Anda di halaman 1dari 1

-IBU SEBAGAI AYAH-

Akulah penghujung senja,


menimang anakku yang tua,
tapi kekanakan makin menganga.

Akulah puing-puing pohon renta,


yang mengucurkan uang fana,
untuk dicucupi anakku yang bersemayam di kamarnya.

Akulah sisa malam,


sesanggup memberi nasi kering tambah garam,
yang penting perut anakku tak keram,
raungan, cacian, pukulan tak membuatku dendam.

Akulah buruh tanpa tepi


Diperbudak anakku sendiri
Haribaanku sepi,
kecuali untuk menampung tangisku sendiri

Akulah si tua bangka hina dina


Yang tak diakui sesiapa
Hingga pelukku tak dirindukan
Sudah dewasa, kata anakku yang jadi alasan

Akulah wanita,
yang terkadang menjabat sebagai pria,
memikul karung, menenteng buyung,
menggarap kebun, dari mulai lahir embun.

Akulah ibu,
yang terkadang menjabat sebagai ayah,
mencari upah, merawat rumah,
minumanku ludah, keringatku darah,
aah! kodrat sudah lama aku jarah.

Akulah tulang punggung,


meski punggung telah melengkung.

Bungkuk, tapi dagu tetap tegak.

Anda mungkin juga menyukai