1
Fakultas Teknik, Universitas Setia Budi Surakarta
2
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Setia Budi Surakarta
3
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Setia Budi Surakarta
Email: cahtekim@yahoo.com
11
12 ABDIMAS Vol. 22 No. 1, Juni 2018
capai 29 unit dengan kapasitas produksi hing- gi kompos BPPT menyebutkan bahwa open
ga 300 liter/hari/unit (http://sukoharjokab.go.id). windrow merupakan metode produksi kompos
Program pengabdian kepada masyara- skala besar yang paling tepat untuk diterapkan
kat ini melibatkan dua mitra masyarakat yang di Indonesia. Prosesnya cukup dilakukan me-
berkarakter produktif secara ekonomis di Desa lalui penumpukan sampah organik dengan
Ngombakan untuk bekerja sama dalam usaha tinggi optimum 1-1,5 m, lebar tidak melebihi
produksi kompos jerami. Mitra I, masyarakat 5 ft, dan panjang tumpukan menyesuaikan
calon pengusaha Kelompok Tani Ngombakan volume sampah yang masuk (Mulyani, 2014)
II, berperan sebagai pemasok jerami padi dan dengan pembalikan dan pengaturan kelemba-
produsen sekaligus konsumen kompos. Mitra ban tumpukan tiap 1 minggu.
II, pengusaha mikro UKM Industri Alkohol Kendala umum pengaplikasian yaitu
Ngombakan, berperan melakukan pretreat- prosesnya yang memerlukan waktu minimal
ment jerami padi yang dalam hal ini dilaku- 60 hari. Dekomposisi alami jerami padi sendiri
kan dengan hidrolisis menggunakan larutan dapat terjadi hingga 12 bulan (Mulyani, 2014).
vinasse. Tingginya komponen lignoselulosa (34,2%
Pemanfaatan utama jerami dilakukan selulosa, 24,5% hemiselulosa, dan 23,4% lig-
Mitra I melalui pemangkasan 1/3 bagian atas- nin) dan nisbah C/N 193,84 membuat jerami
nya dengan jumlah 195 ton untuk dijual seb- padi tidak dapat dibiodegradasi secara mudah
agai pakan ternak. Tingkat pemanfaatannya dan cepat.
sebagai bahan baku pupuk organik cair guna Pengembangan metode open windrow
pemupukan lahan sendiri hanya 4 kg. Sisanya perlu dilakukan guna menghasilkan teknologi
hanya diratakan alat berat lalu dibenamkan ke produksi kompos jerami yang murah dan mu-
tanah. Padahal, praktik pengaplikasian jera- dah dilaksanakan untuk pemenuhan kebutu-
mi segar ke tanah berpotensi menyebabkan han pupuk organik berkualitas dengan harga
perebutan unsur hara antara organisme pengu- terjangkau. Kondisi bahan baku (nisbah C/N
rai bahan organik dan tanaman padi. Kandun- dan ukuran partikel), pengontrolan proses
gan fitotoksik pun masih terdapat pada tana- (kelembaban dan pH), dan kecukupan paso-
man yang baru dipangkas (Darlington, 2001). kan mikroorganisme merupakan faktor-faktor
Masalah lain yang timbul adalah kebutu- yang harus diperhatikan guna meningkatkan
han kompos guna pengaplikasian bagi lahan laju dekomposisi dan kualitas kompos (Hoo-
pertanian Mitra I belum terpenuhi. Keperluan- rnweg et al., 1999).
nya tiap musim tanam mencapai 78 ton kom- Masalah yang dihadapi oleh Mitra II yai-
pos dan 183,3 L POC. Padahal, produksi 200 tu jumlah vinasse buangan aktivitasnya yang
L POC hanya menghasilkan 18,6 kg kompos. mencapai sekitar 100 L/hari belum mampu
Di sisi lain, penggunaan double composting dimanfaatkan optimal. Untuk menghasilkan
untuk pemenuhan kebutuhan kompos meng- POC guna memenuhi kebutuhan pupuk bagi
hasilkan 1.300 m3 POC atau 11,39 kali kebutu- lahan pertanian di Desa Ngombakan tiap
han pupuk di Kabupaten Sukoharjo sehingga musim tanamnya, keperluan vinasse hanya
menyulitkan pemasaran produk. Pemenuhan 8 L. Salah satu strategi efektif untuk meng-
kebutuhan kompos menggunakan double com- hindari terjadinya pencemaran adalah dengan
posting pun memerlukan 16.775 drum POC mengolahnya menjadi produk yang bernilai
60 L dengan total harga Rp 6.290.000.000. ekonomi. Rendahnya nisbah C/N dan tinggin-
Untuk mengatasi masalah tersebut, ya kadar N vinasse dibandingkan dengan jera-
pengembangan model pengomposan jerami mi yaitu secara berurutan sebesar 10,64 dan
padi perlu diaplikasikan. Kajian tim teknolo- 0,98% menjadikannya berpotensi memper-
Happy Mulyani, Ifandari, Rahmat Budi Nugroho Introduksi Teknologi Produksi Kompos
13
cepat laju pengomposan dan menjadi sumber proses hidrolisis jerami padi menggunakan
pasokan N pada kompos jerami. Bahan organ- media vinasse.
ik bersifat mudah terdekomposisi jika memi-
liki nisbah C/N 20-35 (Ruskandi, 2006). Asam METODE
fulvat dan asam humat, zat aktif dalam humus Secara singkat, masalah dan solusi yang
yang berperan meningkatkan kesuburan tanah ditawarkan untuk kedua mitra tersaji dalam ta-
(Humika, 2017, terdapat dalam vinasse den- bel berikut.
gan kadar secara berurutan sebesar 0,83% dan
0,32% (Jayadi, 2009).
Tabel 1. Masalah dan solusi yang ditawarkan
Karakter vinasse yang mengandung bagi Mitra I
17,99% bahan organik dengan nilai pH 4,6,
kadar asam volatil 1,5% (Supriatna dan Pra- Masalah Mitra I Solusi yang ditawarkan
mono, 2005), dan suhu 65-105⁰C juga dapat Kompos baru diproduksi
dimanfaatkan sebagai media hidrolisis lig- Membuat kompos jerami
dari hasil samping pupuk
sebagai produk utama
noselulosa. Perendaman dalam larutan asam organik cair
disertai pemanasan efektif diaplikasikan se- Limbah jerami (1/3 bagian
Mengolah sisa jerami sebagai
bagai langkah awal hidrolisis hemiselulosa. atas) hanya dijual murah
bahan baku utama kompos
dalam bentuk segar
Penghilangan lignin dan hemiselulosa juga Tidak mempunyai
Introduksi 1 alat mesin
pencacah jerami dan alih
dapat dilakukan menggunakan pelarut organik kemampuan melakukan
teknologi proses produksi
dengan katalis asam (Gozan, 2014). Hidroli- produksi kompos yang
kompos jerami
efisien
sis jerami pada suhu 70⁰C dengan pengaturan
ukuran partikel jerami padi 2,38 mm, nisbah
jerami padi/larutan asam 30%b/v selama 1 Tabel 2. Masalah dan solusi yang ditawarkan
jam terjadi optimum pada konsentrasi H2SO4 bagi Mitra II
0,9% v/v (Fatmawati dkk., 2008). Penyusutan
Masalah Mitra II Solusi yang ditawarkan
33,55% biomass jerami dan pelunakan struk-
tur jerami, indikasi terjadinya degradasi lignin Pengolahan vinasse belum
Pemanfaatan sisa vinasse
dan hemiselulosa, pun dapat terjadi dengan sebagai media hidrolisis
berjalan optimal (vinasse
jerami padi
merendam cacahan jerami berukuran 4 cm yang diperlukan dalam tiap
Introduksi 2 drum hidrolisis
proses produksi 50 L POC
dengan asam (Sari dkk., 2013). hanya sebesar 2 L)
jerami 200 L dan introduksi
Berdasarkan uraian-uraian yang telah proses hidrolisis jerami
Pengaplikasian metode ini dipilih supa- hal-hal yang belum dipahaminya kepada
ya transfer teknologi proses pembuatan pemateri dan memberikan masukan men-
kompos dapat berlangsung efektif se- genai teknis pelaksanaan pelatihan dan
hingga dapat dilaksanakan secara kontinu pendampingan. Tim pengabdi juga me-
dan mandiri oleh peserta. Leaflet rang- manfaatkan sesi diskusi ini untuk menge-
kaian kegiatan dibagikan dalam kesem- tahui pengetahuan awal para peserta men-
patan ini sebagai pedoman bagi mitra un- genai metode produksi kompos.
tuk melakukan rangkaian proses produksi
kompos sendiri.
Peserta kegiatan adalah perwakilan para
petani pengurus dan anggota Gapoktan Tani
Makmur, para petani anggota Kelompok Tani
Ngombakan II, pemilik UKM Industri Alko-
hol Ngombakan, dan perangkat desa. Pengu-
rus inti Gapoktan Tani Makmur dan perang-
kat desa diundang supaya dapat ikut meman-
tau keberhasilan program dan juga berperan
dalam menjadi fasilitator khususnya kepada
kelompok tani lain anggota Gapoktan terse-
but. Metode pelatihan untuk Gapoktan seperti
ini sudah terbukti berlangsung efektif pada
saat penyuluhan oleh Dinas Pertanian setem-
pat.
buah drum hidrolisis jerami berkapasitas sis jerami menggunakan media vinasse.
200 L diberikan. Tahapnya diawali oleh penyiapan bahan
utama berupa (1) pencacahan jerami dan
(2) penampungan vinasse yang masih pa-
nas.