Yang selama ini kian menggebu Dalam hasratku dalam qalbu.
Kupandang setiap sudut kenangan dikotamu
Tempatmu menghabiskan waktu Kulihat puing puing kenangan bersamamu Berbalut sendu dalam hatiku
Duhai kekasih masih adakah jejakmu disana ?
Sejauh pandangan ku berkelana Hanya ada makammu yang mulia
Duhai kekasih aku membawa sebongkah hatiku yang penuh rindu
Dibalut malu juga ragu Sebab banyak yang membuat aku lupa akan dirimu Kasih... engkaulah cahaya dalam hatiku Pembawa hidayah dalam hidupku Maukah engkau nanti memandang wajahku ?
Aku hanya bermodal rindu
Berjalan pelan mendakatimu Tidak ada yang bisa aku banggakan dihadapanmu Karena aku punya “rindu” Lalu Bagaimana Shatullah sahala muwallah alatha rashullah ala yasin habibilah Jika semua ini disebut cinta Maka cinta ini tiada terelakan Yang ku tahu cinta tak akan mengabaikan Lalu bagaimana bisa kusebut ini cinta ? Sementara sunahnya acap kali ku abaikan
Jika aku terikat dalam rindu
Artinya sudah terlalu lama aku merindu Yang kutahu obet rindu ku “aktsara min dzikrihi” Lalu bagaimana bisa kusebut rindu ?
Jika bersholawat kepadanya saja enggan
Jika aku mengaku cinta dan rindu Aamiin, semoga tak berkesudahan Yang kutahu didalam hati, Keduanya mutlak dan abadi
Mataku belum pernah memandang
Keyakinan membujuk membawaku, Kepada “nuuron faaqo kulla nuur” Akhlaknya yang lembut, menyejukan Budi pekertinya yang luhur, menenangkan Pribadinya yang sempurna, mendamaikan Sang “Musyafai fill qiyaamah”, yang selalu aku akui dengan lantang, Aku ummat Nya Archa Kerinduan Merindukanmu sehalnya batu. Diam terbungkam, menutup kelopak mata, merajut rindu hingga bergelayut. Senandung rindu yang mengalun indah diatas penjuru bumi Merindumu sehalnya batu Jelas terukir dari awal hingga akhir hayatmu “ummati...... ummati...... ummati....” Yang engkau pertanyakan bukan sayyidah aisyah yang cantik rupawan Bukan sayyidah khadijah alqubro yang dermawan Bukan pula syaid hassan husain Bahkan putrimu nan cantik jelita Fatimah Azzahra pun tak kau pertanyakan Melainkan ummat mu, bahkan yang sama sekali tak mengingatmu.
Mustafa damai rahmat Allah bagimu
Sedemikian mulianya hingga bulan tak mampu menatap bahkan terbelah Alam bershalawat memohon syafaat Inginku menjadi debu tanah dimana kakimu menapak