Anda di halaman 1dari 8

INTRODUKSI TEKNOLOGI PRODUKSI KOMPOS DARI

JERAMI PADI DAN VINASSE

Happy Mulyani1, Ifandari2, Rahmat Budi Nugroho3

1
Fakultas Teknik, Universitas Setia Budi Surakarta
2
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Setia Budi Surakarta
3
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Setia Budi Surakarta
Email: cahtekim@yahoo.com

Abstrak. Jerami padi buangan aktivitas pertanian mitra I (Kelompok Tani


Ngombakan II) utamanya baru dimanfaatkan dalam kondisi segar sebagai pakan
ternak. Produksi 200 L pupuk organik cair guna pemenuhan kebutuhan lahan
pertanian di Desa Ngombakan tiap musim tanamnya yang hanya memerlukan
12,5% volume vinasse hasil buangan produksi alkohol mitra II (UKM Industri
Alkohol Ngombakan) tiap harinya membuat pencemaran masih rawan terjadi.
Kompos pun baru diproduksi oeh kedua mitra sebagai hasil samping produksi
pupuk organik cair tersebut dengan kuantitas hanya 18,6 kg. Pelaksanaan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa introduksi teknologi produksi
kompos dari jerami padi dan vinasse kepada kedua mitra tersebut sebagai upaya
pemenuhan kebutuhan pupuk organik berkualitas dan murah secara mandiri
merupakan strategi efektif pemecahan masalah-masalah tersebut. Proses
inttoduksi dilakukan menurut tahapan 1) introduksi alat (mesin pencacah jerami
dan drum hidrolisis jerami padi), 2) sosialisasi kegiatan introduksi proses produksi
kompos dari jerami padi dan vinasse, dan 3) demonstrasi dan praktik langsung
proses produksi kompos dari jerami padi dan vinasse. Hasil kegiatan ini adalah
kedua mitra secara bersinergi menjadi mampu melakukan produksi kompos yang
berkualitas dari bahan baku jerami padi dan vinasse.

Kata Kunci : jerami padi, kompos, vinasse

PENDAHULUAN langan limbah pertanian menjadi kompos merupakan


kunci keberhasilan pembangunan pertanian berkelan-
Kabupaten Sukoharjo merupakan wilayah jutan. Vinasse, limbah cair pemrosesan industri alko-
penghasil alkohol terbesar di Indonesia den- hol, merupakan sumber karbon organik dan nutrien
dalam pengomposan (BSN, 2013). Pemanfaatan lim-
gan nilai pendapatan sebesar 8,1 milyar ru-
bah untuk diversifikasi produk tercatat merupakan
piah/tahun (BKKSI, 2008). Produksi padinya
strategi utama dalam pengembangan industri
menduduki peringkat kedua di Jawa Tengah
alkohol (Wulandari, 2015).
dengan nilai produksi 310.753 ton pada tahun
Salah satu wilayah yang berpotensi men-
2014 (BPS Jateng, 2015). Salah satu upaya
jadi lokasi produksi kompos di Kabupaten
pengembangan sektor-sektor tersebut adalah
Sukoharjo adalah Desa Ngombakan. Lahan
pendirian usaha produksi kompos berbahan
sawahnya mampu menghasilkan padi hingga
baku limbah aktivitas produksinya. Pendauru-
1.604,128 ton. Industri alkoholnya pun men-

11
12 ABDIMAS Vol. 22 No. 1, Juni 2018

capai 29 unit dengan kapasitas produksi hing- gi kompos BPPT menyebutkan bahwa open
ga 300 liter/hari/unit (http://sukoharjokab.go.id). windrow merupakan metode produksi kompos
Program pengabdian kepada masyara- skala besar yang paling tepat untuk diterapkan
kat ini melibatkan dua mitra masyarakat yang di Indonesia. Prosesnya cukup dilakukan me-
berkarakter produktif secara ekonomis di Desa lalui penumpukan sampah organik dengan
Ngombakan untuk bekerja sama dalam usaha tinggi optimum 1-1,5 m, lebar tidak melebihi
produksi kompos jerami. Mitra I, masyarakat 5 ft, dan panjang tumpukan menyesuaikan
calon pengusaha Kelompok Tani Ngombakan volume sampah yang masuk (Mulyani, 2014)
II, berperan sebagai pemasok jerami padi dan dengan pembalikan dan pengaturan kelemba-
produsen sekaligus konsumen kompos. Mitra ban tumpukan tiap 1 minggu.
II, pengusaha mikro UKM Industri Alkohol Kendala umum pengaplikasian yaitu
Ngombakan, berperan melakukan pretreat- prosesnya yang memerlukan waktu minimal
ment jerami padi yang dalam hal ini dilaku- 60 hari. Dekomposisi alami jerami padi sendiri
kan dengan hidrolisis menggunakan larutan dapat terjadi hingga 12 bulan (Mulyani, 2014).
vinasse. Tingginya komponen lignoselulosa (34,2%
Pemanfaatan utama jerami dilakukan selulosa, 24,5% hemiselulosa, dan 23,4% lig-
Mitra I melalui pemangkasan 1/3 bagian atas- nin) dan nisbah C/N 193,84 membuat jerami
nya dengan jumlah 195 ton untuk dijual seb- padi tidak dapat dibiodegradasi secara mudah
agai pakan ternak. Tingkat pemanfaatannya dan cepat.
sebagai bahan baku pupuk organik cair guna Pengembangan metode open windrow
pemupukan lahan sendiri hanya 4 kg. Sisanya perlu dilakukan guna menghasilkan teknologi
hanya diratakan alat berat lalu dibenamkan ke produksi kompos jerami yang murah dan mu-
tanah. Padahal, praktik pengaplikasian jera- dah dilaksanakan untuk pemenuhan kebutu-
mi segar ke tanah berpotensi menyebabkan han pupuk organik berkualitas dengan harga
perebutan unsur hara antara organisme pengu- terjangkau. Kondisi bahan baku (nisbah C/N
rai bahan organik dan tanaman padi. Kandun- dan ukuran partikel), pengontrolan proses
gan fitotoksik pun masih terdapat pada tana- (kelembaban dan pH), dan kecukupan paso-
man yang baru dipangkas (Darlington, 2001). kan mikroorganisme merupakan faktor-faktor
Masalah lain yang timbul adalah kebutu- yang harus diperhatikan guna meningkatkan
han kompos guna pengaplikasian bagi lahan laju dekomposisi dan kualitas kompos (Hoo-
pertanian Mitra I belum terpenuhi. Keperluan- rnweg et al., 1999).
nya tiap musim tanam mencapai 78 ton kom- Masalah yang dihadapi oleh Mitra II yai-
pos dan 183,3 L POC. Padahal, produksi 200 tu jumlah vinasse buangan aktivitasnya yang
L POC hanya menghasilkan 18,6 kg kompos. mencapai sekitar 100 L/hari belum mampu
Di sisi lain, penggunaan double composting dimanfaatkan optimal. Untuk menghasilkan
untuk pemenuhan kebutuhan kompos meng- POC guna memenuhi kebutuhan pupuk bagi
hasilkan 1.300 m3 POC atau 11,39 kali kebutu- lahan pertanian di Desa Ngombakan tiap
han pupuk di Kabupaten Sukoharjo sehingga musim tanamnya, keperluan vinasse hanya
menyulitkan pemasaran produk. Pemenuhan 8 L. Salah satu strategi efektif untuk meng-
kebutuhan kompos menggunakan double com- hindari terjadinya pencemaran adalah dengan
posting pun memerlukan 16.775 drum POC mengolahnya menjadi produk yang bernilai
60 L dengan total harga Rp 6.290.000.000. ekonomi. Rendahnya nisbah C/N dan tinggin-
Untuk mengatasi masalah tersebut, ya kadar N vinasse dibandingkan dengan jera-
pengembangan model pengomposan jerami mi yaitu secara berurutan sebesar 10,64 dan
padi perlu diaplikasikan. Kajian tim teknolo- 0,98% menjadikannya berpotensi memper-
Happy Mulyani, Ifandari, Rahmat Budi Nugroho Introduksi Teknologi Produksi Kompos
13

cepat laju pengomposan dan menjadi sumber proses hidrolisis jerami padi menggunakan
pasokan N pada kompos jerami. Bahan organ- media vinasse.
ik bersifat mudah terdekomposisi jika memi-
liki nisbah C/N 20-35 (Ruskandi, 2006). Asam METODE
fulvat dan asam humat, zat aktif dalam humus Secara singkat, masalah dan solusi yang
yang berperan meningkatkan kesuburan tanah ditawarkan untuk kedua mitra tersaji dalam ta-
(Humika, 2017, terdapat dalam vinasse den- bel berikut.
gan kadar secara berurutan sebesar 0,83% dan
0,32% (Jayadi, 2009).
Tabel 1. Masalah dan solusi yang ditawarkan
Karakter vinasse yang mengandung bagi Mitra I
17,99% bahan organik dengan nilai pH 4,6,
kadar asam volatil 1,5% (Supriatna dan Pra- Masalah Mitra I Solusi yang ditawarkan
mono, 2005), dan suhu 65-105⁰C juga dapat Kompos baru diproduksi
dimanfaatkan sebagai media hidrolisis lig- Membuat kompos jerami
dari hasil samping pupuk
sebagai produk utama
noselulosa. Perendaman dalam larutan asam organik cair
disertai pemanasan efektif diaplikasikan se- Limbah jerami (1/3 bagian
Mengolah sisa jerami sebagai
bagai langkah awal hidrolisis hemiselulosa. atas) hanya dijual murah
bahan baku utama kompos
dalam bentuk segar
Penghilangan lignin dan hemiselulosa juga Tidak mempunyai
Introduksi 1 alat mesin
pencacah jerami dan alih
dapat dilakukan menggunakan pelarut organik kemampuan melakukan
teknologi proses produksi
dengan katalis asam (Gozan, 2014). Hidroli- produksi kompos yang
kompos jerami
efisien
sis jerami pada suhu 70⁰C dengan pengaturan
ukuran partikel jerami padi 2,38 mm, nisbah
jerami padi/larutan asam 30%b/v selama 1 Tabel 2. Masalah dan solusi yang ditawarkan
jam terjadi optimum pada konsentrasi H2SO4 bagi Mitra II
0,9% v/v (Fatmawati dkk., 2008). Penyusutan
Masalah Mitra II Solusi yang ditawarkan
33,55% biomass jerami dan pelunakan struk-
tur jerami, indikasi terjadinya degradasi lignin Pengolahan vinasse belum
Pemanfaatan sisa vinasse
dan hemiselulosa, pun dapat terjadi dengan sebagai media hidrolisis
berjalan optimal (vinasse
jerami padi
merendam cacahan jerami berukuran 4 cm yang diperlukan dalam tiap
Introduksi 2 drum hidrolisis
proses produksi 50 L POC
dengan asam (Sari dkk., 2013). hanya sebesar 2 L)
jerami 200 L dan introduksi
Berdasarkan uraian-uraian yang telah proses hidrolisis jerami

tersaji, kegiatan introduksi produksi kompos


jerami metode open windrow dengan adanya Metode pendekatan proses alih teknologi
pengaplikasian hidrolisis vinasse penting un- yang digunakan adalah:
tuk dilakukan. Tujuannya bagi Mitra I yaitu a. Sosialisasi
untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas Ceramah dilakukan di awal kegiatan guna
produksi kompos dari jerami dan vinasse serta sosialisasi gambaran introduksi yang
peningkatan pemahaman dan ketrampilan akan ditransfer. Melalui diskusi, peserta
mengenai proses produksi kompos berbahan dapat langsung menanyakan hal-hal yang
baku jerami padi dan vinasse yang murah dan belum dipahaminya kepada pemateri.
berkualitas Bagi Mitra II, tujannya berupa b. Demonstrasi dan praktik langsung
pencegahan pembuangan vinasse ke lingkun- Demonstrasi oleh pemateri yang diikuti
gan, peningkatan kuantitas jenis produk hasil praktik langsung oleh peserta dilakukan
pengolahan vinasse, serta peningkatan pema- supaya rangkaian proses proses produksi
haman dan ketrampilan masyarakat mengenai pupuk organik dapat langsung dipahami.
14 ABDIMAS Vol. 22 No. 1, Juni 2018

Pengaplikasian metode ini dipilih supa- hal-hal yang belum dipahaminya kepada
ya transfer teknologi proses pembuatan pemateri dan memberikan masukan men-
kompos dapat berlangsung efektif se- genai teknis pelaksanaan pelatihan dan
hingga dapat dilaksanakan secara kontinu pendampingan. Tim pengabdi juga me-
dan mandiri oleh peserta. Leaflet rang- manfaatkan sesi diskusi ini untuk menge-
kaian kegiatan dibagikan dalam kesem- tahui pengetahuan awal para peserta men-
patan ini sebagai pedoman bagi mitra un- genai metode produksi kompos.
tuk melakukan rangkaian proses produksi
kompos sendiri.
Peserta kegiatan adalah perwakilan para
petani pengurus dan anggota Gapoktan Tani
Makmur, para petani anggota Kelompok Tani
Ngombakan II, pemilik UKM Industri Alko-
hol Ngombakan, dan perangkat desa. Pengu-
rus inti Gapoktan Tani Makmur dan perang-
kat desa diundang supaya dapat ikut meman-
tau keberhasilan program dan juga berperan
dalam menjadi fasilitator khususnya kepada
kelompok tani lain anggota Gapoktan terse-
but. Metode pelatihan untuk Gapoktan seperti
ini sudah terbukti berlangsung efektif pada
saat penyuluhan oleh Dinas Pertanian setem-
pat.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kegiatan pengabdian kepada masyarakat
telah dilakukan. Hasil-hasil dan luaran-luaran
yang telah dicapai adalah:
a. Sosialisasi
Sosialisasi diadakan untuk memberikan
gambaran alih teknologi pengemban-
gan model produksi kompos yang akan
ditransfer kepada para peserta berikut
rencana teknis pelaksanaannya. Peserta Gambar 1. Acara sosialisasi
kegiatan sosialisasi ini adalah kelompok
tani dan pihak UKM Industri Alkohol b. Demonstrasi dan praktik langsung
Ngombakan II. Perangkat desa dalam Dalam acara ini, peserta yang diundang
kesempatan ini juga diundang supaya dalam pelatihan ini adalah para pengu-
nantinya dapat berperan memberikan du- rus Gapoktan Tani Makmur, petani ang-
kungan pelaksanaan program ini. Metode gota Kelompok Tani Ngombakan II, dan
pendekatan yang digunakan dalam sosia- perangkat desa. Acaranya diawali dengan
lisasi adalah ceramah oleh pemateri yaitu serah terima alat kepada mitra. Untuk mi-
tim pengabdi dan diskusi. Melalui dis- tra I, alat yang diberikan adalah 1 buah
kusi, peserta dapat langsung menanyakan mesin pencacah jerami. Untuk mitra II, 2
Happy Mulyani, Ifandari, Rahmat Budi Nugroho Introduksi Teknologi Produksi Kompos
15

buah drum hidrolisis jerami berkapasitas sis jerami menggunakan media vinasse.
200 L diberikan. Tahapnya diawali oleh penyiapan bahan
utama berupa (1) pencacahan jerami dan
(2) penampungan vinasse yang masih pa-
nas.

Gambar 4. Penyiapan bahan hidroli-


sis jerami
Gambar 2. Alat yang diintroduksi.
Tampak dalam Tampak Proses hidrolisis jerami dilakukan
luar. Mesin pencacah un- dengan penjelasan mengenai mekanisme
tuk mitra I Drum hidroli- kerja hidrolisis jerami menggunakan
sis jerami untuk Mitra II drum hidrolisis, penuangan vinasse yang
masih panas ke dalam tumpukan jerami
dalam drum untuk selanjutnya dibiarkan
Selanjutnya, acara diteruskan den-
kontak selama waktu optimal 2 hari, pen-
gan pembagian leaflet produksi kompos
etralan jerami hasil hidrolisis dengan pen-
kepada para peserta pelatihan, pengurus
cucian menggunakan air.
Kelompok Tani Ngombakan II untuk
diteruskan kepada para petani yang ber-
halangan hadir pada acara tersebut.

Gambar 3. Leaflet produksi kompos


dari jerami padi dan vi-
nasse

Materi pelatihan pertama yang di-


berikan yaitu pelatihan proses hidroli-
16 ABDIMAS Vol. 22 No. 1, Juni 2018

Dampak-dampak positif yang ditimbul-


kan paska kegiatan adalah mitra baik Kelom-
pok Tani Ngombakan II maupun UKM Indstri
Alkohol Ngombakan menjadi dapat menge-
lola limbahnya yang selama ini belum terman-
faatkan semuanya dengan baik. Setelah meli-
hat sederhananya proses dan kualitas produk
yang dihasilkan, mitra menjadi antusias dan
Gambar 5. Rangkaian pelatihan sudah mulai melakukan pengolahan lim-
proses hidrolisis jerami bahnya secara bersama-sama menjadi kompos
guna pemenuhan kebutuhan lahan pertanian-
Rangkaian pelatihan selanjutnya nya sendiri.
yaitu pemanfaatan jerami padi hasil hi-
drolisis vinasse yang telah dinetralkan SIMPULAN DAN SARAN
untuk produksi kompos seperti tersaji Simpulan
pada Gambar 6.
Kegiatan pengabdian ini telah berha-
sil memfasilitasi upaya pengolahan limbah
organik buangan aktivitas Kelompok Tani
Ngombakan II dan UKM Industri Alkohol
Ngombakan menjadi kompos yang berkuali-
tas secara murah dan mudah. Serangkaian
kegiatan introduksi meliputi sosialisasi, in-
troduksi alat (mesin pencacah jerami dan
drum hidrolisis jerami), pemberian leaflet
pengembangan model produksi kompos dari
Gambar 6. Rangkaian pelatihan jerami padi dan vinasse, serta demonstrasi
proses produksi kompos dan praktik langsung proses produksi kom-
pos oleh para mitra. Setelah kegiatan ini ber-
Analisis kualita kompos yang diha- langsung, limbah organik buangan aktivitas
sikan pun telah dilakukan di Laborato- industri dan pertanian yang dihasilkan telah
rium Kimia dan Kesuburan Tanah UNS. mampu mereka olah bersama-sama hingga
Kompos yang dihasilkan memenuhi menjadi produk kompos yang berkualitas
persyaratan teknis minimal Peraturan guna pemenuhan kebutuhan lahannya send-
Menteri Republik Indonesia Nomor 70/Permen- iri.
tan/SR.140/10/2011.
Tabel 3. Kualitas Kompos Berbahan Baku Jerami dan Vinasse

Persyaratan Peraturan Menteri


Parameter Kadar Republik Indonesia Nomor 70/
Permentan/SR.140/10/2011
C/N 19,82 15-25
C 19,08% Minimal 15%
N 0,96% Kadar NPK 3-6%
P 0,74%
K 1,6%
Total NPK 3,3%
Happy Mulyani, Ifandari, Rahmat Budi Nugroho Introduksi Teknologi Produksi Kompos
17

Saran Hoornweg, D., l. Thomas, L. Otten, 1999,


Composting and Its Applicability in
Kegiatan lanjutan perlu dilakukan seb- Developing Countries. Urban Develop-
agai upaya fasilitasi kepada para mitra su- ment Division The World Bank Wash-
paya proses produksi kompos dapat dikem- ington DC.
bangkan lagi untuk skala komersial. Humika. 2017. Apakah Asam Humat Itu ?.
http://www.humica.co.id (Diakses tanggal
DAFTAR PUSTAKA 14 November 2017)
Jayadi. 2009. Pengaruh Pupuk Organik Cair
Dharmawati. 2017. “Penggunaan Media e-
Vinase Terhadap Pertumbuhan Beber-
Learning Berbasis Edmodo dalam Pem-
apa Varietas Tanaman Cabai Merah di
belajaran English for Business”, Jurnal
Dataran Tinggi Girimulyo Kulon Progo.
Sistem Informasi 1(1):43-49.
Universitas Negeri Yogyakarta:Skripsi.
BKKSI. 2008. Program Pemanfaatan Minu-
Mulyani, H. 2014. Kajian Teori dan Aplikasi
man Ciu Dari Minuman Memabukkan
Optimasi Perancangan Model Pengom-
Menjadi Alkohol Industri. http://www.
posan. Jakarta: Trans Info Media.
yipd.or.id. (Diakses Tanggal 27 Januari
Ruskandi. 2006. “Pembuatan Kompos Lim-
2015).
bah Kebun Pertanaman Kelapa Polikul-
BPS Jateng. 2015. Luas Panen, Produksi dan
tur”. Buletin Teknik Pertanian 11(1):33-
Produktivitas Padi Sawah dan Padi
36.
Ladang Menurut Kabupaten/Kota di
Sari, I.N. M., Izzati. S., Haryanti. 2013. “Penu-
Jawa Tengah Tahun 2014. https://jateng.
bps.go.id/statictable/2015/09/28/1191/luas- runan Biomassa, Perubahan Struktur
panen-produksi-dan-produktivitas-padi- Anatomi dan Kondisi Fisik Serabut Ke-
sawah-dan-padi-ladang-menurut-kabupat- lapa (Cocos nucifera L. ) Setelah Peren-
en-kota-di-jawa-tengah-tahun-2014.html . daman Asam Klorida pada Konsentrasi
(Diakses tanggal 14 November 2017) yang Berbeda”. Buletin Anatomi dan
BSN. 2013. SNI 6729:2013 Mengenai Sistem Fisiologi 12(1):45-54.
Pertanian Organik. Supriatna, A. dan A., Pramono. 2005. “Studi
Darlington, W. 2001. Compost, Soil Aman- Kinerja Bentonit Sebagai Adsorben
dment for Etablishment of Turf and Alami Limbah Cair Vinasse”. Prosid-
Landscape. www.soil-plant laboratory.com, ing Semnas Penelitian, Pendidikan dan
Diakses tanggal 7 Juni 2007. Penerapan MIPA. Universitas Negeri
Fatmawati, A. N., Suseno. N., Chiptadi. S., Yogyakarta:51-58.
Natalia. 2008. “Hidrolisis Batang Padi Wulandari, K. Rita, N. Netti, T. 2015. For-
Dengan Menggunakan Asam Sulfat mulasi Strategi Agroindustri Bioetanol
Encer”, Jurnal Teknik Kimia 3(1):187- Dengan Analisis A’WOT. Institut Perta-
191. nian Bogor.
Gozan, M. 2014. Teknologi Bioetanol Gen-
erasi Kedua. Jakarta:Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai