STEP 1
STEP 3
ANATOMI
Telinga Dalam
Embriologi
TELINGA DALAM
Berfungsi untuk pendengaran dan keseimbangan.
LABYRINTH OSSEA
Struktur ini letaknya di dalam pars petrosa ossis temporalis, dilapisi periosteum
dan mengandung cairan perilymphe. Didalamnya terdapat labyrinth
membranaceae yang terdiri dari 3 bagian :
Vestibulum
Letaknya diantara cochlea (depan) dan canalis semicircularis (belakang).
Isi
o Sacculus
o Utriculus
o Sebagian dari ductus endolymphaticus
Cochlea
Berfungsi dalam proses pendengaran dan keseimbangan
Berbentuk konus (seperti rumah keong)
Page | 1
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO
2
Canalis semicircularis
Berfungsi dalam keseimbangan kinetic
Terdiri dari 3 buah canalis
Anterior
Posterior
Lateral
Semua canalis ini saling tegak lurus 90 derajat dan saling tegak lurus satu
dengan lain, dan terletak 45 derajat thd bidang sagital
Semua canalis berbentuk 2/3 lingkaran
Pada satu ujungnya melebar membentuk ampula
Buku Petunjuk Praktikum Anatomi & Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga,
Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher, ed 6, FKUI : 2007
Page | 2
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO
The bony labyrinth is a convoluted system of tunnels in the skull that contains the
sensors for the auditory and vestibular systems. The vestibular system is responsible for one’s
sense of balance. The inside of these tunnels is lined with a membrane. Perilymph (somewhat
similar to extracellular fluid) is found between the bone and the membrane (Figure 10.1).
L
Endolymph (similar to intracellular fluid i.e. high K+, low Na+) fills the inside of the membrane
and surrounds the hair cell receptors. B
M
• Bagian telinga dalam non auditori (disebut alat vestibuler) terdiri dari dua sub-divisi
fungsional: kanalis semisirkularis (dua vertikal dan satu horizontal) dan organ otolit
(utrikulus dan sakulus). 2
Ballenger, JJ; Fisiologi Sistem Auditori dan Vestibuler; Penyakit Telinga, Hidung,
Tenggorok, Kepala dan Leher, edisi 13 jilid dua; Binarupa Aksara; Jakarta, 1997; hal
201-205
FISIOLOGI
Muntah
Jalur alamiah dari muntah belum sepenuhnya dimengerti namun beberapa mekanisme
patofisiologi diketahui menyebabkan mual dan muntah telah diketahui. Koordinator utama adalah
pusat muntah, kumpulan saraf – saraf yang berlokasi di medulla oblongata. Saraf –saraf ini
menerima input dari :
Sensor utama stimulus somatik berlokasi di usus dan CTZ. Stimulus emetik dari usus
berasal dari dua tipe serat saraf aferen vagus.
Page | 3
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO
Mekanoreseptor : berlokasi pada dinding usus dan diaktifkan oleh kontraksi dan distensi usus,
kerusakan fisik dan manipulasi selama operasi.
14,33
Kemoreseptor : berlokasi pada mukosa usus bagian atas dan sensitif terhadap stimulus kimia.
Pusat muntah, disisi lateral dari retikular di medula oblongata, memperantarai refleks
muntah. Bagian ini sangat dekat dengan nukleus tractus solitarius dan area postrema.
Chemoreseptor Trigger Zone (CTZ) berlokasi di area postrema. Rangsangan perifer dan sentral
dapat merangsang kedua pusat muntah dan CTZ. Afferent dari faring, GI tract, mediastinum,
ginjal, peritoneum dan genital dapat merangsang pusat muntah. Sentral dirangsang dari korteks
serebral, cortical atas dan pusat batang otak, nucleus tractus solitarius, CTZ, dan sistem vestibular
di telinga dan pusat penglihatan dapat juga merangsang pusat muntah. Karena area postrema
tidak efektif terhadap sawar darah otak, obat atau zat-zat kimia di darah atau di cairan otak dapat
9
langsung merangsang CTZ.
Kortikal atas dan sistem limbik dapat menimbulkan mual muntah yang berhubungan
dengan rasa, penglihatan, aroma, memori dan perasaaan takut yang tidak nyaman. Nukleus traktus
solitaries dapat juga menimbulkan mual muntah dengan perangsangan simpatis dan parasimpatis L
melalui perangsangan jantung, saluran billiaris, saluran cerna dan saluran kemih. Sistem
vestibular dapat dirangsang melalui pergerakan tiba-tiba yang menyebabkan gangguan pada B
vestibular telinga tengah.
M
Reseptor sepeti 5-HT , dopamin tipe 2 (D ), opioid dan neurokinin-1 (NK-1) dapat
3 2
dijumpai di CTZ. Nukleus tractus solitarius mempunyai konsentrasi yang tinggi pada enkepalin, 2
histaminergik, dan reseptor muskarinik kolinergik. Reseptor-reseptor ini mengirim pesan ke
pusat muntah ketika di rangsang. Sebenarnya reseptor NK-1 juga dapat ditemukan di pusat
muntah. Pusat muntah mengkoordinasi impuls ke vagus, frenik, dan saraf spinal, pernafasan dan
otot- otot perut untuk melakukan refleks muntah.
Page | 4
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO
Page | 5
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO
bergerak sesuai arah rotasi, tetapi tertinggal di belakang karena adanya inersia (kelembaman).
(karena inersia, benda yang diam akan tetap diam, dan benda yang bergerak akan tetap
bergerak, kecuali jika ada suatu gaya luar yang bekerja padanya dan menyebabkan
perubahan) ketika endolimfe tertinggal saat kepala mulai berputar, endolimfe yang terletak
sebidang dengan gerakan kepala pada dasarnya bergeser dengan arah yang berlawanan
dengan arah gerakan kepala (serupa dengan tubuh anda yang miring ke kanan sewaktu mobil
yang anda tumpangi berbelok ke kiri). Gerakan cairan ini menyebabkan kupula condong
kearah yang berlawanan dengan arah gerakan kepala, membengkokan rambut – rambut
sensorik yang terbenam di bawahnya. Apabila gerakan kepala berlanjut dalam arah dan
gerakan yang sama, endolimfe akan menyusul dan bergerak bersama kepala, sehingga rambut
– rambut kembali ke posisi tegak mereka. Ketika kepala melambat dan berhenti, keadaan
yang sebaliknya terjadi. Endolimfe secara singkat melanjutkan diri bergerak searah dengan L
rotasi kepala, sementara kepala melambat untuk berhenti. Akibatnya kupula dan rambut-
B
rambutnya secara sementara membengkok sesuai dengan arah rotasi semula, yaitu
M
berlawanan dengan arah mereka membengkok ketika akselerasi. Pada saat endolimfe secara
bertahap berhenti, rambut – rambut kembali tegak. Dengan demikian, kanalis semisirkularis 2
mendeteksi perubahan kecepatan gerakan rotasi kepala. Kanalis tidak berespon jika kepala
tidak bergerak atau ketika bergerak secara sirkuler dengan kecepatan tetap.
Secara morfologi sel rambut pada kanalis sangat serupa dengan sel rambut pada organ
otolit. Rambut – rambut pada sel rambut vestibularis terdiri dari 20 -50 stereosilia yaitu
mikrofilus yang diperkuat oleh aktin dan satu silium, kinosilium. Setiap sel rambut
berorientasi sedemikian rupa, sehingga sel tersebut mengalami depolarisasi ketika
stereosilianya membengkok kearah kinosilium; pembengkokan kearah yang berlawanan
menyebabkan hiperpolarisasi sel.sel – sel rambut membentuk sinaps zat perantara kimiawi
dengan ujung – ujung terminal neuron aferen yang akson – aksonnya menyatu dengan akson
struktur vestibularis lain untuk membentuk saraf vestibularis.saraf ini bersatu dengan saraf
auditorius dari koklea untuk membentuk saraf vestibulo koklearis. Depolarisasi sel rambut
meningkatkan kecepatan pembentukan potensial aksi diserat – serat aferen; sebaliknya, ketika
sel – sel rambut mengalami hiperpolarisasi, frekuensi potensial aksi diserat aferen menurun.
Sementara kanalis semisirkularis memberikan informasi mengenai perubahan
rotasional gerakan kepala kepada SSP, organ otolit memberikan informasi mengenai posisi
kepala relatif terhadap gravitasi dan mendeteksi perubahan dalam kecepatan gerakan liniear
(bergerak dalam garis lurus tanpa memandang arah).
Page | 7
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO
Utrikulus dan sarkulus adalah struktur seperti kantung yang terletak di dalam rongga
tulang yang terdapat diantara kanalis semisirkularis dan koklea. Rambut – rambut pada sel –
sel rambut reseptif di organ – organ ini juga menonjol kedalam suatu lembar gelatinosa
diatasnya, yang gerakannya menyebabkan perubahan posisi rambut serta menimbulkan
perubahan potensial di sel rambut. Terdapat banyak kristal halus kalsium karbonat – otolit
(batu telinga) – yang terbenam dalam lapisan gelatinosa, sehingga lapisan tersebut lebih berat
dan lebih lembam (inert) daripada cairan di sekitarnya. Ketika seseorang berada dalam posisi
tegak, rambut- rambut di dalam utikulus berorientasi secara vertikal dan rambut- rambut
sarkulus berjajar secara horizontal.
Masa gelatinosa yang mengandung otolit berubah posisi dan membengkokan rambut
– rambut dalam dua cara :
1. Ketika kepala digerakkan ke segala arah selain vertikal (yaitu selain tegak dan menunduk), L
rambut –rambut membengkok sesuai dengan arah gerakan kepala karena gaya gravitasi yang
B
mendesak bagian atas lapisan gelatinosa yang berat. Di dalam utrikulus tiap – tiap telinga,
M
sebagian berkas sel rambut diorientasikan untuk mengalami depolarisasi dan sebagian lagi
mengalami hiperpolarisasi ketika kepala berada dalam segala posisi selain tegak lurus. 2
Dengan demikian SSP menerima pola – pola aktivitas saraf yang berlainan tergantung pada
posisi kepala dalam kaitannya dengan gravitasi)
2. Rambut – rambut utrikulus juga berubah posisi akibat setiap perubahan dalam gerakan linier
horizontal (misalnya bergerak lurus kedepan, kebelakang, atau kesamping). Ketika seseorang
mulai berjalan kedepan, bagian atas membran otolit yang berat mula – mula tertinggal di
belakang endolimfe dan sel – sel rambut karena inersianya yang lebih besar. Dengan
demikian rambut – rambut menekuk kebelakang, dalam arah yang berlawanan dengan arah
gerakan kepala yang kedepan. Jika kecepatan berjalan di pertahankan lapisan gelatinosa
segera “menyusul” dan bergerak dengan kecepatan yang sama dengan kepala sehingga
rambut – rambut tidak lagi menekuk. Ketika orang tersebut berhenti berjalan, lapisan otolit
secara singkat terus bergerak kedepan ketika kepala melambat dan berhenti, membengkokan
rambut –rambut kearah depan. Denga demikian sel – sel rambut utrikulus mendeteksi
akselerasi atau deselerasi linier horizontal, tetapi tidak memberikan informasi mengenai
gerakan lurus yang berjalan konstan.
Page | 8
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO
Sakulus mempunyai fungsi serupa dengan utrikulus, kecuali bahwa ia berespon secara
selektif terhadap kemiringan kepala menjauhi posisi horizontal (misalnya bangun dari tempat
tidur) dan terhadap akselerasi atau deselerasi liner vertikal (misalnya meloncat – loncat atau
berada dalam elevator).
Sinyal – sinyal yang berasal dari berbagai komponen apartus vestibularis dibawa melalui
saraf vestibulokoklearis ke nukleus vestibularis, satu kelompok badan sel saraf di batang
otak, dan ke sereberum.di sini informasi vestibuler diintegrasikan dengan masukan dari
permukaan kulit, mata, sendi, dan otot, untuk :
1. mempertahankan keseimbangan dan postur yang diinginkan;
2. mengontrol otot mata eksternal, sehingga mata tetap terfikasasi ke titik yang sama walaupun
kepala bergerak; dan
3. mempersepsikan gerakan dan orientasi.
Page | 9
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO
Page | 10
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO
Page | 11
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO
Keseimbangan statis
Keseimbangan statis ini merupakan keseimbangan yang berhubungan dengan orientasi letak
kepala (badan) terhadap gravitasi bumi. Yang berperan pada keseimbangan statis ini adalah
sakulus dan utrikulus (pada kanalis semi sirkularis).Bila kepala miring ke satu arah, otolith
yang berat akan tertaut ke bawah oleh gravitasi bumi, hal ini akan menarik lapisan gelatin ke
bawah yang kemudian merangsang sel-sel rambut. Impuls keseimbangan ini kemudian
dijalarkan melalui bagian vestibularis dari syaraf ke VIII medula kemudian ke korteks otak.
Keseimbangan dinamis
Keseimbangan ini merupakan suatu upaya pertahanan keseimbangan tubuh terhadap gerakan-
gerakan berbagai arahmisalnya berputar, jatuh, percepatan, dsb.Bila kepala bergerak kesegala
arah, maka cairan didalam canalis semi sirkularis akan bergerak ke arah sebaliknya sehingga
akan menekukan cupula. Dengan demikian sel-sel rambut terangsang dan timbul ilmpuls
menuju syaraf ke VIII. Karena ketiga canalis semisircularis ini letaknya saling tegak lurus
maka gerakan kepala kesegala arah dapat terkontrol oleh alat keseimbangan
Page | 12
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO
Page | 13
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO
2
c) Bidang tumpu (Base of Support-BOS)
Base of Support (BOS) merupakan bagian dari tubuh yang berhubungan dengan
permukaan tumpuan. Ketika garis gravitasi tepat berada di bidang tumpu, tubuh
dalam keadaan seimbang. Stabilitas yang baik terbentuk dari luasnya area bidang
tumpu. Semakin besar bidang tumpu, semakin tinggi stabilitas. Misalnya berdiri
dengan kedua kaki akan lebih stabil dibanding berdiri dengan satu kaki.
Semakin dekat bidang tumpu dengan pusat gravitasi, maka stabilitas tubuh makin
tinggi (Wen Chang Yi et al., 2009).
d) Kekuatan otot (Muscle Strength)
Kekuatan otot adalah kemampuan otot atau group otot menghasilkan tegangan dan
tenaga selama usaha maksimal baik secara dinamis maupun secaca statis.
Kekuatan otot dihasilkan oleh kontraksi otot yang maksimal. Otot yang kuat
merupakan otot yang dapat berkontraksi dan rileksasi dengan baik, jika otot kuat
maka keseimbangan dan aktivitas sehari-hari dapat berjalan dengan baik seperti
berjalan, lari, bekerja ke kantor, dan lain sebagainya.
UNUD, Fisiologi Keseimbangan.
Page | 14
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO
Mekanisme berputar???
• Gangguan pada sistem vestibularis, yang terdiri dari cerebellum, batang otak, dan
apparatus vestibularis di telinga; mengakibatkan teraktivasinya reseptor trigger zone
yang terdapat pada pons (batang otak) sehingga menimbulkan rasa tidak enak di
epigastrium, lalu keluar suara tidak enak (retching) selanjutnya yang terjadi adalah
muntah.
• Sistem vestibuler sangat sensitif terhadap perubahan konsentrasi O2 dalam darah,
oleh karena itu perubahan aliran darah yang mendadak dapat menimbulkan vertigo.
Vertigo tidak akan timbul bila hanya ada perubahan konsentrasi O2 saja, tetapi harus
ada faktor lain yang menyertainya, misalnya sklerosis pada salah satu auditiva
interna, atau salah satu arteri tersebut terjepit. Dengan demikian bila ada perubahan
konsentrasi O2, hanya satu sisi saja yang mengadakan penyesuaian, akibatnya
terdapat perbedaan elektro potensial antara vestibuler kanan dan kiri akibatnya
akan terjadi serangan vertigo berupa pusing.
Ilmu Penyakit THT FK UI
Page | 15
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO
Adanya cedera ataupun penyakit seperti infeksi pada telinga bagian dalam B
5. Bagaimana hubungan riwayat penyakit 3 bulan yang lalu dengan keluhan pasien?
Page | 16
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO
Uji Unterberger.
Berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan dan jalan di tempat dengan
mengangkat lutut setinggi mungkin selama satu menit. Pada kelainan vestibuler
posisi penderita akan menyimpang/berputar ke arah lesi dengan gerakan seperti
orang melempar cakram; kepala dan badan berputar ke arah lesi, kedua lengan
bergerak ke arah lesi dengan lengan pada sisi lesi turun dan yang lainnya naik.
Keadaan ini disertai nistagmus dengan fase lambat ke arah lesi.
Past-pointing test (Uji Tunjuk Barany)
Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan lurus ke depan, penderita disuruh
mengangkat lengannya ke atas, kemudian diturunkan sampai menyentuh telunjuk
tangan pemeriksa. Hal ini dilakukan berulang-ulang dengan mata terbuka dan
tertutup.Pada kelainan vestibuler akan terlihat penyimpangan lengan penderita ke
arah lesi.
Uji Babinsky-Weil
Pasien dengan mata tertutup berulang kali berjalan lima langkah ke depan dan lima L
langkah ke belakang seama setengah menit; jika ada gangguan vestibuler unilateral, B
pasien akan berjalan dengan arah berbentuk bintang. Pemeriksaan ini terutama
M
untuk menentukan apakah letak lesinya di sentral atau perifer.
• Fungsi Oto Neurologis
Uji Dix Hallpike 2
• Perhatikan adanya nistagmus; lakukan uji ini ke kanan dan kiri Kepala putar ke
samping Secara cepat gerakkan pasien ke belakang (dari posisi duduk ke posisi
terlentang). Kepala harus menggantung ke bawah dari meja periksa
• Dari posisi duduk di atas tempat tidur, penderita dibaringkan ke belakang dengan
cepat, sehingga kepalanya menggantung 45º di bawah garis horisontal, kemudian
kepalanya dimiringkan 45º ke kanan lalu ke kiri. Perhatikan saat timbul dan hilangnya
vertigo dan nistagmus, dengan uji ini dapat dibedakan apakah lesinya perifer atau
sentral.
• Perifer (benign positional vertigo): vertigo dan nistagmus timbul setelah periode
laten 2-10 detik, hilang dalam waktu kurang dari 1 menit, akan berkurang atau
menghilang bila tes diulang-ulang beberapa kali (fatigue).
• Sentral: tidak ada periode laten, nistagmus dan vertigo berlangsung lebih dari 1
menit, bila diulang-ulang reaksi tetap seperti semula (non-fatigue).
Tes Kalori
Penderita berbaring dengan kepala fleksi 30º, sehingga kanalis semisirkularis lateralis
dalam posisi vertikal. Kedua telinga diirigasi bergantian dengan air dingin (30ºC) dan
air hangat (44ºC) masing-masing selama 40 detik dan jarak setiap irigasi 5 menit.
Nistagmus yang timbul dihitung lamanya sejak permulaan irigasi sampai hilangnya
nistagmus tersebut (normal 90-150 detik).
Dengan tes ini dapat ditentukan adanya canal paresis atau directional
preponderance ke kiri atau ke kanan.Canal paresis ialah jika abnormalitas ditemukan
Page | 17
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO
di satu telinga, baik setelah rangsang air hangat maupun air dingin, sedangkan
directional preponderance ialah jika abnormalitas ditemukan pada arah nistagmus
yang sama di masing-masing telinga. Canal paresis menunjukkan lesi perifer di labirin
atau n.VIII, sedangkan directional preponderance menunjukkan lesisentral.
Elektronistagmogram
Pemeriksaan ini hanya dilakukan di rumah sakit, dengan tujuan untuk merekam
gerakan mata pada nistagmus, dengan demikian nistagmus tersebut dapat dianalisis
secara kuantitatif.
Posturografi
Posturografi adalah pemeriksaan keseimbangan yang dapat menilai secara obyektif
dan kuantitatif kemampuan keseimbangan postural seseorang. Untuk mendapatkan
gambaran yang benar tentang gangguan keseimbangan karena gangguan vestibuler,
maka input visual diganggu dengan menutup mata dan input proprioseptif
dihilangkan dengan berdiri diatas alas tumpuan yang tidak stabil. Dikatakan terdapat
gangguan keseimbangan bila terlihat ayun tubuh berlebihan, melangkah atau sampai L
7. Apa saja latihan fisik yang diperlukan untuk mengatur sistem keseimbangan?
Page | 18
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO
Page | 19
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO
8. Bagaimana penatalaksanaan (obat nya apa, bagaimana pemberiannya, res epnya) pada
gangguan keseimbangan?
1. Ondansetron
Ondansetron adalah derivate carbazalone yang strukturnya berhubungan dengan L
serotonin dan merupakan antagonis reseptor 5-HT subtipe spesifik yang berada di B
3
CTZ dan juga pada aferen vagal saluran cerna, tanpa mempengaruhi reseptor M
dopamine, histamine, adrenergik, ataupun kolinergik. Obat ini memilki efek
neurologikal yang lebih kecil dibanding dengan Droperidol ataupun Metoklopramid.
2
Efek antiemetik ondansetron ini didapat melalui :
1. Blokade sentral di CTZ pada area postrema dan nukleus traktus solitaries sebagai kompetitif
selektif reseptor 5-HT
3
2. Memblok reseptor 5-HT di perifer pada ujung saraf vagus di sel enterokromafin di traktus
3
gastrointestinal
Kontraindikasi Ondansetron adalah selain pada pasien yang hipersensitivitas terhadap obat
ini, juga pada ibu hamil ataupun yang sedang menyusui karena mungkin disekresi dalam asi.
Pasien dengan penyakit hati mudah mengalami intoksikasi, tetapi pada pasien yang
mempunyai kelainan ginjal agaknya dapat digunakan dengan aman.
ANTIEMETIKA (ANTIMUNTAH)
A. Definisi
Obat antimual adalah zat-zat yang berkhasiat menekan rasa mual dan muntah.
B. Pengolongan
Berdasarkan mekanisme kerjanya dapat dibedakan enam kelompok sebagai berikut :
1. Antikolinergik
Kelompok ini obat yang digunakan yaitu skopolamin dan antihistamin (siklizin,
meklizin, sinarizin, prometazin, dan dimenhidrinat). Obat- obatan ini efektif terhadap
segala jenis muntah, dan banyak digunakan pada mabuk darat dan mual kehamilan
Page | 20
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO
2. Antagonis Dopamin
Zat-zat ini hanya efektif pada mual yang diakibatkan oleh efek samping. Mekanisme
kerjanya melalui perintangan neurotransmisi dari CTZ ke pusat muntah dengan jalan
blokade reseptor dopamine.
4. Kortikosteroida
Contoh obatnya deksametason ternyata efektif untuk muntah-muntah yang
diakibatkan oleh sitostatika. Mekanisme kerjanya tidak diketahui. Pengunaannya
sering sekali bersamaan suatu antagonis serotonin.
5. Benzodiazepine
Mempengaruhi system kortikal/limbis dari otak dan tidak mengurangi frekuensi dan
hebatnya emesis, melainkan memperbaiki sikap pasein terhadap peristiwa muntah.
Terutama lorazepam ternyata efektif sebagai pencegah muntah.
6. Kanabinoida
Contohnya antara lain : marihuana, THC. Efektif pada dosis tinggi untuk sitostatika.
Page | 21
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO
24 jam. B
Efek sampingnya berupa perasaan mengantuk dan efek antikolinergis yang agak M
sering dilaporkan pada dimenhidrinat, jarang pada siklizin dan meklizin.
3. Neuroleptika 2
Sejumlah neuroleptika juga berdaya anti-emetis khususnya derivate fenotiazin
=, seperti perfenazin, proklorperazin, dan tietilperazin. Begitu pula derivate
butirofenon. Pada proklorperazin dan lebih-lebih pada tietilperazin, efek anti
emetisnya yang menonjol, sehingga digunakan khusus sebagai anti emetika pada
kemo dan radioterapi. Efek samping yang terpenting adalah gejala ekstrapiramidal,
efek antikolinergis, dan sedasi, yang paling ringan pada tietilperazin.
Dosis masing-masing adalah sebagai berikut:
· Haloperidol (haldol) : 2-3 dd 0,5 mg.
· Perfenazin (trilafon) : 3 dd 4-8 mg, i.m 5 mg.
· Proklorperazin (stemetil) : 2-4 dd 5-10 mg, rectal 1-2 dd 25 mg.
· Tietilperazin (torecan) : oral dan rectal 2-4 dd 6,5mg, s.c/i.m 6,5 mg sekali.
4. Metoklopramida : primperan, opram
Derivate aminoklorbenzamida ini berkhasiat anti emetis kuat berdasarkan pertama-
tama blokade reseptor dopamine di CTZ. Disamping itu, zat ini juga
memperkuat pergerakan dan pengosongan lambung. Efektif pada semua jenis
muntah, termasuk akibat radio/khemoterapi dan migraine, pada mabuk darat oat ini
tidak ampuh.
Page | 22
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO
Efek sampingnya yang terpenting adalah sedasi dan gelisah berhubung rintangan
darah otak. Efek samping lainnya berupa gangguan lambung usus serta gangguan
ekstrapiramidal, terutama pada anak-anak kecil.
Dosis : 3-4 dd 5-10 mg, anak-anak maksimal 0,5 mg/kg/sehari. Rectal 2-3 dd 20 mg.
5. Domperidon : motilium
Senyawa benzimdazolinum ini adalah propulsivum yang berkhasiat menstimulasi
peristalstik dan pengosongan lambun, selian berdaya anti emetis, digunakan pada
relflux-esofagus dan pada muntah akibat khemoterapi dan pada migraine.
Dosis : 3-4 dd 10-20 mg a.c; anak-anak 3-4 dd0,3 mg/kg, rectal anak-anak sampai 2
tahun2-4 dd 10 mg; i.m/i.v 0,1 -0,2 mg per kg berat badan dengan maksimum 1
mg/kg berat badan sehari. L
B
6. Ondansetron : zolfran
M
Senyawa carbazol ini adalah antagonis serotonin selektif (dari reseptor 5HT3).
Berkerja anti emetis kuat dengan mengantagoniskan refleks muntah dari usus halus 2
dan stimulasi CTZ, yang keduanya diakibatkan dengan pemberian dosis tunggal
deksametason (20 mg/ infuse ) sebelum kemoterapi dimulai. Selain pada kemo dan
radioterapi juga sering diberikan untuk profilaksis, gejala-gejala demikian setelah
pebedahan ginekologi.
Efek sampingnya berupa nyeri kepala, obstipasi, rasa panas di muka dan perut bagian
atas,, jarang sekali gangguan ekstra pyramidal dan reaksi hipersensitivas.
Dosis : 1-2 jam sebelum mejalankan kemoterapi 8 mg, lalu tiap 12 jam 8 mg selama 5
hari. i.v 4-8 mg (perlahan).
sumber : Tjay, Tan Han and Kirana Raharja.2002. Obat-Obat Penting : Khasiat,
Penggunaan, dan Efek-Efek Sampingnya.Edisi ke V.Elex Media Komputindo:
Jakarta.
Page | 23
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO
Page | 24
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO
B
10. Apa saja faktor risiko terjadinya vertigo?
M
11. DD skenario (definisi, etiologi, patogenesis, gejala, faktor risiko, komplikasi, PF, PP,
penatalaksanaan)
VERTIGO
2
Perasaan berputar.
Vertigo spontan : timbul tanpa pemberian rangsangan. Rangsangan timbul
dari penyakitnya sendiri, misalnya pada penyakit Meniere oleh sebab
tekanan endolimfa yang meninggi.
Vertigo posisi : timbul disebabkan oleh perubahan posisi kepala. Vertigo
timbul karena perangsangan pada kupula kanalis semisirkularis oleh debris
(kotoran yang menempel pada kupula kanalis semisirkularis) atau pada
kelainan servikal.
Vertigo kalori : vertigo yang terjadi pada saat tes kalori. Penting
ditanyakan agar pasien dapat membandingkan perasaan vertigo dengan
serangan yang dialaminya. Bila sama, maka keluhan vertigonya betul, bila
beda, keluhan vertigonya dapat diragukan.
Sumber :Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher, FK UI,
ed. VI.
Definisi
Page | 25
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO
o Vertigo berasal dari bahasa latin vertere yang artinya memutar, merujuk
pada sensasi berputar sehingga mengganggu rasa keseimbangan
seseorang, umumnya disebabkan oleh gangguan pada sistim
keseimbangan. Berbagai macam defenisi vertigo dikemukakan oleh
banyak penulis, tetapi yang paling tua dan sampai sekarang nampaknya
banyak dipakai adalah yang dikemukakan oleh Gowers pada tahun 1893
yaitu setiap gerakan atau rasa (berputar) tubuh penderita atau obyek-
obyek di sekitar penderita yang bersangkutan dengan kelainan
keseimbangan
MENIERE
meniere
L
Definisi
Penyakit Meniere adalah suatu penyakit yang ditandai oleh serangan berulang B
Sumber :http://medicastore.com/penyakit/826/Penyakit_Meniere.html
Etiologi 2
Penyebab pasti penyakit Meniere belum diketahui.Penambahan volume
endolimfe diperkirakan oleh adanya gangguan biokimia cairan endolimfa dan gangguan
klinik pada membrane labirin.
Sumber :Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher,
FK UI, ed. VI.
Page | 26
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO
M
Patofisiologi
Gejala klinis penyakit Meniere disebabkan oleh adanya hidrops endolimfe pada 2
koklea dan vestibulum. Hidrops yang terjadi mendadak dan hilang timbul diduga
disebabkan oleh :
Page | 27
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO
Terdapat trias atau sindrom Meniere yaitu vertigo, tinnitus dan tuli sensorineural
terutama nada rendah.Serangan pertama sangat berat, yaitu vertigo disertau rasa
muntah.Setiap kali berusaha untuk berdiri dia merasa berptar, mual dan terus muntah
lagi.Hal ini berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu, meskipun keadaannya
berangsur semakin baik. Penyakit ini bisa sembuh tanpa obat dan gejala penyakit bisa
hilang sama sekali. Pada serangan kedua kalinya dan selanjutnya dirasakan lebih ringan,
tidak seperti serangan yang pertama kali.Pada penyakit Meniere vertigonya periodic
yang makin mereda pada serangan-serangan berikutnya.
Sumber :Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher,
FK UI, ed. VI.
Gejalanya berupa seangan vertigo, mual dan muntah mendadak, yang berlangsung
selama 3-24 jam dan kemudian menghilang secara perlahan.
L
Pendengaran di telinga yang terkena berfluktuasi (kadang jelas, kadang kurang) tetapi 2
semakin lama semakin memburuk.
Tinnitus bisa menetap atau hilang-timbul dan semakin memburuk sebelum, setelah
maupun selama serangan vertigo.
Pada kebanyakan penderita, penyakit ini hanya menyerang 1 telinga dan pada 10-15%
penderita, penyakit ini menyerang kedua telinga.
Pada salah satu bentuk penyakit Meniere, tuli dan tinnitus terjadi beberapa bulan atau
beberapa tahun sebelum seangan vertigo.
Setelah serangan vertigo mulai, bisa terjadi perbaikan fungsi pendengaran.
Sumber :http://medicastore.com/penyakit/826/Penyakit_Meniere.html
Diagnosis
Anamnesis
Diagnosis dipermudah dengan dilakukannya diagnosis, yaitu :
Page | 28
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO
Bila gejala-gejala khas penyakit Meniere pada anamnesis ditemukan, maka diagnosis
penyakit Meniere dapat ditegakkan.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik diperlukan hanya untuk menguatkan diagnosis penyakit ini.
Bila dalam anamnesis terdapat riwayat fluktuasi pendengaran, sedangkan pada
pemeriksaan ternyata terdapat tuli sensorineural, maka kita sudah dapat mendiagnosis
penyakit Meniere, sebab tidak ada penyakit lain yang bisa menyebabkan adanya
perbaikan dalam tuli senosrineural, kecuali pada penyakit Meniere.
Pemeriksaan penunjang
Dalam hal meragukan kita dapat membuktikan adanya hidrops dengan tes
gliserin.Selain itu tes gliserin ini berguna untuk menentukan prognosis tindakan operatif L
pada pembuatan “shunt”. Bila terdapat hidrops, maka operasi diduga akan berhasil
B
dengan baik.
M
Sumber :Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher,
FK UI, ed. VI.
Penatalaksanaan
2
Khusus untuk penyakit Meniere, diberikan obat-obat vasodilator perifer untuk
mengurangi tekanan hidrops endolimfa. Dapat pula tekanan endolimfa ini disalurkan ke
tempat lain dengan jalan operasi, yaitu membuat “shunt”.
Obat-obat antiskemia, dapat pula diberikan sebagai obat alternative dan juga
diberikan obat neurotonik untuk menguatkan sarafnya.
Sumber :Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher,
FK UI, ed. VI.
Untuk meringankan vertigo bisa diberikan scopolamin, antihistamin, barbiturat atau
diazepam.
Jika vertigo sangat mengganggu dan terjadi gangguan pendengaran yang berat,
dilakukan labirintektomi, yaitu pengangkatan koklea (bagian dari telinga tengah yang
mengatur pendengaran) dan kanalis semisirkularis.
Page | 29
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO
Sumber :http://medicastore.com/penyakit/826/Penyakit_Meniere.html
Pencegahan
Taktik perawatan diri tertentu dapat membantu mengurangi dampak penyakit Meniere.
Pertimbangkan tips ini:
1. Duduk atau berbaring segera ketika Anda merasa pusing. Selama episode vertigo,
hindari hal-hal yang dapat membuat tanda-tanda dan gejala lebih buruk, seperti
gerakan tiba-tiba, lampu-lampu terang, menonton televisi atau membaca.
2. Istirahat selama dan setelah serangan. Jangan terburu-buru untuk kembali ke
kegiatan normal.
3. Waspadalah terhadap kemungkinan kehilangan keseimbangan. Jatuh bisa
menyebabkan cedera serius. Gunakan pencahayaan yang baik jika Anda bangun
di malam hari. Pertimbangkan berjalan dengan tongkat untuk stabilitas jika
L
Anda mengalami masalah keseimbangan kronis.
4. Hindari mengendarai mobil atau mengoperasikan mesin-mesin berat jika Anda B
Nistagmus
Nistagmus adalah gerak bola mata kian kemari yang terdiri dari dua fase, yaitu fase
lambat dan fase cepat. Fase lambat merupakan reaksi sistem vestibuler terhadap
rangsangan, sedangkan fase cepat merupakan reaksi kompensasinya. Nistagmus
merupakan parameter yang akurat untuk menentukan aktivitas sistem vestibuler.
Nistagmus dan vertigo adalah gejala yang berasal dari satu sumber, meskipun
nistagmus dan vertigo tidak selalu timbul bersama.
Nistagmus merupakan parameter penting dalam tes kalori. Ia dapat menentukan
normal tidaknya sistem vestibuler, dan dapat juga menduga adanya kelainan
vestibuler sentral. Nistagmus yang juga penting sebagai pegangan dalam menentukan
diagnosis adalah dengan tes nistagmus posisi.
Labirintitis vestibular
Gangguan ini disebabkan oleh infeksi bakteri dan virus pada telinga dalam
menyebabkan peradangan labirintitis. Gejalanya termasuk kehilangan pendengaran
tiba-tiba pada satu sisi bersamaan dengan nistagmus, vertigo, mual dan muntah.
Page | 30
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO
Episode akut biasanya sembuh dalam 5-6 minggu jika diterapi oleh dokter. Jika
pasien tidak sepenuhnya sembuh, menggunakan terapi vestibuler dapat membantu
pasien untuk mengatur gejalanya.
L
Disfungsi vestibuler unilateral
B
Ini merupakan kelemahan pada sisi sistem vestibuler. Gejala yang dialami dapat
M
berupa ketidakseimbangan dan atau pusing ketika menolehkan kepala. Pada stadium
awal gejala dapat berupa vertigo dan sensasi berputar. Rehabilitasi vestibuler dapat 2
memberikan keuntungan penting pada pasien dengan gejala-gejala ini.
Migraine vestibuler
Dengan atau tanpa nyeri kepala, dapat menyebabkan vertigo mulai dari hitungan
menit sampai berhari-hari. Serangan dapat dicetuskan oleh gerakan menoleh cepat,
berada dalam keramaian atau tempat yang membingungkan, mengendarai sebuah
kendaraan, atau bahkan hanya menonton pergerakan di televisi. Migraine vestibuler
juga menyebabkan ketidaktenangan, hilangnya pendengaran, dan telinga berdenging
(tinitus)
Fistula perilimfe
Page | 31
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO
Bocornya cairan telinga dalam ke telinga tengah. Dapat muncul setelah trauma
kepala, latihan fisik, atau yang jarang, tanpa penyebab yang diketahui.
Cemas dan stres diketahui dapat memperparah gejala pusing telinga dalam. Cemas
dan stres juga merupakan penyebab tersering pusing yang tidak berhubungan dengan
telinga dalam. Penyebab lainnya termasuk masalah yang berhubungan dengan otak,
dan gangguan medis lainnya seperti tekanan darah rendah.
Bashiruddin, J., Hadjar, E., dan Alviandi, W. (2007) Gangguan keseimbangan
dalam buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher.
Jakarta : Balai penerbit FKUI; h. 94-101
Page | 32