Anda di halaman 1dari 31

UJIAN AKHIR SEMESTER EVALUASI PENDIDIKAN

Take Home Test


Untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS) matakuliah Evaluasi Pendidikan
yang dibina oleh Bapak Prof. Dr. H. Amat Mukhadis, M.Pd.

Oleh
Wahyu Dwi Lestari
( 109511414305 )

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
Mei 2011
JAWABAN

1. Perbedaan pengertian pengukuran, asesmen, penilaian, dan evaluasi dan hubungan


keempatnya dalam upaya penentuan hasil belajar siswa di sekolah.
NO ISTILAH PENGERTIAN
1. Pengukuran Proses yang mendeskripsikan performance
siswa dengan menggunakan suatu skala
kuantitatif (sistem angka) sedemikian rupa
sehingga sifat kualitatif dari performance
siswa tersebut dinyatakan dengan angka-
angka. Jadi pengukuran itu sifatnya
kuantitatif.Sifat yang kuantitatif ini
diperoleh dengan cara membandingkan
suatu hal dengan satuan ukuran tertentu.
2. Asesmen Proses yang terjadi pada assesmen sama
dengan evaluasi yaitu penentuan nilai
berdasarkan data kuantitatif hasil
pengukuran untuk keperluan pengambilan
keputusan dan berpatokan kepada tujuan
yang telah dirumuskan. Di sini sama-sama
terjadi adanya tindak lanjut juga, hanya
saja pada assesmen lebih ditekankan pada
hasil belajar dan konkretnya berupa
pemetaan kompetensi. Pemeaan
kompetensi tersebut diperoleh dari data-
data kompetensi yang disesuaikan dengan
standart yang ada kemudian dilakukan
justifikasi hasil. Jika hasil yang didapatkan
sudah memenuhi standart, maka dilakukan
pengayaan dan jika belum maka akan
dilakukan remedial.
3. Penilaian Penilaian adalah penerapan berbagai cara
dan penggunaan beragam alat penilaian
untuk memperoleh informasi data tentang
sejauh mana hasil belajar peserta didik
atau ketercapaian kompetensi peserta
didik. Penilaian bersifat kualitatif.
Pengumpulan data pada penilaian bermula
dari aktivitas-aktivitas tes dan non tes
kemudian dilakukan justifikasi antara data
yang diperoleh dengan standart yang telah
dibuat dimana standart tersebut bersifat
absolut, ipsatif dan relatif.
4. Evaluasi Evaluasi merupakan proses penentuan
nilai berdasarkan data kuantitatif hasil
pengukuran untuk keperluan pengambilan
keputusan dan berpatokan kepada tujuan
yang telah dirumuskan. Adapun evaluasi
adalah bersifat kualitatif. Jika pada
assesmen lebih ditekankan pada hasil,
maka di evaluasi ini cakupannya lebih luas
yaitu mencakup program, dan hasil.
Dimana dalam program akan dievaluasi
mengenai proses berlangsungnya
pendidikan yang di dalamnya juga terdapat
input, proses dan output sehingga akan
timbul efektifitas, efisiensi, kemenarikan,
relevansi dan prosuktivitas. Sedangkan
pada hasil akan dievaluasi mengenai efek
dan prosesnya. Dari evaluasi ini akan
dilakukan pengambilan keputusan atas
suatu program apakah dilanjutkan,
dilanjutkan dengan modivikasi,
dihentikan, atau diganti baru.

Hubungan pengukuran, assesmen, penilaian, dan evaluasi dalam upaya pennetuan hasil
belajar siswa di sekolah :

Pengukuran

Penilaian

Assesment

Evaluasi

Jika dilihat pada diagram di atas, sebenarnya pengukuran, penilaian, assesmen, dan
evaluasi merupakan suatu kegiatan atau proses yang bersifat hirarkis. Artinya kegiatan
dilakukan secara sistematik (berurutan) dan berjenjang yaitu dimulai dari proses
pengukuran kemudian penilaian, assesmen dan terakhir evaluasi. Apabila kita
membicarakan tentang evaluasi, maka assesmen sudah termasuk di dalamnya. Evaluasi
bermula dari aktivitas-aktivitas pengukuran, dimana dalam pengukuran tersebut
digunakan suatu alat yang berupa tes dan non tes. Selanjutnya data-data hasil pengukuran
ini pada tahap penilaian dilakukan justifikasi antara data dengan standart yang digunakan
sehingga timbul adanya hasil. Lebih lanjut, pada assesmen akan dilakukan justifikasi hasil
yang diperoleh pada tahap penilaian berdasarkan data-data kompetensi dan standart yang
digunakan, sehingga diperoleh suatu kesimpulan, jika hasil tersebut memenuhi standart
maka akan dilakukan pengayaan dan jika belum maka akan dilakukan remidial. Terakhir
pada tahap evaluasi akan dilakukan pengambilan keputusan dari apa yang sudah diperoleh
dari hasil pengukuran, penilaian maupun assessment. Pengambilan keputusan tersebut
mengenai apakah program tersebut akan terus dilanjutkan, dilanjutkan dengan modivikasi,
dihentikan atau diganti baru. Evaluasi belajar baru dapat dilakukan dengan baik dan benar
apabila menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran yang menggunakan
tes sebagai alat ukurnya. Akan tetapi tentu saja tes hanya merupakan salah satu alat ukur
yang dapat digunakan karena informasi tentang hasil belajar tersebut dapat pula diperoleh
tidak melalui tes, misalnya menggunakan alat ukur non tes seperti observasi, skala rating
dan lain-lain.

2. Tiga kriteria yaitu patokan, norma, dan ipsatif dalam penentuan . Berikut perbedaan
pengertian itu dan bilamana masing-masing cocok digunakan.
NO. KRITERIA PENGERTIAN
1. PATOKAN Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah penilaian
yang menggunakan acuan pada tujuan
pembelajaran atau kompetensi yang harus
dikuasai siswa. Penilaian Acuan Patokan meneliti
apa yang dapat dikerjakan oleh peserta didik, dan
bukan membandingkan seorang peserta didik
dengan teman sekelasnya, melainkan dengan
suatu kriteria atau patokan yang spesifik. Kriteria
yang dimaksud adalah suatu tingkat pengalaman
belajar yang diharapkan tercapai sesudah selesai
kegiatan atau sejumlah kompetensi dasar yang
telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum kegiatan
belajar berlangsung. Misalnya, criteria yang
digunakan adalah 80 %. Bagi peserta didik yang
kemmapuannya di bawah criteria yang telah
ditetapkan dinyatakan tidak berhasil dan harus
mendapatkan remedial. Penilaian acuan patokan
merupakan stándar mutlak.
2. NORMA Penilaian Acuan Norma (PAN) adalah penilaian
yang menggunakan acuan pada rata-rata
kelompok. Dengan demikian dapat diketahui
posisi kemampuan siswa dalam kelompoknya.
Untuk itu norma atau kriteria yang digunakan
dalam menentukan derajat prestasi seorang siswa
selalu dibandingkan dengan nilai rata-rata
kelasnya. Atas dasar itu akan diperoleh tiga
katego- ri prestasi siswa, yakni prestai siswa di
atas rata-rata kelas, berkisar pada rata-rata kelas,
dan prestasi siswa yang berada di bawah rata-rata
kelas. Dengan kata lain, prestasi yang dicapai
seseorang posisinya sangat bergantung pada
prestasi kelompoknya. Standar penilaian ini
disebut standar relatif.
3. IPSATIF Suatu pendekatan yang berusaha melihat individu
berdasarkan karakteristiknya.Pendekatan ipsatif
mempunyai orientasi yang terutama idiographis,
yakni ingin mengetahui hukum-hukum yang ada
atau yang bisa berlaku pada suatu individu yang
sedang berkembang. Pada anak yang sedang
berkembang terdapat perubahan-perubahan di
dalam dirinya atau juga ada hal-hal yang menetap,
yang terus ada dalam perkembangannya, dan yang
ingin diketahui hukum-hukumnya. Ada dua
komponen dalam pendekatan ipsatif, yaitu atribut
reperiowe yang merupakan atribut yang ada pada
seorang pada perbedaan-perbedaan tahap
perkembangan. Kedua, atribut saling berhubungan
yang merupakan atribut yang ada pada seorang
dengan tingkatan-tingkatan fungsi yang berlainan
karena berbeda tahapan perkembangannya.

Perbedaan antara Penilaian Acuan Patokan dan Penilaian Acuan Norma :


1. Penilaian acuan norma biasanya mengukur sejumlah besar perilaku khusus dengan
sedikit butir tes untuk setiap perilaku. Penilaian acuan patokan biasanya mengukur
perilaku khusus dalam jumlah yang terbatas dengan banyak butir tes untuk setiap
perilaku.
2. Penilaian acuan norma menekankan perbedaan di antara peserta tes dari segi tingkat
pencapaian belajar secara relatif. Penilaian acuan patokan menekankan penjelasan
tentang apa perilaku yang dapat dan yang tidak dapat dilakukan oleh setiap peserta
tes.
3. Penilaian acuan norma lebih mementingkan butir-butir tes yang mempunyai tingkat
kesulitan sedang dan biasanya membuang tes yang terlalu mudah dan terlalu sulit.
Penilaian acuan patokan mementingkan butir-butir tes yang relevan dengan perilaku
yang akan diukur tanpa perduli dengan tingkat kesulitannya.
4. Penilaian acuan norma digunakan terutama untuk survey. Penilaian acuan patokan
digunakan terutama untuk penguasaan.

Bilamana patokan, norma, dan ipsatif cocok digunakan :


Dalam sistem Penilaian Acuan Patokan (PAP) guru tidak perlu menghitung nilai
rata-rata kelas sebab prestasi siswa tidak dibandingkan dengan prestasi kelompoknya.
Melalui sistem penilaian acuan patokan sudah dapat dipastikan prestasi belajar siswa
secara bertahap akan lebih baik sebab setiap siswa harus mencapai kriteria minimal yang
telah ditentukan. Sistem penilaian ini tepat digunakan pada saat penilaian formatif
maupun penilaian sumatif.
Seperti yang terdapat pada PAP, maka Penilaian Acuan Norma (PAN) juga
memiliki keuntungan dan kelemahan sendiri. Keuntungan dari standar ini adalah dapat
diketahui prestasi kelompok atau kelas sekaligus dapat diketahui keberhasilan
pembelajaran bagi semua siswa. Kelemahannya adalah kurang meningkatkan kualitas
hasil belajar, dan kurang praktis sebab harus dihitung dahulu nilai rata-rata kelas, apalagi
jika jumlah siswa cukup banyak. Sistem ini juga kurang menggambarkan tercapainya
tujuan pembelajaran sehingga tidak dapat dijadikan ukuran dalam menilai keberhasilan
mutu pendidikan. Demikian juga kriteria keberhasilan tidak tetap dan tidak pasti,
bergantung pada rata-rata kelas. Dalam konteks yang lebih luas penggunaan standar
penilaian ini tidak dapat digunakan untuk menarik generalisasi prestasi siswa sebab rata-
rata kelompok untuk kelas yang satu berbeda dengan kelas yang lain, sekolah
yang satu akan berbeda dengan sekolah yang lain. Standar penilaian acuan
norma tepat jika digunakan untuk penilaian formatif. Penilaian Acuan Normatif juga
dapat digunakan apabila kita ingin mengetahui kemampuan peserta didik di dalam
komunitasnya seperti di kelas, sekolah, dan lain sebagainya.
Berbeda dengan PAP dan PAN, karena pendekatan ipsatif ini menitikberatkan
pada sifat-sifat yang berbeda secara perorangan, berusaha mengetahui dasar-dasar atau
pola-pola yang menyebabkan adanya perubahan ciri-ciri yang menetap dalam
perkembangan tingkah laku, maka seorang guru bisa menggunakan pendekatan ini
kapanpun selama berlangsungnya proses pembelajaran.

3. Instrumen assesmen yang digunakan mengukur keberhasilan siswa perlu syarat validitas,
reliabilitas, dan tingkat kesulitan yang memadai. Berikut makna ketiganya dan contoh
konkretnya!

Validitas adalah derajat ketepatan antara data yang terdapat di lapangan dan data
yang dilaporkan. Untuk melihat apakah tes tersebut valid (sahih), guru harus
membandingkan skor peserta didik yang di dapat dalam tes dengan skor yang dianggap
sebagai nilai baku. Validitas suatu tes erat kaitannya dengan tujuan penggunaan tes
tersebut. Namun, tidak ada validitas yang berlaku secara umum. Artinya, jika suatu tes
dapat memberikan informasi yang sesuai dan dapat digunakan untuk mencapai tujuan
tertentu, maka tes itu valid untuk tujuan tersebut. Ada dua unsure penting dalam validitas.
Pertama, validitas menunjukkan suatu derajat, ada yang sempurna, ada yang sedang, dan
ada pula yang rendah. Kedua, validitas selalu dihubungkan dengan suatu putusan atau
tujuan yang spesifik. Tiga factor yang mempengaruhi validitas hasil tes yaitu factor
instrument evaluasi, factor administrasi dan penskoran, dan factor dari jawaban peserta
didik. Terdapat beberapa jenis validitas yaitu validitas permukaan, validitas isi, validitas
empiris, validitas konstruk, dan validitas faktor.
Reliabilitas yaitu tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrument.
Realibilitas tes berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu tes teliti dan dapat dipercaya
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Suatu tes dapat dikatakan reliabel jika selalu
memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau
kesempatan yang berbeda. Ada tiga macam reliabilitas yaitu koefisien stabilitas, koefisien
ekuivalen, dan koefisien konsistensi internal.
Tingkat kesulitan soal adalah pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu
soal. Jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang (proporsional), maka dapat
dikatakan bahwa soal tersebut baik. Suatu soal tes hendaknya tidak terlalu sukar dan tidak
terlalu mudah. Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar Siswa hendaknya melalui uji empirik
dimana dari sini akan dihasilkan suatu analisis kualitas butir soal, tingkat kesukaran soal,
daya pembeda,analisis pengecoh, analisis homogenitas soal, dan efektivitas fungsi opsi.
Contoh Konkret :
Soal :
a 3b5
1. Bentuk sederhana dari adalah
ba 7
a. a 10b 4 c. a 4b 4 e. a 4b 6
b. a 4b 4 d. a 4b 4

2. Jika a  26 , b  33 dan c  52 maka nilai dari b ac  …


a. 27  5  4 c. 27  25  4 e. 27  40
b. 27  5 16 d. 27  25  8

3. Nilai dari 2 48  75  ...

a. 2 3 c. 5 3 e. 3 5

b. 3 3 d. 2 5

4. Bentuk sederhana dari ( 2  3)( 6  2) adalah…

a. 5 3  4 2 c. 5 3  8 2 e. 4 2  5 3

b. 5 2  4 3 d. 4 3  5 2

5. Bentuk yang senilai dengan b log a c log b adalah…

a. c log a c. log c e. b log a c log b

b. b log b d. log b

6. Jika 5 log8  a maka 25


log 64  ...

a. a 2  4 c. a 2 e. a
b. a 2  2 d. a + 2
7. Jumlah dan hasil kali akar-akar persamaan kuadrat x 2  bx  c  0 adalah…
b
a. –b dan –c c. b dan –c e.  dan –c
2
b. –b dan c d. b dan c
8. Jika x1 dan x2 akar-akar persamaan kuadrat 2 x 2  3x  5  0 maka nilai dari

2( x1  x2 )  ...

3
a. 6 c. e. -3
2
3
b. 3 d. 
2
9. Jika p dan q akar-akar dari x 2  bx  c  0 , maka nilai dari ( p  q)2  4 pq adalah…

a. c 2  4b c. c 2  4b 2 e. b 2  4c
b. c 2  4b d. b 2  4c
10. Diketahui 𝛼 dan 𝛽 akar-akar persamaan kuadrat 𝑥 2 − 8𝑥 + 12 = 0. Jika 𝛼 = 3𝛽,
maka nilai 𝛼 adalah …
a. 6 c. 2 e. -6
b. 4 d. -2

a. Uji Validitas
10 orang peserta didik kelas 11 SMK mendapat nilai mata pelajaran Matematika dan
Fisika sebagai berikut :
Nilai Peserta Didik Kelas 11 SMK dalam Mata Pelajaran Matematika dan Fisika
NO. Nama Matematika Fisika
1. Abed 5 6
2. Agil 7 8
3. Ayu 8 7
4. Galuh 5 5
5. Gusti 6 7
6. Hilda 7 7
7. Maya 4 5
8. Nur 5 7
9. Rifki 8 8
10. Rizka 6 6

Perhitungan Korelasi Product-Moment dengan Angka Simpangan

No. Nilai Nilai Fis X Y X2 Y2 Xy


Mat (Y)
(X)
1. 5 6 -1.1 -0.6 1.21 0.36 0.66
2. 7 8 0.9 1.4 0.81 1.96 1.26
3. 8 7 1.9 0.4 3.61 0.16 0.76
4. 5 5 -1.1 -1.6 1.21 2.56 1.76
5. 6 7 -0.1 0.4 0.01 0.16 -0.04
6. 7 7 0.9 0.4 0.81 0.16 0.36
7. 4 5 -2.1 -1.6 4.41 2.56 3.36
8. 5 7 -1.1 0.4 1.21 0.16 -0.44
9. 8 8 1.9 1.4 3.61 1.96 2.66
10. 6 6 -0.1 -0.6 0.01 0.36 0.06
C 61 66 16.9 10.4 10.4
𝑋̅ 6.1 6.6

∑ 𝑥𝑦
𝑟𝑥𝑦 =
√(∑𝑥 2)(∑𝑦 2)

10,4
𝑟𝑥𝑦 =
√(16,9)(10,4)
10,4
𝑟𝑥𝑦 =
√175,76
10,4
𝑟𝑥𝑦 = = 0,784
√13,257
Dalam statistika, koefisien korelasi dinotasikan dengan “r”. Besarnya koefisien tidak
akan lebih kecil atau sama dengan -1.00 atau tidak akan lebih besar atau sama
dengan +1.00. Hal ini dapat dinyatakan dengan :
-1.00 < r > +1.00
r = +1.00, artinya korelasi sempurna positif
r = -1.00, artinya korelasi sempurna negative
Untuk menafsirkan koefisien korelasi dapat menggunakan criteria sebagai berikut :
0,81 – 1,00 = sangat tinggi
0,61 – 0,80 = tinggi
0,41 – 0,60 = cukup
0,21 – 0,40 = rendah
0,00 – 0,20 = sangat rendah
Jadi dengan korelasi 0,784, maka dapat dinyatakan bahwa soal-soal pada kedua
mata pelajaran mempunyai tingkat validitas yang tinggi.
b. Uji Reliabilitas
10 orang peserta didik di tes dengan 10 butir soal bentuk objektif seperti di atas.
Hasil perhitungan adalah sebagai berikut:

Nomor Soal
Nama X X2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Abed 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 7 49
Agil 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 5 25
Ayu 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 7 49
Galuh 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 6 36
Gusti 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 7 49
Hilda 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8 64
Maya 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 3 9
Nur 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 5 25
Rifki 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 8 64
Rizka 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 6 36
62 405
∑ 8 8 8 6 7 7 4 4 6 4

P 0.8 0.8 0.8 0.6 0.7 0,7 0.4 0.4 0.6 0.4
Q 0.2 0.2 0.2 0.4 0.3 0.3 0.6 0.6 0.4 0.6
0.1 0.1 0.1 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2
Pq
6 6 6 4 1 1 4 4 4 4

Keterangan:
p = proporsi peserta didik yang menjawab benar dari suatu butir soal
q = 1- p
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥 2 )
𝑆2 = 𝑛(𝑛−1)

10 (405)− (62)2
𝑆2 = 10(10−1)
4050−3844
𝑆2 = 90
206
𝑆2 = 90

𝑆 2 = 2.289
k = 10 (jumlah butir soal)
∑p.q= 2.1
𝐾 𝑆 2 𝑡−∑ 𝑝𝑖.𝑞𝑖
𝐾𝑅20 = [ ]
𝐾−1 𝑆2𝑡
10 2.289 – 2.1
𝐾𝑅20 = [ ]
10−1 2.289

𝐾𝑅20 = 1.11 (0.189) = 0.21

Berikut adalah besarnya koefisien korelasi:


a. Antara 0,800 sampai dengan 1,00 = sangat tinggi
b. Antara 0,600 sampai dengan 0,800 = tinggi
c. Antara 0,400 sampai dengan 0,600 = cukup
d. Antara 0,200 sampai dengan 0,400 = rendah
e. Antara 0,000 sampai dengan 0,200 = sangat rendah
Jadi, berdasarkan daftar korelasi di atas, reliabilitas soal tergolong rendah.
c. Uji tingkat kesukaran soal
Berdasarkan contoh soal di atas, ada 20 orang peserta didik yang mengikuti
Ujian Tengah Semester dalam mata pelajaran Matematika. Berdasarkan hasil
ujian tersebut kemudian disusun lembar jawaban peserta didik yamg mendapat
skor tertinggi sampai dengan terendah. Selanjutnya diambil 30% dari skor
tertinggi, yaitu 30% x 20 orang = 6 orang , dan 30% dari skor terendah, yaitu
30% x 20 orang = 6 orang . Setelah diketahui jumlah sampel kelompok atas dan
kelompok bawah, kemudian membuat tabel untuk mengetahui jawaban (benar
atau salah) dari setiap peserta didik dalam kelompok tersebut.
Jawaban benar salah dari kelompok atas
Peserta didik
1 2 3 4 5 6
No. Soal
1 + + + - + +
2 + + + + + +
3 + + + + - +
4 + + + + + +
5 + - + + + +
6 + + + + + +
7 + + + - + +
8 - + - + + +
9 - - + - - +
10 + + - + + +

Jawaban benar salah dari kelompok bawah


Peserta didik
1 2 3 4 5 6
No. Soal
1 + + - - - +
2 - - + + - +
3 + - - + - +
4 - + + - + -
5 + - - + + +
6 - - + + - -
7 + + - - + +
8 - + - + + -
9 - - + - - +
10 + + - - + -

1) Untuk soal nomor 1 pada kelompok bawah yang salah 3 orang, dan pada
kelompok atas yang salah 1 orang
2) Untuk soal nomor 2 pada kelompok bawah yang salah 3 orang, dan pada
kelompok atas yang salah 0 orang
3) Untuk soal nomor 3 pada kelompok bawah yang salah 3 orang, dan pada
kelompok atas yang salah 1 orang
4) Untuk soal nomor 4 pada kelompok bawah yang salah 3 orang, dan pada
kelompok atas yang salah 0 orang
5) Untuk soal nomor 5 pada kelompok bawah yang salah 2 orang, dan pada
kelompok atas yang salah 1 orang
6) Untuk soal nomor 6 pada kelompok bawah yang salah 4 orang, dan pada
kelompok atas yang salah 0 orang
7) Untuk soal nomor 7 pada kelompok bawah yang salah 2 orang, dan pada
kelompok atas yang salah 1 orang
8) Untuk soal nomor 8 pada kelompok bawah yang salah 3 orang, dan pada
kelompok atas yang salah 2 orang
9) Untuk soal nomor 9 pada kelompok bawah yang salah 4 orang, dan pada
kelompok atas yang salah 4 orang
10) Untuk soal nomor 10 pada kelompok bawah yang salah 3 orang, dan pada
kelompok atas yang salah 1 orang
Berdasarkan data di atas, dapat dibuat tabel sebagai berikut:
No. Soal WL WH WL+WH WL-WH
1 3 1 4 2
2 3 0 3 3
3 3 1 4 2
4 3 0 3 3
5 2 1 3 1
6 4 0 4 4
7 2 1 3 1
8 3 2 5 1
9 4 4 8 0
10 3 1 4 2

Keterangan :
WL = Jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok bawah
WH = Jumlah peserta didik yang menjawab benar dari kelompok atas

Jadi, tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut:


1) Untuk soal nomor 1 : TK = 4/12 x 100% = 33.33 %
2) Untuk soal nomor 2 : TK = 3/12 x 100% = 25 %
3) Untuk soal nomor 3 : TK = 4/12 x 100% = 33.33 %
4) Untuk soal nomor 4 : TK = 3/12 x 100% = 25 %
5) Untuk soal nomor 5 : TK = 3/12 x 100% = 25 %
6) Untuk soal nomor 6 : TK = 4/12 x 100% = 33.33 %
7) Untuk soal nomor 7 : TK = 3/12 x 100% = 25 %
8) Untuk soal nomor 8 : TK = 5/12 x 100% = 41.67 %
9) Untuk soal nomor 9 : TK = 8/12 x 100% = 66.67 %
10) Untuk soal nomor 10 : TK = 4/12 x 100% = 33.33 %

Berikut adalah kriteria penafsiran tingkat kesukaran soal adalah:


Jika jumlah persentase sampai dengan 30% termasuk mudah
Jika jumlah persentase 31% - 70% termasuk sedang
Jika jumlah persentase 71 % ke atas termasuk sukar

Penafsiran Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal


Persentase Tingkat
Nomor Soal Penafsiran
Kesukaran
1 33.33% Sedang
2 25% Mudah
3 33.33% Sedang
4 25% Mudah
5 25% Mudah
6 33.33% Sedang
7 25% Mudah
8 41.67% Sedang
9 66.67% Sedang
10 33.33% Sedang

Klasifikasi Soal Berdasakan proporsi Tingkat Kebenarannya


Tingkat Kesukaran
Nomor Soal Jumlah
Soal
Mudah
2,4,5,7 4 (40%)
P < 30 %
Sedang
1,3,6,8,9,10 6 (60%)
P 30% - 70%
Sukar
0 (100%)
P > 70%

4. Perbedaan antara evaluasi sumatif dan formatif, bila ditinjau dari komponen (bagian),
instrument, pelaksanaan, fungsi, dan sifat evaluasi pada latar pembelajaran.
UNSUR EVALUASI SUMATIF EVALUASI FORMATIF
PEMBEDA
KOMPONEN a. Maksud evaluasi. a. Maksud evaluasi.
(BAGIAN) Maksud dilaksanakannya Maksud dilaksanaknnya
evaluasi sumatif ini adalah evaluasi formatif adalah untuk
untuk mengetahui sejauh mana merevisi atau memperbaiki
peserta didik telah dapat produk instruksional yang
berpindah dari suatu unit ke dibuat bukan untuk
unit berikutnya. Selain itu menentukan apakah suatu
evaluasi sumatif juga bisa produk dipakai atau tidak. Hal
digunakan untuk memberi ini dilakukan karena
tanda kepada siswa (peserta pelaksanaan evaluaasi
didik) bahwa siswa tersebut formatif belum menjamin
telah mengikuti suatu program, terjadinya peningkatan
serta dapat digunakan untuk kualitas produk instruksional
menentukan posisi jika rekomendasi yang
kemampuan siswa diperoleh tidak dipergunakan
dibandingkan dengan anggota untuk merevisi produk
kelompoknya. Yang dimaksud tersebut. Revisi yang
dari penentuan posisi dihasilkan dapat
kemampuan siswa di sini dikelompokkan dalam tiga
adalah, sejauh mana siswa bidang besar yaitu:
dapat menyerap materi yang 1) Isi dari produk
telah diberikan oleh guru instruksional
(pendidik) selama program 2) Kegiatan instruksional
pembelajaran. Selanjutnya di meliputi prosedur
evaluasi sumatif ini akan penggunaan dan penyajian
diambil keputusan apakah bahan instruksional
siswa tersebut telah atau belum 3) Kualitas fisik bahan
tuntas dalam mengikuti instruksional
program pembelajaran dalam Jika perubahan yang
kurun waktu tertentu. dilaksanakan setelah revisi
produk pertama sangat besar,
b. Siapa yang akan menggunakan maka perlu dilakukan revisi
hasil evaluasi. kembali terhadap produk yang
Dalam pelaksanaan evaluasi telah direvisi pertama. Bila
sumatif ini, maka pihak-pihak perubahan terhadap produk
yang akan menggunakan pertama tidak terlalu besar,
evaluasi ini diantaranya yaitu maka produk yang kedua
guru, siswa, orang tua dan (hasil revisi) tidak perlu
lembaga terkait. dilakukan evaluasi lagi.
b. Siapa yang akan
c. Informasi yang akan menggunakan hasil evaluasi.
dikumpulkan. Subyek yang menggunakan
Informasi yang akan evaluasi formatif ini adalah
dikumpulkan dalam evaluasi guru dan siswa (pendidik dan
sumatif ini yaitu data-data peserta didik).
yang berkaitan dengan siswa
baik data dari hasil evaluasi c. Informasi yang akan
sumatif maupun sekumpulan dikumpulkan.
data dari evaluasi formatif Dalam pelaksanaan evaluasi
yang nantinya akan dibuat formatif , informasi yang akan
pertimbangan dalam dikumpulkan adalah tentang
pengambilan keputusan apakah apa yang menjadi kekurangan
siswa yang bersangkutan telah dari produk.
atau belum tuntas dalam kurun d. Sumber-sumber yang
waktu berjalannya program diperlukan.
pembelajaran. Sumber-sumber yang
diperlukan dalam evaluasi
d. Sumber-sumber yang formatif bisa berupa ulangan
diperlukan. harian atau buku tugas yang
Karena evaluasi ini berjalan dimiliki siswa atas tugas yang
dalam kurun waktu tertentu, telah diberikan oleh guru.
maka sumber-sumber yang e. Prosedur pengumpulan data
diperlukan dalam pelaksanaan (proses, waktu, tempat, dan
evaluasi sumatif ini juga data subjek).
dalam kurun waktu tertentu 1) Proses dilakukannya
seperti hasil UTS, UAS,UAN pengumpulan data pada
dan lainnya. evaluasi formatif yaitu
pada waktu itu juga.
e. Prosedur pengumpulan data Maksudnya yaitu ketika
(proses, waktu, tempat, dan guru memberikan materi
subjek). pada siswanya dalam
1) Proses proses pembelajaran baik
Proses dalam pengumpulan itu satu pokok bahasan
data pada evaluasi sumatif maupun satu kompetensi
ini terbagi menjadi dua: dasar yang selanjutnya
a) Data dikumpulakan guru memberikan
langsung setelah pertanyaan kepada
diadakan evaluasi siswanya berkaitan dengan
sumatif (UTS, UAS). materi itu juga atau
b) Data dikumpulkan mengadakan ulangan
dengan cara mentabulasi harian untuk mengetahui
data dari hasil evaluasi seberapa jauh siswa
formatif, ulangan harian tersebut mampu menguasai
dan tugas misalnya. materi yang telah diberikan
Selanjutnya data hasil oleh guru. Jadi bisa
dari evaluasi formatif ini dikatakan dalam evaluasi
dijadikan satu dengan formatif ini
hasil dari evaluasi pelaksanaannya bersamaan
sumatif yang akan dengan dilaksanakannya
muncul sebuah nilai proses pembelajaran dan
akhir. Di mana nilai ini tidak menunggu kurun
akan digunakan untuk waktu tertentu seperti pada
menentukan tingkat evaluasi sumatif (UTS atau
kelulusan siswa (peserta UAS).
didik) selama mengikuti 2) Seperti yang sudah
program pembelajaran. dijelaskan di atas, bahwa
2) Waktu pelaksanaan evaluasi
Waktu dilaksakannya formatif pada waktu
pengumpulan data dari berlangsungnya proses
evaluasi sumatif ini yaitu pembelajaran, sehingga
pada akhir program . intesitas pelaksanannya
3) Tempat lebih sering dibanding
Dalam pelaksanaan evaluasi dengan evaluasi sumatif
sumatif ini, tempat yang dilakukan dalam
berlangsungnya evaluasi kurun waktu tertentu.
ditentukan oleh guru dan 3) Tempat untuk
lembaga terkait. berlangsungnya
4) Subjek pelaksanaan evaluasi
Evaluasi sumatif ini formatif ini yaitu
dilaksanakan oleh guru, berdasarkan kesepakatan
waka kurikulum dan antara guru dan siswa
lembaga terkait. ataupun keputusan dari
guru saja.
f. Prosedur analisis data (proses, 4) Subjek yang melaksankan
waktu, dan subjek). evaluasi formatif ini yaitu
1) Proses guru dan siswa sesuai
Analisis data dalam evaluasi dengan maksud
sumatif ini dilakukan dilaksanakannya evaluasi
dengan cara menganalisis formatif tersebut.
hasil evaluasi sumatif dan
kumpulan dari hasil f. Prosedur analisis data (proses,
evaluasi formatif yang waktu, dan subjek).
selanjutnya diambil satu 1) Proses analisis data dalam
kesimpulan nilai untuk evaluasi formatif ini yaitu
menentukan posisi peserta dengan pengumpulan data-
didik ataupun lulus tidaknya data siswa setelah melalui
peserta didik dalam kurun beberapa proses
waktu dilaksanakannya pembelajaran dan
program pembelajaran. dilakukan evaluasi
2) Waktu formatif. Data-data
Waktu dilakukannya tersebut bisa berupa
evaluasi sumatif yang catatan pribadi guru
digunakan untuk analisis tentang tingkat keaktifan
data yaitu setelah semua siswa ataupun hasil
data dikumpulkan baik data ulangan harian siswa.
yang berasal dari hasil 2) Untuk waktu pelaksanaan
evaluasi formatif maupun analisis evaluasi formatif
evaluasi sumatif. sama dengan pada waktu
3) Subjek pengumpulan data di atas
Subjek yang melakukan yaitu ketika
analisis data dalam evaluasi berlangsungnya proses
sumatif ini diantaranya pembelajaran yang
yaitu guru, waka kurikulum selanjutnya ditabulasi
dan lembaga terkait. hingga terkumpul beberapa
data selama satu program
g. Laporan pembelajaran yang akan
Laporan hasil evaluasi sumatif digabungkan dengan hasil
ini bisa berupa rapor, buku dari evaluasi sumatif,
kepribadian siswa dan sehingga muncul sebuah
sebagainya. nilai akhir.
3) Subjek yang melakukan
analisis dalam evaluasi
formatif juga sama dengan
subjek yang melakukan
pengumpulan data yaitu
guru dan siswa (pendidik
dan peserta didik).

g. Laporan
Laporan yang digunakan
dalam evaluasi formatif bisa
berupa kumpulan tugas-tugas
yang telah diberikan guru
kepada siswanya atau catatan
pribadi guru terhadap masing-
masing siswa.
INSTRUMEN Tes Tes dan Non tes
PELAKSANAAN Jenis evaluasi ini dilaksanakan Jenis evaluasi ini wajib
setelah guru menyelesaikan dilaksanakan oleh guru bidang
pengajaran yang diprogramkan studi setelah selesai mengajarkan
untuk setengah semester atau satu satu unit pengajaran tertentu.
semester dan kawasan bahasanya Pelaksanaan evaluasi ini tidak
sama dengan kawasan bahan yang harus melibatkan banyak pihak
terkandung di dalam satuan seperti yang terdapat pada
program semester. Evaluasi ini evaluasi sumatif, cukup sampai
biasanya dilakukan secara pada guru dan siswa saja.
menyeluruh dan bersifat formal, Adapun waktunya yaitu bisa
karena pelaksana dari evaluasi ini dilakukan pada waktu itu juga
tidak hanya guru saja, melainkan ketika guru selesai mengajarkan
siswa dan juga lembaga terkait lalu diberikan pertanyaan-
(sekolah). Ujian Akhir Semester pertanyaan seputar topic yang
(UAS) misalnya, untuk baru saja disampaikan atau bisa
pelaksanaan UAS ini biasanya juga dilakukan setiap kompetensi
dilakukan serentak kepada siswa dasar selesai dalam bentuk
satu sekolah tersebut dan harus ulangan harian.
melibatkan TU juga waka
kurikulum untuk
pengadministrasian soal.
FUNGSI Evaluasi Sumatif bertujuan untuk Evaluasi formatif bertujuan untuk
keperluan penentuan angka memperbaiki proses belajar
kemajuan atau hasil belajar siswa mengajar. Dengan maksud agar
selama beberapa unit pengajaran. segera dapat mengetahui
Evaluasi sumatif juga dilakukan kemungkinan adanya
untuk membantu lembaga terkait penyimpangan-penyimpangan,
dalam menentukan keputusan ketidak sesuaian pelaksanaan
apakah akan melanjutkan program dengan rencana yang telah
yang dinilai sukses atau apakah disusun sebelumnya. Evaluasi
akan menghentikannya. Selain formatif dilakukan juga untuk
pada fungsi di atas, tujuan membantu perancang program
evaluasi sumatif juga untuk dan atau staf untuk
mengoleksi dan menampilkan menyempurnakan program yang
informasi yang diperlukan dalam sedang dikembangkan atau yang
mendukung pengambilan sedang berjalan. Kemudian hasil
kesimpulan dan keputusan tentang dari evaluasi formatif ini
program serta nilainya. digunakan untuk merevisi
Selanjutnya hasil dari evaluasi aktivitas, penugasan, dan
sumatif ini akan digunakan untuk komponen lainnya di dalam
membantu memutuskan apakah program.
suatu program akan dilanjutkan,
dihentikan atau bagaimana cara
pengembangan atau
menghentikannya.
SIFAT a. Jangka panjang. Evaluasi ini a. Jangka pendek. Evaluasi ini
EVALUASI dilaksanakan setelah beberapa dilaksanakan setiap satu unit
kompetensi diajarkan pengajaran (satu topik atau
(pertengahan atau akhir pokok bahasan) tertentu.
semester). Contoh : Ujian Contoh : guru memberikan
Tengah Semester (UTS), Ujian pertanyaan setelah selesai
Akhir Semester (UAS). memberikan materi.
b. Lingkup bahannnya luas. b. Lingkup bahannya sempit.
c. Evaluasi sumatif dilakukan c. Menuntut perhatian yang
dengan menggunakan cukup untuk memantau
pembanding, yaitu implementasi program dan
perbandingan hasil pencapaian tujuan.
perencanaan program dengan d. Dalam upaya untuk
tujuan yang ditetapkan oleh meningkatkan program,
perencana program dan diperlukan pemahaman
detailnya tercantum dalam tentang kemajuan program
perencanaan program. kea rah pencapaian obyektif
d. Semakin jelas program dan sehingga peluang melakukan
terukurnya tujuan, konsistensi, perubahan dalam komponen
materi dan aktivitas semakin program dapat dilakukan.
cocok dilakukannya evaluasi e. Evaluasi formatif
sumatif. memerlukan waktu lama
sebab membutuhkan
e. Sasaran utama evaluasi sumatif familiaritas akan banyak
yaitu penentu kebijakan. aspek program dan
f. Peran utama evaluator adalah melengkapi personil program
independen dengan informasi serta
g. Metodologi yang digunakan wawasan untuk membantu
dalam evaluasi sumatif ini mereka memperbaikinya
yaitu kuantitatif, kadangkala f. Evaluasi formatif tidak perlu
diperkaya dengan kualitatif dilakukan jika tidak ada
h. Mekanisme utama laporan peluang melakukan
yaitu laporan formal perubahan untuk suatu
i. Frekuensi pelaporan yaitu saat perbaikan.
menyimpulkan g. Sasaran utamanya yaitu
j. Penekanan dalam laporan : pelaksana program.
1) Hubungan makro antara h. Peran utama evaluator sebagai
konteks-proses-hasil interaktif.
2) Implikasi untuk kebijakan, i. Metodologi yang dilakukan
control administrative dan yaitu kualitatif dan kuantitatif
manajemen. dengan lebih ditekankan pada
k. Syarat untuk kredibilitas yaitu situasi sebelumnya.
obyektivitas saintifik j. Mekanisme utama pelaporan
yaitu diskusi dan interaksi
pertemuan informal.
k. Frekuensi pelaporan
berulang-ulang.
l. Penekanan dalam laporan :
1) Hubungan diantara konteks
dan hasil
2) Hubungan diantara proses
dan hasil
3) Implikasi untuk
pelaksanaan program dan
perubahan spesifik saat
pelaksanaan.
m. Syarat untuk kredibilitas :
1) Kesepakatan antara siswa
dan guru (peserta didik dan
pendidik)
2) Advokasi atau
kepercayaan.
5. Penilaian Hasil Belajar (PHB)

x
X f fX X2 f.X2
(X-Me)
40 1 40 -30.775 947.100625 947.100625
43 1 43 -27.775 771.450625 771.450625
45 1 45 -25.775 664.350625 664.350625
48 2 96 -22.775 518.700625 1037.40125
49 1 49 -21.775 474.150625 474.150625
50 2 100 -20.775 431.600625 863.20125
55 1 55 -15.775 248.850625 248.850625
57 1 57 -13.775 189.750625 189.750625
60 1 60 -10.775 116.100625 116.100625
62 1 62 -8.775 77.000625 77.000625
64 1 64 -6.775 45.900625 45.900625
65 2 130 -5.775 33.350625 66.70125
68 1 68 -2.775 7.700625 7.700625
70 1 70 -0.775 0.600625 0.600625
73 1 73 2.225 4.950625 4.950625
74 2 148 3.225 10.400625 20.80125
75 3 225 4.225 17.850625 53.551875
76 2 152 5.225 27.300625 54.60125
78 1 78 7.225 52.200625 52.200625
79 1 79 8.225 67.650625 67.650625
80 2 160 9.225 85.100625 170.20125
81 1 81 10.225 104.550625 104.550625
82 1 82 11.225 126.000625 126.000625
85 2 170 14.225 202.350625 404.70125
87 1 87 16.225 263.250625 263.250625
90 2 180 19.225 369.600625 739.20125
91 1 91 20.225 409.050625 409.050625
93 1 93 22.225 493.950625 493.950625
95 1 95 24.225 586.850625 586.850625
98 1 98 27.225 741.200625 741.200625
∑X=21 N=40 ∑fX=28 ∑x=- ∑x2 ∑f.X2=9802.97
13 31 10.25 8088.86875 5

F = frekuensi
∑fX ∑fx2
𝑀𝑒 = 𝑆𝐷 = √
𝑁 𝑁

2831 9802.975
𝑀𝑒 = 𝑆𝐷 = √
40 40

𝑀𝑒 = 70.775 𝑆𝐷 = √245.074375
𝑆𝐷 = 15.6548

a. Batas lulus = M + 0.25 SD


= 70.775 + 0.25 x 15.6548
= 70.775 + 3.9137
= 74.6887

20
Persentase mahasiswa yang lulus = x 100 %
40
= 50 %
b. Tabel nilai ketuntasan minimal kelompok

PAP (Ketuntasan Minimal Kelompok)


X NK F Ketuntasan
40 40,81632653 1 TIDAK TUNTAS
43 43,87755102 1 TIDAK TUNTAS
45 45,91836735 1 TIDAK TUNTAS
48 48,97959184 2 TIDAK TUNTAS
49 50 1 TIDAK TUNTAS
50 51,02040816 2 TIDAK TUNTAS
55 56,12244898 1 TIDAK TUNTAS
57 58,16326531 1 TIDAK TUNTAS
60 61,2244898 1 TIDAK TUNTAS
62 63,26530612 1 TIDAK TUNTAS
64 65,30612245 1 TIDAK TUNTAS
65 66,32653061 2 TIDAK TUNTAS
68 69,3877551 1 TIDAK TUNTAS
70 71,42857143 1 TIDAK TUNTAS
73 74,48979592 1 TIDAK TUNTAS
74 75,51020408 2 TUNTAS
75 76,53061224 3 TUNTAS
76 77,55102041 2 TUNTAS
78 79,59183673 1 TUNTAS
79 80,6122449 1 TUNTAS
80 81,63265306 2 TUNTAS
81 82,65306122 1 TUNTAS
82 83,67346939 1 TUNTAS
85 86,73469388 2 TUNTAS
87 88,7755102 1 TUNTAS
90 91,83673469 2 TUNTAS
91 92,85714286 1 TUNTAS
93 94,89795918 1 TUNTAS
95 96,93877551 1 TUNTAS
98 100 1 TUNTAS

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢


NK = 𝑥 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

NK = Nilai ketuntasan kelas


Berdasarkan tabel di atas, maka didapatkan jumlah mahasiswa yang tuntas
sebanyak 22 mahasiswa. Jadi, mahasiswa yang dinyatakan memenuhi ketuntasan
minimal kelompok adalah:
∑ 𝑚𝑎ℎ𝑎𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑚𝑎ℎ𝑎𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 = ∑ 𝑚𝑎ℎ𝑎𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑥 100%
22
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑚𝑎ℎ𝑎𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 = 40 x 100%

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑚𝑎ℎ𝑎𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 = 55 %

c. Persentase mahasiswa yang memenuhi ketuntasan minimal individu dengan


menggunakan acuan patokan skor ketuntasan 75 dapat dilihat dalam tabel berikut:

X f Ketuntasan
40 – 44 2 TIDAK TUNTAS
45 -49 4 TIDAK TUNTAS
50 – 54 2 TIDAK TUNTAS
55 – 59 2 TIDAK TUNTAS
60 – 64 3 TIDAK TUNTAS
65 – 69 3 TIDAK TUNTAS
70 – 74 4 TIDAK TUNTAS
75 – 79 7 TUNTAS
80 – 84 4 TUNTAS
85 – 89 3 TUNTAS
90 – 94 4 TUNTAS
95 - 99 2 TUNTAS

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa frequensi mahasiswa yang meiliki
ketuntasan individu berdasarkan acuan patokan skor ketuntasan 75 adalah sebanyak 20
mahasiswa. Maka, untuk persentase mahasiswa yang memenuhi ketuntasan minimal
individu adalah :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑎ℎ𝑎𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠
Ketuntasan minimal individu = 𝑥 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑚𝑎ℎ𝑎𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
20
= x 100%
40

= 50 %

Anda mungkin juga menyukai