkan perfusi uterin dan oksigenasi
fetoplasental..wanita hamil minimal tidur siang selama 1 jam dan pada malam
hari selama 8 jam.
10. Traveling
a. Jangan terlalu lama dan melelahkan.
b. Duduk lama statis vena (vena stagnasi) menyebabkan tromboflebitis dan kaki
bengkak.
c. Bepergian dengan pesawat udara boleh, tidak ada bahaya hipoksia dan
tekanan oksigen yang cukup dalam pesawat.
24
11. Persiapan laktasi
Payudara perlu disipakan sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat
segera berfungsi dengan baik saat diperlukan.Pengurutan payudara untuk
mengeluarkan sekresi dan membuka duktus sinus laktiferus, sebaiknya
dilakukan secara hati-hati dan benar, karena pengurutan keliru dapat
menimbulkan kontraksi pada rahim, sehingga terjadi kondisi seperti uji
kesejahteraan janin menggunakan uterotonika.
14. Pekerjaan
Perempuan hamil boleh bekerja namun aktivitas yang dikerjakan tidak
boleh terlalu berat.Istirahat untuk perempuan hamil dianjurkan sesering
mungkin.Seorang perempuan hamil disarankan untuk menghentikan
aktivitasnya apabila merekan merasakan gangguan kehamilan. Menurut
25
undang-undang perburuhan, perempuan hamil berhak mendapat cuti 1,5
bulan sebelum bersalin dan 1,5 bulan sesudah bersalin.
26
2. Anemia
Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah dalam
sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi
fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan (Tarwoto, dkk, 2007 :
30).Adapun kadar Hb menurut WHO pada perempuan dewasa dan ibu hamil
adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Kadar Hemoglobin Pada Perempuan Dewasa dan Ibu Hamil Menurut
WHO
Bila kadar Hb < 7gr% maka gejala dan tanda anemia akan jelas. Nilai
ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia ibu hamil
berdasarkan kriteria WHO tahun 1972 ditetapkan 3 kategori yaitu:
a. Normal > 11gr%
b. Ringan 8-11gr%
c. Berat <8gr%
(Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk, 2010 : 114)
Gejala yang mungkin timbul pada anemia adalah keluhan lemah,
pucat dan mudah pingsan walaupun tekanan darah masih dalam batas normal
(Feryanto, Achmad, 2011 : 37).
Menurut Proverawati (2011) banyak gejala anemia selama kehamilan,
meliputi:
27
a. Merasa lelah atau lemah
b. Kulit pucat progresif
c. Denyut jantung cepat
d. Sesak napas
e. Konsentrasi terganggu
28
6. Bayi kurang bergerak seperti biasa
Ibu yang sudah pernah hamil dan melahirkan sebelumnya
(multigravida) dapat merasakan gerakan bayinya pada usia kehamilan 16-18
minggu sedangkan pada ibu yang pertama kali hamil (primigravida) pada usia
kehamilan 18-20 minggu. Salah satu cara sederhana untuk menilai kondisi
janin (fetal assessment) dalam kandungan dapat diketahui dengan menghitung
semua gerakan janin selama satu jam oleh ibu hamil sendiri.
Bila terjadi gerakan janin empat kali atau lebih berarti baik, tetapi bila
gerak janin tiga kali atau kurang harus dicari penyebabnya.Juga dapat
dilakukan dengan menghitung gerakan janin mulai sejak bangn pagi dan
mencatat waktu yang diperlukan untuk merasakan pergrakan janin sepuluh
kali.Rata-rata waktu yang diperlukan adalah 2-3 jam.
29
9. Kelainan letak janin di rahim
Pada keadaan normal, kepala janin berda dibagian bawah rahim ibu
dan menghadap kearah punggung ibu.menjelang persalinan, kepala janin
turun dan masuk ke rongga panggul ibu. Kadang-kadang letak bayi tidak
normal sampai umur kehamilan 9 bulan.Pada keadaan ini, ibu harus
melahirkan dirumah sakit, agar ibu dan bayi dapat diselamatkan.Persalinan
mungkin mengalami gangguan atau memerlukan tindakan.Anjurkan ibu atau
keluarganya menabung. Kelainan letak janin antara lain :
a. Letak sungsang : kepala janin dibagian atas rahim
b. Letak lintang : letak janin melintang didalam rahim
30
b. Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan
(continuity of care)
31
kesehatan diri dan keluarganya melalui tindakan KIE dan konseling yang
dilakukan bidan.
b. Pemberdayaan
Ibu adalah pelaku utama dalam asuhan kehamilan.Oleh karena itu,
bidan harus memberdayakan ibu (dan keluarga) dengan meningkatkan
pengetahuan & pengalaman mereka melalui pendidikan kesehatan agar dapat
merawat dan menolong diri sendiri pada kondisi tertentu.Hindarkan sikap
negatif dan banyak mengkritik.
c. Otonomi
Pengambil keputusan adalah ibu dan keluarga.Untuk dapat mengambil
suatu keputusan mereka memerlukan informasi.Bidan harus memberikan
informasi yang akurat tentang resiko dan manfaat dari semua prosedur, obat-
obatan, maupun test/pemeriksaan sebelum mereka memutuskan untuk
menyetujuinya. Bidan juga harus membantu ibu dalam membuat suatu
keputusan tentang apa yang terbaik bagi ibu & bayinya berdasarkan sistem
nilai dan kepercayaan ibu/keluarga.
32
d. Tidak membahayakan
Intervensi harus dilaksanakan atas dasar indikasi yang spesifik, bukan
sebagai rutinitas sebab test-test rutin, obat, atau prosedur lain pada kehamilan
dapat membahayakan ibu maupun janin. Bidan yang terampil harus tahu
kapan ia harus melakukan sesuatu dan intervensi yang dilakukannya haruslah
aman berdasarkan bukti ilmiah.
e. Tanggung jawab
Asuhan kehamilan yang diberikan bidan harus selalu didasari ilmu,
analisa, dan pertimbangan yang matang.Akibat yang timbul dari tindakan
yang dilakukan menjadi tanggungan bidan.Pelayanan yang diberikan oleh
bidan harus berdasarkan kebutuhan ibu & janin, bukan atas kebutuhan
bidan.Asuhan yang berkualitas, berfokus pada klien, dan sayang ibu serta
berdasarkan bukti ilmiah terkini (praktek terbaik) menjadi tanggung jawab
semua profesional bidan.
33
Refocusing berasal dari kata refocused yang berarti perbarui. Refocusing
asuhan kehamilan adalah asuhan kehamilan yang diberikan pada ibu hamil dengan
hal-hal yang terfokus pada kebutuhan ibu hamil.
34
6. Standar Asuhan Kehamilan
Sebagai profesional bidan, dalam melaksanakan prakteknya harus
sesuai dengan standard pelayanan kebidanan yang berlaku. Standard
mencerminkan norma, pengetahuan dan tingkat kinerja yang telah disepakati
oleh profesi. Terdapat 6 standar dalam standar pelayanan antenatal seperti
sebagai berikut:
1. Standar 3: Identifikasi ibu hamil
2. Standar 4: Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
a. Memberikan pelayanan antenatal berkualitas dan deteksi dini komplikasi
kehamilan
b. Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal. Pemeriksaan
meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk
menilai apakah perkembangan berlangsung normal
c. Bidan juga harus mengenal kehamilan resti/ kelainan khususnya anemia,
kurang gizi, hipertensi, PMS/infeksi HIV ; memberikan pelayanan imunisasi,
nasehat, dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan
oleh puskesmas
d. Ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali selama kehamilan
e. Meningkatnya pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat. Deteksi dini dan
komplikasi kehamilan
f. Ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat mengetahui tanda bahaya
kehamilan dan tahu apa yang harus dilakukan
g. Mengurus transportasi rujukan jika sewaktu-waktu terjadi kegawatdaruratan
h. Bidan mampu memberikan pelayanan antenatal berkualitas, termasuk
penggunaan KMS ibu hamil dan kartu pencatatan hasil pemeriksaan
kehamilan (kartu ibu )
i. Bidan ramah, sopan dan bersahabat pada setiap kunjungan
3. Standar 5: Palpasi Abdominal
4. Standar 6: Pengelolaan anemia pada kehamilan
5. Standar 7: Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
6. Standar 8: Persiapan Persalinan
35
7. Hak-hak Wanita Hamil
Hak-hak ibu ketika menerima layanan asuhan kehamilan (Saifuddin, 2002), yaitu :
a. Mendapatkan keterangan mengenai kondisi kesehatannya. Informasi harus
diberikan langsung kepada klien (dan keluarganya).
b. Mendiskusikan keprihatinannya, kondisinya, harapannya terhadap sistem
pelayanan, dalam lingkungan yang dapat ia percaya. Proses ini berlangsung
secara pribadi dan didasari rasa saling percaya.
c. Mengetahui sebelumnya jenis prosedur yang akan dilakukan terhadapnya.
d. Mendapatkan pelayanan secara pribadi / dihormati privasinya dalam setiap
pelaksanaan prosedur.
e. Menerima layanan senyaman mungkin.
f. Menyatakan pandangan dan pilihannya mengenai pelayanan yang
diterimanya.
8. Tenaga Profesional, Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Asuhan
Kehamilan
a. Bidan/ midwives
b. Dokter umum
c. SPOG/ dokter spesialis obstetric dan ginekology
d. Team/ antara dokter dan bidan\
Peran Dan Tanggungjawab Bidan Dalam Asuhan Kehamilan
Peran dan tanggungjawab bidan dalam memberikan asuhan kehamilan adalah:
a. Membantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan
kedaruratan yang mungkin terjadi.
b. Mendeteksi dan mengobati komplikasi yang mungkin timbul selama
kehamilan, baik yang bersifat medis, bedah maupun tindakan obstetric.
c. Meningkatkan dan memelihara kesehatan fisik, mental dan social ibu serta
bayi dengan memberikan pendidikan, suplemen dan immunisasi.
d. Membantu mempersiapkan ibu untuk memnyususi bayi, melalui masa nifas
yang normal serta menjaga kesehatan anak secara fisik, psikologis dan social.
36
Kecenderungan saat ini klien lebih aktif dalam mencari informasi,
berperan secara aktif dalam perawatan diri dan dan merubah perilaku untuk
mendapatkan outcome kehamilan yang lebih baik.
b. ANC pada usia kehamilan lebih dini
Data stasistik mengenai kunjungan ANC trimester pertama
menunjukkan peningkatan yang signifikan.Hal ini sangat baik sebab
memungkinkan professional kesehatan mendeteksi dini dan segera menangani
masalah-masalah yang timbul sejak awal kehamilan.Kesempatan untuk
memberikan pendidikan kesehatan tentang perubahan perilaku yang
diperlukan selama hamil juga lebih banyak.
c. Praktik yang berdasarkan bukti (evidence-based practice)
Praktik kebidanan sekarang lebih didasarkan pada bukti ilmiah hasil
penelitian dan pengalaman praktik terbaik dari para praktisi dari seluruh
penjuru dunia.Rutinitas yang tidak terbukti manfaatnya kini tidak dianjurkan
lagi. Sesuai dengan evidence-based practice, pemerintah telah menetapkan
program kebijakan ANC sebagai berikut :
a. Kunjungan ANC
Dilakukan minimal 4 x selama kehamilan :
Kunjungan Waktu Alasan
Trimester I Sebelum 14 minggu Mendeteksi masalah yg dapat ditangani sebelum
membahayakan jiwa.
Mencegah masalah, misal : tetanus neonatal,
anemia, kebiasaan tradisional yang berbahaya)
Membangun hubungan saling percaya
Memulai persiapan kelahiran & kesiapan
menghadapi komplikasi.
Mendorong perilaku sehat (nutrisi, kebersihan ,
olahraga, istirahat, seks, dsb).
Trimester II 14 – 28 minggu Sama dengan trimester I ditambah: kewaspadaan
khusus terhadap hipertensi kehamilan (deteksi
gejala preeklamsia, pantau TD, evaluasi edema,
proteinuria)
Trimester 28 – 36 minggu Sama, ditambah : deteksi kehamilan ganda.
III Setelah 36 minggu Sama, ditambah : deteksi kelainan letak atau
kondisi yang memerlukan persalinan di RS.
37
Pemberian suplemen mikronutrien :
Tablet yang mengandung FeSO4 320 mg (= zat besi 60 mg) dan asam folat 500
mg sebanyak 1 tablet/hari segera setelah rasa mual hilang. Pemberian selama 90
hari (3 bulan).Ibu harus dinasehati agar tidak meminumnya bersama teh / kopi
agar tidak mengganggu penyerapannya.
Imunisasi TT 0,5 cc
Interval Lama perlindungan % perlindungan
TT 1 Pada kunjungan ANC pertama - -
TT 2 4 mgg setelah TT 1 3 tahun 80%
TT 3 6 bln setelah TT 2 5 tahun 95%
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 99%
TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 th/ seumur hidup 99%
38
Pelayanan asuhan antenatal yang harus diberikan bidan setiap
kehadiran ibu hamil di unit pelayanan kesehatan ibu dan anak meliputi :
1. Anamnesis untuk mengumpulkan data subjektif yang berkaitan dengan
kesehatan ibu dan janin
2. Pemantauan pertumbuhan janin, termasuk penimbangan berat badan pada ibu
hamil, pemantauan pertambahan tinggi fundus uteri, dan pemantauan denyut
jantung janin melalui pemeriksaan fisik dengan inspeksi, palpasi, dan
auskultasi
3. Pemantauan kesehatan ibu, meliputi pemantauan status gizi melalui
pengukuran lingkar lengan atas dan pemantauan tanda vital termasuk tekanan
darah, suhu, dan pernapasan, serta refleks patella. Untuk mendeteksi secara
dini adanya kelainan atau komplikasi kehamilan, lakukan
a. Inspeksi mata untuk melihat adanya tanda anemia pada konjungtiva dan
ikterus pada sclera mata
b. Inspeksi daerah leher untuk mengetahui pelebaran vena jugularis dan palpasi
untuk mengetahui pembesaran kelenjar tiroid
c. Palpasi payudara untuk mengetahui kelainan
d. Inspeksi alat kelamin luar untuk mengidentifikasi tanda infeksi atau penyakit
menular seksual
4. Interpretasi dan analisis data sampai memperoleh rumusan diagnosis.
Berdasarkan diagnosis yang ditegakkan, dibuat perumusan rencana asuhan,
seperti pemberian informasi dan pendidikan kesehatan tentang kehamilan dan
persiapan persalinan, pemberian suplemen gizi, imunisasi tetanus toksoid,
melakukan konseling pada masalah-masalah kehamilan, serta senam hamil.
39
2. Menyiapkan dan memelihara kejadian yang diperhitungkan melalui lembaran
atau catatan/dokumen.
3. Catatan yang otentik tentang kebutuhan perawatan, mengidentifikasi masalah
pasien, merencanakan, menyelenggarakan dan mengevaluasi.
4. Catatan professional dan data dari pasien, kegiatan perawatan, untuk
pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan dan mengurangi penderitaan.
Dokumentasi asuhan pada ibu hamil adalah keterangan tertulis dari
pseluruh proses asuhan yang diberikan kepada ibu hamil, mulai dari
pengkajian data subjektif dan objektif, rumusan diagnosis, rencana dan
pelaksanaan tindakan, serta hasil evaluasinya.
Syarat-syarat dokumentasi harus jelas, ringkas, mudah dipahami,
ditulis dengan tinta hitam dan tidakboleh dihapus, bila ada kesalahan harus
dicoret dan di paraf.
Tujuan pembuatan dokumentasi :
a. Sebagai bahan komunikasi antar petugas kesehatan/bidan.
1) Untuk melakukan koordinasi dalam melaksanakan asuhan
2) Mencegah informasi/tindakan yang berulang dan tidak perlu
3) Mengurangi kesalahan
4) Menggunakan waktu yang lebih efisien
5) Meningkatkan kualitas asuhan
b. Sebagai bahan untuk evaluasi
c. Sebagai bahan tindak lanjut melaksanakan asuhan
d. Sebagai bahan laporan
e. Sebagai bahan pertanggungjawaban dan tanggung gugat
1) Melindungi bidan dari tuntutan hukum
2) Pembelaan kualitas dan kebenaran asuhan
f. Untuk meningkatkan kerjasama antar tim di dalam melaksanakan asuhan
g. Untuk bahan acuan dlam pengumpulan data
1) Bahan penelitian
2) Statistic
3) Kemajuan klien yang diberi asuhan
Pendokumentasian dengan SOAP
40
Pendokumentasian asuhan kebidanan menggunakan teknik pencatatan subjective
objective analisa dan penatalaksanaan meliputi langkah-langkah berikut :
1. Mencatat data subjektif dan objektif
2. Mencatat data hasil pengkajian, diagnosis kebidanan, masalah klien yang
perlu dipecahkan dengan memberi asuhan, dan kebutuhan klien/ibu hamil
yang diberi asuhan berdasarkan masalahnya
3. Mencatat perencanaan asuhan yang meliputi perencanaan tindakan asuhan,
pelaksanaan tindakan asuhan dan hasil evaluasi tindakan asuhan.
Model pendokumentasian asuhan kebidanan SOAP meliputi :
1. Model progress note. Pada langkah perencanaan, didokumentasikan
perencanaan tindakan asuhan dan hasil evaluasi dari perencanaan asuhan.
Tindakan asuhan didokumentasikan pada lembaran yang terpisah, ada catatan
tersendiri tentang tindakan asuhan yang diberikan, mencakup waktu
pelaksanaan, jenis tindakan dan nama atau tanda tangan petugas yang
melaksanakan tindakan asuhan.
2. Model implementation note. Pada langkah perencanaan, dicatat tindakan
asuhan yang mencakup waktu pelaksanaan, jenis tindakan, dan nama atau
tanda tangan petugas yang melaksanakan tindakan asuhan, hasil evaluasi
tindakan asuhan yang telah dilaksanakan, rencana tindakan asuhan tidak
dicatat lagi, tidak ada lembar pelaksanaan asuhan tersendiri.
Aspek Keterampilan
1. Mendokumentasikan asuhan kunjungan pertama
a. Mencatat hasil pengkajian data subjektif
1) Biodata ibu dan suami: usia, pendidikan, pekerjaan, agama, suku bangsa,
alamat rumah, nomor telepon, alasan memeriksakan diri/keluhan utama
2) Riwayat kehamilan sekarang :
a) Hari pertama haid terakhir (HPHT)
b) Riwayat antenatal sebelumnya, kalau ada
c) Gerakan janin dirasakan sejak kapan dan keadaan sekarang
d) Tanda dan bahaya sesuai usia kehamilan ibu saat diberi asuhan
- Trimester I : mual/muntah berlebihan, perdarahan, dll
- Trimester II : perdarahan, lelah, sering pusing, dll
41
- Trimester III : sakit kepala, pandangan kabur, nyeri ulu hati, perdarahan,
dll
e) Keluhan lain seperti sakit pinggang, kram (lazim pada kehamilan)
f) Kebiasaan mengonsumsi obat-obatan yang membahayakan kehamilan
g) Kondisi psikis ibu, kekhawatiran terhadap kehamilan, persalinan, rasa malu
akibat kehamilannya
h) Perilaku yang membahayakan kehamilan : diurut dukun, aktivitas yang
membahayakan kehamilan
i) Sikap atau respons terhadap kehamilan sekarang :
- Direncanakan, tetapi tidak diterima
- Tidak direncanakan, tetapi diterima
- Tidak direncanakan dan tidak diterima
- Direncanakan dan diterima
j) Dampak aktivitas seksual terhadap kehamilan
k) Perilaku spiritual dan social. Apakah saat beribadah ibu mendoakan
keselamatan janinnya
l) Pola eliminasi (sembelit, diare, sering berkemih dan sakit ketika berkemih)
3) Riwayat kebidanan yang lalu 9dibuat dalam bentuk kolom jika lebih dari
satu/gravid III atau lebih)
a) Tanggal, bualn, dan tahun kelahiran
b) Lahir aterm, premature, atau abortus
c) Jenis persalinan spontan, atau dengan tindakan
d) Berat badan bayi yang dilahirkan (BBL)
e) Penolong persalinan
f) Tempat persalinan
g) Komplikasi selama kehamilan, persalinan, dan nifas
h) Penyulit anak sekarang (hidup/maati, sehat/sakit, cacat)
i) Lama menyusui
4) Riwayat menstruasi : menarche, siklus, lama haid, dismenorhea, dan jumlah
darah yang keluar
42
5) Riwayat pemakaian kontrasepsi : jenis kontrasepsi yang dipakai, lama
pemakaian, dan keluhan/efek samping/komplikasi pemakaian alat
kontrasepsi)
6) Riwayat kesehatan. Penyakit yang diderita ibu dahulu dan sekarang
(kardiovaskular, TORCH, hipertensi, diabetes mellitus, asma, TBC, malaria,
hepatitis, epilepsy, dan PMS). Penyakit keluarga yang diwariskan (jantung,
diabetes mellitus, asma, dan gangguan jiwa). Penyakit keluarga yang menular
(HIV/AIDS, hepatitis, dan TBC) dan factor keturunan (gemeli)
7) Siklus social. Status perkawinan (lama menikah, pernikahan yang keberapa),
respons keluarga terhadap kehamilan, dukungan suami dan keluarga,
pengambilan keputusan dalam keluarga
8) Pola konsumsi makanan dan minuman. Kebiasaan mengonsumsi makanan
dan minuman (jenis, komposisi, porsi, dan frekuensi) makanan dan minuman
yang berbahaya terhadap kehamilan
9) Kebiasaan yang merugikan kesehatan (ibu/suami merokok, minum-minuman
yang beralkohol dan obat terlarang, memelihara atau kontak dengan kucing)
10) Rencana tempat melahirkan, penolong dan pendamping persalinan yang
diinginkan
11) Pengetahuan ibu tentang :
a) Tanda bahaya sesuai usia kehamilan
b) Nutrisi dan istirahat selama kehamilan
c) Hubungan seksual sesuai usia kehamilan
d) Posisi hubungan seksual yang aman dan berbahaya terhadap kehamilan
e) Bahaya prostaglandin terhadap kehamilan
43
b) Keadaan konjungtiva (ikterus)
c) Keadaan mulut apakah pucat/tidak
d) Pembengkakan saluran limfe dan kelenjar tiroid pada leher, pembesaran vena
jugularis
6) Hasi pemeriksaan tangan dan kaki
a) Edema pada jari tangan dan ekstremitas bawah
b) Keadaan kaku jari apakah pucat/tidak
c) Varises vena kaki
d) Reflex patella kiri dan kanan
7) Hasil pemeriksaan payudara
a) Ukuran payudara, simetris/tidak
b) Putting susu menonjol, datar atau masuk
c) Pengeluaran kolostrum atau cairan
d) Retraksi dimpling
e) Benjolan pada payudara
f) Pembesaran kelenjar ketiak
8) Hasil pemeriksaan abdomen
a) Luka operasi
b) Pengukuran tinggi fundus uteri >22 minggu, diukur dengan pita ukur menurut
teknik McDonald
c) Hasil palpasi dengan teknik Leopold untuk menentukan letak, presentasi,
posisi, penurunan kepala dilakukan pada usia kehamilan >36 minggu atau 2
minggu apabiala hasil pengukuran tinggi fundus uteri dengan cara McDonald
melebihi standar
d) Frekuensi, intensitas, dan irama DJJ sejak usia kehamilan >20 minggu
9) Pemeriksaan genital luar (varises, perdarahan, luka, cairan yang keluar,
pengeluaran dari uretra dan kelenjar skene, keadaan kelenjar bartholin apakah
ada masa atau ada cairan yang keluar)
10) Pemeriksaan laboratorium (uji urine kehamilan pada usia kehamilan <22
minggu, reduksi urine, protein urine, kadar hemoglobin darah, golongan
darah (bila diperlukan)
44
2. Mendokumentasikan hasil interpretasi data/diagnosis kehamilan. Diagnosis
kebidanan yang memenuhi syarat nomenklatur dan menjawab 8 pertanyaan
keadaan.
a. GAPAH :
G : Frekuensi kehamilan
A : Anak aterm
P : Anak lahir premature
A : Abortus
H : Anak hidup
b. Usia kehamilan
c. Letak anak (bila usia kehamilan >36 minggu)
d. Jumlah janin dalam rahim (usia kehamilan 28 minggu)
e. Keadaan anak hidup atau mati
f. Intra-uterin atau ekstra-uterin
g. Keadaan ibu bila ada penyulit (anemia, preeclampsia, mual/muntah, menolak
kehamilan, kontak asap rokok)
h. Masalah yang dihadapi oleh ibu mulai dari masalah potensial (gawat janin,
hipoksia janin) dan masalah actual antara lain :
1) Kenaikan berat badan yang tidak sesuai dengan ketentuan
2) Ketidakmampuan ibu beradaptasi denga perubahan fisik/psikologis akibat
kehamilan
3) Ketidaksiapan ibu menghadapi kehamilan dan persalinan
4) Status gizi ibu yang kurang
5) Penyulit kehamilan/tanda bahaya yang muncul (perdarahan, edema, sakit
kepala, dll)
3. Mendokumentasikan perencanaan tindakan asuhan (bila menggunakan model
dokumentasi progress note) mulai dari tindakan segera sebagai antisipasi.
45