Daftar Isi
Daftar Isi
Halaman
Thermofisika 1
BAB I
PENDAHULUAN
Thermofisika 2
1.2 Rumusan Masalah
Apa saja kekekalan energi di tubuh?
Bagaimana proses perubahan energi di tubuh?
Apa yang dimaksud dengan kerja dan daya di tubuh?
Bagaimana proses transfer panas atau alih panas pada tubuh?
Bagaimana proses pengeluaran panas dari tubuh?
Thermofisika 3
BAB II
PEMBAHASAN
∆U = ∆Q - ∆W
(2.1)
dengan ∆U adalah perubahan simpanan simpanan energi, ∆Q adalah panas yang
hilang atau diperoleh, dan ∆W adalah kerja yang dilakukan oleh tubuh.
(Berdasaran perjanjian, ∆Q adalah positif apabila tubuh mendapat panas, dan ∆W
adalah positif apabila tubuh melakukan kerja). Tubuh yang tidak melakukan kerja
(∆W = 0) dan pada suhu konstan secara umum akan kehilangan panas ke
lingkungannya apabila suhu lingkungan lebih rendah sehingga ∆Q negatif. Oleh
karena itu, ∆U juga negatif, yang menunjukkan penurunan simpanan energi.
Perubahan ∆U, ∆Q, dan ∆W ini dalam interval waktu singkat yaitu ∆t. Perubahan
persamaan 2.1 kemudian menjadi persamaan sebagai berikut:
∆U ∆Q ∆W
= −
∆t ∆t ∆t
(2.2)
Thermofisika 4
tertentu. Hal ini tidak terjadi; hukum fisika yang menjelaskan arah proses
perubahan atau konversi energi dikenal sebagai hukum kedua termodinamika.
Hukum kedua juga membatasi fraksi energi simpanan ∆U, yang dapat diubah
menjadi kerja bermanfaat, ∆W.
Satuan SI untu k energi adalah newton-meter (Nm) atau joule (J); daya
dinyatakan dalam joule per detik (J/dtk) atau watt (W). Ahli fisiologi dan ahli gizi
menggunakan kilokalori (kkal) untuk energi makanan dan kkal/menit untuk
kecepatan produksi panas. Pada kemasan produk makanan dan artikel tentang gizi
kkal sama dengan Kalori makanan. Oleh karena itu, asupan makanan sebesar 2400
Kalori/hari sama dengan 2400 kkal/hari. Karena 1 kal = 4,184 J, maka 2400
kkal/hari ~1 x 107 J/hari. Terdapat 86.400 detik/hari sehingga daya rerata
P~115W.
Hubungan antara beberapa satuan di atas diringkas sebagai berikut:
Lavoiser adalah orang pertama yang menyatakan (pada tahun 1784) bahwa
makanan mengalami oksidasi setelah dikonsumsi. Ia mendasarkan
argumentasinya pada pengukuran terhadap hewan percobaan yang
memperlihatkan bahwa konsumsi oksigen meningkat selama proses pencernaan.
Tetapi, penjelasan Lavoisier ini kurang tepat; penjelasan yang tepat adalah
oksidasi terjadi di sel-sel tubuh.
Pada proses oksidasi melalui pembakaran (kombustio), terjadi pembebasan
panas. Pada proses oksidasi di dalam tubuh, panas dibebaskan sebagai energi
metabolisme. Kecepatan pembentukan energi disebut laju metabolisme (metabolic
rate).
Suatu bentuk umum dari gula (C6H12O6) yang digunakan untuk pemberian
makan intravena, dan sumber utama energi bagi otak. Persamaan oksidasi untuk
glukosa dalam mol adalah:
Yaitu, 1 mol glukosa (0,18 kg) berikatan dengan 6 mol O2 (0,192 kg)
menghasilkan 6 mol H2O (0,180 kg) dan CO2 (0,264 kg), serta membebaskan
energi panas 2,87 x 106 J dalam reaksi ini. Dengan menggunakan ini, kita dapat
menghitung sejumlah kuantitas yang bermanfaat untuk metabolisme glukosa (Satu
mol adalah jumlah zat yang mengandung atom atau molekul, ion, atau unit
elementer lain yang sama banyaknya dengan atom 0012 kg karbon 12.1 mol gas
pada suhu dan tekanan normal memiliki volume V = 22,4 x 10-3 m3 = 22,4 L).
Perhitungan serupa dapat dilakukan untuk lemak, protein, dan karbohidrat
lain. Dengan mengukur oksigen yang dikonsumsi oleh tubuh, kita dapat
Thermofisika 5
memperoleh perkiraan energi yang dihasilkan. Nilai-nilai kalori standar untuk
berbagai jenis makan ini dan bahan umum lainya tercantum di tabel berikut ini:
Makanan atau Energi yang dibebaskan Energi yang Energi yang dibebaskan
Bahan Bakar per satuan volume O2 dibebaskan per per gram (kkal/g)
yang dikonsumsi kilogram yang
(J/m3) dikonsumsi
(J/kg)
Glukosa 21,0 x 106 1,6 x 107 3,8
Pada tabel di atas, nilai-nilai yang dituliskan untuk makanan adalah nilai
maksimum yang dapat diharapkan. Tidak semua energi tersebut tersedia bagi
tubuh karena sebagian hilang melalui pembakaran yang tidak sempurna. Produ-
produk yang “tidak terbakar” dikeluarkan dalam bentuk feses, urine, dan flatus
(gas usus). Yang tersisa adalah energi yang dapat dimetabolisasi. Tubuh biasanya
cukup efisien dalam mengekstraksi energi dari makanan. Sebagai contoh, energi
yang tersisa di feses normal hanyalah sekitar 5% dari energi total yan terkandung
dalam makanan yang masuk. Karena tubuh memiliki suhu konstan, maka energi
dalam makanan plus lemak tubuh membentuk energi yang dapat digunakan oleh
tubuh.
Saat dalam keadaan istirahat total, orang normal akan mengonsumsi energi
dengan kecepatan sekitar 92 kkal/jam, atau sekitar 100 W. Tingkat konsumsi
energi ini, yang disebut laju metabolisme basal (basal metabolic rate, BMR),
adalah jumlah energi yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsi tubuh
minimal (misalnya bernapas dan memompa darah ke arteri) dalam keadaan
istirahat. Secara klinis, BMR seseorang dibandingkan dengan nilai normal untuk
orang dengan jenis kelamin, usia, tinggi, dan berat yang sama, BMR bergantung
terutama pada fungsi tiroid. Seseorang yang aktivitas tiroidnya berlebihan
Thermofisika 6
(hipertiroid) memiliki BMR yang lebih tinggi daripada orang dengan fungsi tiroid
yang normal.
Karena energi yang digunakan untuk metabolisme basal berubah menjadi
panas yang terutama dikeluarkan melalui kulit, maka dapat diperkirakan bahwa
laju basal berkaitan dengan luas permukaan atau massa tubuh. Laju metabolisme
juga bergantung pada suhu. Proses-proses kimiawi sangat bergantung pada suhu,
perubahan kecil pada suhu dapat menimbulkan perubahan besar dalam kecepatan
reaksi kimia. Agar berat seseorang konstan, maka harus mengkonsumsi makanan
yang yang hanya cukup untuk menghasilkan basal plus aktivitas fisik. Ketika
seseorang makan terlalu sedikit, maka menyebabkan penurunan berat. Apabila
berlanjut dalam jangka panjang, makan terlalu sedikit menyebabkan kelaparan.
Tetapi, ketika seseorang makan yang melebihi kebutuhan tubuh akan
menyebabkan peningkatan lemak tubuh (berat).
Thermofisika 7
Ergometer, suatu sepeda stasioner dengan gesekan yang dapat diseuaikan sehingga
dapat dipelajari konsumsi oksigen pada berbagai beban kerja. Salah satu meter
menunjukkan daya yang dhasilkan.
Efisiensi biasanya paling rendah pada daya rendah, tetapi dapat meningkat
hingga 20% pada orang yang terlatih dalam aktivitas misalkan bersepeda dan
mendayung.
Kapasitas kerja maksimum tubuh bervariasi. Untuk jangka waktu pendek,
tubuh dapat melakukan kerja dengan daya yang tinggi, tetapi untuk jangka waktu
panjang kemampuannya lebih terbatas. Secara eksperimental telah dibuktikan
bahwa pada otot yang bekerja, daya jangka-panjang sebanding dengan laju
maksimum konsumsi oksigen. Untuk seorang pria sehat pada keadaan istirahat,
konsumsi oksigen biasanya adalah 4 x 10-6 m3/kg berat badan setiap menit. Pada
aktivitas maksimum, konsumsi oksigen biasanya adalah 4 x 10-5 m3/kg (4 ml/kg)
berat badan setiap menit.
Tubuh dapat menyediakan energi untuk daya jangka-pendek dengan
mencegah fosfat berenergi tinggi dan glikogen yang menyebabkan defisit oksigen
di tubuh. Proses ini hanya dapat berlangsung sekitar satu menit dan disebut fase
anaerobik (tanpa oksigen) dan aktivitas jangka-panjang yang memerlukan oksigen
(kerja aerobik)
Energi panas yang hilang atau masuk ke dalam tubuh melalui kulit ada empat
cara, yaitu:
a. Konduksi
Konduksi adalah pemaparan panas dari suatu objek yang suhunya lebih
tinggi ke objek lain dengan jalan kontak langsung. Berdasarkan teori
kinetis di mana energi kinetis dihantarkan dari satu molekul ke molekul
yang lain dengan jalan tabrak sehingga terbentuk panas.
Metode Konduksi
Metode ini merupakan dasar dari sifat fisik kedua benda. Apabila
terdapat perbedaan temperatur antara kedua benda maka panas akan
ditransfer secara konduksi yaitu dari benda yang lebih panas ke benda
yang lebih dingin.
Pemindahan energi panas total tergantung kepada:
- Luas daerah kontak
- Perbedaan temperatur
- Lama melakukan kontak
- Material konduksi panas
Thermofisika 8
Melalui metode konduksi ini dapat berupa:
b. Konveksi
Aliran konveksi dapat terjadi dikarenakan massa jenis udara panas
sangat dingin dibandingkan udara dingin. Konveksi secara alam dapat
terjadi oleh karena pemanasan asymetris. Gaya konveksi ini bisa terjadi
apabila angin secukupnya mengalir melalui tubuh.
c. Radiasi
Radiasi adalah suatu transfer energi panas dari suatu permukaan objek
ke objek lain tanpa mengalami kontak dari kedua objek tersebut. Benda
hitam merupakan penyerap radiasi yang baik sehingga disebut radiator.
Oleh Planck dikatakan radiasi mempunyai energi.
Metode Radiasi
Metode ini dipergunakan untuk pemanasan tubuh serupa dengan
pemanasan dengan sinar matahari atau nyala api.
Sumber radiasi berasal dari:
Thermofisika 9
1) Electric fire, ada dua tipe:
a) Old type fire Mempunyai daya 750 Watt dengan range radiasi
antara merah dan mendekati infra red serta panjang gelombang
lebih pendek dari 15.000 A˚. Ini sering dipergunakan pada home
treatment.
b) Pensil bar tipe
Ini mempergunakan reflektor rektangular dan “shape like
acoustic type”.
d. Evavorasi
Evavorasi adalah peralihan panas dari bentuk cairan menjadi uap.
Kehilangan panas lewat evavorasi dapat terjadi apabila:
- Perbedaan tekanan uap air
- Temperatur
- Adanya gerakan angin
- Adanya kelembapan
Thermofisika 10
berenang di air dingin, termoreseptor di kulit “memberi tahu” hipotalamus
sehingga menyebabkan tubuh menggigil; peningkatan aktivitas otot involunter ini
adalah upaya untuk meningkatkan suhu inti.
Apabila ingin mempertahankan suhu tubuh yang konstan, tubuh perlu
mengeluarkan panas dengan kecepatan yang setara. Jumlah sebenarnya dari panas
yang dikeluarkan melalui radiasi, konveksi, evaporasi keringat, dan bernapas
bergantung pada faktor suhu lingkungan, kelembaban, dan gerakan udara. Faktor
lainnya adalah aktivitas tubuh, luas tubuh yang terbuka, dan jumlah insulator pada
tubuh (busana dan lemak).
Er = ϵ A σ T4
Hr = Kr Ar ϵ (Ts - Tw)
Hc = Kc Ac (Ts - Ta)
Thermofisika 11
udara. Saat tubuh dalam keadaan istirahat dan tampanya tida terjadi angin,
Kc adalah sekitar 2,3 kkal/(m2 jam C)
Kehilangan panas melalui konveksi lebih besar apabila udara bergerak
dibandingkan dengan udara diam. Hal ini mendorong timbulnya konsep
wind chill. Suhu yang seseorang “rasakan” pada suatu hari berangin lebih
dingin daripada suhu yang terukur. Ramalan cuaca pada musim dingin
sering mengutip dua suhu, satu mencerminkan suhu aktual sementara yang
lain mencerminkan efek udara disebut suhu wind chill. Sebagai contoh,
pada suhu aktual sebesar -20˚C dan kecepatan angi 10 m/dtk (angin
kencang), efek pendingingan pada tubuh sama seperti suhu -40˚C tanpa
angin.
Thermofisika 12
memilih jalur untuk kembalinya darah dari tangan ke kaki. Pada cuaca
dingin, darah dikembalikan ke jantung melalui vena-vena internal yang
berkontak dengan arteri yang mengangkut darah ke ekstremitas. Dengan
cara ini, sebagian panas dari darah yang mengalir ke ekstremitas
digunakan untuk menghangatkan darah yang kembali ke jantung.
Pertukaran panas counter-current ini menurunkan suhu ekstremitas dan
mengurangi pengeluaran panas ke lingkungan. Pada umumnya, panas atau
di lingkungan yang hangat, darah vena yang kembali ke jantung mengalir
dekat ke permukaan kulit sehingga suhu kulit meningkat dan terjadi
peningkatan pengeluaran panas dari tubuh.
Efek Busana─Clo
Suhu kulit normal yang terasa nyaman adalah 34˚C. Suhu ini dapat
dipertahankan dengan menyesuaikan busana dengan, clo, yang
menyatakan nilai insulatif busana yang dibutuhkan agar subjek merasa
nyaman duduk diruangan bersuhu 21˚C (70˚F) dengan kecepatan angin 0,1
m/dtk dan kelembapan kurang dari 50%. Busana dengan nilai insulati satu
clo setara dengan busana biasa atau ringan untuk kerja. Dibandingkan
dengan busana 1 clo, busana 2 clo menyebabkan seseorang lebih mampu
bertahan pada suhu yang lebih dingin.
Seseorang akan memerlukan nilai clo uang lebih besar agar tetap
merasa nyaman saat inaktif dibandingkan saat aktif. Kita dapat
menentukan busana yang secara optimal menyebabkan rasa nyaman pada
beragam suhu, kecepatan angin, dan kelembapan lingkungan untuk
berbagai aktivitas fisik.
Thermofisika 13
BAB III PENUTUP
3.4 Kesimpulan
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa:
Termofisika adalah cabang dari ilmu fisika yang mempelajari tentang proses
perpindahan energi sebagai kalor dan usaha antara sistem dan lingkungan. Proses
perpindahan energi pada termodinamika berdasarkan atas dua hukum, yaitu
Hukum 1 Termofisika yang merupakan persyaratan hukum kekekalan energi, dan
Hukum 2 Termofisika yang memberikan batasan tentang arah perpindahan kalor
yang dapat terjadi.
Energi merupakan hal yang sangat penting, karena dengan adanya energi
manusia bisa melakukan berbagai aktivitas. Energi merupakan hal yang sangat
penting karena energi merubah aktivitas tubuh menjadi kerja, seperti mengangkat
suatu beban.
Transfer panas atau alih panas melalui empat cara, yaitu konduksi, konveksi,
evavorasi, dan radiasi. Sedangkan, pengeluaran panas dari tubuh dapat terjadi
dalam empat tahap, yaitu radiasi, konveksi, evavorasi, aliran darah vena
membantu mengendalikan mengendalikan suhu kulit, dan efek busana─clo.
Thermofisika 14