Anda di halaman 1dari 32

ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO

LBM 2 THT : “Aduh kepalaku pusing tujuh keliling......”

STEP 1

STEP 3

1. Bagaimana anatomi & fisiologi keseimbangan?

ANATOMI

Telinga Dalam

Embriologi

TELINGA DALAM
Berfungsi untuk pendengaran dan keseimbangan.
LABYRINTH OSSEA
Struktur ini letaknya di dalam pars petrosa ossis temporalis, dilapisi periosteum
dan mengandung cairan perilymphe. Didalamnya terdapat labyrinth
membranaceae yang terdiri dari 3 bagian :
Vestibulum
 Letaknya diantara cochlea (depan) dan canalis semicircularis (belakang).
 Isi
o Sacculus
o Utriculus
o Sebagian dari ductus endolymphaticus
Cochlea
Berfungsi dalam proses pendengaran dan keseimbangan
 Berbentuk konus (seperti rumah keong)

Page | 1
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO

 Modiolus adalah tulang pusat, sebagai sumbu dimana cochlea melingkar


seperti spiralis
 Isinya ductus cochlearis
 Membrane basilaris membagi saluran didalam cochlea menjadi dua
(scala tympani dan scala vestibuli) dan saling berhubungan di apeksnya
 Membrane vestibularis
Diantara membrane vestibularis dan membrane basilaris terdapat spiral
organ atau organ dari Corti.
Ujung atau puncak koklea disebut helikotrema, menghubungkan perilimfe skala
timpani dan skala vestibuli. Koklea terdiri dari:
i. Skala vestibuli: berisi perilimfe
ii. Skala media : berisi endolimfe
iii. Skala timpani: berisi perilimfe

2
Canalis semicircularis
Berfungsi dalam keseimbangan kinetic
Terdiri dari 3 buah canalis
 Anterior
 Posterior
 Lateral
 Semua canalis ini saling tegak lurus 90 derajat dan saling tegak lurus satu
dengan lain, dan terletak 45 derajat thd bidang sagital
 Semua canalis berbentuk 2/3 lingkaran
 Pada satu ujungnya melebar membentuk ampula

Buku Petunjuk Praktikum Anatomi & Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga,
Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher, ed 6, FKUI : 2007

Page | 2
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO

The bony labyrinth is a convoluted system of tunnels in the skull that contains the
sensors for the auditory and vestibular systems. The vestibular system is responsible for one’s
sense of balance. The inside of these tunnels is lined with a membrane. Perilymph (somewhat
similar to extracellular fluid) is found between the bone and the membrane (Figure 10.1).
L
Endolymph (similar to intracellular fluid i.e. high K+, low Na+) fills the inside of the membrane
and surrounds the hair cell receptors. B

M
• Bagian telinga dalam non auditori (disebut alat vestibuler) terdiri dari dua sub-divisi
fungsional: kanalis semisirkularis (dua vertikal dan satu horizontal) dan organ otolit
(utrikulus dan sakulus). 2
Ballenger, JJ; Fisiologi Sistem Auditori dan Vestibuler; Penyakit Telinga, Hidung,
Tenggorok, Kepala dan Leher, edisi 13 jilid dua; Binarupa Aksara; Jakarta, 1997; hal
201-205

FISIOLOGI

Muntah

Jalur alamiah dari muntah belum sepenuhnya dimengerti namun beberapa mekanisme
patofisiologi diketahui menyebabkan mual dan muntah telah diketahui. Koordinator utama adalah
pusat muntah, kumpulan saraf – saraf yang berlokasi di medulla oblongata. Saraf –saraf ini
menerima input dari :

 Chemoreceptor Trigger Zone (CTZ) di area postrema .


 Sistem vestibular (yang berhubungan dengan mabuk darat dan mual karena penyakit
telinga tengah) .
 Nervus vagus (yang membawa sinyal dari traktus gastrointestinal).
 Sistem spinoreticular (yang mencetuskan mual yang berhubungan dengan cedera fisik) .
 Nukleus traktus solitarius (yang melengkapi refleks dari gag refleks) .

Sensor utama stimulus somatik berlokasi di usus dan CTZ. Stimulus emetik dari usus
berasal dari dua tipe serat saraf aferen vagus.

Page | 3
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO

Mekanoreseptor : berlokasi pada dinding usus dan diaktifkan oleh kontraksi dan distensi usus,
kerusakan fisik dan manipulasi selama operasi.
14,33
Kemoreseptor : berlokasi pada mukosa usus bagian atas dan sensitif terhadap stimulus kimia.

Pusat muntah, disisi lateral dari retikular di medula oblongata, memperantarai refleks
muntah. Bagian ini sangat dekat dengan nukleus tractus solitarius dan area postrema.
Chemoreseptor Trigger Zone (CTZ) berlokasi di area postrema. Rangsangan perifer dan sentral
dapat merangsang kedua pusat muntah dan CTZ. Afferent dari faring, GI tract, mediastinum,
ginjal, peritoneum dan genital dapat merangsang pusat muntah. Sentral dirangsang dari korteks
serebral, cortical atas dan pusat batang otak, nucleus tractus solitarius, CTZ, dan sistem vestibular
di telinga dan pusat penglihatan dapat juga merangsang pusat muntah. Karena area postrema
tidak efektif terhadap sawar darah otak, obat atau zat-zat kimia di darah atau di cairan otak dapat
9
langsung merangsang CTZ.

Kortikal atas dan sistem limbik dapat menimbulkan mual muntah yang berhubungan
dengan rasa, penglihatan, aroma, memori dan perasaaan takut yang tidak nyaman. Nukleus traktus
solitaries dapat juga menimbulkan mual muntah dengan perangsangan simpatis dan parasimpatis L
melalui perangsangan jantung, saluran billiaris, saluran cerna dan saluran kemih. Sistem
vestibular dapat dirangsang melalui pergerakan tiba-tiba yang menyebabkan gangguan pada B
vestibular telinga tengah.
M
Reseptor sepeti 5-HT , dopamin tipe 2 (D ), opioid dan neurokinin-1 (NK-1) dapat
3 2

dijumpai di CTZ. Nukleus tractus solitarius mempunyai konsentrasi yang tinggi pada enkepalin, 2
histaminergik, dan reseptor muskarinik kolinergik. Reseptor-reseptor ini mengirim pesan ke
pusat muntah ketika di rangsang. Sebenarnya reseptor NK-1 juga dapat ditemukan di pusat
muntah. Pusat muntah mengkoordinasi impuls ke vagus, frenik, dan saraf spinal, pernafasan dan
otot- otot perut untuk melakukan refleks muntah.

Hanes DA, McCollum G. Journal of Vestibular Research 2006;16(3):75–91.

Mekanisme refleks muntah dapat diuraikan sebagai berikut:


1) Pada tahap awal iritasi gastrointestinal atau distensi yang berlebihan, akan terjadi
gerakan antiperistaltis (beberapa menit sebelum muntah).
2) Antiperistaltis dapat dimulai dari ileum dan bergerak naik ke duodenum dan
lambung dengan kecepatan 2-3 cm/detik dalam waktu 3-5 menit.
3) Kemudian pada saat bagian atas traktus gastrointestinal, terutama duodenum,
menjadi sangat meregang, peregangan ini menjadi faktor pencetus yang
menimbulkan muntah.
4) Pada saat muntah, kontraksi intrinsik kuat terjadi pada duodenum maupun pada
lambung, bersama dengan relaksasi sebagian dari sfingter esofagus bagian bawah,
sehngga muntahan mulai bergerak ke esofagus. Selanjutnya, kontraksi otot-otot
abdomen akan mendorong muntahan keluar.

Page | 4
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO

5) Distensi berlebihan atau adanya iritasi duodenum menyebabkan suatu rangsangan


khusus yang menjadi penyebab kuat untuk muntah, baik oleh saraf aferen vagal
maupun oleh saraf simpatis ke pusat muntah bilateral di medula (terletak dekat
traktus solitarius). Reaksi motoris ini otomatis akan menimbulkan refleks muntah.
Imuls-impuls motorik yang menyebabkan muntah ditransmisikan dari pusat
muntah melalui saraf kranialis V, VII, IX, X dan XII ke traktus gastro-istestinal
bagian atas dan melalui saraf spinalis ke diafragma dan otot abdomen.
6) Kemudian datang kontraksi yang kuat di bawah diafragma bersama dengan
rangsangan kontraksi semua otot dinding abdomen. Keadaan ini memeras perut di
antara diafragma dan otot-otot abdomen, membentuk suatu tekanan intragrastik
sampai ke batas yang lebih tinggi. Akhirnya, sfingter esofagus bagian bawah
berelaksasi secara lengkap, membuat pengeluaran isi lambung ke atas melalui L
esofagus.
B
7) Reaksi refleks muntah yang terjadi menimbulkan beberapa efek di dalam rongga
M
mulut yaitu: bernafas dalam, naiknya tulang lidah dan laring untuk menarik
sfingter esofagus bagian atas hingga terbuka, penutupan glotis, pengangkatan 2
palatum molle untuk menutup nares posterior (daearah yang paling sensitif dalam
rongga mulut terhadap berbagai rangsangan).
Al-Omari, I.K., Duaibis, R.B., Al-Bitar, Z.B., 2007, Application of Pont’s Index
to a Jordanian Population, European Journal of Orthodontics, 29: 627-631.

2. Apa saja komponen pembentuk fungsi keseimbangan?


Sistem yang berfungsi untuk mempertahankan posisi tubuh dan keseimbangan:
 Vestibuler
 somatosensoris (terutama proprioseptif)
 sistem penglihatan
Ballenger, JJ; Fisiologi Sistem Auditori dan Vestibuler; Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorok,
Kepala dan Leher, edisi 13 jilid dua; Binarupa Aksara; Jakarta, 1997; hal 201-205

Balance is achieved and maintained by a complex set of sensorimotor control


systems that include sensory input from vision (sight), proprioception (touch),
and the vestibular system (motion, equilibrium, spatial orientation);
integration of that sensory input; and motor output to the eye and body
muscles. Injury, disease, or the aging process can affect one or more of these
components.

Page | 5
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO

Keseimbangan terbagi atas dua kelompok, yaitu keseimbangan statis : kemampuan


tubuh untuk menjaga kesetimbangan pada posisi tetap (sewaktu berdiri dengan satu kaki,
berdiri diatas papan keseimbangan); keseimbangan dinamis adalah kemampuan untuk
mempertahankan kesetimbangan ketika bergerak. Keseimbangan merupakan interaksi yang
kompleks dari integrasi/interaksi sistem sensorik (vestibular, visual, dan somatosensorik
termasuk proprioceptor) dan muskuloskeletal (otot, sendi, dan jar lunak lain) yang
dimodifikasi/diatur dalam otak (kontrol motorik, sensorik, basal ganglia, cerebellum, area
asosiasi) sebagai respon terhadap perubahan kondisi internal dan eksternal.
Keseimbangan statis dan dinamis
Kanalis semisirkularis mendeteksi akselerasi atau deselerasi anguler atau rotasional
kepala, misalnya ketika memulai atau berhenti berputar, berjungkir balik, atau memutar
kepala. Tiap – tiap telinga memiliki 3 kanalis semisirkularis yang secara tiga dimensi L
tersusun dalam bidang –bidang yang tegak lurus satu sama lain. Sel- sel rambut reseptif di
B
setiap kanalis semisirkularis terletak di atas suatu bubungan (ridge) yang terletak di ampula,
M
suatu pembesaran dipangkal kanalis. Rambut – rambut terbenam dalam suatu lapisan
gelatinosa seperti topi diatasnya yaitu kupula yang menonjol kedalam endolimfe di dalam 2
ampula. Kupula bergoyang sesuai arah gerakan cairan seperti gangang laut yang mengikuti
arah gelombang air.
Pada kanalis semisirkularis polarisasi sama pada seluruh sel rambut pada tiap kanalis
dan pada rotasi sel-sel dapat tereksitasi dan terinhibisi. Ketiga kanalis ini hampir tegak lurus
satu dengan lainnya, dan masing-masing kanalis dari satu telinga terletak hampir pada bidang
yang sama dengan kanalis telinga satunya. Dengan demikian terdapat tiga pasang kanalis;
horisontal kiri-horisontal kanan, anterior kiri-posterior kanan, posterior kiri –anterior kanan.
Pada waktu rotasi salah satu dari pasangan kanalis akan tereksitasi sementara satunya akan
terinhibisi. Misalnya bila kepala pada posisi lurus normal dan terdapat percepatan dalam
bidang horisontal yang menimbulkan rotasi ke kanan maka serabu-serabut aferen dari kanalis
horisontal kanan akan tereksitasi sementara serabut serabut yang kiri akan terinhibisi. Jika
rotasi pada bidang vertikal misalnya rotasi kedepan maka kanalis anterior kiri dan kanan
kedua sisi akan tereksitasi sementara kanalis posterior akan terinhibisi.
Akselerasi (percepatan) atau deselerasi (perlambatan) selama rotasi kepala ke segala
arah menyebabkan pergerakan endolimfe, paling tidak disalah satu kanalis semisirkularis
karena susunan tiga dimensi kanalis tersebut. Ketika kepala mulai bergerak saluran tulang
dan bubungan sel rambut yang terbenam dalam kupula bergerak mengikuti gerakan
kepala.namun cairan didalam kanalis yang tidak melekat ke tengkorak mula – mula tidak ikut
Page | 6
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO

bergerak sesuai arah rotasi, tetapi tertinggal di belakang karena adanya inersia (kelembaman).
(karena inersia, benda yang diam akan tetap diam, dan benda yang bergerak akan tetap
bergerak, kecuali jika ada suatu gaya luar yang bekerja padanya dan menyebabkan
perubahan) ketika endolimfe tertinggal saat kepala mulai berputar, endolimfe yang terletak
sebidang dengan gerakan kepala pada dasarnya bergeser dengan arah yang berlawanan
dengan arah gerakan kepala (serupa dengan tubuh anda yang miring ke kanan sewaktu mobil
yang anda tumpangi berbelok ke kiri). Gerakan cairan ini menyebabkan kupula condong
kearah yang berlawanan dengan arah gerakan kepala, membengkokan rambut – rambut
sensorik yang terbenam di bawahnya. Apabila gerakan kepala berlanjut dalam arah dan
gerakan yang sama, endolimfe akan menyusul dan bergerak bersama kepala, sehingga rambut
– rambut kembali ke posisi tegak mereka. Ketika kepala melambat dan berhenti, keadaan
yang sebaliknya terjadi. Endolimfe secara singkat melanjutkan diri bergerak searah dengan L
rotasi kepala, sementara kepala melambat untuk berhenti. Akibatnya kupula dan rambut-
B
rambutnya secara sementara membengkok sesuai dengan arah rotasi semula, yaitu
M
berlawanan dengan arah mereka membengkok ketika akselerasi. Pada saat endolimfe secara
bertahap berhenti, rambut – rambut kembali tegak. Dengan demikian, kanalis semisirkularis 2
mendeteksi perubahan kecepatan gerakan rotasi kepala. Kanalis tidak berespon jika kepala
tidak bergerak atau ketika bergerak secara sirkuler dengan kecepatan tetap.
Secara morfologi sel rambut pada kanalis sangat serupa dengan sel rambut pada organ
otolit. Rambut – rambut pada sel rambut vestibularis terdiri dari 20 -50 stereosilia yaitu
mikrofilus yang diperkuat oleh aktin dan satu silium, kinosilium. Setiap sel rambut
berorientasi sedemikian rupa, sehingga sel tersebut mengalami depolarisasi ketika
stereosilianya membengkok kearah kinosilium; pembengkokan kearah yang berlawanan
menyebabkan hiperpolarisasi sel.sel – sel rambut membentuk sinaps zat perantara kimiawi
dengan ujung – ujung terminal neuron aferen yang akson – aksonnya menyatu dengan akson
struktur vestibularis lain untuk membentuk saraf vestibularis.saraf ini bersatu dengan saraf
auditorius dari koklea untuk membentuk saraf vestibulo koklearis. Depolarisasi sel rambut
meningkatkan kecepatan pembentukan potensial aksi diserat – serat aferen; sebaliknya, ketika
sel – sel rambut mengalami hiperpolarisasi, frekuensi potensial aksi diserat aferen menurun.
Sementara kanalis semisirkularis memberikan informasi mengenai perubahan
rotasional gerakan kepala kepada SSP, organ otolit memberikan informasi mengenai posisi
kepala relatif terhadap gravitasi dan mendeteksi perubahan dalam kecepatan gerakan liniear
(bergerak dalam garis lurus tanpa memandang arah).

Page | 7
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO

Utrikulus dan sarkulus adalah struktur seperti kantung yang terletak di dalam rongga
tulang yang terdapat diantara kanalis semisirkularis dan koklea. Rambut – rambut pada sel –
sel rambut reseptif di organ – organ ini juga menonjol kedalam suatu lembar gelatinosa
diatasnya, yang gerakannya menyebabkan perubahan posisi rambut serta menimbulkan
perubahan potensial di sel rambut. Terdapat banyak kristal halus kalsium karbonat – otolit
(batu telinga) – yang terbenam dalam lapisan gelatinosa, sehingga lapisan tersebut lebih berat
dan lebih lembam (inert) daripada cairan di sekitarnya. Ketika seseorang berada dalam posisi
tegak, rambut- rambut di dalam utikulus berorientasi secara vertikal dan rambut- rambut
sarkulus berjajar secara horizontal.
Masa gelatinosa yang mengandung otolit berubah posisi dan membengkokan rambut
– rambut dalam dua cara :
1. Ketika kepala digerakkan ke segala arah selain vertikal (yaitu selain tegak dan menunduk), L
rambut –rambut membengkok sesuai dengan arah gerakan kepala karena gaya gravitasi yang
B
mendesak bagian atas lapisan gelatinosa yang berat. Di dalam utrikulus tiap – tiap telinga,
M
sebagian berkas sel rambut diorientasikan untuk mengalami depolarisasi dan sebagian lagi
mengalami hiperpolarisasi ketika kepala berada dalam segala posisi selain tegak lurus. 2
Dengan demikian SSP menerima pola – pola aktivitas saraf yang berlainan tergantung pada
posisi kepala dalam kaitannya dengan gravitasi)
2. Rambut – rambut utrikulus juga berubah posisi akibat setiap perubahan dalam gerakan linier
horizontal (misalnya bergerak lurus kedepan, kebelakang, atau kesamping). Ketika seseorang
mulai berjalan kedepan, bagian atas membran otolit yang berat mula – mula tertinggal di
belakang endolimfe dan sel – sel rambut karena inersianya yang lebih besar. Dengan
demikian rambut – rambut menekuk kebelakang, dalam arah yang berlawanan dengan arah
gerakan kepala yang kedepan. Jika kecepatan berjalan di pertahankan lapisan gelatinosa
segera “menyusul” dan bergerak dengan kecepatan yang sama dengan kepala sehingga
rambut – rambut tidak lagi menekuk. Ketika orang tersebut berhenti berjalan, lapisan otolit
secara singkat terus bergerak kedepan ketika kepala melambat dan berhenti, membengkokan
rambut –rambut kearah depan. Denga demikian sel – sel rambut utrikulus mendeteksi
akselerasi atau deselerasi linier horizontal, tetapi tidak memberikan informasi mengenai
gerakan lurus yang berjalan konstan.

Page | 8
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO

Sakulus mempunyai fungsi serupa dengan utrikulus, kecuali bahwa ia berespon secara
selektif terhadap kemiringan kepala menjauhi posisi horizontal (misalnya bangun dari tempat
tidur) dan terhadap akselerasi atau deselerasi liner vertikal (misalnya meloncat – loncat atau
berada dalam elevator).
Sinyal – sinyal yang berasal dari berbagai komponen apartus vestibularis dibawa melalui
saraf vestibulokoklearis ke nukleus vestibularis, satu kelompok badan sel saraf di batang
otak, dan ke sereberum.di sini informasi vestibuler diintegrasikan dengan masukan dari
permukaan kulit, mata, sendi, dan otot, untuk :
1. mempertahankan keseimbangan dan postur yang diinginkan;
2. mengontrol otot mata eksternal, sehingga mata tetap terfikasasi ke titik yang sama walaupun
kepala bergerak; dan
3. mempersepsikan gerakan dan orientasi.

Page | 9
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO

Page | 10
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO

Page | 11
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO

Keseimbangan statis

Keseimbangan statis ini merupakan keseimbangan yang berhubungan dengan orientasi letak
kepala (badan) terhadap gravitasi bumi. Yang berperan pada keseimbangan statis ini adalah
sakulus dan utrikulus (pada kanalis semi sirkularis).Bila kepala miring ke satu arah, otolith
yang berat akan tertaut ke bawah oleh gravitasi bumi, hal ini akan menarik lapisan gelatin ke
bawah yang kemudian merangsang sel-sel rambut. Impuls keseimbangan ini kemudian
dijalarkan melalui bagian vestibularis dari syaraf ke VIII medula kemudian ke korteks otak.

Keseimbangan dinamis

Keseimbangan ini merupakan suatu upaya pertahanan keseimbangan tubuh terhadap gerakan-
gerakan berbagai arahmisalnya berputar, jatuh, percepatan, dsb.Bila kepala bergerak kesegala
arah, maka cairan didalam canalis semi sirkularis akan bergerak ke arah sebaliknya sehingga
akan menekukan cupula. Dengan demikian sel-sel rambut terangsang dan timbul ilmpuls
menuju syaraf ke VIII. Karena ketiga canalis semisircularis ini letaknya saling tegak lurus
maka gerakan kepala kesegala arah dapat terkontrol oleh alat keseimbangan

Page | 12
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO

Shumway-Cook A, Woollacott MH. Motor Control: Theory and Practical M


Applications. Philadelphia: Lippincott, Williams & Wilkins; 2001.

Neurotransmitter eksitator untuk keseimbangan ? 2


 Sejumlah neurotransmiter yang turut berkontribusi dalam timbulnya mekanisme-
mekanisme vestibuler sental dan perifer
 Eksitatorik asam amino glutamat menjadi neurotansmiter pada sinaps aferen dari
vestibular hair cell–vestibular nerve dan pada sinaps yang terbentuk antara nervus
vestibularis dengan nukleus vestibuler medial (medial vestibular nucleus; MVN).
 Neurotransmiter inhibitorik, (gammaaminobutyric acid; GABA) memiliki sebuah
peranan dalam labirin vestibuler.
 Neurotransmiter yang dijumpai pada serabut eferen vestibuler yang
menghubungkan batang otak dengan hair cells adalah asetilkolin.

3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan?


a) Pusat gravitasi (Center of Gravity-COG)
Center of gravity merupakan titik gravitasi yang terdapat pada semua benda baik
benda hidup maupun mati, titik pusat gravitasi terdapat pada titik tengah benda
tersebut, fungsi dari Center of gravity adalah untuk mendistribusikan massa benda
secara merata, pada manusia beban tubuh selalu ditopang oleh titik ini, maka
tubuh dalam keadaan seimbang. Tetapi jika terjadi perubahan postur tubuh maka
titik pusat gravitasi pun berubah, maka akan menyebabkan gangguan

Page | 13
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO

keseimbangan (Unstable). Titik pusat gravitasi selalu berpindah secara otomatis


sesuai dengan arah atau perubahan berat, jika center of gravity terletak di dalam
dan tepat ditengah maka tubuh akan seimbang, jika berada diluar tubuh maka akan
terjadi keadaan unstable. Pada manusia pusat gravitasi saat berdiri tegak terdapat
pada 1 inchi di depan vertebrae Sacrum 2 (Bishop & Hay, 2009).
b) Garis gravitasi (Line of Gravity-LOG)
Garis gravitasi (Line Of Gravity) adalah garis imajiner yang berada vertikal
melalui pusat gravitasi. Derajat stabilitas tubuh ditentukan oleh hubungan
antara garis gravitasi, pusat gravitasi dengan base of support (bidang tumpu).

2
c) Bidang tumpu (Base of Support-BOS)
Base of Support (BOS) merupakan bagian dari tubuh yang berhubungan dengan
permukaan tumpuan. Ketika garis gravitasi tepat berada di bidang tumpu, tubuh
dalam keadaan seimbang. Stabilitas yang baik terbentuk dari luasnya area bidang
tumpu. Semakin besar bidang tumpu, semakin tinggi stabilitas. Misalnya berdiri
dengan kedua kaki akan lebih stabil dibanding berdiri dengan satu kaki.
Semakin dekat bidang tumpu dengan pusat gravitasi, maka stabilitas tubuh makin
tinggi (Wen Chang Yi et al., 2009).
d) Kekuatan otot (Muscle Strength)
Kekuatan otot adalah kemampuan otot atau group otot menghasilkan tegangan dan
tenaga selama usaha maksimal baik secara dinamis maupun secaca statis.
Kekuatan otot dihasilkan oleh kontraksi otot yang maksimal. Otot yang kuat
merupakan otot yang dapat berkontraksi dan rileksasi dengan baik, jika otot kuat
maka keseimbangan dan aktivitas sehari-hari dapat berjalan dengan baik seperti
berjalan, lari, bekerja ke kantor, dan lain sebagainya.
UNUD, Fisiologi Keseimbangan.

Page | 14
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO

4. Bagaimana patofisiologi penyakit gangguan keseimbangan? VERTIGO

Mekanisme berputar???
• Gangguan pada sistem vestibularis, yang terdiri dari cerebellum, batang otak, dan
apparatus vestibularis di telinga; mengakibatkan teraktivasinya reseptor trigger zone
yang terdapat pada pons (batang otak) sehingga menimbulkan rasa tidak enak di
epigastrium, lalu keluar suara tidak enak (retching) selanjutnya yang terjadi adalah
muntah.
• Sistem vestibuler sangat sensitif terhadap perubahan konsentrasi O2 dalam darah,
oleh karena itu perubahan aliran darah yang mendadak dapat menimbulkan vertigo.
Vertigo tidak akan timbul bila hanya ada perubahan konsentrasi O2 saja, tetapi harus
ada faktor lain yang menyertainya, misalnya sklerosis pada salah satu auditiva
interna, atau salah satu arteri tersebut terjepit. Dengan demikian bila ada perubahan
konsentrasi O2, hanya satu sisi saja yang mengadakan penyesuaian, akibatnya
terdapat perbedaan elektro potensial antara vestibuler kanan dan kiri akibatnya
akan terjadi serangan vertigo berupa pusing.
Ilmu Penyakit THT FK UI

Vertigo terjadi ketika beragam impuls syaraf yang berperan untuk


keseimbangan tubuh mengirimkan signal-signal yang berbeda sehingga terjadi

Page | 15
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO

konflik. Otak biasanya menerima masukan signal untuk keseimbangan dari


empat sistem sensor yang berbeda, yaitu :
1. Penglihatan memberikan informasi tentang posisi tubuh & gerakan
terhadap lingkungan sekitarnya. Hal ini berperan penting terhadap
mekanisme keseimbangan tubuh.
2. Syaraf sensor di persendian memberikan informasi ke otak mengenai
posisi kaki, lengan & torso. Sehingga tubuh dapat memperbaiki
posisinya supaya tidak kehilangan keseimbangan.
3. Sensasi tekanan pada kulit dapat memberikan informasi mengenai
posisi tubuh & gerakan yang berhubungan dengan gravitasi.
4. Bagian dalam telinga yang disebut dengan labyrinth mempunyai kanal
semisirkular yang didalamnya terdapat sel khusus yang mampu
mendeteksi gerakan & perubahan posisi tubuh. L

Adanya cedera ataupun penyakit seperti infeksi pada telinga bagian dalam B

dapat menyebabkan pengiriman signal yang keliru ke otak yang M

mengambarkan bahwa labyrinth mendeteksi adanya gerakan. Jika signal


yang salah ini bertabrakan dengan signal dari bagian tubuh lain yang 2
mengawasi pergerakan tubuh, maka vertigo dapat terjadi.

5. Bagaimana hubungan riwayat penyakit 3 bulan yang lalu dengan keluhan pasien?

6. Apa saja pemeriksaan yang dibutuhkan pada gangguan keseimbangan?


Pemeriksaan
neurologis dilakukan dengan perhatian khusus pada:
• Fungsi vestibuler/serebeler
Uji Romberg
penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-mula dengan kedua mata
terbuka kemudian tertutup. Biarkan pada posisi demikian selama 20-30 detik. Harus
dipastikan bahwa penderita tidak dapat menentukan posisinya (misalnya dengan
bantuan titik cahaya atau suara tertentu). Pada kelainan vestibuler hanya pada mata
tertutup badan penderita akan bergoyang menjauhi garis tengah kemudian kembali
lagi, pada mata terbuka badan penderita tetap tegak. Sedangkan pada kelainan
serebeler badan penderita akan bergoyang baik pada mata terbuka maupun pada
mata tertutup.
Tandem Gait
penderita berjalan lurus dengan tumit kaki kiri/kanan diletakkan pada ujung jari kaki
kanan/kiri ganti berganti. Pada kelainan vestibuler perjalanannya akan menyimpang,
dan pada kelainan serebeler penderita akan cenderung jatuh.

Page | 16
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO

Uji Unterberger.
Berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan dan jalan di tempat dengan
mengangkat lutut setinggi mungkin selama satu menit. Pada kelainan vestibuler
posisi penderita akan menyimpang/berputar ke arah lesi dengan gerakan seperti
orang melempar cakram; kepala dan badan berputar ke arah lesi, kedua lengan
bergerak ke arah lesi dengan lengan pada sisi lesi turun dan yang lainnya naik.
Keadaan ini disertai nistagmus dengan fase lambat ke arah lesi.
Past-pointing test (Uji Tunjuk Barany)
Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan lurus ke depan, penderita disuruh
mengangkat lengannya ke atas, kemudian diturunkan sampai menyentuh telunjuk
tangan pemeriksa. Hal ini dilakukan berulang-ulang dengan mata terbuka dan
tertutup.Pada kelainan vestibuler akan terlihat penyimpangan lengan penderita ke
arah lesi.
Uji Babinsky-Weil
Pasien dengan mata tertutup berulang kali berjalan lima langkah ke depan dan lima L

langkah ke belakang seama setengah menit; jika ada gangguan vestibuler unilateral, B
pasien akan berjalan dengan arah berbentuk bintang. Pemeriksaan ini terutama
M
untuk menentukan apakah letak lesinya di sentral atau perifer.
• Fungsi Oto Neurologis
Uji Dix Hallpike 2
• Perhatikan adanya nistagmus; lakukan uji ini ke kanan dan kiri Kepala putar ke
samping Secara cepat gerakkan pasien ke belakang (dari posisi duduk ke posisi
terlentang). Kepala harus menggantung ke bawah dari meja periksa
• Dari posisi duduk di atas tempat tidur, penderita dibaringkan ke belakang dengan
cepat, sehingga kepalanya menggantung 45º di bawah garis horisontal, kemudian
kepalanya dimiringkan 45º ke kanan lalu ke kiri. Perhatikan saat timbul dan hilangnya
vertigo dan nistagmus, dengan uji ini dapat dibedakan apakah lesinya perifer atau
sentral.
• Perifer (benign positional vertigo): vertigo dan nistagmus timbul setelah periode
laten 2-10 detik, hilang dalam waktu kurang dari 1 menit, akan berkurang atau
menghilang bila tes diulang-ulang beberapa kali (fatigue).
• Sentral: tidak ada periode laten, nistagmus dan vertigo berlangsung lebih dari 1
menit, bila diulang-ulang reaksi tetap seperti semula (non-fatigue).
Tes Kalori
Penderita berbaring dengan kepala fleksi 30º, sehingga kanalis semisirkularis lateralis
dalam posisi vertikal. Kedua telinga diirigasi bergantian dengan air dingin (30ºC) dan
air hangat (44ºC) masing-masing selama 40 detik dan jarak setiap irigasi 5 menit.
Nistagmus yang timbul dihitung lamanya sejak permulaan irigasi sampai hilangnya
nistagmus tersebut (normal 90-150 detik).
Dengan tes ini dapat ditentukan adanya canal paresis atau directional
preponderance ke kiri atau ke kanan.Canal paresis ialah jika abnormalitas ditemukan

Page | 17
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO

di satu telinga, baik setelah rangsang air hangat maupun air dingin, sedangkan
directional preponderance ialah jika abnormalitas ditemukan pada arah nistagmus
yang sama di masing-masing telinga. Canal paresis menunjukkan lesi perifer di labirin
atau n.VIII, sedangkan directional preponderance menunjukkan lesisentral.
Elektronistagmogram
Pemeriksaan ini hanya dilakukan di rumah sakit, dengan tujuan untuk merekam
gerakan mata pada nistagmus, dengan demikian nistagmus tersebut dapat dianalisis
secara kuantitatif.
Posturografi
Posturografi adalah pemeriksaan keseimbangan yang dapat menilai secara obyektif
dan kuantitatif kemampuan keseimbangan postural seseorang. Untuk mendapatkan
gambaran yang benar tentang gangguan keseimbangan karena gangguan vestibuler,
maka input visual diganggu dengan menutup mata dan input proprioseptif
dihilangkan dengan berdiri diatas alas tumpuan yang tidak stabil. Dikatakan terdapat
gangguan keseimbangan bila terlihat ayun tubuh berlebihan, melangkah atau sampai L

jatuh sehingga perlu berpegangan. B


• Pemeriksaan Posturografi dilakukan dengan menggunakan alat yang terdiri dari alas
M
sebagai dasar tumpuan yang disebut Force platform, komputer graficoder, busa
dengan ketebalan 10 cm, untuk mengganggu input proprioseptif, disket data
digunakan untuk menyimpan data hasil pengukuran. 2
• Teknik pemeriksaan :
• Pasien diminta berdiri tenang dengan tumit sejajar di atas alat, mata memandang ke
satu titik di muka, kemudian dilakukan perekaman pada empat kondisi, masing-
masing selama 60 detik. (1) Berdiri di atas alas dengan mata terbuka memandang
titik tertentu, dalam pemeriksaan ini ketiga input sensori bekerja sama, (2) Berdiri di
atas alas dengan mata tertutup, dalam keadaan ini input visual diganggu, (3) Berdiri
di atas alas busa 10 cm dengan mata terbuka, memandang titik tertentu, dalam
keadaan ini input proprioseptif diganggu, (4) Berdiri tenang di atas alas busa 10 cm
dengan mata tertutup, dalam keadaan ini input visual dan proprioseptif diganggu,
jadi hanya organ vestibuler saja yang bekerja, bila terdapat pemanjangan ayun tubuh
berarti terjadi gangguan keseimbangan.
Bashiruddin, J., Hadjar, E., dan Alviandi, W. (2007) Gangguan keseimbangan dalam
buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher. Jakarta : Balai
penerbit FKUI; h. 94-101

7. Apa saja latihan fisik yang diperlukan untuk mengatur sistem keseimbangan?

Page | 18
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO

Page | 19
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO

8. Bagaimana penatalaksanaan (obat nya apa, bagaimana pemberiannya, res epnya) pada
gangguan keseimbangan?
1. Ondansetron
Ondansetron adalah derivate carbazalone yang strukturnya berhubungan dengan L
serotonin dan merupakan antagonis reseptor 5-HT subtipe spesifik yang berada di B
3

CTZ dan juga pada aferen vagal saluran cerna, tanpa mempengaruhi reseptor M
dopamine, histamine, adrenergik, ataupun kolinergik. Obat ini memilki efek
neurologikal yang lebih kecil dibanding dengan Droperidol ataupun Metoklopramid.
2
Efek antiemetik ondansetron ini didapat melalui :

1. Blokade sentral di CTZ pada area postrema dan nukleus traktus solitaries sebagai kompetitif
selektif reseptor 5-HT
3

2. Memblok reseptor 5-HT di perifer pada ujung saraf vagus di sel enterokromafin di traktus
3
gastrointestinal

Kontraindikasi Ondansetron adalah selain pada pasien yang hipersensitivitas terhadap obat
ini, juga pada ibu hamil ataupun yang sedang menyusui karena mungkin disekresi dalam asi.
Pasien dengan penyakit hati mudah mengalami intoksikasi, tetapi pada pasien yang
mempunyai kelainan ginjal agaknya dapat digunakan dengan aman.

ANTIEMETIKA (ANTIMUNTAH)
A. Definisi
Obat antimual adalah zat-zat yang berkhasiat menekan rasa mual dan muntah.
B. Pengolongan
Berdasarkan mekanisme kerjanya dapat dibedakan enam kelompok sebagai berikut :
1. Antikolinergik
Kelompok ini obat yang digunakan yaitu skopolamin dan antihistamin (siklizin,
meklizin, sinarizin, prometazin, dan dimenhidrinat). Obat- obatan ini efektif terhadap
segala jenis muntah, dan banyak digunakan pada mabuk darat dan mual kehamilan

Page | 20
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO

(antihistaminika) efeknya berdasarkan sifat antikolinergisnya dan mungkinjuga


blokade reseptor H1 di CTZ.

2. Antagonis Dopamin
Zat-zat ini hanya efektif pada mual yang diakibatkan oleh efek samping. Mekanisme
kerjanya melalui perintangan neurotransmisi dari CTZ ke pusat muntah dengan jalan
blokade reseptor dopamine.

Propulsive (prokinetika) : metoklopramida dan domperidon banyak sekali


digunakan. Pada dosis tinggi, metoklopramida menimbulkan efek-efek antikolinergis
lebih kuat daripada neuroleptika.Alizaprida (litican) menghambat refleks muntah
secara sentral dan bersifa anksiolitis. L
Derivate fenotiazin : proklorperazin dan thietilperazintorecan).
B
Derivate butirofenon : haloperidol dan droperidol terutama digunakan pada muntah-
M
muntah akibat gangguan neurologis dan setelah pembedahan.
3. Antagonis 2
Contoh obatnya antara lain: granisetron, ondansetron, dan tripisetron. Mekanisme
kerja kelompok zat agak baru ini belum begitu jelas, tetapi mungkin karena blokade
serotonin yang memicu refleks muntah dari usus halus dan rangsangan terhadap CTZ.
Terutama efektif selama hari pertama dari teraapi dengan sitostika yang bersifat
emetogen kuat, juga pada radioterapi.

4. Kortikosteroida
Contoh obatnya deksametason ternyata efektif untuk muntah-muntah yang
diakibatkan oleh sitostatika. Mekanisme kerjanya tidak diketahui. Pengunaannya
sering sekali bersamaan suatu antagonis serotonin.

5. Benzodiazepine
Mempengaruhi system kortikal/limbis dari otak dan tidak mengurangi frekuensi dan
hebatnya emesis, melainkan memperbaiki sikap pasein terhadap peristiwa muntah.
Terutama lorazepam ternyata efektif sebagai pencegah muntah.

6. Kanabinoida
Contohnya antara lain : marihuana, THC. Efektif pada dosis tinggi untuk sitostatika.
Page | 21
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO

Obat (Mabuk Darat)


1. Skopolamin : hyosiamin, scopoldern TTS (transdermal)
Zat ini dianggap sebagai yang paling efektif untuk profilaksis dan penanganan mbauk
darat. Efek samping tersering adalah gejala antikolinergis umum: mulut kering, lebih
jarang rasa kantuk, gangguan penglihatan , obstipasi dan iritasi kulit. Sampai 3 hari
penggunaan juga mula dan muntah, nyeri kepala dan gangguan keseimbangan.
2. Antihistaminika
Obat ini terutama digunakan untuk mencegah dan mengobati mual dan muntah akibat
mabuk darat serta pada gangguan tujuh keliling (vertigo).
Siklizin dan dimenhidrinat diresorpsi baik, kerjanya cepat dan dapat bertahan 4-5
jam. Meklizin baru berkerja setelah 1-2 jam, tetapi efeknya lebih lama, antara 12 dan L

24 jam. B
Efek sampingnya berupa perasaan mengantuk dan efek antikolinergis yang agak M
sering dilaporkan pada dimenhidrinat, jarang pada siklizin dan meklizin.
3. Neuroleptika 2
Sejumlah neuroleptika juga berdaya anti-emetis khususnya derivate fenotiazin
=, seperti perfenazin, proklorperazin, dan tietilperazin. Begitu pula derivate
butirofenon. Pada proklorperazin dan lebih-lebih pada tietilperazin, efek anti
emetisnya yang menonjol, sehingga digunakan khusus sebagai anti emetika pada
kemo dan radioterapi. Efek samping yang terpenting adalah gejala ekstrapiramidal,
efek antikolinergis, dan sedasi, yang paling ringan pada tietilperazin.
Dosis masing-masing adalah sebagai berikut:
· Haloperidol (haldol) : 2-3 dd 0,5 mg.
· Perfenazin (trilafon) : 3 dd 4-8 mg, i.m 5 mg.
· Proklorperazin (stemetil) : 2-4 dd 5-10 mg, rectal 1-2 dd 25 mg.
· Tietilperazin (torecan) : oral dan rectal 2-4 dd 6,5mg, s.c/i.m 6,5 mg sekali.
4. Metoklopramida : primperan, opram
Derivate aminoklorbenzamida ini berkhasiat anti emetis kuat berdasarkan pertama-
tama blokade reseptor dopamine di CTZ. Disamping itu, zat ini juga
memperkuat pergerakan dan pengosongan lambung. Efektif pada semua jenis
muntah, termasuk akibat radio/khemoterapi dan migraine, pada mabuk darat oat ini
tidak ampuh.

Page | 22
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO

Efek sampingnya yang terpenting adalah sedasi dan gelisah berhubung rintangan
darah otak. Efek samping lainnya berupa gangguan lambung usus serta gangguan
ekstrapiramidal, terutama pada anak-anak kecil.
Dosis : 3-4 dd 5-10 mg, anak-anak maksimal 0,5 mg/kg/sehari. Rectal 2-3 dd 20 mg.

5. Domperidon : motilium
Senyawa benzimdazolinum ini adalah propulsivum yang berkhasiat menstimulasi
peristalstik dan pengosongan lambun, selian berdaya anti emetis, digunakan pada
relflux-esofagus dan pada muntah akibat khemoterapi dan pada migraine.
Dosis : 3-4 dd 10-20 mg a.c; anak-anak 3-4 dd0,3 mg/kg, rectal anak-anak sampai 2
tahun2-4 dd 10 mg; i.m/i.v 0,1 -0,2 mg per kg berat badan dengan maksimum 1
mg/kg berat badan sehari. L

B
6. Ondansetron : zolfran
M
Senyawa carbazol ini adalah antagonis serotonin selektif (dari reseptor 5HT3).
Berkerja anti emetis kuat dengan mengantagoniskan refleks muntah dari usus halus 2
dan stimulasi CTZ, yang keduanya diakibatkan dengan pemberian dosis tunggal
deksametason (20 mg/ infuse ) sebelum kemoterapi dimulai. Selain pada kemo dan
radioterapi juga sering diberikan untuk profilaksis, gejala-gejala demikian setelah
pebedahan ginekologi.
Efek sampingnya berupa nyeri kepala, obstipasi, rasa panas di muka dan perut bagian
atas,, jarang sekali gangguan ekstra pyramidal dan reaksi hipersensitivas.
Dosis : 1-2 jam sebelum mejalankan kemoterapi 8 mg, lalu tiap 12 jam 8 mg selama 5
hari. i.v 4-8 mg (perlahan).
sumber : Tjay, Tan Han and Kirana Raharja.2002. Obat-Obat Penting : Khasiat,
Penggunaan, dan Efek-Efek Sampingnya.Edisi ke V.Elex Media Komputindo:
Jakarta.

9. Sebut & jelaskan jenis-jenis vertigo !

Page | 23
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO

Page | 24
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO

B
10. Apa saja faktor risiko terjadinya vertigo?
M
11. DD skenario (definisi, etiologi, patogenesis, gejala, faktor risiko, komplikasi, PF, PP,
penatalaksanaan)
VERTIGO
2
Perasaan berputar.
 Vertigo spontan : timbul tanpa pemberian rangsangan. Rangsangan timbul
dari penyakitnya sendiri, misalnya pada penyakit Meniere oleh sebab
tekanan endolimfa yang meninggi.
 Vertigo posisi : timbul disebabkan oleh perubahan posisi kepala. Vertigo
timbul karena perangsangan pada kupula kanalis semisirkularis oleh debris
(kotoran yang menempel pada kupula kanalis semisirkularis) atau pada
kelainan servikal.
 Vertigo kalori : vertigo yang terjadi pada saat tes kalori. Penting
ditanyakan agar pasien dapat membandingkan perasaan vertigo dengan
serangan yang dialaminya. Bila sama, maka keluhan vertigonya betul, bila
beda, keluhan vertigonya dapat diragukan.

Sumber :Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher, FK UI,
ed. VI.

Definisi

Page | 25
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO

o Vertigo berasal dari bahasa latin vertere yang artinya memutar, merujuk
pada sensasi berputar sehingga mengganggu rasa keseimbangan
seseorang, umumnya disebabkan oleh gangguan pada sistim
keseimbangan. Berbagai macam defenisi vertigo dikemukakan oleh
banyak penulis, tetapi yang paling tua dan sampai sekarang nampaknya
banyak dipakai adalah yang dikemukakan oleh Gowers pada tahun 1893
yaitu setiap gerakan atau rasa (berputar) tubuh penderita atau obyek-
obyek di sekitar penderita yang bersangkutan dengan kelainan
keseimbangan
MENIERE

meniere
L
Definisi
Penyakit Meniere adalah suatu penyakit yang ditandai oleh serangan berulang B

vertigo (perasaan berputar), tuli dan tinnitus (telinga berdenging). M

Sumber :http://medicastore.com/penyakit/826/Penyakit_Meniere.html
Etiologi 2
Penyebab pasti penyakit Meniere belum diketahui.Penambahan volume
endolimfe diperkirakan oleh adanya gangguan biokimia cairan endolimfa dan gangguan
klinik pada membrane labirin.
Sumber :Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher,
FK UI, ed. VI.

Page | 26
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO

M
Patofisiologi
Gejala klinis penyakit Meniere disebabkan oleh adanya hidrops endolimfe pada 2
koklea dan vestibulum. Hidrops yang terjadi mendadak dan hilang timbul diduga
disebabkan oleh :

 Meningkatnya tekanan hidrostatik pada ujung arteri.


 Berkurangnya tekanan osmotic di dalam kapiler.
 Meningkatnya tekanan osmotic di ekstrakapielr.
 Jalan keluar sakus endolimfatikus tersumbat, sehingga terjadi penimbunan
cairan endolimfa.

Pada pemeriksaan histopatologi tulang temporal ditemukan pelebaran dan


perubahan morfologi pada membrane Reissner.Terdapat penonjolan ke dalam skala
vestibule, terutama si daerah apeks koklea Helikotrema, sakulus juga mengalami
pelebaran yang dapat menekan utrikulus.Pada awalnya pelebaran skala media dimulai
dari derah apeks koklea, kemungkinan dapat meluas mengenai bagian tengah dan basal
koklea.Hal ini yang dapat menjelaskan terjadinya tuli saraf nada rendah pada penyakit
Meniere.
Sumber :Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher,
FK UI, ed. VI.
Manifestasi klinis

Page | 27
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO

Terdapat trias atau sindrom Meniere yaitu vertigo, tinnitus dan tuli sensorineural
terutama nada rendah.Serangan pertama sangat berat, yaitu vertigo disertau rasa
muntah.Setiap kali berusaha untuk berdiri dia merasa berptar, mual dan terus muntah
lagi.Hal ini berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu, meskipun keadaannya
berangsur semakin baik. Penyakit ini bisa sembuh tanpa obat dan gejala penyakit bisa
hilang sama sekali. Pada serangan kedua kalinya dan selanjutnya dirasakan lebih ringan,
tidak seperti serangan yang pertama kali.Pada penyakit Meniere vertigonya periodic
yang makin mereda pada serangan-serangan berikutnya.
Sumber :Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher,
FK UI, ed. VI.
Gejalanya berupa seangan vertigo, mual dan muntah mendadak, yang berlangsung
selama 3-24 jam dan kemudian menghilang secara perlahan.
L

Secara periodik, penderita merasakan telinganya penuh atau merasakan adanya B

tekanan di dalam telinga. M

Pendengaran di telinga yang terkena berfluktuasi (kadang jelas, kadang kurang) tetapi 2
semakin lama semakin memburuk.

Tinnitus bisa menetap atau hilang-timbul dan semakin memburuk sebelum, setelah
maupun selama serangan vertigo.

Pada kebanyakan penderita, penyakit ini hanya menyerang 1 telinga dan pada 10-15%
penderita, penyakit ini menyerang kedua telinga.

Pada salah satu bentuk penyakit Meniere, tuli dan tinnitus terjadi beberapa bulan atau
beberapa tahun sebelum seangan vertigo.
Setelah serangan vertigo mulai, bisa terjadi perbaikan fungsi pendengaran.
Sumber :http://medicastore.com/penyakit/826/Penyakit_Meniere.html
Diagnosis
Anamnesis
Diagnosis dipermudah dengan dilakukannya diagnosis, yaitu :

1. Vertigo hilang timbul


2. Fluktuasi gangguan pendengaran berupa tuli saraf

Page | 28
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO

3. Menyingkirkan kemungkinan penyebab dari senral, misalnya tumor n. VII.

Bila gejala-gejala khas penyakit Meniere pada anamnesis ditemukan, maka diagnosis
penyakit Meniere dapat ditegakkan.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik diperlukan hanya untuk menguatkan diagnosis penyakit ini.
Bila dalam anamnesis terdapat riwayat fluktuasi pendengaran, sedangkan pada
pemeriksaan ternyata terdapat tuli sensorineural, maka kita sudah dapat mendiagnosis
penyakit Meniere, sebab tidak ada penyakit lain yang bisa menyebabkan adanya
perbaikan dalam tuli senosrineural, kecuali pada penyakit Meniere.
Pemeriksaan penunjang
Dalam hal meragukan kita dapat membuktikan adanya hidrops dengan tes
gliserin.Selain itu tes gliserin ini berguna untuk menentukan prognosis tindakan operatif L
pada pembuatan “shunt”. Bila terdapat hidrops, maka operasi diduga akan berhasil
B
dengan baik.
M
Sumber :Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher,
FK UI, ed. VI.
Penatalaksanaan
2
Khusus untuk penyakit Meniere, diberikan obat-obat vasodilator perifer untuk
mengurangi tekanan hidrops endolimfa. Dapat pula tekanan endolimfa ini disalurkan ke
tempat lain dengan jalan operasi, yaitu membuat “shunt”.
Obat-obat antiskemia, dapat pula diberikan sebagai obat alternative dan juga
diberikan obat neurotonik untuk menguatkan sarafnya.
Sumber :Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher,
FK UI, ed. VI.
Untuk meringankan vertigo bisa diberikan scopolamin, antihistamin, barbiturat atau
diazepam.

Tindakan pembedahan untuk mengurangi vertigo adalah neurektomi vestibuler, dimana


dilakukan pemotongn saraf yang menuju ke kanalis semisirkularis (bagian dari telinga
tengah yang mengatur keseimbangan).

Jika vertigo sangat mengganggu dan terjadi gangguan pendengaran yang berat,
dilakukan labirintektomi, yaitu pengangkatan koklea (bagian dari telinga tengah yang
mengatur pendengaran) dan kanalis semisirkularis.

Page | 29
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO

Sumber :http://medicastore.com/penyakit/826/Penyakit_Meniere.html
Pencegahan
Taktik perawatan diri tertentu dapat membantu mengurangi dampak penyakit Meniere.
Pertimbangkan tips ini:
1. Duduk atau berbaring segera ketika Anda merasa pusing. Selama episode vertigo,
hindari hal-hal yang dapat membuat tanda-tanda dan gejala lebih buruk, seperti
gerakan tiba-tiba, lampu-lampu terang, menonton televisi atau membaca.
2. Istirahat selama dan setelah serangan. Jangan terburu-buru untuk kembali ke
kegiatan normal.
3. Waspadalah terhadap kemungkinan kehilangan keseimbangan. Jatuh bisa
menyebabkan cedera serius. Gunakan pencahayaan yang baik jika Anda bangun
di malam hari. Pertimbangkan berjalan dengan tongkat untuk stabilitas jika
L
Anda mengalami masalah keseimbangan kronis.
4. Hindari mengendarai mobil atau mengoperasikan mesin-mesin berat jika Anda B

sering mengalami episode vertigo. Melakukan hal itu dapat menyebabkan M

kecelakaan dan cedera.


2
Macam2 gangguan keseimbangan:

Nistagmus
Nistagmus adalah gerak bola mata kian kemari yang terdiri dari dua fase, yaitu fase
lambat dan fase cepat. Fase lambat merupakan reaksi sistem vestibuler terhadap
rangsangan, sedangkan fase cepat merupakan reaksi kompensasinya. Nistagmus
merupakan parameter yang akurat untuk menentukan aktivitas sistem vestibuler.
Nistagmus dan vertigo adalah gejala yang berasal dari satu sumber, meskipun
nistagmus dan vertigo tidak selalu timbul bersama.
Nistagmus merupakan parameter penting dalam tes kalori. Ia dapat menentukan
normal tidaknya sistem vestibuler, dan dapat juga menduga adanya kelainan
vestibuler sentral. Nistagmus yang juga penting sebagai pegangan dalam menentukan
diagnosis adalah dengan tes nistagmus posisi.

Labirintitis vestibular
Gangguan ini disebabkan oleh infeksi bakteri dan virus pada telinga dalam
menyebabkan peradangan labirintitis. Gejalanya termasuk kehilangan pendengaran
tiba-tiba pada satu sisi bersamaan dengan nistagmus, vertigo, mual dan muntah.

Page | 30
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO

Episode akut biasanya sembuh dalam 5-6 minggu jika diterapi oleh dokter. Jika
pasien tidak sepenuhnya sembuh, menggunakan terapi vestibuler dapat membantu
pasien untuk mengatur gejalanya.

Penyakit Meniere, vertigo episodik


Penyakit Meniere adalah gangguan telinga dalam akibat tekanan fluktuatif pada cairan
telinga dalam. Gejalanya dapat berupa vertigo, perasaan penuh atau tekanan di dalam
telinga, tinitus (bising dalam telinga), dan tingkat pendengaran fluktuatif. Tidak
seperti BPPV, vertigo yang muncul pada Penyakit Meniere dapat muncul sewaktu-
waktu, tidak peduli bagaimanapun posisi pasien dan dapat bertahan selama beberapa
jam.

L
Disfungsi vestibuler unilateral
B
Ini merupakan kelemahan pada sisi sistem vestibuler. Gejala yang dialami dapat
M
berupa ketidakseimbangan dan atau pusing ketika menolehkan kepala. Pada stadium
awal gejala dapat berupa vertigo dan sensasi berputar. Rehabilitasi vestibuler dapat 2
memberikan keuntungan penting pada pasien dengan gejala-gejala ini.

Disfungsi vestibuler bilateral


Kelemahan pada kedua sisi sistem vestibuler. Seseorang dengan gangguan ini dapat
mengalami ketidakseimbangan dan atau pusing ketika menolehkan kepala. Mereka
juga dapat mengalami osilopsia, atau ilusi benda-benda yang memantul ke atas dan ke
bawah dengan bergerak. Ada keuntungan pasti pada pasien dengan gangguan ini bila
menggunakan terapi vestibuler. Latihan keseimbangan dan teknik kompensasi.

Migraine vestibuler
Dengan atau tanpa nyeri kepala, dapat menyebabkan vertigo mulai dari hitungan
menit sampai berhari-hari. Serangan dapat dicetuskan oleh gerakan menoleh cepat,
berada dalam keramaian atau tempat yang membingungkan, mengendarai sebuah
kendaraan, atau bahkan hanya menonton pergerakan di televisi. Migraine vestibuler
juga menyebabkan ketidaktenangan, hilangnya pendengaran, dan telinga berdenging
(tinitus)

Fistula perilimfe
Page | 31
ASTRI NOOR MALITASARI SGD 7 MODUL THT ARTERIO

Bocornya cairan telinga dalam ke telinga tengah. Dapat muncul setelah trauma
kepala, latihan fisik, atau yang jarang, tanpa penyebab yang diketahui.
Cemas dan stres diketahui dapat memperparah gejala pusing telinga dalam. Cemas
dan stres juga merupakan penyebab tersering pusing yang tidak berhubungan dengan
telinga dalam. Penyebab lainnya termasuk masalah yang berhubungan dengan otak,
dan gangguan medis lainnya seperti tekanan darah rendah.
Bashiruddin, J., Hadjar, E., dan Alviandi, W. (2007) Gangguan keseimbangan
dalam buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher.
Jakarta : Balai penerbit FKUI; h. 94-101

Page | 32

Anda mungkin juga menyukai