Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Gonore

Kencing nanah atau gonore adalah salah satu penyakit menular seksual. Pada pria, gonore
akan menimbulkan gejala berupa keluarnya nanah dari penis. Selain itu, penderita gonore
akan merasakan perih saat buang air kecil.

Berbeda dengan gonore pada pria, jika terjadi pada wanita gonore bisa tidak menimbulkan
gejala. Penyakit gonore dapat sembuh dalam beberapa hari, jika diberikan pengobatan yang
tepat dan segera.

Penyebab Gonore
Penyebab gonore adalah infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bakteri ini paling sering
menular melalui hubungan intim, termasuk seks oral dan seks anal. Gonore juga dapat
menular dari ibu ke bayinya, yaitu pada saat persalinan.

Karena penularannya melalui hubungan intim, seseorang akan lebih mudah terkena gonore
bila sering bergonta-ganti pasangan seks atau bekerja sebagai pekerja seks. Menurut data
statistik, gonore lebih sering ditemukan pada orang-orang yang:

 Berusia muda
 Pernah menderita gonore sebelumnya
 Menderita penyakit menular seksual lainnya, misalnya HIV.
 Tinggal di daerah yang banyak kasus gonore.

Perlu diingat bahwa gonore tidak menular melalui dudukan toilet, berbagi pakai peralatan
makan dan minum, air dalam kolam renang, dan pelukan.

Gejala Gonore
Gonore umumnya menimbulkan gejala pada organ kelamin. Seperti telah dikatakan
sebelumnya, gejala gonore yang dialami oleh pria berbeda dengan wanita. Dan perlu diingat,
penyakit gonore sering kali tidak menimbulkan gejala pada wanita.

Gejala gonore pada pria antara lain:

 Keluar nanah pada ujung penis


 Nyeri saat buang air kecil
 Bengkak dan nyeri pada salah satu testis
 Ujung penis merah dan bengkak.

Gejala gonore pada wanita antara lain:

 Nyeri saat buang air kecil atau saat melakukan hubungan intim.
 Bertambahnya frekuensi buang air kecil.
 Sakit perut dan panggul.
 Keputihan.
 Keluar darah dari vagina setelah melakukan hubungan seksual
 Keluar darah dari vagina ketika tidak sedang menstruasi
 Menstruasi yang lebih banyak atau lebih lama dari biasanya.

Gonore juga dapat terjadi pada organ lain selain kelamin. Masing-masing organ yang terkena
gonore akan memunculkan gejala yang berbeda, seperti:

 Gonore pada anus, gejalanya berupa anus gatal, keluar darah atau nanah dari anus.
 Gonore pada sendi, gejalanya berupa radang sendi, yaitu kemerahan,
pembengkakan, dan nyeri saat digerakkan.
 Gonore pada tenggorokan, ditandai dengan sakit tenggorokan yang sulit sembuh
dan munculnya benjolan di leher (pembengkakan kelenjar getah bening).
 Gonore pada mata, gejalanya berupa mata merah, keluarnya nanah dari mata, dan
menjadi sensitif terhadap cahaya.

Gonore juga dapat terjadi pada bayi akibat tertular dari ibunya selama proses persalinan normal
(melalui jalan lahir). Pada bayi yang baru lahir, penyakit gonore dapat menyebabkan mata bayi
merah, bengkak, dan mengeluarkan nanah. Gejala ini akan muncul dalam dua minggu pertama
setelah lahir.

Diagnosis Gonore
Bila menduga gonore, dokter akan menanyakan kepada penderita hal-hal terkait gejala yang
dialaminya, antara lain:

 Sejak kapan gejala muncul


 Aktivitas seksual yang dijalani
 Kondisi lingkungan kerja atau rumah.

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, khususnya pada area kelamin. Bila
perlu, dapat dilakukan pemeriksaan lanjutan berupa:

 Pemeriksaan sampel cairan tubuh. Dokter akan memeriksa sampel cairan dari
bagian tubuh yang dicurigai terkena gonore untuk diperiksa di laboratorium. Misalnya
cairan vagina, penis, dubur, lubang kencing, tenggorokan, atau cairan sendi.
 Pemeriksaan darah. Tes darah dapat dilakukan untuk mengetahui apakah infeksi
sudah menyebar ke dalam darah.
 Tes sensitivitas antibiotik. Tes ini dilakukan bila antibiotik yang diberikan sudah
tidak mempan lagi, dan ingin dicari antibiotik lain yang efektif mengobati gonore.

Mengingat gonore pada wanita bisa tidak menimbulkan gejala, sebaiknya dilakukan skrining
penyakit gonore pada wanita yang berisiko tinggi, misalnya pekerja seks. Ibu hamil juga
perlu menjalani skrining penyakit gonore untuk memastikan bahwa ia tidak sedang menderita
gonore, yang berisiko menular pada bayinya pada waktu persalinan.

Pengobatan Gonore
Pengobatan gonore yang paling utama adalah pemberian antibiotik. Lamanya pengobatan
dengan antibiotik tergantung dari tingkat keparahannya. Gonore yang parah dan sudah
menyebar ke organ tubuh lain membutuhkan pengobatan lebih lama. Antibiotik yang
diberikan dapat berupa tablet minum atau suntikan.

Beberapa jenis antibiotik yang umum digunakan untuk mengobati gonore adalah:

 Ceftriaxone
 Cefixime
 Azithromycin
 Doxycycline
 Erythromycin

Selain penderita, pasangan seksual penderita juga perlu diperiksa dan diobati, karena
kemungkinan besar pasangannya juga terkena gonore.

Gejala gonore akan mereda dalam waktu beberapa hari setelah pengobatan, tetapi rasa sakit
di testis atau panggul membutuhkan waktu yang lebih lama untuk hilang sepenuhnya.
Sedangkan perdarahan berlebihan saat menstruasi, akan membaik saat haid berikutnya.
Pemeriksaan lanjutan perlu dilakukan dua minggu setelah pengobatan untuk melihat apakah
infeksi tersebut telah hilang sepenuhnya.

Gonore yang telah berhasil diobati, tidak membuat penderitanya kebal terhadap penyakit
gonore. Penderita yang sudah sembuh masih bisa tertular kembali jika melakukan hubungan
intim dengan penderita gonore.

Pastikan untuk mengikuti anjuran dokter dalam menggunakan antibiotik, agar pengobatan
dapat berhasil. Segera temui dokter kembali jika gejala tidak kunjung membaik.

Komplikasi Gonore
Gonore dapat menimbulkan komplikasi jika tidak diobati, baik itu pada pria, wanita, maupun
bayi. Komplikasi gonore yang dapat muncul pada pria antara lain:

 Epididimitis
 Luka pada saluran kencing
 Terdapat nanah di dalam penis
 Mandul.

Wanita lebih rentan mengalami komplikasi gonore dibanding pria, karena sering kali tidak
bergejala sehingga tidak diobati. Beberapa komplikasi akibat gonore pada wanita adalah:

 Penyakit radang panggul


 Sumbatan pada saluran telur (tuba falopi), yang memicu munculnya kehamilan
ektopik
 Kemandul

Gonore juga dapat menyebabkan komplikasi pada bayi, mulai dari kulit kering dan bersisik,
rentan terserang penyakit, hingga kebutaan.
Penyakit gonore dapat berkaitan dengan infeksi HIV, karena sama-sama menular melalui
hubungan intim. Bila Anda menderita gonore, sebaiknya lakukan juga skrining terhadap
penyakit HIV.

Pencegahan Gonore
Mencegah penyakit menular seksual, termasuk gonore, tentu saja jauh lebih baik daripada
mengobatinya. Untuk mencegah penyakit gonore, lakukanlah hubungan seks yang aman,
yaitu dengan:

 Tidak bergonta-ganti pasangan seksual


 Menggunakan kondom.

Bila Anda sedang menderita gonore atau penyakit menular seksual lainnya, sebaiknya tidak
berhubungan intim dulu hingga pengobatan tuntas. Tujuannya adalah untuk mencegah
penularan penyakit kepada orang lain.

Bila ibu hamil terkena gonore, segeralah berobat ke dokter kandungan. Dokter akan
memberikan antibiotik untuk mencegah penularan gonore ke bayi.

Anda mungkin juga menyukai