Anda di halaman 1dari 5

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

DiagnosaKeperawatan Tujuan Intervensi Rasional


1. Bersihan jalan nafas tidak efektif Klien akan 1. Monitor status respiratori 1) Mengetahui status pernafasan klien memudahkan
berhubungan dengan peradangan, menunjukkan jalan setiap 2 jam, kaji adanya untuk intervensi selanjutnya, dan takipnea biasanya
penumpukan sekret, ditandai nafas efektif, peningkatan status ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan
dengan : ventilasi paru adekuat pernafasan dan bunyi pada penerimaan atau selama stress/adanya proses
DS: Ibu klien mengatakan anaknya dan tidak ada nafas abnormal. infeksi akut. Pernafasan dapat melambat dan
batuk di sertai lendir penumpukan sekret, 2. Beri posisi yang nyaman frekwensi ekspirasi memanjang inspirasi.
DO: dengan kriteria : yang memudahkan pasien 2) Peninggian kepala tempat tidur mempermudah
- Klien batuk berlendir - Batuk anak bernafas (peninggian fungsi pernafasan dengan menggunakan gravitasi.
- Respirasi : 46 x/i berkurang. kepala tempat tidur atau Namun pasien dengan distress berat akan mencari
- Terpasang O2 1 L/menit - Lendir tidak ada. pasien dipangku oleh posisi yang paling mudah untuk bernafas. Sokongan
- Leukosit 15,30/mmHasil foto - Vital sign dalam ibunya) tangan/kaki dengan bantal dll, membantu
Thorax AP: Bronchopneumonia batas normal 3. Ciptakan lingkungan menurunkan kelemahan otot dan dapat sebagai alat
bilateral yang nyaman sehingga ekspansi dada.
- Bunyi nafas bronkhovesikuler, pasien dapat tidur dengan 3) Lingkungan tenang dan nyaman memudahkan klien
Ronkhi(+) tenang beristirahat.
4. Lakukan Penghisapan 4) Penghisapan (suction) dilakukan untuk
sekret (Suction) sesuai membersihkan jalan napas dari penumpukan sekret.
indikasi

2. Gangguan pertukaran gas Klien akan 1. Kaji frekuensi, 1) Takipnu, pernapasan dangkal, dan gerakan
berhubungan dengan kerusakan menunjukkan kedalaman dan gerakan taksimetris sering terjadi karena kerusakan organ
organ brongkhus dan alveoli akibat frekuens inapas otot dada paru atau karena adanya cairan
dari invasi kuman pathogen, dalam batas normal 2. Observasi warna kulit, 2) Sinosis pada kuku menunjukkan vasokonstriksi atau
ditandai dengan: dan tidak mengalami membrane mukosa, dan respon tubuh terhadap demam dan menggigil
Ds: Ibu klien mengatakan anaknya cyanosis dengan warna kuku sera sedangkan cianosis pada membrane mukosa
sesak nafas kriteria : observasi cafillary menunjukkan hipoksia sistemik
Do: - Sesak (-) refilling
1. Bunyi nafas bronkhovesikuler, - Retraksi dinding 3. Pertahankan jalan napas, 3) Meningkatkan ekspansi paru dan upaya pernapasan
Ronkhi (+) dada (-) tempatkan pasien pada 4) Kesulitan pernapasan dan munculnya bunyi
2. Terpasang oksigen nasal canule - Kebiruan (-) posisi yang nyaman adventius merupakan indicator dari kongesti/udema
1 L/menit - P : <40x/menit dengan kepala interstitial, atelektasis
3. Klien tampak sesak ditinggikan
4. Retraksi dinding dada (+) 4. Auskultasi bunyi napas 5) Indikator kemajuan terapi yang telah diberikan
5. Pernapasan cuping hidung 5. Pantau dengan ketat
6. Hasil foto Thorax AP: TTV 6) Mengoreksi hypoxia dengan menggagalkan
Bronchopneumonia bilateral 6. Penatalaksanaan upaya/progresiasi dosis respiratorik dan untuk
pemberian oksigen menjamin oksigenasi jaringan yang adekuat
L/menit
3. Hipertermi berhubungan dengan Thermoregulasi 1. Kaji suhu tubuh pasien 1. mengetahui peningkatan suhu tubuh, memudahkan
proses inflamasi Setelah dilakukan 2. Anjurkan Kompres intervensi
Ditandai dengan : tindakan hangat. 2. mengurangi panas dengan pemindahan panas secara
DS: Ibu klien mengatakan anaknya keperawatan selama 3. Tingkatkan intake cairan konduksi. Air hangat mengontrol pemindahan panas
sering demam 3 x 24 jam pasien dan nutrisi (sesuai secara perlahan tanpa menyebabkan hipotermi atau
DO : menunjukkan : toleransi) menggigil.
- Peningkatan leukosit 15,30/mm³ Suhu tubuh dalam 4. Anjurkan pasien untuk 3. Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat
- Klien teraba hangat batas normal dengan menggunakan pakaian evaporasi.
- Suhu : 38,7 ºC kriteria hasil: yang tipis dan mudah 4. Memberikan rasa nyaman dan pakaian yang tipis
- Hasil foto Thorax AP: - Suhu 36 – 37 ºC menyerap keringat. mudah menyerap keringat dan tidak merangsang
Bronchopneumonia bilateral - Nadi dan RR 5. Observasi intake dan peningkatan suhu tubuh.
dalam batas output, tanda vital (suhu, 5. Mendeteksi dini kekurangan cairan serta mengetahui
normal nadi, tekanan darah) tiap keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
- Tidak ada 3 jam sekali atau sesuai Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui
perubahan warna indikasi. keadaan umum pasien.
kulit dan tidak ada 6. Kolaborasi : pemberian 6. Pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan
pusing cairan intravena dan suhu tubuh yang tinggi. Obat khususnya untuk
pemberian obat sesuai menurunkan panas tubuh pasien.
program
4. Gangguan pola tidur berhubungan Melaporkan 1. Kaji pola tidur klien 1. mengidentifikasi intervensi yang tepat.
dengan penyakit dan perubahan perubahan dalam 2. Kaji kebiasaan tidur 2. Kebiasaan tidur klien dapat mempengaruhi pola
lingkungan, ditandai dengan : gangguan pola tidur, 3. Tingkatkan regimen tidur klien
dengan kriteria hasil:
DS : Ibu klien mengatakan anaknya kenyamanan waktu tidur, 3. Meningkatkan efek relaksasi.susu dapat
- waktu tidur ± 8
sulit tidur dan tidurnya tidak misalnya minum air meningkatkan sintesis serotonin dan
jam
nyenyak hangat setelah dikasi neurotransmitter yang membantu pasien tidur.
- Klien tidak
DO :
terlihat minum susu 4. Memberikan situasi kondusif untuk tidur
- Wajah klien terlihat
mengantuk dan 4. Kurangi kebisingan saat 5. Tidur tanpa gangguan lebih memberikan rasa segar
mengantuk dan tidak segar tampak segar anak tidur dan klien mungkin tidak mampu kembali tidur bila
- Klien sering menguap 5. Hindari mengganggu telah terbangun.
/membangunkan klien
- Waktu tidur klien 5 – 6 jam
untuk pemberian obat
bila mungkin
5. Resiko perubahan nutrisi kurang Klien dapat 1) Kaji status nutrisi klien 1) Untuk menentukan intervensi selanjutnya
dari kebutuhan tubuh b/d menunjukkan nutrisi
kehilangan nafsu makan, ditandai yang seimbang 2) Kaji adanya mual dan 2) Adanya mual dan muntah dapat mempengaruhi
dengan : dengan criteria hasil: muntah nafsu makan anak
DS:Ibuklien mengatakan anaknya  Tidak ada tanda –
terlihat kurus dan berat tanda malnutrisi. 3) Pantau berat badan
badannya turun  Nafsu makan klien setiap hari 3) Untuk mengetahui perubahan berat badan
DO: membaik.
1. Klien minum susu formula
4) Pantau pemasukan 4) Mengetahui keseimbangan nutrisi sesuai kebutuhan
(Progestemil 85 gr) 8x60 mil
makanan selama
via NGT. perawatan
2. Saat Masuk (03/03/16) BB:
6,5kg, LILA:13cm, LP:37cm
3. Saat Pengkajian (02/05/16)
BB:6,3kg, LILA:12cm,
LP:36cm
6. Kecemasan orang tua klien Orang tua klien 1. Catat derajat 1. Pemahaman bahwa perasaan (dimana berdasarkan
berhubungan dengan dampak menunjukkan kecemasan dan takut. situasi stres ditambah ketidak seimbangan oksigen
hospitalisasi, ditandai dengan: takut/kecemasan Informasikanpada yang mengancam) normal dapat membantu orang
DS: hilang atau menurun, orang tua klien bahwa tua dalam meningkatkan beberapa perasaan kontrol
- Ibu klien mengatakan cemas dengan kriteria : perasaannya normal emosi.
dengan keadaan anaknya 1. Orang tua klien dan berikan dukungan
- Ibu klien sering bertanya- tidak cemas lagi. moril 2. Menghilangkan kecemasan karena ketidak tahuan
tanya tentang penyakit 2. Orang tua tidak 2. Jelaskan proses dan menurunkan takut tentang keamanan pribadi.
anaknya. bertanya-tanya penyakit dan prosedur Pada fase dini penjelasa nperlu diulang dengan
DO: lagi tentang dalam tingkat sering dan singka tkarena orang tua klien
- Ekspresi wajah Ibu klien penyakit kemampuan orang tua mengalami penurunan lingkup perhatian.
terlihat cemas anaknya. untuk memahami dan
3. Ekspresi wajah menangani informasi. 3. Dukungan membantu orang tua klien menurunkan
orang tua klien 3. Beri support kepada kecemasannya.
tenang. orang tua klien
7. Kurang pengetahuan orang tua Setelah diberikan 1. Kaji tingkat pendidikan 1. Tingkat pendidikan orang tua perlu diketahui
klien berhubungan dengan kurang edukasi, 1x 24 jam, orang tua klien sebelum memberikan edukasi
terpajan informasi, ditandai dengan: pemahaman orang tua
klien bertambah 2. Berikan Edukasi 2. Bahasa yang digunakan harus disesuaikan agar
DS : Ibu klien mengatakan anaknya
dengan criteria hasil : dengan bahasa yang mudah dipahami
belum pernah diimunisasi mudah dipahami
DO : - Orang tua klien keluarga klien
- Tingkat pendidikan orang tua menyatakan
klien SMP pemahaman
tentang 3. Berikan kesempatan 3. Dengan bertanya, keluarga klien bisa lebih
- Dari hasil pengkajian ibu
pentingnya kepada keluarga untuk memperluas pemahamannya
klien mengatakan tidak imunisasi bagi bertanya
mendapat informasi tentang anak
imunisasi dan takut anaknya 4. Evaluasi hasil 4. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
sakit setelah dapat imunisasi. pembelajaran pemahaman keluarga tentang informasi yang
diberikan

Anda mungkin juga menyukai