Anda di halaman 1dari 99

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pada Pasal 20 ayat 2 dinyatakan “Perguruan
Tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan
pengabdian masyarakat”. Pada Pasal 24 ayat 2 disebutkan
“Perguruan tinggi memiliki otonomi untuk mengelola sendiri
lembaganya sebagai pusat penyelengaraan pendidikan tinggi,
penelitian ilmiah dan pengabdian masyarakat.
Program pengabdian kepada masyarakat merupakan salah
satu program yang wajib dilaksanakan, baik oleh dosen maupun oleh
mahasiswa, dengan berlandaskan pada prinsip-prinsip : kompetensi
akademik, jiwa kewirausahaan (enterpreneurship), dan profesional
sehingga dapat menghasilkan program pengabdian kepada
masyarakat yang bermutu, relevan dan sinergis dala meningkatkan
pemberdayaan masyarakat.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu bentuk
pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa
secara interdisipliner, institusional dan kemitraan sebagai salah satu
bentuk kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi. KKN juga merupakan
salah satu pendidikan interprofesi yaitu dimana beberapa mahasiswa
dari berbagai profesi belajar tentang profesi lain, belajar bersama
satu sama lain untuk menciptakan kolaborasi efektif dan pada
akhirnya meningkatkan outcome kesehatan yang di inginkan.
Pendidikan interprofesi merupakan tahap yang penting dalam upaya
mempersiapkan lulusan atau profesional kesehatan yang siap untuk
bekerja di dalam tim dan melakukan praktek kolaborasi dengan
efektif untuk merespon atau memecahkan masalah yang ada
dimasyarakat.
Seiring dinamika masyarakat, pemerintah daerah, pemerintah
pusat maupun dunia global, maka program KKN di Poltekkes

1
Kemenkes Pontianak diarahkan pada pola KKN Tematik berbasis
keluarga. Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik berbasis keluarga
Poltekkes Kemenkes Pontianak ini merupakan wadah untuk dapat
menyumbangkan pengetahuan secara langsung kepada masyarakat
secara melembaga. Sebagai kegiatan kelompok yang terdiri dari
berbagai disiplin ilmu, KKN Tematik berbasis pemberdayaan
keluarga ini diharapkan mampu untuk memberikan solusi serta
membantu menangani masalah-masalah kesehatan yang sifatnya
majemuk secara terpadu dan interdisipliner.
Kemajemukan disiplin ilmu kesehatan yang dimiliki dan
dikembangkan di Poltekkes Kemenkes Pontianak ini sangat
memungkinkan perguruan tinggi ini dapat mengaplikasikan misi Tri
Dharma yang dilaksanakan dengan kemampuan professional
dengan memposisikan diri sebagai agen pembaharuan.
KKN Tematik berbasis keluarga merupakan model KKN yang
bertujuan untuk membentuk, membina dan mengembangkan peran
keluarga sebagai terobosan baru dalam pemberdayaan masyarakat,
mulai dari pemanfaatan potensi SDM, SDA lokal dan upaya
tercapainya tingkat kesejahteraan masyarakat.
Kegiatan KKN Tematik berbasis keluarga dilakukan secara
ilmiah, sistematis dan berkesinambungan dengan mendapatkan
penduduk dan keluarga sebagai titik sentrum pembangunan. KKN
Tematik berbasis keluarga mengarahkan masyarakat yang mandiri
dalam rangka terciptanya keluarga dan masyarakat yang sejahtera.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai program kurikuler, pelaksanaan KKN Tematik
sebagai transformati pola KKN di Poltekkes Kemenkes
Pontianak mempunyai tujuan :

2
a. Meneruskan mata kuliah KKN sebagai persyaratan wajib
mahasiswa D3/D4 pada Perguruan Tinggi di Poltekkes
Kemenkes Pontianak
b. Mentransformasikan pola KKN Reguler dengan paradigma
berbasis pembelajaran dan pemberdayaan (learning and
empowerment) menjadi berbasis keluarga
c. Menerapkan KKN Tematik berbasis keluarga sebagai pola
KKN baru di Poltekkes Kemenkes Pontianak.
d. Melatih mahasiswa dalam menerapkan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang diperoleh di bangku kuliah untuk
diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah yang ada
di masyarakat.
e. Melatih dan mengembangkan softskills dan karakter
mahasiswa.
f. Melatih mahasiswa untuk memahami kondisi masyarakat
khususnya di lokasi KKN, sehingga mahasiswa memiliki
kepekaan dan kepedulian terhadap masyarakat.
g. Menyiapkan calon pemimpin bangsa yang berpihak kepada
kejujuran, keadilan dan kebenaran.
2. Tujuan Khusus
Sebagai bagian dari program pengabdian kepada
masyarakat maka KKN Tematik memiliki tujuan khusus sebagai
berikut :
a. Meningkatkan empati dan kepedulian mahasiswa.
b. Melaksanakan terapan Ipteks, secara teamwork dan
interdisipliner kepada masyarakat
c. Melatih dan menanamkan nilai kepribadian mahasiswa :
1) Nasionalisme
2) Keuletan, etos kerja dan tanggung jawab
3) Kemandirian dan kempemimpinan
4) Menanamkan jiwa peneliti
5) Eksploratif dan analisis

3
6) Mendorong learning community dan learning society
d. Melatih mahasiswa dalam memecahkan masalah
pembangunan di masyarakat, serta menggali berbagai
kondisi masyarakat sebagai umpan balik (feed back) bagi
Poltekkes dalam pengembangan tri dharma perguruan
tinggi.
e. Melatih mahasiswa dalam merencanakan, melaksanakan
dan mengevaluasi suatu program dimasyarakat.

C. Manfaat
KKN Tematik diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
mahasiswa, masyarakat dan pemerintah daerah, perguruan tinggi
sebagai berikut :
a. Mahasiswa
1) Memperdalam pengertian terhadap cara berfikir dan bekerja
secara interdisipliner sehingga dapat menghayati adanya
ketergantungan kaitan dan kerjasama antar sektor.
2) Memperdalam pengertian dan penghayatan terhadap
pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dipelajari
bagi pelaksanaan pembangunan.
3) Memperdalam pengertian dan penghayatan mahasiswa
terhadap seluk-beluk keseluruhan dari masalah
pembangunan dan perkembangan masyarakat.
4) Mendewasakan cara berfikir serta meningkatkan daya
penalaran mahasiswa dalam melakukan penelaahan,
perumusan dan pemecahan masalah secara pragmatis
ilmiah.
5) Memberikan keterampilan kepada mahasiswa untuk
melaksanakan pembangunan dan pengembangan
masyarakat berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi
secara interdisipliner atau antar sektor.

4
6) Membina mahasiswa menjadi motivator, dinamisator dan
problem solver.
7) Memberikan pengalaman belajar sebagai kader
pembangunan sehingga terbentuk sikap dan rasa cinta
terhadap kemajuan masyarakat.
8) Melalui pengalaman bekerja dalam melakukan penelaahan,
merumuskan dan memecahkan masalah secara langsung
akan lebih menumbuhkan sifat profesionalisme pada diri
mahasiswa dalam arti peningkatan keahlian, tanggung jawab
maupun rasa kesejawatan.
b. Masyarakat, Mitra dan Pemerintah Daerah
1) Memperoleh bantuan pemikiran, tenaga, ilmu pengetahuan
dan teknologi dalam merencanakan dan melaksanakan
pembangunan.
2) Memperoleh cara-cara baru yang dibutuhkan untuk
merencanakan, merumuskan dan melaksanakn
pembangunan.
3) Memperoleh pengalaman dalam menggali serta
menumbuhkan potensi swadaya masyarakat sehingga
mampu berpatisipasi aktif dalam pembangunan.
4) Terbentuknya kader-kader penerus pembangunan
masyarakat didalam masyarakat sehingga terjamin
kelanjutan upaya pembangunan.
5) Memanfaatkan bantuan pemikiran mahasiswa dalam
melaksanakan program dan proyek pembangunan yang
berada di bawah tanggung jawabnya.
6) Memajukan institusi.
7) Menjadikan dunia industri sebagai subyek transfer
knowledge melalui tranformasi ilmu pengetahuan dan
teknologi.
8) Terbentuknya link and mach antara dunia pendidikan tinggi
dengan dunia usaha/industri sebagai stakeholder.

5
9) Terciptanya sinergitas dalam penerapan inovasi baru bagi
kalangan dunia industri sebagai alternatif dalam pemecahan
masalah.
10) Dapat membantu dunia industri dalam mengatasi masalah
administratif maupun yang bersifat managerial.
11) Mengembangkan dan memajukan industri.
c. Perguruan Tinggi
1) Memperoleh umpan baik sebagai hasil pengintegrasian
mahasiswanya dengan proses pembangunan ditengah-
tengah masyarakat sehinggakurikulum, materi perkuliahan
dan pembangunan ilmu pengetahuan yang diasuh
diperguruan tinggi dapat lebih disesuaikan dengan tuntunan
nyata dari pembangunan.
2) Memperoleh berbagai kasus yang berharga yang dapat
digunakan sebagai contoh dalam memberikan materi
perkuliahan dan menemukan berbagai masalah untuk
pengembangan penelitian.
3) Memperoleh hasil kegiatan mahaiswa, dapat menelaah dan
merumuskan keadaan/kondisi masyarakat yang berguna
bagi pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
serta dapat mendiagnosa secara tepat kebutuhan
masyarakat sehingga ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
yang diamalakan dapat disesuaikan dengan tuntutan nyata.
4) Meningkatkan, memperluas dan mempererat kerjasama
dengan instansi terkait atau departemen lain melalui
kerjasama mahasiswa yang melaksanakan KKN.

D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


KKN dimulai dari tanggal 10 Maret s/d 21 April 2017 dengan
alokasi waktu sebagai berikut :
1. 10 April 2017 : Penerimaan Mahasiswa/i di Kecamatan Rasau
Jaya.

6
2. 10 April 2017 : Penerimaan oleh Kepala Dusun Suka Damai
3. 11-12 April 2017 : Survei lapangan dan pengumpulan data
menggunakan angket isian serta pengolahan
data yang diperoleh.
4. 13 April 2017 : Pelaksanaan MMD (Musyawarah Masyarakat
Desa)
5. 14 April 2017 : Kegiatan kerja bakti di Balai Desa Pematang
Tujuh.
6. 15 April 2017 : Implementasi
7. 16 April 2017 : Diskusi dan Evaluasi kegiatan

E. Pelaksanaan
KKN dilaksanakan oleh mahasiswa Poltekkes Kemenkes
Pontianak Kelompok 26 dengan susunan kepanitiaan sebagai
berikut:
1. Ketua : Yaya Widyatmoko
2. Sekretaris : Eva Anggraeni dan Anjas Awi Ladika
3. Bendahara : Nurul Hidayah dan Rizki Khairunia
4. Perlengkapan : Stephen Ferlius dan Dian Widianto
5. Dokumentasi : Nimas Riswana dan Ernita Sinaga
6. Konsumsi : Amir Yazid dan Ahmad Juanda

7
BAB II

GAMBARAN UMUM

A. Letak Geografis
Profil desa merupakan gambaran atau keadaan desa secara
umum dan menyeluruh yang dituangkan dalam sebuah buku atau
catatan. Desa pematamg tujuh adalah desa hasil pemekaran dari
Desa rasau Jaya Umum berdasarkan peraturan Daerah Kabupaten
Pontianak Nomor 4 tahun 2005 tentang pembentukan Desa Pematang
Tujuh terdapat transmigrasi dari jawa yang berjumlah 100 KK,
kemudian akibat perkembangan waktu maka daerah ini diberi nama
Pematang Tujuh.
Pada tahun 1950 wilayah Pemtang Tujuh masih termasuk
wilayah Desa Rasau Jaya Umum kecamatan Sungai Kakap
Kabupaten Pontianak. Kemudian pada tanggal 21 Mei 1991 wilayah
Kecamatan Sungai Kakap yaitu Rasau Jaya menjadi Kecamatan
Definitif. Kemudian pada tahun 2002 tokoh masyarakat, tokoh agama,
tokoh pemuda dan semua pihak yang ada di wilayah Pematang Tujuh
mengadakan pengusulan pemekaran desa kepada anggota BPD
Rasau Jaya Umum. Kemudian usulan itu disampaikan kepada Kepala
Desa Rasau Jaya Umum. Dengan hasil berbagai pertimbangan maka
Kepala Desa Rasau Jaya Umum mengeluarkan Keputusan Kepala
Desa Rasau Jaya Umum Nomor 04 tahun 2002 tentang Pemekaran
Desa Rasau Jaya Umum Kecamatan Rasau Jaya dengan
dikeluarkannya Keputusan Kepala Desa Rasau Jaya Umum maka
usulan pemekaran bisa disampaikan kepada tingkat Kecamatan dan
diteruskan ke tingkat Kabupaten.
Pematang Tujuh merupakan salah satu Desa yang ada di
Kecamatan Rasau Jaya dengan luas wilayah kerja 30 km 2 atau 3350
Ha terdiri dari 2 Dusun yaitu Dusun Sepakat Maju dan Suka Damai.

8
a. Batas wilayah
a. Sebelah Utara : Desa Punggur Kecil Kecamatan
Sungai
Kakap
b. Sebelah Selatan : Desa Sungai Punggur Kecamatan
Teluk
Pakedai
c. Sebelah Timur : Desa Bintang Mas Kecamatan Rasau
Jaya
d. Sebelah Barat : Desa Punggur Besar Kecamatan
Sungai Kakap

B. Demografi
Jumlah penduduk di Desa Pematang Tujuh Dusun Suka
Damai Kecamatan Rasau Jaya tahun 2015 berjumlah 1471 jiwa yang
terdiri dari laki-laki 757 jiwa dan perempuan 714 jiwa dengan jumlah
Kepala Keluarga 432 KK. Untuk lebih jelasnya berikut ini kami sajikan

9
Distribusi Penduduk menurut jenis kelamin Wilayah Desa Pematang
Tujuh Kecamatan Rasau Jaya tahun 2015 sebagai berikut :

Tabel 1. Persentase Penduduk Menurut Jenis Kelamin


1. No 2. Jenis 3. Jumlah (jiwa) 4. Prosentase
Kelamin (%)
5. 1 6. Laki-laki 7. 757 8. 51.46
9. 2 10. Perempuan 11. 714 12. 48.53
13. 14. Jumlah 15. 1471 16. 100.00

Tabel 2. Distribusi Prosentase Penduduk di Wilayah Desa Pematang


Tujuh Tahun 2015
17. No 18. Mata Pencaharian 19. Jumlah 20. Prosentase
(Orang) (%)
21. 1 22. Kepala Desa 23. 1 24. 0.1
25. 2 26. Perangkat Desa 27. 4 28. 0.4
29. 3 30. Petani 31. 385 32. 39.77
33. 4 34. PNS Guru 35. 15 36. 1.5
37. 5 38. Buruh Petani 39. 7 40. 0.7
41. 6 42. Buruh Bangunan 43. 6 44. 0.6
45. 7 46. Rumah Tangga 47. 251 48. 25.92
49. 8 50. Pedagang 51. 3 52. 0.3
53. 9 54. Nelayan 55. 9 56. 0.9
57. 10 58. Pembanru Rumah 59. 2 60. 0.2
Tangga
61. 11 62. Bengekel/Mekanik 63. 2 64. 0.2
65. 12 66. Karyawan Swasta 67. 253 68. 26.13
69. 13 70. Guru Honor 71. 8 72. 0.8
73. 14 74. Wiraswasta 75. 15 76. 1,5
77. 15 78. Pengrajin 79. 1 80. 0.1
81. 16 82. TNI 83. 2 84. 0.2
85. 17 86. Penjahit 87. 2 88. 0.2
89. 18 90. Pesiunan 91. 1 92. 0.1
93. 19 94. Peternak 95. 1 96. 0.1
97. 98. Total 99. 968 100. 100

C. Perhubungan/Transportasi
Jika dibandingkan dengan Desa-desa lain yang ada di
Kecamatan Rasau Jaya. Desa Pematang Tujuh merupakan desa
yang sedang berkembang baik dalam jumlah penduduk maupun
dalam hal transportasi. Jalan-jalan sebagai sarana utama

10
transportasi masih menjadi prioritas utama dalam pembangunan
tingkat Kecamatan.
Jalan utama yang dapat dilalui oleh kendaraan roda 4
(empat) sepanjang tahun sudah mencapai 100 persen dapat dilalui.
Sarana umum yang dapat digunakan oleh Penduduk Desa
Pematang Tujuh berupa mobil, motor air, sepeda motor.

11
BAB III

HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Permasalahan Kesehatan di Dusun


1. Data Umum
Dusun : Suka Damai
Nama Kelurahan : Pematang Tujuh
Kecamatan : Rasau Jaya
Kabupaten : Kubu raya
Propinsi : Kalimantan Barat
2. Karakteristik Batasan Wilayah :
Utara : Desa Punggur Kecil Kecamatan Sungai Kakap
Selatan : Desa Sungai Punggur Kecamatan Teluk Pakedai
Timur : Desa Bintang Mas Kecamatan Rasau Jaya
Barat : Desa Punggur Besar Kecamatan Sungai Kakap
3. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Data Umum Berdasarkan Jenis


Kelamin
100
90
80 72%
69%
70
60
50
40
30
20
10
Laki-laki Perempuan

Gambar 1. Data Umum Berdasarkan Jenis Kelamin


Grafik di atas menunjukkan bahwa dari 33 KK yang di data
yang jenis kelamin laki-laki sebesar 69% dan jenis kelamin
perempuan sebesar 72%.
4. Data Umum Berdasarkan Pendidikan

12
Data Umum Berdasarkan Pendidikan
35 32%
30 28,4%

25 21,3%
20 18,4%

15

10

0
Belum Sekolah SD/Sederajat SMP/Sederajat SMA/Sederajat

Gambar 2. Data Umum Berdasarkan Pendidikan


Grafik di atas menunjukkan bahwa dari 33 KK yang di data
terdapat 28,4% Belum Sekolah, 32% SD, 18,4% SMP dan 21,3%
SMA.
5. Persentase Keluarga yang Pernah Mengalami Sakit pada
Persendian (Rematik)

Persentase Keluarga yang Pernah


Mengalami Sakit pada Persendian
(Rematik)
52 51,5%
51.5
51
50.5
50
49.5
49 48,5%
48.5
48
47.5
47
YA TIDAK

Gambar 3. Persentase Keluarga Yang Pernah Mengalami Sakit


Pada Persendian (Rematik)
Grafik di atas menunjukkan bahwa dari 33 KK yang di data
terdapat 51,5% yang mengalami sakit persendian dan 48,5% yang
tidak mengalami penyakit persendian.
6. Persentase Keluarga yang Menjalani Pengobatan

13
Persentase Keluarga yang
Menjalani Pengobatan
70
57,6%
60
50 42,4%
40
30
20
10
0
YA TIDAK

Gambar 4. Persentase Keluarga Yang Menjalani Pengobatan


Grafik di atas menunjukkan bahwa dari 33 KK yang di data
terdapat 42% keluarga yang menjalani pengobatan dan 57,6%
keluarga yang tidak menjalani pengobatan.
7. Persentase Keluarga yang didiagnosa Penyakit Diabetes Melitus

Persentase Keluarga yang


didiagnosa Penyakit Diabetes
Melitus
100 93,9%

80

60

40

20
6,1%
0
YA TIDAK

Gambar 5. Persentase Keluarga Yang Didiagnosa Penyakit


Diabets Melitus
Grafik di atas menunjukkan bahwa dari 33 KK yang di
data terdapat 6,1% yang didiagnosa penyakit diabetes melitus
dan 93,9% yang tidak didiagnosa penyakit diabetes melitus.
8. Persentase Keluarga yang Mempunyai Masalah Gigi/Mulut

14
Persentase Keluarga yang
Mempunyai Masalah
Gigi/Mulut
80 69,7%

60

40 30,3%

20

0
YA TIDAK

Gambar 6. Persentase Keluarga Yang Mempunyai Masalah


Gigi/Mulut
Grafik di atas menunjukkan bahwa dari 33 KK yang di
data terdapat 69,7% yang mempunyai masalah Gigi/Mulut dan
30,3% yang tidak mempunyai masalah Gigi/Mulut.
9. Persentase Keluarga yang Pernah Meminum Obat Pembasmi
Cacing

Persentase Keluarga yang Pernah


Meminum Obat Pembasmi Cacing
70
57,6%
60
50 42,4%
40
30
20
10
0
YA TIDAK

Gambar 7. Persentase Keluarga Yang Pernah Meminum Obat


Pembasmi Cacing
Grafik di atas menunjukkan bahwa dari 33 KK yang di
data terdapat 57,6% yang meminum obat pembasmi cacing dan
42,4% yang tidak meminum obat pembasmi cacing.
10. Persentase Frekuensi Responden Berdasarka Usia
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarka Usia

15
101. No 102. Kategori 103. Jumlah 104. Persentase
105. 1 106. Bayi 107. 6 108. 4,25%
109. 2 110. Balita 111. 15 112. 10,63%
113. 3 114. Remaja 115. 14 116. 9,92%
117. 4 118. Bumil 119. 3 120. 2,12%
121. 5 122. Lansia 123. 6 124. 4,25%

Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah


balita ada 15 balita

Cakupan Bumil yang Mendapat Tablet Fe


120
100
100

80

60

40

20
0
0
YA TIDAK

Gambar 8.Persentase Cakupan Bumil yang Mendapat Tablet Fe


Grafik di atas menunjukkan bahwa dari 3 bumil yang di
data terdapat 100% yang mendapat tablet Fe.

Cakupan Bumil yang Mendapat Suntikan


TT
120
100
100

80

60

40

20
0
0
YA TIDAK

16
Gambar 9. Persentase Cakupan Bumil yang Mendapat Suntikan
TT
Grafik di atas menunjukkan bahwa dari 3 bumil yang di
data terdapat 100% yang mendapat suntikan TT

Cakupan Balita yang Ditimbang di Posyandu


80.0 73.3
70.0

60.0

50.0

40.0

30.0 26.7

20.0

10.0

0.0
YA TIDAK

Gambar 10. Persentase Cakupan Balita yang ditimbang di


Posyandu
Grafik di atas menunjukkan bahwa dari 15 balita yang di
data terdapat 73,3% yang balitanya ditimbang di Posyandu.

Cakupan Balita yang Mendapat PMT


70.0 66.7

60.0

50.0

40.0
33.3
30.0

20.0

10.0

0.0
YA TIDAK

Gambar 11.Persentase Cakupan Balita yang mendapat PMT


Grafik di atas menunjukkan bahwa dari 15 balita yang di
data terdapat 66,7% yang Mendapat PMT

17
Cakupan Remaja Putri yang Mendapat
Tablet Fe
70.0 64.3
60.0
50.0

40.0 35.7

30.0
20.0

10.0
0.0
YA TIDAK

Gambar 12.Persentase Cakupan Remaja Putri yang Mendapat


Tablet Fe
Grafik di atas menunjukkan bahwa dari 14 Remaja Putri
yang di data terdapat 35,7% yang Mendapat Tablet Fe

18
11. Cakupan Keluarga yang Memiliki Jamban

Cakupan Keluarga yang Memiliki


Jamban
90 84,8%
80
70
60
50
40
30
20 15,2%
10
0
YA TIDAK

Gambar 13. Cakupan Keluarga Yang Memiliki Jamban


Grafik di atas menunjukkan bahwa dari 33 KK yang di data
terdapat 84,8% yang sudah memiliki jamban dan 15,2% yang tidak
memiliki jamban.
12. Cakupan Sumber Air dari PDAM

Cakupan Sumber Air dari


PDAM
97%
100

80

60

40

20
3%
0
YA TIDAK

Gambar 14. Cakupan Sumber Air Dari PDAM


Grafik di atas menunjukkan bahwa dari 33 KK yang di data
terdapat 3% yang menggunakan sumber air PDAM dan 97% tidak
menggunakan sumber air PDAM.

19
13. Cakupan Keluarga yang Memiliki Saluran Limbah

Cakupan Keluarga yang


Memiliki Saluran Limbah
70
60,6%
60
50
39,4%
40
30
20
10
0
YA TIDAK

Gambar 15. Cakupan Keluarga Yang Memiliki Saluran Limbah


Grafik di atas menunjukkan bahwa dari 33 KK yang di data
terdapat 60,6% yang memiliki saluran limbah dan 39,4% yang tidak
memiliki saluran limbah.
14. Cakupan Keluarga yang Memiliki Tempat Pembuangan Sampah

Cakupan Keluarga yang Memiliki


Tempat Pembuangan Sampah
80
69,7%
70
60
50
40
30,3%
30
20
10
0
YA TIDAK

Gambar 16. Cakupan Keluarga Yang Memiliki Tempat Pembuangan


Sampah
Grafik di atas menunjukkan bahwa dari 33 KK yang di data
terdapat 69,7% yang memiliki Tempat Pembuangan Sampah dan
30,3% tidak memiliki Tempat Pembuangan Sampa

20
B. Intervensi dengan Pendekatan Interdisipliner

Tabel 4. Plan Of Action (POA)


No Tujuan Jenis Kegiatan Tahapan Waktu Penanggung Jawab Biaya
1. Memberikan Melaksanakan 1. Pembukaan Rabu, 12 April  Penanggung Konsumsi :
informasi Musyawarah 2. Kata sambutan 2017 jawab : Sapau (80) =
terhadap data masyarakat dari ketua 15.30 WIB – Yaya Widyatmoko Rp. 64.000,00
yang diperoleh desa tentang kelompok selesai  Penyaji : Nagasari (80) =
dari hasil Penyajian 3. Sambutan dari Yaya Widyatmoko Rp. 64.000,00
survei yang Hasil Survei kepala desa atau  Moderator : Air mineral
telah dilakukan untuk yang mewakili Ernita Sinaga gelas (2 kotak)
mendapatkan 4. Persentasi  Notulen : = Rp.
kesepakatan 5. Diskusi Ernita Sinaga 38.000,00
hasil kegiatan6. Tangapan dari  Dokumentasi :
kades atau dosen Nimas Riswana
pembimbing  Pembawa Acara :
7. Kesimpulan Ernita Sinaga
2. Agar siswa Melaksanakan 1. Pembukaan Senin, 17 April  Penanggung Biaya :
mengetahui penyuluhan 2. Penyampaian 2017 Jawab: Sabun (1 buah)
cara mencuci mengenai cara materi Titi Nurdiana = Rp. 2.500,00
tangan yang mencuci 3. Tanya jawab 08.00 selesai Hidayah
baik dan benar dengan baik 4. Praktek  Dokumentasi :
dan benar 5. Kesimpulan Nimas Riswana
serta 6. Penutup
melakukan
cuci tangan
masal

21
3. Memberikan Melaksanakan 1. Pembukaan Sabtu, 15 April  Penanggung Biaya
B ATK :
informasi dan penyuluhan 2. Penyampaian 2017 Jawab: Leaflet
i (55 lbr)
kesempatan gizi tentang materi 09.00 WIB – Wyda =aRp.
untuk anemia pada 3. Tanya jawab selesai Karinaswarni 20.000,00
y
berdiskusi kelompok 4. Kesimpulan  Penyaji : a
serta rawan yaitu, 5. Penutup Wyda Konsumsi :
mendapatkan remaja dan ibu Karinaswarni Bubur Kacang
pelayanan hamil  Dokumentasi: Hijau = Rp.
kesehatan Nimas Riswana 200.000,00
terkait gizi
4. Memberikan Melaksanakan 1. Pembukaan Sabtu, 15 April  Penanggung
informasi penyuluhan 2. Penyampaian 2017 Jawab:
tentang mengenai materi 09.00 WIB – Nimas Riswana
bagaimana pengelolaan 3. Tanya jawab selesai  Penyaji :
cara sampah pada 4. Kesimpulan Nimas Riswana
mengelola kelompok 5. Penutup  Dokumentasi: -
sampah yang rawan yaitu Yaya Widyatmoko
baik dan benar anak sekolah,
remaja, ibu
hamil dan
lansia
5. Agar siswa Melaksanakan 1. Pembukaan Sabtu, 15 April  Penanggung Biaya =
mengetahui penyuluhan 2. Penyampaian 2017 Jawab: Gelas kumur (1
bagaimana tentang cara materi 09.00 WIB – Fatya Erna Dewi bks) = Rp.
tentang cara memelihara 3. Tanya jawab selesai  Penyaji : 15.000,00
memelihara kesehatan gigi 4. Kesimpulan Fatya Erna Dewi Pasta Gigi (2
kesehatan gigi dan mulut 5. Penutup  Dokumentasi: buah) = Rp.
dan mulut pada Yaya Widyatmoko 11.000,00

22
kelompok
rawan yaitu
balita, anak
sekolah,
remaja, ibu
hamil dan
lansia
6. Memberikan Melaksanakan 1. Pembukaan Sabtu, 15 April  Penanggung
informasi penyuluhan 2. Penyampaian 2017 Jawab:
mengenai mengenai materi 09.00 WIB – Stephen Ferlius
masalah rematik pada 3. Tanya jawab selesai  Penyaji : -
kesehatan kelompok 4. Kesimpulan Stephen Ferlius
terkait asam rawan yaitu 5. Penutup  Dokumentasi:
urat lansia Yaya Widyatmoko
7. Memberikan Melaksanakan 1. Pembukaan Sabtu, 15 April  Penanggung
informasi penyuluhan 2. Penyampaian 2017 Jawab:
mengenai mengenai MP- materi 09.00 WIB – Acca
makanan ASI dan ASI 3. Tanya jawab selesai  Penyaji :
pendamping Eksklusif pada 4. Kesimpulan Acca
ASI yang tepat kelompok 5. Penutup  Dokumentasi: -
untuk anak rawan yaitu ibu Yaya Widyatmoko
dan cara hamil dan
memberikan balita
ASI eksklusif
yang benar
8. Untuk Melaksanakan 1. Pendaftaran Sabtu, 15 April  Penanggung Biaya :
mengetahui Pemeriksaan 2. Pemeriksaan 2017 Jawab: Strip UA (2
kadar glukosa glukosa dan 3. Hasil 09.00 WIB – Anjas Awi Ladika box) = Rp.

23
dan asam urat asam urat selesai  Dokumentasi: 160.000,00
pada Yaya Widyatmoko Strip glukosa (1
kelompok box) = Rp.
rawan yaitu 80.000,00
lansia Lancet (1 box)
= Rp.
30.000,00
Alkohol (1 box)
= Rp.
15.000,00
9. Untuk Melaksanakan 1. Pendaftaran Sabtu, 15 April  Penanggung
mengetahui pemeriksaan 2. Pemeriksaan 2017 Jawab:
tensi darah tensi darah 3. Hasil 09.00 WIB – Euis Detiya
-
selesai Rahma
 Dokumentasi:
Yaya Widyatmoko
10. Untuk Melaksanakan 1. Pendaftaran Sabtu, 15 April  Penanggung
memeriksa pemeriksaan 2. Pemeriksaan 2017 Jawab:
masalah kesehatan gigi 3. Hasil 09.00 WIB – Nurul Hidayah
-
kesehatan gigi yang meliputi selesai  Dokumentasi:
OHIS dan Yaya Widyatmoko
DMFT
11. Untuk Jalan sehat 1. Persiapan Minggu, 16 April  Penanggung
kesehatan saat ulang 2. Pelaksanaan 2017 jawab :
jantung tahun desa 08.00 WIB - Yaya Widyatmoko -
selesai  Dokumentasi :
Nimas Riswana
12. Agar siswa Melaksanakan 1. Pembukaan Senin, 17 April  Penanggung -

24
mengetahui penyuluhan 2. Penyampaian 2017 Jawab:
cara menyikat mengenai cara materi Fatya Erna Dewi
gigi dengan menyikai gigi 3. Tanya jawab 08.00 selesai Nurul Hidayah
baik dan benar dengan baik 4. Praktek  Dokumentasi :
dan benar 5. Kesimpulan Nimas Riswana
serta 6. Penutup
melakukan
sikat gigi
masal
13. Agar siswa Melaksanakan 1. Pembukaan Senin, 17 April  Penanggung Biaya :
mengetahui penyuluhan 2. Penyampaian 2017 Jawab: Sabun (1 buah)
cara mencuci mengenai cara materi Titi Nurdiana = Rp. 2.500,00
tangan yang mencuci 3. Tanya jawab 08.00 selesai  Dokumentasi :
baik dan benar dengan baik 4. Praktek Nimas Riswana
dan benar 5. Kesimpulan
serta 6. Penutup
melakukan
cuci tangan
masal
14. Melihat potensi Membuat 1. Berkoordinasi Senin, 17 April  Penanggung Biaya :
dan juga petunjuk jalan dengan kepala 2017 Jawab: Kuas cat ( 2
sarana dan disetiap batas desa pematang Yaya Widyatmoko buah) = Rp.
prasarana dusun dan tujuh 08.00 selesai  Dokumentasi : 10.000,00
yang tersedia jalan masuk ke 2. Melaporkan Nimas Riswana Kaleng cat ( 2
desa kegiatan yang buah) = Rp.
pematang akan dilaporkan 100.000,00
3. Meminta Cat pilox (1

25
tujuh kesediaan untk buah) = Rp.
berpartisipasi 22.000,00
dalam Tinner (2 buah)
penyelenggaraan = Rp.
kegiatan 14.000,00
Paku (2 ons) =
Rp. 3.000,00
Pensil (1 buah)
= Rp. 1.000,00
Cutter (1 buah)
= Rp. 4.000,00
Papan (11
buah) = Rp.
137.000,00
Baut = Rp.
48.000,00
Papan 4 m =
Rp. 50.000,00
Papan 6,8 m (4
buah) = Rp.
50.000,00
Tenaga kerja =
Rp. 52.000,00

26
C. Kegiatan Mingguan
Praktek lapangan dilaksanakan oleh mahasiswa dari 6 (enam)
jurusan yang terdiri dari jurusan Keperawatan, Analis Kesehatan,
Kesehatan lingkungan, Kebidanan, Keperawatan Gigi, dan Gizi
dengan susunan keanggotaan sebagai berikut :
1. Ketua : Yaya Widyatmoko (D-III Keperawatan Gigi)
2. Wakil : Stephen (D-IV Keperawatan)
3. Sekretaris : Eva Anggraeni (D-IV Gizi)
4. Bendahara : Nurul Hidayah (D-III Keperawatan Gigi)
5. Perlengkapan : Rizki Khairunia (D-III Kebidanan)
6. Konsumsi : Haryati dan Uray Herlin Putri (D-IV
Kebidanan
dan D-III Gizi)
7. Keamanan : Ahmad Juanda dan Amir Yazid (D-IV Gizi
dan
D-III Gizi)
8. Dokumentasi : Nimas Riswana (D-III Kesehatan
Lingkungan)
9. Anggota :
1) Fran Herwin (D-IV Keperawatan)
2) Yudith Asteria (D-IV Keperawatan)
3) Roslia (D-IV Kebidanan)
4) Heni Mursada (D-IV Kebidanan)
5) Anjas Awi Ladika (D-IV Analis
Kesehatan)
6) Hidayah (D-IV Kesehatan Lingkungan)
7) Titi Nurdiana (D-IV Kesehatan
Lingkungan)
8) Fatia Erni Dwi Mustari (D-III
Keperawatan Gigi)
9) Mawaddah Atikah (D-III Gizi)

27
10) Siti Romlah (D-III Gizi)
11) Wyda Karinaswarni (D-IV Gizi)
12) Rista Mariana Nainggolan (D-III Analis
Kesehatan)
13) Emanuel Dea Khinanti (D-III Analis
Kesehatan)
14) Dian Widianto (D-III Analis Kesehatan)
15) Ernita Sinaga (D-III Keperawatan)
16) Euis Detia Rahma Hastuti (D-III
Keperawatan)
17) Sania (D-III Keperawatan)
18) Reza Anggraini (D-III Keperawatan)
19) Dewi yuliana Sari (D-IV Keperawatan)
20) Dian Eka Sari (D-IV keperawatan
21) Anastasia Yessy (D-III Bidan)
22) Angela Yulia (D-III Bidan)
23) Lusita Hidawati (D-III Bidan)
24) Rizki Khairunia (D-III Bidan)
25) Intan Aprillianti (D-IV Bidan)
26) Haryati (Alj Bidan)
27) Roslia (Alj Bidan)
28) Heny Mursada (Alj Bidan)

28
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik 2017 Poltekkes Kementerian
Kesehatan Pontianak yang telah dilaksanakan di Dusun Suka Damai
Kecamatan Rasau Jaya dari tanggal 10 April – 21 April 2017 oleh
mahasiswa secara interdisipliner, institusional, dan kemitraan sebagai
salah bentuk kegiatan tri dharma perguruan tinggi. Adapun kegiatan
yang dilakukan antara lain :
a. Pembukaan dan orientasi lingkungan penduduk.
b. Survei Awal dan pengumpulan data warga Dusun Suka Damai
c. Pengolahan data dan penentuan prioritas masalah
d. Pelaksanaan MMD
e. Persiapan perlengkapan Penyuluhan
f. Mengikuti ulang tahun desa dan kerja bakti
g. Penyuluhan PHBS dan Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di
SDN 11 dan SDN 15 Desa Pematang Tujuh
h. Pelaksanaan Intervensi (melakukan penyuluhan, pemeriksaan
asam urat, pemeriksaan gula darah dan pemeriksaan dasar)
i. Pemberian PMT (Pemberian Makanan Tambahan)
j. Penancapan Tanda Desa Pematang Tujuh
k. Penanaman Tumbuhan Obat
l. Perpisahan dan Penutupan
B. Saran
Diharapkan peran aktif masyarakat dan petugas kesehatan
dalam rangka meningkatkan kesadaran untuk mencapai program
kesehatan masyarakat sehingga terbentuk masyarakat yang peduli
terhadap kesehatan.

29
Lampiran 1. Peta Wilayah Desa Pematang Tujuh

30
Lampiran 2. Dokumentasi

Kegiatan MMD

31
Intervensi di lapangan

32
Penyuluhan dan Praktek Cara Mencuci Tangan dan
Menyikat Gigi Dengan Baik SDN 11

33
Kegiatan Jalan Sehat

34
Pemasangan Tanda Batas Desa Pematang Tujuh

35
Kegiatan Penyuluhan dan Praktek Cara Mencuci Tangan
dan Menyikat Gigi Dengan Baik di PAUD

36
Kegiatan Penyuluhan dan Praktek Cara Mencuci Tangan
dan Menyikat Gigi Dengan Baik Di SDN 15

37
Kegiatan Malam Perpisahan

38
Lampiran 3. Rekapitulasi Kegiatan
A. Satuan Acara Penyuluhan Anemia

Topik : Bahaya Anemia

Sasaran Hari/Tanggal Waktu Tempat


Ibu hamil, remaja Sabtu, 20 Balai Desa Pematang 7,
putri 15 April 2017 menit Dusun Suka Damai

1. Latar Belakang
Anemia merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat
dunia yang mempengaruhi negara maju dan negara berkembang.
Anemia memiliki dampak yang besar terhadap kesehatan
masyarakat, begitu juga pada perkembangan sosial dan ekonomi.
Anemia terjadi di setiap tahap siklus hidup manusia, dimana satu
dari empat orang didunia menderita anemia. Resiko tertinggi
anemia terdapat pada anak-anak yang belum bersekolah dan ibu
hamil.
Anemia pada remaja merupakan masalah kesehatan
masyarakat, karena prevalensi diatas 20%. Remaja yang
kekurangan besi menimbulkan apatis, mudah tersinggung,
menurunnya kemampuan untuk berkonsentrasi dan belajar.
Wilayah perkotaan atau perdesaan berpengaruh melalui
mekanismen yang berhubungan dengan ketersediaan sarana
fasilitas kesehatan maupun ketersediaan makanan yang pada
gilirannya berpeengaruh pada pelayanan kesehatan dan asupan
zat besi khususnya bagi remaja (Almatsier, 2010). Anemia remaja
pada usia 10-17 tahun merupakan keadaan dimana kadar
hemoglobin <12 g/dl.
Departemen kesehatan menunjukkan penderita anemia
pada remaja putri berjumlah 26,50% dan wanita (WUS) 26,9%.
Hal ini mengindikasikan anemia masih menjadi masalah
kesehatan di Indonesia. Dari data analisis RISKESDAS 2007
prevalensi anemia pada remaja Indonesia mencapai 92,6%.

39
Penyebab remaja tidak mau mengkonsumsi tablet fe antara
lain wilayah tempat tinggal, hal ini berpengaruh melalui
mekanisme yang berhubungan dengan ketersediaan sarana
fasilitas kesehatan dan makanan. Penilaian subjektif yang
membentuk persepsi remaja terhadap konsumsi fe. Pengetahuan
tentang tablet fe yang berhubungan penilian kognitif tentang
keuntungan dan kerugian konsumsi tablet fe. Perilaku
mengkonsumsi tablet fe yang berhubungan dengan keinginan dan
intensi dalam diri remaja setelah mengetahui tablet fe.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum :
Pada akhir penyuluhan gizi, Ibu Hamil dan Remaja putri
diharapkan dapat memahami tentang bahaya dari anemia dan
pentingnya mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung zat besi.
b. Tujuan Khusus :
Pada akhir penyuluhan gizi, Ibu Hamil dan Remaja putri
diharapkan dapat mengetahui :
1) Pengertian Anemia
2) Penyebab Anemia
3) Tanda – tanda Anemia
4) Bahaya Anemia
5) Cara mencegah Anemia

3. Kegiatan

Uraian Kegiatan
No Waktu
Kegiatan Penyuluh Audience/tersuluh
1 Kegiatan a. Membuka dengan Menjawab salam 2
pembuka salam dan bertanya menit
b. Memperkenalkan
diri
2 Membuka a. Menyampaikan Mendengarkan dan 3
materi permasalahan yang memperhatikan menit
dijumpai tentang Bertanya
Anemia
b. Menyampaikan

40
Tujuan pentingnya
Fe bagi Ibu Hamil
dan Remaja putri
3. Penyampaian Menyampaikan materi  Memperhatikan 10
materi 1. Pengertian Anemia  Mendengarkan menit
2. Penyebab Anemia  Memahami
3. Tanda – tanda
Anemia
4. Bahaya Anemia
5. Cara mencegah
Anemia

4. Melibatkan Memberikan Bertanya 3


peserta kesempatan bertanya Memberi saran dan Menit
kepada peserta pada komentar
materi Bahayanya
Anemia
5. Menutup a. Penceramah Evaluasi 2
ceramah melakukan evaluasi Kesimpulan Menit
pada materi , Menutup kegiatan
Makanan yang dengan salam
banyak
mengandung Fe.
b. Rangkuman dari
materi Anemia

4. Materi
Materi selengkapnya terlampir.
5. Metode
Ceramah dan tanya jawab
6. Kesimpulan
Anemia merupakan keadaan di mana masa eritrosit dan
atau masa hemoglobin yang beredar tidak memenuhi fungsinya
untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh. Untuk kriteria
anemia pada umumnya dinyatakan anemia bila terdapat nilai
sebagai berikut Hb : <10gr/dl, Hematoktrit <30% dan Eritrosit <2,8
juta.

41
Wanita membutuhkan zat besi 2 kali lebih banyak daripada
pria karna wanita mengalami haid setiap bulannya dan akan
kehilangan darah pada saat melahirkan. Wanita umumnya kurang
mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi seperti
daging, ikan, hati, tempe, sayuran berwarna hijau tua, kacang-
kacangan dan buah.
Bahaya anemia yang dapat terjadi pada ibu hamil dan
remaja yaitu : dapat menurunkan tingkat kecerdasan,
menimbulkan pendarahan sebelum dan sesudah melahirkan,,
berat badan bayi yang dilahirkan rendah, mengakibatkan kematian
ibu saat melahirkan, dan daya tahan tubuh menurun.
Makan makanan yang mengandung tinggi zat besi yaitu
terdapat pada makanan hewani seperti ikan, daging, hati dan
ayam. Sayuran berwarna hijau tua seperti daun
kangkung,aunkatuk,daun singkong, bayam, sawi, dll. Kacang –
kacangan seperti tempe, kacang merah, kacang hijau, kecipir dan
buncis. Buah – buahan seperti jeruk, papaya , rambutan,
belimbing.
7. Referensi
 Almatsier, S. (2010). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta.
 World Health Organization (2008).
 Hubungan Antara Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Dengan
Lingkar Kepala Bayi Baru Lahir. (n.d.). Universitas Sumatrea
Utara.

MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian Anemia
Anemia merupakan keadaan di mana masa eritrosit dan atau
masa hemoglobin yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk
menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh. Anemia dapat didefinisikan
sebagai nilai hemoglobin, hematokrit, atau jumlah eritrosit per
milimeter kubik lebih rendah dari normal. Menurut Anie Kurniawan,

42
dkk (1998) Anemia adalah suatu penyakit di mana kadar hemoglobin
(Hb) dalam darah kurang dari normal.

43
2. Penyebab Anemia
Menurut Tarwoto, dkk (2010) adalah:
a. Pada umumnya masyarakat Indonesia (termasuk remaja putri)
lebih banyak mengkonsumsi makanan nabati yang kandungan zat
besinya sedikit, dibandingkan dengan makanan hewani, sehingga
kebutuhan tubuh akan zat besi tidak terpenuhi.
b. Remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehingga membatasi
asupan makanan.
c. Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diekskresi,
khusunya melalui feses (tinja).
d. Remaja putri mengalami haid setiap bulan, di mana kehilangan zat
besi ±1,3 mg per hari, sehingga kebutuhan zat besi lebih banyak
dari pada pria.
3. Tanda Anemia
Seseorang yang menderita anemia biasanya memiliki tanda
sebagai berikut :Lelah, lesu, lemah, letih, lalai (5L), bibir tampak pucat,
nafas pendek, lidah licin, denyut jantung meningkat, susah buang air
besar, nafsu makan berkurang, pusing, mudah mengantuk. Tanda
yang khas meliputi anemia stomatitis angularis, glositis, disfagia,
hipoklorida, dan pagofagia. Tanda yang kurang khas berupa
kelelahan, anoreksia, kepekaan infeksi meningkat, kelainan prilaku
tertentu, kinerja intelektual serta kemampuan kerja menyusut.
4. Bahaya Anemia
Bahaya anemia yang dapat terjadi pada ibu hamil dan remaja
yaitu :
a. Menimbulkan pendarahan sebelum dan sesudah melahirkan,
b. Berat badan bayi yang dilahirkan rendah,
c. Mengakibatkan kematian ibu saat melahirkan,
d. Menurunnya produktivitas ataupun kemampuan akademis di
sekolah, karena tidak adanya gairah belajar dan konsentrasi
e. Daya tahan tubuh akan menurun sehingga mudah terserang
penyakit.

44
5. Cara Mencegah Anemia
Banyak jenis anemia tidak dapat dicegah, namun dapat dihindari
dengan makan makanan yang sehat dan variasi makanan. Sumber
terbaik zat besi adalah daging sapi dan daging lainnya. Makanan lain
yang kaya zat besi termasuk kacang-kacangan, sereal kaya zat besi,
sayuran berdaun hijau tua, buah kering, selai kacang dan kacang-
kacangan.
Makanan yang mengandung vitamin C seperti jeruk, melon, beri,
membantu meningkatkan penyerapan zat besi. Makan banyak
makanan yang mengandung zat besi sangat penting bagi orang-orang
yang memiliki kebutuhan besi yang tinggi, seperti anak-anak, zat besi
yang dibutuhkan selama pertumbuhan dan perempuan hamil dan
menstruasi. Di anjurkan mengkonsumsi tablet penambah darah 1 kali
setiap hari, khususnya saat mengalami haid. Bila merasakan adanya
tanda dan gejala anemia, segera konsultasikan ke dokter untuk dicari
penyebabnya dan diberikan pengobatan
6. Dampak Anemia
a. Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.
b. Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai
optimal.
c. Menurunkan kemampuan fisik olahragawati.
d. Mengakibatkan muka pucat.
Menurut Moore (1997) yang dikutip oleh Tarwoto, dkk (2010)
dampak anemia pada remaja adalah:
a. Menurunnya produktivitas ataupun kemampuan akademis di
sekolah, karena tidak adanya gairah belajar dan konsentrasi
b. Mengganggu pertumbuhan di mana tinggi dan berat badan
menjadi tidak sempurna
c. Daya tahan tubuh akan menurun sehingga mudah terserang
penyakit.
d. Menurunnya produksi energi dan akumulasi laktat dalam otot

45
46
47
B. Satuan Acara Penyuluhan ASI Ekslusif dan MP ASI

Topik : ASI Ekslusif dan MP ASI


Sasaran Hari/Tanggal Waktu Tempat
Masyarakat
Dusun Sabtu, Balai Desa Pematang
20 menit
Suka 15 April 2017 7, Dusun Suka Damai
Damai

1. Latar Belakang
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan
masyarakat bersumber daya masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarkan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat dalam
penyelenggarakan pembagunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, terutamanya untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Kemenkes,
2011). Menurut Ismawati (2010) Posyandu diselenggarakan
terutama untuk melayani balita (baik imunisasi maupun
penimbangan berat badan) dan orang lanjut usia (Posyandu
Lansia). Posyandu ditetapkan pada tahun 1986, lahir melalui suatu
Surat Keputusan Bersama antara Menteri Dalam Negeri RI, Menteri
Kesehatan RI, dan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN), yaitu SK Menteri Dalam Negeri No. 23 Tahun
1985, SK Menteri Kesehatan No. 21/Men.Kes/Inst.B/IV/1985, dan
SK Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) No. 112/HK-011/A/1985 tentang penyelenggaraan
Posyandu.
Selain itu, dalam kegiatan posyandu juga sering diadakan
penyuluhan ASI eksklusif dan MP ASI. ASI eksklusif adalah
pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada
bayi berumur nol sampai enam bulan (Depkes RI, 2004).
Pemberian ASI eksklusif adalah bayi hanya diberikan ASI saja
tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air

48
teh, air putih dan tanpa bubur nasi dan tim (Roesli U, 2001). Asi
Eksklusif adalah pemberian ASI saja sampai 6 bulan tanpa
tambahan cairan ataupun makanan lain. ASI dapat diberikan
sampai bayi berusia 2 tahun (WHO).
MP-ASI adalah makanan atau minuman selain ASI yang
mengandung nutrien yang diberikan kepada bayi selama periode
pemberian makanan peralihan (complementery feeding) yaitu pada
saat makanan/minuman lain diberikan bersama pemberian ASI.
Sehubungan dengan hal itu, mahasiswa Kebidanan Poltekkes
melakukan survey langsung dimasyarakat dengan menggunakan
asuhan kebidanan serta melakukan pendataan secara langsung
untuk mengetahui status kesehatan masyarakat yang dilakukan di
Dusun Suka Damai Desa Pematang Tujuh Kecamatan Rasau Jaya
Kabupaten Kubu Raya yang terdiri dari 33 KK.
2. Tujuan Instruksional Umum
Diharapkan setelah mengikuti penyuluhan ini ibu mengerti
dan memahami tentang Asi Ekslusif dan MP ASI.
3. Tujuan Instruksional Khusus
Diharapkan setelah mengikuti bahasan penyuluhan ini ibu
dapat memahami dan menjelaskan :
1. Pengertian Asi Ekslusif dan MP ASI
2. Jadwal Asi Ekslusif dan MP ASI
3. Manfaat Asi Ekslusif dan MP ASI
4. Jenis MP ASI

49
4. Kegiatan
Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan peserta Media Dan Alat
Penyuluhan
Pendahuluan 1. Salam dan membuka Menjawab
( 10% ) penyuluhan
2. Menyampaikan Mendengarkan dan
cakupan materi memperhatikan
penyuluhan yang
akan disampaikan Mendengarkan dan
3. Menyampaikan tujuan memperhatikan
instruksional umum
dan khusus pada
penyuluhan ini
Penyajian 4. Menjelaskan kepada Mendengarkan dan Laptop
( 75% ) ibu tentang memperhatikan
pengertian Asi
Ekslusif dan MP ASI Mendengarkan dan
5. Menjelaskan kepada memperhatikan
ibu tentang waktu
pemberian Asi
Ekslusif dan MP ASI
6. Menjelaskan kepada
ibu tentang manfaat
Asi Ekslusif dan MP
ASI
7. Menjelaskan tentang
pedoman pemberian
MP ASI
Penutup 8. Bertanya kepada Menjawab
( 15%) beberapa ibu tentang
materi yang telah
disampaikan Menyimpulkan
9. Meminta ibu untuk materi yang telah
menyimpulkan materi disampaikan
penyuluhan Menjawab
10. Menutup
penyuluhan dengan
salam penutup

5. Metode
Ceramah Dan Tanya Jawab
6. Evaluasi
a. Jelaskan tentang Pengertian Asi Ekslusif dan MP ASI ?
b. Jelaskan tentang Waktu Pemberian Asi Ekslusif dan MP ASI?

50
c. Jelaskan tentang Manfaat ASI Ekslusif dan MP ASI?
d. Jelaskan tentang jenis MP ASI?

MATERI PENYULUHAN
1. ASI Ekslusif
ASI adalah susu yang di produksi oleh manusia untuk konsumsi
bayi dan merupakan sumber gizi utama bayi yang belum dapat
mencerna makanan padat. (Wiikipedia). ASI eksklusif adalah
pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada
bayi berumur nol sampai enam bulan (Depkes RI, 2004). Pemberian
ASI eksklusif adalah bayi hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan
cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan
tanpa bubur nasi dan tim ( Roesli U, 2001 ). Asi Eksklusif adalah
pemberian ASI saja sampai 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun
makanan lain. ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun
(WHO).
2. Manfaat ASI
Khasiat kesehatan air susu ibu atau ASI memang telah lama
diketahui banyak orang. Namun kini peneliti menyebutkan ada
manfaat ASI yang terbaru yang berhasil mereka temukan. Dengan
adanya penemuan ini, saran untuk memberi bayi dengan ASI
daripada susu formula biasa pun semakin menguat. Seperti yang
dilansir dari Daily Mail (29/08), tim peneliti dari Duke University
Medical Center Menemukan “bayi yang minum ASI mengalami
pertumbuhan usus yang lebih menyehatkan. Hal ini dikarenakan ASI
ternyata mendorong koloni mikrobiotik flora unik untuk meningkatkan
pengembangan sistem imun”. Berikut ini merupakan berbagai manfaat
ASI selain Ibu dan Bayi, ASI juga bermanfaat bagi keluarga dan
negara.
e. Bagi Bayi
a) Dapat memulai kehidupannya dengan baik

51
Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan
berat badan yang baik setelah bayi lahir, pertumbuhan setelah
periode perinatal baik, dan mengurangi kemungkinan
obesitas.

52
b) Mengandung antibody
ASI adalah cairan hidup yang mengandung zat
kekebalan yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit
infeksi bakteri, virus, parasit, dan jamur.
c) ASI meningkatkan jalinan kasih sayang
Kontak kulit dini akan berpengaruh terhadap
perkembangan bayi. Walaupun seorang ibu dapat
memberikan kasih sayang dengan memberikan susu formula,
tetapi menyusui sendiri akan memberikan efek psikologis yang
besar. Interaksi yang timbul waktu menyusi antara ibu dan
bayi akan menimbulkan rasa aman bagi bayi. Perasaan aman
sangat penting untuk membangun dasar kepercayaan bayi
(basic sense of trust) yaitu dengan mulai mempercayai
oranglain (ibu), maka selanjutnya akan timbul rasa percaya
pada diri sendiri.
d) ASI mengandung komposisi yang tepat
ASI berasal dari berbagai bahan makanan yang baik
untuk bayi terdiri dari proporsi yang seimbang dan cukup
kuantitas semua zat gizi yang diperlukan untuk kehidupan 6
bulan pertama. Setelah usia 6 bulan, bayi harus mulai
mendapatkan makanan pendamping ASI seperti buah-buahan
(pisang, pepaya, jeruk, tomat dan alpukat) ataupun lunak dan
lembek (bubur susu dan nasi TIM) karena pada usia ini
kebutuhan bayi akan zat gizi menjadi semakin bertambah
dengan pertumbuhan dan perkembangan bayi sedangkan
produksi ASI semakin menurun. Tetapi walaupun demikian
pemberian ASI jangan dihentikan, ASI dapat terus diberikan
sampai usia bayi berumur 2 tahun.
e) Terhindar dari alergi
Pada bayi baru lahir system IgE belum sempurna.
Pemberian susu formula akan merangsang aktivasi system ini

53
dan dapat menimbulkan alergi. ASI tidak menimbulkan efek
ini.

f) ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi


Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang
mengandung omega 3 untuk pematangan sel-sel otak
sehingga jaringan otak bayi yang mendapatkan ASI eksklusif
akan tumbuh optimal dan terbebas dari rangsngan kejang
sehingga menjadikan anak cerdas dan terhindar dari
kerusakan sel-sel saraf
f. Bagi Ibu
a) Aspek kontrasepsi
Ibu mungkin tidak menyadari bahwa ASI yang ibu
berikan dengan cara menyusui dapat memberikan aspek
kontrasepsi bagi ibu. Hal ini dapat terjadi karena hisapan
mulut bayi pada puting susu ibu merangsang ujung saraf
sensorik sehingga post anterior hipofise mengeluarkan
prolaktin. Prolaktin masuk ke indung telur, menekan produksi
estrogen akibatnya tidak ada ovulasi.
Menjarangkan kehamilan, pemberian ASI memberikan
98% metode efisien selama 6 bulan pertama sesudah
kelahiran bila diberikan ASI saja (eksklusif) dan belum terjadi
menstruasi kembali. Tapi jika ibu sudah mengalami
menstruasi maka ibu diwajibkan untuk menggunakan
kontrasepsi.
b) Aspek Kesehatan ibu
Isapan bayi pada payudara akan merangsang
terbentuknya oksitosin oleh kelenjar hipofisi. Oksitosin
membantu involusi uterus dan mencegah terjadinya
perdarahan pasca persalinan. Selain itu, mencegah kanker
hanya dapat diperoleh ibu yang menyusui anaknya secara
eksklusi. Penelitian membuktikan bahwa ASI secara eksklusif

54
memiliki resiko terken akanker payudara dan kanker ovarium
25% lebih kecil daripada yang tidak menyusui secara
eksklusif.

55
c) Aspek penurunan berat badan
Ibu yang menyusui eksklusif ternyata lebih mudah dan
lebih cepat kembali ke berat badan semula seperti sebelum
hamil. Cadangan lemak ini sebnarnya memang disiapkan
sebagai sumber tenaga dalam memproduksi ASI. Dengan
menyusui tubuh akan menghasilka ASI lebih banyak lagi
sehingga timbunan lemak yang brfungsi sebagai cadangan
tenaga akan terpakai. Dan jika timbunan lemak menyusut,
berat badan ibu akan cepat kembali keadaan seperti semula
sebelum hamil.
d) Ungkapan kasih sayang
Menyusui juga merupakan ungkapan kasih sayang nyata
dari ibu kepada bayinya. Hubungan batin antara ibu dan bayi
akan terjalin erat karena saat menyusui bayi menempel pada
tubuh ibu dan bersentuhan antar kulit. Bayi juga merasakan
kehangatan sentuhan kulit ibu dan dekapan ibu.
g. Bagi keluarga
a) Aspek ekonomi
Memberikan ASI kepada bayi, dapat mengurangi
pengeluaran pengeluaran keluarga. ASI tidak perlu dibeli,
sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk membeli
susu formula dapat dipergunakan untuk keperluan lain. Selain
itu, penghematan juga disebabkan karena bayi yang
mendapat ASI lebih jarang sakit sehingga mengurangi biaya
obat.
b) Aspek psikologi
Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran
lebih jarang, sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat
mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.
c) Aspek kemudahan
Menyusui sangat praktis, karen adapat diberikan dimana
saja dan kapan saja. Jika bayi menangis tengah malam, ibu

56
tidak perlu bangun dan membuatkan susu, cukup dengan
menyusui bayinya dengan sambil berbaring, hal ini lebih
praktis daripada memberikan bayi susu formula.
h. Bagi Negara
1. Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi
2. Menghemat devisa negara
3. MP ASI
MP-ASI adalah makanan atau minuman selain ASI yang
mengandung nutrien yang diberikan kepada bayi selama periode
pemberian makanan peralihan (complementery feeding) yaitu pada
saat makanan/minuman lain diberikan bersama pemberian ASI. MP-
ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi,
diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi
kebutuhan gizi selain dari ASI. MP-ASI merupakan makanan peralihan
dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI
harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlah. Hal ini
dimaksudkan untuk menyesuaikan kemampuan alat pencernaan bayi
dalam menerima MP-ASI.
4. Waktu Pemberian Mp-Asi
Mulai pemberian MP-ASI pada saat yang tepat sangat
bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan nutrisi dan tumbuh-kembang
bayi serta merupakan periode peralihan dari ASI eksklusif ke makanan
keluarga. Periode peralihan dari ASI eksklusif ke makanan keluarga
dikenal pula sebagai masa penyapihan (weaning) yang merupakan
suatu proses dimulainya pemberian makanan khusus selain ASI
secara bertahap jenis, jumlah, frekuensi maupun tekstuer dan
konsistensinya sampai seluruh kebutuhan nutrisi anak dipenuhi oleh
makanan keluarga. Masa peralihan ini berlangsung antara 6 bulan
sampai 23 bulan yang merupakan masa rawan pertumbuhan anak.
Bayi mengalami perkembangan keterampilan makan bayi
seiring bertambahnya usia. Pola perkembangan keterampilan makan
bayi adalah sebagai berikut :

57
a. 0-4 bulan : menelan makanan cair (ASI) tetapi
mendorong
keluar makanan yang padat
b. 4-6 bulan : dapat mengontrol posisi makanan dalam
mulut
dan menelan makanan tanpa tersedak
c. 6-9 bulan : mampu makan pure, makanan lumat atau
cincang, makan memakai sendok dengan
mudah
d. 9-12 bulan : mampu makan makanan lunak, cincang
kasar,
dan mulai mencoba makan dengan tangannya
sendiri
e. 12-23 bulan : makanan keluarga, makan sendiri, masih
dengan bantuan.
Pemberian ASI yang tidak tepat waktu, terlalu dini diberikan
ataupun terlalu lambat dapat mengakibatkan hal-hal yang merugikan.
Waktu yang baik dalam memulai pemberian MP-ASI pada bayi adalah
umur 6 bulan. Pemberian makanan pendamping pada bayi sebelum
umur tersebut akan menimbulkan risiko sebagai berikut :
a. Rusaknya sistem pencernaan karena perkembangan usus bayi
dan pembentukan enzim yang dibutuhkan untuk pencernaan
memerlukan waktu 6 bulan. Sebelum sampai usia ini, ginjal belum
cukup berkembang untuk dapat menguraikan sisa yang dihasilkan
oleh makanan padat.
b. Tersedak disebabkan sampai usia 6 bulan, koordinasi syaraf otot
(neuromuscular) bayi belum cukup berkembang untuk
mengendalikan gerak kepala dan leher ketika duduk dikursi. Jadi,
bayi masih sulit menelan makanan dengan menggerakan
makanan dari bagian depan ke bagian belakang mulutnya, karena

58
gerakan ini melibatkan susunan refleks yang berbeda dengan
minum susu.
c. Meningkatkan resiko terjadinya alergi seperti asma, demam tinggi
, penyakit seliak atau alergi gluten (protein dalam gandum).
d. Batuk, penelitian bangsa Scotlandia adanya hubungan antara
pengenalan makanan pada umur 4 bulan dengan batuk yang
berkesinambungan.
e. Obesitas, penelitian telah menghubungkan pemberian makanan
yang berlebih di awal masa perkenalan dengan obesitas dan
peningkatan resiko timbulnya kanker, diabetes dan penyakit
jantung di usia lanjut.
Tabel 1. Pedoman pemberian makan pada bayi/anak usia 6-23 bulan
yang mendapat ASI
Umur Tekstur Frekuensi Jumlah rata-
rata/kali makan
6-8 Mulai dengan bubur 2-3x/hari, ASI tetap Mulai dengan 2-
bulan halus,lembut, cukup sering diberikan. 3 sdm/kali
kental, dilanjutkan Tergantung nafsu diringkatkan
bertahap menjadi lebih makannya, dapat bertahap
kasar diberikan 1-2x sampai ½
selingan mangkok (=125
ml)
9-11 Makanan yang 3-4x/hari, ASI tetap ½ mangkok
bulan dicincang halus atau diberikan. (=125ml)
disaring kasar, Tergantung nafsu
ditingkatkan semakin makannya, dapat
kasar sampai makanan diberikan 1-2x
biasa dipegang/diambil selingan
dengan tanagn
12-23 Makanan keluarga, bila 3-4xhari. ASI tetap ¾ sampai 1
bulan perlu masih dicincang diberikan. mangkok (175-
atau disaring kasar Tergantung nafsu 250ml)
makannya, dapat
diberikan 1-2x
selingan

59
C. Satuan Acara Penyuluhan Cara Memelihara Kesehatan Gigi dan

Mulut

Topik : Cara Memelihara Gigi dan Mulut


Sasaran Hari/ Waktu Tempat
Tanggal
Sabtu,
Masyarakat Desa 20 Balai Desa Pematang
15 April
Pematang Tujuh menit 7, Dusun Suka Damai
2017

1. Tujuan Instruksional
1) TIU (Tujuan Instruksional Umum)
Setelah mengikuti penyuluhan tentang cara memelihara
kesehatan gigi dan mulut, di harapkan pasien dapat
mengetahui dan memahami cara memilihara kesehatan gigi
dan mulut.

2) TIK (Tujuan Instruksional Khusus)


a. Setelah selesai mengikuti penyuluhan tentang pengertian cara
memilihara kesehatan gigi dan mulut, pasien dapat
menyebutkan pengertian cara memelihara kesehatan gigi dan
mulut dengan baik dengan benar .
b. Setelah selesai mengikuti penyuluhan tentang cara
memelihara kesehatan gigi dan mulut, pasien dapat
menjelaskan bagaimana cara memelihara kesehatan gigi dan
mulut dengan baik dan benar.
c. Setelah selesai mengikuti penyuluhan tentang cara
memelihara kesehatan gigi dan mulut, pasien dapat
menyebutkan manfaat dari memelihara kesehatan gigi dan
mulut dengan baik dan benar.

60
d. Setelah selesai mengikuti penyuluhan tentang cara
memelihara kesehatan gigi dan mulut, pasien dapat
menjelaskan dampak tidak memelihara kesehatan gigi dan
mulut dengan baik dan benar.

61
2. Metode
Ceramah dan Tanya Jawab
3. Media
Media yang digunakan adalah phantom gigi dan sikat gigi,
flip chard
4. Proses penyuluhan
Materi/ Media/
No Kegiatan Waktu Metode Alat Kegiatan
Belajar Pengajaran Faslitator Peserta

Pendahuluan 2 Brains Menjelaskan Mendengar


Berkenalan menit Storming
1 dan
Apersepsi

Pre test 2 Brains Bertanya Menjawab


2
menit Strorming

3 Penyajian 8 CTJ  phantom+ Menjelaskan Mendengar


menit sikat gigi dan
Menjelaskan :  flip chard bertanya
a. Pengertian
memelihara
kesehatan
gigi dan
mulut
b. Cara
memelihara
kesehatan
gigi dan
mulut
c. Manfaat
dari
memelihara
kesehatan
gigi dan
mulut
d. Akibat
tidak
memelihara
kesehatan
gigi dan
mulut

Tanya

62
4 Post test 3 jawab Bertanya Menjawab
menit

5 Penutup 5 - - - Menyimpul - Mendeng


- Rangkum menit kan arkan
an - Memberi - Mendeng
- Harapan saran arkan
- Ucapan - Memberi - Menjawa
terima salam b salam
kasih penutup

5. Evaluasi
1) Sebutkan pengertian dari cara memelihara kesehatan gigi dan
mulut?
2) Jelaskan cara memelihara kesehatan gigi dan mulut?
3) Sebutkan manfaat memelihara kesehatan gigi dan mulut?
4) Jelaskan dampak dari tidak memelihara kesehatan gigi dan
mulut?

MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Memelihara Kesehatan Gigi dan Mulut


Memelihara kesehatan gigi dan mulut adalah menjaga dan
merawat dengan baik kesehatan gigi dan mulut dan mengupayakan
agar gigi dan mulut tetap sehat dan terhindar dari penyakit gigi dan
mulut.
a. Ciri – ciri gigi sehat :
1. Tidak terasa sakit
2. Tidak ada lubang gigi
3. Saat mengunyah tidak terasa sakit
4. Tidak goyang
5. Warna putih susu (anak-anak), putih kekuning-kuningan
(dewasa)

63
b. Ciri – ciri gusi sehat :
1. Berwarna merah muda
2. Melekat kuat pada gigi
3. Tidak sakit dan tidak mudah berdarah
B. Cara Memelihara Kesehatan Gigi dan Mulut
Cara memelihara kesehatan gigi dan mulut kita adalah tindakkan
yang kita lakukan agar gigi dan mulut kita tetap sehat dan kuat. Cara
yang harus kita lakukan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut kita
antara lain sebagai berikut:
a. Mengkonsumsi Makanan yang Menyehatkan Gigi dan Mulut
Untuk Menjaga kesehatan gigi dan mulut konsumsilah
makanan yang menyehatkan gigi. Adapun jenis Makanan yang
dapat menyehatkan gigi dan mulut yaitu :
1. Jenis makanan yang Mengandung fluor dan Kalsium
Kalsium yaitu suatu zat kapur yang terdapat didalam air
ludah, gigi, dan tubuh manusia yang dapat memberi kekuatan
pada gigi. Fluor yaitu suatu zat terdapat didalam makanan dan
buah – buahan. Yang berfungsi untuk menguatkan dan
melindungi gigi dari lubang gigi. Contoh :
1) Makanan dan minuman ( Ikan teri, kacang-kacangan, air
teh, susu )
2) Buah – buahan ( Apel, stroberi )
2. Jenis makanan yang berserat dan banyak mengandung air.
Jenis makanan ini dapat membersihkan sisa-sisa
makanan yang menempel di gigi. Contoh :
1) Buah – buahan (semangka, mentimun, nanas)
2) Sayur – sayuran (sawi, tomat, bayam)
3. Makanan yang banyak mengandung vitamin dan mineral, jenis
makanan ini
Dapat menyehatkan dan mengutkan gigi serta memberi
nutrisi bagi gigi. Contoh : Buah – buahan (jeruk, wortel, apel,)

64
b. Menghindari makanan yang dapat merusak gigi
Untuk memelihara kesehatan gigi dan mulut, kita harus
menghidari makanan-makanan yang dapat merusak gigi kita.
Jenis- jenis makanan yang dapat merusak gigi adalah : Permen
dan cemilan yang manis mengandung gula, gula di sukai oleh
bakteri, jika setelah kita mengkomsumsi permen dan cemilan yang
manis setelah itu tidak menggosok gigi, maka bakteri akan bekerja
sama dengan gula yang ada di permen yang akan menyebabkan
gigi berlubang.
c. Minum Air putih
Air putih berfungsi membersihkan partikel makanan yang
menempel di sela-sela gigi. Air juga mengandung fluoride yang
dapat membuat gusi tetap lembab dan memperkuat gigi.
d. Menggosok Gigi dengan baik dan benar
Menggosok gigi adalah membersihkan gigi dan celah-celah
gigi menggunakan pasta gigi dan sikat gigi yang sesuai dengan
aturan untuk menghilangkan sisa makanan atau kotoran lain pada
gigi. Waktu yang tepat dalam menggosok gigi adalah pagi setelah
sarapan dan malam sebelum tidur Lamanya proses menyikat gigi
setidaknya selama 3 menit.
Salah satu mencegah gigi rusak akibat makanan yang
marusak gigi adalah dengan cara sikat gigi. Cara menggosok gigi
yang benar adalah sebagai berikut :
1. Alat dan bahan yang diperlukan :
1) Sikat Gigi
Gunakan lah sikat gigi yang tidak kasar karena sikat
gigi yang kasar dapat melukai gusi dan gunakan sikat gigi
dengan ukuran yang sesuai dengan rongga mulut. Serta
jaga dan pelihara kebersihan dan cara menyimpan sikat
gigi dengan baik.
2) Pasta Gigi, gunakan pasta gigi yang mengandung flour
yang membuat gigi lebih kuat dalam rongga mulut

65
3) Gelas, untuk menyimpan air bersih
4) Air bersih, yang digunakan untuk berkumur-kumur pada
saat menggosok gigi dan untuk membersihkan sikat gigi
setelah dipakai.
5) Cermin, bisa digunakan untuk melihat hasil akhir dari
menggosok gigi, untuk melihat apakah gigi sudah bersih
dari sisa makanan atau tidak.
2. Cara menggosok gigi yang baik dan benar
1) Siapkan sikat gigi, pasta gigi dan air bersih
2) Bubuhkan pasta gigi berfluoride pada bulu sikat
secukupnya
3) Berkumurlah dengan air bersih sekali saja.
4) Sikatlah gigi dimulai dari bagian belakang
kanan, sikat dengan arah pertumbuhan gigi sebanyak 8x.
5) Lanjutkan kebagian gigi depan yang berada berhadapan
dengan pipi, sikat dengan cara memutar sebanyak 8x.
6) Lalu ulangi pada gigi di rahang bawah seperti di rahang
atas.
7) Lanjutkan kebagian dalam mulut yang berbatasan
dengan lidah dengan cara maju mundur sebanyak 8x.
8) Lakukan pada daerah titik gigit gigi pertemuan
antara gigi atas dan gigi bawah. Dengan cara sama yaitu
memutar sebanyak 8x.
9) Untuk menghilangkan bau mulut, menyikat
lembut lidah juga dianjurkan.
10) Berkumurlah dengan air bersih. Cukup sekali atau 2 kali
saja supaya kandungan yang terkandung dalam pasta
gigi masih melindungi gigi.
3. Lakukan Pemeriksaan
Lakukan pemeriksaan Setiap 6 bulan sekali datanglah ke
dokter gigi/perawat gigi untuk pemeriksaan dan perawatan
gigi.

66
67
C. Manfaat dari Memelihara Kesehatan Gigi dan Mulut

Apabila kita memelihara kesehatan gigi dan mulut, kita dapat


merasakan manfaatnya-manfaatnya sebagai berikut :
a. Gigi menjadi sehat
b. Menambah kepercayaan diri
c. Gigi tidak sakit
d. Gigi tidak berlubang
e. Tidak bau mulut
f. Memperlancar pengunyahan
D. Dampak Tidak memelihara Kesehatan gigi dan mulut
Jika kita tidak memperhatikan kesehatan gigi dan mulut kita,
maka tunggulah akibat yang akan didapatkan. Banyak macam akibat
yang timbul jika kita tidak memperhatikan kesehatan gigi dan mulut
kita, seperti berikut :
a. Gigi jadi goyang
Gigi goyang terjadi karena ada tumpukan sisa makanan
yang tidak terlihat oleh mata diantara gigi, dimana tumpukan itu
merusak daerah penyangga gigi yang akhirnya menjadikan gigi
menjadi goyang.
b. Gigi berlubang
Gigi berlubang terjadi karena terlalu banyak
mengkomsusmsi makanan yang tidak sehat seperti mengandung
gula dan asam yang dapat membuat gigi terkikis, tidak
menggosok gigi dengan baik dan benar sehingga bakteri dalam
mulut menghancurkan gigi.
c. Bau mulut
Bau mulut terjadi karena adanya penumpukan sisa
makanan yang terdapat di gigi, lidah ataupun rongga mulut. Oleh
karena itu kita harus selalu memelihara kesehatan gigi dan
mulut.

68
d. Gusi Bengkak
Gusi bengkak diakibatkan karena kurangnya menjaga
kesehatan dan merawat kesehatan gigi dan gusi bengkak dapat
juga di akibatkan karea cara menggosok gigi yang kurang benar.

69
D. Satuan Acara Penyuluhan Karies Gigi

Topik : Karies Gigi


Sasaran Hari/Tanggal Waktu Tempat
Masyarakat
Desa Sabtu, 20 Balai Desa Pematang 7,
Pematang 15 April 2017 menit Dusun Suka Damai
Tujuh

1. Tujuan intruksional :
1) Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan tentang karies/lubang
gigi, pasien diharapkan mengetahui dan memahami tentang
karies/lubang gigi dan bagaimana karies/lubang pada gigi itu
bisa terjadi.
2) Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
a. Setelah mendapatkan penyuluhan tentang karies, pasien
diharapkan dapat menyebutkan pengertian karies dengan
baik dan benar.
b. Setelah mendapatkan penyuluhan tentang karies, pasien
diharapkan dapat menyebutkan penyebab karies dengan
baik dan benar.
c. Setelah mendapatkan penyuluhan tentang karies, pasien
diharapkan dapat menjelaskan tentang proses terjadinya
karies dengan baik dan benar.
d. Setelah mendapatkan penyuluhan tentang karies, pasien
diharapkan dapat menyebutkan akibat dari karies dengan
baik dan benar.
e. Dapat menyebutkan cara mencegah dan menanggulangi
karies/lubang gigi dengan baik dan benar.
2. Metode
Ceramah dan tanya jawab

70
3. Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah :
Flipchard
4. Proses penyuluhan

Kegiatan
Materi Kegiatan Media/Alat
No Waktu Metode
Belajar Pengajaran Fasilitator Peserta
1 Pendahuluan 3 Brainstorming Menjelaskan Mendengar
Berkenalan menit
dan
Apersepsi
2 Pre test 3 Brainstorming Bertanya Menjawab
menit
3 Pengkajian 8 Ceramah dan Flipchard Menjelaskan Mendengar
Menjelaskan : menit tanya jawab dan
- Pengertian menjelaskan
karies/lubang
gigi
- Penyebab
karies/lubang
gigi
- Proses
terjadinya
karies/lubang
gigi
- Akibat dari
karies/ lubang
gigi
- Cara mencegah
dan
menanggulangi
karies/lubang
gigi
4 Post test 4 tanya jawab Bertanya Menjawab
menit
5 Penutup 2 - -  Menyimpul  Mendenga
a. Rangkuman Menit kan rkan
b. Harapan  Memberi  Mendenga
c. Ucapan terima saran rkan
kasih  Memberi  Menjawab
salam salam
penutup

71
72
5. Evaluasi
1) Sebutkan pengertian karies/lubang gigi
2) Sebutkan penyebab karies/lubang gigi
3) Jelaskan proses terjadinya karies/lubang gigi
4) Sebutkan akibat dari karies/lubang gigi
5) Sebutkan cara mencegah dan menanggulangi karies/lubang
gigi

MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Karies.
Karies atau lubang gigi adalah kerusakan pada struktur jaringan
keras gigi (email dan dentin) yang diakibatkan oleh asam yang
dihasilkan oleh bakteri yang terdapat pada plak gigi.
B. Penyebab Karies
1. Permukaan gigi
Bentuk permukaan gigi yang tidak beraturan dan air ludah
yang banyak lagi kental, mempermudah terjadinya karies atau
lubang gigi.
2. Bakteri karies
Dari sekitar 300 macam species bakteri di rongga mulut,
hanya sebagian diantaranya, yang dikenal dengan Streptococcus
mutans (SM), merupakan organisme penyebab karies. SM adalah
penyebab utama karies pada mahkota karena sifatnya yang:
menempel pada enamel; menghasilkan dan dapat hidup
dilingkungan asam; berkembang pesat dilingkungan yang kaya
sukrosa; dan menghasilkan bakteriosin, substansi yang dapat
membunuh organisme kompetitornya.
3. Sisa makanan
Semua karies terjadi dari demineralisasi asam yaitu terjadi
dimana makanan yang mengandung karbohidrat seperti gula
kemudian tersisa dan melekat pada gigi.

73
4. Waktu
Adanya kemampuan saliva untuk mendepositkan kembali
mineral selama berlangsungnya proses karies, menandakan
bahwa proses karies tersebut ada periode perusakan.
C. Proses Terjadinya Karies
Proses terjadinya karies yaitu karbohidrat dari sisa-sisa makanan
pada plak di ubah oleh kuman menjadi asam, kemudian asam ini
yang akan melarutkan zat kapur pada email sehingga gigi menjadi
berlubang. Perjalanan keries di mulai pada lapisan email gigi bila tidak
di lakukan perawatan, proses karies akan berjalan terus menerus
menyerang lapisan dentin dan akhirnya sampai ke jaringan pulpa dan
lambat laun pula akan mati dan membusuk.
Menurut TARIGAN, 1990 karies dapat terjadi pada sebagian /
seluruh gigi geligi seseorang tergantung dari faktor-faktor yang ada di
sekitar manusia dan lingkunganya. Berdasarkan proses tersebut maka
karies dapat di bedakan berdasarkan kedalamannya sebagai berikut :
1. Karies Superfisialis : Karies yang mengenai Email (KME).
2. Karies Media :Karies yang telah mengenai daerah dentin (KMD).
3. Karies Propunda : Karies yang telah mengenai pulpa (KMP).
D. Akibat dari Karies.
1. Dapat menyebabkan bau mulut.
2. Dapat menyebabkan sakit gigi.
3. Dapat menyebabkan gusi bengkak dan berdarah.
4. Pengunyahan makanan menjadi terganggu.
E. Cara Mencegah dan Menanggulangi Karies.
1. Kurangi makan makanan manis dan mudah melekat pada gigi
seperti permen, coklat, biskuit, es krim dll.
2. Rajin menggosok gigi dengan baik dan benar pada pagi hari
setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Biasakan juga
berkumur-kumur setelah makan-makanan yang manis.
3. Makan-makanan yang bergizi dan menyehatkan gigi. Seperti
makanan 4 sehat 5 sempurna, buah-buahan dan sayur-sayuran
yang berserat dan mengandung air.

74
4. Menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride untuk
menguatkan gigi.
5. Memeriksakan gigi minimal 6 bulan sekali ke poli gigi atau
puskesmas terdekat dan menambal gigi yang sudah berlubang ke
poli gigi atau puskesmas terdekat.

75
E. Satuan Acara Penyuluhan Cara Menyikat Gigi dengan baik dan

Benar

Topik : Cara menyikat Gigi Baik dan Benar


Sasaran Hari/Tanggal Waktu Tempat

Anak SD Sabtu, 20 Sekolah Dasar 11 dan 15


kelas 1 dan 2 15 April 2017 menit Desa Pematang Tujuh

1. TUJUAN INSTUKSIONAL
A. Tujuan Instuksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan anak- anak SD
dapat memahami dan mengerti tentang cara menyikat gigi yang
baik dan benar.

B. Tujuan instuksional khusus (TIK)


1. Setelah mendapatkan penyuluhan tentang cara menyikat
gigi yang baik dan benar anak- anak SD dapat
menyebutkan pengertian tentang menyikat gigi dengan baik
dan benar.
2. Setelah mendapatkan penyuluhan tentang cara menyikat
gigi yang baik dan benar anak- anak SD dapat
menyebutkan waktu yang tepat untuk menyikat gigi dengan
baik dan benar.
3. Setelah mendapatkan penyuluhan tentang cara menyikat
gigi yang baik dan benar anak- anak SD dapat
menjelaskan manfaat menyikat gigi dengan baik dan benar.
4. Setelah mendapatkan peyuluhan tentang cara menyikat
gigi yang baik dan benar anak- anak SD dapat menjelaskan
dan mempraktekkan cara menyikat gigi dengan baik dan
benar.
2. METODE
- Ceramah dan Tanya jawab

76
- Demonstrasi

3. MEDIA (AVA)
- Phantom
- Sikat Gigi
4. PROSES PENYULUHAN

MEDIA/ALAT
MATERI KEGIATAN
No WAKTU METODA PENGAJARA KEGIATAN
BELAJAR
N
1 Pendahuluan 2 menit Ceramah Audio Aid Menjelaska Mendengar
Berkenalan dan dan tanya n
Appersepsi jawab
2 Pre test 2 menit Ceramah Audio Bertanya Menjawab
dan tanya
jawab
3 Materi 12 menit Menjelaskan Panthom gigi Menjelaska Mendengarka
 Menyebutkan dan dan sikat gigi n dan n dan
pengertian menyikat Demonstrasi memprakte Memperhatika
gigi yang baik dan kkan n
benar
 Menyebutkan waktu
menyikat gigi yang
baik dan benar
 Menjelaskan manfaat
menyikat gigi yang
baik dan benar
Menjelaskan dan
mempraktekkan cara
menyikat gigi yang baik
dan benar
4 Post test 2 menit Ceramah Audio Aid Bertanya Meenjawab

77
dan tanya
jawab
5 Penutup 2 menit - - Memberika
Mendengarka
n
n dan
kesimpulan,
menjawab
saran dan
salam
salam

5. EVALUASI
a. Sebutkan pengertian menyikat gigi yang baik dan benar !
b. Sebutkan waktu yang tepat untuk menyikat gigi yang baik dan
benar !
c. Jelaskan manfaat menyikat gigi yang baik dan benar !
d. Jelaskan cara menyikat gigi yang baik dan benar
6. MATERI
A. Pengertian menggosok gigi yang baik dan benar.
Cara menyikat gigi yang baik dan benar ialah menggosok
seluruh permukaan bagian gigi sesuai dengan waktu, macam-
macam sikat gigi dan cara-cara dalam menggosok gigi.
Menggosok gigi lebih baik menggunakan pasta yang
mengandung fluor dan air yang tidak bau.

B. Waktu yang tepat untuk menggosok gigi yang baik dan benar
adalah dua kali yaitu:
1. Pagi setelah sarapan
2. Malam sebelum tidur

C. Manfaat menggosok gigi adalah:


1. Gigi menjadi putih dan bersih
2. Mengurangi bau mulut
3. Mencegah gigi berlubang
4. Mengurangi sakit gigi
D. Cara menggosok gigi yang baik dan benar adalah:

78
1. Siapkan sikat gigi kecil dan pasta gigi
2. Kumur-kumur dengan air bersih terlebih dahulu
3. Gigi atas dan bawah dirapatkan
4. Kemudian gosoklah gigi samping yang di dekat pipi dengan
gerakan bulat-bulat melingkar
5. Kemudian gosoklah gigi depan yang di dekat bibir dengan
gerakan ke atas dan ke bawah
6. Untuk permukaan gigi yang ada di dalam yaitu di dekat lidah
dan di dekat langit-langit dilakukan dengan cara mencongkel
7. Untuk permukaan pengunyahan dilakukan dengan cara maju
mundur
8. Sikat juga lidah dengan penggosok lidah
9. Biasakan menggosok gigi di depan cermin agar dapat terlihat
apakah semua permukaan gigi tersikat semua atau tidak
10. Kumur-kumur dengan air bersih sebanyak dua kali

F. Satuan Acara Penyuluhan CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun)

Topik : Cuci Tangan Pakai Sabun

Sasaran Hari/Tanggal Waktu Tempat

Sabtu,
Anak SD kelas 20 menit SDN 11 Pematang 7
1 dan 2 15 April 2017

1. Latar Belakang

Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) adalah perilaku cuci tangan


secara benar dengan menggunakan sabun dan air bersih yang
mengalir. Sarana CTPS adalah sarana untuk melakukan perilaku

79
cuci tangan pakai sabun yang dilengkapi dengan sarana air
mengalir, sabun dan saluran pembuangan air limbah.
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu
tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari
menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih
dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dengan
sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit.
Hal ini dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen yang
membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu
orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak
tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti
handuk, gelas)
2. Tujuan

A. Tujuan Umum :

Pada akhir penyuluhan CTPS, Anak anak SD 11

diharapkan dapat memahami bahaya yang terjadi jika tidak

mencuci tangan dan diharapkan juga bisa melakukan atau

mempraktekkan cuci tangan pakai sabun dengan baik dan

benar

B. Tujuan Khusus :

Pada akhir penyuluhan CTPS, anak-anak SD 11 diharapkan


dapat mengetahui

1. Pentingnya CTPS
2. Akibat dari tidak mencuci tangan pakai sabun
3. Kapan harus memcuci tangan
4. Cara memcuci tangan dengan baik dan benar

80
G. Satuan Acara Penyuluhan Kalkulus (Karang Gigi)
Topik : Kalkulus (Karang Gigi)

Sasaran Hari/Tanggal Waktu Tempat

Sabtu, 20 Balai Desa Pematang 7,


Ibu Hamil,
15 April 2017 menit Dusun Suka Damai
remaja putri

1. TUJUAN INTRUKSIONAL :
A. Tujuan Intruksional umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan tentang kalkulus, pasien
diharapkan dapat mengetahui dan memahami tentang kalkulus.
B. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
1. Setelah mengikuti penyuluhan tentang pengertian
kalkulus, pasien dapat menyebutkan pengertian kalkulus
dengan baik dan benar.
2. Setelah mengikuti penyuluhan tentang penyebab dan
proses terjadinya kalkulus, pasien dapat menjelaskan
penyebab dan proses terjadinya kalkulus dengan baik dan
benar.
3. Setelah mengikuti penyuluhan tentang akibat adanya
kalkulus, pasien dapat menyebutkan akibat adanya
kalkulus dengan baik dan benar.
4. Setelah mengikuti penyuluhan tentang perawatan
kalkulus, pasien dapat menjelaskan cara perawatan
kalkulus dengan baik dan benar.
5. Setelah mengikuti penyuluhan tentang pencegahan
terjadinya kalkulus, pasien dapat menceritakan hal-hal
apa saja yang dapat mencegah terjadinya kalkulus
terutama pada diri sendiri dengan baik dan benar.
2. METODE
Ceramah dan Tanya jawab
3. MEDIA

81
1. Pantom gigi
2. Flipchard
4. PROSES PENYULUHAN

Materi / Kegiatan Kegiatan


No Waktu Metode Media
belajar Fasilitator Peserta

1 Pendahuluan 2 Brainstorming Menjelaskan a. Menjawab


menit salam
a. Salam
b. Mendengark
b. Perkenalan
an
c. Maksud dan
c. Memperhati
tujuan
kan
d. Apersepsi
2 Penyajian Materi 8 Ceramah a. Pantom Menjelaskan Mendengarkan
menit tanya jawab gigi
Menjelaskan :
b. Flipchard
a. Pengertian
kalkulus
b. Penyebab
Kalkulus dan
Proses
Terjadinya
Kalkulus.
c. Akibat Adanya
Kalkulus
d. Perawatan
Kalkulus
e. Pencegahan
Terjadinya
Kalkulus

82
3 Evaluasi 5  Tanya  Bertanya  Menjawab
menit jawab

4 Penutup 5 Ceramah  Menyimpu  Mendengark


menit lkan an
 Rangkuman
 Memberi  Mendengark
 Harapan
saran an
 Ucapan
 Memberi  Menjawab
terima kasih
salam salam
penutup

83
5. EVALUASI
1. Sebutkan pengertian kalkulus
2. Jelaskan penyebab kalkulus dan proses terjadinya kalkulus
3. Sebutkan akibat adanya kalkulus
4. Jelaskan cara perawatan kalkulus
5. Ceritakan hal-hal apa saja yang dapat mencegah terjadinya
kalkulus
6. MATERI
A. Pengertian kalkulus
Kalkulus (Karang gigi) adalah kumpulan plak yang
termineralisasi yang sangat lengket di atas email gigi.
Mudahnya, Karang gigi adalah kondisi dimana terdapat kotoran
yang mengeras di lapisan gigi anda, sehingga sulit untuk
dibersihkan. Berdasarkan hubungannya terhadap gingival
margin, kalkulus dibagi menjadi 2 :
a. Kalkulus Supragingival
Yaitu kalkulus yang melekat pada mahkota gigi mulai
dari puncak gingival margin dan dapat dilihat. Kalkulus ini
berwarna putih kekuning-kuningan, konsistensinya keras
seperti batu tanah liat dan mudah dilepaskan dari
permukaan gigi dengan skeler. Warna kalkulus dapat
dipengaruhi oleh pigmen sisa makanan atau dari merokok.

b. Kalkulus Subgingival

84
Yaitu kalkulus yang berada di bawah batas gingival
margin, biasanya pada daerah saku gusi dan tidak dapat
terlihat pada waktu pemeriksaan. Untuk menentukan lokasi
dan perluasannya harus dilakukan probing dengan
eksplorer, biasanya padat dan keras, warnanya cokelat tua,
atau hijau kehitam-hitaman, konsistensinya seperti kepala
korek api, dan melekat erat ke permukaan gigi.

B. Penyebab Kalkulus dan Proses Terjadinya Kalkulus


Penyebab kalkulus adalah sisa makanan yang tertinggal di
gigi dan membentuk plak dental yang telah mengalami
mineralisasi. Plak yang lunak menjadi keras karena
pengendapan garam-garam mineral, yang biasanya dimulai
antara hari pertama sampai hari keempat belas dari
pembentukan plak.
Proses kalsifikasi mencakup pengikatan ion-ion kalsium ke
senyawa karbohidrat-protein dari matriks organik, dan
pengendapan kristal-kristal garam kalsium fosfat. Kristal
terbentuk pertama sekali pada matriks interseluler dan pada
permukaan bakteri, dan akhirnya diantara bakteri.
Saliva merupakan sumber mineralisasi untuk kalkulus
supragingival, dimana serum transudat yang disebut cairan
gingival crevicular menyediakan kalsium untuk kalkulus
subgingiva. Plak memiliki kemampuan untuk
mengkonsentrasikan kalsium 2-20 kali level yang ada pada
saliva.

85
Kalsifikasi kalkulus dimulai sepanjang permukaan plak
supragingival (dan pada komponen melekat dari plak
supragingival) yang berbatasan dengan gigi membentuk fokus-
fokus yang terpisah. Fokus-fokus tersebut kemudian membesar
dan menyatu membentuk massa kalkulus yang padat. Kalkulus
dibentuk lapis demi lapis, dimana setiap lapis sering dipisahkan
oleh kutikula yang tipis yang kemudian tertanam dalam kalkulus
dengan berlangsungnya kalsifikasi.

Lapisan bening dan tipis ( Pelikel ) -----> Sisa Makanan ( Mengendap ) ---
> Pelikel + kuman ----> Plak (berikatan dengan kalsium ) -----> KARANG
GIGI
Lapisan ini terbentuk melalui proses kalsifikasi dari plak gigi. Endapan ini
terutama terdiri atas kalsium fosfat 75,9%, di samping kalsium karbonat
3,1%, magnesium fosfat, air dan bahan-bahan ogranik.

C. Akibat Adanya Kalkulus

1. Bau mulut yang tidak hilang


2. Gusi merah dan bengkak
3. Gigi goyang dan sensitif
4. Rasa sakit saat mengunyah
5. Gusi sakit dan berdarah saat menyikat gigi

D. Perawatan Kalkulus
Salah satunya adalah dengan pembersihan kalkulus atau
biasa disebut scalling. Scaling adalah salah satu perawatan
gigi dan mulut yang tujuan utamanya membersihkan karang
gigi atau kalkulus yang berbentuk suatu zat keras berwarna
putih kekuningan sampai coklat kehitaman yang menempel
pada gigi sampai ke dalam gusi, kalkulus sangat sulit
dibersihkan dengan hanya menyikat gigi saja, sehingga dalam

86
pembersihannya diperlukan suatu peralatan khusus yang
disebut scaller dan hanya dapat dilakukan di klinik gigi.

E. Pencegahan Terjadinya Kalkulus.


Anda bisa mengikuti tips-tips di bawah ini untuk mencegah
timbulnya karang gigi di gigi anda :

1. Lakukan pemeriksaan gigi secara rutin dan berkala ( 6


bulan sekali ) ke klinik gigi atau poli gigi di fasilitas
kesehatan.
2. Kurangi mengkonsumsi makanan yang mengandung
gula seperti permen, coklat atau makanan manis
lainnya.
3. Sikat gigi secara rutin dan teratur 2x sehari, pagi
sesudah sarapan dan malam sebelum tidur. Tujuan
menyikat gigi adalah untuk menghilangkan atau
menghambat pertumbuhan plak, membersihkan gigi
dari makanan, debris dan pewarnaan.
4. Bersihkan sela-sela gigi dengan benang gigi atau sikat
interdental.
5. Biasakan menggunakan obat kumur.
6. Perbanyak konsumsi air putih.

C. Satuan Acara Penyuluhan Rematik

Topik : Penyakit Rematik

Sasaran Hari/Tanggal Waktu Tempat

Masyarakat
Sabtu, 20 Balai Desa Pematang 7,
Desa
15 April 2017 menit Dusun Suka Damai
Pematang
Tujuh

87
1. LATAR BELAKANG
Rematik merupakan penyakit yang diderita oleh mayrakat
yang umumnya pekerja keras sehingga inilah yang menjadikan
acuan dalam penyuluhan ini dan juga di dukung dengan data dari
hasil survei.
2. TUJUAN
A. Tujuan umum
Setelah diberikan penyuluhan tentang penyakit Rematik,
Masyarakat bisa mengerti dan memahami tentang penyakit
Rematik
B. Tujuan khusus
Setelah dilakukan penyuluhan
1. Masyarakat mengetahui Pegertian Rematik
2. Masyarakat mengetahui penyebab dari Rematik
3. Masyarakat mengetahui tanda dan gejala dari Rematik
4. Masyarakat mengetahui cara mencegah dari penyakit
Rematik
5. Masyarakat mengetahui makanan yang boleh dikonsumsi
pada pasien Rematik
6. Masyarakat mengetahui makanan yang harus dihindari oleh
pasien Rematik

C. Alat dan bahan


 Laptop
 Lcd atau Infocus
 Materi penyuluhan
 Leaflet
D. PELAKSANAAN
Pemeriksaan ini dilakukan oleh mahasiswa Poltekkes
Pontianak Kelompok 26 Jurusan Keperawatan. Kegiatan ini

88
berupa penyuluhan langsung terhadap Masyarakat Desa
Pematang Tujuh, kecamatan rasau jaya.
E. HASIL KEGIATAN
Penyuluhan kesehatan tentang penyakit Rematik diikuti oleh
masyarakat Desa Pematang Tujuh dengan jumlah 35 orang
yang hadir. Setiap warga yang hadir diberikan lefleat tentang
penyakit tentang Rematik.
F. EVALUASI
Dari 35 orang yang mengikuti penyuluhan hampir semua
warga antusias untuk bertanya tentang penyakit Rematik dan
memahami tentang penyakit Rematik tersebut

89
C. Satuan Acara Penyuluhan Pengolahan Sampah

Topik : Pengolahan Sampah

Sasaran Hari/Tanggal Waktu Tempat

Masyarakat Sabtu, Balai Desa Pematang 7,


desa 20 menit
15 April 2017 Dusun Suka Damai
Pematang
Tujuh

1. Latar Belakang
Perkembangan dan pertambahan jumlah sampah tidak dapat
dibendung lagi. Setiap manusia bertambah, maka secara otomatis,
jumlah sumber sampah pun bertambah.Limbah atau sampah
adalah semua buangan yang dihasilkan oleh semua aktivitas
manusia yang berbentuk padat, lumpur(sludge), cair maupun gas
yang dibuang karena tidak dibutuhkan atau tidak diinginkan lagi.
Walaupun dianggap sudah tidak berguna dan tidak bermanfaat lagi,
namun terkadang masih bisa dimanfaatkan lagi untuk dijadikan
bahan baku.
2. METODE :
Ceramah dan tanya jawab
3. MATERI :
Materi selengkapnya terlampir
4. PROSES PENYULUHAN

90
Uraian Kegiatan
No Waktu
Kegiatan Penyuluh Audience/tersuluh
1 Kegiatan 1. Membuka dengan Menjawab salam dan 2 menit
pembuka salam bertanya
2. Memperkenalkan
diri
2 Membuka a. Menyampaikan Mendengarkan dan 3 menit
materi permasalahan yang memperhatikan
dijumpai tentang Bertanya
pengolahan sampah
b. Menyampaikan
tujuan pentingnya
mengolah sampah
dengan baik dan
benar
3. Penyampaian Menyampaikan materi  Memperhatikan 10
materi  Mendengarkan menit
1. Cara mengolah
sampah dengan  Memahami
3R/4R

4. Melibatkan a. Memberikan Bertanya 3 Menit


peserta kesempatan Memberi saran dan
bertanya kepada komentar
peserta pada
materi
pengolahan
sampah
5. Menutup a. Penceramah Evaluasi 2 Menit
ceramah melakukan Kesimpulan
evaluasi pada

91
5. MATERI PENYULUHAN

A. Teknik pengolahan sampah


1. Pewadahan
Pewadahan : penampungan sementara sampah
yang dihasilkan di sumber baik individual atau komunal.
Dengan adanya pembusukan sampah yang juga menarik
datangnya lalat dapat diatasi. Air hujan yang berpotensi
menambah kadar air di sampah dapat dikendalikan. Serta
Pencampuran sampah yang tidak sejenis dapat dihindari.
Berdasarkan letak dan kebutuhan dalam sistem
penanganan sampah, maka pewadahan dapat dibagi ke
dalam :
1) Level 1 : wadah sampah yang menampung sampah
langsung dari sumbernya (misalnya diletakkan di dapur,
ruang kerja, dll).
2) Level 2 : bersifat sebagai pengumpul sementara,
menampung sampah dari wadah level 1 maupun
langsung dari sumbernya (misalnya diletakkan di luar
kantor, sekolah atau pinggir jalan).
3) Level 3 : merupakan wadah sentral, biasanya bervolume
besar yang akan menampung sampah dari level
sebelumnya.
Pola dan Karakteristik Pewadahan Sampah
No Pola Individual Komunal
Pewadahan /
Karakteristik
1. Bentuk / jenis Kotak, silinder, Kotak, silinder,
bin(tong), semua kontainer, bin (tong),
bertutup dan kantong semua bertutup
plastik
2. Sifat Ringan, mudah Ringan, mudah
dipindahkan dan mudah dipindahkan dan mudah
dikosongkan dikosongkan
3. Bahan Logam, plastik, Logam, plastik,
fiberglass (GRP), kayu, fiberglass (GRP), kayu,
bambu, rotan, kertas bambu, rotan

92
4. Volume Pemukiman dan toko Pinggir jalan dan taman
kecil (10- 40 liter) = 30-40 L Untuk
permukiman dan pasar
= 100-1000 L
5. Pengadaan Pribadi, instansi, Instansi, pengelola
pengelola

2. Pengumpulan
Pengumpulan : pengumpulan sampah dari wadah-
wadah di sumber sampah, dengan berbagai sarana seperti
gerobak dan truk. Pola pengumpulan sampah terdiri atas :
Pola individual langsung oleh truk pengangkut menuju ke
pemrosesan. Pola individual tidak langsung, dengan
menggunakan pengumpul sejenis gerobak sampah
a. Pola komunal langsung oleh truk pengangkut
b. Pola komunal tidak langsung
c. Pola penyapuan jalan
3. Pemindahan
Pemindahan : penampungan sementara sampah
sebelum diangkut oleh truk. Sarana yang digunakan dapat
berupa sebuah area pemindahan, atau sebuah wadah
besar yang peletakkannya terpusat atau tersebar.
Tipe Pemindahan (transfer)
No Uraian Transfer Tipe I Transfer Tipe II Tramsfer Tipe III
1. Luas ≥ 200 m² 60 - 200 m² 10 – 20 m²
Lahan
2. Fungsi -Tempat pertemuan -Tempat Tempat
peralatan pertemuan pertemuan
pengumpuldan peralatan gerobak dan
pengengkutan pengumpul dan kontainer (6- 10
sebelum pengangkutan m³)
pemindahan sebelum -Lokasi
-Tempat pemindahan penempatan
penyimpanan atau -Tempat parkir kontainer

93
kebersihan gerobak komunal (1-10 m³
-Bengkel sederhana -Tempat -Tempat
-Kantor wolayah / pemilihan pemilahan
pengendali
-Tempat pemilahan
-Tempat
pengomposan

3. Daerah Baik sekali untuk Daerah yang sulit


Pemakai daerah yang mudah mendapat lahan
mendapat lahan yang kosong dan
daerah protokol

4. Pengangkutan

Pengangkutan : pengangkutan sampah dari lokasi


pemindahan ke tempat daur ulang atau ke tempat pengolahan
atau ke tempat pemrosesan akhir. Sarana yang digunakan
misalnya truk atau kereta api.

Sistem pengangkutan sampah dapat dilakukan dengan


metode:

a. Hauled Container System (HCS) : sistem pengumpulan


sampah yang wadah pengumpulannya dapat dipindah-
pindah dan ikut dibawa ke tempat pemrosesan akhir. HCS
merupakan sistem wadah angkut untuk daerah komersil.
b. Stationary Container System (SCS) : sistem pengumpulan
sampah yang wadah pengumpulannya tidak dibawa
berpindah-pindah (tetap). Wadah pengumpulan ini dapat
berupa wadah yang dapat diangkat atau yang tidak dapat
diangkat. SCS merupakan sistem wadah tinggal ditujukan
untuk melayani daerah permukiman.

94
c. Jenis kendaraan pengangkut : truk terbuka, dump truck,
arm-roll truck, roll-on truck, multi-loader truck, compactor
truck.
5. Pengolahan
Pengolahan : bertujuan untuk memroses sampah agar :
a. Berkurang volume atau beratnya, seperti insinerasi,
pengomposan
b. Berkurang sifat bahayanya terhadap manusia atau
lingkungan
c. Lebih memudahkan dalam penanganan selanjutnya,
antara lain : Penghalusan (grinding), Pemadatan

Ada beberapa tahapan di dalam pengelolaan sampah


yang baik, diantaranya:

1) Pemilahan yaitu memisahkan menjadi kelompok sampah


organik dan non organik dan ditempatkan dalam wadah
yang berbeda.
2) Pengolahan dengan menerapkan konsep 3R yaitu:
a) Reuse (penggunaan kembali) yaitu menggunakan
sampah-sampah tertentu yang masih memungkinkan
untuk dipakai [penggunaan kembali botol-botol
bekas].
b) Reduce (pengurangan) yaitu berusaha mengurangi
segala sesuatu yang dapat menimbulkan sampah
serta mengurangi sampah-sampah yang sudah ada.
c) Recycle (daur ulang) yaitu menggunakan sampah-
sampah tertentu untuk diolah menjadi barang yang
lebih berguna [daur ulang sampah organik menjadi
kompos].
d) Untuk sampah yang tidak dapat ditangani dalam
lingkup sekolah, dikumpulkan ke Tempat
Penampungan Sementara (TPS) yang telah

95
disediakan untuk selanjutnya diangkut oleh petugas
kebersihan ke Tempat Pembuangan Akhir(TPA).
6. Daur Ulang
a. Daur ulang : kegiatan penanganan sampah,
menggunakan cara- cara pengolahan, atau cara-cara
manual, agar sampah tersebut dapat dimanfaatkan
kembali berbeda dari asalnya.
b. Sampah yang masih memiliki nilai apabila di daur ulang
adalah sampah pembungkus (packaging), kertas bekas
dan sampah plastik.
c. Di negara industri, aplikasi pengemas yang mudah
didaur ulang menjadi salah satu faktor dalam
meningkatkan nilai saing produk tersebut di pasar.
7. Pembuangan Akhir
Pembuangan Akhir : penyingkiran sampah ke alam
lingkungan, seperti ke dalam tanah, ke dalam lautan, dsb.
Merupakan alternatif akhir dan tahap akhir yang dilakukan.
Bila dilakukan dengan mengurug (mengisi) tanah, dikenal
sebagai landfilling.
Adapun metode pengolahan pada pembuangan akhir :
a. Metode open dumping
Metode ini adalah penimbunan sampah di lokasi
TPA tanpa aplikasi teknologi yang memadai. Metode ini
memungkinkan adanya perembesan air lindi (cairan yang
timbul akibat pembusukan sampah) melalui kapiler-kapiler
air dalam tanah hingga mencemari sumber air tanah,
terlebih di musim hujan. Efek pencemaran bisa
berakumulasi jangka panjang dan pemulihannya bisa
membutuhkan puluhan tahun. Metode ini sudah tidak
populer karena selain sudah tidak akan diperbolehkan lagi
juga berpotensi pada pencemaran lingkungan.
b. Metode sanitary landfill

96
Metode ini mengelola sampah dengan melakukan
pelapisan geotekstil yang tahan karat pada permukaan
tanah sebelum mengalirkan air lindi ke bak penampungan
agar tidak mancemari air tanah. Air lindi selanjutnya diolah
menjadi pupuk organik cair (POC). Setelah sampah
ditimbun, kemudian dilapisi lagi dengan geotekstil di
bagian atasnya dan ditutup dengan tanah. Metode ini lebih
bagus daripada sekedar open dumping. Namun
memerlukan lahan yang luas, biaya maintenance yang
mahal serta risiko besar atas kebocoran zat atau gas
beracun.
c. Metode rooftiling, floortiling, walling
Metode ini mengkonversi sampah menjadi material
untuk atap (genteng), lantai (tegel/keramik), dan atau
bahan-bahan untuk tembok. Dengan sistem reuse dan
recycle ini, permasalahannya adalah pada biaya investasi
yang besar dan output yang masih terlalu mahal dan kalah
kualitas dibandingkan dengan produk regular darimaterial
nonsampah pada umumnya.
d. Metode insenerator
Metode ini dilakukan dengan memasukkan sampah
(disortir maupun tanpa disortir) ke dalam unit pembakaran
dalam suhu 800°C-1.200°C. Metode ini bisa mereduksi
sampah 80%–100%. Panas yang dihasilkan bisa
digunakan untuk pembangkit listrik. Lahan yang
diperlukan untuk sistem ini relatif lebih kecil daripada
metode sanitarylandfill tetapi berbiaya mahal. Metode ini
sudah tidak akan diizinkan karena kontribusinya yang
sangat besar pada efek gas rumah kaca.
e. Metode gas metana
Metode ini menggunakan teknik fermentasi secara
anaerobik terhadap sampah organik. Secara teknis

97
sampah disortir menjadi sampah organik dan anorganik.
Sampah organik dicampur dengan air dan digester
(dimasukkan dalam tempat kedap udara) selama kurang
lebih dua pekan dan akan menghasilkan gas metana
(CH4) yang bisa digunakan sebagai energi listrik. Metode
ini menguntungkan karena bisa menghasilkan energi
terbarukan.
f. Metode autoclave
Metode ini relatif baru walaupun secara teknis
sebetulnya sangat sederhana. Sistemnya adalah
melakukan pembongkaran langsung dari dump truk
masuk ke mesinautoclave. Di dalam autoclave sampah
diinjeksi dengan uap bersuhu 160°C selama 2 jam.
Sampah kemudian secara otomatis disalurkan melalui belt
conveyor ke mesin penyortiran. Proses pada sistem ini
ramah lingkungan dan berpeluang mendapatkan kredit
karbon.
g. Metode komposting
Metode ini menggunakan sistem dasar
pendegradasian bahan-bahan organik secara terkontrol
menjadi pupuk dengan memanfaatkan aktivitas
mikroorganisme. Aktivitas mikroorganisme bisa
dioptimalisasi pertumbuhannya dengan pengkondisian
sampah dalam keadaan basah (nitrogen), suhu dan
kelembaban udara (tidak terlalu basah dan atau kering),
dan aerasi yang baik (kandungan oksigen).
Secara umum, metode ini bagus karena
menghasilkan pupuk organik yang ekologis (pembenah
lahan) dan tidak merusak lingkungan. Serta sangat
memungknkan melibatkan langsung masyarakat sebagai
pengelola (basis komunal) dengan pola manajemen
sentralisasi desentralisasi (se-Desentralisasi) atau metode

98
Inti (Pemerintah/Swasta)-Plasma (kelompok usaha di
masyarakat). Hal ini pula akan berdampak pasti terhadap
penanggulangan pengangguran

99

Anda mungkin juga menyukai