Anda di halaman 1dari 9

Higiene lingkungan kerja 2 agustus 2019

Hygiene lingkungan kerja suatu ilmu dan seni yang meliputi aspek antisipasi, rekognisi, evaluasi
dan pengendalian faktor-faktor lingkungan kerja dan dapat menyebabkan terjadinya ketidak
nyamanan, gangguan kesehatan, maupun kesakitan.

Ruang lingkup
A= antisipasi
Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memprediksi kemungkinan potensi-potensi bahaya
yang ada di tempat kerja

R= rekognisi
Serangkaian kegiatan dalam mengenali dan mengukur semua factor lingkungan kerja dan stress
agar diperoleh suatu metode yang logis dan sistematis untuk memungkin kan suatu masalah
dievaluasi secara objektif

E= evaluasi
Kegiatan assessment Analisa tehadap hasil rekognisi sehingga dapat di tentukan suatu lingkungan
berbahaya atau tidak terhadap kesehatan pekerja
-analisa dampak kesehatan
-analisa batas konsentrasi

P/C= pengendalian / control


Serangkaian kegiatan dalam mengendalikan hazards disuatu tempat kerja sehingga tidak
menimbulkan gangguan kesehatan bagi pekerja atau kegiantan untuk menekan konsentrasi atau
dosis hazard yang memapar pekerja sampai pada tingkat yang tidak membahayakan pekerja

Alasan mengapa perlu h.i dan h.l.k dalam karena ada hazard kesehatan.
- bahaya kesehatan kerja
- pekerja sebagai modal utama
- kasus-kasus injury dan penyakit akibat kerja
- biaya yang dikeluarkan
- pemenuhan peraturan
- melindungi hak kerja

Bahaya
- Kesehatan: Penyakit

- Keselamatan: kecelakaan kerja

Program h.l.k
-meningkatkan kesehatan dan hygiene
-menurunkan kompensasi
-meningkatkan kepuasan kerja
-menurunkan angka ketidak hadiran
-meningkatkan produktivitas
-meningkatkan penghargaan naker pada pihak manajemen

3/8/2019

Tujuan antisipasi
untuk menemukan potensi bahaya yang ada di tempat kerja

Hasil antisipasi
Ada atau tidaknya potensi bahaya
Metode antisipasi
- Penentuan ruang lingkup
- Penentuan data
- Penyusunan daftar potensi bahaya

Penentuan ruang lingkup


Menentukan semua aktivitas yang berhubungan dengan potensi bahaya:

 Alur proses kerja


 Material yang digunakan
 Deskripsi metode proses
 Prosedur kerja
 Limbah
Durasi, frekuansi, intensita.

 Dll

Penentuan data
Data studi
1. Data primer data yang di peroleh secara langsung.
a. Interview dengan pekerja
b. Inspeksi tempat kerja
2. Data skunder data yang berasal dari laporan atau refrensi
a. Refrensi

Data review
- Data-data dari studi terdahulu
- Data incident / accident
- Medical record

Penyusun potensi bahaya


- Mencakup seluruh potensi bahaya yang ada
Ruang lingkup rekognisi
Mengidentifkasi dan mengukur
Tujuan:
1. Untuk mengehtahui
- Jenis dan besarnya hazard
- Sumber hazard / area yang beresiko
- Pekerja yang berpotensi / berpotensi terpapar

2. Dasar melakukan evaluasi secara tepat dan pbyektif


3. Informasi awal untuk program pengendalian

Metode rekognisi
Medical examination and test
- Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja
- Pemeriksaan kesehatan berkala
- Pemeriksaan kesehatan khusus

Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja


Tujuan:
- Naker dalam kondisi kesehatan yang optimal
- Tidak mempunyai penyakit yang menular
- Cocok untuk pekerjaan yang dilakukan

Px kesehatan berkala
Tujuan:
- Memprtahankan kondisi kesehatan optimal selama bekerja dan menilai kemungkinan
pengaruh pekerjaan tehadap kesehatan
- Jenis pemeriksaan
Tes fisik lengkap kesegaran jasmani foto rontgen, lab rutin, pemeriksaan lain yang di
anggap perlu.
Px kesehatan khusus
Tujuan:
- Menilai adanya pengaruh pekerjaan ttt thd naker atau gololangan naker ttt, seperti:

Metode rekognisi
Employee notification
Informasi didapat dari pekerja
Pekerja menyadari adanya bahya ditempat kerja
Syarat atmosfer manajemen terbuka dan pekerja aktif melaporkan

Walk through inspection / terjun lapangan lagsung


Tujuan:
- Memahami proses produksi, denah tempat kerja dan lingkungan secara umum
- Mendengarkan pandangan pekerja dan pengawas tentang k3
- Memahami pekerjaan, tugas2 pekerja
- Potensi bahaya yang ada dan akan timbul
- Upaya upaya k3 yang telah dilakukan
Pelaksanaan WTI
- Diskusi pembukaan
- Peninjauan lapangan
- Diskusi penutup

Diskusi pembukaan
Informasi umum
- Komitmen dan kebijakan k3
- Proses produksi
- Denah perusahaan
-
-
-
-
Defenisi pengukuran
Pengukuran merupakan serangkaian kegiatan dalam merekognisi hazard (OHH -> Occ health
hazard) sehingga diperoleh data dan informasi yang valid tentang suatu hazard di tempat kerja

Data informasi
- Konsentrasi hazard ( sumber, lingkungan)
- Dosis pemaparan ( pada pekerja )
- Jenis hazard
- Kemungkinan dampak / resiko yang muncul
Tujuan pengukuran
- mengehtahui jenis hazards secara spesifik
- mengehtahui sumber hazard dan area beresiko
- mengehtahui konsentrasi hazard (sumber, lingkungan)
- mengehtahui dosis

- metode pengukuran
pengukuran menggunakan alat direct reading (langsung baca)

- pengukuran dengan pengambilan sampel


sampel diambil dari sumber,lingkungan, biological fluid, kemudian sampel dianalisis di
laboratorium dengan menggunakan alat analis yang sesuai.
NAB nilai ambang batas
TLV threshold limit value
PERMENKES

Berdasarkan proses hazards


- pengukuran pada sumber
- mengukur hazards yang dikeluarkan oleh suatu sumber hazards
- pengukuran pada media ( lingkungan )
- pengukuran pada receiver ( pekerja )
- pengukuran dosis paparan , dilakukan pada:
Pengambilan cairan tubuh ( darah, urine, saliva, dll )
Pengukuran ambang dengar ( audio meter )

TLV dimaksudkan untuk digunakan dalam penerapan hl sebagai panduan atau rekomendasi
dalam pengendalian potensial bahaya dilikungan kerja

Kategori TLV’s
TLV- time weighted average (TLV-TWA)
Konsentrasi rata rata bahan berbahaya untuk memapar 8 jam tapi tidak menimbulkan hazards

Konsep pengendalian hazards

Tujuan pengendalian hazards


- mengurangi besarnya bahaya sampai pada batas yang diperbolehkan
- pemenuhan peraturan -> untuk perlindungan pekerja dari paparan bahaya yang
merugikan baik jangka panjang maupun jangka pendek
- minimalisasi risiko
- cost efisiensi -> bila upaya upaya k3 tidak dilaksanakan maka akan terjadi peningkatan
biaya

“factor factor yang mempengaruhi risiko tidak dapat dihilangkan, tetapi dapat
diminimalisasi”
Pertimbangan dalam pengendalian hazards
- pendekatan keilmuan
a. jenis agen ( bahaya )
b. pola paparan, tdd 3 komponen utama, yaitu:
i. berkaitan dengan sumber bahaya
ii. pemeriksaan media prantara hazards antara sumber dengan pekerjaantara
sumber dengan pekerja.
iii. Perlingdungan pekerja dengan populasi yang terpapar control pada sumber
merupakan focus utama karena sumber yang berupa alat lebih mudah untuk
dimodifikasi

Pendekata program
- Murah
- Mudah
- Manfaat

Gambaran hierarki pengendalian risiko


Menghilangkan
Penggantian

Identifikasi hazards fidik


- Area kerja yang berisiko
- Kelompok pekerja yang terpapar
- Cara identifikasi dan pengukuran
- Alat pengukuran yang digunakan
- NAB ?

Anda mungkin juga menyukai