Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
INSTANSI PEMERINTAH
Diajukan oleh
Zainal Abidin
NIM 17.C2.0031
Kepada
UNIKA SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2019
1
A. Latar Belakang
hukum, yang dimana landasan tersebut dimuat dalam Pasal 3 ayat (1)
antara negara dan rakyat, hak-hak asasi warga negara dan pembatasan
seluruh warga negara merupakan amanat dari UUD 1945, yang dimana
orang tanpa memandang ras, suku, maupun agama merupakan salah satu
unsur penting yang tak dapat dipisahkan. Hal demikian dijelaskan dalam
kesadaran, kemauan serta kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
1
Selajutnya Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 di singkat UUD 1945
2
berkewajiban menjamin agar unsur penting ini dapat berfungsi dengan baik
2
R. Hapsara H.R, 2014, Filsafat, Pemikiran Dasar Pembangunan Kesehatan, Yogyakarta: Gajah
Mada University Press, hlm. 37.
3
Cecep Triwibowo, 2014, Etika dan Hukum Kesehatan, Yogyakarta: Nuha Medika, hlm. 13.
4
Soekidjo Notoatmodjo, 2010, Etika dan Hukum Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta, hlm. 65.
3
Kesehatan.5
keperawatan yang meliputi bidang yang amat luas, mencakup aspek fisik
5
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentag Kesehatan, selanjutnya di singkat Undang-
Undang Kesehatan.
6
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan, selajutnya di singkat Undang-
Undang Keperawatan.
7
Deden Dermawan, 2012, Buku Ajar Keperawatan Komunitas, Yogyakarta: Gsyen Publishing,
hlm. 7.
4
tingkat kesehatan yang optimal. Perawat sebagai salah satu profesi yang
imbalan dari layanan jasa keperawatan yang diberikannya, baik itu layanan
8
Sri Praptianingsih, 2006, Kedudukan Hukum Perawat Dalam Upaya Pelayanan Kesehatan Di
Rumah Sakit, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, hlm. 25.
5
yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai Mahluk Tuhan
dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh Negara, hukum, dan pemerintah, dan
manusia.11
tertentu yang harus dihormati dan dipertahankan, seperti halnya hak hidup,
hak berpendapat, hak memilih kepercayaan, hak atas perlindungan, hak atas
kesejahteraan, serta hak memiliki, masuk dalam kelompok hak asasi yang
wajib dihormati.12
Sejalan dengan hal itu, perawat sebagai manusia yang memiliki hak-
diri untuk bekerja sebagai pelayan masyarakat telah dijamin oleh Pasal 38
ayat (1) sampai (4) Undang-Undang HAM. Lebih lanjut lagi, perawat
sebagai bagian dari warga negara Indonesia telah dijamin oleh Undang-
9
A. Masyur Effendi, 1994, Dimensi/Dinamika Hak Asasi Manusia Dalam Hukum Nasional Dan
Internasional, Jakarta: Ghalia Indonesia, hlm. 27.
10
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manuisa, selanjutnya disingkat
Undang-Undang HAM.
11
Zainuddin Ali, 2016, Sosiologi Hukum, Jakarta : Sinar Grafika, hlm. 90
12
A. Masyur Effendi, Op.cit., hlm. 28.
6
penghidupan yang layak telah dituangkan dalam amanat Pasal 27 ayat (2)
perawat yang bekerja menggunakan sistem shift, enam jam untuk shift pagi
dan sore, sementara untuk shift malam, selama duabelas jam.13 Beban kerja
pemberi kerja dan perawat sebagai tenaga kerja, yakni pemberi kerja
industrial ini sering kali berujung pada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
13
Rimbara Susilo, Tito Yustiawan, Perhitungan Tenaga Keperawatan Dengan Metode Full Time
Equivalent Di Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan Surabaya, Buletin Penelitian Sistem
Kesehatan, Volume 18, No 4, Tahun 2015, hlm 400.
14
Koesparmono Irsan dan Armansyah, 2016, Hukum Tenaga Kerja: Suatu Pengantar, Jakarta:
Erlangga, hlm. 150
7
pekerjaannya, yang dimana telah di atur dalam Pasal 4 ayat (1) sampai ayat
adakalanya perlu bantuan dari pihak lain. Begitu pula dalam pelaksanaan
Pada prinsipnya, agar hukum dapat menjadi nyata, maka perlu menerapkan
bernegara.17
kesempatan dan hak yang setara untuk mendapatkan pekerjaan tanpa adanya
diskriminasi, yang dimana, hal tersebut berdasarkan amanat dari Pasal 5 dan
Ketenagakerjaan.18
15
Darwin Botutihe, Hamid Pongoliu, Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Pada Rumah Sakit Islam
Gorontalo, Jurnal Al-himayah : Fakultas Syariah IAIN Sultan Amai Gorontalo, Volume 2, No 2,
Oktober 2018, hlm. 148.
16
Nurul Qamar, Muhammad Syarif, Dachran S. Busthami, Farah Syah Reza,2016, Sosiologi
Hukum, Jakarta: MitraWacana Media, hlm. 75.
17
Ibid.
18
Undanng-Undanng Nomor 13 Tahunn 2013 Tentang Ketenagakerjaan, Selanjutnya disingkat
Undang-Undang Ketenagakerjaan.
8
saling mendukung.19
19
Agusmidah, 2010, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Dinamika dan Kajian Teori, Bogor :
Ghalia Indonesia, hlm. 13.
20
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah, selanjutnya disingkat
Undang-Undang Pemerintah Daerah.
9
dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi kabupaten dan kota
sukarela atau dalam istilah lain disebut perawat magang. Perekrutan perawat
TKS melalui surat tugas yang dikeluarkan oleh Dinas kesehatan setempat,
perawat TKS tidak diperkenankan menuntut upah atau gaji, hal tersebut
sendiri oleh perawat tersebut. Adapun imbalan yang mereka dapatkan dari
perawat PNS. Upah tersebut mereka dapatkan satu kali dalam tiga bulan.
21
Perawat Tenaga Kesehatan Sukarela, Selanjutnya di singkat Perawat TKS.
22
Perawat Pegawai Negeri Sipil, Selanjutnya di singkat Perawat PNS.
10
TKS yang bekerja di instansi pemerintah yang sudah mengabdi sekian tahun
warga negara yang memiliki hak-hak baik dalam bentuk kepastian status
23
Al Muhajirin, Perlindungan Hukum Bagi Perawat Non Pegawai Negeri Sipil Di Puskesmas
Pada Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 38
Tahun 2014 Tentang Keperawatan, Tesis : Program Studi Magister Hukum Kesehaatan, Fakultas
Pascasarjana Unika Soegijapranata Semarang ( tidak diterbitkan), tahun 2018, hlm.1.
11
ketua umum PPNI menjelaskan, masalah utama yang dihadapi oleh profesi
jawab pemerintah daerah. Perawat kerap dibayar dengan gaji yang sangat
TKS hampir mencpai 30% dari jumlah seluruh perawat yang ada.
Simatupang melakukan aksi unjuk rasa pada hari Rabu, (13/02/2019). Aksi
tidak sesuai prosedur. Para perawat TKS tersebut berdalih bahwa perawat
tenaga kontrak yang baru diangkat adalah perawat yang tidak pernah
pemerintah daerah. 25
Hal yang sama terjadi di Kota Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Senin (11/3/2019) pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima, yang
24
Claudia Liberani dalam http://pontianak.tribunnews.com/2017/12/01/ppni-ungkap-
permasalahan-perawat-yang-dialami-perawat-di-indonesia . Diakses tanggal 08 maret 2019.
25
https://senyumperawat.com/2019/02/tks-perawat-unjuk-rasa-di-dinkes-asahan-kami-merasa-
dianaktirikan.html/amp . Diakses tanggal 08 maret 2019.
12
mencakup dokter, perawat, bidan, baik itu yang berstatus PNS maupun yang
berstatus TKS melakukan aksi mogok kerja lantaran hak berupa jasa
wawancara via telpon, salah satu perawat TKS yang ikut dalam aksi tersebut
menuturkan, bahwa alasan lain dalam aksi tersebut adalah tuntutan atas hak
namun terdapat faktor lain yang teramat penting, yakni perlindungan serta
26
https://kahaba.net/berita-bima/63886/pegawai-rsud-kota-bima-mogok-kerja-pasien-
terlantar.html?fbclid=IwAR3_LPAMBRBuClJ77JjQYH4fM4zf1R2o4tuMz6UR6BqLZoSAizEeo
Kc4wCw . Diakses tanggal 13 Maret 2019.
13
Keperawatan berhak:
diluar profesi perawat. Hal tersebut dianggap penting, sebab perawat TKS
dua kali lipat lebih beresiko terkena tuntutan hukum jika dibandingkan
TKS memiliki wewenang yang sama dengan perawat PNS. Tidak adanya
batasan kewenangan tindakan yang boleh dan tidak boleh untuk di lakukan
yang tertuang dalam surat tugas, membuat mereka beresiko terkena tuntutan
27
Muhammad Saputra Padeli, Tanggung Jawab Hukum Perawat Dalam Melaksanakan
Kewenangan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan, Tesis :
Program Studi Magister Hukum Kesehaatan, Fakultas Pascasarjana Unika Soegijapranata
Semarang ( tidak diterbitkan), tahun 2017, hlm. 6
15
tanggung jawab pemberi wewenang, dalam hal ini adalah tanggung jawab
dokter. Hal tersebut di jelasakan didalam Pasal 32 ayat (3) dan ayat (6)
namun juga ditujukkan kepada perawat TKS. Potensi pelaggaran HAM bisa
saja terjadi dalam hal pelimpahan wewenang secara lisan kepada Perawat
secara lisan.28
bahkan ada pula yang menjadi kasir, dan petugas kebersihan. Hal demikian,
begitu saja.
28
Aning Pattypeilohy, Sutarno, Adriano, Kekuatan Hukum Pelimpahan Wewenang dari Dokter
Kepada Ners Ditinjau dari Aspek Pidana dan Perdata, 2014, Legality, ISSN: 2549-4600, Volume
25, No.2, September 2017- Februari 2018, hlm. 175
16
mencakup, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bima, dan empat
antara lain : (1) Rumah sakit Umum kota Bima berada di wilayah kecamatan
kesehatan sukarela.
lapangan kerja dengan perawat TKS, diperlukan suatu aturan yang dapat
mengatur hak serta kewajiban antara kedua belah pihak agar terciptanya
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut :
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Kesehatan.
E. Kerangka Pemikiran
1) Kerangka Konsep
a. Undang-
Undang
Fasilitas layanann Hak atas kesejahteraan
kesehatan Milik
Perlindungan Hukum Nomor 13
Pemerintah
Pengaruh terhadap
Perawat Sukarela
21
2) Kerangka Teori
1) Hak
Hak adalah sesuatu yang dimiliki oleh setiap manusia, yang melekat
pada dirinya sejak masih di dalam kandungan yang diperoleh dari pihak
lain berupa kebutuhan pribadi, disertai tuntutan diri terhadap individu agar
mengatakan 31 :
29
Nindy Amelia, 2016, Prinsip Etika Keperawatan, Yogyakarta: D-Medika, hlm. 14.
30
Soekidjo Notoatmodjo, Op. cit., hlm. 26.
31
Petrus Soerjowinoto, 2017, Ilmu Hukum Suatu Pengantar Buku Panduan Mahasiswa, Semarang:
Universitas Katolik Soegijapranata, hlm. 44.
32
Ibid, hlm 45.
22
33
Ibid, hlm.46
34
Peter Mahmud Marzuki, 2017, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: Kencana, hlm. 141.
35
Satjipto Rahardjo, 2014, Ilmu Hukum, Bandung: Citra Aditya Bakti, hlm 53-54.
23
undang, aturan, dan sebagainya), kekuasaan yang benar atas seuatu atau
36
Peter Mahmud Marzuki, Op. cit.., hlm 148.
37
Peter Mahmud Marzuki, Op. cit.., hlm 151.
38
Cecep Triwibowo, Op.cit., hlm 27-28.
39
Ibid.
40
Cecep Triwibowo, Yulia Fauziyah, 2012, Malpraktik Etika Perawat Penyelesaian Sengketa
Melalui Mediasi, Yogyakarta: Nuha Medika, hlm. 20.
24
pemenuhan kebutuhan.41
sebagai berikut:42
41
Sri Hartini, Tedi Sudrajat, 2017, Hukum Kepegawaian Di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, hlm.
46.
42
Satjipto Rahardjo, Op. Cit., hlm. 54-55.
25
hakikat dan keberadaan manusia Sebagai Mahluk Tuhan Yang Maha Esa
dilindungi oleh Negara, hukum, dan pemerintah, dan setiap orang demi
diberikan langsung oleh tuhan sebagai sesuatu yang bersifat kodrati. Bila
diartikan, hak tersebut bersifat suci dan tidak dapat dipisahkan dari
seorang manusia.44
43
Zainudin Ali, Op.cit., hlm.90.
44
H.A. Masyur Effendi, Op.cit., hlm. 18.
45
Peter Baehr, Pieter Van Dijk, Adnan Buyung Nasution, Leo Zwaak, 2001, Instrumen
Internasional Pokok-Pokok Hak Asasi Manusia, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, hlm. 183.
46
Ibid.
26
Harkat dan martabat manusia yang sering disebut hak asasi manusia
47
M. Hutauruk, 2004, Hak-Hak Azasi Manusia dan Warganegara, Jakarta: Penerbit Erlangga, hlm.
9.
48
H.A. Masyur Effendi, Op.cit., hlm. 47.
49
Zainuddin Ali, Op.cit., hlm 91.
27
50
Peter Baehr, Pieter Van Dijk, Adnan Buyung Nasution, Leo Zwaak, Op.cit., hlm. 240.
51
M. Hutauruk, Op.cit., hlm. 45.
28
Negara, oleh sebab itu, K.H. Abd. Rahman Wahid selaku presiden
3) Perawat
dirinya sendiri dan orang lain, sebagaimana tercermin pada orangtua yang
52
Romli Atmasasmita, 2001, Reformasi Hukum, Hak Asasi Manusia & Penegakan Hukum,
Bandung: Mandar Maju, hlm. 173
53
Arita Murwani, 2008, Pengatar Konsep Dasar Keperawatan, Yogyakarta: Fitramaya, hlm 1-2.
54
Budiono & Sumirah Budi Pertami, 2015, Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta: Bumi Medika, hlm.
9-10.
29
1) Defenisi Perawat
55
Deden Dermawan, Op. cit., hlm. 7.
56
Nindy Amelia, Op. cit., hlm 19.
30
perundang-undangan.
a) Perawat vokasional
Perawat vokasional adalah seseorang yang mempunyai
kewenangan untuk melakukan praktik dengan batasan tertentu
dibawah supervisi langsung mauun tidak langsung oleh perawat
profesional dengan sebutan Lincensed Vocational Nurse (LVN).
b) Perawat profesional
Perawat profesional adalah tenaga profesional yang mandiri,
bekerja secara otonom, berkolaborasi dengan yang lain, telah
menyelesaikan program pendidikan profesi keperawatan, dan telah
lulus ujian komptensi perawat profesional yang dilakukan oleh
konsil dengan sebutan Registered Nurse (RN).
c) Perawat profesional spesialis
Perawat profesional spesialis adalah seorang perawat yang
disiapkan di atas level perawat profesional, mempunyai
kewenangan sebagai spesialis atau kewenangan yang diperluas, dan
telah lulus ujian komptensi perawat profesional spesialis.
sistem. Peran tersebut dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dai dalam
maupun dari luar yang bersifat stabil. Peran yaitu suatu bentuk dari
dalam praktik.58
57
Ibid.
58
Emmelia Ratnawati, 2014, Keperawatan Komunitas, Yogyakarta: Pustaka Baru Press, hlm 91.
31
dan pelayan domestik. Banyaknya tugas tukang bedah pada saat itu,
59
Cecep Tribowo, 2010, Hukum Keperawatan Panduan Hukum Dan Etika Bagi Perawat,
Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, hlm 33-39.
60
Rosalia Sciortino, 2008, Perawat Puskesmas Di Antara Pengobatan Dan Perawatan, Yogyakarta:
Gadjah Mada Uneversity Press, hlm 79-85.
32
keadaan ke keadaan yang lain. Ada tiga jenis fungsi perawat dalam
a) Fungsi independen
Dalam fungsi ini, tindakan perawat tidak memerlukan
perintah dokter. Tindakan perawat bersifat mandiri,
berdasarkan pada ilmu keperawatan. Oleh karena itu,
perawat bertanggung jawab terhadap akibat yang timbul
dari tindkan yang di ambil.
b) Fungsi dependen
Perawat membantu dokter memberikan pelayanan
pengobatan dan tindakan khusus yang menjadi wewenang
dokter dan seharusnya dilakukan dokter, seperti
pemasangan infus, pemberian obat, dan melakukan
suntikan. Oleh karena itu, setiap kegagalan tindakan medis
menjadi tanggung jawab dokter. Setiap tindakan perawat
yang berdasarkan perintah dokter, dengan menghormati
hak pasien tidak termasuk dalam tanggung jawab perawat.
c) Fungsi interdependen
Tindakan perawat berdasarkan ada kerja sama dengan tim
perawatan atau tim kesehatan. Fungsi ini tampak ketika
perawat bersama tenaga kesehatan lainnya berkolaborasi,
mengupayakan kesembuhan pasien. Mereka biasanya
tergabung dalam sebuah tim yang dipimpin oleh seorang
dokter.
Selain memiliki peran dan fungsi sebagai profesi keperawatan,
keperawatan. Hal ini sebagai yang telah dijelaskan dalam Pasal 1 butir 1
61
Diva Viya Febriana, 2017, Konsep Dasar Keperawatan, Yogyakarta: Healthy PT Anak Hebat
Indonesia, hlm 56-57.
33
sehat”. Lebih lanjut lagi tugas dan wewenang perawat diatur dalam Pasal 31
mengatur bahwa:
a) Praktik keperawatan
Tanggung jawab dalam praktek keperawatan
profseional adalah mendefinisikan standar asuhan, standar
praktek, mendefinisikan standar penampilan (kejra/kejelasan
62
Joni Afriko, 2016, Hukum Kesehatan (Teori Dan Aplikasinya) Dilengkapi Undang-undang
Kesehatan Dan Keperawatan, Bogor: In Media, hlm 68-70.
34
4) Rumah sakit
63
Endang Wahyati Yustina, 2012, Mengenal Hukum Rumah Sakit, Bandung: CV Keni Media,
hlm.13.
36
dibedakan menjadi :
a. RSUD Provinsi
b. RSUD Kabupaten/Kota67
berjenjang dan fungsi rujukan, rumah sakit umum dan rumah sakit
64
Soekidjo Notoatmodjo, Op. cit., hlm. 157.
65
Cecep Triwibowo, 2012, Perizinan Dan Akreditasi Rumah Sakit, Sebuah Kajian Hukum
Kesehatan, Yogyakarta: Nuha Medika, hlm 31.
66
Soekidjo Notoatmodjo, Op. cit., hlm 157.
67
Ibid.
37
rujukan terdiri atas : (a). Rumah sakit umum kelas A; (b). Rumah
sakit umum kelas B; (c) Rumah sakit umum kelas C ; dan (d) Rumah
68
Ibid, hlm. 158.
69
Sri Siswati, 2015, Etika Dan Hukum Kesehatan Dalam Perspektif Undang-Undang Kesehatan,
Depok: PT Raja Gravindo Persada, hlm. 80
70
Ibid, hlm. 81.
38
71
Ibid, hlm. 83.
39
72
Deden Dermawan, Op. Cit., hlm. 73.
73
Dedy Alamsyah, 2011, Manajemen Pelayanan Kesehatan, Yogyakarta : Nuha Medika, hlm. 43.
40
mengatur bahwa,
lingkungan.
1) Tujuan Puskesmas
Selain menerapkan dan mempunya visi dan misi, Puskesmas juga
mempunyai tujuan. Tujuan puskesmas yaitu mendukung tercpainya
tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
yang bertempat tinggal diwilayah kerja Puskesmas agar terwujud
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam ranglka mewujudkan
Indonesia sehat.74
2) Fungsi Puskesmas
Memberikan pelayanan kesehatan perseorangan maupun
masyarakat di wilayah kecamatan fungsi dari Puskesmas itu sendiri.
Hal ini sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Pasal 4 Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 mengatur bahwa,
“Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan
untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya
dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat”. Lebih
lanjut lagi fungsi Puskesmas sebagaimana yang dijelaskan pada Pasal
5 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 mengatur
bahwa :
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4, Puskesmas menyelenggarakan
fungsi: a) penyelenggaraan UKM tingkat pertama di
wilayah kerjanya; dan b) penyelenggaraan UKP tingkat
pertama di wilayah kerjanya.
74
Deden Dermawan, Op. Cit., hlm 76.
42
pelayanan dasar ini tidak sebesar rumah sakit. Namun, karena jumlah
75
Efendi Sianituri, 2018, Organisasi Dan Manajemen Pelayanan Kesehatan, Jakarta: Buku
Kedokteran EGC, hlm 17.
76
A. A. Gde Muninjaya, 2018, Manajemen Mutu Pelayanan Keesehatan, Jakarta: Buku Kedokteran
EGC, hlm. 1.
45
F. METODE PENELITIAN
1. Metode Pendekatan
2. Spesifikasi Penelitian
hukum yang satu dengan yang lain. Dimana dalam penelitian ini ingin
77
Ronni Hanitijo Soemitro, 1988, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Jakarta : Ghalia
Pustaka, hlm. 34.
78
Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia, hlm.52.
46
undangan.
3. Jenis Data
pimer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh
serta perundang-undangan.79
a. Data Primer
1) Wawancara
2) Observasi
b. Data Sekunder
4. Lokasi Penelitian
79
Sugiyono, 2018 Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan Kombinasi, Bandung: Alfabeta,
hlm.187.
47
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bima atau pejabat yang mewakili, Kepala
a. Data primer
1) Wawancara
mewakili.
yang mewakili.
80
Burhan Ashshofa , 2013, Metode Penelitian Hukum, Jakarta : Rineka Cipta, hlm. 95.
48
2) Observasi
sukarela, baik itu jam datang dan jam pulang kerja, serta
81
Ronny Hanitijo Soemitro, Op.cit., hlm. 70.
82
Sugiyono, Op. cit., hlm. 311.
49
b. Data Sekunder
data yang berasal dari bahan hukum primer dan bahan hukum
1945.
Asasi Manusia.
Tenaga Kesehatan.
Kesehatan.
Keperawatan.
6. Metode Sampling
Rumah Sakit Kota Bima, Kepala Puskesmas Paruga, dan Ketua DPD
ners.
terdiri dari tiga elemen yaitu : tempat, pelaku, dan aktifitas yang
83
Burhan Ashshofa, Op.cit., hlm. 91.
84
Sugiyono, 2018, Op. cit., hlm. 297.
51
hal ini Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima dan Puskesmas Paruga.
sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
di instansi pemerintah.
bima.
BAB IV : PENUTUP
H. JADWAL PENELITIAN
Tahun 2019
No. Kegiatan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt
1. Pengajuan Judul
Penyusunan
2.
Proposal
3. Seminar Proposal
4. Revisi Proposal
Pengumpulan &
5.
Pengolahan Data
Penyusunan Hasil
6.
Tesis
Seminar Hasil
7.
Tesis
8. Sidang Tesis
Pengumpulan
9.
Draft Tesis
55
DAFTAR PUSTAKA
BUKU:.
Ashsofa, Burhan. 2013, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Rineka Cipta.
Alamsyah, Dedi. 2011, Manajemen Pelayanan Kesehatan, Yogyakarta: Nuha
Medika.
Agusmidah. 2010, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Dinamika Dan Kajian
Teori, Bogor: Ghalia Indonesia.
Afriko, Joni. 2016, Hukum Kesehatan (Teori Dan Aplikasinya) Dilengkapi
Undang-undang Kesehatan Dan Keperawatan, Bogor: In Media.
Amelia, Nindy. 2013, Prinsip Etika Keperawatan, Yogyakarta: D-Medika.
Atmasasmita, Romli. 2001, Reformasi Hukum, Hak Asasi Manusia & Penegakan
Hukum, Bandung: Mandar Maju.
Ali, Zainuddin. 2016, Sosiologi Hukum, Jakarta: Sinar Grafika.
Baehr, Peter, et al. 2001, Instrumen Internasional Pokok-Pokok Hak Asasi
Manusia, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Budiono & Pertami, Sumirah Budi. 2015, Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta:
Bumi Medika.
Dermawan, Deden. 2012, Buku Ajar Keperawatan Komunitas, Yogyakarta: Gosyen
Publishing.
Effendi, A. Masyur 1994, Dimensi/Dinamika Hak Asasi Manusia Dalam Hukum
Nasional Dan Internasional, Jakarta: Ghalia Indonesia.
Febriana, Diva Via. 2017, Konsep Dasar Keperawatan, Yogyakarta: Healthy PT
Anak Hebat Indonesia.
Hartini, Sri & Sudrajat, Tedi. 2017, Hukum Kepegawaian Di Indonesia, Jakarta:
Sinar Grafika.
Hutauruk, M. 2004, Hak-Hak Azasi Manusia dan Warganegara, Jakarta: Penerbit
Erlangga.
HR, Hapsara. R. 2014, Pemikiran Dasar Pembangunan Kesehatan, Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
56
Irsan, Koesparnomo & Armansyah. 2016, Hukum Tenaga Kerja : Suatu Pengantar,
Jakarta: Erlangga.
Marzuki, Peter Mahmud. 2017, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: Kencana.
Murwani, Arita. 2008, Pengatar Konsep Dasar Kperawatan, Yogyakarta:
Fitramaya.
Muninjaya, A. A. Gde. 2018, Manajemen Mutu Pelayanan Keesehatan, Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2018, Etika Dan Hukum Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.
Praptianingsih, Sri. 2006, Kedudukan Hukum Perawat Dalam Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit, Jakarta: PT. Raja Granfindo Persada.
Qamar, Nurul. 2016, Sosiologi Hukum, Jakarta : Mitra Wacana Media.
Rahardjo, Satjipto. 2014, Ilmu Hukum, Bandung: Citra Aditya Bakti
Ratnawati, Emmelia. 2014, Keperawatan Komunitas, Yogyakarta: Pustaka Baru
Press.
Sciortino, Rosalia. 2008, Perawat Puskesmas Di Antara Pengobatan Dan
Perawatan, Yogyakarta: Gadjah Mada Unuversity Press.
Siswanti, Sri. 2015, Etika Dan Hukum Kesehatan Dalam Perspektif Undang-
Undang Kesehatan, Depok: PT Raja Gravindo Persada.
Sianituri, Efendi. 2018, Organisasi Dan Manajemen Pelayanan Kesehatan,
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Soemitro, Ronny Hanitijo. 1990, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri,
Jakarta, Ghalia.
Soerjowinoto, Petrus. 2017, Ilmu Hukum Suatu Pengatar Buku Panduan
Mahasiswa, Semarang: Fakultas Hukum Unika Soegijapranata.
Soekanto, Soejono. 1986, Pengantar Pendidikan Hukum, Jakarta: Universitas
Indoenesia
Sugiyono. 2018, Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan Kombinasi, Bandung:
Alfabeta.
Tribowo, Cecep. 2010, Hukum Keperawatan Panduan Hukum Dan Etika Bagi
Perawat, Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
57
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN:
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2013 Tentang Ketenagakerjaan.
JURNAL:
INTERNET:
https://senyumperawat.com/2019/02/tks-perawat-unjuk-rasa-di-dinkes-asahan-
kami-merasa-dianaktirikan.html/amp . Diakses tanggal 08 maret 2019.
https://kahaba.net/berita-bima/63886/pegawai-rsud-kota-bima-mogok-kerja-
pasien-
terlantar.html?fbclid=IwAR3_LPAMBRBuClJ77JjQYH4fM4zf1R2o4tuMz6UR6
BqLZoSAizEeoKc4wCw . Diakses tanggal 13 Maret 2019.
59
60
61
62