Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dikalangan remaja saat ini marak terjadinya penggunaan obat-obatan


terlarang, dengan dalih untuk mencari jati diri mereka mencoba sesuatu yang
sangat berbahaya bagi tubuh mereka. Sebagian besar dari mereka tidak
mengetahui bahaya dari obat-obat terlarang tersebut.
Mereka melakukan hal seperti ini karena banyak factor, mulai dari
kurangnya pengetahuan akan efek samping atau bahaya narkoba yang
berkelanjutan baik bagi tubuh maupun kejiwaan si pengguna, serta kurangnya
pengawasan oleh orang dewasa dalam pergaulan remaja.
Obat terlarang dulunya digunakan para dokter untuk membius pasiennya,
namun semakin lama banyak remaja yang menggunakannya secara berlebihan
hanya untuk meringankan masalahnya. Beberapa obat terlarang yang sering
digunakan remaja yakni: narkotika, psikotropika dan zat adiktif.
Dalam kehidupan sehari-hari zat adiktif dan psikotropika banyak tersebar
dikalangan masyarakat, namun penggunaannya telah diatur oleh Undang-Undang.
Oleh karena itu perlu disediakan bacaan mengenai zat adiktif dan psikotropika
yang memiliki informasi sekitar bahaya, pemanfaatan, dan dampak penggunaan
zat ini. Maka dari itu makalah ini dibuat agar kita semua lebih tahu mengenai zat
adiktif dan psikotropika sehingga kita dapat membedakan mana yang sisi baik dan
buruk dari zat adiktif dan psikotropika.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan psikotropika dan zat adiktif?
2. Apakah jenis-jenis yang termasuk psikotropika dan zat adiktif?
3. Bagaimanakah dampak penyalahgunaan psikotropika dan zat adiktif?
4. Bagaimanakah upaya pencegahan dan penyembuhan penyalahgunaan zat
adiktif dan psikotropika?

1
C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui dan memahami pengertian psikotropika dan zat adiktif
2. Mengenal jenis-jenis yang termasuk psikotropika dan zat adiktif
3. Menjelaskan dampak penyalahgunaan psikotropika dan zat adiktif
4. Memberikan informasi upaya pencegahan dan penyembuhan
penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika

D. Manfaat Makalah
1. Pembaca dapat mengetahui dan memahami pengertian psikotropika dan zat
adiktif
2. Pembaca dapat mengenal jenis-jenis psikotropika dan zat adiktif
3. Pembaca dapat mengetahui bahaya dari penyalahgunaan psikotropika dan
zat adiktif
4. Pembaca dapat mengetahui upaya pencegahan dan penyembuhan
penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikotropika dan Zat Adiktif

1. Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun
sintetis, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku, serta dapat menimbulkan ketergantungan atau ketagihan.
Psikotropika adalah bahan atau zat yang tidak tergolong narkotika dan
alcohol tetapi memiliki khasiat seperti narkotika dan alkohol.
Psikotropika adalah zat atau obat yang berpotensi sebagai penyebab
sindrome ketergantungan.
2. Zat Adiktif
Zat adiktif adalah zat atau obat-obat bukan narkotika atau psikotropika
yang jika dikomsumsi akan bekerja pada sistem saraf pusat dan dapat
mengakibatkan ketagihan atau ketergantungan.
Zat adiktif adalah istilah untuk zat-zat yang pemakaiannya dapat
menimbulkan ketergantungan fisik yang kuat dan ketergantungan psikologis
yang panjang (drug dependence). Kelompok zat adiktif adalah narkotika (zat
atau obat yang berasal dari tanaman) atau bukan tanaman, baik sintetis maupun
semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
mengurangi sampai menghilangkan rasa sakit, dan dapat menimbulkan
ketergantungan.
Zat adiktif adalah zat-zat kimia yang dapat menimbulkan kecanduan atau
ketagihan (adiksi) bagi pemakainya. Kecanduan adalah suatu keadaan fisik
(jasmani) maupun nonfisik (psikologis) dari seseorang yang merasa tidak
normal jika tidak menggunakan zat tertentu.

3
B. Jenis-Jenis Psikotropika dan Zat Adiktif
1. Psikotropika
Psikotropika yang berpotensi sebagai penyebab sindrome ketergantungan
digolongkan menjadi 4, yaitu :
- Psikotropika golongan I, jenis ini mempunyai potensi yang sangat kuat
dalam menyebabkan ketergantungan pada tingkat I (paling kuat) dan
dinyatakan sebagai bahan terlarang, misalnya ekstasi (MDMA = 3,4-
Methylene-Dioxy Methil-Amphetamine), LSD (Lysergic Acid
Diethylamid), dan DOM.
- Psikotropika golongan II, jenis ini mempunyai potensi yang kuat dalam
menyebabkan sindrom ketergantungan pada tingkat II, misalnya
fleksiklidine (PCP), amfetamin (sabu), dan fenetilin.
- Psikotropika golongan III, jenis ini mempunyai potensi yang sedang dalam
menyebabkan sindrom ketergantungan pada tingkat III, dan dapat
digunakan untuk pengobatan tetapi harus dengan resep dokter. Misalnya
flunitra-zepam, rohipnol, amorbarbital, brupronorfina, dan mogadon
(sering disalahgunakan).
- Psikotropika golongan IV, jenis ini mempunyai potensi ringan dalam
menyebabkan sindrom ketergantungan pada tingkat IV, dan dapat
digunakan untuk pengobatan tetapi harus dengan resep dokter. Misalnya
Alprazoma (xanax), Bromazepam (lexotan), diazepam (valium), estazolam
(esilgan), frisium, pil koplo (sering disalahgunakan), obat penenang
(sedativa), dan obat tidur (hipnotika).
Contoh zat psikotropika antara lain :
a. Amfetamin

4
Amfetamin mempunyai dampak perangsang yang kuat pada jaringan
saraf. Pengguna sering bertingkah laku kasar dan aneh, dan menjadi tergantung
pada obat ini secara mental. Dampak yang ditimbulkan dari pengguna
amfetamin antara lain penurunan berat badan, gelisah, mudah marah dan
tersinggung, sulit tidur, dan mudah bingung.
Amfetamin biasanya disalahgunakan untuk menimbulkan rasa
kegembiraan, tenaga bertambah, persaan sehat, berkuasa, dan percaya diri.
Penggunaan yang lama dapat menyebabkan otak rusak atau mengerut,
berakibat paranoid sampai menjadi gila, dan akhirnya kematian. Jenis obat
terlarang in berbentuk pil, kapsul, dan tepung. Tersedia dalam berbagai merek
di antaranya dexamphetamine (dexedrine) dan pemoline (volital).
b. Ekstasi

Ekstasi adalah salah satu zat psikotropika dan diproduksi secara tidak
sah/illegal dalam bentuk tablet atau kapsul di dalam laboratorium. Jenis ekstasi
yang popular beredar di masyarakat adalah alladin, apel, butterfly, dan electric.
Nama popular ekstasi di jalanan, antara lain dikenal sebagai E, XTC, Doves,
New Yokers, Inex, I, kancing, dan Essence.
Setelah memakai ekstasi, pengaruh langsung bagi pengguna adalah
menyebabkan perasaan “fly” (terbang = gembira), mudah tersinggung, cemas,
menjadi energik, mata sayu, susah tidur, dan berkeringat. Akibat jangka
panjang dari pemakaian ekstasi adalah kerusakan saraf otak, dehidrasi
(kekurangan cairan), halusinasi (penglihatan atau pendengaran semu), kurang
gizi, ketergantungan dan gejala putus asa (murung dan letih), dan agresif (dapat
melakukan tindakan keji dan akal sehat hilang).

5
c. Sabu-sabu
Nama asli sabu-sabu adalah methamfetamin, sabu-sabu berbentuk Kristal
seperti gula pasir atau seperti vetsin. Ada beberapa jenis sabu-sabu antara lain
crystal, coconut, dan gold river. Sabu-sabu juga dikenal dengan sebutan ice.
Obat ini juga mempunyai pengaruh yang kuat terhadap saraf. Pemakai sabu-
sabu akan selalu bergantung pada obat ini dan berlangsung lama, bahkan dapat
menderita penyakit jantung atau bahkan kematian.
Sabu-sabu biasanya dikonsumsi dengan cara membakarnya di atas
aluminium foil, kemudian asap yang ditimbulkan dihirup dengan sebuah bong
(sejenis pipa yang didalamnya berisi air). Ada sebagian pemakai yang memilih
membakar sabu dengan pipa kaca karena takut efek jangka panjang yang
disebabkan oleh aluminium foil.
2. Zat adiktif
Zat yang masuk dalam kategori zat adiktif adalah alcohol, nikotin, kafein,
dan inhalan (larutan yang mudah menguap seperti lem, aerosol, cat semprot,
hairspray, pengharum ruangan, deodorant, gas cair, bensin, butane, propane,
obat bius dan eter).
a. Rokok
Rokok terbuat dari tembakau yang dibungkus kertas, rokok merupakan
zat adiktif yang dapat merusak kesehatan dan menyebabkan berbagai macam
penyakit seperti penyakit paru-paru, jantung, bahkan kematian.
 Zat-zat berbahaya yang terkandung dalam rokok
1. Nikotin

6
Nikotin adalah zat utama yang terdapat dalam daun tembakau, zat ini sangat
beracun, mudah diserap lewat kulit, berwarna kuning agak pucat dan jika
terkena cahaya menjadi cokelat. Nikotin berfungsi sebagai stimulant yang
mempercepat kegiatan dalam otak. Nikotin dianggap lebih adiktif dibanding
heroin.
2. Tar tembakau
Tar adalah penyebab utama kanker paru-paru bagi perokok, sehingga
disebut bersifat karsinogenik. Seorang perokok yang menghabiskan satu
setengah bungkus rokok setiap hari berarti ia menyedot masuk tar tembakau
sekitar 1,136 liter setahun ke dalam paru-parunya.
3. Karbon mooksida
Karbon mooksida adalah gas yang sangat beracun dan berbahaya. Gas ini
dihasilkan dari pembaakaran yang tidak sempurna, misalnya mesi kendaraan
bermotor yang dikeluarkan lewat knalpot. Merokok juga menghasilkan gas
karbonmonoksida.
4. Bahan-bahan kimia lain
Lebih dari 4.000 zat-zat lain dapat ditemukan di dalam asap rokok, dan
sebagian diantaranya beracun dan dapat menyebabkan penyakit kanker.
Beberapa dari bahan-bahan tersebut diantaranya aseton, amoniak, dan
hydrogen sulfida.
 Akibat yang ditimbulkan dari merokok
a. menyebabkan bronchitis
b. kanker paru-paru akibat tar
d. radang saluran pernafasan
e. serangan jantung
f. keguguran pada kehamilan
g. stroke
h. pembuluh darah menyempit
i. sesak nafas

7
b. Ganja

Ganja atau mariyuana merupakan zat adiktif narkoba dari golongan


kanabionoid. Ganja terbuat dari daun, bunga, biji, dan ranting muda
tanaman mariyuana (Cannabis sativa) yang sudah kering.
Tanda-tanda penyalahgunaan ganja, yaitu gembira dan tertawa tanpa
sebab, santai dan lemah, banyak bicara sendiri, pengendalian diri menurun,
menguap atau mengantuk, tetapi susah tidur, dan mata merah, serta tidak
tahan terhadap cahaya dan badan kurus karena susah makan. Tanda-tanda
gejala putus obat (ganja), yaitu sukar tidur, hiperaktif, dan hilangnya nafsu
makan. Tanda-tanda gejala overdosis, yaitu ketakutan, daya pikir menurun,
denyut nadi tidak teratur, napas tidak teratur, dan mendapat gangguan jiwa.
 Dampak / Efek Penyalahgunaan Ganja
Zat kandungan dalam ganja yang berbahaya dapat menyebabkan daya
tahan tubuh berkurang dan melemah sehingga mudah terserang penyakit
dan infeksi serta memperburuk aliran darah koroner.
c. Kokain

8
Kokain diperoleh dari hasil ekstraksi daun tanaman koka (Erythroxylum
coca). Zat ini dapat dipakai sebagai anaestetik (pembius) dan memiliki
bagian sentral. Pemakaian zat ini menjadikan pemakainya suka bicara,
gembira yang meningkat menjadi gaduh dan gelisah, detak jantung
bertambah, demam, perut nyeri, mual, dan muntah.

 Dampak / Efek Penyalahgunaan Kokain


Zat adiktif kokain jika dikonsumsi dalam jangka panjang dapat
menyebabkan kekurangan sel darah putih atau anemia sehingga dapat
membuat badan kurus kering. Selain itu kokain menimbulkan perforesi
sekat hidung (ulkus) dan aritma pada jantung.

d. Minuman Keras (Alkohol)

Alkohol diperoleh melalui proses peragian (fermentasi) sejumlah


bahan, seperti beras ketan, singkong, dan perasan anggur. Alkohol ini sudah
dikenal manusia cukup lama. Salah satu penggunaan alkohol adalah untuk
mensterilkan berbagai peralatan dalam bidang kedokteran. Tanda-tanda
gejala pemakaian alkohol, yaitu gembira, pengendwalian diri turun, dan
muka kemerahan. Jika sudah kecanduan meminum minuman keras,
kemudian dihentikan maka akan timbul gejala gemetar, muntah, kejang-
kejang, sukar tidur, dan gangguan jiwa. Jika overdosis akan timbul gejala

9
persaan gelisah, tingkah laku menjadi kacau, kendali turun, dan banyak
bicara.
 Dampak / Efek Penyalahgunaan Alkohol
1. Pengaruh langsung setelah minum
- Kehilangan keseimbangan tubuh
- Pusing, merasa gembira, kulit menjadi merah
- Perasaan dan ingatan menjadi tumpul
- Dalam dosis tinggi menjadi mabuk, tindakan tidak terkontrol, dan
kendali diri berkurang
2. Pengaruh pada sistem pernapasan
- Denyut jantung dan pernapasan lambat
3. Pada sistem pencernaan
- Selera makan hilang dan kekurangan vitamin
- Peradangan hati
- Kanker mulut, kerongkongan, dan lambung
- Luka dan radang lambung
4. Pada sistem jantung dan pembuluh darah
- Pembengkakan jantung
- Kegagalan fungsi jantung
5. Pada sistem reproduksi dan pengaruh pada bayi
- Pada ibu hamil dapat menyebabkan cacat bayi yang dikandung,
abortus, dan kelahiran prematur
- Pada pria dapat menyebabkan impotensi
6. Pada sistem saraf pusat
- Memperlambat fungsi otak yang mengontrol pernapasan dan
denyut jantung, sehingga dapat menimbulkan kematian
- Dapat menyebabkan hilangnya memori (amnesia), sakit jiwa,
kerusakan tetap pada otak dan sistem saraf

10
C. Upaya Pencegahan dan Penyembuhan Penyalahgunaan Zat Adiktif dan
Psikotropika
1. Upaya Pencegahan
Pencegahan penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika memerlukan peran
bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah.
a. Peran Anggota Keluarga
Setiap anggota keluarga harus saling menjaga agar jangan sampai ada
anggota keluarga yang terlibat dalam penyalahgunaan zat adiktif dan
psikotropika. Kalangan remaja ternyata merupakan kelompok terbesar yang
menyalahgunakan zat-zat tersebut. Oleh karena itu, setiap orang tua memiliki
tanggung jawab membimbing anak-anaknya agar menjadi manusia yang
bertaqwa kepada Tuhan. Karena ketaqwaan inilah yang akan menjadi perisai
ampuh untuk membentengi anak dari menyalahgunakan obat-obat terlarang
dan pengaruh buruk yang mungkin dating dari lingkungan di luar rumah.
b. Peran Anggota Masyarakat
kita sebagai anggota masyarakat perlu mendorong peningkatan
pengetahuan setiap anggota masyarakat tentang bahaya penyalahgunaan obat-
obat terlarang. Selain itu, kita sebagai anggota masyarakat perlu member
informasi kepada pihak yang berwajib jika ada pemakai dan pengedar narkoba
di lingkungan tempat tinggal.
c. Peran Sekolah
Sekolah perlu memberikan wawasan yang cukup kepada para siswa
tentang bahaya zat adiktid dan psikotropika bagi diri pribadi, keluarga, dan
orang lain. Selain tiu, sekolah perlu mendorong setiap siswa untuk melaporkan
pada pihak sekolah jika ada pemakai atau pengedar zat adiktif dan psikotropika
di lingkungan sekolah. Sekolah perlu memberikan sanksi yang mendidik untuk
setiap siswa yang terbukti menjadi pemakai atau pengedar narkoba.
d. Peran Pemerintah
Pemerintah berperan mencegah terjadinya penyalahgunaan narkotika dan
psikotropika dengan cara mengeluarkan aturan hukum yang jelas dan tegas. Di
samping itu, setiap penyalahguna, pengedar, pemasok, pengimpor, pembuat,

11
dan penyimpan narkoba perlu diberikan sanksi atau hukuman yang membuat
efek jera bagi si pelaku dan mencegah yang lain dari kesalahan yang sama.
2. Upaya Penyembuhan
Upaya penyembuhan bagi pemakai zat adiktif dan psikotropika adalah ssebagai
berikut :
a. Terapi secara Supportif
Terapi dilakukan pada pengguna yang telah mengalami gejala over dosis
atau sakau. Terapi dapar dilakukan dengan resusitasi jantung dan paru.
b. Detoksifikasi
terapi dengan cara detoksifikasi (menghilangkan racun di dalam darah)
dapat dilakukan secara medis dan nonmedis. Secara medis, terapi detoksifikasi
dilakukan dengan beberapa cara. Cara yang pertama dengan melakukan
pengurangan dosis secara bertahap dan mengurangi tingkat ketergantungan.
Cara kedua dengan menggunakan antagonis morfin, yaitu senyawa yang dapat
mempercepat proses neuroregulasi (pengaturan kerja saraf). Cara yang ketiga
dengan melakukan penghentian total pemakaian obat. Cara ini akan
menimbulkan gejala putus obat (sakau), sehingga pada cara ini perlu diberi
terapi untuk menghilangkan gejala-gejala yang timbul.
c. Rehabilitasi
setelah menjalani detoksifikasi hingga tuntas (tes urin sudah negatif),
tubuh pemakai secara fisik memang tidak ketagihan lagi, tetapi secara psikis
biasanya sering timbul keinginan terhadap zat adiktif dan psikotropika yang
dulunya ia konsumsi yang terus membuntuti alam pikiran dan perasaannya.
Untuk itu, setelah detoksifikasi, pemakai perlu juga diproteksi dengan
lingkungan dan pergaulan yang bebas dari lingkungan pecandu.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Psikotropika adalah bahan atau zat yang tidak tergolong narkotika dan
alcohol tetapi memiliki khasiat seperti narkotika dan alkohol. Psikotropika adalah
zat atau obat yang berpotensi sebagai penyebab sindrome ketergantungan. Zat
adiktif adalah zat atau obat-obat bukan narkotika atau psikotropika yang jika
dikomsumsi akan bekerja pada sistem saraf pusat dan dapat mengakibatkan
ketagihan atau ketergantungan.
Psikotropika dan zat adiktif terdiri dari berbagai jenis dan golongan. Setiap
penggunaan zat adiktif dan psikotropika yang berlebihan akan membawa dampak
bagi kehidupan dan kesehatan. Pencegahan penyalahgunaan zat adiktif dan
psikotropika memerlukan peran bersama antara keluarga, masyarakat, dan
pemerintah.

B. Saran
1. Diharapkan para remaja dapat mengenal dampak dari penyalahgunaan obat-
obat terlarang.
2. Diharapkan kerjasama semua pihak agar penyalahgunaan obat terlarang dapat
dicegah sedini mungkin.
3. Diharapkan para pihak terkait selalu melakukan penyuluhan tentang bahaya
dari psikotropika dan zat adiktif.

13
DAFTAR PUSTAKA

Tim abdi guru. 2012. IPA TERPADU, Jilid 2 Kelas VIII SMP. Jakarta:
Erlangga.

http://aiirm5g.blogspot.com/2012/05/makalah-zat-adiktif-dan-
psikotropika.html

http://bnetpwj.blogspot.com/2014/12/makalah-zat-adiktif-dan-
psikotropika.html

http://zaviraalfiantirizqi.blogspot.com/2014/06/makalah-tentang-narkotika-
psikotropika.html

http://mediabelajaronline.blogspot.com/2010/03/zat-adiktif-dan-
psikotropika.html

http://jefrihutagalung.wordpress.com/2009/05/upaya-upaya-
penanggulangan-penyalahgunaan-narkotika-dan-psikotropika-part-1/

14
15

Anda mungkin juga menyukai