FAKULTAS KEDOKTERAN
2018
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
Kami sangat berharap hasil laporan ini dapat berguna dalam memenuhi tugas mata
kuliah Keperawatan Gadar Maternitas. Kami juga menyadari bahwa di dalam hasil laporan
ini masih terdapat kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan kritik, saran dan usulan yang membangun demi perbaikan hasil laporan yang
Semoga hasil laporan ini dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan pada
Kelompok VII
i
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………......…………………….4
B. Tujuan ……………………………………………………..………………….5
A. Kesimpulan ……………………………………………………………...…...26
B. Saran …………………………………………………………………............26
3 ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perdarahan pada kehamilan muda disebut sebagai abortus sedangkan perdarahan pada
kehamilan tua disebut perdarahan anterpartum. Batas teoritis antara kehamilan muda
dengan kehamilan tua adalah 22 minggu mengingat kemungkinan hidup janin diluar
uterus .
kehamilan 22 minggu tapi tidak jarang terjadi pula pada usia kandungan kurang dari
minggu biasanya lebih berbahaya dan lebih banyak daripada kehamilan sebelum 22
minggu . Oleh karena itu perlu penanganan yang cukup berbeda . Perdarahan
perdarahan yang tidak bersumber pada kelainan plasenta umpamanya kelainan serviks
harus selalu dipikirkan bahwa hal itu bersumber pada kelainan plasenta.
klinis biasanya tidak terlampau sukar untuk menentukannya ialah plasenta previa dan
anterpartum terjadi kira-kira 3 % dari semua persalinan yang terbagi atas plasenta
4
karena disangka sebagai tanda permulaan persalinan biasa. Baru setelah perdarahan
Setiap perdarahan pada kehamilan lebih dari 22 minggu yang lebih banyak
yang memiliki fasilitas untuk transfusi darah dan operasi . Perdarahan anterpartum
diharapkan penanganan yang adekuat dan cepat dari segi medisnya maupun dari
aspek keperawatannya yang sangat membantu dalam penyelamatan ibu dan janinnya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
plasenta previa.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Definisi
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen
bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan
lahir.
Menurut Prawiroharjo, plasenta previa adalah plasenta yang ada didepan jalan
lahir (prae = di depan ; vias = jalan). Jadi yang dimaksud plasenta previa ialah
plasenta yang implantasinya tidak normal, rendah sekali hingga menutupi seluruh
2. Etiologi
Plasenta bertumbuh pada segmen bawah uterus tidak selalu jelas dapat
pada desidua akibat persalinan yang lampau dapat menyebabkan plasenta previa ,
tidaklah selalu benar . Memang dapat dimengerti bahwa apabila aliran darah ke
plasenta tidak cukup seperti pada kehamilan kembar maka plasenta yang letaknya
menutupi sama sekali pembukaan jalan lahir .Frekuensi plasenta previa pada
6
grandemultipara yang berumur lebih dari 30 tahun kira-kira 4 kali lebih sering dari
3. Patofisiologi
minggu saat sekmen uterus telah terbentuk dan mulai melebar dan menipis.
Umumnya terjadi pada trimester ke tiga karena segmen bawah uterus lebih
dari dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Perdarahan
b. Plasenta Previa Lateralis : hanya sebagian dari ostium tertutup oleh plasenta.
d. Plasenta previa marginalis, apabila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir
e. Plasenta letak rendah, apabila plasenta yang letaknya abnormal pada segmen
bawah uterus belum sampai menutupi pembukaan jalan lahir atau plasenta
berada 3-4 cm diatas pinggir permukaan sehingga tidak akan teraba pada
4. Gejala Klinis
Perdarahan adalah gejala primer dari placenta previa dan terjadi pada
7
setelah minggu ke 20 kehamilan adalah karakteristik dari placenta previa.
perut) atau transvaginal (dengan probe yang dimasukan kedalam vagina namun
jauh dari mulut serviks) mungkin dilakukan, tergantung pada lokasi dari placenta.
pemeriksaan fisik pelvic mungkin menjurus pada perdarahan yang lebih jauh.
Gejala paling khas dari plasenta previa adalah perdarahan pervaginam (yang
keluar melalui vagina) tanpa nyeri yang pada umumnya terjadi pada akhir
triwulan kedua. Ibu dengan plasenta previa pada umumnya asimptomatik (tidak
tersebut tidak terlalu banyak dan berwarna merah segar. Pada umumnya
perdarahan pertama terjadi tanpa faktor pencetus, meskipun latihan fisik dan
dengan dinding rahim. Koagulapati jarang terjadi pada plasenta previa. Jika
boleh dilakukan kecuali di meja operasi mengingat risiko perdarahan hebat yang
mungkin terjadi.
8
5. Komplikasi
6. Pemeriksaan diagnostik
d. Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan Medis
rumah pasien, dan biasanya tidak berat. Pasien harus dirawat dirumah
perdarahan yang sangat berat. Dirumah sakit TTV pasien diperiksa, dinilai
posisinya.
9
Pemeriksaan Ultrasonografi dilakukan segara setelah masuk, untuk
2) Penatalaksanaan keperawatan
karena sulit buang air besar). Pasang infus NaCl fisiologis. Bila tidak
10
dan pergerakan janin.Bila terjadi renjatan, segera lakukan resusitasi cairan
kurang dari 37 minggu, taksiran Berat Janin kurang dari 2500g, maka :
37 minggu atau lebih, taksiran berat janin 2500g atau lebih lakukan
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
1) Anamnesa
28 minggu/trimester III.
11
- Sedikit banyaknya perdarahan; tergantung besar atau kecilnya
c) Inspeksi
d) Palpasi abdomen
2) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Obstetri
meliputi:
penolong persalinan
dan perdarahan.
12
b) Riwayat mensturasi
c) Riwayat Kontrasepsi
pada janin.
penyakit ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu,
3) Pemeriksaan fisik
a) Umum
linea nigra.
13
- Striae atau tanda guratan bisa terjadi di daerah abdomen dan
paha.
3) Hidung
5) Leher
darah pulmonal.
- Diafragma meningga.
8) Abdomen
9) Vagina
( tanda Chandwick)
14
- Hipertropi epithelium
diastasis rectal
b) Khusus
2. Diagnosa keperawatan
yang besar.
perdarahan
3. Rencana keperawatan
Diagnosa
No Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Penurunan Setelah dilakukkanya1. Kaji dan catat TTV, TD Pengkajian yang akurat
kardiak output tindakan keperawatan 2 X serta jumlah perdarahan. mengenai status hemodinamik
berhubungan 24 jam diharapkan merupakan dasar untuk
dengan penurunan kardiak output perencanaan, intervensi,
15
perdarahan tidak terjadi atau teratasi evaluasi.
dalam jumlah dengan kriteria hasil :
yang besar o Volume darah intravaskuler2. Bantu pemberian Memperbaiki volume vaskuler
dan kardiak output dapat pelayanan kesehatanmembutuhkan terapi IV dan
diperbaiki sampai nadi, atau mulai sarankan intervensi farmakologi.
tekanan darah, nilai terapi cairan IV atau Kehilangan volume darah
hemodinamik, serta nilai terapi transfusi darah harus diperbaiki untuk
laboratorium menunjukkan sesuai kebutuhan. mencegah komplikasi seperti
tanda normal infeksi, gangguan janin dan
gangguan vital ibu hamil.
2 Ansietas Setelah dilakukan tindakan1. kaji tingkat kecemasan Untuk mengetahui tingkat
berhubungan keperawatan selama 3 x 24 dan penyebab kecemasan dari klien
dengan diharapkan ansietas dapat kecemasan mengenai proses penyakitnya
kurangnya berkurang dengan kriteria
pengetahuan hasil : Beri dorongan untuk Um=ntuk megetahui apa yang
efek 1. menampilkan pola koping megekspresikan dirasakan klien dalam status
perdarahan dan yang positif tenang, perasaan kondisinya
manejemennya komunikatif, dan
. kooperatif. Beri informasi yang Informasi yang jelas tentang
cukup mengenai status kesehatan klien dapat
perawatan dan membuat klien lebih tenang
pengobatan yang
dilakukan dan
direncanakan
16
3. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Kaji Intensitas, lokasi, Utuk megetahui tindkan
berhubungan keperawatan selama dan faktor yang keperawatan yang akan
dengan memperberat atau dilakukan selnjutnya
ontarksi otot
meringankan nyeri
uterus
17
4. Resiko tinggi Setelah dilakukan tindakan Kaji dan observasi Untuk mengetahui tindakan
kekurangan keperawatan selama 3x24 penyebab kekurangan yang akan dilakukan
volume cairan
berhubungan jam diharapkan kebutuha cairan selanjutnya
dengan cairan terpenuhi dengan
perdarahan kriteria hasil:
- TTV dalam batas Monitor tanda-tanda Mengetahui kebutuhan cairan
normal dehidrasi : penurunan yang diperlukan klien dalam
- Hb normal kesadaran, nadi, tensi, pemenuhan jika terjadi tanda-
- Perdarahan tanda dehidrasi pada klien
anuria
pervaginam (-)
18
melibatkan kelurga
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi
terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dilakukan
lainnya.
19
Penilaian dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam melaksanakan
rencana kegiatan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses
keperawatan.
klien.
6. Pendidikan Kesehatan
mendapat penanganan yang cepat bisa mendatangkan syok dan kematian. Asuhan
20
TREN DAN ISU PLASENTA PREVIA
Kombinasi kedua jenis USG inilah yang akan membantu dokter untuk
memastikan diagnosis. Oleh karena itu, ibu hamil disarankan untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan secara rutin.
Bahkan, Anda juga bisa menjalani kembali proses USG sebelum melahirkan
untuk memeriksa lokasi plasenta serta detak jantung bayi.
Jika plasenta previa masih terjadi sampai mendekati hari kelahiran, Anda akan
disarankan untuk mengambil waktu istirahat. Akan lebih baik jika Anda menunda
untuk melakukan hubungan seksual, melakukan aktivitas yang berhubungan dengan
vagina, atau melakukan aktivitas berat
21
Penanganan Untuk Previa Plasenta
Selain itu, metode persalinan yang akan dilakukan pada kasus kehamilan dengan
plasenta previa adalah dengan operasi Caesar. Persalinan normal tidak dapat dilakukan
karena jalan lahir tertutup plasenta.
Gejala plasenta previa biasanya terjadi pada akhir trimester kedua atau awal trimester
ketiga. Akan tetapi, ada juga yang tidak terjadi pendarahan sampai mendekati persalinan.
Jumlah darah yang dikeluarkan bervariasi, mulai dari tetesan sampai darah seperti saat haid.
Sementara itu, wanita hamil dengan plasenta previa tidak memungkinkan untuk
melahirkan secara normal karena akan mengakibatkan pendarahan hebat. Lantas, adakah cara
agar plasenta naik ke atas rahim?
Salah satu langkah yang bisa Anda lakukan adalah mengambil waktu istirahat total.
Tidak hanya itu, sebaiknya Anda juga tidak melakukan hubungan seksual, melakukan
aktivitas yang berhubungan dengan vagina, atau melakukan aktivitas berat.
Pada kasus plasenta previa yang sudah parah, penderitanya harus diopname di rumah
sakit agar dokter mudah melakukan kontrol. Penanganan yang akan dilakukan dokter adalah
memberikan obat-obatan untuk mencegah kontraksi dan obat untuk mempercepat
pematangan paru-paru janin apabila janin harus segera dilahirkan.
Jika ibu hamil dengan plasenta previa merasakan kontraksi perut atau keluar bercak
darah, Anda harus segera ke rumah sakit karena ini merupakan tanda-tanda awal kontraksi
yang berbahaya.
Usia kandungan.
Posisi plasenta dan bayi.
Tingkat keparahan perdarahan.
Apakah perdarahan berhenti atau tidak.
Kondisi kesehatan ibu dan janin.
Sementara ibu hamil yang pernah mengalami perdarahan selama masa kehamilan
disarankan untuk menjalani sisa masa kehamilan di rumah sakit dari minggu ke-34. Langkah
ini dianjurkan agar pertolongan darurat (seperti transfusi darah atau pencegahan kelahiran
prematur) bisa segera diberikan jika perdarahan kembali terjadi.
Prosedur Caesar juga akan dilakukan begitu kehamilan mencapai batas usia yang cukup,
yaitu minggu ke-36. Sebelum menjalaninya, ibu hamil biasanya akan diberi kortikosteroid
untuk mempercepat perkembangan paru-paru bayi dalam kandungannya.
22
Apabila tidak ditangani dengan cepat, perdarahan ini dapat menyebabkan suatu
komplikasi yang mengancam nyawa, yakni syok hipovolemik. Selain itu, komplikasi lain
yang dapat ditimbulkan akibat plasenta previa antara lain:
Asfiksia, yaitu kegagalan bayi baru lahir untuk bernapas secara spontan dan teratur
sehingga menimbulkan gangguan metabolisme.
Tromboemboli vena, biasanya disebabkan oleh durasi rawat inap yang terlalu lama
dan efek samping dari penggunaan obat antikoagulan (obat anti pembekuan darah).
Kelahiran prematur, biasanya terjadi pada ibu hamil dengan perdarahan yang tidak
kunjung berhenti. Dokter mungkin akan menganjurkan prosedur Caesar meski usia
kandungan belum cukup.
Cedera pada bayi saat lahir.
Secara umum terdapat 3 jenis pengananan plasenta previa, yaitu perawatan konservatif,
persalinan pervaginam, dan persalinan perabdominal.
1. Perawatan konservatif
2. Persalian pervaginam
Persalinan pervaginam adalah tindakan melahirkan janin dengan cara persalinan normal.
Persalinan pervaginam dilakukan pada plasenta previa marginalis, plasenta previa letak
rendah, plasenta previa lateralis dengan pembukaan 4 cm atau lebih.
Syarat persalinan pervaginam adalah kehamilan sudah cukup bulan, perdarahan parah dan
janin yang dikadung mati.
3. Persalinan perabdominal
Persalinan perabdominal adalah tindakan melahirkan janin dengan cara operasi Caesar.
Indikasi operasi Caesar pada plasenta previa dilakukan pada beberapa kondisi, seperti:
Cara ini lebih aman dilakukan pada semua jenis plasenta previa dibandingkan
dengan melahirkan dengan cara normal. Operasi Caesar dapat mengurangi risiko
Anda untuk mengalami perdarahan parah.
Penyebab placenta previa tidak diketahui, tetapi risikonya meningkat pada wanita yang:
Jika kondisi placenta previa terus berlangsung sampai saat kandungan semakin tua, dapat
menyebabkan perdarahan dalam trimester ketiga. Bisa juga menyebabkan kelahiran dini yang
membuat bayi lahir prematur.
2. Posisi bayi
Jika bayi berada di posisi sungsang dengan bokong yang berada di bawah, maka ada
kemungkinan kehamilan akan mengalami plasenta previa lebih tinggi. Telah ditemukan
bahwa bayi dengan posisi horizontal di rahim, kemungkinan memiliki plasenta previa
pada tahap lanjut kehamilan cukup tinggi.
24
Selain itu, berbicara dari sudut pandang anatomi, memiliki uterus dengan bentuk tidak
normal atau plasenta besar juga meningkatkan peluang Anda untuk hal yang sama.
25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perdarahan yang salah satunya disebabkan oleh plasenta previa, dapat menyebabkan
kesakitan atau kematian baik pada ibu maupun pada janinnya. Faktor resiko yang juga
penting dalam terjadinya plasenta previa adalah kehamilan setelah menjalani seksio
sebelumnya ,kejadian plasenta previa meningkat 1% pada kehamilan dengan riwayat seksio.
Kematian ibu disebabkan karena perdarahan uterus atau karena DIC (Disseminated
komplikasi tindakan seksio sesarea seperti infeksi saluran kencing, pneumonia post operatif
dan meskipun jarang dapat terjadi embolisasi cairan amnion (Hanafiah, 2004).
pertumbuhan janin terganggu sehingga bayi yang dilahirkan memiliki berat yang kurang
dibandingkan dengan bayi yang lahir dari ibu yang tidak menderita plasenta previa. Risiko
kematian neonatal juga meningkat pada bayi dengan plasenta previa (Hanafiah, 2004).
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
dalam bidang keperawatan sehingga dapat memaksimalkan kita untuk memberikan health
26
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arief. 2001. Kapita Selekta Kedokteran , edisi ketiga . Media Aesculapius
FKUI.Jakarta
Murah, Manoe dkk. 199. Pedoman Diagnosis Dan Terapi Obstetri Dan Ginekologi. Bagian
EGC.Jakarta.
Sarwono. 1997. Ilmu Kebidanan. Yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta
27